V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA. Walaupun konsep Ekonomi Islam secara umum telah dirumuskan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA. Walaupun konsep Ekonomi Islam secara umum telah dirumuskan dan"

Transkripsi

1 65 V. GAMBARAN UMUM STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA Walaupun konsep Ekonomi Islam secara umum telah dirumuskan dan dipraktekkan sejak awal agama Islam dikembangkan, perwujudannya dalam bentuk kelembagaan Bank yang didasarkan pada syariat Islam baru dirintis di Mesir tahun 1960an. Bermula dari sana, perbankan Islam berkembang ke berbagai belahan dunia sejalan dengan dinamika kebutuhan masyarakat, khususnya muslim, akan alternatif dari sistem perbankan konvensional. Banyak kelompok umat Islam yang telah lama meyakini bahwa sistem perbankan konvensional dengan sistem bunganya dianggap dan telah difatwakan tidak sesuai dengan syariah. Pada sisi lain, sistem perbankan konvensional juga dari waktu ke waktu memicu berbagai krisis yang bersumber dari kelemahan sistem yang melekat dengan sistem yang digunakan sehingga industri perbankan menjadi salah satu industri yang paling diatur (highly regulated) di dunia untuk meminimumkan dampak negatifnya. Dengan demikian, diperkenalkannya perbankan Islam tidak hanya ditunggu oleh mereka yang secara idiologis memang telah meyakini ketidaksesuaian sistem pebankan konvensional dengan syariah, tetapi juga menjadi harapan bagi mereka yang merasa tidak puas dengan sistem perbankan konvensional selama ini. Pada Bab ini akan diuraikan terlebih dahulu secara deskriptif sejarah perkembangan perbankan Islam yang dikenal dengan istilah perbankan syariah di Indonesia. Sejarah perkembangan peraturan dan perundang-undangan yang mempengaruhi pertumbuhan industri perbankan syariah juga akan disajikan dalam satu sub-bab tersendiri. Setelah itu barulah diulas secara berturut-turut dinamika struktur pasar, perilaku persaingan dan terakhir kinerja industri perbankan syariah di Indonesia. Keseluruhan informasi pada Bab ini akan

2 66 menjadi latar belakang informasi untuk memahami berbagai hasil kajian empiris yang akan dilakukan pada Bab-bab selanjutnya Sejarah Perkembangan Industri Perbankan Syariah di Indonesia Mulainya perbankan syariah di Indonesia dapat dikatakan relatif terlambat dibandingkan dengan perkembangan pada berbagai negara berpenduduk muslim lainnya. Negara-negara seperti Mesir, Pakistan, Kuwait, Bahrain, UEA, Malaysia, Iran dan Turki, misalnya, telah memulai industri perbankan syariah sejak akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an yang berarti satu dekade lebih awal dari Indonesia. Perkembangan pada berbagai negara berpenduduk muslim tersebut terakselerasi sejak didirikannya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Salah satu tugas IDB, selain memenuhi berbagai kebutuhan negara Islam untuk pembangunan, juga membantu mendirikan bank-bank Islam di berbagai negara anggotanya dengan menyiapkan panduan tentang pendirian, peraturan dan pengawasan bank syariah. Untuk pengembangan sistem Ekonomi Syariah secara umum baik dalam bidang perbankan maupun sektor keuangan secara umum, IDB membangun Islamic Research and Training Institute (IRTI) yang juga berkedudukan di Jeddah (Antonio, 2001). Sejarah perbankan syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1992 dengan didirikannya Bank Muámalat Indonesia (BMI). Berdirinya BMI ini merupakan buah dari rangkaian diskusi yang dilakukan oleh beberapa cendekiawan muslim yang diikuti oleh prakarsa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia pada tahun Dari kelompok kerja inilah akhirnya lahir bank Muámalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia.

3 67 Sampai tahun 1999 perkembangan perbankan syariah cenderung stagnan karena pada dasarnya BMI belum mempunyai mitra untuk mengembangkan diri selain beberapa BPRS yang sudah mulai banyak berdiri pada periode tersebut. Baru setelah berdirinya Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999 dengan suntikan modal yang besar dari Bank Mandiri sebagai bank konvensional terbesar di Indonesia, perkembangan industri perbankan syariah terlihat lebih hidup. Bank Umum Syariah (BUS) memang masih relatif lambat perkembangannya pada saat itu, tetapi Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) berkembang lebih cepat. Jumlah BUS tidak bergerak dari jumlah 2 bank sampai tahun 2003 dan hanya bertambah satu lagi menjadi 3 (Bank Mega Syariah Indonesia) pada tahun 2004 yang bertahan sampai tahun Setelah tahun 2007 baru berkembang relatif pesat sampai mencapai 11 bank pada akhir tahun 2010 (lihat Tabel 5). Sementara itu, bank BUMN dan swasta nasional maupun asing satu per satu membuka bank syariah tetapi kebanyakan dimulai dengan bentuk UUS pada awal berdirinya. Perkembangan UUS pada masa-masa awal berdirinya sangat terbantu dengan menempel kepada citra, jaringan dan fasilitas induknya seperti office channeling dan jaringan ATM. Namun UUS bukanlah bentuk ideal bank syariah yang diharapkan karena ia hanya menjadi agen perluasan bisnis bank konvensional. Bank syariah ideal yang diharapkan adalah BUS yang mandiri terlepas dari bank konvensional. Pada akhirnya karena perkembangan atau tuntutan peraturan, UUS seharusnya dikonversi menjadi BUS sehingga pada tahun tertentu dapat saja ditemukan jumlah UUS berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Bank BRI Syariah (2009), BNI Syariah (2000), Syariah Bukopin (2008) dan BCA Syariah (2010) merupakan contoh-contoh bank yang berawal dari UUS yang pada akhirnya berubah menjadi BUS beberapa tahun

4 68 kemudian. Jumlah UUS sempat mencapai jumlah tertinggi sebanyak 27 bank pada akhir tahun Perkembangan Regulasi Industri Perbankan Syariah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia lebih dipelopori oleh pihak masyarakat dan dunia usaha dibandingkan inisiatif pemerintah. Oleh karena itu, regulasi dan intervensi pemerintah biasanya datang belakangan setelah mendapat masukan dan tekanan dari pihak pelaku usaha. Secara umum, bank syariah di Indonesia berdiri berdasarkan landasan legal yang sangat sederhana pada tahun Industri perbankan syariah baru mendapatkan landasan sebuah Undang-undang yang utuh 16 tahun kemudian. Akibatnya dapat dipahami kenapa pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia sampai tahun 2008 bergerak lambat. Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, peranan keberpihakan pemerintah dalam pertumbuhan industri perbankan syariah sngat besar, terutama pada saat awal-awal pertumbuhan. Oleh karena itu, perkembangan jumlah dan aset bank syariah di Indonesia juga diduga sejalan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan yang mendukung. Pada awal BMI berdiri, keberadaan bank syariah hanya didukung oleh dibolehkannya bank beroperasi dengan sistem bagi hasil pada UU No. 7 Tahun Dalam UU ini, istilah bank syariah atau bank Islam sama sekali belum disebutkan secara eksplisit di dalam batang tubuh. Kesimpulan bahwa bank yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil baru mendapatkan penjelasan yang mengarahkan kepada Bank Syariah pada PP No.2 Tahun 1992 dengan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip muamalat berdasarkan syariat dalam melakukan kegiatan usaha bank. Dengan

5 69 demikian, pada tahapan ini, penjelasan tentang perbankan dengan sistem bagi hasil terkesan hanya berupa sisipan dan hanya diuraikan secara sepintas (Antonio, 2001). Penyebutan secara spesifik sebagai bank dengan prinsip bagi hasil tanpa menyebut bank syariah menyebabkan kemampuan operasi bank syariah pada saat itu menjadi sangat terbatas karena prinsip bagi hasil hanya merupakan salah satu sistem yang dapat digunakan sebuah bank syariah. Eksistensi kebaradaan perbankan syariah baru secara eksplisit dikukuhkan pada UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Perbankan yang merupakan perubahan UU tentang perbankan yang sebelumnya (UU No.7/1992). Di dalam UU ini entitas perbankan Islam secara tegas disebutkan sebagai Bank Syariah atau Bank Berdasarkan Prinsip Syariah. Walaupun masih menjadi satu dengan UU Perbankan secara umum, landasan hukum serta jenisjenis usaha yang dapat dijalankan oleh bank syariah dijelaskan dengan rinci. Namun demikian, sebagai bagian dari UU perbankan secara keseluruhan, tentu saja keluasaan untuk menjelaskan berbagai aspek perbankan syariah secara menyeluruh dan terintegrasi menjadi terbatas. Tahun 2008 menjadi tahun yang bersejarah bagi industri perbankan syariah karena akhirnya UU yang khusus mengatur Perbankan Syariah, yaitu UU No. 21 Tahun 2008 disahkan pada bulan Juli. Secara rinci, batang tubuh UU ini dapat dibaca pada Lampiran 6, namun untuk menghemat tempat pada Lampiran tersebut tidak disertakan penjelasan pasal per pasal yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari UU. Untuk melihat sejauhmana pengaruh kebijakan yang telah lama ditunggu oleh industri perbankan syariah ini terhadap kinerja industri secara keseluruhan, maka pada penelitian ini akan diuji pengaruh kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan industri di dalam model pertumbuhan industri.

6 70 Keluarnya UU No.42 /2009 tentang Amandemen UU PPN yang efektif berlaku mulai 1 April 2010 semakin melengkapi kondusifnya peraturan yang mendukung pertumbuhan industri perbankan syariah (Rohilina dan Wibisono, 2011). Sebelumnya bank syariah selalu terbebani dengan pajak berganda yang dikenakan dalam transaksi murabahah, sehingga mempunyai dayasaing yang lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional untuk transaksi yang mereka lakukan. Mulai 1 April 2010, level of playing field antara perbankan syariah dan perbankan konvensional menjadi setara. Hanya saja industri perbankan syariah dengan pangsa yang sangat kecil tentu saja bukan tandingan bagi bank konvensional yang sudah demikian besar dan mempunyai sejarah jauh lebih panjang. Perlakuan pemerintah kepada industri perbankan syariah sebagai infant industry masih banyak terdengar diharapkan oleh beberapa pelaku bank syariah Dinamika Struktur Pasar Perbankan Syariah Indonesia Karena umur industri yang masih relatif muda, maka struktur pasar pada industri perbankan syariah masih sangat dinamis. Sejak dimulai tahun 1992, industri perbankan syariah pada dasarnya dikuasai oleh hanya satu bank, yaitu BMI sampai berdirinya BSM pada tahun Keberadaan BPRS pada periode tersebut dapat diabaikan karena kecilnya pangsa pasar yang mereka kuasai dan BPRS memang mempunyai karakteristik yang berbeda. Tabel 5 memperlihatkan perkembangan jumlah bank syariah dari tahun 2000 sampai tahun Dari segi jumlah, terlihat dari bahwa BUS secara stabil dikuasai oleh hanya dua bank sampai tahun 2003 dan tiga bank sampai tahun Ketiga bank tersebut adalah BMI, BSM dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI). Namun dibandingkan dengan BMI dan BSM, pangsa BSMI sangat tertinggal jauh dengan

7 pangsa pasar hanya sekitar 5 persen, dibandingkan BSM dan BMI dengan 71 pangsa masing-masing di atas 30 dan 20 persen. Karena umumnya BUS berukuran jauh lebih besar daripada UUS dan BPRS, maka dapat dinyatakan bahwa struktur pasar industri perbankan syariah sangat terkonsentrasi, paling tidak sampai tahun Trend pada Gambar 5 memperlihatkan bahwa memang rasio konsentrasi dua bank terbesar (CR2) cenderung menurun dalam lima tahun terakhir, akan tetapi kedua bank BSM dan BMI masih tetap mendominasi pangsa pasar pada industri perbankan syariah Indonesia. Tabel 5. Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Perbankan Syariah di Indonesia Periode Indikator BUS (unit) UUS (unit) BPRS (unit) Kantor (unit) Sumber: Statistik Perbankan Syariah, BI. Penurunan CR2 merupakan konsekuensi logis dari semakin bertambahnya bank syariah baik BUS maupun UUS, terutama pada tiga tahun terakhir. Penurunan tingkat konsentrasi akibat semakin banyaknya jumlah bank syariah mengindikasikan potensi terjadinya peningkatan persaingan dalam industri perbankan syariah Indonesia. Trend ini semakin diperkuat jika dilihat dari sisi konsumen. Pada saat awal periode bank syariah didirikan, kemungkinan besar mayoritas nasabah adalah termasuk kategori nasabah syariah loyalist yang berarti hanya mau berinteraksi dengan bank syariah. Pada periode awal ini, bank syariah berarti diuntungkan oleh dua hal, yaitu masih sedikitnya pesaing

8 72 sesama bank syariah dan tidak perlu khawatir nasabah akan berpindah ke bank konvensional. Namun dengan berjalannya waktu, segmen nasabah kategori ini yang diperkirakan tidak lebih dari 25 persen dari seluruh jumlah nasabah (Fahmi 2010) akan semakin habis digarap oleh bank syariah yang ada. Bank syariah harus memperluas target pasarnya kepada kelompok nasabah yang tidak lagi loyal hanya kepada bank syariah. Berubahnya karakter nasabah ini menyebabkan batas persaingan bank syariah tidak hanya dengan sesama bank syariah yang jumlahnya semakin banyak, tetapi juga dengan bank konvensional yang secara relatif mempunyai berbagai keuntungan dari segi jangkauan layanan, ukuran, dan pengalaman. Sumber: Statistik Perbankan Syariah, berbagai tahun, diolah. Gambar 5. Kecenderungan Perubahan CR2 dan Pangsa Pasar Dua Bank Terbesar BSM dan BMI Periode Dinamika Perilaku Bank Syariah Indonesia Dinamika pada struktur pasar secara konseptual juga akan menyebabkan dinamika pada perilaku bank. Namun untuk perilaku bank ini agak sulit diamati

9 73 dengan hanya melihat data sekunder. Diperlukan pendalaman dengan mengolahnya lebih jauh dan dukungan data primer untuk mendapatkan indikasi perilaku bank yang berlangsung. Secara prinsip bank syariah seharusnya tetap bersaing secara sempurna terlepas dari struktur pasar yang terjadi. Namun sampai sekarang belum tersedia prosedur dan belum muncul urgency dari pihak pengawas untuk secara efektif memperhatikan tingkat kepatuhan terhadap prinsip bersaing secara islami tersebut. Akibatnya dapat terjadi baik disadari atau tidak bank syariah menerapkan perilaku bersaing yang tidak islami, terutama oleh bank dominan yang secara riil mempunyai kekuatan pasar. Oleh karena itu beberapa indikasi awal dapat merujuk kepada beberapa studi terdahulu, walaupun belum tentu masih menggambarkan kondisi terkini yang mungkin sudah berubah. Sebagaimana diungkapkan pada Bab III, kajian Amalia dan Nasution (2007) mengindikasikan bahwa bank syariah bersaing dengan mengandalkan efisiensi bukan perilaku kolutif, terutama dari bank-bank dominan, walaupun hasil estimasinya tidak sepenuhnya meyakinkan. Hasil studi Weill (2009) berdasarkan data cross-country, walaupun tidak spesifik untuk kasus Indonesia, sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh Amalia dan Nasution (2007) dengan menyimpulkan bahwa dalam industri perbankan syariah ditemukan struktur pasar persaingan monopolistik seperti halnya pada industri perbankan konvensional. Padahal pada awalnya Weill (2009) menduga perbankan syariah akan mengindikasikan kekuatan pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional karena tingkat loyalitas nasabahnya. Temuan ini sebenarnya malah memberikan bukti awal akan prinsip persaingan yang islami, yaitu terlepas dari struktur pasar yang terbentuk, bank syariah harus menunjukkan tingkat persaingan tinggi.

10 74 Salah satu indikator perilaku yang diduga menunjukkan tekanan persaingan baik sesama bank syariah maupun dengan bank konvensional adalah perilaku bank syariah dalam menetapkan tingkat bagi hasil. Hasil studi Kasri (2007) menunjukkan terjadinya co-movement antara tingkat bagi hasil (rate of return) dengan tingkat bunga bank konvensional. Hal ini ternyata juga ditemukan oleh Chong dan Liu (2009) dan Zainol dan Kassim (2010) di Malaysia. Kecenderungan ini berarti bank syariah selalu memperhatikan tingkat bunga dalam menetapkan tingkat bagi hasil. Gambar 6 mengkonfirmasi kecenderungan tersebut walaupun terlihat volatilitas tingkat bagi hasil relatif lebih kecil dibandingkan dengan volatilitas tingkat bunga di perbankan konvensional. Gambar 6. Perbandingan Pergerakan Rate of Return Perbankan Syariah dengan Pergerakan Tingkat Bunga Perbankan Konvensional Periode Tahun Hal lain yang dapat dibaca dari Gambar 6 adalah strategi bank syariah yang cenderung segera ikut menaikkan RR pada saat IR naik, namun tidak mengikuti dengan kecepatan dan ketajaman yang sama pada saat IR menurun.

11 75 Strategi ini diperkirakan harus dilakukan oleh bank syariah untuk menjaga agar nasabahnya yang bukan syariah loyalist tidak memindahkan dana mereka ke bank konvensional. Tentu saja strategi bank syariah untuk selalu mengikuti pergerakan IR ini walaupun efektif juga beresiko merusak pencitraan perbankan syariah yang terkesan menjadi tidak berbeda dengan bank konvensional. Jika strategi ini hendak terus dilakukan diperlukan proses edukasi secara terus menerus kepada masyarakat untuk menjelaskan bahwa itu hanya sekedar strategi bersaing tanpa mengganggu kesyariahan akad yang telah disepakati. Kecenderungan co-movement antara tingkat bagi hasil dengan tingkat bunga bank konvensional diduga terkait dengan struktur pembiayaan industri perbankan syariah yang masih didominasi skema murabahah yang merupakan skema jual beli dengan marjin yang tetap. Untuk skema jenis ini, memang bank syariah harus selalu memperhatikan tingkat bunga yang berlaku pada perbankan konvensional untuk tetap kompetitif. Data pada Gambar 7 memperlihatkan bahwa skema pembiayaan murabahah masih mendominasi dengan porsi di atas 55 persen sampai akhir tahun 2010, walaupun cenderung menurun dari tahun ke tahun. Sayangnya kecenderungan penurunan murabahah tidak diikuti oleh kenaikan porsi mudharabah/musyarakah yang hanya fluktuatif di sekitar angka 30-an persen. Persistennya proporsi yang rendah pada skema pembiayaan yang berdasarkan bagi hasil bukan hanya terjadi di Indonesia. Hal ini merupakan gejala umum pada bank Islam di berbagai negara lain. Jika dibandingkan dengan proporsi pembiayaan berbasis bagi hasil di negara lain seperti Malaysia, Pakistan dan negara-negara Timur Tengah, sebenarnya proporsi yang dicapai Indonesia sudah lebih baik (Ascarya, 2011). Dalam kajiannya menggunakan metode ANP

12 76 dengan responden 20 praktisi dan 15 ahli perbankan syariah, Ascarya menemukan bahwa masalah utama yang menyebabkan persistensi rendahnya skema pembiayaan berbasis bagi hasil adalah: 1. kurangnya pengetahuan nasabah tentang skema pembiayaan berbasis bagi hasil, 2. kurangnya komitmen dari pihak otoritas untuk menerapkan skema pembiayaan berbasis bagi hasil, 3. sistem nilai yang kurang mendukung penerapan skema pembiayaan berbasis bagi hasil, 4. orientasi bisnis atau keuntungan dari manajemen puncak perbankan syariah, dan 5. kurangnya dukungan dari pihak pemerintah. Sumber: Bank Indonesia, Berbagai Tahun, Diolah Gambar 7. Kecenderungan Persentase Pembiayaan Berdasarkan Skema Tahun

13 77 Untuk mengatasi masalah utama di atas, beberapa solusi dirumuskan oleh Ascarya (2011), yaitu edukasi tentang skema pembiayaan berbasis bagi hasil kepada nasabah, meningkatkan komitmen manajemen puncak perbankan, merumuskan protokal dan grand strategy, mengeluarkan regulasi yang mendukung dan meningkatkan komitmen, kemauan serta serta keberanian politik pemerintah. Agar solusi tersebut dapat terwujud diperlukan strategi pengembangan produk, peningkatan pelayanan, dan pemetaan pasar serta kebijakan perlakuan yang adil dan profesionalisme pelaku perbankan syariah Kinerja Industri Perbankan Syariah Indonesia Pada Bab I telah disajikan beberapa indikator kinerja industri perbankan syariah (lihat Tabel 1). Secara ringkas dapat dikatakan bahwa industri perbankan syariah sudah tumbuh secara konsisten dengan laju pertumbuhan yang jauh lebih tinggi daripada laju pertumbuhan perbankan konvensional. Tabel 5 juga menyajikan kinerja dalam bentuk jumlah bank baik BUS, UUS, BPRS maupun jumlah kantor. Kesemua indikator kembali menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan seperti halnya pertumbuhan nilai aset, khususnya dalam hal jumlah kantor yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam satu dekade. Tabel 6 menyajikan data lain yang merupakan salah satu keunggulan perbankan syariah yang belum pernah mampu ditandingi oleh perbankan konvensional, yaitu tingginya rasio pembiayaan dibandingkan dengan jumlah dana yang dikumpulkan dari masyarakat. Angka yang pada beberapa tahun tertentu bahkan melebihi 100 persen menunjukkan bahwa perbankan syariah berpotensi besar sebagi agen pertumbuhan ekonomi dengan tingginya persentase dana yang dikembalikan kepada masyarakat. Satu masalah yang masih menjadi kritik terhadap tingginya jumlah pembiayaan ini adalah pada

14 78 aspek komposisi pembiayaan yang masih didominasi jenis murabahah (lebih dari 50% pembiayaan), bukan mudharabah dan musyarakah yang akan berhubungan langsung dengan pertumbuhan sektor riil. Tabel 6. Perkembangan Nilai Deposit, Pembiayaan dan Rasio Finance to Deposit (FDR) Perbankan Syariah Periode Indikator Pembiaya an (Rp. T) Deposit (Rp. T) FDR (%) Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia, BI Terlepas dari berbagai indikator kinerja perbankan syariah yang sangat mengesankan, laju pertumbuhannya ternyata tidak cukup tinggi untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah secara signifikan. Akibatnya target pencapaian pangsa pasar yang telah ditetapkan tidak pernah tercapai. Tidak heran kalau muncul pertanyaan apakah pertumbuhan industri perbankan syariah yang tinggi hanya karena fenomena umum dari sebuah industri yang masih muda dan mempunyai pangsa yang masih kecil. Dalam kasus Indonesia, hal ini menimbulkan pertanyaan serius mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh pasar Indonesia untuk pertumbuhan perankan syariah. Beberapa indikator kinerja perbankan syariah yang harus mendapatkan perhatian serius adalah tingkat Non Performing Financing (NPF) yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata Non Performing Loan (NPL) perbankan konvensional, walaupun persentasenya masih di bawah ambang batas yang ditetapkan Bank Indonesia dan memperlihatkan kecenderungan yang semakin membaik. Lebih tingginya NPF dibandingkan dengan NPL mengindikasikan

15 79 bahwa tingkat eksposur perbankan syariah terhadap resiko relatif tinggi dan atau kemampuan bank syariah mengelola resiko relatif lebih rendah dibandingkan dengan perbankan konvensional (Rohilina dan Wibisono, 2011). Jika hal ini tidak diperhatikan, maka dikhawatirkan akan dapat mengganggu dayasaing perbankan syariah terhadap perbankan konvensional sehingga semakin memperberat upaya meningkatkan pangsa pasar secara signifikan. Selain masalah NPF, rasio BOPO yang sering dugunakan untuk menggambarkan kualitas manajemen perbankan syariah juga relatif masih stabil berada pada tingkat antara 75 sampai 85 persen seperti terlihat pada Gambar 8. Gambar 8. Rasio BOPO Dua Bank Syariah Terbesar dan Rata-rata Industri Periode Aspek kualitas manajemen ini berpotensi untuk lebih ditekan lagi dalam rangka meningkatkan dayasaing dan akhirnya pangsa pasar perbankan syariah. Gambar 8 memperlihatkan bahwa bahkan untuk bank syariah yang besar dan paling berpengalaman (BMI dan BSM), tingkat BOPOnya masih di atas rata-rata BOPO industri perbankan syariah. Namun demikian, di tengah terbatasnya ketersediaan SDM perbankan syariah, upaya ini memang tidak mudah. Tekanan kepentingan bisnis dan keuntungan serta pertumbuhan dalam waktu cepat,

16 80 menyebabkan banyak bank syariah yang lebih senang membajak SDM yang sudah jadi dari bank syariah lain daripada mengembangkannya sendiri. Jalan pintas dengan merekrut tenaga profesional dari perbankan konvensional juga tidak terhindarkan, walaupun tenaga profesional tersebut tidak sepenuhnya yakin akan keunggulan perbankan syariah.

VI. DINAMIKA STRUKTUR PASAR DAN TINGKAT PERSAINGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

VI. DINAMIKA STRUKTUR PASAR DAN TINGKAT PERSAINGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA VI. DINAMIKA STRUKTUR PASAR DAN TINGKAT PERSAINGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA 81 Dalam paradigma SCP, kinerja bank dipengaruhi oleh struktur pasar dan perilaku bersaing bank. Sejauhmana paradigma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Titik kulminasi regulasi perbankan syariah terjadi pada tahun 1998. Pada tahun itu diberlakukan UU No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut merupakan perubahan

Lebih terperinci

VII. DETERMINAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. dan perilaku persaingan industri perbankan syariah di Indonesia.

VII. DETERMINAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. dan perilaku persaingan industri perbankan syariah di Indonesia. 95 VII. DETERMINAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Hasil analisis pada Bab VI baru berbicara tentang dinamika struktur pasar dan perilaku persaingan industri perbankan syariah di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan memainkan peranan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan memainkan peranan yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan memainkan peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Dengan fungsi intermediasi yang dijalankannya, perbankan mengumpulkan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa

BAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan Islam dewasa ini mengalami perkembangan yang pesat di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan makin banyaknya bankbank yang menerapkan konsep syariah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Bank syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 di mana didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan mayoritas penduduk yang beragama Islam, Indonesia menjadi pasar yang potensial dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang undang Nomor 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat selama hampir dua dekade terakhir ini di Indonesia. Meskipun demikian, sebenarnya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada para pelaku pasar untuk berhati-hati dalam melakukan investasi. Di antara dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi..., Ellyn Herlia Nur Hidayah, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi..., Ellyn Herlia Nur Hidayah, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal keberadaan bank syariah di Indonesia ditandai dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Keluarnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya perbankan yang melakukan sistem dual banking yakni bank umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja, tetapi untuk semua kalangan masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah Satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara adalah adanya dukungan sistem keuangan yang sehat dan stabil, demikian pula dengan negara Indonesia ini. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi merupakan sisi yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Bank syariah adalah salah satu instrumen ekonomi yang kemunculannya diyakini oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997. Menurut beberapa pengamat dan analis, krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Regulasi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 menandakan dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat dikatakan cukup terlambat mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi era pasar globalisasi, baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang cukup penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Bank yang sehat menunjukkan bahwa bank tersebut mampu menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai salah satu lembaga keuangan merupakan sarana dalam meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat. Bank sebagai lembaga keuangan yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dalam sektor perbankan merupakan pembahasan yang menarik bagi banyak pihak selama hampir dua dekade belakangan ini. Para akademisi dan pembuat kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kinerja dan tingkat perekonomian yang dihasilkan, dimana salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan yakni sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan khususnya perbankan telah menjadi peran utama dalam perekonomian negara di Indonesia. Di Indonesia, perbankan mempunyai pangsa pasar sebesar 80 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (7) bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari Amerika Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary artinya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dahulu sektor perbankan hanya sebagai fasilitator kegiatan pemerintah dan beberapa perusahaan besar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional di Indonesia adalah peluang bagi umat islam untuk memanfaatkan jasa

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu simbol perekonomian di sebuah negara. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah perekonomian agar tumbuh dan berkembang, dan juga sebagai gambaran ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan suatu sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari. perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum)

I PENDAHULUAN. Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari. perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum) I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum) Islam. Menurut Schaik (2001), Bank

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peran perbankan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara yang berdampak pada peningkatan pendapatan nasional adalah cermin efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran perbankan telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia dipengaruhi oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank umum syariah dan juga unit-unit usaha syariah. Tumbuhnya perbankan syariah tersebut memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi. Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar Dollar AS, tumbuh rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Suhel

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Suhel ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Oleh : Suhel PENDAHULUAN Perbankan syariah sebagai industri keuangan modern bermula di Mesir pada tahun 1963, sebagai proyek percontohan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam sistem perbankan syariah. Sektor perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. Peristilahan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sumber informasi atas kinerja perusahaan. Kondisi suatu perusahaan, dapat tercermin dari laporan keuangan yang disajikan. Walaupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan. Perkembangan perbankan syariah di indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara maju pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis perbankan syariah pada tahun 2015 memasuki fase menurun. Pertumbuhan aset yang sempat mencapai 49% pada tahun 2013 mengalami penurunan drastis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat vital dalam industri perekonomian dan perkembangan ekonomi, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu fondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan Islam merupakan fenomena yang menarik dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif sistem keuangan Internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetisi dunia bisnis perbankan di Indonesia semakin marak terutama pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem syariah. Prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank yang merupakan lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Negara maju maupun negara berkembang terus menunjukkan perubahan dan perkembangannya, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam industri perbankan sendiri, bank memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia sekarang ini mengalami kemajuan yang luar biasa. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri (manufaktur), jasa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketiga adalah ijarah dan jasa. Bagi hasil terdiri dari mudharabah dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat, dalamwaktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu menunjukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan Islam telah berkembang dengan pesat di seluruh dunia (Sundararajan dan Errico, 2002). Meskipun total aset bank syariah internasional masih sangat kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aktifitas perbankan yang paling dominan adalah penyaluran dana kepada masyarakat. Penyaluran dana menjadi bagian yang sangat penting bagi bisnis bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sustainable. Dari sisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan memasuki fase konsolidasi sehubungan dengan belum rampungnya langkah-langkah untuk menurunkan defisit transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Bank Syariah mulai diperkenalkan pertama kali di Indonesia dengan didirikannya PT. Bank Muamalat Indonesia, TBK (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi setahun kemudian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan dan pesat semenjak tahun 1992 pada saat mulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam industri keuangan di Indonesia khususnya dunia perbankan. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. dalam industri keuangan di Indonesia khususnya dunia perbankan. Mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Bank Syariah saat ini telah memberikan kontribusi dalam industri keuangan di Indonesia khususnya dunia perbankan. Mulai dari berdiri Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penelitian Sistem ekonomi berbasiskan syariah dalam beberapa tahun belakangan ini semakin populer, bukan hanya di negara-negara Islam tetapi juga negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun 1991. Seiring diberlakukannya Undang-undang No.7 tahun 1992, yang mengizinkan operasional bank dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah telah hadir dalam sistem perbankan nasional di Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan berdirinya Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia yang masyarakatnya mayoritas islam, namun belum ada Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di Indonesia mayoritas bank cerminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat banyak orang berlomba-lomba dalam mencari keuntungan dari jalan

BAB I PENDAHULUAN. membuat banyak orang berlomba-lomba dalam mencari keuntungan dari jalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman akhir-akhir ini semakin tidak terkendali, sama halnya dengan perkembangan ekonomi didunia. Tingkat inflasi yang tidak terkendali membuat banyak orang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Umum Bank Syariah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai awal tahun 1990-an. Dimana terjadi diskusi pendirian perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya industri perbankan syariah di Indonesia diawali dengan adanya kesadaran untuk menjalankan prinsip syariah di dalam kehidupan masyarakat yang mayoritas

Lebih terperinci