Data, dari waktu ke waktu - sedikit berubah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Data, dari waktu ke waktu - sedikit berubah"

Transkripsi

1 25 3. PEDOMAN SPESIFIK PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK Pada bagian ini diperlihatkan pedoman spesifik untuk menentukan Kelas- &-Objek. Untuk awalnya dimulai menentukan apa yang disebut "kelas" dan "objek", kemudian menerangkan mengapa hal itu menjadi sangat penting untuk analisa dan spasifikasi dari sistem. Inti dari bagian ini termasuk notasi, bagaimana mencari Kelas-&-Objek dan melihat kegunaannya. "Objek" dan "Kelas" adalah kata-kata yang sudah mempunyai arti sejak lebih dari beberapa ribu tahun yang lalu. Objek adalah sesuatu yang tangible, produk material atau substansi, sedangkan kelas berarti sekumpulan orang atau barang yang dikelompokkan bersama karena mempunyai kesamaan. A. Menentukan an Kelas-&- elas-&-objek Tujuan utama untuk mengidentifikasi Kelas-&Objek adalah untuk menyesuaikan penggambaran secara teknis dari sistem sedekat mungkin dengan gambaran konseptual dengan dunia nyata. Pertama-tama analis memahami pokok permasalahan. Menentukan Kelas-&-Objek sebagai suatu abstraksi dunia nyata membantu untuk mendapatkan pemahaman dari masalah yang signifikan, dengan tujuan dapat dijalankan dalam sistem. Semua hal tersebut dibuat merupakan suatu dokumen dalam model Analisa Berorientasi Objek. Suatu model terdiri dari lima lapisan (layer), yaitu Subyek, Kelas-&-Objek, Struktur, Atribut dan Metode seperti pada Gambar 10.

2 26 layer Subyek layer Kelas-&Objek layer Struktur layer Atribut layer Metode Gambar 10. Model multilayer Tujuan lain untuk mengidentifikasi Kelas-&Onjek adalah membuat kerangka kerja yang stabil untuk analisis dan membuat spesifikasi. Contoh Kelas-&-Objek dalam suatu sistem pengontrolan lalu lintas udara beberapa tahun yang lalu sama dengan pada saat sekarang. Tetapi atribut dan metode mungkin berubah. Kelas-&-Objek relatif tidak berubah dari waktu ke waktu, dan melengkapi dasar untuk perubahan dari waktu ke waktu. Beberapa hal mudah berubah di antaranya: Interface antara komponen sistem - paling mudah berubah Fungsi - sangat mudah berubah Sekuens dari fungsi - sangat berubah Data, dari waktu ke waktu - sedikit berubah Kelas-&-Objek - paling sedikit berubah Fokus analis pada suatu Objek, yaitu data dan perilaku bersama-sama, tanpa dipisahkan dan dilihat sebagai suatu kesatuan. Model Analisa Berorientasi Objek juga melengkapi dasar untuk ekspresi dari suatu konteks sistem. Konteks tidak ditentukan sebagai suatu diagram, penggambaran oleh analis sistem mengakibatkan pengambilan keputusan teknis. Konteks sistem adalah indikasi seberapa pokok masalah dipengaruhi oleh sistem otomatis, apakah data digunakan dari waktu ke waktu, dan bagaimana besar pemrosesan akan dilakukan. Hal itu semua merupakan batasan ("quadrupler constraint") yang mempengaruhi sistem.

3 27 Quadruple Constraint = Kemampuan + Jadual + Anggaran + Orang Konteks sistem diatur oleh negosiasi dari keempat batasan tersebut. Untuk mengontrol sistem, manajer harus menguasai keempat bidang. Keempat aspek harus ditangani dengan baik. Kelas-&Objek menggambarkan ekspresi dari konteks, dan subsekuens kegiatan dari Analisis Berorientasi Objek melengkapi peningkatan deskripsi rinci dari konteks, dalam hal ini atribut dan metode. Tujuan terakhir lain untuk mengidentifikasi Kelas-&Onjek adalah untuk menghindari penyimpangan pada transisi dari tahap analisa sistem ke desain. Inti dari desain mengambil kebutuhan dan menambahkan rinciannya pada implementasi sesuai dengan pokok masalah yang ada. Mempelajari pokok permasalahan meliputi beberapa kegiatan yang harus dilakukan di antaranya: ❺ Penelitian langsung. Penelitian langsung dilakukan dengan melihat secara langsung bagaimana suatu sistem berjalan, bagaimana kegiatan yang dilakukan dalam sistem tersebut. ❺ Mempelajari hasil Analisis Berorientasi Objek yang lama. Dengan mempelajari hal ini dapat ditentukan Kelas-&-Objek yang dapat digunakan kembali. ❺ Mempelajari sistem lain. Dengan mempelajari sistem lain yang serupa, maka akan lebih mudah untuk menentukan Kelas-&-Objek. ❺ Mempelajari dokumen yang digunakan. Klien mungkin memberikan dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem. Dengan mempelajarinya dapat mengetahui tujuan dan faktor kritis dalam sistem tersebut. Setelah memahaminya, temukan kata benda untuk nama Kelas- &-Objek yang tepat dan membuat gambar. ❺ Prototipe. Pembuatan prototipe sangat efektif dalam analisa, terutama untuk sistem yang menggunakan interaksi dengan manusia. Prototipe mengubah kebutuhan dari preskriptif menjadi lebih deskriptif, dan banyak alat bantu untuk pembuatan prototipe telah tersedia. Keinginan dari pengguna dapat dilayani, tetapi bukan alasan untuk meninggalkan pembuatan prototipe.

4 28 1. Faktor untuk Menentukan Objek Untuk menentukan Kelas-&-Objek, maka pelu dilihat struktur, sistem lain, peralatan, barang atau aktivitas yang mudah diingat, peranan prosedur operasional, lokasi, dan unit organisasi. Urutan pembahasan berikut adalah bagaimana menemukan Kelas-&-Objek sebaik-baiknya. ❺ Sruktur Struktur sangat signifikan dalam menentukan Kelas-&-Objek dan menggambarkan pokok permasalahan yang kompleks di mana harus mempunyai kegiatan sebagai metode. Untuk menentukan struktur, akan dibahas dalam bab berikutnya. Gen-spec structure dan Whole-part structure lebih penting karena dapat perpengaruh dalam penyusunan data. Gambar 11. Struktur objek

5 29 ❺ Sistem lain Sistem lain adalah terminator eksternal yang mungkin berinteraksi dengan sistem. Interaksi ini dapat berupa perangkat keras, hasil interaksi manusia dengan komputer dan lain-lain. Gambar 12. Sistem lain ❺ Peralatan Peralatan yang mempengaruhi sistem adalah peralatan yang dapat mengubah data dan kontrol informasi dalam sistem. Komponen komputer seperti diskdrive, display terminal tidak termasuk dalam kategori peralatan yang dimaksudkan. Simbol Kelas-&-Objek mencerminkan Objek dimana sistem menyimpan informasi, berinteraksi, atau keduanya. Gambar 13. Sensor

6 30 ❺ Aktivitas yang mudah diingat Bila melihat dalam sistem, terdapat saat atau waktu tertentu yang harus diperhatikan. Contonya, pendaftaran suatu kendaraan bermotor harus mengingat waktu dimana orang mendapatkan nama dari kendaraan tersebut. Pendaftaran surat tanda kendaraan bermotor memerlukan data, seperti nama pemilik, dan lain-lain. Gambar 12. Surat Tanda Kendaraan Bermotor ❺ Peranan yang dijalankan Jabatan seseorang di mana dia menjalankan peranannya dalam sistem terdapat dua macam tipe, yaitu menggambarkan pengguna dalam sistem (seperti karyawan yang berinteraksi dengan sistem) dan orang di dalam sistem yang tidak berinteraksi langsung (seperti pemilik). Gambar 13. Karyawan

7 31 ❺ Prosedur operasional Prosedur operasional dari sistem harus ditangani setiap waktu, memberikan pedoman bagi pengguna untuk menjalankan sistem. Kelas-&-Objek ini digunakan bila sistem memerlukan prosedur untuk menjalankan sistem tahap demi tahap, seperti: ❺ sekuens tidak merupakan sifat yang melekat dari pokok masalah ❺ tanggung jawab sistem harus ditangani setiap waktu Atribut yang digunakan temasuk nama prosedur, tingkat otorisasi dan langkah-langkah dalam prosedur tersebut. Gambar 14. Prosedur operasional ❺ Lokasi Dengan lokasi yang berbeda beda dari suatu bagian sistem, memerlukan perhatian dalam pembuatan Kelas-&-Objek. Sebagai contoh, bila suatu sistem dengan konfigurasi di mana install dilakukan pada lokasi yang berbeda-beda. Gambar 15. Lokasi

8 32 ❺ Unit organisasi Unit organisasi berpengaruh pada informasi yang diperlukan dari suatu sistem. Contohnya, seorang karyawan menggunakan kendaraan bermotor yang bekerja pada bagian tertentu dari perusahaan. Gambar 16. Unit 2. Kunci Utama Kelas-&-Objek Untuk menentukan Kelas-&-Objek, maka perlu diperhatikan strategi sebagai berikut: Objek Abstraksi dari problem domain, mencerminkan kemampuan dari sistem untuk menyimpan informasi, interaksi dengannya. Abstraksi tersebut bersama atribut dan metode dibuat pengkapsulan. Kelas Suatu koleksi dari Objek yang dapat dijelaskan dengan atribut dan metode yang sama.

9 33 Kelas-&-Objek Suatu bentuk dimana satu Kelas dan Objek di dalam Kelas. Bagaimana memberi nama Kata benda tunggal atau kata sifat dengan benda, menggambarkan Objek tunggal dalam Kelas. Di mana mendapatkan Penelitian langsung, memeriksa hasil Analisa Berorientasi Objek sebelumnya, sistem lain, dokumen dari sistem yang ada dan prototipe. Apa yang harus diperhatikan Struktur, sistem lain, peralatan, sesuatu yang harus diingat, peranan, prosedur operasional, lokasi dan unit organisasi. Apa yang harus diadakan Perlu diingat, perlu perilaku, mempunyai banyak atribut, mempunyai banyak Objek dalam Kelas, atribut selalu dapat digunakan, metode selalu dapat digunakan, kebutuhan berdasarkan domain, dan hampir tidak ada hasil yang dapat diturunkan. B. Menentukan Struktur Objek dan Hirarki Klas Bagian ini menjelaskan cara mengidentifikasi Gen-Spec Structures dan Whole-Part Structures - what, why, how dan kata kunci. 1. Definisi Struktur Gen-Spec structure diperoleh dengan melihat dari bagian yang membedakan dengan klas, dan mempunyai kekhususan yang dimiliki oleh klas. Sebagai contoh, kendaraan bermotor terdiri dari beberpa macam yang bersifat

10 34 khusus. Kendaraan bermotor dilihat sebagai generalization dan truk, sedan, bus sebagai specialization. Sedangkan Whole-Part structure adalah bagian dari metode dasar bagaimnana cara orang berpikir, yaitu dengan melihat suatu objek adalah bagian dari suatu klas. Sebagai contoh, kendaraan bermotor mempunyai beberapa komponen di antaranya mesin, rangka, dan lain-lain. 2. Tujuan Gen-Spec dan Whole-Part structure menitikberatkan perhatian analis pada kompleksnya banyak Kelas-&-Objek. Khusunya Gen-&-Spec terdapat atribut yang khusus yang tidak dimiliki oleh lainnya. 3. Cara Menentukan Struktur Pada setiap Kelas-&-Objek diperhatikan setiap Kelas untuk Gen-Spec structure dan setiap Objek untuk Whole-Part structure. Cara menentukan Gen-Spec structure: ❺ Apakah terdapat dalam problem domain? ❺ Apakah berhubungan dengan sistem ❺ Apakah ada yang dapat diwariskan? ❺ Apakah spesialisasi dapat sesuai dengan kriteria dari Kelas-&-Objek? Dalam praktek, biasanya bentuk dari Gen-Spec structure adalah suatu hirarki. Dalam contoh ini dalam suatu perusahaan, orang dapat merupakan pemilik, direksi dan karyawan.

11 35 Gambar 17. Gen-Spec structure perusahaan Cara menentukan Whole-Part structure, dengan memperhatikan variasi: ❺ Assembly - Bagian ❺ Container - Isi ❺ Collection - Anggota Contoh berikut menggambarkan bahwa mobil adalah assembly, sedangkan mesin adalam bagian. Bila mobil dilihat sebagai kontainer, maka sopir adalah isi. Suatu organisasi atau perusahaan adalah kumpulan dari karyawan. Gambar 18, 19 dan 20 memperlihatkan Gen-Spec structure.

12 36 Gambar 18. Whole-Part structure - assembly Gambar 19. Whole-Part structure - container

13 37 Gambar 20.. Whole-Part structure - collection 4. Multiple Struktur Multiple structure terdiri dari kombinasi atau gabungan dari Gen-Spec dan Whole-Part structure. Pada contoh berikut, karyawan adalah bagian dari perusahaan, namun karyawan adalah spesialisasi dari orang. Dengan demikian karyawan mempunyai 2 macam kelas induk, yaitu orang dan perusahaan.

14 38 Gambar 21. Multiple structure C. Menentukan Subyek Bagian ini menjelaskan cara mengidentifikasi subyek, tujuan dan bagaimana menentukan subyek. 1. Definisi Subyek Subyek merefkelsikan problem domain dan keterkaitannya dengan sistem. Dasar utama untuk mengidentifikasi subyek adalah kompleksitas problem domain, seperti yang ditentukan dalam Gen-Spec dan Whole-Part structure. Subyek adalah bagian dari problem domain dan sistem secara keseluruhan. Subyek digunakan sebagai pedoman bagi analis, manajer, klien untuk menyelesaikan model yang besar dan kompleks. Subyek sangat berguna untuk mengorganisasi paket pekerjaan pada proyek yang besar, berdasarkan investigasi dengan Analisa Berorientasi Objek.

15 39 2. Tujuan Beberapa Kelas dalam Analisis berorientasi Objek tergantung dari seberapa dalam problem domain dan sistem yang bersangkutan. Rata-rata terdapat 35 Kelas dan jumlah Kelas yang mencapai 110 adalah banyak. Problem domain dapat digabi menjadi beberapa sub-problem domain yang berisi sejumlah Kelas. 3. Cara Menentukan Subyek Pada bagian ini dibahas bagaiman memilih, menemukan kembali dan membangun subyek. Perama-tama memilih Kelas yang tertinggi dalam setuiap struktur menjadi suatu subyek. Kemudian memilih setiap Kelas-&-Objek menjadi subyek. Kecuali itu, perlu diperhatikan untuk memeriksa kembali hasil Analisa Berorientasi Obyek terdahulu. Adakah subyek yang dapat digunakan kembali? Contohnya, untuk memilih Subyek, mulai dengan Kelas-&-Objek dan Layer Struktur, bila suatu sistem mepunyai Kelas Orang, Kelas-&-Objak Organisasi dan Kendaraan, maka katiga Kelas dan Kelas-&-Objek dipilih menjadi Subyek, seperti pada gambar berikut. ORGANISASI ORANG KENDARAAN Gambar 22. Subyek dalam sistem

16 40 D. Menentukan Atribut Bagian ini menjelaskan cara mengidentifikasi atribut, tujuan dan bagaimana menentukan atribut. 1. Definisi Atribut Atribut adalah properti, kualitas dan karakteristik yang dapat ditentukan pada orang atau barang. Dalam Analisa Berorientasi Objek, atribut adalah data dimana Objek atau Kelas memiliki nilainya. 2. Tujuan Kelas dalam problem domain biasanya tetap, tetapi atribut dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dari sistem yang meningkat. Suatu contoh atribut untuk karyawan meliputi baberapa data. Pada suatu saat atribut bertambah, misalnya nilai yang diperhitungkan dari penilaian prestasi karyawan. Hal ini menyebabkan perubahan pada atribut. 3. Cara Menentukan Atribut Cara menentukan Atribut dengan menentukan apa yang harus diketahui dari Objek: ❺ Bagaimana menggambarkan secara umum? ❺ Bagaimana menggambarkan sesuai dengan problem domain? ❺ Bagaimana menggambarkan sesuai konteks sistem? ❺ Apakah yang perlu diketahui? ❺ Informasi apakah yang perlu selalu diingat?

17 41 Urutan pembahasan berikut adalah bagaimana menemukan Atribut sebaik-baiknya. ❺ Konsep atomic Atribut harus dibuat menggambarkan konsep atomic, yaitu nilai tunggal atau nilai suatu kumpulan. Nilai tunggal dapat diberikan dengan untuk atribut yang dimiliki sebagai nilai individu, seperti nama, alamat, jabatan. Nilai kumpulan digunakan bila terdiri dari beberapa elemen data, misalnya nama yang terdiri dari nama paanggilan dan nama keluarga, alamat yang terdiri dari jalan, kota, negara dan kode pos. ❺ Normalisasi Dalam menentukan atribut dapat ditunda dengan terlebih dulu memikirkan tabel dengan menghilangkan perulangan (normalisasi) dan mencapai tampilan yang dapat diterima. Pada tahap ini dilakukan nornalisasi sehingga tidak ada elemen data yang mempunyai struktur internal. Namun normalisasi itu sendiri tidak perlu menjadi perhatian analis. ❺ Identifikasi mekanisme Dalam menentukan atribut juga dapat ditunda dengan terlebih dulu memikirkan identifikasi merkanisme yang diperlukan, seperti korelasi tabel, pointer dan lain-lain. ❺ Kalkulasi Dalam menentukan atribut juga dapat ditunda dengan terlebih dulu melihat apakah atribut mempunyai nilai yang dapat dihitung dari waktu ke waktu. Contohnya bila suatu "jumlah_harian" merupakan jumlah nilai yang diperoleh dengan menjumlahkan nya pada suatu hari, sedangkan "jumlah_akhir"

18 42 merupakan jumlah seluruhnya. Bila atribut yang disediakan adalah "jumlah_harian", maka terdapat kekurangann karena terdapat atribut yang juga diperlukanan, yaitu "jumlah akhir". ❺ Hubungan dengan objek lain Atribut menggambarkan keberadaan objek, sedangkan hubungan antara objek melengkapi informasi dengan memetakannya pada objek. Hubungan objek adalah model dari problem domain dengan pemetaan antara satu objek dengan objek lain. Hubungan objek dapat menggambarkan nilai antara 0,m, yaitu range antara 0 dan m. Bila jumlah hubungan tertentu hanya 1, maka disebut hubungan tunggal (1), seperti dapat dilihat pada Gambar 23. Suatu jadual penerbangan tertentu harus diisi untuk satu pesawat terbang. Pesawat terbang lain dapat mengisi antara 0 dan banyak jadual penerbangan. Gambar 23. Hubungan antara objek 3. Masalah Khusus dengan Atribut Setelah menambahkan atribut dan hubungan objek, periksa apakah ada masalah khusus pada atribut.

19 43 ❺ Periksa setiap Atribut yang "tidak dapat diaplikasikan" Suatu atribut mempunyai nilai yang berarti, tetapi kadang-kadang tidak dapat diaplikasikan. Bila mendapatkan atribut semacam itu, lihat kembali Gen- Spec Structure dan periksa kembali apakah struktur kelas tersebut. Contohnya, kendaraan mempunyai bahan bakar seperti bensin, disel, listrik dan lain-lain. Suatu trailer tidak mempunyai bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankannya. Gambar 24. Atribut dengan nilai "tidak dapat diaplikasikan" ❺ Periksa setiap Kelas-&-Onjek yang hanya mempunyai satu atribut Bila suatu Kelas-&-Objek mempunyai satu atribut. Hal ini dapat berlaku bila dalam sistem memang hanya atribut tersebut yang diperlukan, seperti pada Gambar 25. Bila atribut tidak tepat menempatkannya dalam model, maka model dapat disederhanakan dengan menempetkan atribut ke dalam Kelas-&-Objek yang diterangkan, seperti pada Gambar 26. Contohnya, Alamat sebenarnya adalah atribut dalam Kelas-&-Objek Karyawan, sehingga dua Kelas-&-Objek dapat diubah menjadi satu Kelas-&- Objek.

20 44 Gambar 25. Kelas=&-Objek dengan satu atribut Gambar 26. Penempatan atribut dalam Kelas-&-Objek yang diterangkannya ❺ Periksa setiap atribut yang dipergunakan berulang Bila suatu Kelas-&-Objek mempunyai satu atribut, namun sebenarnya terdapat atribut yang merupakan perulangan. Pada penelitian selanjutnya, ditemukan bahwa atribut tersebut dimiliki oleh salah satu Kelas-&-Objek tertentu. Hal ini dapat dijelaskan dengan Gambar 27. Gambar 27. Atribut yang dipergunakan berulang

21 45 3. Masalah Khusus dengan Hubungan Objek Setelah menambahkan atribut dan hubungan objek, periksa apakah ada masalah khusus pada hubungan objek. ❺ Periksa setiap hubungan objek banyak - ke - banyak (m-ke-m) Hubungan banyak-ke-banyak mempunyai ikatan lebih dari satu. Contohnya, hubungan antara Pemilik dan Kendaraan. Bagaimana dengan tanggal pembelian dan harganya. Atribut ini menjelaskan interaksi antara pemilik dan kendaraan. Bilamana hal ini terjadi, maka ditambahkan Kelas-&-Objek "Pembelian", seperti pada Gambar 28. Gambar 28. Hubungan objek banyak-ke-banyak ❺ Periksa setiap hubungan antara objek dalam satu kelas Hubungan objek mungkin terjadi antara objek dalam satu kelas. Contohnya, Pemilik menikah satu sama lain. Walaupun pemetaan mempunyai

22 46 maknayang sederhana, sebaiknya diperksa kembali apakah spesifikasi dari Kelas- &-Objek sudah sesuai seperti Gambar 29. Gambar 29. Hubungan objek antara objek dalam satu kelas ❺ Periksa hubungan objek lebih dari satu antara objek Bila terdapat hubungan objek lebih dari satu, maka harus dibedakan antara satu hubungan objek dengan hubungan objek lainnya dengan menambahkan Kelas-&-Objek. Contohnya, Karyawan mempunyai hak untuk membaca dan mengubah Arsip, di mana terdapat dua hubungan antara objek. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan Kelas-&-Objek Akses seperti Gambar 30. Gambar 30. Hubungan objek antara objek dalam satu kelas

23 47 ❺ Periksa untuk penambahan hubungan objek Bila terdapat hubungan objek tidak tersdia pada suatu problem domain, maka dapat ditambahkan hubungan objek baru. Contohnya, Pemilik dan Kendaraan masing-masing mempunyai hubungan dengan SuratKendaraan. Hubungan objek tersebut belum mencakup hubungan antara Pemilik dan Kendaraan secara langsung. Penambahan hubungan objek dapat pada Gambar 31. Gambar 31. Penambahan hubungan objek E. Menentukan Metode Bagian ini menjelaskan cara mengidentifikasi metode, tujuan dan bagaimana menentukan metode. 1. Definisi Metode Metode adalah perilaku spesifik di mana suatu Objek mempunyai tanggung jawab untuk menampilkannya. Dalam Analisa Berorientasi Objek, metode ditentukan oleh problem domain dan tanggung jawab sistam.

24 48 2. Tujuan Kelas. Metode menggambarkan abstraksi detail dan perilaku dari Objek dalam 3. Cara Menentukan Metode Cara menentukan Metode dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan: ❺ Identifikasi Object State ❺ Identifikasi Metode yang diperlukan ❺ Identifikasi Hubungan Message ❺ Spesifikasi Metode ❺ Melihat bersama dengan dokumentasi Analisa Berorientasi Objek Urutan pembahasan berikut adalah bagaimana menemukan Metode sebaik-baiknya. ❺ Identifikasi State Objek Setiap Objek bergerak melewati suatu state, dari saat di mana Objek tersebut dibuat sampai berakhirnya suatu kegiatan. State dari Objek digammbarkan dengan nilai dari Atributnya. Perubahan nilai dari atribut merefleksikan perubahan state. Untuk mengidentifikasi State Objek dilakukan dengan - mempelajari nilai potensial untuk Atribut - menentukan apakah tanggung jawab sistem termasuk perilaku lain dari nilai potensial tersebut - periksa Analisa Berorientasi Objek yang mempunyai problem domain sama atau serupa Contohnya, atribut pada Sistem Sensor, atribut apakah yeang menggambarkan kebutuhan perubahan pada perilaku Objek. Dalam sistem ini terdapat atribut Model, Konversi, Interval, Alamat, State dan Nilai. Atribut State

25 49 adalah satu-satunya atribut yang mempunyai nilai perubahan dari perilaku Objek. Nilai dari atribut tersebut adalah "off", "standby" dan "on". Diagram State Objek menggembarkan state atau mode yang berbeda dari waktu ke waktu suatu Objek. Diagram menunjukkan state dan transisi dari suat state ke state yang lainnya. Diagram State Objek dapat digambarkan seperti pada Gambar 32. Gambar 32. Diagram State Objek ❺ Identifikasi Metode yang diperlukan Dalam menentukan Metode, perlu diperhatikan metode dengan algoritma sederhana dan metode dengan algoritma kompleks. Metode dengan algoritma sederhana terdiri dari 4 macam, yaitu: Create. Metode ini membuat dan menginisialisasi Objek baru dalam Kelas. Connect. Metode ini menghubungkan dan melepaskan hubungan dengan Objek lain. Access. Metode ini mengambil atau memasukkan Atribut dari Objek Release. Metode ini melepaskan atau menghahapus Objek

26 50 yaitu: Metode dengan algoritma kompleks dekelompokkan menjadi 2 kategori, Calculate. Metode ini melakukan perhitungan diri nilai Atribut Monitor. Metode ini memonitor sistem atau peralatan eksternal yang berhubungan dengan nilai input atau output dari luar dan akusisi data serta kontrol. F.. Menentukan Message Bagian ini menjelaskan cara mengidentifikasi message, tujuan dan bagaimana menentukan message. 1. Definisi Message Message adalah komunikasi antara objek. Dalam Analisa Berorientasi Objek, Hubungan Message ditentukan oleh problem domain dan tanggung jawab sistem. Hubungan Message adalah model hubungan yang menggambarkan suatu Objek mngirimkanmessage kepada Objek lain untuk melakukan pemrosesan. 2. Tujuan Hubungan Message menggabungkan jawaban event dan perspektif aliran data. Setiap Hubungan Message menngambarkan nilai yang dikirimkan untuk metode tertentu. Metode menggambarkan abstraksi detail dan perilaku dari Objek dalam Kelas.

27 51 3. Cara Menentukan Message Cara menentukan Message yang diperlukan, maka perhatian pada Objek meliputi: ❺ Apakah Objek lain memerlukan Metode dari Objek tersebut ❺ Apakah Objek lain memerlukan salah satu Metode ❺ Telusuri setiap Hubungan Message dan ulangi kedua pertanyaan itu ❺ Periksa hasil Analisa Berorientasi Objek sebelumnya. Contoh berikut menggambarkan Hubungan Message pada sistem. Pada SuratKendaraan terdapat Metode HitungPembayaran yang dilakukan pada pendaftaran. Hubungan Message menjelaskan bahwa Metode HitungPembayaran mengirimkan Message kepada Objek Pemilik dan Kendaraan untuk memenuhi kebutuhan perhitungan seperti pada Gambar 33. Gambar 33. Hubungan Message

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

Metode Coad -Yourdon

Metode Coad -Yourdon Metode Coad -Yourdon By: U. Abd. Rohim, MT mailto:abdrohim@yahoo.com blogs:www.abdrohim.my.or.id 1 Latar Belakang Termasuk metode yang muncul saat awal metode berorientasi objek mulai berkembang metode

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek 1. PENDAHULUAN Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek,

Lebih terperinci

PertemuanI. Object Oriented

PertemuanI. Object Oriented PertemuanI Object Oriented Pendahuluan Pemodelan Sistem Berbasis Objek Sejarah Object Oriented Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement, ini merupakan Non Procedural Language Procedural

Lebih terperinci

Metode Coad -Yourdon Proses Analisis

Metode Coad -Yourdon Proses Analisis Metode Coad -Yourdon Proses Analisis By: U. Abd. Rohim, MT mailto:abdrohim@yahoo.com blogs:www.abdrohim.my.or.id 1 Proses Analisis (Aktivitas 1) - (1) Definisi analisis: Memisahkan atau menguraikan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

Object Oriented Analaysis Object Oriented Design

Object Oriented Analaysis Object Oriented Design Terminologi Object Oriented Analaysis adalah metode analisis yang memeriksa requirements (syarat/keperluan yang harus dipenuhi suatu sistem) dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK

PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK PENGANTAR: Pengukuran adalah suatu hal pokok bagi disiplin perekayasaan(engineering), tidak terkecuali pada perekayasaan perangkat lunak atau software. Jangkauan luas pengukuran

Lebih terperinci

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

PEMODELAN ANALISIS. Di Susun Oleh : Linda Liana Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom

PEMODELAN ANALISIS. Di Susun Oleh : Linda Liana Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom PEMODELAN ANALISIS Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 PEMBAHASAN Model

Lebih terperinci

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. DESAIN PERANGKAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program.

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program. BAHASA PEMROGRAMAN PROGRAM Kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasinya yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM BASIS DATA 2 WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 SBD 2 Model Enhanced Entity Relationship Review Konsep Model Enhanced Entity Relationship (EER). Konsep Model EER : Superclass dan Subclass.

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, dan menjelaskan system yang digunakan pada kerja praktik ini. Adapun teori-teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan Mengumpulkan data yang dibutuhkan Mempersiapakan alat dan bahan penelitian Observasi Wawancara Data Penelitian

Lebih terperinci

2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan yang relevan.

2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan yang relevan. Topik 3 : Analisis 2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan yang relevan. Tujuan tahap analisis adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

1. Konsep dan Prinsip Analisa

1. Konsep dan Prinsip Analisa 1. Konsep dan Prinsip Analisa Pendataan industri dan perdagangan merupakan salah satu bagian dari ketersediaan data statistik industri dan perdagangan. Data yang mencakup di dalamnya yaitu : data kecamatan,

Lebih terperinci

12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS

12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS 12. KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS 12.1 Analisis Persyaratan 12.2 Prinsip-Prinsip Analisis 12.3 Area Kerja Analisis 12.3.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah 12.3.2 Evaluasi dan Sintesis 12.3.3 Pemodelan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Elemen Model Analisis Rekayasa perangkat lunak dimulai dg serangkaian tugas pemodelan yg membawa pd suatu spesifikasi lengkap dari persyaratan dan representasi desain

Lebih terperinci

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P.

P10 Konsep & Prinsip Desain. A. Sidiq P. P10 Konsep & Prinsip Desain A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta Desain PL & RPL 2 Model Analisis Model Desain AnalysisModel Design Model 3 Data design (desain data) Mentransformasikan model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah)

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM RUMAH PINTAR BERBASIS MOBILE DAN WEB (Studi Kasus : Penjadwalan Lampu Rumah) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1,

Lebih terperinci

OPTIMASI PERANGKAT LUNAK KEUANGAN DI KANTOR EKONOM KEUSKUPAN BANDUNG

OPTIMASI PERANGKAT LUNAK KEUANGAN DI KANTOR EKONOM KEUSKUPAN BANDUNG OPTIMASI PERANGKAT LUNAK KEUANGAN DI KANTOR EKONOM KEUSKUPAN BANDUNG Disusun oleh : Ali Sadiyoko Gunawan Juanda LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

Implementasi OOP Pada Perangkat Lunak Pemrograman

Implementasi OOP Pada Perangkat Lunak Pemrograman Silabus Pertemuan ke- Pokok Bahasan Keterangan 1 Pengenalan Dasar Pemrograman 2 Konsep Dasar Pemrograman 3 Tahapan Pembuatan Program 4 Elemen-Elemen Bahasa Pemrograman 5 Analisa Struktur Program 6 Analisa

Lebih terperinci

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi Soal Kuis I PSBO 1. Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement dinamakan dengan a. Non Procedural Language b. Procedural Language c. Object Oriented Programming d. Visual Object Oriented

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan

Lebih terperinci

Pemodelan Berorientasi Objek

Pemodelan Berorientasi Objek 1 Pemodelan Berorientasi Objek Pemodelan Kebutuhan Sistem Dengan Use Case Adam Hendra Brata Materi Pertemuan 4 2 Pemodelan Kebutuhan Sistem Diagram Use Case Skenario Use Case Pemodelan Kebutuhan Sistem

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen dan elemenya. Pendekatan sistem

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Perangkat Lunak Pertemuan 4 Konsep dan Prinsip Analisis Dan Pemodelan Analisis.: Erna Sri Hartatik :. Definisi Tahap Analisis : yaitu tahap dimana kita berusaha mengenali segenap permasalahan

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Al Fatta (2007) sistem secara umum adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar

Lebih terperinci

Teknik Informatika. Bab III: Perancangan BasisData

Teknik Informatika. Bab III: Perancangan BasisData Teknik Informatika Bab III: Perancangan BasisData III.1. Proses Perancangan Basis Data Proses perancangan basis data, terlepas dari masalah yang ditangani dibagi menjadi 3 tahap: 1. Perancangan basis data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 DESAIN PERANGKAT LUNAK DAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PRINSIP DAN KONSEP DESAIN) NAMA : RAHMAT JAENURI NIM : 41814120237 Rekayasa Perangkat Lunak Page

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI. Aplikasi chatting mobile phone yang menggunakan NetBeans IDE 6.0 yang di BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Tahapan analisis merupakan tahapan yang paling awal dalam membuat sebuah perangkat lunak. Pada tahapan ini dilakukan perancangan terhadap Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi Pengenalan Obyek Arna Fariza Materi Obyek Siklus pengembangan berorientasi obyek Metodologi berorientasi obyek Kelebihan metodologi berorientasi obyek 1 Obyek Obyek adalah tipe data komposit Menyimpan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas. Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Sumber Daya Manusia dalam Ruang Lingkup Fakultas Nuraeny (2010) mengemuckakan bahwa Sumber Daya Manusia yang ada dalam ruang lingkup Universitas khususnya pada tiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 SOAL PRA UTS PSBO 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

PENGUJIAN BERORIENTASI OBJEK

PENGUJIAN BERORIENTASI OBJEK PENGUJIAN BERORIENTASI OBJEK Tujuan pengujian tetap yaitu untuk menemukan kesalahan dalam selang waktu yang realistik Mengubah strategi dan taktik pengujian Ada tiga hal yang harus diperhatikan : Definisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan

Analysis Modeling 4/10/2018. Focus on What not How. Kenapa Analisis Kebutuhan. Definisi Analisis Kebutuhan. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Kenapa Analisis Kebutuhan Analysis Modeling 1 Definisi Analisis Kebutuhan Definisi Analisis Kebutuhan Penguraian kebutuhan-kebutuhan yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Menurut Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc; 2011:1. Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha

Lebih terperinci

BAB l Pengujian Perangkat Lunak

BAB l Pengujian Perangkat Lunak BAB l Pengujian Perangkat Lunak 1.1 Pengertian Pengujian Pengujian Perangkat Lunak (Software Testing) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan telah memecahkan

Lebih terperinci

PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK Lord Kelvin berkata : Bila Anda dapat mengukur apa yg sedang Anda bicarakan dan mengekspresikannya dalam angka, berarti Anda memahaminya. Tujuan pengukuran perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK Rekayasa Perangkat Lunak B4 Hal : 1 BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK Lord Kelvin berkata : Bila Anda dapat mengukur apa yg sedang Anda bicarakan dan mengekspresikannya dalam angka, berarti

Lebih terperinci

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Disusun Oleh : M Ikhsan Ariya Girinata 41813120052 Dosen : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI Mata Kuliah : REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Lebih terperinci

Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain

Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain Minggu 6 Prinsip & Konsep Desain Terjemahan model analisis menjadi desain software Entity- Relationship Diagram Data Dictionary Data Flow Diagram procedural design interface design architectural design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan penulis dalam proses penelitian skripsi yang berjudul Rancang Bangun Digital Satuan Kegiatan Harian Guru dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

Pertemuan Transformasi ER-MODEL INDIKATOR. 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional.

Pertemuan Transformasi ER-MODEL INDIKATOR. 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional. Pertemuan 4-5-6 Transformasi ER-MODEL INDIKATOR 1. Memahami ER model 2. Menerapkan transformasi ER- Model ke Model Relasional. URAIAN MATERI PERANCANGAN DATABASE Perancangan Database adalah proses untuk

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian di Bengkel Trijaya Motor Bandung yang berlokasi di Jl. Leuwi Panjang No. 111 Bandung Telpon 022-70221812 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi dapat diartikan sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu ( kamus komputer, 1996, Hal:20). Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu Apotek Cibatu Antapani Bandung. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek LAT UTS AMIK BSI 1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalampengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

Chapter 6. Development and quality plans

Chapter 6. Development and quality plans Chapter 6 Development and quality plans 6.1 Sasaran Rencana Pengembangan dan Kualitas Perencanaan, sebagai suatu proses, memiliki beberapa tujuan, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan landasan yang kuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem secara umum dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan anatara satu dengan yang lainnya yang membentuk satu kesatuan dalam

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 5 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Teknik-teknik Pengujian Perangkat Lunak Pengujian Black Box. Pengujian untuk Sistem Waktu Nyata.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Sistem Suatu bentuk dikatakan sebagai sistem bila di dalamnya terdapat : 1. elemen / komponen, 2. interaksi / kerjasama, 3. integrasi / kesatuan, dan 4. tujuan, Maka

Lebih terperinci

3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK

3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK 1 RPL 3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK Topik meliputi : 1. Fungsi Analisa Keperluan 2. Prinsip Analisa 3. Domain Informasi 4. Partisi 5. Data Flow Diagram (DFD) Setelah mempelajari ini, diharapkan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Pendekatan Terstruktur dan alat-alat pemodelan Sistem Model Pendekatan Pendekatan terstruktur Mempertimbangkan data dan proses yang mentransformasikan data sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Gunung Mas Parahyangan merupakan perusahaan dengan skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin tekstil.

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Seminar Nasional Teknologi Informasi 2015 RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Qoriani Widayati, Irman Effendy 1) Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer Jl.

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA. Di Susun Oleh : Linda Liana Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom

PEMODELAN DATA. Di Susun Oleh : Linda Liana Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom PEMODELAN DATA Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. PEMODELAN DATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain dan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Rumusan Masalah Pengembangan Perangkat Lunak Analisis Data Model

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN

12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN 12. PERKEMBANGAN / KEMAJUAN Untuk mengkoordinasi pemrosesan yang sedang berjalan di seluruh area produksi Manajer Operasi Perencanaan dan Pengembangan ( Penjadwal ) Pengontrol Operasi Supervisor Pengembangan

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 12

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 12 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 12 Desain Data dan Arsitektur, Proses Desain Arsitektur, Pasca Pemprosesan Desain Optimasi Desain Arsitektur, Desain Interpace dan Prosedur Coding NAMA :

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( KONSEP DESAIN PERANGKAT LUNAK )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( KONSEP DESAIN PERANGKAT LUNAK ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( KONSEP DESAIN PERANGKAT LUNAK ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 1 Konsep & Desain RPL BAB

Lebih terperinci

Business Process Analysis

Business Process Analysis Business Process Analysis Pertemuan 8 Business Process Modeling Notation [ BPMN ] Introducing Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom Business Process Modeling Notation (BPMN) adalah notasi grafis yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci