Efek Tata Kelola Perusahaan dan Pergantian Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan DWI LISTIANI NINGRUM
|
|
- Ida Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Efek Tata Kelola Perusahaan dan Pergantian Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan DWI LISTIANI NINGRUM Universitas Gunadarma ABSTRACT Corporate governance is a concept proposed in order to improve company performance. This study uses 34 property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in Results The results indicate that there is an indirect effect of institutional ownership, management ownership, independent commissioners, audit committee and auditor turnover jointly to the quality of the auditor and the auditor indepedensi then to the integrity of financial statements. Partially, no variable is significant direct effect on auditor independence. variables that directly affect significantly the quality auditor is an audit committee, the variables that directly affect significantly the integrity of the financial statements are the audit committee, while the other variables in this study did not prove to affect the integrity of the financial statements or auditor quality. There is no indirect effect of institutional ownership, management ownership, independent commissioners, audit committee and auditor turnover is partially to quality auditor and then to the integrity of financial statements. And there is no indirect effect of institutional ownership, management ownership, independent commissioners, audit committee and auditor turnover is partially to auditor independence and then to the integrity of financial statements. Keywords: Corporate Governance, Change of Auditors, Financial Integrity PENDAHULUAN Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral sebagai sumber manipulasi dari informasi yang dapat merugikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Faktor pertama yang mempengaruhi integritas laporan keuangan adalah tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui pengawasan
2 kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan (pemegang saham) dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (Nasution dan Setiawan, 2007). Semakin baik penerapan tata kelola perusahaan yang dilakukan perusahaan, maka diharapkan dapat mengurangi perilaku manajemen perusahaan yang menyimpang dalam penyusunan hingga penyajian laporan keuangan sehingga informasi laporan keuangan yang disajikan benar dan jujur. Organisation for Economic Co-operation and development (OECD) (2005) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan merupakan sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan dalam mengelola sebuah perusahaan. Menurut Frost dan kawan-kawan (2002), perbaikan dalam praktik tata kelola perusahaan yang berkontribusi terhadap pengungkapan yang lebih baik dalam pelaporan bisnis, nantinya dapat memberikan fasilitas likuiditas pasar dan pembentukan modal yang lebih besar di pasar negara berkembang. Mekanisme tata kelola perusahaan sendiri memerlukan pengawasan pemegang saham dan tanggung jawab manajemen. Dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif merupakan mekanisme pengawasan internal untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan pemilik. Disisi lain peraturan pemerintah merupakan mekanisme pengawasan eksternal yang membantu internal untuk pengawasan efektif perusahaan. Contoh kasus manipulasi keuangan yang terjadi di Indonesia yaitu kasus Kimia Farma dan Lippo yang berawal dari dideteksinya manipulasi dalam laporan keuangan auditan. Salah satu penyebab adalah adanya pengakuan laba bersih yang berlebih pada laporan keuangan untuk auditan tahun 2001 (Agrianti, 2009 ). kasus di atas menunjukan bahwa praktek manajemen laba dalam pelaporan keuangan bukanlah sutu hal yang baru. Fenomena skandal keuangan yang terjadi dapat menunjukkan suatu bentuk kegagalan integritas laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan infomasi pengguna laporan keuangan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melindungi investor dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap akuntan adalah dengan mengeluarkan peraturan yang
3 mengatur tentang pembentukan dewan komisaris independen dan komite audit pada tanggal 1 Juli 2001 di Bursa Efek Jakarta. Standar profesi akuntan publik yang terus bertambah juga membuat profesi auditor menjadi sangat mudah untuk dituntut bilamana terjadi pelanggaran dalam penyajian laporan keuangan yang tidak mengandung unsur integritas. Standar yang baru yaitu Keputusan Menteri Keuangan No. 423/ KMK. 06/ 2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut adanya larangan bagi kantor akuntan yang sedang mengaudit suatu perusahaan publik untuk memberikan pelayanan lain dalam waktu yang bersamaan di perusahaan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan Pergantian auditor ke kualitas auditor dan ke indepedensi auditor kemudian ke integritas laporan keuangan baik secara langsung dan tidak lansung serta secara simultan dan parsial. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Integritas Laporan Keuangan Mayangsari (2003) mendefinisikan integritas laporan keuangan sebagai sejauh mana laporan keuangan yang disajikan dapat menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Informasi yang ditampilkan menunjukkan kondisi suatu perusahaan yang sebenar-benarnya tanpa ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan. Pengukuran integritas laporan keuangan menggunakan indeks conservatism, dikemukakan oleh Penman dan Zhang (2002) yang dalam penelitiannya menjelaskan bahwa hubungan antara akuntansi konservatif dan kualitas laba bergantung pada pertumbuhan investasi perusahaan. Conservatism adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian (Wibowo, 2002).
4 Independensi Auditor Independensi auditor dimonitor oleh dewan direksi dan komite audit yang harus ikut aktif dari mulai penunjukkan sampai dengan selesainya tugas. Auditor hanya menilai dari yang diungkapkan oleh pihak manajemen. Seberapa jauh manajemen akan mengungkap hal itu yang menjadi titik kritis pengaturan pergantian auditor oleh Bapepam, juga ruang lingkup audit yang dilakukan akan memiliki efek yang sangat kecil pada kualitas transparan dalam berkomunikasi dengan akuntan independent. Kualitas Audit Kualitas audit merupakan elemen dari efisiensi ekuitas pasar, karena dapat menekan kredibilitas dari informasi keuangan, mendukung praktek tata kelola perusahaan melalui pelaporan keuangan yang transparan (Francis, et al.2003; Sloan, 2001). Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan bangkrut. Dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi mengenai kinerja perusahaan kepada pengguna laporan keuangan, setiap perusahaan diminta untuk menggunakan jasa KAP. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan tersebut, perusahaan biasanya menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Beberapa alasan perusahaan dalam menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik The Big Four (Tuanakotta, 2007) Kepemilikan institusional Menurut Gunarsih (2004) tingkat kepemilikan saham oleh manajerial yang cukup tinggi juga dapat berdampak buruk terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan karena manajer mempunyai hak suara yang besar atas kepemilikannya yang tinggi, sehingga mereka memiliki posisi yang kuat untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan. Listyani (2003) menganjurkan pentingnya suatu mekanisme pengawasan dalam perusahaan. Salah satu mekanisme pengawasan tersebut yaitu dengan mengaktifkan pengawasan
5 melalui investor institusional. Dengan kepemilikan instutisional akan mendorong munculnya pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajer. Kepemilikan institusional sangat berperan dalam mengawasi perilaku manajer sehingga integritas laporan keuangan terjaga dengan baik. Hal ini dikarenakan, dengan adanya pengawasan tersebut maka manajer akan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan Manajemen Midiastuty & Machfoedz (2003) dalam Arief & Bambang (2007) mendefinisikan kepemilikan manajerial sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Persentase kepemilikan saham ini merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi (Susiana &Herawaty, 2007). Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri ( Tarjo 2002). Kepemilikan perusahaan juga terkait dengan pengendalian operasional perusahaan. Dengan semakin besarnya kepemilikan manajer, maka manajer dapat lebih leluasa dalam mengatur pemilihan metode akuntansi, serta kebijakan-kebijakan akuntansi penting terkait dengan masa depan perusahaan. Beiner (2003) menegaskan bahwa untuk memperbaiki tata kelola perusahaan adalah dengan meyakinkan bahwa perusahaan memiliki satu atau lebih pemegang saham besar. Komisaris Independen Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari
6 luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan (Emirzon, 2007). Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. (Susiana & Herawati, 2007). Sebagai bagian dari organ pengawasan, komisaris independen diharapkan memiliki perhatian dan komitmen penuh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk itu komisaris independen perusahaan merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan, waktu dan integritas yang tinggi (Emirzon, 2007). Adanya komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007). Komite Audit Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan (Susiana dan Herawaty, 2007). Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2002).Sesuai dengan fungsi komite audit, keberadaan komite audit dalam
7 perusahaan dapat mempengaruhi kualitas dan integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Pergantian Auditor Calderon et al. (2007) menyatakan bahwa SOX dapat meningkatkan jasa bidang audit dan membuat auditor lebih bertanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan jika terdapat kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan wajibnya pergantian KAP sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan tesebut kemudian diperbaharui menjadi Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan mengenai pembatasan masa penugasan KAP tersebut kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan Publik. Perubahan yang dilakukan adalah mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik 3 (tiga) tahun buku berturut-turut (pasal 3 ayat 1). Kemudian Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien yang sama (pasal 3 ayat 2 dan 3). Adanya peraturan tersebut menyebabkan perusahaan memiliki keharusan untuk melakukan pergantian auditor dan KAP mereka setelah jangka waktu tertentu. Pergantian KAP dapat pula terjadi karena sukarela. Pergantian KAP secara sukarela ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari klien maupun dari pihak auditor atau KAP. Hipotesis H 1 : Ada pengaruh tidak langsung dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan Pergantian auditor
8 secara bersama-sama ke kualitas auditor dan ke indepedensi auditor kemudian ke integritas laporan keuangan H 2 : kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan pergantian auditor secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap independensi auditor H 3 : kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan pergantian auditor secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor H 4 : kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit, pergantian auditor, independensi auditor dan kualitas auditor secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan H 5 : ada pengaruh secara signifikan antara kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan pergantian auditor H 6 : Ada pengaruh tidak langsung dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan Pergantian auditor secara parsial ke independensi auditor dan kemudian ke integritas laporan keuangan H 7 : Ada pengaruh tidak langsung dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan Pergantian auditor secara parsial ke kualitas auditor dan kemudian ke integritas laporan keuangan METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji permasalahan di sektor property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive sampling dan sampel terpilih sector property and real estate sebanyak 34 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
9 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang termuat di dalam laporan keuangan perusahaan property dan real estate tahun yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh website BEI yaitu dan sumber informasi publik lainnya. PEMBAHASAN Tahapan Permodelan Dengan Analisis Persamaan Struktural Pada penelitian ini, tahapan-tahapan pada permodelan dengan analisis persamaan structural telah dilakukan dan menghasilkan sesuai dengan teori yang berlaku, maka pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian SEM. Pengujian Hipotesis Hipotesis pertama, nilai nilai x 2 < hitung x 2 (0,087 < 3,8) maka hipotesis tersebut diterima. Variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan Pergantian auditor mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan dengan menggunakan variabel antara kualitas auditor dan independensi auditor sebasar 99%, sedangkan sisanya yaitu 1% dipengaruhi oleh variabel lain diluar Variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan Pergantian auditor. Dari hipotesis kedua ternyata tidak ada variabel yang mempengaruhi independensi auditor pada perusahaan property and real estate, hal ini mungkin disebabkan oleh sifat manajemen yang cenderung akan menggunakan seorang auditor yang bisa diajak kerjasama dalam segala hal, inilah yang menyebakan hilangnya independensi seorang auditor. Masalah masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Peraturan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, tidak diharaukan oleh perusahaan, walaupun ada pergantian itu cenderung hanya bersifat sementara saja. Hasil pengujian antara kepemilikan institusional terhadap indepedensi auditor menunjukkan nilai P = 0.697, yang berarti tidak terdapat pengaruh
10 langsung secara signifikan kepemilikan institusional terhadap indepedensi auditor. Nilai P antara kepemilikan Manajemen terhadap indepedensi auditor sebesar 0,909, maka hipotesis ditolak karena nilai P lebih besar dari 0,05 yang berarti kepemilikan Manajemen tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap independensi auditor. Besarnya probabilitas pengaruh Komisaris Independen terhadap indepedensi auditor sebesar 0,699 yang nilainya jauh lebih besar dari 0,05 hipotesis ditolak yang berarti bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap independensi auditor. Nilai P antara Komite Audit terhadap indepedensi auditor sebesar 0,161, maka hipotesis ditolak karena nilai P lebih besar dari 0,05 yang berarti Komite Audit tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap independensi auditor. besarnya probabilitas pengaruh Pergantian Auditor terhadap indepedensi auditor sebesar 0,212 yang nilainya jauh lebih besar dari 0,05, maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain Pergantian Auditor tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap independensi auditor. Dari hipotesis ketiga yaitu hanya variabel komite audit saja yang mempengaruhi kualitas auditor, besarnya probabilitas pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas auditor sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil 0,05. Tugas komite audit adalah memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik, sehingga komite audit berpengruh secara langsung terhadap kualitas auditor, perusahaan biasanya menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. peran komite audit sangat diperlukan dalam perusahaan agar perusahaan dapat menggunakan jasa auditor yang tepat. Sedangkan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen dan pergantian auditor secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas auditor, ini mengindikasi bahwa peran dari ketiga variabel tersebut dalam hal memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan Publik tidak ada, hanya komite audit saja yang memiliki peran dalam merekomendasikan penggunaan jasa Kantor Akuntansi Publik. Hasil pengujian antara kepemilikan institusional terhadap Kualitas Auditor menunjukkan nilai P = 0.440, yang Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Kualitas
11 Auditor. Nilai P antara kepemilikan Manajemen terhadap kualitas auditor sebesar 0,522, maka hipotesis ditolak karena nilai P lebih besar dari 0,05 yang berarti kepemilikan Manajemen tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kualitas auditor. Besarnya probabilitas pengaruh Komisaris Independen terhadap kualitas auditor sebesar 0,149 yang nilainya lebih besar dari 0,05, maka hipotesis ditolak yang berarti bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kualitas auditor. Nilai P antara Komite Audit terhadap indepedensi auditor sebesar 0,001, maka hipotesis diterima karena nilai P lebih kecil dari 0,05 yang berarti Komite Audit berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kualitas auditor, pada kolom Estimate yaitu sebesar -0,289 yang artinya pengaruhnya tidak searah, adanya komite audit justru akan mengurangi Kualitas audit sebesar 0,289. Besarnya probabilitas pengaruh Pergantian Auditor terhadap kualitas auditor sebesar 0,527 yang nilainya jauh lebih besar dari 0,05, maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain Pergantian Auditor tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kualitas auditor. Hipotesis keempat yaitu hanya variabel komite audit saja yang berpengaruh secara langsung terhadap integritas laporan keuangan, nilai probabilitas 0,001yang lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh langsung secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan, hasil pengujian ini sejalan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM, Keputusan Menteri BUMN, dan Undang-undang BUMN yang menyatakan bahwa pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan, dimana komite audit merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalam tata kelola perusahaan. Sedangkan variabel Kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, pergantian auditor, independensi auditor dan kualitas auditor secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap integritas laporan keuangan, mungkin hal ini disebabkan bahwa variabel-variabel tersebut kurang memperhatikan nilai kebenaran dan kejujuran laporan keuangan. Seperti intitusional, dalam hal kepemilikan sahamnya, institusional lebih memfokuskan pada perolehan laba. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan
12 mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan, hal ini mengakibatkan laporan keuangan tidak memiliki nilai kebenaran dan kejujuran. Keberadaan dan pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan memenuhi ketentuan formal saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang baik di dalam perusahaan. Pengujian kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap Integritas laporan keuangan karena hubungan keduanya tidak signifikan pada P = 0,725 jauh diatas 0,05, dengan demikian hipotesis ditolak atau dengan kata lain kepemilikan institusional tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan, hasil penelitian ini juga sejalan dengan pandangan atau konsep yang mengatakan bahwa institusional adalah pemilik yang lebih memfokuskan pada current earnings (Mas`ud 2003). Hasil pengujian antara kepemilikan manajemen terhadap integritas laporan keuangan menunjukkan nilai P = 0,555, yang berarti Kepemilikan manajemen tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Besarnya probabilitas pengaruh Komisaris Independen terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0,177 yang nilainya lebih besar dari 0,05, maka hipotesis ditolak yang berarti bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan, Sylvia dan Siddharta (2005) menyatakan bahwa keberadaan dan pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang baik di dalam perusahaan. Besarnya probabilitas pengaruh Pergantian Auditor terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0,710 yang nilainya jauh lebih besar dari 0,05, maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain Pergantian Auditor tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadapintegritas laporan keuangan, hasil pengujian ini sejalan dengan agrianti (2009) yang menghasilkan tidak ada pengaruh pergantian auditor dengan integritas laporan keuangan. Besarnya probabilitas pengaruh independensi auditor terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0,125 yang nilainya lebih
13 besar dari 0,05, maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain independensi auditor tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan, temuan penelitian ini mendukung penelitian dari Susiana dan Arleen Herawaty (2007) yang menunjukkan hasil bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Besarnya nilai P pada Kualitas auditor terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0,188 yang nilainya lebih besar dari 0,05, maka Hipotesis ditolak, dengan kata lain kualitas auditor tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan, hasil pengujian ini sejalan dengan agrianti (2009) yang menghasilkan tidak ada pengaruh pergantian auditor dengan integritas laporan keuangan, hasil pengujian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Susiana dan Arleen Herawaty (2007) yang menunjukkan bahwa variabel kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan Dari hipotesis kelima yaitu terdapat hubungan antara kepemilikan institusional dengan kepemilikan manajemen dan hubungan antara kepemilikan manajemen dengan komisaris independen, hal ini disebabkan karena institusional dan manajemen cenderung akan giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri, maka dari itulah sikap yang saling bekerjasama cenderung akan dilakukan oleh keduanya agar laba yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Adanya komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihakpihak lain yang terkait, dimana pemegang saham minoritas dalam perusahaan property and real estate adalah kepemilikan manajemen.terdapat hubungan antara kepemilikan kepemilikan institusional dengan kepemilikan manajemen, besarnya probabilitas pengaruh antara kepemilikan institusional dengan kepemilikan manajemen yang dilambangkan dengan *** yang berarti nilai P sangat kecil berada dibawah nilai estimate yang negatif mengindikasikan bahwa pengaruh kepemilkan institusional dengan kepemilikan manajemen tidak searah. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kecil kepemilikan manajemen. antara variabel komisaris independen dengan
14 kepemilikan manajemen, juga ditemukan pengaruh diantara keduanya, nilai P yang lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima, yaitu terdapat pengaruh secara langsung yang signifikan antara komisaris manajemen dengan kepemilikan manajemen. Sedangkan pada variabel independen yang lain tidak ditemukan saling berpengaruh, Karena nilai P yang lebih besar dari 0,05 Hipotesis keenam yaitu tidak adanya pengaruh tidak langsung dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan pergantian auditor secara parsial ke independensi auditor dan kemudian ke integritas laporan keuangan. Kecenderungan perusahaan yang menggunakan auditor eksternal untuk mengabaikan masa kerja sebuah Kantor Akuntan Publik, pada kenyataannya masih banyak perusahaan property and real estate yang menggunakan menggunakan kantor akuntan public lebih dari masa kerja yang telah sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor:17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Peraturan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama. Karena nilai P yang lebih besar dari 0,05 yang mengakibatkan hipotesis ditolak Hipotesis ketujuh yaitu tidak adanya pengaruh tidak langsung dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan pergantian auditor secara parsial ke kualitas auditor dan kemudian ke integritas laporan keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel kualitas auditor tidak dapat digunakan sebagai variabel antara, karena berdasarkan penelitian ini, kualitas auditor tidak menyebabkan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komisaris independen, komite audit dan pergantian auditor berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Kualitas auditor yang digunakan pada penelitian ini hanya berdasarkan pada pengelompokkan auditor big four dengan non big four, yang dimungkinkan kurang mencerminkan tingkat kualitas auditor eksternal. Karena nilai P yang lebih besar dari 0,05 yang mengakibatkan hipotesis ditolak.
15 Kesimpulan dan Saran Masih banyak faktor-faktor lain yang mampu menjelaskan variabel integritas laporan sehingga perlu dikembangkan dalam penelitian selanjutnya. Sampel yang digunakan terbatas pada perusahaan property and real estate, data yang digunakan data sekunder dan periode amatan hanya lima tahun, dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian diatas, maka saran yang penulis ajukan untuk penelitian selanjutnya agar sampel yang digunakan lebih luas lagi menggunakan data primer, menambah periode penelitian agar sampel lebih representatif lagi. Saran untuk perusahaan berdasarkan penelitian ini adalah disarankan perusahaan bisa lebih aktif lagi dalam peningkatan laporan keuangan, yaitu dengan cara memaksimalkan peran dari para pemegang saham, komite audit, komisaris independen dan seluruh pihak-pihak terkait agar laporan keuangan yang disajikan memiliki nilai kejujuran dan kebenaran. Perusahaanpun disarankan agar lebih peka terhadap pihak-pihak yang tidak bersungguhsungguh menyajikan kebenaran dalam laporan keuangan. DAFTAR PUSTAKA Agrianti, Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Kualitas Auditor, Pergantian Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No.2, Juli Ali Irfan, Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi, Lintasan Ekonomi, Vol. XIX, No.2. Juli Boediono, Gideon SB, Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, Financial Accounting Standard Board Statement of Financial Accounting Concepts No.2 : Qualitative Characteristics of Accounting Information. Stamford Connecticut. Francis, J. R., et all, The market pricing of accruals quality. Journal of Accounting and Economics, 39,
16 Jamaan, Pengaruh mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UNDIP. Semarang. Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-20/PM/2002. Peraturan nomor VIII.A.2. Independensi Akuntan Kieso, Kusindratno dan Sumarta, Studi Mengenai Indikasi Manajemen Laba dalam Laporan Keuangan Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi Unmer, Vol. 9, No. 1: Mayangsari, S, Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, Oktober 2003, pp Mayangsari, Sekar, Bukti Empiris Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap Earnings per Share. Makalah SNA V, Semarang. Melvin dan Arleen, pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Auditor dan Faktor Lainnya terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 1:53-68, April 2010 Norlia Mat Norwani, et all, Coorporate Governance Failure and Its Impact On Financial reporting Within Selected Companies. International Journal of Business and Social Science, Vol. 2, No. 21 : 205. Pancawati, Pengaruh Independensi, Corporate Governance dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan, Kajian Akuntansi, Vol. 2, No. 1 :61-76 Penman, S.H, dan Zhuang, X.J, Accounting Conservatism, the Quality of Earnings, and Stock Returns. The Accounting Review, 77: Scott, R.W, An Empirical Analysis of Coporate Ownership Structure in Turkish Manufacturing. Susiana, Arleen Herawati, Analisis Pengaruh Indepedensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X.
17 Sylvia Veronica N.P. Siregar dan Siddharta Utama, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, Tarjo, Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Widyastuti, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba dan Dampaknya pada Return Saham. Akuntabilitas, Vol.7, No. 1:38-44, September 2007.
BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, sehingga laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan keuangan yang baik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menyajikan secara terstruktur posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas atau perusahaan. Sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan digunakan oleh pihak eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan metode dan prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah perusahaan yang dalam proses pembuatannya laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling 1976 dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling 1976 dalam
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh bukti empiris atas pengaruh variabel independen yang terdiri dari corporate governance, independensi auditor
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR DAN PERGANTIAN AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Januari 2013, Hal. 27-35 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR DAN PERGANTIAN AUDITOR TERHADAP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerima informasi yang mencerminkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi adalah sekumpulan keterangan bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi menghasilkan data dalam bentuk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2011). Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam laporan keuangan menjadi salah satu informasi yang digunakan oleh stakeholder untuk pengambilan keputusan. Hery (2008) menyatakan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisikan catatan informasi perusahaan yang berupa data keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang baru muncul. Hal ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral sebagai sumber penyalahgunaan informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan hasil kegiatan operasional pada satu periode tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai laba rugi yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan Membutuhkan Kajian Teori Sebagai Berikut: 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency Theory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate governance merupakan salah satu topik pembahasan sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi adalah sekumpulan data atau keterangan yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam bentuk yang bermanfaat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa sekarang ini, menjadikan peranan laporan keuangan semakin penting. Laporan keuangan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia yang semakin berkembang dan maju banyak sekali terjadi permasalahan yang melibatkan manipulasi keuangan. Perusahaan perusahaan besar seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian ini adalah purposive sampling sesuai dengan kriteria yang sudah
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pegaruh dari corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di BursaEfek Indinesia (BEI) pada tahun 2008 sampai
Lebih terperinciPENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi sarana manajemen untuk mengkomunikasikan pertanggungjawaban kinerja mereka kepada pihak-pihak berkepentingan. Laporan keuangan disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dimana tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik pihak eksternal (pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan kemudian dilaporkan kepada pihak internal dan eksternal perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Menurut Penman dan Cohen (2003) dalam Wibowo (2009) diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate Governance (CG) telah menjadi topik bahasan utama di bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang dilakukan pihak yang berwenang seperti manajer dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manajemen laba terjadi karena ada campur tangan manajemen di dalam proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (manajer).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan komite audit menjadi perhatian penting dalam menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Komite audit dapat bertindak sebagai penghubung antara manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan bagian terpenting dalam pelaporan keuangan. Laporan keuangan adalah salah satu alat yang dapat digunakan oleh investor untuk melakukan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak pihak yang berkepentingan atau pemakai laporan keuangan. Pihakpihak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan mengenai posisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu manajer dengan pemilik modal dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari sebuah entitas bisnis. Setiap usaha tentu membutuhkan adanya pencatatan atas laporan keuangan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun buku bersangkutan. Seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari
Lebih terperinciPENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dunia usaha berkembang pesat. Seluruh perusahaan saling berpacu bersaing dengan yang lain, mereka berjuang untuk memperebutkan seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dampak krisis ekonomi global yang terus berkelanjutan berdampak pada kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai berimbas pada Indonesia
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama satu periode. Salah satu tujuan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) baru mulai berkembang setelah kejadian The New York Stock Exchange Crush pada tanggal 19 Oktober
Lebih terperinciDESSY APRILIA K Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, KOMISARIS INDEPENDEN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama para manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak pihak karena pada umumnya manajemen laba menyebabkan tampilan informasi laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak luar perusahaan seperti investor, kreditor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemisahan antara pemilik dengan pengelola perusahaan menjadi salah satu sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Setiap perusahaan yang go public dan terdaftar dalam Bursa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas operasional usahanya. Sementara itu terdapat pihak yang memiliki kelebihan dana (investor-kreditor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bagi masyarakat sudah dikenal luas, penggunaannya, istilah yang dipakai, dan untuk sebagaian orang sudah menjadi kebutuhan, baik dalam dunia bisnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam membantu pengguna untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba dan Good Corporate Governance
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam Bab ini akan dibahas lebih jauh mengenai Pengaruh Kualitas Audit dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba dan Good Corporate Governance sebagai Moderating
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda di dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, leverage, manajemen laba
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh corporate governance (kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris, kepemilikan manajerial), ukuran perusahaan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pada dasarnya diharuskan untuk membuat laporan keuangan yang nantinya akan digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informas-informasi dalam laporan keuangan dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitiaan. Bagian 1.1 menjelaskan mengenai latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud transparasi dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasinya, suatu perusahaan secara periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa lalu, saat ini maupun masa depan perusahaan. terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah entitas yang terdiri dari berbagai kepentingan memerlukan pengelolaan yang baik dalam beroperasi dan penyampaian informasi. Informasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaaan yang berhasil dan memiliki kinerja yang baik mengerti bagaimana beradaptasi dengan pasar yang berubah secara kesinambungan. Peningkatan tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di dunia, hal tersebut ditandai dengan perkembangan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai media komunikasi, laporan keuangan harus dapat mempertemukan dua kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa hubungan
Lebih terperinciPENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA PERATAAN LABA
PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA PERATAAN LABA Catherine Octorina Marpaung 1 Ni Made Yeni Latrini 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan mengenai pencatatan transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan mengenai praktik manajemen laba (earnings management)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan mengenai praktik manajemen laba (earnings management) yang dilakukan oleh pihak yang berwenang seperti manajer dan pihak-pihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari analisis data penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak di antara faktor-faktor produksi dan hubungan di antara prinsipal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate
Lebih terperinci