PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN ALUMNI PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI (PBSB)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN ALUMNI PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI (PBSB)"

Transkripsi

1 CATATAN PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN ALUMNI PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI (PBSB) Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia xiv Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)

2 CATATAN Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) xiii

3 Lampiran 5 - Contoh Sistematika Laporan Peserta Pengabdian Alumni PBSB - Lanjutan SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI Dalam hal kebijakan perluasan akses dan peningkatan mutu Pendidikan, Kementerian Agama RI telah menempuh berbagai cara melalui program dan kegiatan. Diantaranya melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang telah diselenggarakan sejak tahun Sampai dengan tahun akademik 2011/2012 Kementerian Agama RI telah menjalin kerjasama dengan 13 perguruan tinggi ternama untuk studi santri-santri PBSB, yaitu: IPB Bogor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ITB Bandung, UPI Bandung, UGM Jogjakarta, UIN Jogjakarta, IAIN Walisongo Semarang, ITS Surabaya, IAIN Sunan Ampel Surabaya, UNAIR Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Mataram dan Universitas Indonesia. Program ini dianggap oleh banyak kalangan telah berhasil, salah satu indikatornya adalah ekspektasi kalangan pesantren dan masyarakat cukup tinggi untuk mengikuti PBSB. Juga dinilai tepat sasaran, karena bisa menjaring dan memfasilitasi santri dari keluarga kurang mampu untuk menempuh perguruan tinggi papan atas di Indonesia. Di samping itu telah mengubah citra pondok pesantren yang tadinya dipandang sebelah mata menjadi lembaga yang kredibel, terpercaya dan berkualitas. Bahkan mutunya pun tidak kalah dengan lembaga pendidikan lainnya di tanah air. Menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Indonesia menjadi kebanggaan hampir semua orang, apalagi mahasiswa dengan status mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi papan atas. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009 menunjukan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah 14,56 % dan Angka Partisipasi Murni (APM) 10,30% orang yang berkesempatan masuk ke Perguruan Tinggi. Merupakan angka yang kecil jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 235 juta orang. Sementara itu angka pengangguran di Indonesia menurut BPS masih relatif tinggi yaitu sekitar orang atau 12,49% yang kebanyakan tinggal di pedesaan. Dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk memberdayakan pembangunan di desa dan keterlibatan semua pihak. xii Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) i

4 Kondisi negeri kita yang demikian, nampaknya sinergi dengan program beasiswa tersebut, yang didisain harus memberikan dampak langsung terhadap kualitas pondok pesantren, terutama sains dan teknologi serta memperkuat tafaqquh fiddin. Implementasi konkritnya adalah kewajiban mengabdi sekurang-kurangnya 3 tahun bagi peserta PBSB yang telah menyelesaikan studi di PT. Lampiran 5 - Contoh Sistematika Laporan Peserta Pengabdian Alumni PBSB Sampai dengan tahun akademik 2011/2012 ada sekitar orang peserta PBSB Kementerian Agama RI dan 395 orang diantaranya telah lulus dan sedang mengabdi di pondok pesantren. Kondisi ini tentu menggembirakan tidak saja bagi Kementerian Agama tetapi juga pondok pesantren, orang tua santri dan masyarakat. Saya selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam merasa berbangga hati dan mengapresiasi atas diterbitkannya Buku Panduan Program Pengabdian Pasca Lulus PBSB. Semoga dapat menjadi panduan yang sistematis, mudah dipahami dan operasional bagi alumni PBSB yang saat ini sedang melaksanakan pengabdian maupun bagi calon alumni yang masih studi di perguruan tinggi. Wallahu a lam bi al-shawab. Jakarta,18 Januari 2012 Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI ttd Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si ii Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) xi

5 Lampiran 4 - Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Sisa Kewajiban Pengabdian Apabila Melanjutkan Studi/Bekerja KATA PENGANTAR DIREKTUR PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTEN KEMENTERIAN AGAMA RI Saat ini dunia pendidikan menghadapi banyak tantangan dan problem yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kebijakan pengembangan pendidikan Islam diarahkan pada tiga aspek, yaitu: perluasan akses, peningkatan mutu dan tata kelola pendidikan. Perluasan akses merupakan upaya Kementerian Agama RI dalam meningkatkan angka partisipasi masyarakat di dunia pendidikan. Peningkatan mutu juga merupakan upaya terus menerus meningkatkan kualitas pendidikan di semua jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan peningkatan tata kelola merupakan upaya penataan kelembagaan pendidikan Islam agar bermutu, berdaya saing dan bermanfaat bagi masyarakat. Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementrian Agama RI merupakan upaya untuk mempercepat ketertinggalan lembaga pendidikan pondok pesantren di bidang sains dan teknologi dan memperkuat tafaqquh fiddin. Bidang-bidang yang ditawarkan kepada para santri meliputi ilmu kedokteran dan kesehatan, ilmu murni (Matematika, Fisika, Biologi, Kimia), teknik, teknologi informasi, pertanian dan peternakan, agribisnis, sosial humaniora dan ilmu agama Islam (Islamic Studies). Alumnus program ini diharapkan menjadi pionir pengembangan masyarakat (community development) di lingkungan pondok pesantren. PBSB Kementrian Agama RI untuk pertama kalinya dimulai pada tahun Semula hanya bermitra dengan dua perguruan tinggi yaitu IPB dan UIN Syarif Hidayatullah. Sampai dengan tahun 2011 (tahun ketujuh) menjadi 13 PT Mitra Kementerian Agama, yaitu: IPB Bogor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ITB Bandung, UPI Bandung, UGM Jogjakarta, UIN Jogjakarta, IAIN Walisongo Semarang, ITS Surabaya, IAIN Sunan Ampel Surabaya, UNAIR Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Mataram dan Universitas Indonesia. Sementara itu untuk mencetak kader-kader pondok pesantren yang mumpuni, mampu bersaing di kancah global serta mempunyai komitmen pada pengembangan pesantren dan masyarakat, Kementerian Agama RI x Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) iii

6 mewajibkan kepada Alumni PBSB untuk melakukan Program Pengabdian Pasca Lulus sekurang-kurangnya 3 tahun di pondok pesantren. Lampiran 3 - Contoh Surat Izin Melanjutkan Studi/Bekerja Program Pengabdian Pasca Lulus Alumni PBSB, disamping merupakan impelementasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, juga merupakan dampak langsung dari PBSB kepada pondok pesantren. Karena santri Alumni PBSB berkualitas unggul (hibrida) tersebut menjadi aset dan investasi bagi pesantren dan masyarakat. Saya menyambut gembira dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, atas terbitnya Buku Panduan Program Pengabdian Pasca Lulus Alumni PBSB Kementerian Agama RI. Semoga dapat menjadi arah, petunjuk dan pedoman yang konkrit bagi suksesnya penyelenggaraan pengabdian di pesantren. Kepada semua pihak yang telah bersusah payah berkomitmen, berkontribusi mendampingi para santri PBSB yang saat ini telah menjadi Sarjana dari pelbagai perguruan tinggi saya mengucapkan terimakasih yang sebanyakbanyaknya. Wallahu a lam bi al-shawab. Jakarta,18 Januari 2012 Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, ttd Drs. H. A. Saefuddin, M.A iv Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) ix

7 Lampiran 2 - Contoh Surat Rekomendasi Pengabdian di Pondok Pesantren Lain DAFTAR ISI SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Dasar Hukum... 3 BAB II RUANG LINGKUP PENGABDIAN ALUMNI PBSB... 4 A. Pengertian... 5 B. Maksud... 6 C. Sasaran... 6 D. Pengelolaan... 7 BAB III PELAKSANAAN PENGABDIAN PBSB... 9 A. Tempat Pengabdian... 9 B. Bentuk dan Jenis Pengabdian... 9 C. Masa Pengabdian D. Hak dan Kewajiban E. Sangsi dan Larangan Bagi Peserta Pengabdian F. Mekanisme Pelaksaaan Pengabdian Alumni BAB IV MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring B. Evaluasi BAB V PELAPORAN A. Pelaporan Oleh Peserta Pengabdian B. Pelaporan Pengelola Program viii Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) v

8 BAB VI PENUTUP...23 Penutup...23 LAMPIRAN Lampiran 1 - Contoh Surat Pemberitahuan Pengabdian Alumni PBSB Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) vii

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini, jumlah pondok pesantren di Indonesia sekitar buah yang memiliki varian cukup beragam dengan jumlah santri mencapai 4 juta orang. Meskipun dalam sejarahnya pondok pesantren memiliki kontribusi yang luar biasa dalam memajukan pembangunan Indonesia, namun banyak hal komponen dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pesantren belum mendapat perhatian yang maksimal. Halaman ini sengaja dikosongkan Pondok pesantren, oleh beberapa kelompok keberadaannya distigmakan sebagai lembaga yang terkesan sederhana, kurang maju, bahkan terbelakang. Namun begitu, pondok pesantren tidaklah risau dengan stigma negatif tersebut, karena faktanya selama ratusan tahun mereka tetap bisa bertahan dengan cara dan strateginya sendiri, bahkan berkontribusi lebih besar untuk pembangunan bangsa ini dari pada mereka yang menstigmakan negatif tersebut. Satu-satunya hal yang paling mengkhawatirkan dan menjadi tantangan utama pondok pesantren justru datang dari lingkungan internal mereka sendiri. Saat ini, pesantren sering diperhadapkan antara mempertahankan identitas sebagai institusi untuk mencetak kader umat yang mempunyai keahlian dalam bidang agama (mutafaqqih fi al-din) dengan tuntutan sosial yang mulai tergerus oleh arus kapitalisme. Spirit voluntarisme yang melekat di jantung pesantren mulai digoyang dengan kecenderungan untuk menilai segala sesuatunya dengan hal-hal yang berbau 1

10 materialistik. Kecenderungan mutakhir harus diakui, bahwa tidak banyak pesantren yang bisa bertahan dengan idealismenya untuk mengembangan studi-studi keislaman (islamic studies). Akibat derasnya arus kapitalisme dan godaan politik praktis, pondok pesantren kerap merespon realitas sosial-politik baik skala lokal maupun nasional, tidak lagi menggunakan rasio-keagamaan yang fleksibel, luas dan kaya, namun acapkali tidak sedikit yang berlatar-belakang vested interest, baik ekonomi maupun politik. Realitas inilah yang dikhawatirkan akan menggerus identitas pondok pesantren. Karenanya, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI menyelenggarakan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang dimulai pada tahun Sampai saat ini, paling tidak terdapat 395 (tiga ratus sembilan puluh lima) santri berprestasi yang telah menyelesaikan studi pada perguruan tinggi masing-masing. Dan mereka diharapkan telah siap untuk diterjunkan mengembangkan pondok pesantren melalui program pengabdian paska lulus. Program pengabdian paska lulus sangat penting dan strategis, setidaknya karena beberapa hal; Pertama, sudah banyak alumni pondok pesantren yang telah berhasil menempuh studi di perguruan tinggi melalui PBSB dan harus segera menjalankan program pengabdian; Kedua, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan sosial keagamaan yang harus terus menerus mengembangkan diri bersama masyarakat sekitarnya; Ketiga, pengabdian adalah salah satu karakter pondok pesantren yang harus terus menerus dipertahankan; Keempat, kontrak pengabdian peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 LAMPIRAN Contoh Surat Pemberitahuan Pengabdian Alumni PBSB Contoh Surat Rekomendasi Pengabdian di Pondok Pesantren Lain Contoh Surat Izin Melanjutkan Studi/Bekerja Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Sisa Kewajiban Pengabdian Apabila Melanjutkan Studi/Bekerja Contoh Format Laporan Peserta Pengabdian Alumni PBSB 2

11 dengan Kementerian Agama RI sebelum memulai program studi di perguruan tinggi; Agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pengabdian paska lulus dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien serta berdampak positif bagi pengembangan pesantren, maka dirasa perlu untuk disusun panduan sebagai rujukan dalam pelaksanaan program pengabdian pasca lulus bagi alumni PBSB. B. Tujuan Halaman ini sengaja dikosongkan Panduan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan, pedoman dan arah yang jelas bagi penyelenggaraan pengabdian alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pelaporan. Di samping itu juga untuk mengukur sejauh mana keberhasilan PBSB berdampak langsung pada pengembangan pondok pesantren. C. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 Pasal 5 ayat (2); 2. Ketetapan MPR Tahun 1999 berkenaan dengan pendidikan yang mengamanatkan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4302); 26 3

12 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan; 5. Peraturan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2008 tentang Perubahan Kesembilan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 7. Peraturan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 8. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun BAB VI PENUTUP Panduan ini diharapkan menjadi acuan, rujukan dan petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan program pengabdian alumni PBSB. Halhal yang belum diatur dalam panduan ini akan diatur kemudian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semoga Allah SWT senantiasa meridlai segala ikhtiar untuk mengembangkan dan memberdayakan pondok pesantren. Sehingga kehadiran SDM baru dari berbagai disiplin ilmu tersebut dapat memperkuat eksistensi pesantren di masa yang akan datang. 9. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; 10. Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun

13 c. Upaya penanggulangan permasalahan yang dihadapi; d. Dampak pelaksanaan pengabdian alumni PBSB, berupa perbandingan kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan pengabdian alumni PBSB; BAB II RUANG LINGKUP PENGABDIAN ALUMNI PBSB e. Rekomendasi rencana-tindak di masa depan. Baik laporan berkala maupun laporan akhir wajib diketahui oleh pimpinan pondok pesantren tempat pengabdian. B. Pelaporan Pengelola Program Secara berkala di setiap akhir tahun anggaran, pengelola program melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian alumni PBSB kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, sebagai bagian dari Laporan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). A. Pengertian 1. Program Beasiswa Santri Berprestasi disingkat menjadi PBSB adalah sebuah program pemberian bantuan pembiayaan yang diperlukan bagi santri berprestasi, yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat untuk menempuh jenjang pendidikan tinggi yang telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama RI; 2. Perguruan Tinggi mitra Kementerian Agama RI dalam PBSB adalah: Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Mataram (UNRAM), Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang; 3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (LP2A PBSB) adalah lembaga yang dibentuk oleh alumni PBSB yang bertujuan sebagai sarana silaturahmi antar-alumni sekaligus ajang tukar-pikiran dalam mengembangkan potensi alumni PBSB dalam memberikan 24 5

14 sumbangsihnya kepada pengembangan pondok pesantren dan masyarakat; BAGIAN V 4. Program Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi PELAPORAN (PBSB) adalah kegiatan yang diwajibkan kepada alumni PBSB yang telah selesai melaksanakan studi pada Perguruan Tinggi mitra Kementerian Agama RI dalam PBSB, guna mengamalkan dan mempraktekkan ilmu, ketrampilan dan pengalaman serta menumbuhkan sikap mental dalam usaha ikut mengembangkan pondok pesantren dan masyarakat. A. Pelaporan Oleh Peserta Pengabdian Peserta pengabdian wajib membuat laporan pelaksanaan program dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut: 1. Laporan Berkala Laporan berkala dibuat setiap 6 (enam) bulan sekali yang berisikan B. Maksud hal-hal sebagai berikut: Maksud dari Pengabdian Alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB): 1. Membangun pengetahuan, keterampilan dan sikap mental alumni PBSB bagi pengembangan pondok pesantren; a. Deskripsi singkat pondok pesantren tempat pelaksanaan pengabdian dan program pengabdian yang sedang dijalankan; b. Program kerja selama 6 (enam) bulan; c. Pelaksanaan program kerja pengabdian; 2. Mengembangkan kesempatan bagi alumni PBSB untuk mendarma- d. Permasalahan dan solusi yang diambil; bhaktikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang telah diperoleh selama belajar di perguruan tinggi; e. Rencana-tindak 6 bulan kedepan. 2. Laporan Akhir 3. Membangun komunikasi yang intens antara alumni PBSB dengan pondok pesantren dan masyarakat. Laporan akhir dibuat setelah masa pengabdian 3 (tiga) tahun berakhir yang berisikan hal-hal sebagai berikut : a. Deskripsi lengkap pondok pesantren tempat pelaksanaan C. Sasaran pengabdian; Sasaran Program Pengabdian Alumni PBSB adalah alumni PBSB, yaitu b. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi selama masa peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian pengabdian berlangsung; Agama RI yang telah menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor 6 23

15 4. Kinerja peserta pengabdian; (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh 5. Ketaatan peserta pengabdian terhadap aturan pengabdian. B. Evaluasi Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan pengabdian. Aspek-aspek penting dalam melakukan evaluasi adalah: Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Mataram (UNRAM), Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) 1. Pengendalian mutu kegiatan; 2. Analisa kebutuhan pondok pesantren; 3. Manajemen penyelenggaraan program pengabdian alumni PBSB; 4. Dukungan dan kerjasama pondok pesantren tempat pelaksanaan pengabdian alumni PBSB; 5. Rekomendasi rencana-tindak pelaksanaan pengabdian di masa mendatang. Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang;. D. Pengelolaan Pengelolaan Program Pengabdian Alumni PBSB dilaksanakan oleh Subdit Pendidikan Pesantren, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, selanjutnya disebut sebagai Pengelola Program Pengabdian Alumni PBSB. 22 7

16 BAB IV MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program dimana pelaksanaan kegiatan dalam suatu program perlu dilakukan secara terus menerus berkaitan dengan pencapaian hasil yang telah direncanakan. Monitoring dan evaluasi bertujuan: Pertama, untuk melihat perkembangan pelaksanakan program di pesantren; Kedua, untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh peserta program dan pengelola program; Ketiga, untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas program pengabdian. A. Monitoring Halaman ini sengaja dikosongkan Monitoring dilakukan dengan cara : 1. Kunjungan langsung ke pondok pesantren peserta pengabdian; 2. Penelaahan laporan peserta pengabdian; 3. Penelaahan laporan pondok pesantren tempat dilaksanakannya pengabdian alumni PBSB; Aspek-aspek yang dilihat dalam pelaksanaan monitoring adalah: 1. Proses pengabdian; 2. Program yang dilaksanakan oleh peserta pengabdian; 3. Kemampuan peserta pengabdian dalam mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan dalam program pengabdian; 8 21

17 BAB III PELAKSANAAN PENGABDIAN ALUMNI PBSB A. Tempat Pengabdian Tempat berkhidmat atau pengabdian Program Pengabdian Alumni PBSB adalah : 1. Pondok pesantren asal peserta PBSB; 2. Pondok pesantren bukan asal peserta PBSB yang membutuhkan dan telah mendapatkan persetujuan dari pondok pesantren asal dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI; Halaman ini sengaja dikosongkan 3. Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam yang ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI; Diantaranya adalah: Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), Madrasah Diniyah (MD), Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) dan Ma had Aly. B. Bentuk dan Jenis Pengabdian 1. Bentuk pengabdian Pengabdian Alumni PBSB pada pondok pesantren dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu pengabdian yang dilakukan secara individual dan secara kelompok. 20 9

18 Pengabdian secara individual dilaksanakan oleh alumni secara sendiri baik di pondok pesantren asal maupun pesantren lain atau Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam yang ditunjuk oleh Kementerian Agama RI. Sedangkan pengabdian secara berkelompok dilakukan oleh Alumni PBSB maksimal 5 (lima) orang yang memiliki disiplin ilmu yang sama atau berbeda. 2. Jenis Pengabdian Secara umum jenis pengabdian yang dapat dilakukan oleh peserta pengabdian adalah hal-hal yang mendukung dan memperkuat pengembangan dan pemberdayaan pondok pesantren. Diantaranya dapat berperan pada hal-hal sebagai berikut: a. Tenaga pendidik dan kependidikan; b. Pengelola unit usaha pondok pesantren; c. Pengelola pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources Management/HRM); d. Konsultan/Pendamping pengembangan dan pemberdayaan pondok pesantren; e. Tenaga kesehatan (medis) di pondok pesantren; f. Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikembangkan oleh pondok pesantren (Lembaga Bantuan Hukum Pesantren (LBHP), Lembaga Mediasi Pesantren (LMP) dan lain-lain). g. Jenis lainnya yang memberikan manfaat langsung bagi pondok pesantren

19 Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI; 7. Bagi alumni PBSB yang mengabdi di luar pesantren asal atau Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam, harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pondok pesantren asal dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI (contoh terlampir); 8. Kementerian Agama RI dibantu oleh LP2A PBSB mendata dan memetakan alumni PBSB; 9. Selama melaksanakan pengabdian, alumni PBSB dapat tinggal/menetap di dalam atau di luar pondok pesantren. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut: C. Masa Pengabdian 1. Pengabdian dilakukan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; 2. Masa pengabdian terhitung sejak alumni PBSB mulai melaksanakan tugas di pondok pesantren; (setelah menyelesaikan studi pada perguruan tinggi) dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan pondok pesantren. (contoh terlampir) 3. Pengabdian dilakukan selama 3 (tiga) tahun, tetapi tidak berturutturut, bisa dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Alumni PBSB yang akan melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) di dalam negeri, maka harus melakukan pengabdian terlebih dahulu minimal satu (1) tahun dan dapat melanjutkan pengabdian bersamaan dengan penyelesaian pendidikannya; Kesanggupan untuk melanjutkan pengabdian dibuktikan dengan surat pernyataan (contoh terlampir) b. Alumni PBSB yang akan melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) di luar negeri, maka harus melakukan pengabdian terlebih dahulu minimal satu (1) tahun dan dapat melanjutkan pengabdian setelah menyelesaikan pendidikannya; Kesanggupan untuk melanjutkan pengabdian dibuktikan dengan surat pernyataan (contoh terlampir) 4. Waktu pengabdian peserta PBSB dalam 1 (satu) minggu atau 7 (tujuh) hari setidaknya melakukan pengabdian sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) hari; 5. Dalam 1 (satu) hari setidaknya mengabdi minimal selama 8 (delapan) jam

20 6. Total waktu pengabdian selama 1 (satu) minggu atau 7 (tujuh) hari F. Mekanisme Pelaksanaan Pengabdian Alumni PBSB adalah 24 jam, harus mengikuti distribusi waktu seperti poin 4 dan 5 di atas. (contoh: peserta tidak diperkenankan untuk mengakumulasi waktu pengabdian selama 24 jam dalam seminggu, dibagi dalam 4 jam selama 6 hari) Pelaksanaaan Program Pengabdian Alumni PBSB dilaksanakan secara integral dengan melibatkan unsur peserta PBSB, Pondok Pesantren, Kementerian Agama RI dan Perguruan Tinggi. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut: 7. Peserta boleh melakukan pengabdian sambil bekerja sepanjang pekerjaan tersebut tidak mengganggu Program Pengabdian Alumni PBSB dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dengan pimpinan pondok pesantren. 8. Alumni PBSB yang sudah diangkat menjadi PNS atau bekerja di luar instansi pemerintah diwajibkan tetap melakukan pengabdian di pondok pesantren terdekat dengan tempat bekerja; Kesanggupan untuk melaksanakan pengabdian di pesantren/lembaga pendidikan Islam terdekat dibuktikan dengan surat pernyataan (contoh terlampir) 1. Pengabdian dilaksanakan setelah peserta PBSB menyelesaikan studinya pada perguruan tinggi mitra Kementerian Agama dan menjadi alumni PBSB. 2. Alumni PBSB melapor dan memberitahukan kepada Pimpinan Pondok Pesantren Asal untuk memulai program pengabdian; 3. Apabila pondok pesantren asal alumni PBSB belum/tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengabdian, pondok pesantren asal tersebut membuat Surat Pernyataan yang menjelaskan bahwa pondok pesantren tersebut tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengabdian disertai alasan, ditujukan kepada Direktorat Pendidikan D. Hak dan Kewajiban Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian 1. Hak dan Kewajiban Peserta Pengabdian Agama RI; Selama masa pengabdian, peserta pengabdian berhak: a. Memperoleh sarana dan prasarana yang diperlukan dalam rangka melaksanakan tugas pengabdian sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan pondok pesantren; b. Memperoleh pembinaan berkala dari Pondok Pesantren; c. Peserta pengabdian dapat memperoleh fasilitas tempat tinggal di dalam pondok pesantren, sesuai dengan kemampuan pesantren yang ditempati; 4. Alumni PBSB yang pondok pesantren asalnya tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengabdian alumni PBSB, dapat mencari pondok pesantren lain; 5. Bagi alumni yang belum mendapatkan tempat pengabdian sebagaimana poin 3 dan 4 di atas diharapkan segera melapor kepada Kementerian Agama RI dan selanjutnya akan ditugaskan di pondok pesantren yang membutuhkan. 6. Pondok Pesantren yang telah menyetujui penempatan pengabdian alumni PBSB memberitahukan secara tertulis kepada Direktur 12 17

21 pengabdian; Apabila diperlukan, Kementerian Agama RI akan mengeluarkan Surat Rekomendasi Untuk Menolak Mempekerjakan kepada alumni PBSB tersebut; 2. Apabila alumni belum melaksanakan pengabdian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan diketahui sudah bekerja sebagai Pegawai Negeri/BUMN/Swasta/Asing yang bersifat tetap maupun kontrak (tidak tetap), Kementerian Agama RI akan meminta kepada instansi/lembaga yang bersangkutan untuk memberhentikan peserta PBSB tersebut; 3. Bagi alumni yang sudah terlanjur bekerja baik sebagai Pegawai Negeri/BUMN/Swasta/Asing yang bersifat tetap maupun kontrak (tidak tetap), sebelum panduan ini ditetapkan dan tidak melaksanakan pengabdian sesuai ketentuan, diberikan sanksi sama dengan poin nomor 2 diatas (hal sanksi pelanggaran). 4. Bagi alumni yang mengajukan program beasiswa atau studi lanjut sebelum masa pengabdian berlangsung minimal 1 (satu) tahun, aturan yang berlaku sama dengan aturan alumni yang bekerja sebagai Pegawai Negeri/BUMN/Swasta/Asing yang bersifat tetap maupun kontrak (tidak tetap). Selama masa pengabdian, peserta pengabdian memiliki kewajiban: a. Mentaati semua aturan dan ketentuan dari pondok pesantren tempat alumni PBSB melakukan pengabdian; b. Melaksanakan pembagian tugas yang sudah diamanatkan sesuai dengan kesepakatan antara alumni PBSB dengan pondok pesantren; c. Berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi dalam upaya pengembangan pondok pesantren; d. Tetap mengembangkan kompetensi dan kemampuan diri secara mandiri; e. Menyusun laporan setiap 6 (enam) bulan; f. Membuat laporan akhir setelah menyelesaikan pengabdian selama 3 (tiga) tahun. 2. Hak dan Kewajiban Pondok Pesantren Selama menjadi tempat pengabdian oleh peserta, pondok pesantren memiliki hak: a. Mendapatkan pelayanan pengetahuan dan keterampilan dari peserta pengabdian; b. Mengatur peserta pengabdian dalam mengimplementasikan program-program pengembangan di pondok pesantren ; c. Melakukan kontrol kepada peserta pengabdian sesuai dengan garis besar perjuangan pondok pesantren; d. Mengembalikan peserta pengabdian kepada Kementerian Agama RI jika melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di pondok pesantren

22 Selama ditempati oleh peserta pengabdian, pondok pesantren a. Mengeluarkan rekomendasi untuk penempatan peserta memiliki kewajiban: pengabdian; a. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan selama b. Memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta pengabdian; masa pengabdian berlangsung; c. Melakukan koordinasi intensif dengan pesantren lokasi b. Memberikan bimbingan dan arahan bagi pengembangan program pengabdian; pesantren; d. Melakukan monitoring dan evaluasi kepada peserta pengabdian. c. Menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi peserta pengabdian sesuai kemampuan pondok pesantren; d. Berkoordinasi dengan Kementerian Agama RI. 3. Hak dan Kewajiban Kementerian Agama RI Selama masa pengabdian berlangsung, Kementerian Agama RI memiliki hak: E. Sanksi dan Larangan Bagi Peserta Pengabdian Selama masa pengabdian, peserta pengabdian tidak diperkenankan: 1. Meninggalkan tempat pengabdian tanpa ijin dari pengasuh pondok pesantren dan Kementerian Agama RI sebelum masa pengabdian berakhir; a. Membuat tata aturan pengabdian; 2. Mengajukan lamaran program beasiswa atau studi lanjut kecuali b. Menyimpan bukti kelulusan asli (ijazah, transkrip nilai dan bukti masa pengabdian sudah berlangsung minimal 1 (satu) tahun; kelulusan lainnya) alumni PBSB peserta pengabdian; Hal ini untuk menjamin komitmen alumni PBSB melaksanakan pengabdian. 3. Mendaftarkan diri menjadi Pegawai Negeri/BUMN/Swasta/Asing yang bersifat tetap maupun kontrak (tidak tetap) yang mengganggu Program Pengabdian Alumni PBSB dan tidak mendapat persetujuan c. Meminta dan memperoleh laporan dari peserta pengabdian; pimpinan pondok pesantren. d. Melakukan pembinaan secara berkala kepada peserta Sanksi pelanggaran berupa: pengabdian; 1. Apabila meninggalkan tempat pengabdian tanpa ijin dari pengasuh e. Menindaklanjuti hasil laporan dari peserta pengabdian dan pondok pesantren dan Kementerian Agama RI sebelum masa pondok pesantren. pengabdian berakhir dan menjadi Pegawai Negeri/ Selama masa pengabdian berlangsung, Kementerian Agama RI memiliki kewajiban: BUMN/Swasta/Asing yang bersifat tetap maupun kontrak (tidak tetap) maka diberikan sanksi penahanan bukti kelulusan asli (ijazah, transkrip nilai, bukti kelulusan lainnya) sampai menyelesaikan 14 15

PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018

PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018 1-05-2018 1/7 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018 DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 15 MARET 2018 00:00:00,

Lebih terperinci

SELEKSI CALON PESERTA PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2011

SELEKSI CALON PESERTA PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2011 LATAR BELAKANG SELEKSI CALON PESERTA PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2011 Kebijakan Pembangunan Pendidikan Islam yang dinyatakan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat

Lebih terperinci

COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS. (CSSMoRA)

COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS. (CSSMoRA) COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS (CSSMoRA) ANGGARAN DASAR (AD) ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) 2016-2017 1 ANGGARAN DASAR COMMUNITY OF SANTRI

Lebih terperinci

EDARAN DIREKTUR PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

EDARAN DIREKTUR PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI Lampiran: EDARAN DIREKTUR PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI Nomor: DT.I.III/HM.01/2606/ TENTANG PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN KADER ULAMA BIDANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2015 DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KATA

Lebih terperinci

A. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Program Beasiswa 1. Maksud 2. Tujuan 3. Sasaran B. Persyaratan a. Umum

A. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Program Beasiswa 1. Maksud 2. Tujuan 3. Sasaran B. Persyaratan a. Umum PENGUMUMAN PENERIMAAN CALON PESERTA PROGRAM S2 BAGI GURU MADRASAH, PENGAWAS, PEGAWAI DI LINGKUNGAN MAPENDA DAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DITJEN PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA TAHUN 2009 A. Maksud,

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR 0 KATA PENGANTAR Pendidikan nasional saat ini

Lebih terperinci

BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan Berprestasi

BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan Berprestasi Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi BEASISWA PASTI Beasiswa Pascasarjana untuk Tenaga Kependidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2017 DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KATA

Lebih terperinci

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2650 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN AMAL BHAKTI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN BAGI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih Program 5000 Doktor Dalam Negeri Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih BEASISWA PROGRAM DOKTOR dan BANTUAN PENYELESAIAN PENDIDIKAN 2018/2019 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM BEASISWA PRA- S2 DOSEN DAN CALON DOSEN PERGURUAN TINGGI NEGERI BARU ATAU PERGURUAN TINGGI DAERAH TERDEPAN,TERLUAR, DAN TERTINGGAL

PANDUAN PROGRAM BEASISWA PRA- S2 DOSEN DAN CALON DOSEN PERGURUAN TINGGI NEGERI BARU ATAU PERGURUAN TINGGI DAERAH TERDEPAN,TERLUAR, DAN TERTINGGAL PANDUAN PROGRAM BEASISWA PRA- S2 DOSEN DAN CALON DOSEN PERGURUAN TINGGI NEGERI BARU ATAU PERGURUAN TINGGI DAERAH TERDEPAN,TERLUAR, DAN TERTINGGAL DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Lampiran Nomor Surat : S - 20/LPDP/2016 Tanggal : 4 Januari 2016

Lampiran Nomor Surat : S - 20/LPDP/2016 Tanggal : 4 Januari 2016 Lampiran Nomor Surat : S - 0/LPDP/06 Tanggal : Januari 06 No. Rektor Perguruan Tinggi Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN UMUM SELEKSI CALON PESERTA PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2015 PROGRAM S1 SAINS TEKNOLOGI, SOSIAL HUMANIORA, DAN KEAGAMAAN

PELAKSANAAN UMUM SELEKSI CALON PESERTA PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2015 PROGRAM S1 SAINS TEKNOLOGI, SOSIAL HUMANIORA, DAN KEAGAMAAN PELAKSANAAN UMUM SELEKSI CALON PESERTA PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI TAHUN 2015 PROGRAM S1 SAINS TEKNOLOGI, SOSIAL HUMANIORA, DAN KEAGAMAAN A. PENGERTIAN Seleksi Calon Peserta Program Beasiswa Santri

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Seleksi Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)

Seleksi Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) . Formulir Pendaftaran DEPARTEMEN AGAMA RI Winuhoro H.B Seleksi Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) 2010 DEPARTEMEN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret An. Direktur Jenderal, Direktur Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren. ttd. H. A. Saifuddin

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret An. Direktur Jenderal, Direktur Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren. ttd. H. A. Saifuddin KATA PENGANTAR Pendidikan nasional saat ini sedang menghadapi banyak tantangan dan problem yang tidak sedikit. Pelbagai kebijakan dan program telah banyak ditempuh untuk meningkatkan kualitas pendidikan,

Lebih terperinci

Pedoman Beasiswa PasTi

Pedoman Beasiswa PasTi Pedoman Beasiswa PasTi (Beasiswa Pascasarjana Tenaga Kependidikan Berprestasi) Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS

PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON PENGAWAS DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2015 PEDOMAN BEASISWA KUALIFIKASI S2 GURU PAI CALON

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN BANTUAN BEASISWA UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009

PANDUAN PELAKSANAAN BANTUAN BEASISWA UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009 PANDUAN PELAKSANAAN BANTUAN BEASISWA UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009 KATA PENGANTAR Kemajuan suatu daerah sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1901, 2015 BKPM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI

PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI PEDOMAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Pedoman Pembukaan dan Penutupan Program Studi di UK Petra Page 2 of 25 DAFTAR ISI I. Pedoman Umum Pembukaan Dan Penutupan Rogram

Lebih terperinci

Lampiran Pengumuman Rektor tentang Peogram Beasiswa Doktoral Proyek IDB tahap II

Lampiran Pengumuman Rektor tentang Peogram Beasiswa Doktoral Proyek IDB tahap II Lampiran Pengumuman Rektor tentang Peogram Beasiswa Doktoral Proyek IDB tahap II PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN DOKTORAL (S-3) PROYEK PENGEBANGAN KAMPUS II UIN SUNAN AMPEL SURABAYA MELALUI

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN ANGGARAN

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN ANGGARAN 2011 KATA PENGANTAR Pedoman penyelenggaraan ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk praktis

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (LANJUTAN)

PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (LANJUTAN) PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (LANJUTAN) DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG SATUAN PENDIDIKAN MUADALAH PADA PONDOK PESANTREN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP 1 KATA SAMBUTAN Dalam berbagai kesempatan Presiden Indonesia menjelaskan salah satu pilar pengembangan Sumber Daya Manusia adalah Pengembangan SDM berbasis vokasi. Hal ini sangat strategis mengingat tidak

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM KUALIFIKASI SARJANA (S-1) PGMI BAGI GURU KELAS NON-PGMI MELALUI DUAL MODE SYSTEM (DMS)

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM KUALIFIKASI SARJANA (S-1) PGMI BAGI GURU KELAS NON-PGMI MELALUI DUAL MODE SYSTEM (DMS) Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Nomor : Tahun 2013 Tanggal : RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM KUALIFIKASI SARJANA (S-1) PGMI BAGI GURU KELAS NON-PGMI MELALUI DUAL MODE SYSTEM (DMS) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind No.177, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. UT. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)

INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR: 3389 Tahun 2013 TENTANG PENAMAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM, FAKULTAS DAN JURUSAN PADA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Lampiran SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor: 1366 Tahun 2014 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN

Lampiran SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor: 1366 Tahun 2014 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN Lampiran SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor: 1366 Tahun 2014 PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU RA/MADRASAH BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STF-GBPNS) TAHUN 2014 A. Dasar

Lebih terperinci

INFORMASI BEASISWA PROGRAM PASCASARJANA (S2) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN 2009

INFORMASI BEASISWA PROGRAM PASCASARJANA (S2) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN 2009 A. SASARAN INFORMASI BEASISWA PROGRAM PASCASARJANA (S2) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN 2009 a. Guru madrasah untuk bidang studi : Matematika, Kimia, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Aab,

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN NOMOR STATISTIK LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2008

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN NOMOR STATISTIK LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2008 BUKU PANDUAN PENYUSUNAN NOMOR STATISTIK LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2008 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA R.I TAHUN 2008 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah

Lebih terperinci

Pedoman Beasiswa PasTi

Pedoman Beasiswa PasTi Pedoman Beasiswa PasTi (Beasiswa Pascasarjana Tenaga Kependidikan Berprestasi) Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan

Lebih terperinci

TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR

TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 5, 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710 Telepon (021) 3811244 3811642 3811658 3811679 3811779 3812216 (Hunting)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS BELAJAR, IJIN BELAJAR DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS BELAJAR, IJIN BELAJAR DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS BELAJAR, IJIN BELAJAR DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang : a bahwa pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PEDOMAN BANTUAN KUALIFIKASI S1 GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim, Assalamu

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor: 12.i/PPM/VIII/2013

PENGUMUMAN Nomor: 12.i/PPM/VIII/2013 PENGUMUMAN Nomor: 12.i/PPM/VIII/2013 Assalamu alaikum Wr. Wb. Dalam upaya peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan profesionalitas guru madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM REKTOR UNIVERSITAS MATARAM, Menimbang: a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 20132009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TARUNA SIAGA BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN BEASISWA BAGI CALON MAHASISWA DAN MAHASISWA DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Lebih terperinci

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg

2017, No Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tingg No.226, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Wajib Kerja Dokter Spesialis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018 Panduan Pelaksanaan BEASISWA SERTIFIKASI KOMPETENSI MAHASISWA BIDIKMISI PENDIDIKAN TINGGI VOKASI TAHUN 2018 DIREKTORAT PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor : 892 / 271 TENTANG PENERIMAAN PESERTA TUGAS BELAJAR PASCASARJANA (S2) BEASISWA PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2016

PENGUMUMAN Nomor : 892 / 271 TENTANG PENERIMAAN PESERTA TUGAS BELAJAR PASCASARJANA (S2) BEASISWA PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Robert Wolter Monginsidi Nomor 1 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55711 Telp. (0274) 367509, Fax (0274) 6462101 Website http://www.bkd.bantulkab.go.id

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.375, 2017 KEMENKEU. Jabatan Fungsional. Pelelang. Juknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PMK.06/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1871, 2015 KEMENPU-PR. Paten. Penggunaan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PRT/M/2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN PATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 481 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU RAUDHATUL ATHFAL, MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, MADRASAH ALIYAH, DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB BELAJAR DUA BELAS TAHUN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN, PEMBINAAN, DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PENGANTAR Program Bidikmisi merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pengawas. Madrasah. Pendidikan Agama Islam. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWAS MADRASAH DAN

Lebih terperinci

Panduan Peserta SBMPTN 2014 KATA PENGANTAR

Panduan Peserta SBMPTN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa program penataan sistem manajemen

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.597, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Akademi Komunitas. Pendidikan.Izin. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Menimbang PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan

Lebih terperinci

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih Program 5000 Doktor Dalam Negeri Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih BEASISWA PROGRAM DOKTOR dan BANTUAN PENYELESAIAN PENDIDIKAN 2018/2019 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor: 366.A/Dt.I.II/KP.00.2/5/2018

PENGUMUMAN Nomor: 366.A/Dt.I.II/KP.00.2/5/2018 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat 10710 Telepon (021) 3811244 3811642 3811658 3811679 3811779 3812216 (Hunting)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR

Lebih terperinci

Seleksi Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)

Seleksi Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) . Panduan DEPARTEMEN AGAMA RI Winuhoro H.B Seleksi Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) 2010 DEPARTEMEN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP

Lebih terperinci

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus : TUGAS BELAJAR A. PENGERTIAN Yang di maksud dengan Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan oleh pejabat berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kebutuhan organisasi untuk mengikuti pendidikan,

Lebih terperinci

NOMOR: PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM MAGISTER KONSENTRASI TATA KELOLA PEMILIHAN UMUM DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

NOMOR: PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA PENDIDIKAN TINGGI PROGRAM MAGISTER KONSENTRASI TATA KELOLA PEMILIHAN UMUM DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone No.1627, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Kepala Madrasah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN / ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/529/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/529/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/529/2010 TENTANG PEDOMAN PERPANJANGAN IJIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Kemiskinan masih menjadi penyebab utama siswa putus sekolah atau drop out. Fenomena putus sekolah ini bahkan dikhawatirkan semakin meningkat seiring tingginya angka pengangguran, karena

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari dua ratus juta penduduk Indonesia memiliki karakterisktik adat yang berbeda. Dari sensus Badan

Lebih terperinci

Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017

Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017 Sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita

Lebih terperinci

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (PTAIN) TAHUN 2014

PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (PTAIN) TAHUN 2014 PEDOMAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN PERGURUAN TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (PTAIN) TAHUN 2014 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM Jln.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL KECAMATAN SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMAGANGAN MAHASISWA PADA DUNIA INDUSTRI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMAGANGAN MAHASISWA PADA DUNIA INDUSTRI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMAGANGAN MAHASISWA PADA DUNIA INDUSTRI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1301, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pendidikan. Agama. Madrasah. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG KEPALA MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.663, 2017 KEMENHUB. Poltek Penerbangan Surabaya. ORTA. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 32 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci