BAB III METODE PENELITIAN. menguraikan rancangan penelitian. Kedua, menjelaskan pendekatan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. menguraikan rancangan penelitian. Kedua, menjelaskan pendekatan yang"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri atas delapan pokok bahasan. Pokok bahasan pertama menguraikan rancangan penelitian. Kedua, menjelaskan pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Ketiga, menguraikan ruang lingkup penelitian. Keempat, tentang lokasi penelitian. Kelima, menguraikan jenis dan sumber data penelitan. Keenam, berkaitan dengan metode dan teknik pengumpulan data. Ketujuh, metode dan teknik analisis data. Kedelapan, menyangkut metode dan teknik penyajian analisis data. 3.1 Rancangan Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, perlu disiapkan rancangan penelitian dengan cakupan komponen-komponen yang diperlukan. Rancangan penelitian dapat membimbing peneliti dalam proses pengumpulan data, analisis, dan interpretasi. Rancangan penelitian juga menentukan kemungkinan generalisasi, yakni interpretasi yang dicapai dapat digeneralisasikan terhadap situasi-situasi yang berbeda (Moleong, 1994: 236). Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kajian budaya, yang merupakan bidang penelitian multidisiplin, sehingga mengaburkan batas-batas dirinya dengan subjek lain (Barker, 2006: 7). Kajian budaya merupakan bagian dari ilmu humaniora. Sesuai dengan hakikat ilmu humaniora, menurut Ratna (2010: 508), objektivitas hasil penelitian tidak didasarkan atas pembuktian, generalisasi, melainkan pemahaman, sebagai 74

2 75 konstruksi transferabilitas. Penelitian bersifat terbuka, adanya perubahan merupakan nilai tambah, bukan sebagai kegagalan. Oleh karena itu, penelitian ini tidak menggunakan hipotesis dan variabel yang diperinci secara eksplisit. Secara epistemologis kajian budaya termasuk ranah posmodernisme sehingga analisisnya dilakukan melalui teori-teori poststrukturalisme. Sebelum berkembangnya teori poststrukturalisme, strukturalisme sendiri telah menjadi suatu mode filosofis di Perancis pada dekade 1960-an. Beberapa prinsip dasar yang digunakan oleh tokoh-tokoh strukturalisme berasal dari teori linguistik Ferdinand de Saussure (Bertens, 1996: 179). Berkat peranan Roman Jacobson dan N. Trubetzkoy, linguistik mendapat kedudukan istimewa dalam ilmu pengetahuan manusia karena dapat membuka kemungkinan untuk mempelajari sebagian dari realitas manusia dengan cara objektif. 3.2 Pendekatan Pendekatan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai cara untuk mendekati objek dalam melakukan penelitian sehingga hakikat objek dapat diungkapkan sejelas mungkin. Rohrberger dan Woods (dalam Ratna, 2010: 45) menjelaskan bahwa pendekatan (approach) dalam penelitian adalah cara yang dilakukan untuk mendekati objek penelitian sehingga karya budaya sebagai struktur makna dapat diungkapkan secara jelas. Pendekatan penelitian menurut Ratna (2010: 44), dapat bertitik tolak dari bidang ilmu yang ditekuni oleh peneliti. Oleh karena itu, pendekatan penelitian ini mengacu pada induk bidang ilmu peneliti, yaitu desain. Sehubungan penelitian ini telah dirancang sebagai penelitian

3 76 kajian budaya, maka pendekatan penelitian ini ditekankan pada desain posmodern, yang menyangkut pembuatan simulasi desain ruang (arsitektur dan interior). Desain posmodern lahir, sebagai akibat dari perkembangan desain modern mendapat kritikan pada pertengahan abad ke-20. Hal inilah kemudian melahirkan gerakan desain posmodern, yang membawa nilai-nilai baru sesuai dengan semangat zaman yang sudah berubah. Desain modern tersebut berkembang setelah dikembangkannya pendidikan desain oleh kelompok Bauhaus di Jerman, yang mengajarkan metode desain secara ilmiah pada awal abad ke-20 (Widagdo, 2005: 181). Para pemerhati desain sepakat, bahwa revolusi industri di Eropa pada abad ke-18 itulah yang menjadi titik tolak lahirnya desain. Oleh karena, revolusi industri memicu tumbuhnya konsumerisme dan aneka barang hasil industri sehingga memerlukan sentuhan desain. Dalam bidang desain, penelitian kajian budaya merupakan pendekatan baru, yang memiliki prinsip, aturan dan metode-metode yang khusus. Hal ini diperkuat dengan pendapat Piliang (dalam Walker, 2010: xx--xxii) sebagai berikut. Kajian budaya adalah pendekatan baru di dalam penelitian desain, dengan prinsip, aturan main dan metode-metode khusus, yang tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan strukturalisme. Di dalam kajian budaya (postrukturalisme), bukan kajian struktur yang ditekankan, tetapi perubahan, dengan melihat perlunya kekuatan subversif, ketakstabilan, permainan, kode ganda, eklektisisme, dan skizofrenia, yang mengembangkan penafsiran berorientasi ke depan, melalui mekanisme permainan bebas interpretasi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian kajian budaya berupa representasi posrealitas desain Gedung Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, merupakan sebuah proses pembacaan tanda atau kode

4 77 (decoding), di mana tanda diciptakan melalui kode-kode tertentu (encoding). Akan tetapi, makna yang dikodifikasi (encoded meaning) tidak selalu sama dengan makna yang dipahami (decoded meaning). Oleh karena, kajian budaya memberi peluang kepada adanya perubahan, transformasi, dan kreativitas tanda, sehingga diperoleh hal-hal baru atau makna baru yang dapat ditawarkan oleh dunia pertandaan. Oleh karena penelitian ini dirancang sebagai penelitian kajian budaya, maka pendekatan penelitian ini diarahkan pada desain yang masuk ke ranah budaya posmodern, yang berkaitan dengan postrukturalisme (semiotika). Wacana semiotika pada bidang desain diawali oleh Robert Venturi, kemudian disusul oleh Charles Jenks. Fungsi semiotika dalam desain adalah untuk membahas desain menggunakan parameter filosofis. Dalam proses desain, semiotika digunakan untuk mengevaluasi karya desain yang sudah diwujudkan (Widagdo,1993: 9). Semiotika adalah teori tanda yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce ( ), seorang filsuf dari Amerika. Istilah semiologi, digunakan dalam teori tanda yang dikemukakan oleh Ferdinand de Sausure ( ), pelopor linguistik modern asal Swiss. Semiologi kemudian diaplikasikan sebagai ilmu tentang tanda atau science of signs (Adams, 1996: 133). Dalam ranah budaya posmodern, menurut Sachari (2005: 80) masalah tanda-tanda perlu dicermati karena revolusi informatika dan komunikasi telah meruntuhkan sekat-sekat antarnegara pada era global. Penggunaan semiotika dalam penelitian kajian budaya ini juga berkaitan dengan teori-teori yang digunakan dalam penelitian, khususnya teori simulasi dan

5 78 teori dekonstruksi. Hubungan teori simulasi (Baudrillard) dengan semiotika, terletak pada adanya relasi tanda, citra, dan kode, yang banyak terjadi pada simulasi dalam masyarakat posmodern. Kemudian hubungan semiotika dengan teori dekonstruksi Derrida adalah pada upaya membongkar tradisi filsafat agar menjadi sistem simbol-simbol dan makna. Akan tetapi makna dalam dekonstruksi tidak selalu sama, berbeda-beda sampai tak terhingga, sehingga disebut sebagai semiotics of chaos atau semiotika ketidakberaturan 3.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian adalah hasil simulasi desain Gedung Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung yang dibuat menggunakan teknologi komputer desain tiga dimensi (3D) dengan realitas virtual, dan desainnya yang telah diwujudkan sebagai pembanding (lihat Gambar 3.1). Objek yang diteliti ditekankan pada representasi posrealitas dari hasil simulasi desain ruang arsitektur dan simulasi desain interior (lobby dan ruang tunggu) Kantor Bupati Badung. Gambar 3.1 Simulasi Desain Gedung Puspem Badung (Sumber: CV Cipta Mandala/ Gomudha)

6 79 Teknologi yang telah digunakan untuk membuat desain ini merupakan teknologi simulasi mutakhir yang masuk pada ranah budaya posmodern. Mengacu kepada pendapat Yin (2002: 1--13), maka objek yang diteliti dapat mengunakan metode studi kasus, karena ruang lingkup penelitian menyangkut fenomena kontemporer (masa kini). Rumusan masalah dengan pertanyaan bagaimana atau mengapa dapat diarahkan ke serangkaian peristiwa kontemporer. Penelitian dengan metode studi kasus dapat memberikan nilai tambah pengetahuan, antara lain untuk memahami fenomena sosial yang kompleks. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian tentang representasi posrealitas desain Gedung Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung merupakan studi kasus tunggal fenomena kontemporer. Oleh karena pembuatan desain Gedung Puspem Badung menggunakan teknologi simulasi mutakhir, yang telah mewarnai kehidupan budaya manusia Bali kontemporer dalam aktivitas pembuatan desain gedung perkantoran. Teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan fenomena kontemporer ini, juga dapat diaplikasikan pada penelitian dengan kasus yang serupa di Bali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap pembuatan desain arsitektural dan interior pada dimensi baru ruang, berupa desain ruang-ruang elektronik buatan yang dilengkapi unsur gerak atau citra kronoskopi. Penggunaan teknologi simulasi mutakhir ini telah menimbulkan implikasi terhadap wacana tentang desain, dari cara mendesain ruang di dalam dunia fisik nyata menggunakan elemen-elemen material, fisikal, dan spasial, menuju ke

7 Pom Bensin Br.Da ng inye h Pura Dalem Br. Ka ja Kantor Desa Pr. Des a Pu se h KELUR AHAN K APAL KECAMATAN MENGW I PAM DESA D ALUN G KECAMA TAN KUTA UTARA SDN 0 1 KEL URAH AN SEM PIDI KECAMATAN MENGWI Br.Kw an ji Br.Um ag un un g SD N 0 8 Pu ra De sa Pus eh Br. Ubu ng Br. Pan de Br.Ba ta n As em Puskesmas Mengw i 3 SMP Br.G ro ga k Kant or Lurah Sempidi 80 pembuatan desain ruang mutakhir menggunakan elemen-elemen nonmaterial, nonfisikal dan nonspasial di layar elektronik komputer. 3.4 Lokasi Penelitian disertasi ini dilakukan di dua tempat, yaitu di Mangupura dan di Kota Denpasar. Pertimbangannya adalah (1) Mangupura merupakan lokasi Gedung Mangupraja Puspem Kabupaten Badung (lihat Gambar 3.2); (2) di Kota Denpasar dilakukan pencarian data dan informasi-informasi terkait penelitian ini, khususnya dokumen menyangkut simulasi desain Gedung Puspem Badung di Kantor CV Cipta Mandala, yang belamat di Jln. Laksamana 30A Denpasar. Peta Pulau Bali Lokasi Puspem Badung Puspem Badung Peta Kab. Badung Gambar 3.2 Peta lokasi Penelitian (Sumber: Humas Badung dan Gomudha) Fungsi Gedung Puspem Mangupraja Kabupaten Badung adalah untuk Kantor Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, staf lain, dan untuk kegiatan tata usaha

8 81 Kabupaten Badung. Menurut Bupati A.A. Gde Agung, pembangunan gedung Puspem Kabupaten Badung yang baru dilatarbelakangi oleh terbentuknya pemerintahan Kota Denpasar sehingga Badung secara bertahap harus pindah ke wilayahnya sendiri ( Gedung Puspem Kabupaten Badung yang baru, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Mardiyanto pada 5 Agustus 2008 ( Selanjutnya, nama ibu kota Kabupaten Badung yang baru, Mangupura, diresmikan oleh Mendagri Gamawan Fauzi pada 12 Februari Dalam peresmian tersebut diserahkan juga Peraturan Pemerintah (P.P.) Nomor 67, Tahun 2009 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Badung dari wilayah Kota Denpasar ke wilayah Kabupaten Badung di Kecamatan Mengwi. Sejak saat itu Puspem Kabupaten Badung yang baru diberi nama Mangupraja. Menurut Mendagri Gamawan Fauzi, Gedung Puspem Mangupraja Kabupaten Badung merupakan gedung perkantoran kabupaten termegah yang ada di Indonesia. Kemegahan gedung ini diharapkan diimbangi dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Mendagri Gamawan Fauzi sangat memaklumi mengapa Badung mampu membangun perkantoran megah seluas 46, 67 hektare. Hal itu disebabkan oleh pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Badung yang tinggi. Beberapa tahun sebelumnya, PAD Badung kurang dari Rp 400 miliar. Akan tetapi, kini PAD Badung lebih dari Rp 800 miliar. Padahal, PAD daerah biasanya hanya 5 20 persen dari pendapatan keseluruhan, tetapi Badung mampu mencapai 60 persennya. Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa menurut Mendagri (

9 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah kualitatif berkaitan dengan fenomena desain dalam budaya kontemporer. Objek penelitiannya adalah simulasi desain 3D dengan realitas virtual Gedung Puspem Badung, yang merepresentasikan citra simulasi posrealitas. Penekanan penelitian ini bukan pada pengukuran, melainkan penjelasan yang bersifat holistik, tentang fakta-fakta yang terjadi dalam proses dan hasil pembuatan simulasi desain menggunakan komputer desain 3D dengan realitas virtual. Sumber data yang digunakan ada dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah berupa perencanaan kawasan, desain gedung (detail engineering design) Puspem Badung, dan hasil simulasi desain 3D dengan realitas virtual berupa video perencanaan kawasan dan Gedung Puspem Badung. Data-data ini diperoleh dari koordinator konsultan desain, yang diperkuat dengan informasi dari beberapa pejabat di lingkungan Pemda Badung yang menangani pembangunan Puspem Badung. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen gambar desain (data visual), literatur atau referensi ilmiah, seperti jurnal, hasil penelitian terdahulu, makalah seminar, peraturan daerah tentang bangunan, dan referensi lainnya yang mendukung maksud penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari sejumlah buku di perpustakaan Program Studi Kajian Budaya Unud, koleksi pribadi dan koleksi para sahabat, serta referensi-referensi yang diunduh lewat media internet.

10 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Untuk mendukung maksud dan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan data penelitian dilakukan dengan beberapa teknik seperti di bawah ini Observasi Observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah upaya mengumpulkan data dengan mencermati kenyataan-kenyataan, yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini, data yang dicermati adalah desain gedung Puspem Kabupaten Badung yang didesain berbantuan komputer. Kegiatan observasi diperluas dan dicari jawabannya saat melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui proses pembuatan desain berbantuan komputer. Dalam kegiatan observasi, juga dilakukan komparasi (perbandingan) data, antara data visual desain (gambar teknik dan wujud simulasi desain 3D dengan realitas virtual), dan desain yang telah diwujudkan sebagai realitas. Dengan langkah-langkah komparasi data desain dalam penelitian, akan dapat diketahui perbedaan prinsip antara desain yang berupa gambar teknik dengan animasi hasil simulasi desain 3D dengan realitas virtual serta wujud desain gedung Puspem Kabupaten Badung sebagai realitas Wawancara Informasi dalam penelitian dapat diperoleh dari nara sumber melalui wawancara. Wawancara adalah cara-cara memeroleh data dengan berhadapan

11 84 langsung, bercakap-cakap dengan informan atau narasumber (Ratna, 2010: 222). Pelaksanaan pengumpulan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposif. Teknik ini digunakan karena informan yang diwawancarai telah dapat ditentukan. Teknik ini menurut Sutopo (1996: 37), lebih mampu menangkap realitas yang tidak tunggal. Teknik ini memberikan kesempatan maksimal pada kemampuan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sehingga dapat menyusun teori yang dibentuk di lapangan (grounded theory) dengan memerhatikan kondisi subjek penelitian dengan kekhususan ideografis atau nilainilainya. Informan-informan yang telah ditentukan untuk diwawancarai dalam penelitian ini adalah informan yang mengetahui proses pembuatan desain dan pembangunan Gedung Puspem Badung, seperti dari kalangan birokrat, DPRD Badung, dan konsultan desain. Informan-informan lain yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah dari dunia pendidikan (arsitektur dan desain interior) untuk memeroleh informasi tentang penggunaan teknologi komputer desain dalam dunia pendidikan. Informan dari kalangan profesional, khususnya pada bidang arsitektur dan desain interior diperlukan untuk memeroleh informasi tentang penggunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual di dunia profesional. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang desain Gedung Puspem Badung, dicari informasinya dari beberapa karyawan Puspem Badung dan masyarakat umum. Informan-informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah dari kalangan profesional, birokrat, akademisi, karyawan dan masyarakat umum. Ketentuan dari informan yang dipilih adalah sebagai berikut.

12 85 (1) Arsitek dan staf yang ikut membantu pembuatan desain Gedung Puspem Kabupaten Badung dengan bantuan komputer. (2) Pimpinan instansi/dinas yang mengetahui dan ikut menangani proyek pembangunan Puspem Kabupaten Badung. (3) Karyawan dan masyarakat umum yang ditemui di kawasan Puspem Badung dan dapat memberikan komentar tentang desain Puspem Badung. (4) Arsitek dan desainer interior yang sudah membuat desain menggunakan bantuan teknologi komputer desain. (5) Arsitek dan desainer interior yang masih menggunakan teknik mendesain secara manual untuk membuat gambar teknik proyek desain. Wawancara pada para narasumber atau informan dalam penelitian ini, dilakukan secara mendalam tentang objek penelitian, terutama mengenai proses desain berbantuan komputer, konsep dan falsafah desain, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Penelitian dengan teknik wawancara mendalam yang dilakukan pada penelitian ini, merupakan wawancara yang dilakukan dengan cara mengajak para informan (narasumber) untuk berbicara secara bebas dan mendalam. Teknik wawancara ini diperlukan untuk dapat memberikan informasi yang mendalam tentang pengunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual, khususnya dalam pembuatan desain Gedung Puspem Kabupaten Badung.

13 86 Informan dari dunia pendidikan tinggi arsitektur dan interior diperlukan untuk dapat memberikan informasi tentang penggunaan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual di dunia pendidikan tinggi saat ini. Informan dari dunia profesional diperlukan untuk dapat memberikan informasi tentang penggunaan komputer desain 3D dengan realitas virtual dalam dunia profesional, yang sudah mulai menggunakan komputer virtual 3D. Dari informasi-informasi yang diperoleh, dapat diketahui adanya pergulatan antara keterampilan manusia dalam mendesain ruang secara manual dan teknologi komputer desain 3D dengan realitas virtual. Di samping itu, dapat memberikan informasi tentang perbedaan hasil desain ruang yang dibuat secara manual dibandingkan dengan hasil simulasi desain ruang berbantuan komputer virtual 3D. Sehubungan dengan penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, sesuai dengan pendapat Moleong (1994: 4), maka instrumen utama penelitian ini adalah peneliti, yang dilengkapi dengan pedoman wawancara, alat perekam suara, kamera, dan alat tulis. Pedoman wawancara yang digunakan berisi pokok-pokok pertanyaan yang dibuat sesuai dengan permasalahan. Selanjutnya, pokok pertanyaan ini dikembangkan sesuai dengan informasi yang diperoleh dalam wawancara, sehingga diperoleh data atau informasi yang memadai sesuai dengan permasalahan dalam penelitian Kepustakaan Penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan dan dokumen yang terkait dengan permasalahan penelitian. Kepustakaan yang dimaksud dalam

14 87 penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, orasi ilmiah, hasil penelitian, dan media internet untuk memeroleh acuan tentang definisi, pengertian, karakter sehingga metode ini berfungsi untuk memperjelas secara teoretis ilmiah tentang studi kasus penelitian. Selain itu, beberapa buku juga diperlukan untuk melengkapi data, sehingga analisis data bisa dilakukan lebih akurat. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar desain dan hasil simulasi desain 3D Gedung Puspem Badung, Profil Kabupaten Badung, dan foto-foto yang menunjang permasalahan penelitian. Data ini dapat menjadi data faktual, sebagai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Interpretasi terhadap dokumen dan kebudayaan material, menurut Hodder (dalam Salain, 2011: 69), sangat penting untuk mendukung interpretasi teks-teks tertulis, gambar, atau foto dari desain gedung Puspem Kabupaten Badung. 3.7 Metode dan Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca. Proses analisis data dalam penelitian ini pada dasarnya dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data, proses analisis dan analisis yang dilakukan setelah pengumpulan data saling berkaitan dan berinteraksi. Proses analisis ini menggunakan Model Analisis Interaktif berdasarkan teori Miles dan Huberman (Sutopo, 1996: 85). Berdasarkan model analisis ini, dalam pengumpulan data selalu dilakukan reduksi dan sajian data. Data yang telah digali dan dicatat di lapangan, dibuat rumusannya secara singkat berupa pokok-

15 88 pokok temuan yang penting (yang telah dipahami), kemudian dilanjutkan dengan penyusunan sajian data. Data disajikan secara sistematis setelah dilakukan penyuntingan. Agar maknanya menjadi lebih jelas dipahami, dilengkapi dengan sajian gambar secara grafis atau teknis dan foto yang mendukung sajian data. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, mulai dilakukan usaha untuk menarik simpulan dan verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat, baik dalam reduksi maupun sajian datanya. Bila simpulan dirasakan kurang mantap akibat kurangnya rumusan, baik dalam reduksi maupun sajian datanya, maka bisa dilakukan kembali pengumpulan data yang sudah terfokus untuk lebih mendukung simpulan dan pendalamannya sehingga proses penelitian kualitatif ini terlihat seperti sebuah siklus. 3.8 Metode dan Teknik Penyajian Data Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan secara informal dan formal. Penyajian secara informal adalah dalam bentuk deskripsi dan objektif. Analisis data yang disajikan secara informal adalah deskripsi analisis data kualitatif yang didukung penyajian formal gambar dan tabel. Sebaliknya data kuantitatif, disajikan secara formal dalam bentuk foto, gambar, gambar teknis, bagan dan dideskripsikan secara kualitatif. Hasil analisis data tersebut kemudian dituangkan ke dalam bab-bab secara terstruktur dan sistematis.

BAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang

BAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang BAB VIII PENUTUP Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang telah disajikan pada Bab V, Bab VI, dan Bab VII. Pada bab ini juga dicantumkan saran yang ditujukan kepada Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat empat uraian utama. Pertama, latar belakang. Di

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat empat uraian utama. Pertama, latar belakang. Di BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat empat uraian utama. Pertama, latar belakang. Di dalamnya diuraikan fokus penelitian menyangkut penggunaan teknologi komputer desain tiga dimensi (3D) dengan realitas virtual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab Metode Penelitian ini terdiri atas delapan pokok bahasan. Pokok

BAB III METODE PENELITIAN. Bab Metode Penelitian ini terdiri atas delapan pokok bahasan. Pokok BAB III METODE PENELITIAN Bab Metode Penelitian ini terdiri atas delapan pokok bahasan. Pokok bahasan kesatu membicarakan rancangan penelitian; kedua, membicarakan tentang lokasi penelitian; ketiga membicarakan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas. DESAIN DENGAN CITRA SIMULASI, SEBUAH INTEGRASI TEKNOLOGI SECARA ESTETIK Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian di dalam kajian budaya selalu mengikuti polapola sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara garis besar,

Lebih terperinci

DESAIN RUANG DENGAN CITRA KRONOSKOPI

DESAIN RUANG DENGAN CITRA KRONOSKOPI DESAIN RUANG DENGAN CITRA KRONOSKOPI Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Perkembangan teknologi komputer desain

Lebih terperinci

Pengajuan judul serta persiapan dan penyusunan proposal penelitian

Pengajuan judul serta persiapan dan penyusunan proposal penelitian 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data berupa dokumen yaitu novel karya Iwan Setyawan sebagai objek kajiannya, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan 86 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) Nusa Tenggara Timur. Beberapa alasan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini dianggap tepat untuk menggambarkan dan mengintrepetasikan secara sistematis fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dipilihnya BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Interaksi Sosial antar Pedagang ini mengambil lokasi penelitian di Kawasan Obyek Wisata Ketep Pass, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, karena data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh melalui metode dan analisis data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima,

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima, bukan semata-mata penelitian pariwisata, melainkan suatu penelitian dengan perspektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. Untuk 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. Untuk menunjang penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme 123 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme Generasi Muda dalam Era Otonomi Khusus Papua ini adalah metode kualitatif. Digunakannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah (coghlan & Brannick 2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian. 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pengembangan program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian. Pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemberdayaan keterampilan vokasional bagi anak tunarungu pada Sekolah Luar

BAB III METODE PENELITIAN. pemberdayaan keterampilan vokasional bagi anak tunarungu pada Sekolah Luar BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini berupaya untuk mengetahui fenomena adanya upaya pemberdayaan keterampilan vokasional bagi anak tunarungu pada Sekolah Luar Biasa Bagian B Negeri di Kabupaten Tabanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pada dasarnya membuat rencana suatu kegiatan sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA 0 L E H Dra. SALLIYANTI, M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....i DAFTAR ISI...ii BAB I. PENDAHULUAN...1

Lebih terperinci

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran, 114 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai dengan kondisi lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini 41 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT SEMEN GRESIK (Persero) Tbk. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V BENTUK REPRESENTASI POSREALITAS DESAIN GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG. Pada bab ini dipaparkan empat hal pokok menyangkut bentuk

BAB V BENTUK REPRESENTASI POSREALITAS DESAIN GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG. Pada bab ini dipaparkan empat hal pokok menyangkut bentuk BAB V BENTUK REPRESENTASI POSREALITAS DESAIN GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG Pada bab ini dipaparkan empat hal pokok menyangkut bentuk representasi posrealitas desain Gedung Pusat Pemerintahan

Lebih terperinci

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian yang Digunakan 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk dukungan sosial dalam resiliensi penyintas lahar dingin Merapi di Dusun Gempol Desa Jumoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam

BAB III METODE PENELITIAN. objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Situs Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.dalam buku Metode Penelitian Survey oleh Masri Singarimbun dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di UPT. Puskesmas mranti Purworejo yang terletak di Jl. Mr. Wilopo No. 203 A kecamatan Mranti Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan menggunakan sebagian besar waktunya dalam mengumpulkan data secara langsung, dan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (sugiyono, 2008: 3). Dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Dalam pendekatan fenomenologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang berfungsi untuk mencari kebenaran yang objektif terhadap suatu peristiwa, dimana kegiatan itu dilakukan secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian mengenai pola asuh keluarga broken home dalam perkembangan anak ini, peneliti mengambil lokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Madiun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi atau tempat penelitian mengenai fenomena perempuan pengangkut garam di Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak khususnya di pangkalan KUB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan pada semester genap, tahun pelajaran 2013, dalam waktu 6 bulan, yakni bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas 64 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif artinya bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu situasi yang bersifat

Lebih terperinci

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN

1. BAB III 2. METODE PENELITIAN 1. BAB III 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Guba Penelitian kualitatif atau naturalistic inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian skripsi tentang kreativitas pekriya dalam membuat boneka kayu lame di Kampung Leuwi Anyar, penulis menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi ini penelitian ini dilakukan kota Yogyakarta, tepatnya di kawasan 0 KM. Peneliti mengambil lokasi ini karena 0 KM sebagai tempat berkumpul dan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet digilib.uns.ac.id 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau dilingkungan tertentu.1 Penelitiakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian harus benar-benar dipertimbangkan sehingga dapat diperoleh data yang dibutuhkan dan tercapainya tujuan penelitian itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang akan diteliti. Metode penelitian merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2. 1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Narbuko dan Achmadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian itu merupakan usaha menemukan, mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. Menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. dituangkan dalam bentuk laporan atau uraian. Menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriptif yang akan dituangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa, sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena berdasarkan tinjauan awal peneliti, ternyata masalah yang sedang dihadapi lebih sesuai untuk

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN Lokasi tempat dilakukan penelitian yaitu Sekolah Dasar Kristen Bina Bakti 2 Program Matius Bandung yang terletak di Jalan Bima no. 9 (Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisa data berupa analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan (teknik penelitian) analisis wacana, teks

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan fenomena/kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Menurut Thomas Kuhn 22, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian dan juga merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Fokus penelitian adalah manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Metode penelitian menggambarkan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, penelitian ini menggunakan pendekatan interpretif. Pendekatan interpretif (interpretive) melihat kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan mengambil lokasi penelitian di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan Unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak di Desa

Lebih terperinci

JURNAL SENI BUDAYA. Wakil Ketua Penyunting I Wayan Setem. Ketua Penyunting I Gede Arya Sugiartha

JURNAL SENI BUDAYA. Wakil Ketua Penyunting I Wayan Setem. Ketua Penyunting I Gede Arya Sugiartha ISSN 0854-3461 Volume 30, Nomor 2, Mei 2015 JURNAL SENI BUDAYA Jurnal Seni Budaya Mudra merangkum berbagai topik kesenian, baik yang menyangkut konsepsi, gagasan, fenomena maupun kajian. Mudra memang diniatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu. BAB III METODE PENELITIAN D. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Badan Sosial Mardiwuto, Yayasan dr. Yap Prawirohusodo, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena di tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan judul penelitian Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, sehingga objek penelitian dalam penelitan ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai 41 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Definisi penelitian kualitatif menurut Bogdan and Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini sesuai dengan butir-butir rumusan masalah dan tujuan penelitian, menggunakan jenis penelitian field research yaitu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Sesuai dengan judul penelitian di atas, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penggunaan musik Dangdut dalam sajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek, Subjek, dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah kegiatan tambang emas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, melakukan penelitian serta dalam pengolahannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, melakukan penelitian serta dalam pengolahannya. 39 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode analisis yang peneliti pakai pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode secara umum diartikan suatu cara atau tahapan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu.1 Metode penelitian mencakup beberapa kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut H.B

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut H.B BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan terkait Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Pacitan akan dijelaskan secara mendalam menggunakan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena metode ini lebih mampu mendekatkan peneliti kepada objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tiap penelitian memerlukan suatu desain yang direncanakan salah satunya menggunakan metode penelitian. Metode memiliki arti yaitu cara yang teratur dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode, secara harfiah berarti cara. Selain itu, metode berasal dari bahasa Yunani, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), metode bisa berarti suatu prosedur

Lebih terperinci