HUBU GA A TARA TI GKAT KETERGA TU GA PASIE DE GA LAMA YA KO TAK PERAWAT DALAM MEME UHI KEBUTUHA UTRISI PADA PASIE STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARA G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBU GA A TARA TI GKAT KETERGA TU GA PASIE DE GA LAMA YA KO TAK PERAWAT DALAM MEME UHI KEBUTUHA UTRISI PADA PASIE STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARA G"

Transkripsi

1 HUBU GA A TARA TI GKAT KETERGA TU GA PASIE DE GA LAMA YA KO TAK PERAWAT DALAM MEME UHI KEBUTUHA UTRISI PADA PASIE STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARA G Endra Yuanita*) Maria Suryani**), Sayono***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Elisabeth Semarang ***) Dosen Program Studi S1 Kessehatan Masyarakat UNIMUS Semarang ABSTRAK Pasien stroke mengalami ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, mandi maupun berpakaian sangat tergantung terhadap bantuan orang lain. Tingkat ketergantungan berdasarkan indeks barthel di bagi menjadi 6 yaitu minimal, ketergantungan minimal, membutuhkan bantuan ADL, tergantung sebagian, sangat tergantung dan ketergantungan total. Sedangkan Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung berdasarkan mandiri 2 jam, partial care/sebagian 3 jam, total care 6 jam, Intensive care 8 jam. Desain penelitian ini adalah Cross sectional dengan jumlah 48 sampel responden stroke di RSUD Tugurejo. Hasil analisis diperoleh hasil tingkat ketergantungan terbanyak adalah kategori sangat tergantung sebanyak 27 responden (56,2%) dengan berkebutuhan nutrisi oral sebanyak 42 responden (87,5%) dimana membutuhkan kontak perawat 18 menit dan responden yang berkebutuhan nutrisi dengan bantuan alat asogastric Tube yang menggunakan spuit sebanyak 6 responden (12,5%) dimana membutuhkan kontak perawat rata-rata 49 menit. Hasil uji korelasi Spearman Rank didapatkan nilai p-value =,23 (p<,5) dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai Korelasi,328 memiliki kekuatan hubungan sedang. Penelitian ini dapat menambah referensi tentang hubungan tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien stroke. Kata Kunci : tingkat ketergantungan, dan lamanya kontak. ABSTRACT Stroke patients addicted to meet daily needs such as eating, drinking, bathing and dressing is very dependent on the help of others. Level of dependence based on the Barthel index to 6 which is minimal, minimal dependence, need ADL assistance, depending in part, depend and total dependence. While the time required for direct care based on independent 2 hours, partial care / part 3 hour, 6 hour total care, Intensive care 8 hours. Results obtained by analysis of the results of the highest dependency rate is highly dependent category by 27 respondents (56.2%) with oral nutritional needs as many as 42 respondents (87.5%) which takes 18 minutes and contact a nurse respondents nutritional needs with the aid of a asogastric Tube using a syringe as 6 respondents (12.5%) which requires contact nurses average 49 minutes. Spearman Rank correlation test results obtained p-value =.23 (p <.5) can be concluded that there is a significant relationship between the level of dependency of patients with duration of contact nurses in meeting the nutritional needs of stroke patients in hospitals Tugurejo Semarang, with a correlation value of.328 has the power relations being. This study can add references to the relationship with the patient's level of dependence on the length of contact nurses in meeting the nutritional needs of stroke patients. Keywords: level dependence, and length of exposure. 1

2 PENDAHULUAN Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba-tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Dalam jaringan otak, kekurangan aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusakkan atau mematikan selsel otak (Wiwit, 21, hlm.13). Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia, salah satunya dengan menyerang korteks motorik, sehingga berpengaruh pada kekuatan otot ekstremitas. Sebanyak 8-85% penderita stroke adalah stroke non hemoragik (Hayyi, 29, hlm.193). Dengan kemajuan teknologi, stroke lebih sering meninggalkan kecacatan dibandingkan kematian. Stroke merupakan penyebab kecacatan kedua terbanyak di seluruh dunia pada individual di atas 6 tahun. Beban biaya yang ditimbulkan akibat stroke sangat besar, selain bagi pasien dan keluarga, juga bagi negara (Rosiana,29,hlm.62). Baik di negara maju maupun berkembang, dampak yang ditimbulkan stroke sangat besar. Stroke merupakan penyebab penyakit kedua terbanyak di negara maju dan ketiga terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) tahun 22, lebih dari 5,47 juta orang meninggal karena stroke di dunia. Dari data yang dikumpulkan oleh American Heart Association tahun 24 setiap 3 menit satu orang meninggal akibat stroke (Rosiana, 29, hlm.62). Insiden pasien stroke Di RSUD Tugurejo tahun 21 ada 262 kasus,tahun 211 ada 242 kasus dan tahun 212 ada 21 kasus(rsud Tugurejo, 212). Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang di perlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien di bagi menjadi 3 kategori, yaitu: Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam / 24 jam. Perawatan intemediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Perawatan maksimal atau total memerlukan 5-6 jam/24 jam (Nursalam, 22, hlm.157). Pemberian asuhan keperawatan diperlukan waktu keperawatan yang meliputi waktu keperawatan langsung 4-5 jam/pasien/hari, waktu perawatan tidak langsung 6menit/jam/hari dan waktu penyuluhan kesehatan 15 menit /pasien/hari (Simamora, 212, hlm.5). Sebelumnya belum ada penelitian tentang hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Tingkat Ketergantungan Pasien Dengan Lamanya Kontak Perawat Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Stroke di RSUD Tugurejo Semarang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. METODOLOGI PE ELITIA Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dengan pendekatan Dengan pendekatan cross sectional atau potong silang yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen yang diamati pada waktu yang sama (Nursalam, 211, hlm.83). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 21, hlm.37). Penelitian dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang pada 1 April sampai dengan 13 Mei 213 Populasi penelitian ini adalah pasien stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit 2

3 Umum Daerah Tugurejo yang berjumlah 92 orang, Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sapel sebanyak 48 responden dengan kriteria inklusi : 1. Pasien Stroke yang bersedia menjadi responden 2. Usia 45 tahun 3. Pasien stroke yang dirawat inap di RSUD Tugurejo Semarang 4. Pasien stroke yang membutuhkan bantuan perawat dalam memenuhi nutrisi enteral atau oral Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi yang menggunakan lembar observasi, stopwatch dan metode kuesioner dengan menggunakan angket indeks barthel.data dianalisa dengan dengan cara kuantitatif yaitu statistik deskriptif dalam bentuk analisa presentase berdasarkan data yang terkumpul. Analisa persentase untuk mengetahui hubungan tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke. Selajutnya dilakukan analisa univariat dan bivariat. HASIL PE ELITIA 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan Umur di RSUD. Tugurejo Semarang (n=48) Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 48 responden paling banyak adalah pada umur antara 6-74 tahun sebanyak 29 responden (6,4%) sedangkan jumlah responden paling sedikit adalah umur antara 75 tahun sebanyak 1 responden (2,1%) Umur Jumlah Persentase (%) Total Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD. Tugurejo Semarang (n=48) Jenis Jumlah Persentase (%) Kelamin Laki laki Perempuan Total 48 1 responden laki laki lebih banyak yaitu 38 responden (81,2%) dibandingkan dengan jumlah responden perempuan 1 responden (18,8 %). 3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat ketergantungan Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan Kategori Tingkat Ketergantungan di RSUD. Tugurejo Semarang (n=48) Tingkat Ketergantungan Jumlah Persentase (%) Mandiri Minimal Bantuan ADL Tergantung sebagian Sangat tergantung Ketergantungan total Total 48 1 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui responden paling banyak yaitu responden yang mengalami tingkat ketergantungan sangat tergantung sebanyak 27 3

4 responden (56,2%) sedangkan jumlah responden paling sedikit yaitu responden yang mengalami tingkat ketergantungan sebagian sebanyak 5 responden (12,5%). 4. Karakteristik responden berdasarkan lama kontak perawat Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan kebutuhan nutrisi di RSUD. Tugurejo Semarang (n=48) Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui responden yang berkebutuhan nutrisi oral sebanyak 42 responden (87,5%) dimana membutuhkan kontak perawat 18 menit dan responden yang berkebutuhan nutrisi bantuan alat asogastric Tube yang menggunakan spuit sebanyak 6 responden (12,5%) dimana membutuhkan kontak perawat rata-rata 49 menit. 5. hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang analisis dengan menggunakan uji Korelasi Spearman Rank menunjukkan hasil analisis hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan ditunjukkan korelasi tingkat ketergantungan dengan lama kontak dengan nilai korelasi (r),328 yang memiliki kekuatan hubungan sedang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value =,23 yang berarti (p<,5) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke PEMBAHASA 1. Karakteristik responden berdasarkan umur Usia merupakan masa hidup responden yang dihitung dari sejak lahir sampai ulang tahun. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden stroke pada kelompok berumur antara 6-74 tahun sebanyak 29 responden (6,4%) dibandingkan yang berumur tahun sebanyak 18 (37,5%) responden dan berumur 75 tahun tahun sebanyak 1 responden (2,1%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di lakukan oleh Kebutuhan nutrisi Jumlah Kontak perawat (menit) Persentase( %) Nutrisi oral Enteral spuit Jumlah Kristiyawati,Irawaty,& Hariyati,29, dengan judul faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang di dapatkan hasil sebanyak 72.9 % berusia 6 tahun. Sumbatan aliran diarteria karotis interna sering merupakan penyebab stroke pada orang berusia lanjut, yang sering mengalami pembentukan plak aterosklerosik dipembuluh darah sehingga terjadi penyempitan/stenoris. Pangkal arteiria karotis interna merupakan tempat tersering terbentuknya aterosklerosis( Price & Wilson,26,hlm.113). 2. Karakteristik responden berdasarkan umur Hasil penelitian diperoleh hasil sebagian besar responden stoke dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 38 ( 81,2 % ) responden dibandingkan responden perempuan 1 (18,8 %) responden. 4

5 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Damry ( 212, 18) bahwa laki-laki lebih rentan terkena stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini berhubungan dengan faktor pemicu lainnya yang lebih banyak di lakukan oleh laki-laki di bandingkan dengan perempuan, misalnya merokok, mengkonsumsi alkohol, dan sebagainya. Kebiasaan merokok berisiko terkena stroke disebabkan karena efek zat kimia yang terdapat pada rokok ( tar, CO, nikotin, polonium) dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, fibrinogen, hematokrit, dan agregrasi platelet, menurunkan aktifitas fibrinolitik, dan aliran darah serebral. Kondisi tersebut menyebabkan vasokontriksi, sehingga mempercepat terjadinya plak atherosklerosis. 3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat ketergantungan Ketergantungan adalah sikap seseorang yang menggantungkan nasibnya pada orang lain,atau barang sehingga ia mendapatkan dukungan,ketentraman hati serta dapat memenuhinya(phyllis Cooper,et al 1987,hlm. 82). Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian responden stroke dengan tingkat ketergantungan terbanyak yaitu kategori ketergantungan sangat tergantung sebanyak 27 responden (56,2%) dibandingkan dengan ketergantungan minimal sebanyak 1 (2.8%) responden, ketergantungan total sebanyak 6 (12,5%) responden dan sebagian sebanyak 5 responden (1,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian Peppy (211) dengan judul hubungan antara tingkat ketergantungan activity daily living dengan depresi pada pasien stroke Di RSUD Tugurejo Semarang menunjukkan sebanyak 9 respoden sangat tergantung (45%), 3% tergantung sebagian, dan 2% ketergantungan total dan 5 % mengalami ketergantungan minimal dalam melakukan ADL. Dalam penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa sebagian besar pasien stroke dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari memerlukan bantuan dari orang lain. Penyakit stroke dapat mengakibatkan kelumpuhan motorik, karena kendali otak sebelah kanan bertugas menggerakkan tubuh bagian kiri begitupun sebaliknya. Hal ini biasanya sulit bagi pasien stroke untuk melakukan aktivitas harian lainnya. Hal ini menunjukkan, jika pasien terserang stroke secara langsung dalam jangka waktu serangan stroke terjadi, ia akan mengalami ketidakberfungsian bagian belahan tertentu sehingga akan mempengaruhi aktivitas gerak tubuh dan kehidupan seharihari ( Taylor 1999, dalam Tirtawati & Zulkaida, 29, hlm.2). Stroke di dahului oleh serangan iskemik transien ( TIA) yang serupa dengan angina pada serangan jantung. TIA adalah serangan-serangan defisit neurologis yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal yang cenderung membaik dengan kecepatan dan tingkat penyebuhan bervariasi, tetapi biasanya 24 jam. Serangan serangan ini menimbulkan beragam gejala,tergantung dari lokasi jaringan otak yang terkena, dan disebabkan oleh gangguan vaskular yang sama dengan yang menyebabkan stroke. Sumbatan total sebuah arteri karotis mungkin tidak menimbulkan gejala apabila arteri serebri media sinistra dan arteri serebri media sinistra mendapat darah yang adekuat dari arteria komunikans arterior. Apabila pasokan darah ini tidak 5

6 memadai, timbul berupa gejala hemiparesis kontralateral ( Price & Wilson, 26, hlm.112). Menurut Melcon ( 26, dalam Betesdha Stroke Center, 212, 2) pasien stroke dengan tingkat kecacatan yang dimilki tidaklah dapat hidup mandiri. Sebagian besar aktivitas kehidupan yang paling dasar sekalipun seperti makan, berkemih dan mandi. 4. Karakteristik responden berdasarkan lama kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi Hasil penelitian menunjukkan bahwaberkebutuhan nutrisi oral sebanyak 42 responden (87,5%) dimana membutuhkan kontak perawat 18 menit dan responden yang berkebutuhan nutrisi dengan bantuan alat asogastric Tube yang menggunakan spuit sebanyak 6 responden (12,5%) dimana membutuhkan kontak perawat ratarata 49 menit. Menurut Raymon (212,hlm.5) rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan lagsung 4-5 jam/pasien/hari. Sedangkan Sedangkan Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan langsung berdasarkanmandiri 2 jampartial care/sebagian 3 jam, total care 6 jam, Intensivecare8jam. 5. Hubungan antara Tingkat Ketergantungan Pasien dengan Lamanya Kontak Perawat dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pasien Stroke di RSUD Tugurejo Semarang hasil penelitian pada 48 responden stroke diperoleh hasil tingkat ketergantungan terbanyak adalah kategori sangat tergantung sebanyak 27 responden (56,2%).Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besarresponden yang berkebutuhan nutrisi oral sebanyak 42 responden (87,5%) dimana membutuhkan kontak perawat 18 menit dan responden yang berkebutuhan nutrisi bantuan alat asogastric Tube yang menggunakan spuit sebanyak 6 responden (12,5%) dimana membutuhkan kontak perawat selama rata-rata 49 menit. Perawat memberikan nutrisi kepada pasien stroke dengan bantuan alat asogastric Tube yang menggunakan spuit mebutuhkan waktu lama dikarenakan kondisi pasien yang tidak bisa di ajak kerjasama dan perawat setelah memberikan nutrisi melalui asogastric Tubejuga memberikan obat dan berkomunikasi dengan keluarga tentang pemberian nutrisi melalui asogastric Tube. Dimana uji korelasi SpearmanRank dengan nilai p-value =,23 berarti (p<,5) maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang, Nilai Korelasi,328 memiliki kekuatan hubungan sedang. Stroke merupakan penyakit mengerikan. Sebab, bila sudah terkena penyakit ini bisa membuat pasien tergantung pada orang lain, terutama keluarga. Setiap pekerjaan, mulai makan, mandi, berpakaian dan lain sebagainya tidak dapat dikerjakan oleh pasien sendiri. sebagian besar membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain( Sutrisno, 27, hlm. 113). Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya sangatlah tergantung pada orang lain. Pemberian nutrisi melalui oral adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi melalui per oral secara mandiri. Pemberian nutrisi melalui oral ini adalah memberikan kepada klien secara langsung melalui 6

7 mulut, dimana klien tidak bisa makan dan minum secara mandiri sehingga aktivitas makan perlu di bantu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien(potter &Perry, 25, hlm.1451). Pemberian nutrisi melalui spuit atau asogastric Tube ( NGT) adalah memberikan makan dalam bentuk cair dan minum melalui selang/ pipa NGT kepada klien yang tidak mampu makan secara normal. Tujuan pemberian nutrisi melalui NGT bertujuan untuk memenuhi, memperbaiki, mempertahankan kebutuhan nutrisi klien yang tidak mampu makan dan minum secara normal, sedangkan metabolisme tubuh untuk mempercepat penyembuhan luka(potter &Perry, 25, hlm.1452). SIMPULA Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada 48 responden penderita stroke yang dirawat inap di RSUD Tugurejo Semarang dapat diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada pasien stroke 1. Kelompok umur yang terbanyak adalah 6-74 tahun sebanyak 29 responden (6,4%). Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 38 responden (81,2%). 2. Tingkat ketergantungan responden, dapat dilihat bahwa didapatkan jumlah terbanyak yaitu dengan kategori sangat tergantung 27 responden (56,2%) 3. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden yang berkebutuhan nutrisi oral sebanyak 42 responden SARAN (87,5%) dimana membutuhkan kontak perawat 18 menit dan responden yang berkebutuhan nutrisi bantuan alat asogastric Tube yang menggunakan spuit sebanyak 6 responden (12,5%) dimana membutuhkan kontak perawat rata-rata 49 menit 4. Terdapat hubungan antara tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengusulkan saran sebagai berikut : 1. Bagi pelayanan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang untuk lebih meningkatkan kompetensi perawatnya dengan cara memberikan pelatihan dan uji kompetensi, perawat bisa memodifikasi pemberian nutrisi agar lebih koefisien dalam memanajemen waktunya, dan bisa memberikan edukasi pemberian nutrisi lewat NGT kepada keluarga pasien. 2. Bagi pendidikan keperawatan Dapat menambah referensi tentang hubungan tingkat ketergantungan pasien dengan lamanya kontak perawat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien stroke. 3. Bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi, diharapkan bagi peneliti selanjutnya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak lagi dan menambah variabel lain yang berhubungan dengan tingkat ketergantungan pasien serta analisis penelitian selanjutnya yanglebihbaiklagi. 7

8 DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsini. (21). Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rhineka Cipta Bethesda Stroke Center. (212). Melanjutkan Hidup Pasca Stroke. Http: // www. Strokebethesda.com, diperoleh 19 Januari 213 Dahlan,M.Sopiyudin. (29). Stastistik untuk kedokteran dan kesehatan edisi 4,deskriptif,bivariat dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan spss. Jakarta: Salemba Damry. (212). http// penyebab penyakit stroke, diperoleh 17 januari 213 Gofir,Abdul. (29). Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press Hayyi,Muhammad.,et al. (21). Pengaruh fisioterapi terhadap kekuatan otot ekstremitas pada penderita stroke non hemoragik. sains medika.fkunisula.ac.id/index.php/sainsm edika/article/view/88/68 diperoleh tanggal 29 Maret 212 Hidayat, A. Aziz Alimul. (211). Metodologi Penelitian Keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba Medika Junaidi, Iskandar. (26).Stroke A-Z.Jakarta: PT Bhuana ilmu populer Kristiyawati, Sri Puguh, Irawaty, Dewi., & Hariyati, Rr.Tuti Sri. (29). Faktor yang berhubungan stroke di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, 1 (1) : 1-7 Machfoedz, Ircham. (28). Metodologi penelitian bidang kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogjakarta: Fitramaya. (21). Metodologi penelitian kesehatan Edisi Revisi cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmojo,Soekidjo. (25). Metodologi penelitian kesehatan Edisi Revisi cetakan pertama. Jakarta: Rineka Cipta. (211). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (22). Manajemen keperawatan; Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba medika Pepy,R.,Puguh,S.,Solechan,A. (211).Hubungan antara tingkat ketergantungan activity daily living dengan depresi pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. e journal.stikes telogorejo.ac.id/index.php/ilmu keperawatan/.../17 diperoleh tanggal 26 November 212 Phyllis Cooper,et al. (1984).Pedoman perencanaan perawatan jilid 1.Jakarta: yayasan pendidikan keperawatan Carolus. (di terjemahkan yayasan pendidikan keperawatan Carolus Jakarta) Potter.,patricia., & Perry,Anne. (25). Fundamental keperawatan volume 2.Jakarta:EGC Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M. (26). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit edisi 6. Jakarta: EGC Riwidikdo, Handoko.( 29). Statistik untuk penelitian kesehatan dengan aplikasi 8

9 program r dan spss. Yogyakarta: Pustaka Rihana Riyanto, Agus. (29). Pengolahan dan analisis data kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Rosiana.P.(29).Rehabilitasi stroke pada pelayanan kesehatan primer.jakarta: Majalah kedokteran Indonesia: volume 59,nomor:2 Saryono.(29).Metodologi penelitian kesehatan.jogjakarta: Mitra cendikia press Simamora,R.(212).Buku ajar manejemen keperawatan.jakarta: EGC Sugiyono. (21). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Supratiningsih,Lamsudin,R.,Was an,m.,& Sutanto.(22). Realibitas modifikasi indeks barthel pada penderita stroke.(3).(2).1-1 Sutrisno, Alfred. (27). Stroke??? You Must Know Before You Get It?. Jakarta: Gramedika Pustaka Utama Tirtawati, Krisna SAN.,& Zulkaida, Anita. (29). Locus Control Pada Insan Pasca Stroke Usia 4-64 tahun, 1-11 Wiwit.(21).Strokedan Penanganannya.Jogjakarta: Katahati Wirawan,RosianaPradanasari.(29).Rehabilitasi stroke pada pelayanan kesehatan primer.jakarta: Majalah kedokteran Indonesia: volume 59,nomor:2 9

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING DENGAN DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING DENGAN DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING DENGAN DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Pepy Ratnasari*)., Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M.Kep.,Sp.MB**), Achmad Solechan,S.Kom.,M.Si***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal

Lebih terperinci

PERBEDAA LAMA RAWAT I AP A TARA STROKE HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK DI RSUD TUGUREJO SEMARA G. Anisa Herminawati*) Maria Suryani**), Sayono***)

PERBEDAA LAMA RAWAT I AP A TARA STROKE HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK DI RSUD TUGUREJO SEMARA G. Anisa Herminawati*) Maria Suryani**), Sayono***) PERBEDAA LAMA RAWAT I AP A TARA STROKE HEMORAGIK DA STROKE O HEMORAGIK DI RSUD TUGUREJO SEMARA G Anisa Herminawati*) Maria Suryani**), Sayono***) *)Mahasiswa Program Studi S1Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE DEPENDENT LEVEL ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) TO PATIENTS WITH STROKE INFARCTION HEMIPARASE Elisabet Dian Taviyanda

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke... HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid* *Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini semakin pesat perkembangan di berbagai bidang teknologi, termasuk bidang informasi. Perkembangan informatika mengakibatkan ketidak berjarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON Buletin Sariputra, Juni 2017 Vol. 7 (2) HUBUGA KUALITAS PELAYAA KEPERAWATA DEGA KEPUASA PASIE RAWAT IAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHO THE RELATIOSHIP BETWEE URSIG CARE QUALITY AD PATIET SATISFACTIO I BETHESDA

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati

Lebih terperinci

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK Jurnal STIKES Vol. 6 No. 2, Desember 2013 RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS M. Saiful Anwar Selvia David

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK. Chindy Maria Orizani*

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK. Chindy Maria Orizani* DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK ABSTRACT Chindy Maria Orizani* *Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya Most of stroke patients

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiritual yang utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK IM Mertha 1 dan Ade Laksmi 2 Abstract.Stroke causes a variety of neurologic deficit and impairment

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia, karena berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena

Lebih terperinci

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) HUBUNGAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DENGAN TINGKAT KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada

Lebih terperinci

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DEWI NURAZIZAH NIM : 09.0387.S DEWI SYARIFATUL ISNAENI NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan memiliki dampak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Berdasarkan Uraian pada Hasil Penelitian dan Pembahasan dapat Ditarik Kesimpulan Sebagai Berikut: 1. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial cukup. 2. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG Ratna Murniati *), Suprapti *), Erna Kusumawati *) *) Program Studi

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL 2 Ana Triwijayanti ABSTRAK Terapi oksigen merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN Hariyadi,S.Kp.,M.Pd (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**. HUBUNGAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP (ANGGREK, BOUGENVILLE, CRISAN, EDELWEIS) RSUD KEPULAUAN TALAUD CORELATIONS BETWEEN NURSE SERVICE AND

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERILAKU MOBILISASI DINI PADA PASIEN AMI DI RUANG ICU RSUD UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERILAKU MOBILISASI DINI PADA PASIEN AMI DI RUANG ICU RSUD UNGARAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERILAKU MOBILISASI DINI PADA PASIEN AMI DI RUANG ICU RSUD UNGARAN Cahyaning Wijayanti* Yunani** Abstrak Latar Belakang: Tingkat kekambuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. global dan merupakan penyebab kecacatan yang paling banyak. Penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. global dan merupakan penyebab kecacatan yang paling banyak. Penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) adalah penyakit neurogenik yang menyebabkan gangguan fungsi otak baik fokal maupun global dan merupakan penyebab

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara fokal maupun global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir kematian, tanpa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan kejadian serebrovaskular yang terjadi mendadak dengan tanda-tanda klinis gangguan fokal atau global dari fungsi serebral yang menetap minimal

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya

Lebih terperinci

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) 54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika

Lebih terperinci

I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati **

I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati ** HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : pengetahuan tentang hak dan kewajiban, perilaku kooperatif selama tindakan keperawatan ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : pengetahuan tentang hak dan kewajiban, perilaku kooperatif selama tindakan keperawatan ABSTRACT HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN PERILAKU KOOPERATIF SELAMA TINDAKAN KEPERAWATAN DI RS dr. REHATTA KELET PROVINSI JAWA TENGAH Tri Nopitasari*), Maria Suryani**), Rahayu Astuti***),

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang 13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER Maria Helena 1), Joko Wiyono 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke adalah terganggunya fungsi otak baik lokal ataupun global yang berlangsung secara mendadak dan cepat sehingga menimbulkan gejala dan tanda klinis. Gangguan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE) PADA PASIEN PASCA STROKE DI PUSKESMAS GUNDIH SURABAYA SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE) PADA PASIEN PASCA STROKE DI PUSKESMAS GUNDIH SURABAYA SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI (SELF CARE) PADA PASIEN PASCA STROKE DI PUSKESMAS GUNDIH SURABAYA SKRIPSI OLEH: Agustina Chriswinda Bura Mare NRP: 9103011027 FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Oleh : WULAN JUNIARTI AMI SUSENO NIM : 11611945

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Mohamad Judha Staf pengajar Fakultas Ilmu kesehatan Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE 32 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Pipit Festy Bagian Keperawatan Keluarga Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan UMSurabaya Abstrak Stroke adalah kerusakan

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

Dewi Indarwati, Riskiana, Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti. Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

Dewi Indarwati, Riskiana, Aida Rusmariana, Rita Dwi Hartanti. Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN DIET DIABETES MELITUS PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI DESA TANGKIL WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN Dewi Indarwati, Riskiana, Aida Rusmariana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN (Analysis Of Nursing Documentation Application Standard With The Quality Of Service

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KETERGANTUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PEMBEDAHAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ARTIKEL OLEH WIKA TRYSIA NIM. 010214A097 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci