Perancangan Becak Motor Ditinjau dari Segi Ergonomi. Design Pedicab-Motorcycle for Transportation (Ergonomic Perspective)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Becak Motor Ditinjau dari Segi Ergonomi. Design Pedicab-Motorcycle for Transportation (Ergonomic Perspective)"

Transkripsi

1 Perancangan Becak Motor Ditinjau dari Segi Ergonomi Design Pedicab-Motorcycle for Transportation (Ergonomic Perspective) Wawan Yudiantyo, Christine Suhardja Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha Abstrak Becak merupakan sarana transportasi yang umum ditemukan beberapa kota di Negara Indonesia. Namun, becak saat ini dikeluhkan oleh penarik becak karena seiring dengan penambahan jalanan, maka tuntutan pengantaran makin jauh, dan itu mengakibatkan kelelahan. Selain itu, bagi penumpang becak mengeluhkan bahwa jalannya becak yang lambat menimbulkan waktu yang cukup lama untuk mencapai ke tempat tujuan, sedangkan kondisi sekarang ini dibutuhkan aktivitas dengan mobilitas yang tinggi. Dengan melihat keunggulan becak dibandingkan dengan sarana transportasi lain, maka dirancang becak yang digabungkan dengan motor agar jalannya becak yang lambat menjadi lebih cepat, dan tidak membuat penarik besak merasa lelah seperti sebelumnya. Data yang dikumpulkan adalah data spesifikasi becak di Kota Cirebon dan motor Supra X 125 cc. Bagian becak yang diolah adalah pijakan besi, pijakan papan, alas jok, sandaran jok, dudukan tangan dan atap becak sedangkan bagian motor yang diolah adalah jok motor, stang motor, pijakan kaki, step depanjok depan, dan step belakang-jok belakang. Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian dilakukan perancangan berbagai alternatif Becak-Motor. Melalui metoda concept scoring, didapatkan alternatif rancangan yang terbaik. Kata kunci: Ergonomi, Antropometri, Becak-Motor Abstract Pedicab is a public transportation that s commonly found in Indonesia. But, nowadays, pedicab get so many complains because it still worked by manpower. The other side, the passengers complain that the pedicab is so slow, it makes need more time for get their destination place. It is also a problem in the city of Cirebon. Seeing that problem, designed pedicab that combined with a motorcycle can make a pedicab move more quickly and also more efficient. The datas collected : the specification of pedicab in the city of Cirebon and the specification of Honda Supra X 125 cc motorcycle. The part of pedicab that were processed are : footer, foundation board, the base seat, back seat, seat hand and the roof. The part of motorcycle are: motorcycle seat, motorcycle handlebar, footrests, front-seat front step, and step behind the back seat. After processing the datas and analysis, then designed the several alternatifes of Pedicab-Motorcycles. Finally, by scoring concept methods, we get the best alternatif of Pedicab-Motorcycles. Keywords: Ergonomics, Anthropometrics, Pedicab-Motorcycles 1. Pendahuluan Saat ini kebutuhan akan namanya sarana transportasi merupakan hal yang semakin penting dan semakin perlu untuk dipenuhi, khususnya untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan. Dengan tingkat aktivitas yang sangat tinggi perlu ditunjang oleh adanya suatu moda transportasi yang baik. Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dan akan dihadapi oleh negara-negara maju dan negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia baik di bidang transportasi perkotaan maupun transportasi antar kota (regional). Oleh karena itu, perlu terciptanya suatu sistem 139

2 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: transportasi yang menjamin pergerakkan manusia secara lancar, aman, cepat, murah dan nyaman dimana itu merupakan tujuan utama dari pembangunan dari sektor transportasi itu sendiri. Seperti halnya dengan beberapa daerah dan kota di Indonesia ini, Kota Cirebon yang masih termasuk ke dalam provinsi Jawa Barat merupakan kota yang cukup tinggi tingkat perkembangannya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang perdagangan yang cukup bergantung pada alat transportasi angkutan umum roda empat, becak, dan ojek. Becak terpilih karena berbagai keunggulan, seperti : bisa mengangkut orasng dan barang, lebih murah dan bisa masuk jalan yang sempit. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan mengenai sarana transportasi becak di Kota Cirebon ini, ternyata alat transportasi becak masih dirasakan kurang nyaman bagi beberapa pihak. Ketidaknyamanan terhadap sarana transportasi becak ini menimbulkan keluhan bagi masyarakat baik sebagai pemakai sarana transportasi becak maupun penarik becak itu sendiri. Ini dikarenakan pada transportasi becak masih menggunakan tenaga manusia dalam mengoperasikannya. Sejalan dengan perkembangan luas wilayah dan penambahan sarana jalan, maka penarik becak dituntut untuk bisa menarik becak lebih jauh. Tentunya hal ini akan membuat penarik becak lebih lelah dari sebelumnya. Hal tersebut yang sering dikeluhkan oleh pengendara becak karena dengan hasil yang tidak seberapa namun tenaga yang dikeluarkan sangat besar. Selain itu, becak dikeluhkan oleh pemakai jasa becak karena jalannya yang lambat yang sering membuat kemacetan lalu lintas. Selain itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai ke tempat tujuan yang diinginkan. Di Kota Cirebon cukup banyak jalan yang searah sehingga dengan jalannya becak yang cukup lambat dan masih menggunakan tenaga manusia dalam pengoperasiannya, maka becak cenderung melanggar aturan dengan menerobos jalan yang searah tersebut. Ini dikarenakan agar mereka bisa sampai ke tempat tujuan dengan route yang lebih pendek. Selain kekurangan-kekurangan dari becak yang telah disebutkan sebelumnya, becak memiliki beberapa kelebihan seperti diantaranya becak masih diperlukan sampai saat ini dikarenakan becak bisa masuk ke jalan-jalan atau ganggang kecil yang tidak bisa dilewati oleh alat transportasi roda empat lain, seperti mobil angkutan umum. Selain itu, didukung juga pada malam hari angkutan umum jarang sekali beroperasi di Kota Cirebon. Dengan melihat permasalahan tersebut maka perlu dirancang suatu alat transportasi yang memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam mengoperasikan transportasi tersebut yaitu dengan merancang suatu sarana transportasi yang disebut dengan becak motor (Betor) di Kota Cirebon. Dengan menggabungkan desain becak dan motor, maka diharapkan Kota Cirebon mempunyai sarana transportasi yang lebih baik. 2. Tinjauan Pustaka Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan. Menurut beberapa ahli ergonomi seperti diantaranya adalah Iftikar Z. Sutalaksana, Ruhana Anggawisastra serta Jann H. Tjakraatmadja mendefinisikan: Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu system kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Selain itu, Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. 140

3 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) Menurut Sritomo (1989), istilah Antropometri yang berasal dari Anthro yang berarti manusia dan Metron yang berarti ukuran. Pengertian Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia berupa ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Selain itu antropometri juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tata cara pengukuran dimensi tubuh manusia baik dalam keadaan diam maupun bergerak yang digunakan untuk merancang peralatan dan sistem kerja. Iftikar Z. Sutalaksana, Ruhana Anggawisastra, dan John Tjakraatmadja mengatakan bahwa: ergonomi merupakan cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi informasi mengenai sifat, kemampuan, keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman. Definisi Perancangan. Perancangan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem baik fisik/nonfisik dalam waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Teknik Perancangan. Teknik perancangan merupakan suatu aktivitas dengan maksud tertentu ke arah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita (Menurut Morris Asimow). Prosedur Perancangan. Tahapan tahapan dalam prosedur perancangan adalah sebagai berikut: Need ; prosedur berawal dari kebutuhan; Idea, dari kebutuhan kita menciptakan ide ide; Decision, dari ide tersebut kita dapat mengambil keputusan dengan mengambil alternatif/ide yang terbaik dan Action, kita lakukan suatu kegiatan dengan ide ide tersebut. Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, memperbaiki, dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non-fisik, yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Concept scoring merupakan suatu metode yang mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi konsep produk dari pelanggan potensial di dalam target pasar. 3. Pembahasan Berdasarkan pengamatan lapangan dan penelitian pendahuluan, maka diperoleh gagasan untuk merancang suatu produk yang dinamakan Becak-motor, yaitu menggabungkan becak dan motor. Sehingga tujuan penelitian ini adalah merancang suatu alat transportasi yang dinamakan Betor, yaitu menggabungkan becak dan motor. Karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi permasalahannya, sehingga ruang lingkup pembahasan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun batasan yang diberikan adalah sebagai berikut : Data antropometri yang digunakan sebagai panduan dalam merancang becak motor diambil dari buku Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya karangan Eko Nurmianto, Jenis motor yang digunakan adalah Supra X dengan kapasitas 125cc, becak yang digunakan adalah becak di Kota Cirebon, kapasitas motor untuk 2 orang, kapasitas becak untuk 2 orang, persentil yang digunakan dalam merancang becak motor ini adalah persentil minimum (P 5 ) sebesar 5%, persentil rata-rata (P 50 ) sebesar 50%, dan persentil maksimum (P 95 ) sebesar 95%, hasil pengukuran menggunakan satuan milimeter (mm), serta tidak menganalisis mengenai tarif, hal ini diserahkan pada mekanisme pasar dengan berprinsip pada demand dan supply. Asumsi yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data antropometri yang didapatkan mewakili ukuran pemakai dari, panjang merupakan dimensi yang diukur 141

4 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: secara horizontal dengan arah yang sejajar dengan bidang dada (baik penumpang maupun pengemudi ), lebar merupakan dimensi yang diukur secara horizontal dengan arah yang tegak lurus dengan bidang dada (baik penumpang maupun pengemudi ), tinggi merupakan dimensi yang diukur secara vertikal. Sedangkan allowance yang digunakan dalam pengolahan data: Tebal celana (bagian kanan-kiri dari celana yang berkantung) = 15,0 mm, tebal pakaian (bagian kanan-kiri dari jaket) = 15,0 mm, tinggi alas kaki (seperti tinggi sepatu) = 30,0 mm, tebal alas kaki (bagian kanan-kiri sepatu) = 10,0 mm, tebal sarung tangan = 5,0 mm, tebal karet pelapis = 10,0 mm, lebar kuku = 10,0 mm, tinggi Penutup Kepala (seperti topi, kopiah, sanggul) = 70,0 mm Dilihat dari permasalahan yang ada, maka masalah-masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana spesifikasi motor Supra X 125 cc? ; Bagaimana spesifikasi becak aktual di Kota Cirebon? ; Bagaimana hubungan posisi becak dan motor? ; Bagaimana letak posisi naik turunnya penumpang yang baik? ; Bagaimana bentuk usulan rancangan dan spesifikasi dari yang ergonomis? ; dan Apa sajakah sarana penunjang lainnya yang dapat diberikan pada sarana transportasi? Data-data yang dikumpulkan ialah: spesifikasi dari becak, spesifikasi dari motor Supra X 125 cc, dan data-data antropometri yang ada dalam buku Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, karangan Eko Nurmianto merupakan buku panduan yang digunakan untuk data antropomerti untuk merancang becak motor ini. Kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan data antropometri dengan mempertimbangkan tingkat kenyamanan dan kemanan. Berdasarkan analisis data, didapatkanlah spesifikasi dan dimensi dari rancangan Becak-motor atau Betor. Dari hasil analisis, dirancangan berbagai alternatif rancangan Betor. Dengan menggunakan metoda Scoring Concept, didapatkan sebuah rancangan Betor yang terbaik. 3.1 Pengumpulan, Pengolahan, dan Perancangan Data spesifikasi becak yang dikumpulkan adalah pijakan besi becak, pijakan papan, alas jok, sandaran jok, dudukan tangan, roda becak, badan becak, stang becak, dan atap becak. Data spesifikasi becak yang diolah menggunakan tabel ringkasan antropometri adalah pijakan besi becak, pijakan papan, alas jok, sandaran jok, dudukan tangan dan atap becak. Data spesifikasi motor supra x 125 cc yang dikumpulkan adalah jok motor, speedometer, stang motor, pijakan kaki motor, step depan-jok depan, step belakang-jok belakang, batas jok bagian depan dengan jok bagian belakang, step bagian belakang-ujung jok bagian belakang, step bagian depan sampai transmisi gigi depan, step bagian depan sampai transmisi gigi belakang, step bagian depan sampai step bagian belakang, dan pijakan kaki ke tanah. Data spesifikasi motor supra x 125 cc yang diolah menggunakan tabel ringkasan antropometri adalah jok motor, stang motor, pijakan kaki motor, step depan-jok depan, dan step belakang-jok belakang.dari hasil pengolahan data menggunakan tabel ringkasan antropometri baik becak maupun motor supra x 125 cc didapatkan bahwa terdapat beberapa bagian becak dan motor yang mengalami perubahan ukuran dari ukuran aktual masing-masing bagian becak dan motor. Adapun ringkasan dari tabel antropometri tersebut adalah sebagai berikut: 142

5 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) No Tabel 1 Ringkasan Hasil Perancangan Motor Panjang Bagian Depan Jok Motor 150,0 mm 145,5-306,0 mm 150,0 mm Tetap Panjang Bagian Tengah Jok Motor 300,0 mm 247,5-345,0 mm 300,0 mm Tetap Panjang Bagian Belakang Jok Motor 200,0 mm 253,5-353,0 mm 253,5 mm Berubah Lebar Depan - Tengah 420,0 mm 337,5-465,0 mm 420,0 mm Tetap Lebar Tengah - Belakang 320,0 mm 439,5-601,0 mm 439,5 mm Berubah Tinggi ke Tanah 780,0 mm 574,5-796,0 mm 780,0 mm Tetap Panjang antar stang 560,0 mm 574,0-579,0 mm 574,0 mm Berubah Panjang stang 137,0 mm 81,0-113,0 mm 113,0 mm Berubah Tinggi stang ke tanah 1000,0 mm 1003,0-1013,0 mm 1003,0 mm Berubah Diameter 40,0 mm 45,0-55,0 mm 45,0 mm Berubah Panjang 100,0 mm 72,0-106,0 mm 100,0 mm Tetap Lebar 270,0 mm 186,0-258,0 mm 258,0 mm Berubah 4 Step Depan-Jok Depan Tinggi 520,0 mm 543,0-573,0 mm 543,0 mm Berubah 5 Step Belakang-Jok Belakang Tinggi 480,0 mm 533,0-563,0 mm 533,0 mm Berubah Komponen-komponen Jok Motor Stang Motor Pijakan Kaki Motor Pijakan Besi Pijakan Papan Alas Jok 9 Sandaran Jok 10 Dudukan Tangan Atap Becak Dimensi Ukuran Aktual Ukuran Perancangan Ukuran Usulan Keputusan Becak Panjang 700,0 mm 932,0-947,0 mm 932,0 mm Berubah Lebar 95,0 mm 64,0-74,0 mm 74,0 mm Berubah Panjang 670,0 mm 932,0-947,0 mm 932,0 mm Berubah Lebar 340,0 mm 266,0-542,0 mm 340,0 mm Tetap Panjang Alas Jok 690,0 mm 932,0-947,0 mm 932,0 mm Berubah Panjang Dudukan Jok 690,0 mm 932,0-947,0 mm 932,0 mm Berubah Lebar Alas Jok 360,0 mm 303,8-420,0 mm 360,0 mm Tetap Lebar Dudukan Jok 380,0 mm 303,8-420,0 mm 380,0 mm Tetap Tinggi Dudukan Jok 190,0 mm 294,8-423,0 mm 294,8 mm Berubah Panjang 690,0 mm 932,0-947,0 mm 932,0 mm Berubah Tinggi 360,0 mm 465,8-636,0 mm 465,8 mm Berubah Panjang 100,0 mm 81,0-113,0 mm 100,0 mm Tetap Lebar 440,0 mm 354,8-483,0 mm 440,0 mm Tetap Panjang 800,0 mm 1148,0-1168,0 mm 1148,0 mm Berubah Lebar Bagian Depan 500,0 mm 266,0-627,0 mm 500,0 mm Tetap Lebar Bagian Belakang 600,0 mm 439,5-686,0 mm 600,0 mm Tetap Tinggi Bagian Tengah 1170,0 mm 1364,0-1464,0 mm 1364,0 mm Berubah Concept Scoring Concept scoring dilakukan menjadi 3 tahap yaitu: Untuk tahap 1 digunakan untuk mengetahui letak posisi becak terhadap motor apakah motor berada di sebelah depan, sebelah samping kanan, sebelah samping kiri atau di bagian belakang becak yang ditinjau dari kriteria penilaian berupa kekuatan sambungan, kenyamanan pengendara, keselamatan, lebar secara keseluruhan dan kesehatan. Untuk tahap 2 digunakan untuk mengetahui letak posisi naik turunnya penumpang apakah di sebelah kanan atau sebelah kiri atau disebelah kanan-kiri yang ditinjau dari kriteria penilaian berupa segi kenyamanan dan keselamatan penumpang. Untuk tahap 3 digunakan untuk mengetahui fasilitas pendukung yang diberikan yang ditinjau dari kriteria penilaian berupa kenyamanan, estetika dan pelindung hujan. Hasil concept scoring: Untuk tahap 1 yang terpilih adalah alternatif 1 yaitu posisi motor yang berada di bagian depan becak. Untuk tahap 2 yang terpilih adalah alternatif 1 yaitu posisi naik turunnya penumpang berada di bagian kiri becak. Untuk tahap 3 yang terpilih adalah alternatif 5 yaitu atap yang menutupi seluruh bagian becak dan motor dengan penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak motor serta penutup bagian depan motor. 143

6 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: Ilustrasi gambar concept scoring tahap 1 (Letak posisi motor terhadap becak) Gambar 1. Ilustrasi Posisi Motor di Depan Becak Dilihat dari Bagian Atas (Alt 1) Gambar 2. Ilustrasi Posisi Motor di Samping Kanan Becak Dilihat dari Bagian Atas (Alt 2) Gambar 3. Ilustrasi Posisi Motor di Samping Kiri Becak Dilihat dari Bagian Atas (Alt 3) Gambar 4. Ilustrasi Posisi Motor di Belakang Becak Dilihat dari Bagian Atas (Alt 4) 144

7 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) Tabel 2. Jumlah Responden Untuk Concept Scoring Tahap 1 Kriteria Penilaian (orang) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Total Kekuatan Sambungan Kenyamanan Pengendara Keselamatan Lebar secara keseluruhan Kesehatan Kekuatan Sambungan 10% 30% 30% 30% (orang) Alternatif 4 Gambar 5. Persentase Responden Mengenai Kekuatan Sambungan Kenyamanan Pengendara 17% 17% 50% 17% (orang) Alternatif 4 Gambar 6. Persentase Responden Mengenai Kenyamanan Pengendara Keselamatan 7% 7% 36% 50% (orang) Alternatif 4 Gambar 7. Persentase Responden Mengenai Keselamatan 145

8 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: Lebar secara keseluruhan 40% 10% 40% 10% (orang) Alternatif 4 Gambar 8. Persentase Responden Mengenai Lebar Secara Keseluruhan Kesehatan 57% 3% 20% 20% (orang) Alternatif 4 Gambar 9. Persentase Responden Mengenai Kesehatan Tabel 3. Concept Scoring Letak Posisi Motor Terhadap Becak Posisi Motor Terhadap Becak Kriteria Penilai Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Nilai Nilai Nilai Nilai Kekuatan Sambungan Kenyamanan Pengendara Keselamatan 2 1 3,5 3,5 Lebar secara keseluruhan 1,5 3,5 3,5 1,5 Kesehatan 4 2,5 2,5 1 Total Nilai 10, ,5 13 Peringkat

9 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) Ilustrasi gambar concept scoring tahap 2 (Letak posisi naik turunnya penumpang) Gambar 10. Ilustrasi Letak Pintu Masuk-Keluar Berada Di Sebelah Kiri Becak (Alt 1) Gambar 11. Ilustrasi Letak Pintu Masuk-Keluar Berada Di Sebelah Kanan Becak (Alt 2) Gambar 12. Ilustrasi Letak Pintu Masuk-Keluar Berada Di Sebelah Kanan-Kiri Becak (Alt 3) Tabel 4. Rangkuman Alternatif Perancangan Letak Posisi Turun Penumpang Kriteria Penilaian Kenyamanan Penumpang Keselamatan Penumpang Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Sesuai dengan data antropometri Sesuai dengan data antropometri Tidak sesuai dengan data antropometri (Aktual) penumpang penumpang penumpang Tidak sesuai dengan jalur jalan kendaraan Sesuai dengan jalur jalan kendaraan Sesuai dengan jalur jalan kendaraan Tingkat kecelakaan kecil Tingkat kecelakaan besar Ada kemungkinan terjadinya kecelakaan penumpang penumpang penumpang 147

10 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: Tabel 5. Jumlah Responden Untuk Concept Scoring Tahap 2 Kriteria Penilaian (orang) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Total Kenyamanan Penumpang Keselamatan Penumpang Kenyamanan Penumpang 47% 7% 46% Gambar 13. Persentase Responden Mengenai Kenyamanan Penumpang Keselamatan Penumpang 7% 10% 83% Gambar 14. Persentase Responden Mengenai Keselamatan Penumpang Tabel 6 Concept Scoring Letak Posisi Turun Penumpang Kriteria Penilaian Posisi Turun Penumpang Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Nilai Nilai Nilai Kenyamanan Penumpang 1,5 1,5 3 Keselamatan Penumpang Total Nilai 2,5 4,5 5 Peringkat Keterangan Alternatif: Alternatif 1: Penumpang keluar melalui sebelah kiri. Alternatif 2: Penumpang keluar melalui sebelah kanan. Alternatif 3: Penumpang keluar melalui sebelah kanan dan kiri 148

11 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) Tabel 7. Rangkuman Alternatif Perancangan Fasilitas Pendukung Kriteria Penilaian Kenyamanan Estetika Pelindung Hujan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Bentuk aktual; pengendara motor dapat kehujanan dan penumpang becak dapat terpercik air hujan Bentuk aktual; seperti becak dan motor pada umumnya (hanya penutup atap becak) Tidak terdapat pelindung hujan Pengendara dapat kehujanan Atap yang menutupi bagian becak dengan penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak Tidak terdapat pelindung hujan Pengendara motor maupun penumpang becak dapat terpercik air hujan Atap yang menutupi bagian becak dan motor tanpa penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri Tidak terdapat pelindung hujan Pengendara motor dapat terpercik air hujan Atap yang menutupi bagian becak dan motor dengan penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri Tidak terdapat pelindung hujan Pengendara tidak dapat terpercik air hujan karena hampir semua bagian tertutup Atap yang menutupi seluruh bagian namun masih dapat melihat pemandangan luar melalui jendela Terdapat pelindung hujan Tabel 8. Jumlah Responden Untuk Concept Scoring Tahap 3 Kriteria Penilaian (orang) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Total Kenyamanan Estetika Pelindung Hujan Kenyamanan 3% 7% 10% 60% 20% (orang) Alternatif 4 (orang) Alternatif 5 Gambar 15. Persentase Responden Mengenai Kenyamanan Estetika 57% 3% 10% 13% 17% (orang) Alternatif 4 (orang) Alternatif 5 Gambar 16. Persentase Responden Mengenai Estetika 149

12 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: Pelindung Hujan 87% 3% 3% 3% 3% (orang) Alternatif 4 (orang) Alternatif 5 Kriteria Penilaian Gambar 17. Persentase Responden Mengenai Pelindung Hujan Tabel 9. Concept Scoring Fasilitas Pendukung Fasilitas Pendukung (Penutup Atap) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Kenyamanan Estetika Pelindung Hujan 3,5 3,5 3,5 3,5 1 Total Nilai 13,5 11,5 9,5 7,5 3 Peringkat Keterangan Alternatif: Alternatif 1: Atap yang hanya menutupi bagian becak saja tanpa penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak (aktual). Alternatif 2: Atap yang hanya menutupi bagian becak saja dengan penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak. Alternatif 3: Atap yang menutupi seluruh bagian becak dan motor tanpa penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak motor. Alternatif 4: Atap yang menutupi seluruh bagian becak dan motor dengan penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak motor. Alternatif 5: Atap yang menutupi seluruh bagian becak dan motor dengan penutup bagian belakang dan samping kanan-kiri becak motor serta penutup bagian depan motor. Fasilitas penunjang yang diberikan terhadap rancangan becak motor yang telah terpilih adalah fasilitas lampu DC pijar, tempat barang, tempat sampah, asbak, tempat majalah dan buku-buku bacaan, jam dinding, keset kaki, meja lipat dan kotak P3K. Kelebihan-kelebihan dari hasil rancangan adalah sebagai berikut: Sistem dalam mengendarai kemudi lebih mudah jika dibandingkan dengan sistem kemudi motor berada di bagian belakang becak. Luas dari dudukan pengendara motor menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan luas dudukan pengendara motor berada di bagian samping kanan-kiri becak. Pandangan pengendara dalam mengendarai tidak terhalangi oleh badan penumpang sehingga akan menjadi lebih nyaman dan aman. Jika terjadi hujan baik penumpang maupun pengendara becakmotor tetap dapat menggunakan becak motor.tingkat keselamatan dari letak posisi naik turun penumpang berada di sebelah kiri becak lebih tinggi jika dibandingkan dengan letak posisi naik turunnya penumpang yang berada di bagian kanan becak. Tidak memerlukan tenaga manusia yang besar dalam mengoperasikan ini dibandingkan dengan menggunakan becak.lebih 150

13 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) cepat untuk mencapai tujuan dari penumpang dibandingkan dengan menggunakan becak. Kapasitas tampung lebih banyak dibandingkan dengan jika menggunakan motor atau becak. Foto pendukung penelitian ini: 3.2 Hasil Gambar 19. Foto Dukungan Para Tukang Becak Ukuran aktual dari spesifikasi motor Supra X 125 cc adalah sebagai berikut: 1. Jok motor Panjang bagian depan jok motor : 150,0 mm Panjang bagian tengah jok motor : 300,0 mm Panjang bagian belakang jok motor: 200,0 mm Lebar depan sampai tengah : 420,0 mm Lebar tengah sampai belakang : 320,0 mm Tinggi dari jok ke tanah : 780,0 mm 2. Stang motor Panjang antar stang motor : 560,0 mm Panjang stang motor : 137,0 mm Tinggi stang ke tanah : 1000,0 mm Diameter stang motor : 40,0 mm 3. Pijakan kaki motor Panjang pijakan kaki motor : 100,0 mm Lebar pijakan kaki motor : 270,0 mm 4. Step depan - jok depan Tinggi step depan - jok depan : 520,0 mm 5. Step belakang - jok belakang Tinggi step belakang - jok belakang sebesar 480,0 mm Ukuran aktual dari spesifikasi becak di Kota Cirebon adalah sebagai berikut: 1. Pijakan besi becak Panjang pijakan besi becak : 700,0 mm Lebar pijakan besi becak : 95,0 mm 2. Pijakan papan becak Panjang pijakan papan becak : 670,0 mm Lebar pijakan papan becak : 340,0 mm 3. Alas jok becak Panjang alas jok becak : 690,0 mm Lebar alas jok becak sebesar 360,0 mm Panjang dudukan jok becak : 690,0 mm 151

14 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: Lebar dudukan jok becak : 380,0 mm Tinggi dudukan jok becak : 190,0 mm 4. Sandaran jok becak Panjang sandaran jok becak : 690,0 mm Tinggi sandaran jok becak sebesar 360,0 mm 5. Dudukan tangan becak Panjang dudukan tangan becak : 100,0 mm Lebar dudukan tangan becak : 440,0 mm 6. Atap becak Panjang atap becak : 800,0 mm Lebar bagian depan atap becak : 500,0 mm Lebar bagian belakang atap becak : 600,0 mm Tinggi bagian tengah atap becak : 1170,0 mm Hubungan Posisi Becak Dan Motor Jika Ditinjau Dari Metode Concept Scoring : Berdasarkan hasil concept scoring mengenai posisi becak dan motor maka alternatif yang terpilih adalah alternatif 1 dengan posisi motor yang berada di depan becak. Letak Posisi Naik Turunnya Penumpang Jika Ditinjau Dari Metode Concept Scoring Berdasarkan hasil concept scoring yang telah dilakukan maka alternatif yang terpilih adalah alternatif 1 dengan penumpang keluar melalui sebelah kiri dari becak motor. Model Usulan Rancangan Dan Spesifikasi Dari Becak-Motor yang Ergonomis Spesifikasi dari ukuran aktual becak motor di Kota Cirebon yang sudah ergonomis jika dilihat dari antropometri masyarakat Indonesia adalah : 1. Jok motor Panjang bagian depan jok motor : 150,0 mm Panjang bagian tengah jok motor : 300,0 mm Lebar depan sampai tengah : 420,0 mm Tinggi dari jok tanah : 780,0 mm 2. Pijakan kaki motor Panjang pijakan kaki motor : 100,0 mm 3. Pijakan papan becak Lebar pijakan papan becak : 340,0 mm 4. Alas jok becak Lebar alas jok becak : 360,0 mm Lebar dudukan jok becak : 380,0 mm 5. Dudukan tangan becak Panjang dudukan tangan becak : 100,0 mm Lebar dudukan tangan becak : 440,0 mm 6. Atap becak Lebar bagian depan atap becak : 500,0 mm Lebar bagian belakang atap becak : 600,0 mm Di bawah ini merupakan ukuran dari hasil perancangan dilihat dari segi ergonomis jika dilihat dari antropometri masyarakat Indonesia adalah: 1. Panjang bagian belakang jok motor sebesar 253,5 mm 2. Lebar bagian tengah- belakang jok motor sebesar 439,5 mm 3. Panjang antar stang sebesar 574,0 mm 4. Panjang stang sebesar 113,0 mm 5. Tinggi stang ke tanah sebesar 1003,0 mm 6. Diameter stang sebesar 45,0 mm 7. Lebar pijakan kaki motor sebesar 258,0 mm 8. Tinggi step depan-jok bagian depan sebesar 543,0 mm 9. Tinggi step belakang-jok bagian belakang sebesar 533,0 mm 10. Panjang pijakan besi becak sebesar 932,0 mm 152

15 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) 11. Lebar pijakan besi sebesar 74,0 mm 12. Panjang pijakan papan becak : 932,0 mm 13. Panjang alas jok becak : 932,0 mm 14. Panjang dudukan jok becak : 932,0 mm 15. Tinggi dudukan jok sebesar 294,8 mm 16. Panjang sandaran jok becak : 932,0 mm 17. Tinggi sandaran jok becak sebesar 465,8 mm 18. Panjang atap becak sebesar 1148,0 mm 19. Tinggi bagian tengah atap becak sebesar 1364,0 mm Sarana Penunjang Lainnya yang Dapat Diberikan Pada Sarana Transportasi Becak-Motor Fasilitas lampu DC pijar Tempat barang Tempat sampah Asbak Tempat majalah dan buku-buku bacaan Jam dinding Keset kaki yang terbuat dari karet Meja Lipat P3K Hasil rancangan yang dipilih adalah sebagai berikut: Gambar 19. 3D Hasil Rancangan Becak Motor 153

16 JURNAL INTEGRA VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2013: Gambar 20. Autocad Hasil Rancangan Becak Motor 4. Kesimpulan Demikianlah rancangan Becak-motor yang sudah mengadopsi prinsip-prinsip ergonomi, baik dari ukuran dan fasilitasnya. Diharapkan dengan adanya rancangan ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi sarana transportasi, khususnya di kota Cirebon. 5. Daftar Pustaka Nurmianto, Eko., (2004), Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Guna Widya, Surabaya. Sutalaksana, Iftikar Z., (2006), Teknik Perancangan Sistem Kerja, ITB, Bandung. Ulrich, Karl T., (2001), Perancangan Dan Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta. Weimer, Jon., (1993), Handbook of Ergonomic and Human Factors Tables, Pearson Education, Inc., New Jersey. Wodson, Wesley.E, (1981), Human Factors Design Handbook, Mc Grow Hill Book Co, New York Astra Honda, (2010), Spesifikasi New Supra X 125 CC, cc.htm, diakses pada hari Senin, 11 Oktober 2010, Pukul Sritomo, (2008), Pengertian Antropometri, diakses pada hari Rabu, 20 Oktober 2010, Pukul

17 PERANCANGAN BECAK MOTOR DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Wawan Y., et al.) Vienka, (2009), Bentor alias becak motor kendaraan unik di medan, diakses pada hari Rabu, 20 Oktober 2010, Pukul Wikipedia, (1998), Antropometri, diakses pada hari Senin, 11 Oktober 2010, Pukul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan akan namanya sarana transportasi merupakan hal yang semakin penting dan semakin perlu untuk dipenuhi, khususnya untuk masyarakat yang tinggal

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Spesifikasi Motor Supra X 125 cc Aktual Ukuran aktual dari spesifikasi motor Supra X 125 cc adalah sebagai berikut : 1. Jok motor Panjang bagian depan jok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia modern saat ini tidak dapat terlepas dari peranan sarana transportasi. Kebutuhan akan sarana transportasi kian meningkat setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini tidak semua manusia menjalani kehidupan yang diberikan oleh Tuhan dengan kondisi fisik yang normal. Berdasarkan kondisi fisik, manusia dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebanyakan orang pernah melakukan perjalanan untuk pergi keluar kota. Seseorang yang melakukan perjalanan keluar kota biasanya akan memilih alat transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sarana transportasi. Kebutuhan akan transportasi ini meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya ruang kuliah yang digunakan untuk sarana penunjang dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa adalah sarana yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini pilihan alat transportasi darat semakin bervariasi dan terus berkembang. Perkembangan ini dapat dilihat dari variasi bentuk, fitur penghemat energi,

Lebih terperinci

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi) ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi) Effie Yuswandi 1 Abstrak Dalam sebuah mini market, faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perindustrian merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam sektor

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk DAFTAR PUSTAKA 1. Dosen dan Team Asisten Lab APK & E II, Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah APK & E II, Jurusan Teknik Indutri Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2005. 2. Nurmianto, Eko, Ergonomi, Konsep

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis transportasi yang ada sekarang sering dimanfaatkan untuk mengangkut barang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR ABSTRAKSI Rinadi Mappunna Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma *Email : Rinaldi_aldimd@yahoo.com Perlindungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat transportasi sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA Abstrak Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, Transportasi memegang peranan yang besar bagi setiap manusia. Di antara alat-alat transportasi yang ada saat ini, mulai dari transportasi darat, laut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa

Lebih terperinci

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry Perencanaan Tempat Duduk Traktor dengan Antropometri (Nurhidayah dkk) PERENCANAAN TEMPAT DUDUK TRAKTOR RODA EMPAT YANG ERGONOMIS DENGAN ANTROPOMETRI Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tidak lepas dari pekerjaan rutin yang biasa dilakukan sehari-hari seperti mencuci pakaian. Pastinya tidak semua

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Ririn Regiana Dwi Satya Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Di masa yang semakin maju dan berkembang ini, setiap orang perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan demikian, kesibukan dalam bekerja sudah menjadi

Lebih terperinci

Perancangan Area Jual Beli Makanan Cepat Saji yang Ergonomis pada Bus Mercedes Benz 1521

Perancangan Area Jual Beli Makanan Cepat Saji yang Ergonomis pada Bus Mercedes Benz 1521 Perancangan Area Jual Beli Makanan Cepat Saji yang Ergonomis pada Bus Mercedes Benz 1521 Ergonomic Design of Selling Fast Food Area on Mercedes Benz 1521 Bus Type Andrijanto, Yunita Sylvianti Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Pakaian termasuk barang yang mudah untuk didapatkan. Umumnya, orang-orang mendapatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEPEDA MOTOR JENIS BEBEK YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI ORANG INDONESIA

PERANCANGAN SEPEDA MOTOR JENIS BEBEK YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI ORANG INDONESIA 1 PERANCANGAN SEPEDA MOTOR JENIS BEBEK YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI ORANG INDONESIA Tekun Chandra 1, Wawan Yudiantyo 2, Jimmy Gozali 3 Abstrak Alat transportasi sekarang ini sudah

Lebih terperinci

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung ANALISIS BENTUK KURSI LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN ERGONOMI UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT KENYAMANAN Tomy Fredyan 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Bekasi. E-mail: know_toms@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU)

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU) PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU) Merry Siska 1 dan Henedy 2 Abstrak: Kenyamanan anak merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya perkembangan pariwisata yang berdiri di Kota Bandung, membuat semakin banyak restoran yang berdiri di Kota Bandung. Hal ini membuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini perkembangan musik di Indonesia sangat tinggi. Banyak penyanyi baru yang bermunculan baik penyanyi solo maupun penyanyi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas manusia. Jika kesehatan manusia terganggu, maka aktivitas pun akan terganggu. Hal ini

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan Bab 1 - Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya bengkel di Kota Bandung menyebabkan terjadinya persaingan ketat, dimana masing-masing bengkel berlomba menawarkan harga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan bisnis di bidang jasa transportasi mengharuskan setiap penyedia layanan transportasi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik pada konsumennya. Berdasarkan data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan motor sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antropometri Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, kebutuhan masyarakat akan gaya hidup ( life style ) semakin hari semakin meningkat. Salah satu faktor

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya jaman, maka semakin bertambah dan berkembang pula teknologi yang ada pada setiap industri. Perkembangan teknologi tersebut, tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di kehidupan modern seperti sekarang ini, penampilan yang menarik merupakan suatu kebutuhan bahkan menjadi suatu kewajiban bagi sebagian besar masyarakat yang

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah gemerlapnya dunia fashion dan persaingan ketat antar perusahaan yang bergerak dalam bidang garmen, maka perusahaan harus selalu meningkatkan performansinya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan kita terhadap air adalah salah satunya untuk minum. Kita membutuhkan air yang bersih dan sehat bagi tubuh. Industri barang yang dikonsumsi oleh kebanyakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia tidak akan dapat melakukan kegiatannya tanpa makan dan minum. Berdasarkan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN ULANG RUANG KEMUDI DAN PENUMPANG MOBIL KANCIL BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI

EVALUASI DAN PERANCANGAN ULANG RUANG KEMUDI DAN PENUMPANG MOBIL KANCIL BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI EVALUASI DAN PERANCANGAN ULANG RUANG KEMUDI DAN PENUMPANG MOBIL KANCIL BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI Dr. Bagus A., ir. M.Eng, Thedy Yogasara, ST., M.EngSc, dan Shirley Wulansatya Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS Rini Yulianingsih Bagaimanakah perancangan yang baik? Aktivitas yang dilakukan oleh perancang adalah untuk menciptakan alat/mesin/sturktur/proses yang memenuhi kebutuhan:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau sehingga masih banyak daerah-daerah terpencil dan tertinggal yang belum merasakan perkembangan

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini ditujukan kepada pengguna kursi roda yang mengendarai mobil dalam kegiatan sehari-hari. Kesulitan para pengguna kursi roda yang mengendarai mobil adalah melipat, memindahkan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri, teknologi dan perekonomian global membawa dampak pada perubahan paradigma perekonomian dunia, dimana industrialisasi memiliki peran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN BIS UNTUK FASILITAS PENJUALAN BUKU MAJALAH DAN ALAT TULIS KANTOR DESIGNING BUS FOR SELLING MAGAZINES AND STATIONARY FACILITIES

PERANCANGAN BIS UNTUK FASILITAS PENJUALAN BUKU MAJALAH DAN ALAT TULIS KANTOR DESIGNING BUS FOR SELLING MAGAZINES AND STATIONARY FACILITIES 1 PERANCANGAN BIS UNTUK FASILITAS PENJUALAN BUKU MAJALAH DAN ALAT TULIS KANTOR DESIGNING BUS FOR SELLING MAGAZINES AND STATIONARY FACILITIES Anna Susanti 1, Wawan Yudiantyo 2 ann42204@yahoo.com, wawany@bdg.centrin.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 2, Desember 2011 ISSN 1412-6869 PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Oleh karena itu pemerintah Indonesia ikut serta untuk memajukan pendidikan, dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan data yang diperoleh saat ini adalah 218.868.791 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut sekitar 1,3% penduduk Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam acara resmi atau keluarga, makanan menjadi sarana yang melengkapi. Penyajian makanan untuk acara tertentu tidak sama dengan di restoran atau di rumah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel merupakan suatu tempat atau akomodasi bagi orang yang berada di luar daerah atau mancanegara. Kota Bandung merupakan kota pariwisata yang banyak menerima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, perkembangan animasi saat ini cukup pesat dan mampu menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan. Di Indonesia, saat ini

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Keergonomisan Sarana Fasilitas Fisik Gerbong Kereta Makan

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS FISIK, LINGKUNGAN FISIK, DAN TATA LETAK DI PUBLIC SERVICE AREA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA

PERANCANGAN FASILITAS FISIK, LINGKUNGAN FISIK, DAN TATA LETAK DI PUBLIC SERVICE AREA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA 1 PERANCANGAN FASILITAS FISIK, LINGKUNGAN FISIK, DAN TATA LETAK DI PUBLIC SERVICE AREA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA DESIGNING OF PHYSIC FACILITIES, PHYSIC ENVIRONMENT AND LAYOUT IN PUBLIC SERVICE AREA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, bisnis yang bergerak dalam bidang makanan semakin berkembang pesat. Seiring dengan perkembangannya, persaingan antar penjual makanan pun menjadi

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa disadari. Bencana alam tersebut ada yang terjadi secara alami seperti gempa bumi, hujan badai, dan angin topan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, persaingan dalam berbagai aspek kehidupan semakin ketat. Untuk dapat bersaing, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki produktivitas

Lebih terperinci

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Vol. 2 No. 1, pp. 26-36, Juni 2013 PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Eva Suryani, Yesmizarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang penting di lingkungan sekolah maupun universitas. Pada proses belajar mengajar ini diperlukan suatu fasilitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat menunjang sarana belajar mengajar maka diperlukan adanya laboratorium. Laboratorium merupakan salah satu tempat yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka kebutuhan manusia juga makin meningkat. Banyak produk yang dirancang dan diproduksi untuk memberi kepuasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sandang. Kebutuhan akan sandang semakin hari semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat berjualan

Lebih terperinci

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI Bambang Suhardi 1, Rahmaniyah D.A 2, M. Ivan Agung Saputra 2 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas fisik utama yang menjadi usulan yaitu sebagai berikut: Meja Rias Ukuran meja rias yang menjadi usulan sudah disesuaikan dengan data antropometri yang

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING BASUKI ARIANTO DAN RINALDI PARDI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Peningkatan angka pemesanan PT PSM periode

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah penarikan kesimpulan yang berisi rangkuman dari analisis, serta perumusan masalah yang harus dijawab dengan jelas dan ringkas. 7.1.1 Temperatur

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK Ruang laboratorium komputer SMU Santa Angela merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan siswa dalam belajar komputer. Fasilitas tempat belajar mengajar di laboratorium komputer harus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK Berangkat dari misi Universitas Kristen Maranatha yang ingin mengembangkan cendekiawan yang handal, salah satunya adalah melalui pengembangan fasilitas belajar mengajarnya. Fasilitas belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang industri skala kecil dan menengah merupakan dasar dari perkembangan perekonomian, karena banyak masyarakat yang bergerak di industri kecil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dua dekade terakhir, terutama dalam bidang kenyamanan dan keamanan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dua dekade terakhir, terutama dalam bidang kenyamanan dan keamanan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Desain yang berkaitan dengan moda transportasi umum terus berkembang dalam dua dekade terakhir, terutama dalam bidang kenyamanan dan keamanan penumpang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memberantas kebodohan dan kemiskinan serta untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan Transportasi di Perkotaan Menurut Abubakar, dkk (1995) salah satu ciri kota modern ialah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara Indonesia ini, perkembangan teknologi masa kini menuntut manusia untuk mengikuti perkembangan di berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor industri.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Jawa Barat ini terletak di Jl. Soekarno Hatta No.629, Bandung. Perpustakaan Jawa Barat berdiri sejak tahun 1989. Penelitian ini, pengamatan hanya dilakukan pada ruang perputakaan saja.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini sarana transportasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam aktivitas kehidupan manusia sehari hari. Bahkan dapat dikatakan keberadaannya sudah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Dimensi Rangka Canopy untuk Membuat Fasilitas Sepeda Motor Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dimensi rangka yang digunakan untuk lebar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Penjahit AD yang berada di jalan Haur Pancuh II no.1b Bandung adalah salah satu bisnis jahit pakaian yang menyediakan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ergonomi merupakan suatu studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha budidaya jamur tiram saat ini mulai dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi salah satu alternatif bagi pengusaha baru yang akan membuka usahanya. Jamur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor penting yang menunjang perkembangan suatu bangsa adalah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan kemajuan teknologi di saat ini keterbatasan yang dirasakan oleh penyandang cacat kaki untuk berpindah tempat kini sudah dapat diatasi. Kini sudah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injection molding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang dilelehkan berdasarkan proses pemanasan. Biji plastik yang meleleh

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI ANTROPOMETRI PENGERTIAN Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI Antropometri Statis Antropometri Dinamis Antropometri statis pengukuran dilakukan

Lebih terperinci