BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Utami Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Data Untuk membangun suatu sistem aplikasi, basis data merupakan pemodelan keadaan dari Real word atau dunia nyata. Upaya perancangan basis data dapat ditempuh dengan membuat sebuah model dari awal sama sekali sampai dilakukan perbaikanperbaikan untuk mendapatkan sebuah model data yang lebih permanen dan lebih mendekati pada keadaan yang sebenarnya. Menurut SilberSchatz et al. (2002), model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, semantik (makna) data dan batasan data. Model basis data relasional merupakan salah satu model basis data disamping ada model basis data hirarki dan model basis data jaringan (network). Model basis data relasional adalah model yang menggunakan kumpulan table yang masing-masing tabelnya terdiri dari kumpulan baris/record dan atribut/field Basis Data Relasional Basis data relasional adalah basis data yang setiap entitasnya disimpan kedalam tabeltabel. Basis data akan dipilah-pilah kedalam berbagai tabel 2 dimensi. Setiap table terdiri atas lajur mendatar yang disebut baris data (row atau record) dan jalur vertikal yang biasa disebut kolom (column atau field). 2.2 Entity Relationship Model Dalam membuat sebuah Basis Data, hal pertama yang harus dilakukan adalah mendesain tabel tabel yang akan digunakan untuk menyimpan data sesuai bisnis proses yang kita inginkan. Proses konseptual adalah pandangan secara konsep
2 7 tentang basis data. Pandangan konseptual ini tentunya harus bisa diimplementasikan kedalam bentuk tabel, karena basis data relasional hanya mengenal tabel. ER adalah salah satu pemodelan basis data konseptual yang menggambarkan basis data ke dalam bentuk Entitas-Entitas dan Relasi yang terjadi di antara entitas entitasentitas yang ada(silberschatz,et SilberSchatz,et al. 2002) 2002). Entitas diartikan sebagai objek objek didunia nyata yang bisa dibedakan dengan objek yang lain. Relasi diartikan sebagai hubungan yang terjadi diantara satu entitas dengan entitas yang lainnya Entitas dan Himpunan Entitas Definisi entitas adalah objek yang dirasa penting di sistem tersebut, yg bisa berupa : Objek Konkrit Contoh : Orang, Buku Objek Abstrak Contoh : Jadwal, Pinjaman, Tabungan Bambangadalah salah satu contoh dari entitas. Sedangkan bambang, susi, sumarno arno merupakan himpunan him entitas orang. Dapat dikatakan katakan bahwa Himpunan Entitas (Entity Set) : Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama. Kumpulan entitas orang oran dengan karakteristik mempunyai unyai nim, prodi, dsb bisa dikatakan katakan merupakan himpunan entitas mahasiwa. Entitas menunjuk kepada pada individu suatu objek sedangkan himpunan entitas menunjuk pada rumpun (family) dari individu tersebut. Gambar Himpunan Entitas Mahasiswa
3 8 Sebuah entitas / himpunan entitas dapat di gambarkan / di notasikan dengan sebuah gambar persegi panjang. Berikut merupakan contoh entitas mahasiwa, jadwal dan pinjaman. Gambar Contoh Himpunan Entitas Setiap entitas mempunyai atribut yang melekat pada entitas tersebut. Berikut gambaran konseptual basis data (* entitas dan atribut) yang direfleksikan kedalam bentuk fisik dari basis data (* tabel dan kolom). Gambar Gambaran Himpunan Entitas di Tabel Atribut Atribut merupakan gambaran karakteristik dari sebuah entitas atau himpunan entitas. Contoh : atribut untuk himpunan entitas mahasiswa adalah nim, nama, alamat, ipk, program studi, hobi,, dsb.setiap dsb. atribut mempunyai domain value set yaitu batasan batasan yg dibolehkan bagi suatu atribut Relasi ER menggambarkan entitas-entitas entitas entitas dengan atributnya yang saling berelasi. Relasimenggambarkan menggambarkan hubungan antara entitas satu dengan entitas yang lain sesuai dengan proses bisnisnya. Notasi relasi relasi didalam diagram ER digambarkan dengan notasi belah ketupat. Perhatikan contoh relasi antara mahasiswa dengan organisasi berikut.
4 9 Gambar Relasi digambarkan dengan belah ketupat Gambar di atas menunjukkan hubungan antara entitas mahasiswa dan entitas organisasi. Relasi yang terjadi adalah relasi mempunyai, dimana mahasiwa mempunyai organisasi. Entitas mahasiwa memiliki atribut nim, nama, alamat, prodi, ipk, dsb. Sedangkan entitas organisasi memiliki atribut kd_organisasi, nama_organisasi, jenis_organisasi (* olahraga/kesenian/jurusan dsb) Kardinalitas Relasi Kardinalias relasi menggambarkan banyaknya jumlah maksimum entitas dapat ber-relasi relasi dengan entitas pada himpunann entitas yang lain. Pada himpunan relasi biner, pemetaan kardinalitas relasi dapat berupa salah satu dari pilihan berikut : Satu ke Satu Gambar Relasi dengan Kardinalitas 1 ke 1 Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan maksimal 1 entitas di himpunan entitas B. Asumsi si penulis akan membuat sebuah tugas yaitu menjadi pj_cuci_piring. 1 Orang di tugaskan untuk menjadi pj_cuci_piring di maksimal 1 hari. Begitupun juga jika di balik, pada 1 hari, maksimal 1 orang yang menjadi pj_cuci_piring. Dari A ke B kardinalitasnya maksimal 1, dan dari B ke A kardinalitasnya maksimal 1. Oleh karena ituu relasi ini berkardinalitas 1 ke 1.
5 10 Satu ke Banyak Gambar 2.6 Relasi dengan Kardinalitas 1 ke Banyak Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan banyak entitas di himpunan entitas B. Asumsi yang berbeda di pakai ketika memandang relasi ini, 1 orang bisa memperoleh pj_cuci_piring untuk > 1 hari. Tetapi 1 hari hanya di pj-kan hanya untuk maksimal 1 orang. Dari A ke B kardinalitasnya maksimal adalah banyak, dan dari B ke A kardinalitasnya maksimal 1. Oleh karena itu relasi ini berkardinalitas 1 ke banyak. Banyak ke Satu Gambar 2.7 Relasi dengan Kardinalitas Banyak ke 1 Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan maksimal 1 entitas di himpunan entitas B. Asumsikan bahwa untuk 1 hari pj_cuci_piring boleh di berikan pada banyak orang, sedangkan 1 orang hanya di berikan tugas untuk menjadi pj_cuci_piring sebanyak maksimal 1 hari. Dari A ke B kardinalitasnya
6 11 maksimal adalah 1, dan dari B ke A kardin kardinalitasnya alitasnya maksimal adalah banyak. Oleh karena itu relasi ini berkardinalitas banyak ke 1. Banyak ke Banyak Gambar Relasi dengan Kardinalitas Banyak ke Banyak Relasi di atas menggambarkan bahwa untuk setiap entitas di himpunan entitas A berpasangan dengan maksimal banyak entitas di himpunan entitas B. Asumsikan A sikan bahwa dalam 1 hari pj_cuci_piring bisa di bebankan pada banyak orang dan 1 orang bisa di bebankan untuk menjadi pj_cuci_piring lebih dari 1 hari. Dari A ke B kardinalitasnya maksimal adalah banyak, banyak, dan dari B ke A kardinalitasnya maksimal adalah banyak. Oleh karena itu relasi ini berkardinalitas banyak ke banyak Diagram ER Merupakan diagram model konseptual untuk menggambarkan struktur logis dari basisdata berbasis grafis. Gambar 2.9 Contoh Diagram ER
7 12 Notasi yang digunakan di Diagram ER adalah : o Garis : Link yang menghubungkan atara Entitas dengan atribut,dan dan entitas dengan relasi atau entitas 2.3 o Elips dobel :Menunjukkan atribut yang multivalued o Elips garis terputus :Menunjukkan atribut turunan Konversi ER ke Tabel T Himpunan Entitas Lemah Secara ecara umum, Himpunan Entitas Lemah tidak memiliki primary key dan selalu bergantung pada entitas lain. Notasi entitas lemah digambarkan dengan double persegi panjang, sedangkan relasi untuk himpunan entitas lemah digambarkan dengan double diamond. Diskriminator / key parsialadalah parsial atribut-atribut yang dapatt membedakan membedak entitas-entitas entitas yang terdapat di himpunan entitas lemah. Diskriminator tidak sama dengan primary key.. Konsep diskriminator hanya di pakai pada himpunan entitas lemah. Primary key pada Himpunan Entitas lemah ada 2 yaitu primary key dari entitas kuat yg berelasi dan diskriminator / key parsialnya. Diskriminator di notasikan dengan garis bawah yang putus putus. Gambar Contoh Himpunan Entitas Lemah Relasi di atas menggambarkan bahwa seorang pegawai mendapatkan fasilitas tunjangan dari perusahaan tempat dia bekerja. Tunjangan dalam hal ini adalah entitas lemah. Tunjangan sebagai entitas tidak bisa berdiri sendiri, tunjangan harus bergantung pada entitas as pegawai (* tidak akan ada tunjangan jika tidak ada pegawai).
8 13 Kardinalitas relasi yang terjadi pada himpunan entitas lemah biasanya merupakan banyak ke 1 atau 1 ke banyak dengan kardinalitas 1 di himpunan entitas yang lebih kuat Spesialisasi Spesialisasi merupakan proses desain top-down dengan mendesain subgrouping didalam didalam himpunan entitas yang berbeda dari himpunan entitas. Tujuan dari spesialisasi adalah memberikan gambaran konseptual tentang perbedaan karakteristik dari himpunan entitas itas yang hampir serupa dengan konsep sub grouping / pengelompokan. Subgrouping di atas menjadi himpunan entias yang levelnya lebih rendah dan memiliki atribut tersendiri yang tidak dimiliki pada level di atasnya. Atribut ini khas dan merupakan pembeda dar dari entitas di subgroup yang lain. IS A dinotasikan den dengan gambar segitiga berlabelis berlabelisa. Sifat dari spesialisasi adalah inheritan atribut yaitu atribut pada level tinggi secara otomatis akan di turunkan pada level di bawahnya. Gambar 2.11 Contoh Spesialisasi Contoh di atas menggambarkan bahwa entitas pegawai mempunyai 2 subgroup yaitu pegawai tetap dan pegawai honorer. Kedua entitas pegawai tetap dan pegawai honorer sama sama mempunyai atribut turunan yaitu nama dan id_pegawai dari entitas pegawai. Perbedaan dari pegawai tetap dan pegawai honorer terdapat di atribut yang melekat pada subgroup-nya. nya. Atribut besar tunjangan dan gaji perbulan
9 14 hanya terdapat di himpunan entitas pegawai tetap, sedangkan atribut upah per jam dan jumlah jam kerja terdapat di himpunan entitas pegawai honorer. 2.4 Normalisasi Normalisasi merupakan cara pendekatan lain dalam membangun desain logik basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan criteria standar untuk menghasilkan stuktur tabel yang normal. Adapun bentuk normalisasi antara lain : Bentuk normal tahap pertama (1st Normal Form/1NF) Syaratnya jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribut) atau dengan kata lain atribut yang atomik. Bentuk normal tahap kedua (2nd Normal Form/2NF) Syaratnya, memenuhi bentuk normal tingkat pertama, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional (KF) pada key primer yang utuh. Bentuk normal tahap ketiga (3th Normal Form/3NF) Syaratnya, memenuhi bentuk normal tingkat kedua. Tidak terdapat ketergantungan fungsi transitif ( transitive functional dependency), yaitu tidak terdapat ketergantungan fungsi antara atribut atribut bukan kunci ke atribut bukan kunci lainnya dalam tabel. 2.5 Optimasi Query Konsep Dasar Optimasi Query Menurut SilberSchatz et al. (2002), query adalah sebuah pernyataan yang meminta pengaksesan informasi. Query (permintaan) merupakan metode pengaksesan yang paling sering digunakan. Dalam DBMS, query dinyatakan dalam SQL (Structured Query Languange). Dalam Database Management System (DBMS), query di proses melalui tahapan berikut :
10 15 Gambar 2.12 Tahapan Pemrosesan Query Sebuah query yang diekspresikan dalam sebuah bahasa query tingkat tinggi seperti SQL mula-mula harus dibaca, diuraikan dan disahkan (parser and translator). Query tersebut kemudian dibentuk menjadi sebuah struktur data yang biasa disebut dengan query tree. Dan kemudian DBMS (Database management system) harus merencanakan sebuah strategi eksekusi untuk mendapatkan kembali hasil dari query dari file-file database. Query Optimizer memeriksa semua ekspresi-ekspresi aljabar yang sama untuk query yang diberikan dan memilih salah satu dari ekspresi tersebut yang terbaik yang memiliki perkiraan termurah. Dengan kata lain, tugas dari query optimizer adalah menghasilkan sebuah rencana eksekusi. Proses ini disebut dengan optimisasi query. Output dari Optimizer adalah evaluation plan, yaitu urutan rencana proses eksekusi query oleh DBMS. Optimasi query merupakan sebuah proses untuk memilih evaluation plan yang terbaik untuk suatu query (Lewis, 2006). Query optimizer adalah bagian dari DBMS yang melakukan fungsi optimasi query. Ada beberapa tahapan dalam optimasi query, yaitu (Ramakrishnan, 1998) : 1. Membangkitkan plan-plan alternatif yang akan dipilih sebagai evaluation plan. 2. Mengestimasi biaya eksekusi untuk setiap alternatif plan yang dihasilkan pada tahap satu. Dari beberapa plan yang diperhitungkan, query optimizer memilih satu plan optimal, yaitu plan dengan estimasi biaya terkecil.
11 16 Optimasi query dapat dikategorikan menjadi 2 bagian, antara lain : 1. Cost Based Optimization Pemilihan plan berdasarkan pada perkiraan biaya untuk setiap alternatif plan. Optimizer akan memutuskan rencana eksekusi (execution plan ) mana yang terbaik dan paling efisien dengan mempertimbangkan pada ketersediaan path aksesnya dan juga berdasar pada statistik informasi untuk skema objek (tabel/indeks) yang di akses oleh sebuah sql statement. Secara konsep, pendekatan cost-based terdiri atas 3 langkah berikut : Optimizer membangkitkan seperangkat rencana eksekusi yang potensial untuk SQL Statement berdasar pada ketersediaan path dan petunjuk tentang sql statement tersebut. Optimizer memperhitungkan cost pada tiap rencana eksekusi berdasarkan statistik pada kamus data untuk distribusi data dan karakteristik maupun informasi tentang penyimpanan dari tabel, indeks, dan partisi yang di akses oleh sebuah sql statement. Optimizer membandingkan biaya setiap execution plan, dan kemudian memilih plan dengan biaya paling rendah Adapun beberapa catatan mengenai hal ini, yaitu : Cost dapat diartikan sebagai sebuah nilai resource yg dibutuhkan untuk eksekusi sql statement dari beberapa execution plannya Optimizer menghitung cost dari tiap kemungkinan metode akses dan urutan pen-joinan berdasar estimasi resource seperti CPU time, memori,i/o untuk ekseskusi statement sql menggunakan plan Execution plan secara serial dengan cost besar butuh waktu eksekusi lebih banyak daripada cost yg kecil Execution plan secara parallel, penggunaan resource tidak langsung berpengaruh pada waktu yg dibutuhkan untuk eksekusi statement sql
12 17 2. Rule Base Optimization Pemilihan plan mengacu pada heuristic / petunjuk baku yang menentukan prioritas eksekusi suatu operasi. Pada dasarnya tujuan dari optimasi query menemukan jalan akses yang termurah untuk meminimumkan total waktu pada saat proses sebuah query. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan optimizer untuk melakukan analisa query dan untuk melakukan pencarian jalan akses Metode Akses Metode akses /access method adalah metode-metode yang dapat dilakukan untuk mengakses tuple dalam suatu relasi. Sebuah metode akses dapat berupa file scan ataupun indeks dengan kondisi seleksi tertentu (Ramakrishnan, 1998). Indeks adalah suatu metoda pengaksesan file data dari disk dengan menyimpan alamat entri data file tersebut pada file lain yang berukuran lebih kecil dan lebih cepat diakses. Indeks yang biasanya dipakai adalah indeks B+Tree dan Hash. Indeks B+Tree dapat menjadi metode akses untuk seleksi operator <, <=, =,!=, >=, atau >. Indeks hash dapat menjadi metode akses untuk seleksi dengan operator =. Selektivitas sebuah metode akses adalah jumlah block yang diambil dengan menggunakan metode akses tersebut. Metode akses yang paling selektif adalah metode akses yang mengambil block paling sedikit. Penggunaan metode akses yang paling selektif akan meminimalkan biaya pengambilan data Perhitungan Cost Operasi Query Cost dari operasi query dapat dihitung dengan menjumlahkan beberapa parameter, antara lain : biaya pengaksesan disk dan waktu proses CPU. Pengaksesan disk merupakan faktor terpenting. Hal ini dikarenakan pengaksesan disk memakan biaya lebih besar dibandingkan operasi dalam memori utama. Pada tugas akhir ini parameter yang digunakan hanya biaya pengaksesan disk dimana merupakan jumlah pengambilan page dari disk ke memori.
13 18 Sintaks umum SQL adalah sebagai berikut : SELECT <daftar Attribute> FROM <daftar Tabel> WHERE <kondisi> Dalam aljabar relasional, pernyataan SQL diatas terdiri atas beberapa operasi yaitu projection, selection, dan join. Operasi select terdapat pada term-term klausa WHERE. Operasi project terdapat pada daftar atribut list klausa SELECT. Operasi join terdapat pada klausa FROM yang menyatakan daftar relasi lebih dari satu. Kondisi join ditentukan dari term-term pada klausa WHERE. 1. Operasi Select Operasi Select adalah operasi SQL yang digunakan untuk memilih sebuah subset tuple-tuple dari sebuah relasi berdasarkan kondisi tertentu. Kondisi tersebut terdapat dalam bentuk term-term pada klausa WHERE. Pada umumnya, operasi select ditunjukkan oleh : <kondisi pilihan>(r) 2. Operasi Project Operasi Project adalah operasi SQL yang digunakan untuk memilih atribut-atribut tertentu dari suatu relasi dan membuang atribut-atribut lainnya yang tidak diperlukan. Pada umumnya operasi project ditunjukkan oleh : π<daftar attribute>(r) 3. Operasi Join Operasi Join adalah operasi SQL yang digunakan untuk mengkombinasikan hubungan tuple-tuple dari dua relasi dengan suatu kondisi penggabungan tertentu.pada umumnya operasi project pada dua relasi R(A1,A2, An) dan S(B1,B2, Bm) ditunjukkan oleh : R <kondisi join> (S)
14 19 Dua relasi yang terlibat dibedakan menjadi relasi luar dan relasi dalam. Untuk memudahkan, dalam left deep plan terdapat konversi yaitu sub plan kiri (L) dianggap sebagai relasi luar dan sub plan kanan (R) dianggap sebagai relasi dalam Pemrosesan Querypada Oracle 10g Pada saat sebuah query diproses, Oracle server prosesakan memeriksa apakah blok data yang dibutuhkan ada di database buffer cache. Jika blok yang dibutuhkan tidak terdapat di database buffer cache, maka server process akan melakukan pembacaan untuk mencari blok yang dibutuhkan di data file untuk kemudian meletakkan salinannya di database buffer cache. Jika saat pemrosesan query berikutnya memerlukan blok yang sama dengan query sebelumnya, maka pemrosesan query tersebut tidak memerlukan pembacaan data ke file fisik. Blok data yang berada di memory dan tidak sering diakses akan dikeluarkan dari database buffer cache Explain Plan Explain plan adalah suatu perintah yang digunakan untuk menampilkan perintah eksekusi suatu query. Dengan memanfaatkan explain plan kita bisa melihat langkah eksekusi yang diambil oleh oracle, sehingga kita bisa meningkatkan performansi query kita. Optimizer mengambil informasi tentang objek dan tipe dari query yang dijalankan, kemudian memberikan keputusan bagaimana suatu query akan dieksekusi. Contoh dari explain plan : EXPLAIN PLAN SET statement_id = 'example_plan1' FOR SELECT full_name FROM per_all_people_f WHERE UPPER(full_name) LIKE 'Pe%' ; Plan SELECT STATEMENT TABLE ACCESS FULL PER_ALL_PEOPLE_F
15 20 Diatas menunjukan suatu contoh execution plan dari sebuah SELECT statement. Tabel per_all_people_f diakses menggunakan full table scan.seriap baris dalam tabel per_all_people_f diakses, klausa WHERE clause dievaluasi untuk setiap row.kemudian SELECT statement mengembalikan row yang memenuhi klausa where. 2.6 RAID Konsep RAID Dalam media penyimpanan data, disk rentan akan kerusakan yang akan mengakibatkan hilangnya data dan turunnya kinerja disk. Salah satu cara dalam meningkatkan kinerja dan performansi disk adalah RAID. RAID singkatan dari Random Array of Inexpensive Disk. Metodenya dengan membentuk suatu sistem dari beberapa harddisk/drive sehingga terbentuk satu partisi dari beberapa harddisk, dimana biasanya kita melakukan pembagian banyak partisi pada satu harddisk. Kegunaan RAID adalah sebagai media perlindungan penyimpanan data sehingga reliability data terjaga. RAID merupakan gabungan beberapa harddisk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Peningkatan Kehandalan dan Kinerja dari disk dapat dicapai melalui dua cara (SilberSchatz,et al. 2002) : 1. Redudansi Peningkatan kehandalan disk dapat dilakukan dengan redundansi, yaitu menyimpan informasi tambahan yang dapat dipakai untuk membentuk kembali informasi yang hilang jika suatu disk mengalami kegagalan.salah satu teknik untuk redundansi ini adalah dengan caramirroring atau shadowing, yaitu dengan membuat duplikasi dari tiap - tiap disk. Jadi, sebuah disk logical terdiri dari 2 disk physical, dan setiap penulisan dilakukan pada kedua disk, sehingga jika salah satu disk gagal, data masih dapat diambil dari disk yang lainnya, kecuali jika disk kedua gagal sebelum kegagalan pada disk pertama diperbaiki.pada cara ini, berarti diperlukan media penyimpanan yang dua kali lebih besar daripada ukuran data sebenarnya. Akan tetapi, dengan cara ini
16 21 pengaksesan disk yang dilakukan untuk membaca dapat ditingkatkan dua kali lipat dengan menggunakan RAID controller. Hal ini dikarenakan setengah dari permintaan membaca dapat dikirim ke masing-masing disk. 2. Paralelisme Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan mengakses banyak disk secara paralel. Pada disk mirroring, di mana pengaksesan disk untuk membaca data menjadi dua kali lipat karena permintaan dapat dilakukan pada kedua disk, tetapi kecepatan transfer data pada setiap disk tetap sama. Kita dapat meningkatkan kecepatan transfer ini dengan cara melakukan data striping ke dalam beberapa disk. Data striping, yaitu menggunakan sekelompok disk sebagai satu kesatuan unit penyimpanan, menyimpan bit data dari setiap byte secara terpisah pada beberapa disk (paralel). Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam RAID sebagai berikut : 1. Teknik Stripping Stripping merupakan teknik atau cara untuk pemecahan data ke beberapa disk. Teknik ini meningkatkan performansi harddisk, dimana sekumpulan data dapat dibaca dari beberapa harddisk pada satu waktu. Namun, apabila salah satu harddisk mengalami kegagalan, maka harddisk lain pun tidak dapat berfungsi. 2. Teknik Mirroring Mirroring merupakan teknik atau cara untuk penyalinan data ke lebih dari satu harddisk. Teknik ini dapat meningkatkan proses pembacaan data, namun untuk menulis kinerjanya lebih buruk karena data yang sama akan tertulis pada beberapa harddisk yang tergabung dalam penggabungannya.
17 Standar Level Untuk skema level standard tersusun atas beberapa level. Beberapa variasi dikembangkan untuk non nested level dan nested level. Berikut ini jenis-jenis dari RAID non-nested level : 1. RAID 0 Dikenal dengan modus stripping.membutuhkan minimal 2 harddisk.sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk.sehingga secara logikal hanya "terlihat" sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk). Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Contoh: Peneliti membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 2TB. Harga sebuah harddisk berukuran 500GB adalah Rp ,- sedangkan harga harddisk berukuran 2TB adalah Rp ,-. Maka peneliti dapat membetuk suatu partisi berukuran 2TB dari 4 unit harddisk berukuran 500GB dengan menggunakan RAID 0. Tentunya skenario ini lebih murah karena memakan biaya lebih murah: 4 x Rp ,- = Rp ,-. Lebih murah daripada harus membeli harddisk yang berukuran 2TB.Oleh sebab itu kenapa pada awalnya disebut redundant array of inexpensive disk. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen.dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk.sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca kembali. Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
18 23 Gambar 2.13 RAID 0 2. RAID 1 Biasa disebut dengan modus mirroring.membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya. Proses untuk membaca data dapat dilakukan dengan setengah dari permintaan membaca dikirim ke masing-masing disk (proses membaca data baik) atau membaca data dilakukan dengan membaca dari kedua disk (proses membaca data buruk). Hal ini tergantung kepada RAID Controllernya. Contoh: Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 500GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik.namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan. Gambar 2.14 RAID 1
19 24 3. RAID 2 RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih handal.karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1).Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. Contoh: Peneliti memiliki 5 buah harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 500GB. Jika mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 500GB = 1TB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C,D, E. Gambar 2.15 RAID 2 4. RAID 3 RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. Contoh: Peneliti memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 500GB. Jika mengkonfigurasi
20 25 keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 500GB = 1,5TB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya. Gambar 2.16 RAID 3 5. RAID 4 Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). Kelebihannya yaitu pembacaan data transaksi dan tingkat perpindahan saat penggabungan proses baca sangat tinggi. Akan tetapi data sulit dibentuk ulang jika terjadi kegagalan disk,serta penulisan data transaksi dan tingkat perpindahan saat penggabungan proses tulis sangat buruk. Gambar 2.17 RAID 4
21 26 6. RAID 5 RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja. Kekurangan dari RAID 5 adalah sulit untuk membentuk kembali jika terjadi kegagalan disk. Gambar 2.18 RAID 5
Perancangan Basis Data Relasional. (Entity Relationship Model) By : Hanung N. Prasetyo
Perancangan Basis Data Relasional (Entity Relationship Model) By : Hanung N. Prasetyo Database Model Definisi Pemodelan ER ER adalah salah satu pemodelan basis data ke dalam bentuk Entitas-Entitas dan
Lebih terperinciPerancangan Basis Data Relasional. Bab IV Converting ER Model To Table
Perancangan Basis Data Relasional Bab IV Converting ER Model To Table Himpunan Entitas Lemah Himpunan Entitas Lemah tidak memiliki primary key dan selalu bergantung pada entitas lain. Notasi entitas lemah
Lebih terperinciEntity Relationship Model
Entity Relationship Model Outline Pendahuluan Entitas Atribut Batasan Keys Hubungan Pendahuluan Model data E-R didasarkan pada persepsi bahwa dunia nyata merupakan sekumpulan dari sejumlah obyek dasar
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA (Lanjutan) :
SISTEM BASIS DATA (Lanjutan) : BAB III : Basis Data Relasional Pengertian : Pada model relasional, basis data disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri atas baris (record) dan kolom (field).pertemuan
Lebih terperinciOptimasi Query. by: Ahmad Syauqi Ahsan
05 Optimasi Query by: Ahmad Syauqi Ahsan Optimasi Query 2 Misalkan anda diberi kesempatan untuk mengunjungi 15 kota yang berbeda di Eropa. Satu-satunya batasan yang ada adalah "Waktu". Apakah anda mempunya
Lebih terperinciPEMODELAN DATA (ER-D) Basis Data -1 / Dian Dharmayanti
PEMODELAN DATA (ER-D) Basis Data -1 / Dian Dharmayanti OUTLINE Modeling Entity, Relationship, Attributes Mapping Cardinality Constraints Key ER Diagram Design Issues Modeling (Entitas) Entitas adalah sesuatu
Lebih terperinciDESAIN DATABASE. Pertemuan 06 3 SKS
Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce DESAIN DATABASE Pertemuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja (performance) sistem basis data merupakan isu yang semakin penting saat sistem basis data terkomputerisasi beranjak semakin besar dan kompleks.hal ini dibuktikan
Lebih terperinciMEMAHAMI KONSEP DATABASE. Oleh : Yuhefizar, S.Kom
MEMAHAMI KONSEP DATABASE Oleh : Yuhefizar, S.Kom Database Management System(DBMS) merupakan paket program (Software) yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukan, pengeditan, penghapusan dan
Lebih terperinciINTERNET PROGRAMMING DATABASE
INTERNET PROGRAMMING DATABASE Muhmmad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. zenhadi@eepis-its.edu POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan
Lebih terperinciBAB V. dimengerti, mudah dipelihara, mudah memprosesnya, dan mudah untuk dikembangkan sesuai kebutuhan baru
BAB V NORMALISASI 1. Pengertian Normalisasi adalah suatu teknik yang menstrukturkan data dalam cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai
BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga
Lebih terperinciESTIMASI QUERY. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom
ESTIMASI QUERY Sistem Basis Data Gentisya Tri Mardiani, M.Kom Estimasi Biaya Query Optimizer query akan membuat informasi statistik yang tersimpan dalam katalog DBMS untuk memperkirakan besarnya biaya
Lebih terperinciEntity Relationship Model
Entity Relationship Model Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom BasDat 2016 Pendahuluan Model data E-R didasarkan pada persepsi bahwa dunia nyata merupakan sekumpulan dari sejumlah obyek dasar (entitas)
Lebih terperinciBy HendraNet Page 1 / 109
BASIS DATA Page 1 / 109 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x 1 PENGENALAN BASIS DATA... 1 1.1. Data dan Informasi... 2 1.2. Siklus Informasi... 2 1.3.
Lebih terperinciDesain Database Relasional
DIKLAT TEKNIS UMUM DESAIN PENGELOLAAN DATABASE MODUL Desain Database Relasional Oleh Dr. Khamami Herusantoso Sanyoto Gondodiyoto Widyaiswara Pusdiklat Keuangan Umum KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA 1 Imam Asrowardi, S.Kom.
SISTEM BASIS DATA 1 Imam Asrowardi, S.Kom. POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2007 Chapter 2 ER Model (Entitiy Relatioanship) OBJECTIVES Tujuan Memahami konsep dasar ER Model Memahami Entity, Attribute, Entity
Lebih terperinciAdri Priadana. ilkomadri.com
Adri Priadana ilkomadri.com Entity, Entity Set Entity : object atau benda dalam dunia nyata Entity Set : Sekumpulan entity yang sejenis Misal kumpulan orang yang berobat di sebuah rumah sakit dapat didefinisikan
Lebih terperinciOptimasi Query. Optimasi Perintah SQL Informasi Jalur Akses Query Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan akses data
Bab 4 Optimasi Query POKOK BAHASAN: Optimasi Perintah SQL Informasi Jalur Akses Query Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan akses data TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini,
Lebih terperinciPertemuan Transformasi ER-MODEL INDIKATOR. 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional.
Pertemuan 4-5-6 Transformasi ER-MODEL INDIKATOR 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional. URAIAN MATERI PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk
Lebih terperinciMAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah
MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA Disusun oleh: Ainun Aisyiyah 2014001690 Iman Safuad 2014001726 Ismi Fadhilah 2014001729 AMIK Harapan Bangsa Surakarta 2015 MODEL DATA A. Pengertian Model Data
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN: TUJUAN PEMBELAJARAN:
BAB 7 PENGANTAR PERANGKAT LUNAK BASIS DATA POKOK BAHASAN: Pengantar Dasar Basis Data Pengenalan Tabel, Relasi, ER Diagram Pengenalan SQL Query Pengenalan Microsoft Access Pembuatan Tabel, Form dan Report
Lebih terperinciModel Model Basis Data
Membahas: 1. Model-Model Basis Data 2. Perancangan Data Base 3. Metode pengembangan basis data 4. Jenis-jenis relationship 5. E-R Diagram Model Model Basis Data Model model basis data menyatakan hubungan
Lebih terperinciBASIS DATA. Desain Database dan Normalisasi. Fakultas Ilmu Komputer UDINUS
BASIS DATA Desain Database dan Normalisasi Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Relasi (review) Kumpulan atribut yang nilainya : Setiap atribut harus berharga tunggal. Semua harga pada suatu atribut harus mempunyai
Lebih terperinciOPTIMASI QUERY. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom
OPTIMASI QUERY Sistem Basis Data Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Struktur Sistem Basis Data Tujuan utama dari sistem basis data adalah untuk memudahkan dan memfasilitasi akses ke data. Faktor utama
Lebih terperinciPertemuan III Entity Relationship Diagram Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.
Pertemuan III Entity Relationship Diagram Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id id 2014 Entity Sets St Database dapatdimodelkan
Lebih terperinciOPTIMASI QUERY. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom
OPTIMASI QUERY Sistem Basis Data Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom Struktur Sistem Basis Data Tujuan utama dari sistem basis data adalah untuk memudahkan dan memfasilitasi akses ke data. Faktor utama
Lebih terperinciPEMROSESAN QUERY. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom
PEMROSESAN QUERY Gentisya Tri Mardiani, S.Kom Pendahuluan Pemrosesan terhadap query di dalam suatu basis data dilakukan dengan menggunakan bahasa query (query language) Bahasa query formal basis data relasional
Lebih terperinciPerancangan Basis Data Relasional PERANCANGAN BASIS DATA RELASIONAL
PERANCANGAN BASIS DATA RELASIONAL POLITEKNIK TELKOM BANDUNG 2009 Perancangan Basis data i Koordinator & Editor: Dedy Rahman Wijaya Tim: Abdul Rohim Elly Rosely Komala Ratna Sari Tora Fahrudin Wahyu Hidayat
Lebih terperincihttp://www.brigidaarie.com Di lingkungan file-server, pemrosesan didistribusikan ke jaringan yang Local Area Network (LAN). File-Server menunjang kebutuhan file dengan aplikasi-aplikasi dan DBMS. Aplikasi
Lebih terperinci6/26/2011. Database Terdistribusi. Database Terdesentralisasi
Sekumpulan database independen pada komputer komputer yang tidak saling berhubungan melalui jaringan Suatu database logis secara fisik tersebar pada beberapa komputer (di beberapa lokasi) dihubungkan melalui
Lebih terperinciRelational Database & Pemodelan Data [Review]
Modul ke: 02 Alen Fakultas FASILKOM Relational Database & Pemodelan Data [Review] Pemrograman Basis Data & SQL Boby Hartanto, S.Kom,M.M. Program Studi Sistem Informasi Basis Data Relasional Pada pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1. BAB 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Database merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan aplikasi berbasis teknologi informasi. Dalam berbagai jenis aplikasi, database digunakan
Lebih terperinciMEDIA PENYIMPANAN. Alif Finandhita, S.Kom
MEDIA PENYIMPANAN Gambaran Umum Bentuk Fisik Jenis jenis Media Penyimpanan Cache Memory Main Memory Flash Memory Magnetic Disc Storage Optical Storage Tape Storage Hierarki Media Penyimpanan Data RAID
Lebih terperinciDesain Data Base. Proses Desain Data Base
DESAIN DATA BASE Desain Data Base Proses Desain Data Base Analisis Persyaratan Desain Data Base Konseptual Desain Data Base Logika Perbaikan Skema Desain Data Base Fisik Desain Aplikasi dan Keamanan Analisis
Lebih terperinciP7 Perancangan Database
P7 Perancangan Database SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mengetahui & memahami konsep
Lebih terperinciPemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai
Basis Data Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai Duplikasi data Data yg sama terletak pada
Lebih terperinciDESAIN DATABASE DAN NORMALISASI
DESAIN DATABASE DAN NORMALISASI Relasi (review) Kumpulan atribut yang nilainya : Setiap atribut harus berharga tunggal. Semua harga pada suatu atribut harus mempunyai tipe yang sama. Setiap atribut harus
Lebih terperinciBasis Data Relational
Basis Data Relational Kebanyakan model yang digunakan adalah Model basis data relasional dengan menggunakan Relational Database Management System (RDBMS). RDBMS menyediakan layanan pengorganisasian data
Lebih terperinciPerancangan Basis Data Relasional. (Lanjutan dengan EER) By : Hanung N. Prasetyo
Perancangan Basis Data Relasional (Lanjutan dengan EER) By : Hanung N. Prasetyo Himpunan Entitas Lemah Himpunan Entitas Lemah tidak memiliki primary key dan selalu bergantung pada entitas lain. Notasi
Lebih terperinciHendra Setiawan ( )
Hendra Setiawan (15.52.0657) Query Database Query ini sendiri atau sering disebut SQL (Structured Query Language) adalah suatu bahasa (language) yang digunakan untuk mengakses database. (Solichin, 2010).
Lebih terperinci6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data
6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data Database adalah sekumpulan data yang diorganisasikan untuk melayani berbagai aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengurangi penggandaan data.
Lebih terperinciModel Relational. S# Nama Status Kota S1 Hanato 20 Bandung S2 Andi 10 Jakarta S3 Shy 25 Surabaya S4 Tina 20 Medan
Model elational Pendahuluan E. F. Codd A elational Model of Data for large shared data bank 1970 Model relasional terkait dengan 3 aspek : struktur data, integritas data dan manipulasi data. DBMS (Sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
Lebih terperinciSatuan Acara Perkuliahan
Satuan Acara Perkuliahan Mata Kuliah : Sistem Basis Data Kode Mata Kuliah / SKS: KK-1057 / 3 SKS Semester : Ganjil / Genap Dosen : Dini Yuristia, S.T. Hari, jam, ruang : Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I
SISTEM BASIS DATA II S A N T I W I D I A N T I SISTEM Definisi sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama
Lebih terperinciPEMROSESAN QUERY. Alif Finandhita, S.Kom, M.T
PEMROSESAN QUERY Alif Finandhita, S.Kom, M.T Pemrosesan terhadap query di dalam suatu sistem basis data dilakukan dengan menggunakan bahasa query (query language). Bahasa query formal basis data relasional
Lebih terperinciPERBANDINGAN CROSS-PRODUCT DAN SUBSET QUERY PADA MULTIPLE RELASI DENGAN METODE COST-BASED
PERBANDINGAN CROSS-PRODUCT DAN SUBSET QUERY PADA MULTIPLE RELASI DENGAN METODE COST-BASED Metta Santiputri 1) Mira Chandra Kirana 1) Anni 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Batam E-mail:
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata kuliah : Data Management Semester : 2 Kode : SM421224 SKS : 4 Prodi : Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika Dosen : Yudi Priyadi, S.T.,M.T. Capaian pembelajaran
Lebih terperinciPERANCANGAN BASIS DATA
BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat dimanipulasi (diolah) menggunakan perangkat lunak (program aplikasi)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA. Oleh : Devie Rosa Anamisa
SISTEM BASIS DATA Oleh : Devie Rosa Anamisa Pengertian Sistem Basis Data Sistem Keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk
Lebih terperinciModel Data Dalam SBD
Model Data Dalam SBD Sistem Basis Data ( FE UDINUS ) Model Data : sekumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan antar data, semantik dan batasan data. Model data biasanya digunakan
Lebih terperinciModul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table
Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Pokok Bahasan Membuat hubungan beberapa table. Edit Relational Menghapus relational Melakukan pengolahan data dari table yang terintegrasi dalam ERD. Studi Kasus
Lebih terperinciMUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC.
INTERNET PROGRAMMING Sistem Basis Data MUHAMMAD ZEN S. HADI, ST. MSC. Bahasan Sistem Database ER Diagram Database MySQL Internet Application Pendahuluan Menyimpan data dalam file biasa memiliki banyak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA. Pertemuan 3. Nizar Rabbi Radliya 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi
SISTEM BASIS DATA 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi Pertemuan 3 Nizar Rabbi Radliya nizar@email.unikom.ac.id Universitas Komputer Indonesia 2017 BASIS DATA RELASIONAL Edgar Frank Codd mekanisme untuk
Lebih terperinciPERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI
PERANCANGAN DATA BASE BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA Keberhasilan suatu Sistem Informasi sangat dipengaruhi oleh manajemen data base yang merupakan salah satu eleman penyusunan
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA Presented By
SISTEM BASIS DATA Presented By BAB IV PERANCANGAN BASIS DATA Pentingnya Perancangan Basis data : Perancangan basis data adalah cara formal untuk menggambarkan data yang digunakan dan diciptakan dalam suatu
Lebih terperinciHirarki dan Abstraksi Data
Hirarki dan Abstraksi Data Hirarki Data Hirarki Data Sistem Basis Data Basis Data File Record Field Byte Bit HIRARKI DATA Sistem Basis Data Bit system biner yang terdiri atas 2 macam (0 dan 1) Byte bagian
Lebih terperinciBasis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen
Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 2.1.1.Konsep Dasar Perancangan Perancangan basis data merupakan langkah untuk menentukan basis data yang diharapkan dapat mewakili kebutuhan pengguna.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Payment Management Control. Manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan
Lebih terperinciPerbandingan Cross-Product dan Subset Query pada Multiple Relasi dengan Metode Cost-Based
Perbandingan - dan Subset pada ple Relasi dengan Metode Cost-Based Metta Santiputri 1) Mira Chandra Kirana 1) Anni 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Batam E-mail: metta@polibatam.ac.id.ac.id,
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII MANAJEMEN INFORMATIKA Semester : 2
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII MANAJEMEN INFORMATIKA Semester : 2 MATA KULIAH : SISTEM BASIS DATA KODE MATA KULIAH / SKS : 390102023 / 3 SKS MATA KULIAH PRASYARAT : - DESKRIPSI
Lebih terperinciMODUL 1 SEPUTAR PERANCANGAN DATABASE. 1.1 Entity-Relationship Model (ER Model) dan Entity Relationship Diagram (ERD)
MODUL 1 SEPUTAR PERACAGA DATABASE TUJUA PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu menggambarkan ERD dengan baik dan benar dengan ER Modeling. 2. Praktikan dapat memahami konsep Basis Data Relasional. 3. Praktikan mampu
Lebih terperinciPengenalan Basis Data
Overview Pengenalan Basis Data Sistem Database ER Diagram Database MySQL Acep Irham Gufroni, M.Eng. Pemrograman Internet Teknik Informatika Univ. Siliwangi Internet Application Intro Menyimpan data dalam
Lebih terperinciPEMROSESAN QUERY. Alif Finandhita, S.Kom
PEMROSESAN QUERY Pemrosesan terhadap query di dalam suatu sistem basis data dilakukan dengan menggunakan bahasa query (query language). Bahasa query formal basis data relasional adalah bahasa untuk meminta
Lebih terperinciKODE MK : ST 126 UT3. Pemodelan Data. Agus Romadhona
KODE MK : ST 126 UT3 Pemodelan Data Agus Romadhona MODEL DATA Model data adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dala suatu organisasi.
Lebih terperinciBAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)
BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. pengolahan data, pengolahan gambar, pengolahan angka, dan lainnya.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi merupakan komponen atau perangkat lunak pendukung sistem operasi yang bisa digunakan untuk keperluan membantu kerja manusia sehari-hari seperti pengolahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE
PERANCANGAN SISTEM TERINCI DATABASE 1. PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. Perancangan
Lebih terperinciMateri 3 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya
Materi 3 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Memahami basis data relasional. Basis Data Relasional 1. Definisi
Lebih terperinciModel dan Aljabar Relasional. Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom Wa:
Model dan Aljabar Relasional Rima Dias Ramadhani, S.Kom., M.Kom Email: rima@ittelkom-pwt@ac.id Wa: 087731680017 RECORD BASED DATA MODEL Model Hierarkikal Model Jaringan Model Relasional Struktur Hirarki
Lebih terperinciMODEL RELASI DAN NORMALISASI DATABASE
MODEL RELASI DAN NORMALISASI DATABASE Fakultas Ilmu Administrasi Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2013 i DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii A. Relasi... 1 B. Normalisasi...
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang
BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi
Lebih terperinciSOAL KUIS. 3. Data aktual yang disimpan pada tiap elemen atau atribute: a. Atribute d. Enterprise b. Data Value e. Tuple c. File
Pertemuan 7 Quiz 1. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: a. Arsip d. Basis Data b. Data e. Sistem c.
Lebih terperinciContents. Normalisasi. Bentuk Normalisasi. Dependency. Status Kunci (Key) Dekomposisi
(Normalize) merupakan salah satu cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam membangun disain logik basis data relation dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar. Tujuan : menghasilkan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DATABASE
PERANCANGAN SISTEM DATABASE 1. PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem. Perancangan sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian DBMS (Database Management System)
21 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian DBMS (Database Management System) Database Management System atau DBMS adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam memelihara dan menggunakan koleksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Defenisi Pangkalan Data Pangkalan data atau Database merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema
Lebih terperinci1. Mempersiapkan data yang akan dikelola dalam DBMS 2. Memperoleh efisiensi dalam pemrosesan data
Database Development (3) Physical Design Pengantar Sebelum skema relasi yang dihasilkan dari proses perancangan lojik dan normalisasi dapat digunakan sebagai database, perlu dijalani satu tahapan lagi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
Lebih terperinciDRAFT JUDUL : OPTIMALISASI COST DAN TIME DENGAN SQL TUNING PADA APLIKASI PROFIN
DRAFT JUDUL : OPTIMALISASI COST DAN TIME DENGAN SQL TUNING PADA APLIKASI PROFIN Alvian Osalindo Fransiskus Martin Suparto Darudiato Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Salah satu tujuan dalam melakukan
Lebih terperinciSISTEM BASIS DATA AUB SURAKARTA
SISTEM BASIS DATA STMIK AUB SURAKARTA Normalisasi adalah proses pembentukan struktur basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan. Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF)
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras dan piranti lunak sebagai berikut : Spesifikasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. III.1 Gambaran Global MMORPG
BAB III ANALISIS Bab ini mengemukakan analisis yang dilakukan terhadap MMORPG. Analisis yang dilakukan adalah analisis karakteristik fungsional, analisis karakteristik non fungsional. Setelah itu, akan
Lebih terperinci6. Kumpulan data yang diorganisir menggunakan metode tertentu sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya, pengertian dari: JAWAB:
1. Jelaskan pengertian dari basis data dan berikan contohnya? 2. Sebutkan dari konsep dasar basis data? 3. Sebutkan 4 komponen pokok dari sistem basis data? 4. Sebutkan 3 jenis data pada sistem basis data,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. bertahan dalam jangka waktu tertentu. Menurut (Kristanto, 2008:1) sistem
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Sistem adalah suatu unit kesatuan yang saling berinteraksi dan bergantung satu dengan lainnya yang diarahkan pada suatu tujuan dan dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu.
Lebih terperinciModel Relational. Dian Dharmayanti
Model Relational Dian Dharmayanti Pendahuluan Relation Properti Relasi Basis Data Relasional Key Konversi Model E-R ke Relasional Transformasi kedalam skema relasi Pendahuluan Model relasional terkait
Lebih terperinciANALISIS OPTIMASI QUERY PADA DATA MINING
ANALISIS OPTIMASI QUERY PADA DATA MINING Ermatita Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Sriwijaya E-mail: Ermatita@ilkom.unsri.ac.id Abstrak Data mining is currently being used by
Lebih terperinciPENGANTAR DATA BASE. DATA adalah fakta mengenai objek yang dinyatakan
PENGANTAR DATA BASE DATA adalah fakta mengenai objek yang dinyatakan dengan nilai (angka, karakter atau simbol) INFORMASI adalah data yang telah diorganisir ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciPengantar Basis Data SISTEM BASIS DATA I. WAN H. Manihuruk, S.kom
Pengantar Basis Data SISTEM BASIS DATA I WAN H. Manihuruk, S.kom Outline Database DBMS Levels of Abstraction Data Models Database Language Database Kumpulan file / tabel / arsip yang saling berhubungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap sistem akan selalu
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem, data dan informasi 2.1.1 Sistem Menurut Fathansyah (2004, p2), kata sistem selalu berkonotasi pada 3 hal utama yaitu komponen, ketergantungan dan tujuan. Artinya, setiap
Lebih terperinciTugas Arsitektur & Organisasi Komputer RAID (Redundancy Array of Independent Disk) Oleh : Atika Juliana
Tugas Arsitektur & Organisasi Komputer RAID (Redundancy Array of Independent Disk) Oleh : Atika Juliana 421031053 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INFORMASI I-Tech JAKARTA 2012
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Aplikasi Perangkat lunak dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu sistem operasi, aplikasi dan utiliti. Sistem operasi merupakan perangkat lunak yang berfungsi
Lebih terperinciPertemuan 3 dan 4 : MODEL DATA RELASIONAL
Pertemuan 3 dan 4 : MODEL DATA RELASIONAL Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian model data relasional, istilah-istilah dalam model data relasional, jenis-jenis kunci relasional,
Lebih terperinci