PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 20 13

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 20 13"

Transkripsi

1 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN BAB I PENDAHULUAN Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan belanja daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 disusun pada masa dimana peraturan perundang-undangan bidang keuangan telah relatif lengkap yaitu meliputi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pasal 31 Ayat (2) Undang -undang Nomor 17 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca Daerah, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Lebih lanjut pada pasal 101 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh inspektorat Propinsi Banten paling lambat 6 (enam) bulan setelah Tahun Anggaran berakhir. Laporan Keuangan tersebut disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban Dinas atas pelaksanaan APBD sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Perundangan. Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Neraca Daerah dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Adapun tujuan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2013 untuk memberikan gambaran yang komprehensif terhadap pelaksanaan kinerja keuangan sebagai berikut : 1

2 a. Memberikan informasi secara wajar dan menyeluruh dari kegiatan Pemerintah Daerah, pencapaian kinerja keuangan daerah dan pemanfaatan sumber daya ekonomis serta ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan; b. Menggambarkan perbandingan antara realisasi dengan anggaran serta penyebab terjadinya selisih antara realisasi dengan anggarannya; c. Menyajikan secara konsisten laporan keuangan antara satu periode akuntansi dengan periode akuntansi sebelumnya; d. Menjelaskan kebijakan akuntansi yang diterapkan; e. Menggambarkan transaksi atau kejadian penting yang terjadi setelah tanggal tutup buku yang mempengaruhi kondisi keuangan; dan f. Mengungkapkan catatan-catatan terhadap isi laporan keuangan dan informasi tambahan lainnya yang diperlukan serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaporan keuangan. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1. Undang-undang Dasar Tahun 1945; 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten; 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala dan Wakil Kepala Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 tahun 2006 tentang pokokpokok Pengelolaan Keuangan Pemerintah Provinsi Banten (Lembar Daerah Tahun 2006, tambahan Lembaran Daerah Nomor 2, seri E); 2

3 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Bab I. Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Bab II. Bab III. Bab IV. Bab V. Bab VI. Bab VII. Ekonomi Makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan 2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi pencapaian target kinerja keuangan 3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3. Basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan 5.1. Rincian dan Penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan Pendapatan Belanja Pembiayaan Aset Kewajiban Ekuitas Dana Komponen-komponen laporan Arus kas 5.2. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan. Penutup 3

4 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1. Ekonomi Makro. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) per sektor Dinas Kelauatan dan Perikanan di wilayah Provinsi Banten Tahun 2013 yang menunjukkan angka positip yaitu : Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dan RPKD Izin Usaha Perikanan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah merupakan indikator untuk mengukur tingkat kemandirian dan kemajuan ekonomi daerah serta keberhasilan daerah dalam menggali potensi pendapatan. Dalam struktur Dinas Kelautan dan Perikanan APBD Provinsi Banten, pada Tahun 2012 penerimaan PAD sebesar Rp ,- kemudian Tahun 2013 meningkat menjadi Rp ,- Perkembangan Nilai PAD Dinas Kelautan dan Peikanan Provinsi BantenTahun Penjelasan diatas mengindikasikan bahwa pendapatan asli daerah Provinsi Banten masih didominasi oleh besarnya penerimaan dari sektor Retribusi daerah yang selama ini memberikan konstribusi % dari total pendapatan Dinas Kelautan dan Perikanan dalam APBD Provinsi Banten. Pada Tahun 2012 komposisi ini pun sudah bergeser, dimana dari total realisasi Penerimaan Asli Daerah sebesar Rp271,797,500.00,- (106,50%)dari total Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013 sebesar Rp ,- (101.18%) 2.2. Kebijakan Keuangan. Kebijakan keuangan Provinsi Banten tidak terlepas dari Visi pemerintah Provinsi Banten yaitu : Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa yang dijabarkan kepada 7 (tujuh) Misi sebagai sarana untuk mewujudkan visi tersebut. Yang terkait dengan kebijakan keuangan diantaranya adalah misi Melakukan revitalisasi dan refungsionalisasi lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan menuju tata pemerintahan yang bersih, transparan dan profesional yang berorientasi pada pelayanan publik (Misi 1) Kebijakan Penganggaran. Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrument kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah. Kebijakan penganggaran dan kerangka ekonomi makro daerah Tahun 2013 yang menjadi landasan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)Tahun 2013 tidak terlepas dari perkembangan berbagai kinerja ekonomi Tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya serta prognosis tahun Berdasarkan arah perkembangan kerangka ekonomi makro daerah Tahun 2013, maka kebijakan penganggaran daerah Tahun 2013 sebagai bagian dari kebijakan ekonomi makro nasional, tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro guna pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih berkualitas. 4

5 Secara umum kebijakan penganggaran daerah merupakan langkah langkah yang dilakukan dalam rangka meningkatkan target target pendapatan dan langkah langkah yang diperlukan untuk mengefektifkan belanja. Secara lebih spesifik kebijakan penganggaran daerah Tahun 2013 pada dasarnya mencakup 3 (tiga) aspek sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan pendapatan daerah dari Retribusi., sehingga tidak menghambat atau mematikan perkembangan kegiatan ekonomi yang menjadi basis Penerimaan Asli Daerah; 2. Kebutuhan belanja pelayanan publik akan ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan perkembangan dan sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 3. Belanja aparatur/pegawai, belanja barang dan jasa sebagai bagian dari belanja daerah yang tidak dapat ditunda untuk dapat menjaga kelangsungan roda pemerintahan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik akan ditingkatkan dengan tetap memperhatikan efesiensi efektifitas dan kesederhanaan; Kebijakan Peningkatan Pendapatan. Sejalan dengan arah kebijakan penganggaran khususnya kebijakan pendapatan, tantangan pokok yang dihadapi akan banyak berkaitan dengan upaya untuk terus meningkatkan pendapatan asli daerah dengan tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi bagi masyarakat guna membiayai prioritas pembangunan yang ditetapkan. Untuk mencapai sasaran tersebut adalah meningkatkan pendapatan daerah dengan mempertimbangkan perkembangan dunia usaha dan aspek keadilan masyarakat. Langkah langkah yang ditempuh antara lain melalui : a. Melakukan intesifikasi dan ekstensifikasi perpajakan; b. Penyempurnaan sistem adminsitrasi dan pelayanan Retribusi; c. Peningkatan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan publik bidang Retribusi daerah; d. Peningkatan kualitas pelayanan publik bidang Retribusi daerah melalui peningkatan kinerja aparatur pelayanan Retribusi daerah; e. Peningkatan kordinasi bidang retribusi daerah ; f. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui program sosialisasi Retribusi Daerah; g. Penataan ketentuan peraturan di bidang retribusi daerah Kebijakan Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Belanja. Kebijakan umum belanja daerah merupakan langkah langkah yang ditempuh untuk mengefisiensikan dan mengefektifitaskan belanja tidak langsung dan belanja langsung oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kelautan dan Perikanan yang ada di Pemerintah Provinsi Banten berdasarkan program pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah dijabarkan. Langkah langkah kebijakan yang akan ditempuh, antara lain : 1. Belanja pegawai pada belanja tidak langsung diarahkan seefeisien mungkin berdasarkan kebutuhan aktivitas pemerintahan berdasarkan ketentuan; 2. Belanja bantuan sosial dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang peruntukannya diarahkan tepat sasaran, berskala perioritas tinggi, mempunyai dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dan dan mendorong kelancaran penyelenggaraan program pembangunan fisik dan sumber daya manusia; 3. Belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota diarahkan untuk memperkuat kemampuan keuangan pemerintah Kabupaten/Kota; 5

6 4. Melakukan pemisahan yang jelas pada masing masing kegiatan berdasarkan kewenangan dan tupoksi masing masing Sub Dinas dan UPTD SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten; 5. Penajaman alokasi belanja program dan kegiatan agar lebih terarah dan tepat sasaran; 6. Mengevaluasi kinerja program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian agenda daerah; Kebijakan Pembiayaan. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Oleh karena sifatnya yang lintas tahun, maka pembiayaan merupakan bagian dari sistem pengelolaan keuangan negara yang mencakup penerimaan dan pengeluaran yang pada tahun berjalan berfungsi menutup defisit antara pendapatan dan belanja. Penerimaan pembiayaan diarahkan melalui optimalisasi penerimaan kembali dari pemberian pinjaman dan kolektibilitas sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun lalu. Adapun pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk memperkuat investasi pemerintah daerah yang relatif aman dan produktif, berupa penyertaan modal pada lembaga keuangan Bank yang aktivitasnya selain berorientasi kepada profit pula mempunyai misi memperkuat perekonomian daerah. Di dalam pengelolaan keuangan daerah dan khususnya yang berkaitan dengan fungsi otorisasi bahwa anggaran daerah yang merupakan bagian dari anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Oleh karena itu kaitannya dengan kebijakan penganggaran, maka kebijakan penganggaran daerah pada Tahun 2010 adalah anggaran defisit dimana jumlah belanja lebih besar dari jumlah pendapatan dengan menempatkan fungsi pembiayaan sebagai penyeimbang antara penerimaan dan pengeluaran serta alat untuk meningkatkan tabungan Pemerintah Daerah Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD. Indikator pencapaian target kinerja merupakan hasil perhitungan untuk melihat perkembangan suatu pekerjaan (kegiatan) dibandingkan dengan target yang hendak dicapai atau perkembangan periode sebelumnya yang biasanya dilambangkan dengan angka persentase/indek/rasio atau klasifikasi dengan skala ordinal dalam suatu kurun waktu tertentu. Kegunaan indikator adalah sebagai salah satu bahan untuk membuat evaluasi kemajuan pekerjaan sekaligus dapat dijadikan bahan untuk menyusun perencanaan kegiatan/program kedepan Pendapatan Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih daerah, dalam APBD Tahun Anggaran 2013 ditetapkan bahwa target Pendapatan daerah Tahun 2013 lebih tinggi dari Tahun 2012 sebesar Rp ,000,- dengan realisasi mencapai sebesar Rp ,- atau %. 6

7 Realisasi pendapatan Tahun 2013 ini berasal dari Retribusi Pengujian Komoditi Hasil Perikanan target Rp ,- tercapai sebesar Rp ,- (102,62%), Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah: UPTD BBIP Cigorondong target Rp ,00 tercapai sebesar Rp ,- (76.73%), BBAT Curug Barang target Rp ,- tercapai sebesar Rp (100.06%) Retribusi Izin Usaha Perikanan target Rp ,- tercapai sebesar Rp ,- (166.11%) NO. 1 2 KELOMPOK PENDAPATAN Pengujian Mutu Komoditi Hasil Perikanan BBIP Banten (Cigorondong) TARGET REALISASI 2013 (Rp) % , , , , BBAT Curugbarang , , Retribusi Izin Usaha Perikanan , , JUMLAH , , Belanja Selanjutnya dari anggaran belanja sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 97,37%. dari sisa anggaran sebesar Rp ,-.Jumlah tersebut direalisasikan bagi Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 95.35% dari Sisa Anggaran sebesar Rp ,- dan Belanja Langsung sebesar Rp ,- Sisa Anggaran sebesar Rp ,- atau 98,29%. Belanja Pegawai sebesar Rp ,- Sisa Anggaran sebesar Rp ,- atau 99.62%, dan Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp ,- Sisa Anggaran sebesar Rp ,- atau 98.06%. dan Belanja Modal sebesar Rp ,- Sisa Anggaran sebesar Rp ,- atau 97.78%. Indikator pencapaian target kinerja APBD untuk tahun berjalan dapat dicermati melalui; a) optimasi capaian kinerja output pada sejumlah input; atau b) minimalisasi jumlah input yang dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah output. Jumlah input berdasarkan nilai uang (in monetary term) merupakan batas tertinggi belanja yang dikeluarkan sebagaimana tercantum dalam APBD Provinsi Banten Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Tahun 2013 sebesar Rp ,- dengan rincian sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini : 7

8 Kelompok Belanja Target TA 2013 (Rp) (%) BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga - - Belanja Subsidi - - Belanja Hibah - - Belanja Bantuan Sosial - - Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota - - Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota dan Pemdes - - Belanja Tidak Terduga - - Belanja Bantuan Pilkada - - BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang & Jasa Belanja Modal JUMLAH BELANJA DAERAH Berdasarkan pengelompokan peruntukannya, besarnya anggaran belanja Tahun 2013 yang telah diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Belanja Tidak Langung: Belanja pegawai dalam rangka menunjang aktivitas pemerintahan sebesar Rp ,- atau sebesar 95.35% dari total belanja; 2. Belanja Langsung: a. Belanja pegawai dalam rangka menunjang aktivitas pemerintahan sebesar Rp ,- atau sebesar 99,62% dari total belanja; b. Belanja Barang dan Jasa yang dimaksudkan untuk membiayai program pembangunan sebesar Rp ,- atau sebesar 98,06% dari total belanja; c. Belanja Modal yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat lebih dari satu periode yaitu sebesar Rp atau sebesar 97,78% dari total belanja; 8

9 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Pada Tahun Anggaran 2013 target pendapatan setelah Perubahan adalah sebesar Rp ,- yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Anggaran sebesar Rp ,- dialokasikan untuk membiayai 40( empat puluh) kegiatan Selanjutnya dari 40 Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2013, secara rinci realisasi masing-masing Kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1 Kegiatan Belanja Tidak Lansung dianggarkan sebesar Rp terealisasi sebesar Rp ,- atau 95,35%. dengan sisa anggaran Rp ,- 2 Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 100%. dengan sisa anggaran Rp Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,79 %. Dengan sisa anggaran Rp ,- 4 Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor dianggarkan sebesar Rp terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,83 % dengan sisa anggaran Rp ,- 5 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 93,79%. dengan sisa anggaran Rp ,- 6 Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 98.21%. dengan sisa anggaran Rp ,- 7 Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 93,63%. dengan sisa anggaran Rp ,- 8 Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 96,56%. dengan sisa anggaran Rp ,- 9 Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Budidaya Ikan Air Tawar dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 100% dengan sisa anggaran Rp Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pelabuan Perikanan Pantai dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 92,88%.dengan sisa anggaran Rp ,- 11 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,29%. dengan sisa anggaran Rp ,- 12 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantoran Balai Budidaya Ikan Air Tawar dianggarkan sebesar Rp terealisasi sebesar Rp ,- atau 100%. dengan sisa anggaran Rp

10 13 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantoran Balai Budidaya Ikan Pantai dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 100%. dengan sisa anggaran Rp Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantoran Balai Pelabuhan Perikanan Pantai dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 85,44%. dengan sisa anggaran Rp ,- 15 Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 97,45%. dengan sisa anggaran Rp ,- 16 Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Budidaya Ikan Air Tawar dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 90,05%. dengan sisa anggaran Rp ,- 17 Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Budidaya Ikan Pantai dianggarkan sebesar Rp terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,44%. dengan sisa anggaran Rp ,- 18 Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Balai Pelabuhan Perikanan Pantai dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 90,49%. dengan sisa anggaran Rp ,- 19 Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 100%. dengan sisa anggaran Rp Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Laut dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 98,55%. dengan sisa anggaran Rp ,- 21 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 96%. dengan sisa anggaran Rp ,- 22 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar dianggarkan sebesar Rp. 300,000,000,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 98,14% sisa anggaran Rp ,- 23 Kegiatan Pembinaan dan Perbrnihan Ikan Air Tawar (BBAT) dianggarkan sebesar Rp. 150,000,000,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,71%. dengan sisa anggaran Rp ,- 24 Kegiatan Pengembangan Benih dan Induk Ikan Unggul Air Tawar (BBAT) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,50%. dengan sisa anggaran Rp ,- 25 Kegiatan Pengembangan Benih dan Induk Ikan Unggul Air Laut (BBIP) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,33%. dengan sisa anggaran Rp ,- 26 Kegiatan Pembinaan dan Perbrnihan Ikan Air Laut (BBIP) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 100% sisa anggaran Rp Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Pelabuan dan Armada Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,26% sisa anggaran Rp ,- 28 Kegiatan Peningkatan Produktifitas Perikanan Tangkap dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,79% sisa anggaran Rp ,- 10

11 29 Kegiatan Pembinaan Tata Operasional Pelabuan Perikanan (BPPP) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,89%. dengan sisa anggaran Rp ,- 30 Kegiatan Pengembangan dan Pendayagunaan Pelabuan Perikanan (BPPP) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 97,15%. dengan sisa anggaran Rp ,- 31 Kegiatan Pengembangan Sarana Perikanan Tangkap (DAK) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 98,98%. dengan sisa anggaran Rp ,- 32 Kegiatan Pembinaan Mutu dan Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,91%. dengan sisa anggaran Rp ,- 33 Kegiatan Diversifikasi Produk Hasil Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,48%. dengan sisa anggaran Rp ,- 34 Kegiatan Pengembangan Bisnis dan Investasi dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,99%. dengan sisa anggaran Rp ,- 35 Kegiatan Pengelolaan Kompetensi dan Pelayanan Pengujian UPTD BPMHP Banten dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 96,28%. dengan sisa anggaran Rp ,- 36 Kegiatan Pengendalian Mutu dan Perekayasaan Olahan Hasil Perikanan (BPMHP) dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,32%. dengan sisa anggaran Rp ,- 37 Kegiatan Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,59%. dengan sisa anggaran Rp ,- 38 Kegiatan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 99,82%. dengan sisa anggaran Rp ,- 39 Kegiatan Pengendalian Sumberdaya Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 87,13%. dengan sisa anggaran Rp ,- 40 Kegiatan Penanganan Pelanggaran Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 96,64%. dengan sisa anggaran Rp , Hambatan Dan Kendala Yang Ada dalam Pencapaian Target Yang Telah Ditetapkan 1. Adanya perkembangan peraturan perundang-undangan bidang keuangan daerah yang memerlukan sumber daya pendukung dan waktu relatif lama dalam pengimplementasiannya; 2. Tidak tercapainya target penerimaan dari Dana Retribusi Pendapatan Asli Daerah dikarenakan kurang tersedianya Sumber Daya Manusia yang profesional dibidangnya. 3. Keterbatasan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Pengelola Kegiatan. 11

12 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten adalah merupakan Sebagian entitas pelaporan yang meliputi Sub Dinas, Unit Teknis Daerah serta Sekretariat Dinas. Laporan Keuangan yang disajikan merupakan gabungan dari laporan keuangan seluruh Sub Dinas, Unit Teknis Daerah serta Sekretariat Dinas. Entitas penyusunan Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten TA telah berada pada sekretariat Dinas 4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Banten TA. 2013, adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aliran Kas, sedangkan basis akrual diterapkan untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam neraca. Basis Kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. Pemerintah daerah dalam hal nini Dinas Kelautan dan Perikanan tidak menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi penerimaan pendapatan dan pembiayaan dengan pengeluaran belanja dan pembiayaan. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui kemudian dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Dinas, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam menyusun Laporan keuangan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten TA adalah basis Kas Modifikasian. Yang dimaksud dengan basis kas modifikasian adalah penggunaan Basis Kas untuk Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Aliran Kas serta basis akrual untuk Neraca Daerah. Penggunaan basis kas modifikasian ini sesuai dengan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 maupun Standar Akuntansi Pemerintahan. Yang dimaksud dengan Basis Kas adalah bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan sedangkan belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atas entitas pelaporan. Sedangkan basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. a. Kebijakan Akuntansi Pendapatan (01) Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban; 12

13 (02) Sumber pendapatan dirinci berdasarkan kelompok dan jenis pendapatan; (03) Pusat pertanggungjawaban dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi perangkat Dinas; (04) Pendapatan diakui dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang diterima di rekening umum kas daerah atau entitas pelaporan; (05) Pencatatan pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu mencatat penerimaan bruto; (06) Pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan (pengembalian pendapatan) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan pendapatan. Sedangkan pengembalian pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana pada periode terjadinya pengembalian atau koreksi; (07) Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima; b. Kebijakan Akuntansi Belanja (01) Belanja diklasifikasikan menurut penggunaan dan pusat pertanggungjawaban; (02) Penggunaan belanja dirinci berdasarkan kelompok dan jenis belanja; (03) Pusat pertanggungjawaban dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi pemerintah daerah; (04) Belanja diakui dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang dikeluarkan di rekening umum kas daerah atau entitas pelaporan; (05) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan belanja. Sedangkan pengembalian pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada periode terjadinya pengembalian atau koreksi; (06) Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. c. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan (01) Pembiayaan diklasifikasikan menurut sumber pembiayaan dan pusat pertanggungjawaban; (02) Sumber-sumber pembiayaan terdiri dari sumber yang berupa penerimaan dan sumber yang berupa pengeluaran daerah; (03) Pusat pertanggungjawaban dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi pemerintah daerah; (04) Pembiayaan diakui dalam periode berjalan dan akhir periode akuntansi; (05) Pengakuan Pembiayaan dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang diterima/dikeluarkan di rekening umum kas daerah atau entitas pelaporan; (06) Pengakuan Pembiayaan pada akhir periode akuntansi dilakukan untuk Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan berdasarkan jumlah selisih pendapatan dan belanja yang dialokasikan atau ditutup setelah diperhitungkan dengan elemenelemen pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan; 13

14 (07) Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. d. Kebijakan Akuntansi Aset (01) Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah daerah dan dapat diukur dengan satuan uang; (02) Tidak termasuk dalam pengertian sumber daya ekonomis tersebut adalah sumber daya alam seperti hutan, sungai, danau/rawa, kekayaan di dasar laut, kandungan pertambangan dan harta peninggalan sejarah; (03) Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lain-lain; (04) Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi; (05) Persediaan bahan baku yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, tidak termasuk sebagai persediaan dalam neraca; (06) Aset lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan dana cadangan; (07) Aset dalam pengerjaan adalah aktiva yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum selesai pengerjaannya sehingga belum bisa digunakan; (08) Piutang diakui pada akhir periode berdasarkan jumlah kas yang akan diterima; (09) Persediaan diakui pada akhir periode berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai, hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Biro Perlengkapan berdasarkan Laporan Berita Acara Penyerahan Barang dari SKPD; (10) Investasi Jangka Panjang diakui berdasarkan harga perolehan; (11) Aset Tetap diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui dalam periode berkenaan dan/atau berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Biro Perlengkapan; (12) Aset Tetap yang berasal dari dana APBD yang dimaksudkan untuk diserahkan kepada pihak ketiga tidak dicatat sebagai Aset Tetap dalam neraca, kecuali apabila sampai akhir periode pelaporan Aset tersebut belum diserahterimakan, maka dicatat sebagai aset tetap; (13) Aset Tetap yang berasal dari Belanja Modal yang dimaksudkan untuk diserahkan kepada pihak ketiga tidak dicatat sebagai Aset Tetap dalam neraca, tetapi dicatat sebagai Bantuan Hibah; (14) Pencatatan penyusutan tidak dilakukan terhadap Aset Tetap. e. Kebijakan Akuntansi Kewajiban/Hutang (01) Hutang adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi masa lalu; (02) Hutang dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang; (03) Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali; 14

15 f. Kebijakan Akuntansi Ekuitas Dana (01) Ekuitas Dana adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah aset dan kewajiban; (02) Ekuitas Dana terdiri dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana Cadangan; (03) Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek; (04) Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset non-lancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang; (05) Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan. g. Kebijakan penyajian Laporan Arus kas (01) Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai Arus kas masuk, Arus kas keluar selama periode akuntansi serta saldo kas pada awal dan akhir periode akuntansi. (02) Arus Kas masuk/keluar diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan pada rekening umum Kas Daerah pada periode berjalan. (03) Penyajian Laporan Arus Kas dilakukan dengan metode langsung. 15

16 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2013 Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2013 mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sedangkan penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2006 masih mengacu kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri No.29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Hal ini mengakibatkan Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, terutama pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas Tahun 2013 tidak dapat disajikan secara komparatif karena apabila Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas Tahun 2006 yang masih menggunakan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.29 Tahun 2002 dikonversi menjadi seperti yang disajikan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 dapat menimbulkan salah tafsir bagi pembaca Laporan Keuangan. Oleh Karena itu, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas Tahun Tahun 2013 tidak disajikan secara komparatif RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS-POS PELAPORAN KEUANGAN PENDAPATAN Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2013 Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Banten adalah merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Banten dimana keseluruhan jenis pendapatan didukung oleh Dasar Hukumnya. Secara keseluruhan jumlah realisasi Pendapatan adalah sebesar Rp ,- atau 101,18% dari Target Pendapatan sebesar Rp ,000,- Penjelasan lebih rinci mengenai realisasi pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut : A.1. Kelompok Pendapatan Asli Daerah a. Jumlah Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp ,000,- sedangkan realisasinya adalah sebesar Rp ,- atau 101,18%. Hal ini disebabkan karena semua jenis pendapatan yang termasuk dalam Kelompok Pendapatan Asli Daerah telah melampaui target BELANJA Realisasi Belanja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Tahun 2013 sebesar Rp ,- atau 97,37% dari jumlah anggaran belanja sebesar Rp ,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung yang dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 95,35%. dan Belanja Langsung yang dianggarkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 98,29% 16

17 A.1. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa, Belanja Tidak Terduga dan Belanja Bantuan Pilkada. Jumlah realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp ,- atau 95,35% dari anggaran belanja sebesar Rp ,-. Rincian realisasi belanja tidak langsung dijabarkan sebagai berikut : URAIAN ANGGARAN REALISASI % SISA ANGGARAN Belanja Tidak Langsung , ,- 95,35% ,- Belanja Pegawai , ,- 95,35% ,- Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil lepada Kab/Kota Belanja Bantuan kepada Kab/Kota dan Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Bantuan Pilkada A.1.1. Belanja Pegawai Jumlah Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung Tahun 2013 adalah sebesar Rp ,- atau 95,35% dari Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp ,- A.2. Belanja Langsung Realisasi Belanja Langsung mencerminkan jumlah pengeluaran yang telah direalisasikan untuk membiayai kegiatan/belanja yang langsung terkait dengan program dan kegiatan baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jumlah realisasi belanja langsung Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp ,- atau 98.29% dari anggaran sebesar Rp ,- Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal dengan rincian sebagai berikut : URAIAN ANGGARAN REALISASI % SISA ANGGARAN BELANJA LANGSUNG , % ,- Belanja Pegawai , , % ,- Belanja Barang dan Jasa , , % ,- Belanja Modal , , % ,- 17

18 A.2.1. Belanja Pegawai Jumlah Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Langsung Tahun 2013 adalah sebesar Rp ,- atau 99.62% dari Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp ,- A.2.3. Barang dan Jasa Jumlah Realisasi Belanja Barang dan Jasa Tahun 2013 adalah sebesar Rp ,- atau 98,06% dari Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp ,- A.2.3 Belanja Modal Realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2012 adalah sebesar Rp ,- atau 97.78% dari anggaran sebesar Rp , PEMBIAYAAN Realisasi pembiayaan netto tahun anggaran 2013 adalah sebesar Rp ,- atau 98.29% dari anggaran sebesar Rp ,- Rincian realisasi pembiayaan Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut : ASET Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten sebagai akibat peristiwa masa lalu dan mempunyai manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh Pemerintah maupun masyarakat. Jumlah Aset Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 663,528,800,- yang terdiri dari : A.3. Aset Tetap Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Saldo Aset Tetap per tanggal 31 Desember 2012, sebagai berikut : No. Uraian Per 31 Desember 2012 (Rp) Total Aset 2012 (Rp) 1. Tanah 0,- 0,- 2. Peralatan dan Mesin ,- 514,046,800,- 3. Gedung dan Bangunan 0,- 0,- 4. Jalan, Jaringan dan Instalasi , ,- 5. Aset Tetap lainnya , ,- Jumlah , ,- Pada Tahun Anggaran 2003 Pemerintah Provinsi Banten melalui Biro Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Banten melakukan inventarisasi dan penilaian aset bekerjasama dengan pihak ketiga (appraisal), sehingga untuk pencatatan nilai aset tetap sampai dengan tanggal 31 Desember 2002 merupakan hasil penilaian pihak ketiga (appraisal) sedangkan aset tetap yang diperoleh setelah tanggal 31 Desember 2002 dicatat sebesar nilai perolehan. Nilai aset tetap yang 18

19 tercantum dalam Neraca tidak memperhitungkan penyusutan, dan kerusakan. Sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2013 masih terdapat beberapa item aset tetap yang masih dalam proses klarifikasi, sehingga pengakuannya harus menunggu sampai proses klarifikasi selesai. 4. Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran Adanya arus kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp0,00, dengan perhitungan Arus Kas masuk dan Arus Kas keluar masing-masing sebesar Rp ,- 19

20 BAB VI INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten berdomisili di Pusat Pemerintahan Propinsi Banten terletak di Kota Serang. Provinsi Banten dibentuk dengan pertimbangan untuk meningkatkan penyelenggarakan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan dimasa yang akan datang. Provinsi Banten terdiri dari Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Serang. Provinsi Banten secara geografis memiliki letak yang strategis dibidang ekonomi dengan sektor yang dominan pada industri karena terletak dekat dengan Ibukota Negara dan berada dijalur lintas ekonomi Pulau Jawa dan Sumatera. 20

21 BAB VII PENUTUP Demikian uraian Catatan Atas Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, disajikan dengan harapan dapat memberikan gambaran lebih rinci melalui perangkaan pendapatan, belanja maupun pembiayaan pada kurun waktu satu tahun anggaran. Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah merupakan salah satu media informasi Keuangan Daerah untuk mengukur kinerja Pemerintah Daerah pada tahun anggaran berjalan serta sebagai alat kontrol, kendali dan pengawasan. Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan serta Kemasyarakatan yang dibiayai APBD Tahun Anggaran 2013 tidak mungkin tercapai secara optimal tanpa adanya dukungan, dorongan serta partisipasi aktif dari seluruh komponen lapisan masyarakat, oleh karenanya pencapaian kinerja Pemerintah pada Tahun Anggaran 2013 ini pada hakekatnya adalah keberhasilan masyarakat selaku pelaku pembangunan secara keseluruhan, oleh karena itu jalinan kerjasama yang harmonis antara pelaku pembangunan/stakehorders adalah merupakan modal dasar untuk tercapainya cita-cita dan harapan masyarakat Banten sebagaimana visi Banten "Iman dan Taqwa, Landasan Pembangunan menuju Banten mandiri, maju dan sejahtera" Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten ini disajikan setelah melalui tahapan audit oleh Inspektorat Propinsi Banten sebagai pemeriksa eksternal yang diatur dengan Undang-undang. dengan beberapa koreksi dan telah ditindaklanjuti dalam laporan keuangan. Dengan demikian Laporan Keuangan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Propinsi Banten ini telah memenuhi aspek normatif, kepatutan dan kewajaran. Akhirnya dengan senantiasa berserah diri kepada-nya semoga diberikan petunjuk dan ridho dari Allah SWT, dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kita bersama. Serang, Januari 2014 PENGGUNA ANGGARAN, Ir. Hj. MAYSAROH MAWARDI, MM NIP

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 20 14

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 20 14 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 20 14 BAB I PENDAHULUAN Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan belanja daerah Dinas Kelautan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2015 28 Desember 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT/ SATUAN KERJA APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT/ SATUAN KERJA APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017 Realisasi Sasaran Sisa Anggaran Pagu Anggaran Fisik () Keuangan No. Program / Kegiatan / Tolok Ukur Target Kinerja Ket Tertimbang Nama Kelompok Lokasi Tertimbang Kegiatan Rp. (Rp.) Instansi 1 2 3 4 5 6

Lebih terperinci

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode No. Rek Uraian Sebelum Perubahan Jumlah (Rp) Setelah Perubahan Bertambah / (Berkurang) 1 2 3 4 5 116,000,000,000 145,787,728,270 29,787,728,270 (Rp) 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Letjend. S. Parman No. 23 Tep./Fax : (281) 89111 Purbalingga 53317 LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang berkedudukan menggantikan Nota Perhitungan Anggaran, sebagaimana yang dimaksud dan diatur dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN (RPJMD) Tahun 20162021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Kabupaten Pandeglang dikelola berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku diantaranya UndangUndang

Lebih terperinci

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU BAB V ANALISIS APBD 5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR ISI Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv Bab I Pendahuluan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015... 1 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pemerintah Kota Bengkulu 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Otonomi daerah yang merupakan bagian dari reformasi kehidupan bangsa oleh Pemerintah

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,

Lebih terperinci

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016 BAB V ANALISIS APBD 5.1. Pendapatan Daerah Sebagai daerah pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kondisi keuangan daerah Provinsi Kaltara tergolong belum stabil terutama pada tahun 2013. Sumber

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PROFIL KEUANGAN DAERAH 1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Kabupaten Jembrana dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Jalan. Caringin No. 103 Bandung Telp/Fax (022) 5410403 PEMERINTAH KOTA BANDUNG KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - 61 - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Dasar yuridis pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengacu pada batasan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 PENDANAAN Rencana alokasi pendanaan untuk Percepatan Pembangunan Daerah pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2009 memberikan kerangka anggaran yang diperlukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK 63 BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK A. Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Menurut Freedman dalam anggaran

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005 - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR I. UMUM Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahuntahun sebelumnya (20102015), serta kerangka pendanaan. Gambaran

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR : 7 TAHUN 2010

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR : 7 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU - 1 - PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJ0 NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL JL. SETIA BUDI PSR II NO. 84 TANJUNG SARI, MEDAN Telepon (061) 821 3533, Facsimile (061)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2014 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2014 BAB I PENDAHULUAN Lampiran IV : Peraturan Daerah Nomor : 6 Tahun 2015 Tanggal : 20 Agustus 2015 PEMERINTAH KOTA DENPASAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2014 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 43 Lampiran 1 Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi I PENDAPATAN DAERAH 1.142.122.565.100 1.153.474.367.884

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PEMERINTAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING 1 STRUKTUR ANGGARAN KEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006 Klasifikasi belanja menurut bidang kewenangan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok, jenis, obyek dan rincian

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 2 TAHUN 2009 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Struktur P-APBD TA. 2014

Struktur P-APBD TA. 2014 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 Dalam rangka transparansi dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

NOMOR : 6 TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 6 TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2009 Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Purworejo. Adapun yang menjadi fokus adalah kinerja

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2005-2010 Kebijakan anggaran berdasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN -1- LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN A. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2009

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2009 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOTA BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2009 BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2014 T E N T A N G PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2009

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA KEDIRI TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0076

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0076 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2012 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0076 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016 BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN A. Pendahuluan A.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Maksud Laporan Keuangan Akhir Tahun Anggaran 2012

Lebih terperinci

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci