PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KOTA/KABUPATEN DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KOTA/KABUPATEN DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA KOTA/KABUPATEN DI WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT R. Budi Hendaris Program Studi Akuntani Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO.BOX 148 Cimahi Abstrak - Masalah dalam penelitian ini yaitu apakah pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah secara parsial maupun secara simultan berpengaruh signifikan secara positif. Penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah perlu mendapat perhatian suatu Pemerintah Daerah dalam melaksanakan otonomi keuangan daerah. Karena seyognya suatu Pemerintah Daerah yang telah berotonomi harus memiliki kemampuan kemandirian keuangan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui bagaimana pengaruh penerimaan pendapatan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriftif verifikatif bersifat kausalitas. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survey laporan Realisasi Anggaran Kota/Kabupaten di Wilayah Jawa Barat. Dengan alat uji menggunakan metode Regresi Berganda.Unit analitis dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran pada Kota / Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukan Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Kabupaten dan Kotamadya di Jawa Barat berpengaruh positif secara simultan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah dengan besar pengaruh sebesar 51,51%, sedangkan secara parsial pajak daerah berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan asli daerah, namun untuk variabel retrbusi daerah secara parsial tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah. Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

2 I.PENDAHULUAN Pada era pemerintahan otonomi daerah, pendapatan asli daerah (PAD) menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian bagi setiap pemerintahan daerah. Karena dengan memiliki pendapatan asli daerah yang besar diharapkan mampu meningkatkan kemandirian keuangannya. Sumber pendapatan pelaksanaan pemerintah daerah adalah salah satunya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Undang-Undang No32 Tahun 2004 yang dirinci dalam PP No 71 Tahun 2010, sumber pendapatan asli daerah terdiri dari pendapatan pajak daerah, pendapatan retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Dalam perkembangannya pelaksanaan otonomi daerah tidak diiringi dengan mandirinya keuangan pemerintah daerah, khususnya di pemerintah kabupaten kota yang ada di Jawa Barat. Hal mencerminkan masih tergantungnya pemerintah daerah terhadap kucuran dana dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan dari pemerintah pusat. Oleh karena itu menjadi fenomena dalam penelitian ini mengenai kemandirian keuangan pemerintah daerah tersebut meskipun kecenderungan pendapatan asli daerahnya meningkatnya. Beberapa faktor yang bisa menentukan besarnya pendapatan asli daerah yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah mengenai besarnya pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah. Untuk mengetahui apakah pajak daerah dan retribusi daerah secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah. II.LANDASAN TEORI Menurut UU No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah definisi pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiyai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Jenis-jenis pajak daerah kotamadya dan kabupaten diantaranya meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan golongan C. Pengertian retribusi daerah menurut UU No 34 Tahun 2000 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis retribusi diantaranya meliputi retribusi jasa umum, jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Pengertian Pendapatan Asli daerah menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004 adalah pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Berdasarkan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tersebut terdapat hubungan bahwa besar kecilnya pendapatan asli daerah suatu kabupaten/kotamadya ditentukan oleh penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah. III.PEMBAHASAN Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi kedalam 26 kabupaten/kota, meliputi 17 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar 3.1 Hasil Model Regresi Data yang digunakan dalam membentuk model regresi pada penelitian ini berupa pool datayaitu gabungan antara 5 periode data timeseries (Tahun 2008 Tahun 2012) dengan 26 data crossectional (kabupaten kota diwilayah Jawa Barat) Pemilihan Model Pool Effect dan Model Fixed Effect Untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan dipilih untuk estimasi data dapat dilakukan dengan uji F-test atau uji Chow Test. PLS adalah restricted model dimana menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu. Terkadang asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki perilaku yang berbeda. Untuk itu dipergunakan Chow Test. Dasar penolakan terhadap hipotesa nol tersebut adalah dengan menggunakan F Statistik. Hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut : H0 :Pooled Least Square (PLS) H1 :Fixed Effect Model (FEM) Jika nilai CHOW Statistics (F Stat) hasil pengujian lebih besar dari F tabel (Jika P-Value < α), maka hasil uji tolak H0 dan terima H1 sehingga model yang akan digunakan adalah model fixed effect dan sebaliknya. Tabel 1 Uji Chow test atau Likelihood Ratio test

3 Diperoleh nilai F hitung hasil chow-test sebesar 2,2781. Nilai tabel uji F dengan derajat bebas (db) 25 dan 102 diperoleh sebesar 1,6142. Karena nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel dan juga dapat dilihat dari Chi- square signifikan (p-value = 0,0021 lebih kecil dari 5%) maka hasil uji menolak H0 sehingga model mengikuti Fixed Effect Model (FEM) model Pemilihan Fixed Effect Model (FEM) danrandom Effect Model (REM) Gangguan yang terjadi dalam data panel dapat berupa gangguan antar waktu (time series), antar individu (cross-section) ataupun keduanya. Dengan adanya gangguan tersebut, terdapat dua alternatif metode dalam menaksir nilai regresi yaitu metode Fixed Effect Model (FEM) dan metode Random Effect Model (REM). Untuk menentukan metode yang tepat sesuai dengan karakteristik data panel yang digunakan, bersifat tetap (fixed) atau acak (random), maka dilakukan pengujian dengan Uji Hausman. Untuk gangguan antar individu (cross-section) bersifat tetap maka digunakan metode Fixed Effect Model (FEM) dan jika bersifat acak maka digunakan metode Random Effect Model (REM). Hipotesis yang digunakan dalam uji Hausman adalah sebagai berikut: H0: Random Effect model H1: Fixed Effect model Tabel 2 Uji Hausman Test Pengujian normalitas hasil taksiran model regresi dilakukan dengan menggunakan uji Jarque- Berra. Keputusan uji diambil dengan membandingkan nilai hitung Jarque-Berra dengan χ 2 (chi-square) tabel pada α =0,05. Nilai residual taksiran model regresi diindikasikan berdistribusi normal jika diperoleh nilai hitung Jarque-Berra lebih kecil dari χ 2 (chisquare) tabel atau uji tidak signifikan (nilai probabilty lebih besar dari 0,05). Perhitungan nilai Jarque-Berra pada model regresididapat sebesar 243,2723 dengan nilai probability sebesar Hasil perhitungan Jarque-Berra menunjukkan uji signifikan karena diperoleh probabilitas uji Jarque-Berra yang lebih kecil dari 0,05, sehingga diduga nilai residual model persamaan tidak berdistribusi normal pada tingkat signifikan sebesar 5%. Untuk mengatasi permasalahan normalitas ini pada estimasi model dilakukan dengan metoda General Least Square (GLS) yaitu dengan model regresi data panel. 2. Tidak Terjadi Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan masalah yang terdapat pada variabel bebas yang memiliki ikatan yang erat atau hubungan yang saling berpengaruh dalam model regresi.suatu model persamaan diindikasikan mengandung masalah multikolinear bila R 2 nya tinggi namun hanya sedikit atau bahkan tidak ada variabel bebasnya yang signifikan pada pengujian t-statistik. Hasil uji multikolinearitas dalam model regresi dengan melihat nilai VIF (Varians Influence Factor) model regresi dapat dilihat pada tabel 4.3. Batas nilai VIF dinyatakan tidak ada masalah multikolinearitas adalah jika nilai VIF kurang dari 10. Hasil pengujian kolinearitas untuk variabel bebas dalam model regresi yang diperoleh terlihat pada Tabel 4.3berikut : Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien Hausman Specification Test (χ 2 hitung) sebesar 22, lebih besar dari χ 2 tabel sebesar 5,991 artinya pengujian Hausman test menunjukan signifikan (p-value 0,0000 kurang dari 5%) maka hasil uji menolak H0 sehingga digunakan metode Fixed Effect Model (FEM) dalam estimasi model penelitian Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Hasil perhitungan uji multikolinearitas dengan pendekatan nilai Variante Inflation Factor (VIF) menunjukan bahwa antar variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi tidak ada korelasi yang cukup kuat. Hal ini diperlihatkan dari nilai VIF yang lebih kecil dari Uji Autokorelasi Masalah autokorelasi dalam model merupakan masalah linear yang menunjukkan adanya korelasi antar anggota observasi yang diurutkan menurut waktu.untuk melihat adanya masalah autokorelasi

4 dalam model regresi penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson statistic (DW-stat). Pengujian ini dilakukan dengan mambandingkan nilai Durbin-Watson statistic (DW-stat) dari hasil regresi dengan nilai dari Durbin-Watson table (DW-tabel). Uji Durbin Watson (uji DW) mengikuti hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak ada masalah autokorelasi Ha : Ada masalah autokorelasi Adapun uji Durbin Watson (uji DW) memiliki ketentuan sebagai berikut: Jika d < d L atau d > (4-d L ) maka hipotesisi nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. Jika d U < d < (4-d U ), maka hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. Jika d L < d < d U atau (4-d U ) < d < (4-d L ), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti/ragu-ragu. Nilai d U dan d L diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung dari banyaknya observasi (n) dan banyaknya variabel yang menjelaskan.berikut merupakan batas kritis pengujian DW-stat untuk persamaan regresi penelitian. Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Sumber: Hasil pengujian Hasil perhitungan statistik Durbin-Watson (D- W) adalah sebesar 1, Karena nilai D-W dari model berada antara nilai d U dan 4-d U maka disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi pada model regresi yang diperoleh.hasil keputusan uji dapat dilihat pada gambar 4.1. Tabel 5 Koefisien Regresi Diperoleh model regresi PAD it = -4, , PD it - 0, RD it Prob. (0,7274) (0,0000) (0,3250) Nilai koefisien dari Pajak daerah memiliki arah positif yaitu sebesar 0, Nilai ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 juta rupiah Pajak daerah akan meningkatkan pertumbuhan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat sebesar 0, persen dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan. Nilai koefisien dari retribusi daerah memiliki arah positif yaitu sebesar 0, Nilai ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 juta rupiah retribusi daerah akan meningkatkan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat sebesar 0, rupiah dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan Koefisien Determinasi Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan kekuatan pengaruh Pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat. Hasil untuk model regresi yang digunakan diberikan pada tabel berikut : Tabel 6 Nilai Koefisien Determinasi Gambar 1 Diagram Daerah Pengujian Autokorelasi dengan Uji DW Hasil Estimasi Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model (FEM)) Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat diduga dipengaruhi oleh Pajak daerah dan retribusi daerah. Untuk melihat hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan model analisis panel data dengan metode perhitungan fixed effect dengan tingkat signifikansi 95% (α=0,05). Berdasarkan hasil estimasi dengan pendekatan data panel dengan metode fixed effect didapat hasil sebagai berikut: Berdasarkan tabel 6 tersebut di atas diketahui besarnya nilai R 2 (koefisien determinan) adalah Jadi didapat Pajak daerah dan Retribusi daerah memberikan pengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah merupakan faktor lainnya. 3.2 Pengujian Hipotesis Uji F-statistik Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji F-statistik.Jika nilai F-statistik lebih besar dari pada F-hitung, maka berarti variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis dalam pengujian model regresi dengan uji F adalah sebagai berikut H 0 : β i = 0 Pajak daerah dan retribusi daerah tidak berpengaruh

5 terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat H 1 : ada β i 0 Pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat Hasil perhitungan nilai statistik uji F dari model regresi yang diuji dengan menggunakan Eviews 8 for Windows adalah sebagai berikut : Tabel 7 Uji F-statistik Perbandingan antara F-hitung dengan F-tabel Sumber: Hasil perhitungan Dari tabel 7 dapat dijelaskan nilai F-hitung yang dihasilkan sebesar 4, Persamaan regresi mempunyai F-hitung yang lebih besar dari F-tabel atau 4,01314>3,0675 dan F-hitung berada pada daerah penolakan H0. Hasil yang diperoleh sejalan dengan nila signifikansi yang sangat kecil (0,000) yang berarti tingkat kesalahan untuk mengambil kesimpulan menolak H0 lebih kecil dari α = 0,05 (5%). Berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel Pajak daerah dan retribusi daerah pada tingkat kepercayaan 95% secara signifikan bersama-sama mempengaruhi Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat Uji t-statistik Uji tstatistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.uji t-statistik dilakukan dengan membandingkan antara t-satistik dengan t-tabel. Nilai t-satistik diperoleh dengan alat bantusoftware Eviews 8.0. Dengan menggunakan taraf keyakinan 95% (α=0,05) dengan derajat kebebasan (df) = n.t k 1 = 127 diperoleh t-tabel sebesar 1,9788. Hasil uji t untuk setiap variabel bebas dapat terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 8 Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel Sumber: Hasil perhitungan 1. Variabel Pajak daerah Hipotesis dalam pengujian model regresi dengan uji t adalah sebagai berikut H 0 : β 1 = Pajak daerah tidak berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota 0 H 1 : β 1 0 di wilayah provinsi Jawa Barat Pajak daerah berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat Terlihat nilai t hitung untuk koefisein regresi Pajak daerah sebesar 6, dengan probability (signifikansi) sebesar 0,0000. Nilai t hitung Pajak daerah (6,757368) lebih besar daripada nilai t tabel (1,9788). Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa koefisein regresi koefisien Pajak daerah signifikan (H0 ditolak). Artinya dapat disimpulkan bahwa Pajak daerah berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat secara parsial. 2. Variabel retribusi daerah Hipotesis dalam pengujian model regresi dengan uji t adalah sebagai berikut : H 0 : β 2 = 0 Retribusi daerahtidak berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat Retribusi daerahberpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat Terlihat nilai t hitung untuk koefisein regresi H 1 : β 2 0 retribusi daerah sebesar 0, dengan probability (signifikansi) sebesar 0,3250. Nilai t hitung retribusi daerah (0,988966) lebih kecil daripada nilai t tabel (1,9788). Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa koefisein regresi koefisien retribusi daerah tidak signifikan (H0 diterima). Artinya dapat disimpulkan bahwa retribusi daerah tidak berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat secara parsial. 3.3 Pembahasan Dari persamaan regresi yang diperoleh, perubahan Pajak daerahberbanding lurus dengan Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat dengan koefisien bertanda positif sebesar 0, Jadi apabila Pajak daerah mengalami peningkatan sebesar 1 juta rupiah sedangkan faktor lainnya tidak mengalami perubahan (konstan), peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat akan meningkat sebesar 0, persen. Hasil nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan Ho ditolak. Nilai t-hitung untuk X 1 lebih besar dari nilai t tabel (6,757368> 1,9788). Hasil nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X 1 sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05 maka keputusan uji adalah menolakho.jadi dapat disimpulkan bahwa Pajak daerah berpengaruh terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat secara parsial. Dalam penelitian ini Pajak daerah searah atau positif artinya semakin tinggi Pajak daerah, maka semakin besar Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat. Dari persamaan regresi yang diperoleh, perubahan Retribusi daerahberbanding lurus dengan Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat dengan koefisien

6 bertanda positif sebesar 0, Jadi apabila Retribusi daerah mengalami peningkatan sebesar 1 juta rupiah sedangkan fator lainnya tidak mengalami perubahan (konstan), peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat akan meningkat sebesar 0, persen. Dalam penelitian ini Retribusi daerah searah atau positif artinya semakin tinggi Retribusi daerah, maka semakin besar Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat. Hasil nilai statistik uji t yang diperoleh menunjukkan Ho ditolak. Nilai t-hitung untuk X 2 lebih kecil dari nilai t tabel (0,988966< 1,9788). Hasil nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X 2 sebesar 0,3250 lebih besar dari 0,05 maka keputusan uji adalah menerima Ho.Jadi dapat disimpulkan bahwa Retribusi daerah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap Peningkatan PAD pada kabupaten/kota di wilayah provinsi Jawa Barat secara parsial. IV.KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara simultan pajak daerah dan retribusi daerah berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten dan Kotamadya di Jawa Barat, dengan besar pengaruhnya sebesar 51,51%. 2. Secara parsial pajak daerah berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten dan Kotamadya di Jawa Barat. 3. Secara parsial retribusi daerah tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di kabupaten dan kotamadya di Jawa Barat. REFERENSI Halim, Abdul. Theresia Damayanti.(2007). Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah.Yogyakarta:Edisi kedua.upp STIM YKPN. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Wiyono, Gendro.(2011).Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0.Yogyakarta:UPP STIM YKPN. Biodata Penulis R. Budi Hendaris,memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, lulus tahun Memperoleh gelar Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun Saat ini menjadi Dosen tetap di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Penghitungan kesenjangan pendapatan regional antar kabupaten/kota di Provinsi

Lebih terperinci

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE HASIL ANALISA DATA STATISTIK DESKRIPTIF Date: 06/15/16 Time: 11:07 Sample: 2005 2754 ROE LDA DA SDA SG SIZE Mean 17.63677 0.106643 0.265135 0.357526 0.257541 21.15267 Median 11.00000 0.059216 0.251129

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data Laporan Realisasi Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran pada Kabupaten Kota Jawa Barat dari tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah menggunakan metode yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Salah satu komponen dari penelitian adalah menggunakan metode yang ilmiah, agar metode yang ilmiah ini dapat dilaksanakan dengan relatif lebih mudah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Provinsi Jawa Barat ini didasarkan pada data realisai anggaran menunjukkan bahwa Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 60-68 PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Objek Penelitian Daerah penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten dan kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 1 Kota

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Banten. Pemilihan lokasi di Kabupaten/Kota disebabkan karena berdasarkan hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk melihat keadaan perekonomian di suatu wilayah.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk melihat keadaan perekonomian di suatu wilayah. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang umumnya dipergunakan untuk melihat keadaan perekonomian di suatu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL ESTIMASI Angka Kematian Bayi 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB 4 ANALISIS HASIL ESTIMASI Angka Kematian Bayi 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat BAB 4 ANALISIS HASIL ESTIMASI 4.1 Analisis Deskriptif Data 4.1.1 Angka Kematian Bayi 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Angka kematian bayi (AKB) Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu tahun 2005

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kota/kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah sumber-sumber PAD yang terdiri dari pajak daerah; retribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari BPS dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah Kemiskinan sebagai variabel dependen, sedangkan untuk variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini, data diambil dari laporan terbitan BPS nasional periode

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji serempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode

III. METODE PENELITIAN. topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan pendekatan umum untuk membangun topik penelitian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan hal ini, metode penelitian merupakan sistem atas peraturan-peraturan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji heteroskedastisitas Berdasarkan hasil Uji Park, nilai probabilitas dari semua variable independen tidak signifikan pada tingkat 5 %. Keadaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Belanja Pemerintah di Bidang Pendidikan, Indeks Pemberdayaan Gender, dan Infrastruktur Jalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penghitungan Indeks Williamson Untuk melihat ketimpangan PDRB per kapita antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat digunakan alat analisis Indeks Williamson.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. acuan dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Seorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitiannya sebelum melaksanakan suatu penelitian, karena sebagai dasar acuan dan pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk: 1. Mengetahui besarnya pengaruh tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sebelum melakukan penelitian, perencanaan yang matang sangat diperlukan untuk menentukan bagaimana suatu penelitian tersebut akan dilakukan. Perencanaan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sehubungan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang BAB III METODOLOGI 3.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang bersumber dari BPS adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada 70 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kaulitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman dan Kota 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan secara sensus dengan data sekunder berbentuk time series dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, dan yang berbentuk cross section

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yaitu provinsi

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kabupaten/ kota di Jawa Barat tahun 2011-2014. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB Sementara itu, Kabupaten Supiori dan Kabupaten Teluk Wondama tercatat sebagai daerah dengan rata-rata angka kesempatan kerja terendah selama periode 2008-2010. Kabupaten Supiori hanya memiliki rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001 diharapkan pembangunan di daerah berjalan seiring dengan

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross 36 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif

III METODE PENELITIAN. Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Didalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel penelitian yang diteliti serta pengaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi pemerintah terutama Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan

III. METODE PENELITIAN. dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan 58 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Peneliti memilih tempat penelitian di PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data panel (pooled data) yang merupakan gabungan data silang (cross section)

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan uji Park, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten dan kota Provinsi Aceh. Sedangkan subjeknya adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dari 26 kabupaten dan kota, masing-masing dari tahun Variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dari 26 kabupaten dan kota, masing-masing dari tahun Variabel BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 26 kabupaten dan kota, masing-masing dari tahun 2011-2015. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 32 Provinsi di Seluruh BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2016. Penelitian ini mengambil data Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Dan Data Penelitian Pengambilan data dilakukan di Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan melalui internet. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian hipotesisinya yang meliputi uji serempak (ujif), uji signifikansi paramerer individual (uji T), dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Variabel penelitian merupakan atribut atau perlengkapan yang digunakan untuk mempermudah suatu penelitian dan sebagai sara untuk pengukuran serta memberikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) dan AMH (Angka Melek Huruf) pada kabupaten/ kota di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji srempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 di Jakarta terhadap Laporan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur untuk periode tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi 63 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi dan pengangguran. Alat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci