MODUL BOTANI FARMASI ANATOMI DAN MORFOLOGI BUAH DAN BIJI
|
|
- Liana Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL BOTANI FARMASI ANATOMI DAN MORFOLOGI BUAH DAN BIJI Disusun Oleh : Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., Apt. BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2016
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat kepada kami sehingga penyusunan modul kuliah ini dapat diselesaikan sebagai mana mestinya. Modul kuliah ini dimaksudkan sebagai bahan ajar yang akan mendukung kelancaran proses pembelajaran pada Mata Kuliah BOTANI FARMASI pada Fakultas Farmasi Universitas Jember. Materi-materi yang disajikan dalam modul ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai Anatomi dan Morfologi Buah dan Biji yang penting sebagai dasar bagi mata kuliah semester-semester berikutnya. Sebagai sebuah karya keilmiahan, kami berharap semoga modul ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan mempelajarinya. Dan sebagai sebuah karya pula maka kami menyadari bahwa sudah pasti terdapat kekurangan ataupun kejanggalan di berbagai tempat dalam buku ini. Oleh sebab itu, demi kesempurnaannya di masa mendatang, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Jember, Januari 2016 PENYUSUN
3 DAFTAR ISI Hal. Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii 1.1.Anatomi Buah dan Biji Anatomi Buah Anatomi Biji Morfologi Buah dan Biji Morfologi Buah Morfologi Biji Tugas/Diskusi Rangkuman Rujukan Pengayaan Latihan Soal... 40
4 ANATOMI DAN MORFOLOGI BUAH DAN BIJI 1 A. Capaian Pembelajaran (LO) Prodi Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam perancangan, pembuatan dan penjaminan mutu sediaan farmasi bahan alam. B. Capaian Pembelajaran (LO) MK Memahami anatomi dan morfologi buah dan biji dalam rangka mendukung pembuatan sediaan farmasi bahan alam yang berkualitas. C. Kompetensi yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian anatomi dari organ buah suatu tanaman beserta fungsinya. 2. Mahasiswa mampu mengenali dan membedakan tanaman berdasarkan struktur anatomi buah. 3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian morfologi dari organ buah suatu tanaman beserta fungsinya. 4. Mahasiswa mampu mengenali dan membedakan tanaman berdasarkan struktur morfologi buah. 5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian anatomi dari organ biji suatu tanaman beserta fungsinya. 6. Mahasiswa mampu mengenali dan membedakan tanaman berdasarkan struktur anatomi biji. 7. Mahasiswa mampu mendeskripsikan bagian morfologi dari organ biji suatu tanaman beserta fungsinya. 8. Mahasiswa mampu mengenali dan membedakan tanaman berdasarkan struktur morfologi biji.
5 Anatomi Buah dan Biji Anatomi Buah Berdasarkan derajat kekerasan perikarpium (dinding buah) buah dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu buah kering dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging, perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium terdiferensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium dan endokarpium. Endokarpium biasanya keras dan mengandung sel baru. Pada buah kering perikarpium sering mempunyai jaringan sklerenkiniatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak pada waktu masak. Perkembangan buah Secara normal perkembangan buah terjadi setelah pembuahan. Bakal buah meluas ke arah plasenta dan ovarium. Bertambahnya ukuran buah disebabkan oleh adanya 2 proses, yaitu pembelahan sel (yang diawali oleh membesarnya sel, sebelum pembelahan mitosis) dan pembesaran sel selanjutnya. Biasanya awal terjadinya pembesaran sel tergantung pada pembelahan sel, dan dimulai sebelum antesis, kemudian berlanjut sampai buah nyata. Tingkat ini kemudian secara berangsur diganti dengan pembentangan sel, dan diikuti oleh pertumbuhan memanjang. Periode tingkat perkembangan buah berbeda-beda dan diikuti pula oleh pertumbuhan komponen buah seperti
6 3 perikarpium, kulit biji, endosperm dan embrio. Faktor yang mempengaruhi perkembangan buah adalah faktor dalam dan faktor luar. Salah satu faktor dalam adalah perkembangan biji. Struktur buah Apabila bakal buah berkembang menjadi buah, dinding ovarium menjadi perikarpium. Dinding ovarium terdiri dari sel-sel parenkim, jaringan pembuluh dari lapisan epidermis dalam dan luar. Selama pemasakan, perikarpium bertambah jumlah selnya. Jaringan dasar secara relatif tetap homogen dan parenkim terdiferensiasi menjadi parenkim dan jaringan sklerenkim. Perikarpium mungkin terdiferensiasi menjadi 3 bagian yang secara morfologi berbeda yaitu eksokarpium (lapisan terluar), mesokarpium (bagian tengah), dan endokarpium (lapisan terdalam). Kadang-kadang eksokarpium dan endokarpium merupakan epiderinis luar dan epiderinis dalam dinding ovarium. Dinding ovarium menyelubungi ovarium dimana biji dihasilkan. Struktur jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap jenis buah dan terdapat pada perikarpium. Struktur perikarpium menunjukkan variasi yang luas untuk setiap jenis atau tipe buah. Ada 2 macam tipe perikarpium, yaitu parenkimatik, pada buah berdaging dan sklerenkimatik pada buah kering. Pada buah polongan, pada waktu buah masak karpel memisah sepanjang sutur atau kampula yang mengelilingi buah, meninggalkan biji yang melekat pada rusuk dan
7 4 membentuk suatu kerangka di sekitar sekat. Buah pisang (Musa acuminata) mempunyai tipe ovarium inferior, dengan 3 karpel. Ovarium ini kemudian sebagai buah yang mempunyai biji, atau buah tanpa biji (partenokarpi). Buah yang berbiji/partenokarpi mempunyai struktur sama pada awal perkembangan. Akhirnya ovulum pada buah partenokarpi mengalami degenerasi, dan lokulus ditutupi oleh daging buah yang berasal dari perikarp dan sekat. Daging buah kaya akan amilum. Pada varietas yang berbiji, biji yang masak hampir memenuhi lokulus, dan daging buah sangat tipis. Ikatan pembuluh bersama dengan lateks, terselubung dalam jaringan parenkini dinding buah.
8 5 Berbeda dengan buah pisang, buah tomat (Lycopersicon esculentum), mempunyai jumlah karpel yang banyak, janingan berdaging terdiri atas perikarpium, sekat dan plasenta. Jaringan plasenta meluas, memasuki ruang-ruang antara ovulum. Plasenta menutup lokulus, dan terselubung oleh ovulum. Jaringan antara ovulum berisi gelatin pada waktu buah masak. Perubahan warna kulit buah selama pemasakan disebabkan adanya transformasi kloroplas menjadi kromoplas.
9 6
10 Anatomi Biji Setelah pembuahan bakal biji akan berkembang menjadi biji. Integumen berkembang menjadi kulit biji atau testa, sel telur yang dibuahi (zigot) berkembang menjadi embrio, dan sel endosperm primer akan membelah secara mitosis menghasilkan endosperm. Bentuk, ukuran, warna, struktur dan permukaan biji sangat bervariasi. Struktur biji Kulit biji Merupakan bagian terluar biji. Pada Angiospermae bakal biji mempunyai satu atau dua integumen. Pada umumnya semua bagian yang menyusun integumen berperan dalam pembentukan kulit biji. Sering pada biji tertentu jaringan integumen mengalami kerusakan karena adanya perkembangan jaringan lain pada biji, sehingga kulit biji berasal dari bagian yang tersisa di dalam integumen. Gossypium sp. mempunyai ovulum yang biteginik, dan ke dua integumen berperan dalam pembentukan kulit biji. Perubahan-perubahan histologis tampak jelas 6 hari setelah pembuahan. Struktur anatomi kulit biji sangat bervariasi untuk setiap jenis tumbuhan. Sel-sel parenkim pada integumen mengalami diferensiasi menjadi aerenkim sel-sel cadangan makanan, selsel tanin, sel kristal, sel gabus, sel sklerenkim, dan lain- lain. Mengenai susunan kulit biji pada umumnya adalah:
11 8 1. di sebelah luar terdapat epidermis, atau sering tanpa epidermis; 2. di sebelah dalam lapisan epidermis adalah jaringan yang sel-selnya berdinding tebal, mempunyai ukuràn yang panjang, tersusun seperti jaringan tiang pada daun, disebut jaringan palisaden atau dikenal sebagai makrosklereida; 3. di sebelah dalam lapisan ini mungkin masih dijumpai adanya jaringan yang sel- selnya berdinding tebal disebut jaringan osteoskiereida; 4. selanjutnya di jumpai sel-sel parenkim, sel-sel kristal atau sel-sel yang mengandung pigmen. Pada permukaan kulit biji, pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron skaning menunjukkan adanya ornamentasi pada kulit biji yang bermacammacam bentuknya. Tergantung pada ada atau tidaknya endosperm pada biji, maka dibedakan 2 tipe yaitu: 1. Endospermus (albuminus) Pada biji dijumpai adanya endosperm. Misalnya pada : Zea mays, Ricinus communis, dll. 2. Non endospermus (eks-albuminus) Pada biji tidak dijumpai adanya endosperm. Misalnya pada : Areca catechu, Piper nigrum, Glycine max, Cucurbita, dll. Pada biji yang masak sering masih dijumpai adanya
12 9 arilus atau karunkula arilus (salut biji) dijumpai pada Punica granatum dan Nephelium, sedang karunkula pada biji Ricinus communis. Gambar 1. Struktur umum kulit biji beberapa spesies tumbuhan Angiospermae. Keterangan: A. Gymnocladus diolea; B. Viola tricolor; C. Phaseolus multifiorus; (lapisan dalam yang berbatu hanya tampak 1/5 bagian); D. Magnolia macrophylla; E. Plantago lanceolata; F. Lepidium sativum; G. Vaccinium corrymbosum (epidermis dengan sel yang besar, lapisan dalam
13 10 berlendir); H. Maluspuinila; c. dikotiledon; e. endosperm; i. Integumen dalam; 11. Jaringan palisade; n. nuselus; o. integumen luar (Eames & MacDaniels, 1953). Gambar 2. Perkembangan kulit biji pada Gossypium sp. Keterangan: Penampang bujur ovulum. Ovulum mempunyai 2 integumen; B. Struktur anatomi integumen luar dan dalam; C-D. Integumen dalam dan luar dari ovulum pada saat 2-3 hari dan 5-6 hari setelah pembuahan. Setelah terjadi pembuahan semua jaringan yang menyusun integumen mengadakan diferensiasi, dan natinya menyusun kulit biji; E. Kulit biji (15 hari setelah
14 11 pembuahan); F. Kulit biji dewasa; G-H. Trikoma (rambut) yang biasanya terdapat pada permukaan kulit biji merupakan derivat epidermis integumen luar. Gambar 3. Diagram struktur anatomi biji. Keterangan: A. Biji Zea mays; B. Biji Glycine max; C. Biji Piper nigrum seluruh biji ditempati perisperm. Perisperm lebih berkembang daripada endospem.
15 12 Integumen Suatu ovulum kebanyakan mempunyal satu atau dua integumen. Ovulum dengan satu intigumen disebut unitegmik, dan yang mempunyai dua intigumen tersebut bitegmik. Pada tumbuhan Sympetalae umumnya menunjukkan keadaan unitegmik, sedang pada Polypetalae dan monokotil adalah bitegmik. Pada beberapa anggota Olacaceae menurut Davis (1966), ovulum tidak berintegumen dan disebut ateginik. Ovulum pada umumnya berasal dari jaringan plasenta di dalam ovarium, sedang integumen berasal dari bagian basal primordium ovulum. Keadaan unitegmik mungkin disebabkan karena hilangnya salah satu integumen, seperti pada Cyilnus. Pada beberapa dijumpai adanya integumen ketiga atau arilus, Pada Ulmus dilaporkan, bahwa integumen ketiga berasal dari pembelahan integumen luar, tetapi struktur tersebut dapat pula berasal dari pangkal ovulum. Pada anggota Euphorbiaceae dikenal adanya karunkula yang berasal dari poliferasi sel-sel integumen di daerah mikrofil. Kadang-kadang poliferasi ini sangat kuat dan karunkula ini masih dapat dilihat sampai biji masak. Misalnya pada biji Ricinus communis. Mikropil Mikropil dapat dibentuk oleh integumen luar dan atau integumen dalam. Mikropil yang dibentuk oleh integumen
16 13 dalam seperti pada Centrospermales dan Plumbagmales, oleh integumen luar dan dalam, seperti pada suku Pontederiaceae. Jarang sekali Mikropil dibentuk oleh integumen luar misalnya pada suku Podostemaceae. Rhamnaceae, dan Euphorbiaceae. Lubang mikropil yang dibentuk oleh integumen luar disebut eksostoma, sedang yang dibentuk oleh integumen dalam disebut endostoma. Tapetum integumen (endotelium) Pada beberapa tumbuhan, nuselus segera mengalami disorganisasi dan kantong embrio langsung mengadakan kontak dengan lapisan integumen yang semula berbatasan dengan nuselus. Lapisan yang semula berbatasan dengan nuselus itu terdiferensiasi menjadi lapisan yang khusus, baik bentuk maupun kandungan selnya. Sel-selnya memanjang ke arah radial, kadang-kadang menjadi binuldeat (mengandung dua inti). Sel-sel ini mempunyai persamaan dengan sel-sel tapetum pada antera, oleh karena itu disebut tapetum integumen (endotelium). Endotelium berfungsi nutritif, membantu transport bahan makanan dan integumen menuju ke kantong embrio. Pada waktu embrio dewasa permukaan dalam dan lapisan endotelium mengalami kutinisasi dan lapisan tersebut berubah menjadi lapisan pelindung. Endotelium merupakan lapisan tunggal, dijumpai pada beberapa taksa yang mempunyai tipe intigumen unitegmik,
17 14 seperti Compositae, Lentibulariaceae dan Orobanchaceae. Pada Compositae endotelium lebih dari satu lapis sel yaitu 2-10 lapisan seperti pada bunga matahari. Hipostase dan Epistase Hipostase adalah sekelompok sel yang terdapat di bawah kantong embrio di bagian khalaza, berhadapan dengan jaringan pengangkut yang ada di funikulus. Merupakan derivat sel-sel nuselus di bawah kantong embrio. Hipostase mempunyai dinding yang tebal dan dingin, sedikit sitoplasma. Jaringan inti terdapat pada beberapa suku, antara lain Crossosomataceae clan Umbelliferae. Kadang-kadang hipostase terbentuk setelah pembuahan. Epistase merupakan jaringan yang letaknya di daerah mikropil, dan dibentuk oleh sel-sel epidermis nuselus. Strukturnya seperti kaliptra pada akar, oleh karena itu sering disebut tudung nuselus (operkulum), misalnya pada Castalia dan Costus. Obturator Obturator adalah jaringan yang merupakan poliferasi sel-sel funikulus atau plasenta. Yang berasal dari funikulus misalnya pada famili Acanthaceae, Anacardiaceae, Labiatae dan Magnoliaceae. Jaringan ini berfungsi untuk membantu pembuahan yaitu memandu buluh pollen menuju mikropil. Sel-selnya mengalami degenerasi setelah terjadinya pembuahan. Pada Tetragonia tetragonioides obturator
18 15 mempunyai struktur seperti trikomata (rambut-rambut) berasal dan epidermis kedua sisi funikulus yang letaknya berhadapan dengan mikropil. Obturator yang berasal dari sel-sel plasenta misalnya pada suku Euphorbiaceae dan Cuscutaceae. Gambar 4. Struktur tambahan pada Ovulum. Keterangan: I. Obturator pada Tetragonia tetragonoider; A, B. Mikropil; II. Endotelium pada Asteraceae: D. Volutacella ramose; E. Glossocardia bosvallia; III. Integumen ketiga pada Trianthema monogyna. Nuselus Nuselus merupakan dinding megasporangium. Setiap
19 16 ovulum hanya mempunyai satu nuselus. Yang mempunyai dua nuselus antara lain adalah Aegle marmelos dan Hydrocleis nymphoides. Pada awal terbentuknya calon ovulum, nuselus terbentuk lebih dulu, terdiri atas sel-sel yang homogen diselubungi oleh epidermis. Di bawah lapisan epidermis nuselus terdapat sekelompok sel-sel arkesporium. Pada Sympetalae, sel-sel arkesponum berfungsi langsung sebagai sel induk megaspora (sel sporogen), sehingga sel sporogen adalah sel hipodermal (hipo = bawah; dermal = epidermis). Berdasarkan asal sel-sel sporogen (sel induk megaspora) maka nuselus dibedakan menjadi dua tipe yaitu: 1. tenumuselat Sel sporogen (sel induk megaspora) adalah sel hipodermal, sehingga sel sporogen berbatasan langsung dengan epidermis nuselus. 2. krasmuselat Antara sel-sel sporogen dengan epidermis nuselus dipisahkan oleh lapisan sel parietal primer.
20 17 Gambar 5. Perkembangan ovulum tipe tenuinuselat dan tipe krassinuselat. Keterangan: I. Megasporogenesis pada ovulum Elytraria acaulis tipe tenumuselat; II. Megasporogenesis pada ovulum Myriophyllum intermedium tipe krassinuselat. Sel induk megaspora membelah meiosis menghasilkan tetrad linier (Gambar I dan II: C-D); im. sel induk megaspora (sel sporogen); sp. sel parietal; en. epidermis nuselus. Endosperm Pada umumnya endosperm merupakan hasil pembelahan sel endosperm primer secara mitosis berkali-kali, dan berfungsi memberi makan embrio yang sedang berkembang. Tidak semua golongan tumbuhan mempunyai endosperm. Tumbuhan yang tidak mempunyai endosperm adalah suku Orchidaceae, Podostemaceae dan Trapaceae.
21 18 Derajat ploidi (jumlah kromosom) endosperm bervariasi tergantung pada jumlah inti megaspora yang berfungsi pada pembentukan gametofit betina. Endosperm pada kebanyakan tumbuhan mempunyai derajat ploidi 3 (tripolid). Ploidi pada endosperm haustonum pada Thesium alpinum lebih dari 384 n. Yang mempunyai ploidi sangat tinggi adalah endosperm Arum maculatum, yaitu n. Terjadinya poliploidisasi pada endosperm disebabkan karena penistiwa endomitosis dan fusi inti di dalam sel- sel endosperm (Kapoor, dalam Bhojwarn dan Bhatnagar, 1978). Sel-sel endosperm biasanya berbentuk isodiametris, di dalamnya terdapat butir-butir amilum, lemak, protein, atau butir-butir aleuron. Pada serealia, beberapa lapisan endosperm yang terluar menjadi terspesialisasi baik secara morfologi maupun fisiologi, dan menyusun suatu jaringan aleuron. Pada gandum jaringan aleuron terdiri atas 3-4 lapis sel. Pada waktu biji masak, lapisan aleuron masih tetap hidup, dan bagian sel yang mengandung amilum (endosperm) dikelilingi oleh lapisan aleuron. Sel- sel aleuron mempunyai dinding tebal, inti besar dan sitoplasma tidak bervakuola. Pada dikotil aleuron tidak merupakan lapisan, tetapi merupakan butir-butir yang terdapat di dalam sel endosperm. Misalnya pada Ricinus communis, Viccia faba dan lain-lain. Apabila di dalam biji tidak dijumpai adanya endosperm, fungsi nutritif bagi embrio yang sedang berkembang diambil alih oleh jaringan yang ada di dalam ovulum. Pada suku
22 19 tertentu, antara lain Amaranthaceae, Cannaceae, Piperaceae dan Cappatidaceae, jaringan nuselus dapat berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Jaringan nuselus ini disebut perisperm. Pada Piper nigrum jaringan nuselus di bawah kantong embrio membelah, dan aktivitas pembelahannya terus bertambah. Sel-sel tersebut adalah perisperm. Perisperm dan epidermis nuselus banyak mengandung amilum, sedang endospermnya sendiri yang terdapat di sekitar embrio sangat mereduksi bila dibanding perisperm. Jumlah amilum terus bertambah mulai dan khalaza sampai ke bagian mikrofil, sehingga 90% bagian dan biji Piper nigrum ini ditempati oleh perisperm. Pada biji Myristica fragans (pala), endosperm dan perisperm berkembang sama kuat. Pada Cyanastrum, endosperm dan sebagian besar nuselus tidak kelihatan selama perkembangan biji. Tetapi selsel nuselus yang ada di bagian khalaza, tepat di atas janingan vaskular aktif mengadakan pembelahan membentuk jaringan yang disebut khalasosperm. Sel-sel jaringan ini penuh dengan lemak dan amilum, berfungsi sebagai pengganti endosperm. Berdasarkan perkembangannya, endosperm dibedakan menjadi 3 tipe yaitu: 1. nuklear Pada tipe ini pembelahan inti endosperm primer (secara mitosis) yang pertama serta pembelahan selanjutnya tidak diikuti oleh pembentukan dinding sekat, sehingga terjadi inti bebas.
23 20 2. seluler Pembelahan pertama dan pembelahan selanjutnya inti endosperm primer diikuti oleh pembentukan dinding sekat. Di sini kantong embrio terbagi dalam ruangan-ruangan, walaupun di antaranya ada yang mengandung lebih dari satu inti. Misalnya pada Peperomia. 3. helobial. Tipe ini intermediar antara tipe pertama dan tipe kedua. Misalnya pada Helobiae, Zea mays atau Oryza sativa. Pada beberapa famili, endosperm di bagian khalaza sering mengalami perubahan menjadi haustorium.
24 21 Gambar 6. Endosperm tipe helobial pada Asphodelus temafolius. Keterangan: A-B. 2 sel endosperm, 1 sel yang besar adalah ruang mikrofil, yang kecil ruang khalaza; C-D. Pada ruang mikrofil terdapat banyak inti, sedang di bagian khalaza terdapat 4 inti, zigot belum membelah; pembelahan inti tidak diikuti oleh pembentukan dinding; A. Terjadi selulerisasi di bagian penfer niang mikrofil, sedang di ruang khalaza tetap terjadi periode inti bebas; B. Perbesaran gambar E di bagian khalaza.
25 22 Gambar 7. Endosperm tipe nuklear pada Acalypha indica. Keterangan: A. Kantong embno setelah pembuahari, inti primer dan zigot belum membelah; B-C. Pembelahan inti endosperm, menunjukkan periode inti bebas (tanpa dinding sekat); D. Inti endosperm telah pindah ke bagian tepi kantong embrio; E. Terjadi selulerisasi pada akhir perkembangan. Pembentukan dinding sekat biasanya terjadi secara sentnpetal (dan bagian tepi ke bagian tengah); F. Endosperm mengalami selulerisasi secara sempuma, dan embrio berkembang menjadi stadium jantung. Perkembangan endosperm pada Loranthaceae adalah unik. Tumbuhan ini ovulumnya tidak mempunyai integumen
26 23 (ateginik), sehingga kandung lembaga terdapat di dalam ovarium, dan hubungan antara ovulum satu dengan lainnya adalah parenkim penghubung. Pada perkembangannya endosperm di dalam kandung lembaga mengadakan fusi, membentuk endosperm majemuk. Gambar 8. Endosperm majemuk pada Tolypanthus involucratus. Keterangan: A. penampang lintang ovarium dengan 4 kelompok endosperm; B. Endosperm masing-masing kelompok berfusi, menjadi satu membentuk struktur majemuk. Pada endosperm yang telah dewasa kadang terjadi keadaan yang menyinipang, dimana sel-sel endosperm mengadakan aktivitas pertumbuhan ke arah luar atau dalam yang tidak teratur. Atau kemungkinan kulit biji yang mengadakan pertumbuhan tidak teratur, sehingga menyebabkan perubahari struktur endosperm. Keadaan ini yang menyebabkan endosperm dikatakan bertipe ruminat. Misalnya pada pala Myristica fragrans.
27 24 Gambar 9. Endosperm ruminat pada biji. Keterangan: A. permukaan biji tampak berlekuk-lekuk; B. potongan melintang biji, perhatikan struktur endosperm. Embrio Telur yang telah dibuahi disebut zigot, dan ini merupakan sel tunggal yang bersifat diploid. Polaritas embno pada Angiospermae adalah endoskopik, yaltu berlawanan dengan mikrofil. Pembelahan zigot yang pertama kali pada kebanyakan Angiospermae dengan dinding melintang, sehingga menghasilkan proembrio 2 sel. Dan proembrio 2 sel ini; sel a (ca), sel bagian atas disebut terminal (sel apikal) merupakan sel yang jauh dan mikrofil; sel b (cb), sel bagian bawah disebut sel basal, adalah sel yang letaknya dekat dengan mikrofil. Selain dengan dinding melintang, pembelahan zigot dengan dinding tegak lurus pada suku Loranthaceae atau miring (Triticum sp.). Pembelahan dengan dinding miring jarang. Variasi pola perkembangan embrio pada awal embriogeni
28 25 merupakan hal umum pada tumbuhan monokotil maupun dikotil. Dan stadium 2 sel sampai stadium diferensiasi biasanya disebut proembrio. Suspensor Merupakan bagian embrio yang letaknya berdekatan dengan ujung radikula. Perkecambahan suspensor mencapai maksimum pada saat embrio mencapai stadium bulat (globular). Pada biji yang masak sisa-sisa suspensor menunjukkan variasi dalam bentuk, ukuran serta sel yang menyusunnya. Variasi ini biasanya berhubungan dengan fungsi nutritif bagi embrio. Pada tumbuhan yang tidak mempunyai endospenn, suspensor bersifat haustorium. Dikatakan pula selain membantu memberi makan, suspensor merupakan akar embrionik yang bersifat sementara. Struktur embrio Setelah pembuahan zigot membelah berkali-kali menjadi embrio. Embrio ini mempunyai potensi untuk membentuk tanaman yang sempurna. Embrio mempunyai poros embrional. Poros (sumbu) embrional pada dikotil menyebabkan terjadinya dua kutub, yaitu kutub yang ada di bagian atas yaitu epikotil dan yang ada dibagian bawah hipokotil. Epikotil akhirnya menjadi pucuk embnônik (plumula), dan hipokotil akan menghasilkan batang sedang pada bagian bawah hipokotil akan menghasilkan calon akar.
29 26 Pada umumnya embrio dikotil dan monokotil mempunyai persamaan perkembangan sampai stadium 8 sel, yaitu stadium bulat. Embrio pada monokotil bentuknya silindris karena mempunyai satu kotiledon, sedang pada dikotil mungkin biobus (2 lobi) karena mempunyai dua kotiledon. Kotiledon pada dikotil muncul sebagai dua tonjolan meristematik pada ujung apikal embrio. Tonjolan ini disebabkan adanya perluasan ujung apikal embrio ke arah lateral. Karena adanya dua kotiledon ini maka embrio terbelah secara bilateral simetris. Bagian apeks yang terdapat pada lekukkan di antara dua kotiledon menyusun suatu meristem apikal (shoot). Diferensiasi kutub atas sudah ditentukan mulai dari awal, jauh sebelum embrio mencapai ukuran yang maksimum. Meristem yang ada di kutub atas adalah protoderm, prokambium dan meristem dasar. Sedang diferensiasi kutub bawah meliputi organisasi meristem ujung akar dan tudung akar (root). Meristem ujung akar ini mirip sekali dengan titik tumbuh ujung batang, dalam hubungannya dengan pembentukan jaringan- jaringan primier. Embrio pada monokotil berbeda dengan dikotil, karena selain jumlah kotiledon, juga berbeda dalam struktur. Kotiledon pada monokotil dinamakan skutelum. Pada potongan membujur embrio dapat dilihat adanya sumbu embrional. Sumbu embrional bagian bawah dan skutelum
30 27 adalah radikula (calon akar) yang menghasilkan meristem ujung akan dan tudung akar. Radikula dan tuding akar diselubungi oleh selaput pelindung yang disebut koleonza. Epikotil menyusun tunas apeks dengan primordium daun. Epikotil bersama primordium daun diselubungi oleh koleoptil. Disisi lateral koleoriza membentuk tonjolan kecil ke arah luar, dan tonjolan ini disebut epiblas. Pada beberapa tumbuhan yang endospermnya tidak berkembang, embrio berfungsi sebagai penyinipan makanan cadangan sehingga embrio menjadi tebal. Misalnya pada tumbuhan Leguminosae. Sedang pada biji yang endsopermnya berkembang embrio sangat tipis.
31 28
32 29
33 e. endosperm; en. Endotelium; ep. epiblas; k. kotiledon; kh. koleoriza; ko. Koleoptil; la. Lapisan aleuron; m. meristem apikal; n. nuselus ; p. prokambium; r. radikula; s. skutelum; t. tunas pucuk. 30
34 31 Poliembrioni Poliembrioni adalah terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Orang yang melaporkan pertama kali, terjadinya poliembrioni adalah Antom van Leeuwenhoek pada tahun 1719, pada biji jeruk. Poliembrioni pada Angiospermae kemungkinan terjadi karena: 1. pembelahan embrio yang sudah ada (Cleavage proembryo). 2. embrio berasal dari sel-sel dalam kandung lembaga selain sel telur yang dibuahi. 3. terbentuknya kandung lembaga yang banyak, dalam satu ovulum. 4. aktivitas sel-sel sporofilik (sel-sel sama) pada ovulum. Cleavage polyembryony pada Angiospermae dijumpai pada anggrek, seperti Eulophia epidendraea. Poliembrioni juga dapat berasal dari sel-sel dalam kandung lembaga selain sel telur yang dibuahi, misalnya dari sel antipoda. Klasifikasi poliembrioni ada 2, yaitu spontan dan induksi. Ernst (1901; 1910) membedakan poliembrioni spontan menjadi: 1. Poliembrioni sejati
35 32 Dua atau lebih embrio terdapat dalam satu kantong lembaga. 2. Poliembrioni palsu Embrio terdapat dalam kantong embrio, pada satu ovulum (Fragaria) atau plasenta (Loranthaceae). Gambar 10. Poliembrioni pada Eulophia epidendraea; Keterangan: A. zigot membentuk kelompok sel, 3 diantaranya membelah membentuk embrio yang bebas; B-C. embrio yang terbentuk tumbuh tunas (cabang) pada bagian sisi embrio dan masing-masing cabang akan tumbuh menjadi embrio Morfologi Buah dan Biji Morfologi Buah Buah yang mengalami penyerbukan akan diikuti oleh pembuahan, sehingga akan merangsang pembentukan embrio dan biji. Bersama dengan itu bunga mengalami perubahan yang menyebabkan pembentukan buah. Perhiasan bunga serta benang
36 33 sari biasanya layu lalu gugur dan kemudian tangkai putik mengering kecuali pada beberapa spesies tumbuhan. Buah dapat berkembang tanpa pembuahan dan perkembangan biji. Peristiwa tersebut dikenal sebagai partenokarpi. Hal ini sering terjadi pada spesies yang buahnya berbiji banyak, misalnya pisang, semangka, nenas, dan tomat. Partenokarpi dapat terjadi tanpa penyerbukan atau hanya memerlukan rangsangan proses penyerbukan. Buah yang berkembang hanya dari bakal buah dinamakan buah sejati. Tetapi jika bagian lain selain bakal buah juga ada bagian tambahan lain yang berasal dari sekitar bakal buah maka disebut buah semu. Bagian bunga yang dapat berkembang dan ikut menyusun buah antara lain: (1) daun pelindung, misalnya klobot tanaman jagung, (2) daun kelopak, misalnya tanaman terong, (3) tangkai putik, misal pada buah jagung, (4) kepala putik, misalnya buah manggis, (5) tangkai bunga, misalnya jambu monyet, (6) perhiasan bunga, misalnya nangka, (7) dasar bunga, misalnya tanaman elo. Pada perkembangannya dinding buah sering menebal, bahkan berdaging. Dalam hal ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu : 1. Eksokarp (epikarp) yaitu bagian luar yang lebih keras dan bersifat seperti jangat
37 34 2. Mesokarp yaitu lapisan bagian tengah yang terdiri dari jaringan renggang, berdaging, atau berserat dan merupakan bagian terlebar 3. Endokarp yaitu lapisan paling dalam dan paling tipis Jika tidak dapat dibedakan, dinding buah disebut perikarp. Di dalam buah dapat ditemukan biji yang melekat pada plasenta. Jaringan yang menghubungkan antara plasenta dan biji disebut funikulus. Menurut perkembangan bakal buah dikenal : 1. Buah tunggal, yaitu hasil perkembangan dari satu atau lebih daun buah (karpel), dapat berasal dari bunga tunggal atau bunga majemuk 2. Buah majemuk, yaitu buah yang didapat dari perkembangan suatu perbungaan (bunga majemuk) secara bersama. 3. Buah ganda (agregat), yaitu buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp. Setiap daun buah mempertahankan diri hingga buah masak, misalnya pada cempaka (Michelia champaka) Berdasarkan hal tersebut, buah dapat dikelompokkan lagi menjadi : 1. Buah Sejati Buah sejati tunggal, misalnya buah alpukat (Persea americana), pepaya (Carica papaya), durian (Durio zibentinus)
38 35 Buah sejati ganda, misalnya buah cempaka (Michelia champaka) Buah sejati majemuk, misalnya buah Ficus (Ficus sp). 2. Buah Semu Buah semu tunggal, misalnya buah jambu monyet (Anacardium occidentale) Buah semu ganda, misalnya buah arbei (Fragraria ananasa) Buah semu majemuk, misalnya buah nangka (Arthrocarpus heterophila) Morfologi Biji Biji memiliki bagian-bagian: 1. Kulit biji (spermodermis) Berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) kulit biji terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (testa) keras dan lapisan dalam (tegmen) sebagai kulit ari. Pada tumbuhan berbiji telanjang umumnya tersusun dari kulit luar (sarcotesta), kulit tengah (scierotesta), dan kulit dalam (endotesta). Alat tambahan pada kulit biji dapat berupa: (1) sayap (alae), adalah alat tambahan pada kulit luar, umumnya digunakan untuk pemencaran biji, (2) bulu (coma), berasal dari sel kulit biji bagian terluar, menjadi rambut atau bulu halus, umumnya berguna untuk pemencaran,
39 36 (3) salut biji (arillus), merupakan pertumbuhan tali pusar atau penggantung biji (funiculus), (4) salut biji semu (ariflodium), berasal dan pertumbuhan bagian liang bakal biji (microphyle), (5) pusar biji (hilus), bekas pelekatan dengan tali pusar, dengan warna dan kekasaran yang berbeda, (6) liang biji (microphyle), (7) tulang biji (raphe), terusan tali pusar pada biji. 2. Tali pusar (foenikulus) Tali pusar sering disebut sebagai penggantung biji, dapat memiliki bentuk yang bervariasi, bila biji telah tua maka tali pusar umumnya mengering dan lepas. 3. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) Inti biji terdiri atas lembaga (embrio) dan putih lembaga (albumen) yang berisikan cadangan makanan, untuk pertumbuhan kecambah, sebelum memiliki kemampuan mencari makan sendiri. Lembaga (Embrio) Pada tumbuhan berbiji lembaga memperlihatkan tiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu : (1) Akar lembaga atau calon akar (radicula) bagian ini tumbuh hipokotil (hypocotyhe), di ujungnya akan tumbuh akar primer (radix primarius), yang pada tumbuhan Dicotyledoneae membentuk sistem akar
40 37 tunggang. Pada Monocotyledoneae akar primer mereduksi sehingga terbentuk sistem akar serabut. (2) Daun lembaga (cotyledon), merupakan daun pertama, pada Dicotyledoneae berjumlah dua (keping dua), pada Monocotyledoneae berjumlah satu (keping satu). (3) Batang lembaga (caulicula), merupakan cikal bakalnya batang yang memiliki ruas (internodes) dan buku (node), dapat dibedakan antara ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum) dan ruas di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum). Gambar 11. Skema lembaga pada biji tumbuhan; a. biji kacang (Dicoyledoneae), b. biji jagung (Monocotyledoneae). 1.3.Tugas/Diskusi Buatlah makalah tentang contoh perbedaan buah sejati dan buah semu. Gunakan setidaknya 2 artikel dari buku teks, jurnal
41 ilmiah terakreditasi atau jurnal ilmiah internasional untuk menyusun makalah anda Rangkuman Berdasarkan derajat kekerasan perikarpium, buah dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu buah kering dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging, perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium terdiferensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium dan endokarpium. Menurut perkembangan bakal buah, buah dibagi menjadi buah tunggal, buah majemuk, dan buah ganda. Secara normal perkembangan buah dan biji terjadi setelah pembuahan. Integumen berkembang menjadi kulit biji atau testa, sel telur yang dibuahi (zigot) berkembang menjadi embrio, dan sel endosperm primer akan membelah secara mitosis menghasilkan endosperm. 1.5.Rujukan Pengayaan Arnett, RH., and Barungart DC., An Introduction to Plant Biology. 3 rd edition. The CV. Saint Louis: Mosby Company. Bell, AD., Plant Form. Oxford: Oxford University Press. Bold, HC., Alexopoulus, CJ., and Delevoryas, T., Morphology of Plant and Fungi. 5 th edition. New York: Harper dan Row Publisher. De Vogel, EF., Manual of Herbarium Taxonomy: Theory and Practice. United Nation Educational, Scientific dan Cultural
42 39 Organization. Jakarta: Regional Office for Science and Technology. Gifford, EM., and Foster, AS., Morphology and Evolution of Vascular Plants. 3 rd edition. New York: W.H. Freeman and Company. Halle, F., and Oldeman, RAA., An Essay on the Architecture and Dynamics of Growth of Tropical Trees. Kuala Lumpur: University Malaya. Hartman, HT., and Kester, DE., Plant Propagation: Principles and Pracitce. 4 th edition. New York: Prentice-Hall Inc. Lyndon, RF., Plant Development: the Celular Basis. London: Unwin Hyman Ltd. Radford, AE., Fundamentals of Plant Systematics. Harper International Edition. New York: Harper & Row Publishers Inc. Schulz, V., Hansel, R., Tyler, VE., Rational Phytotherapy: a physician s guide to herbal medicine. 3 rd edition. Berlin: Springer. Sinnott E.W. and K.S. Wilson Botany: Principle and Problems. 5 th edition. New York: McGraw-Hill Book Company Inc. Sinnott E.W Plant Morphogenesis. New York: McGraw- Hill Book Company Inc.
43 40 Steeves T.A. and I.M. Sussex Patern in Plant Development. 2 nd edition. Cambridge: Cambridge University Press. Tjitrosoepomo, G., Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Undang Ahmad Dasuki Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas. Bandung: ITB. Weier, TE., Stocking CR., and Barbour MG., Botany: An Introduction to Plant Biology. 5 th edition. New York: John Wiley and Sons Latihan Soal Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jelas! 1. Jelaskan struktur anatomi dari buah dan asal perkembangannya! 2. Apa yang dimaksud dengan buah sejati dan buah majemuk? 3. Jelaskan perbedaan antara buah tunggal dan buah ganda! 4. Apa perbedaan morfologi antara biji dikotil dan monokotil? 5. Jelaskan macam-macam alat tambahan yang terdapat pada kulit biji disertai contoh tanamannnya!
POKOK BAHASAN 12. BIJI DAN EMBRIO
POKOK BAHASAN 12. BIJI DAN EMBRIO Setelah pembuahan, bakal biji berkembang menjadi biji. Integumen berkembang menjadi kulit biji atau testa. Sel telur yang dibuahi atau zigot berkembang menjadi embrio,
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN XIII. EMBRIOGENESIS DAN STRUKTUR BIJI
POKOK BAHASAN XIII. EMBRIOGENESIS DAN STRUKTUR BIJI Embrio Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot, dan ini merupakan sel tunggal yang bersifat diploid. Polaritas embrio path Angiospermae adalah endoskopik,
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN XII. POLLINASI, PEMBUAHAN DAN PERKEMBANGAN ENDOSPERM
POKOK BAHASAN XII. POLLINASI, PEMBUAHAN DAN PERKEMBANGAN ENDOSPERM Pollinasi (penyerbukan) Pembuahan meliputi fusi gamet jantan dengan gamet betina. Pada Angiospermae gametofit betina terletak jauh di
Lebih terperinciStruktur Anatomi Biji
Struktur Anatomi Biji BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan
Lebih terperinciORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5
ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan
Lebih terperinciPROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE
PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN 8. BUNGA
POKOK BAHASAN 8. BUNGA Struktur bunga serta bagian- bagian bunga Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Bunga dikatakan lengkap apabila mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN XIV. POLIEMBRIONI, APOMIKSIS DAN EMBRIOLOGI EKSPERIMENTAL
POKOK BAHASAN XIV. POLIEMBRIONI, APOMIKSIS DAN EMBRIOLOGI EKSPERIMENTAL Poliembrioni Poliembrioni adalah terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Orang yang melaporkan pertama kali, terjadinya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH ACARA 1 STRUKTUR BUAH
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH ACARA 1 STRUKTUR BUAH NAMA NPM :Siska Anggraeny : E1J012034 Shift : Selasa (10:00-11:00) LABORATORIUM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR
POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR 8.1 Struktur Umum Akar Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA
POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA Gymnospermae termasuk tumbuhan berbiji. Berdasarkan pada jaringan yang melindungi bakal biji (ovulum) dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciDUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24
DUNIA TUMBUHAN CIRI-CIRI TUMBUHAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN A.TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH B.TUMBUHAN BERPEMBULUH B.1.TIDAK BERBIJI B.2.BERBIJI B.2.1.GYMNOSPERMAE B.2.2.ANGIOSPERMAE Plant 1. 1/24 CIRI-CIRI
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (AKAR, BATANG, DAUN, BUNGA, BUAH, DAN BIJI) I. A K A R Berdasarkan asalnya, akar ada 2 macam : 1. Akar Primer : Akar pertama yang tumbuh dari lembaga yang terkandung
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN
Lebih terperinciPokok Bahasan. Tambahan
Kecambah Pokok Bahasan 1. Kecambah 2. Komponen Kecambah 3. Perkecambahan Tambahan 1. Nilai Pembelajaran Kecambah Dalam Kecambah kehidupan adalah tumbuhan sehari-hari (sporofit) istilah kecambah muda sering
Lebih terperinciBab. Peta Konsep. Gambar 6.1 Tumbuhan di taman. Jaringan meristem. Jaringan pada tumbuhan. Jaringan dewasa. terdiri dari. menyusun.
Bab 6 Struktur Tumbuhan Sumber: Encarta 2005 Gambar 6.1 Tumbuhan di taman Coba kamu perhatikan tumbuhan yang ada di sekitarmu! Tentunya keadaan tumbuhan tersebut berbedabeda, seperti ada yang batangnya
Lebih terperinciA : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV
N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Jenjang Semester Jumlah SKS Mata Kuliah prasyarat Dosen : Morfologi Tumbuhan : BIO : Pendidikan Biologi/Biologi N.K : S1 : Ganjil/Genap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar
Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar Dikembangkan oleh: Wiwit Febriani Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Sunarmi, M.Pd Jurusan Biologi FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG April 2013 Modul Jaringan Tumbuhan untuk
Lebih terperinciMAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI
MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI KELAS: VIII E KELOMPOK TIKUS NAMA ANGGOTA : I KADEK ANGGA PRIMANTARA PUTRA ( 1 ) NI PUTU BELDA KUSUMANING SRI DEWI ( 2
Lebih terperinciXII biologi KTSP & K-13. Kelas PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN. A. Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
KTSP & K-13 Kelas XII biologi PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian serta perbedaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran: 1. Mengidentifikasi faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan 2. Merancang percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan 3. Menentukan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN
Lebih terperinciPENGENALAN SIMPLISIA
Halaman 24 PENGENALAN SIMPLISIA Makroskopik Simplisia adalah Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
JARINGAN MERISTEM STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. CIRI-CIRI : 1.Dinding
Lebih terperinciReproduksi Seksual Gymnospermae
Reproduksi Seksual Gymnospermae Adi Rahmat 1. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UPI 2. Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, UPI 1 Biologi
Lebih terperinciCiri-ciri Spermatohyta
Ciri-ciri Spermatohyta Memiliki biji Memiliki jaringan pengangkut (xylem dan Floem) Dibedakan atas Gymnospermae (berbiji terbuka), dan Angiospermae (Berbiji tertutup) Gymnospermae (berbiji terbuka) berbiji
Lebih terperinciPertumbuhan dan Perkembangbiakan pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangbiakan pada Tumbuhan Pada kegiatan belajar ini, Anda akan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses
Lebih terperinciPertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup A. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang hingga terbentuk
Lebih terperinciEMBRIOGENESIS. B. Embriogenesis pada Dikotil (Capsella bursa pastoris)
EMBRIOGENESIS A. Perkembangan Telur yang sudah mengalami fertilisasi disebut zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi embrio yang berpotensi untuk membentuk tumbuhan lengkap. Pembentukan zigot melalui
Lebih terperinciGambar 2. Meristem apeks pucuk pada Coleus
JARINGAN MERISTEM Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan membelah, pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA RPKPS STRUKTURR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN. Oleh : Tim S P T Koord : Prof.Dr. Issirep Sumardi FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA RPKPS STRUKTURR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Oleh : Tim S P T Koord : Prof.Dr. Issirep Sumardi FAKULTAS BIOLOGI Nama Matakuliah : STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Kode/SKS : B102061
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN Titik Irawati, SP. MP Retno Dwi Andayani, SP. MP PERTEMUAN KE-1 Kontrak Kuliah dan Pendahuluan MILE STONE Kontrak Kuliah Pendahuluan KONTRAK KULIAH KULIAH Kuliah SELALU menggunakan
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU
MAKALAH BIOLOGI PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU DISUSUN OLEH BERNIKE DELAROSA MUTHIAH AZZAHRA SISKA ANDRIYANI UTIN NURUL WAHDANIA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 PONTIANAK 2011
Lebih terperinciGambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil
JARINGAN TUMBUHAN Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil TUMBUHAN Organ Vegetatif : Akar, Batang, Daun Organ Generatif : Bunga, Buah, Biji Tersusun atas jaringan Sistem Jaringan Atas dasar tingkat perkembangan
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho
TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE Oleh : Gabryna Auliya Nugroho 105040201111165 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2010 Tumbuhan biji (Spermatophyta) Dibagi
Lebih terperinciPENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI
TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI BENIH PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI Dewi Ma rufah Oleh : H0106006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 I. PENDAHULUAN Biji merupakan alat untuk mempertahankan
Lebih terperincimerangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.
Pertemuan : Minggu ke 13 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Perkembangan buah dan biji Sub pokok bahasan : 1. Terbentuknya biji 2. Perkembangan buah 3. Perkecambahan biji 4. Penuaan dan kematian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS
Lebih terperinciI. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan
I. JARINGAN A.Pengertian Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk
Lebih terperinci4.5 KONSEP PEMBIAKAN PADA TUMBUHAN
nota disiapkan oleh : Nur Izzati Abd Shukor 4.5 KONSEP PEMBIAKAN PADA TUMBUHAN PEMBIAKAN TUMBUHAN - ASEKS o anak yang dihasilkan tiada variasi o anak seiras dengan induk o boleh menghasilkan anak yang
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN
POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN Daun merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat fotosintesis. Secara morfologi bentuk, ukuran serta struktur daun sangat bervariasi. Daun dapat berbentuk tunggal atau majemuk.
Lebih terperinciSTRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
L/O/G/O STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Oleh : Syubbanul Wathon, S.Si., M.S.i PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2016) Struktur & Perkembangan STRUKTUR BANGUNAN/ SUSUNAN PERKEMBANGAN BERUBAH
Lebih terperinciBAB VIII BAGIAN TUBUH TANAMAN
BAB VIII BAGIAN TUBUH TANAMAN Pada dasarnya tubuh tumbuh-tumbuhan tersusun atas 3 bagian pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA DAN KLASIFIKASI BUAH
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI BUAH Arti Botani organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium) disebut buah sejati Arti Pertanian tidak terbatas yang terbentuk
Lebih terperinciBAB 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
BAB 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Sumber: Kamus Biologi Bergambar, 2005 Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami
Lebih terperinciSET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan
05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan
Lebih terperinciMATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN
MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik benih yang mencangkup
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Tumbuhan Dikotil (Tumbuhan Biji Berkeping Dua)
BAB II PEMBAHASAN Tumbuhan Dikotil (Tumbuhan Biji Berkeping Dua) A. Pengertian Tumbuhan Dikotil Tumbuhan Dikotil adalah tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup, berkotiledon dua, berakar tunggang, bagian
Lebih terperinciJARINGAN. Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem
JARINGAN Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem Jaringan dasar Jaringan dermal Jaringan pembuluh Meristem Meristem Primer ditemukan pada
Lebih terperinciLatar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.
Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel
Lebih terperinciJARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN OLEH : Kelompok : 2 Desi Nur Indah Sari (F05109021) Saptiansyah Syafrizal (F05109018) Wari Ismanuddin (F05109032)
Lebih terperincivii Tinjauan Mata Kuliah
vii Tinjauan Mata Kuliah M ata kuliah Praktikum Struktur Tumbuhan (BIOL 4440) dilakukan agar Anda dapat memahami lebih lanjut materi dari mata kuliah Struktur Tumbuhan (BIOL4117), baik morfologi (struktur
Lebih terperinciPeta Konsep. Kata Kunci. xilem korteks floem parenkim epidermis hama dan penyakit. 100 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Struktur akar. Struktur dan fungsi akar
Peta Konsep Struktur dan fungsi akar Struktur akar Jalannya air pada tumbuhan Fungsi akar Struktur dan Fungsi Organ pada Tumbuhan Struktur dan fungsi batang Struktur batang Fungsi batang Peranan pembuluh
Lebih terperinciDalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon
PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat
Lebih terperinciKELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI
STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI Daftar Isi.. 1 Kata Pengantar.. 2 Standar Kompetensi. 3 Indikator Pembelajaran... 4 Tujuan Pembelajaran. 4 Bagian-bagian
Lebih terperinciINDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan
INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan
Lebih terperinciA. Struktur Akar dan Fungsinya
A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Bagian-bagian Tumbuhan SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Mars Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Bagian-bagian Tumbuhan Tumbuh-tumbuhan banyak ditemui di lingkungan sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Biji-bijian pada umumnya mempunyai bagian-bagian utama, yaitu :
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Biji Kacang Merah Biji-bijian pada umumnya mempunyai bagian-bagian utama, yaitu : 1. Kulit biji (spermodermis). Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumen), oleh sebab
Lebih terperinciBIOLOGI UMUM (MIP612112)
BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. overview 1. Pengertian jaringan 2. Jenis jaringan tumbuhan a. Berdasarkan penyusunnya Jaringan sederhana Jaringan kompleks b. Berdasarkan tingkat perkembangannya
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA
POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA 3.1 Pendahuluan Sel-sel yang menyusun jaringan dewasa merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel meristem. Set-sel meristem setelah membelah mengalami pendewasaan yaitu
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan ciri khas tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan
Lebih terperinciPertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan pada tumbuhan Pertumbuhan adalah : Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) Irreversibel (tidak
Lebih terperinciPanduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc
Panduan Praktikum Botani Tahun Akademik 2015/2016 Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG 2016 PENGAMATAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI Jl. Ki AgengGiring 3 Telp / Fax (0274) 391158 Wonosari Gunungkidul
Lebih terperincivii Tinjauan Mata Kuliah
vii M Tinjauan Mata Kuliah ateri kuliah Struktur Tumbuhan ini merupakan pengetahuan dasar karena itu pembahasannya juga secara umum. Materi kuliah ini dipersiapkan bagi mahasiswa Program Studi Biologi
Lebih terperinciTUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut :
TUMBUHAN PINUS Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut : -Kerajaan : Plantae - Divisi : Spermatophyta - Anak Divisi : Gymnospermae - Kelas : Coniferae atau Coniferinae -
Lebih terperinci9/19/2011 KONSEP JARINGAN -*ALGAE (GANGGANG) KOLONI - FUNGI (JAMUR) PLECTENCHYM, PROSENCHYM, PSEUDOPARENCHYM
JARINGAN DALAM TUMBUHAN KONSEP JARINGAN JARINGAN : SUATU RANGKAIAN KESATUAN (KUMPULAN) SEL-SEL YANG MEMPUNYAI BENTUK, UKURAN DAN FUNGSI YANG SAMA SEL-SEL DALAM SUATU JARINGAN TERTENTU MEMPUNYAI BENTUK,
Lebih terperinciJARINGAN TUMBUHAN. Delayota Science Club Maret 2011
JARINGAN TUMBUHAN Delayota Science Club Maret 2011 Jaringan Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki asal, struktur, dan fungsi yang sama. Jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam: Jaringan embrional:
Lebih terperinciJARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM)
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM) Nama Dosen : Muhammad Efendi, M. Si Nama Asisten
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek
5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN
LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN NAMA : AMUL HEKSA BAJAFITRI NIM : 125040201111131 KELOMPOK : JUMAT 11.00 ASISTEN : INTAN RATRI PRASUNDARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciJARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN
JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan penangkut bahan organik (bahan makanan). Xilem dan floem
Lebih terperinciMISKONSEPSI PADA BUKU PELAJARAN BIOLOGI KELAS 3 SLTP POKOK BAHASAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN
Seminar Nasional Pendidikan, Penelitian, dan Penerapan MIPA. Hotel Sahid Raya, 8 Februari 2005 MISKONSEPSI PADA BUKU PELAJARAN BIOLOGI KELAS 3 SLTP POKOK BAHASAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN Oleh : Budiwati
Lebih terperinciTES (ASPEK KOGNITIF)
TES (ASPEK KOGNITIF) 1. Berdasarkan pernyataan di bawah ini manakah yang bukan merupakan karakteristik pada semua tumbuhan berbunga? a. fertilisasi ganda b. adanya scutellum c. embrio tumbuhan dilindungi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1
1. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1 Perhatikan gambar jaringan tumbuhan berikut http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.png
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asam Salisilat 1. Struktur Kimia Asam Salisilat Struktur kimia asam salisilat dan turunannya dapat dilihat pada Gambar 2 : Gambar 2. Struktur kimia asam salisilat dan turunannya
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN II. BRYOPHYTA Pembuahan, Embriogenesis dan Sporogenesis
POKOK BAHASAN II. BRYOPHYTA Pembuahan, Embriogenesis dan Sporogenesis Pembuahan pada Bryophyta Pembuahan berlangsung dengan bantuan air yang berfungsi sebagai medium untuk berenangnya anterozoid. Air biasanya
Lebih terperinciMODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Oleh : Palupi Asti Utami Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta 1 Jaringan pada tumbuhan a. Jaringan kolenkim Kolenkim merupakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur.
PERTUMBUHAN adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. PERKEMBANGAN adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI TANAMAN
STRUKTUR DAN FUNGSI TANAMAN Dasar-Dasar Agronomi Bahan Kuliah Bab V Bab V 1 STRUKTUR DAN FUNGSI TANAMAN Sel dan komponennya Jaringan dan Sistem Jaringan Daerah Anatomi Struktur Morfologi Bab V 2 Sel dan
Lebih terperinciJaringan Tumbuhan. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August
Jaringan Tumbuhan SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Jaringan Meristem Jaringan embryonal Jaringan meristematik Jaringan inisial Ciri-ciri : 1. Ukuran kecil 2. Dinding sel tipis 4.
Lebih terperinciBAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF
BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF PEMBUNGAAN: Struktur Bunga: Bunga merupakan modifikasi dari tunas vegetatif/batang dengan bagian daun khusus yang berubah fungsi menjadi alat
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Anatomi Tumbuhan Kode Mata Kuliah : BI304 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S1
Lebih terperincisumber : Encarta Encyclopedia Photo.Inc/Walker/Science Source
1. Jaringan Meristem MACAM MACAM JARINGAN TUMBUHAN Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a. Jaringan
Lebih terperinciJARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA ABSTRAK
JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA NURLILAYANTI 1407025059 Program Studi Biologi, Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda
Lebih terperinciPRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA
PRAKTIKUM VI Topik : Epidermis dan Derivatnya Tujuan : Untuk mengamati bentuk-bentuk epidermis, trikoma dan stoma Hari/Tanggal : Kamis, 16 April 2011 Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
Lebih terperinciII. Bagaimana sifat diwariskan
II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam
Lebih terperinciPerbedaan antara ordo
Perbedaan antara ordo Ordo Geraniales Bakal biji tenggelam dengan raphe ventral dan microphyle ke atas, atau tegak dengan raphe dorsal dan microphyle ke bawah Ordo Sapindales Bakal biji menggantung dengan
Lebih terperinciPENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PENGERTIAN DAN PERANANNYA PENGERTIAN Pertumbuhan (growth) adalah dapat diartikan sebagai : Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak
Lebih terperinciPENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 2017 PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Jazilatul
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH ANATOMI TUMBHAN Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
SILABUS MATA KULIAH ANATOMI TUMBHAN Program Studi Pendidikan Biologi FKIP A. Identitas Mata Kuliah a) Nama Mata Kuliah : Anatomi Tumbuhan b) Kelompok Mata Kuliah : Keilmuan dan Ketrampilan c) Nomor Kode
Lebih terperinciPertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan BIO A. PENDAHULUAN Pertumbuhan adalah: ) Proses perubahan dan pertambahan ukuran akibat pembelahan dan perbesaran sel. ) Bersifat irreversibel dan tetap. ) Kuantitatif
Lebih terperinciStruktur dan Fungsi. Bunga, Biji, Buah
Struktur dan Fungsi Bunga, Biji, Buah Proses reproduksi pada tumbuhan A. Seksual : organ reproduksi B. Aseksual : organ vegetatif, propagasi in vitro Reproduksi seksual melibatkan pembentukan gamet (melalui
Lebih terperinciEMBRIOGENESIS IN VIVO PADA BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) DAN PENGARUH ASAM ABSISAT TERHADAP PERKEMBANGAN IN VITRO BAKAL EMBRIO
EMBRIOGENESIS IN VIVO PADA BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) DAN PENGARUH ASAM ABSISAT TERHADAP PERKEMBANGAN IN VITRO BAKAL EMBRIO Oleh MASDIANA A. Amin NIM : 31193001 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2000 EMBRIOGENESIS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan
Lebih terperinciLAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL Nama Kelompok : 1. Andaria (05) 2. Angelita Kusuma Bkis (07) 3. Dava Athallah V (12) 4. Dimas Pratama (13) 5. Nico Natanael (23) 6. Tri Indah R (32) TAHUN
Lebih terperinci