Indikator Unjuk Kerja (P/K/S) Kriteria Unjuk Kerja. Pertanyaan Jawaban Ket Ketentuan UUJK tentang peran masyarakat diterapkan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indikator Unjuk Kerja (P/K/S) Kriteria Unjuk Kerja. Pertanyaan Jawaban Ket Ketentuan UUJK tentang peran masyarakat diterapkan."

Transkripsi

1 UNIT KOMETENSI : Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik rofesi KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, mencakup masalah keteknikan, sistem manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan pengendalian dampak lingkungan serta kode etik profesi terkait dengan bangunan gedung. ELEMEN KOMETENSI 1 : Menerapkan ketentuan UUJK selama melaksanakan pekerjaan. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Ketentuan UUJK tentang peran masyarakat diterapkan Mampu mengidentifikasi isi UUJK secara cermat dan teliti 1. Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan konstruksi, pekerja wajib memenuhi ketentuan... a. Tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja serta tata lingkungan setempat. b. Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja. c. a dan b benar d. Tertib administrasi kontrak. 1.c 2. asal 8 Undang-Undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999 mengamanatkan tentang... a. Semua tenaga perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi ahli maupun trampil harus memiliki sertifikat keahlian dan keterampilan. b. erencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi berbentuk badan usaha harus memenuhi ketentuan perizinan memiliki sertifikat klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. c. Usaha perencanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi dikembangkan ke arah usaha yang bersifat umum dan spesialis. d. engusaha perencanaan konstruksi dikembangkan ke arah usaha yang bersifat umum 2.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 1

2 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Mampu menyiapkan / menterjemahkan UUJK, 3. asal 9 Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999, mengamanatkan tentang... a. Semua tenaga perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi ahli maupun terampil harus memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan. b. Badan usaha, perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi harus memenuhi ketentuan perizinan, memiliki sertifikat klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. c. Usaha perencanaan konstruksi dan pengawasan konstruksi dikembangkan ke arah usaha yang bersifat umum dan spesialis. d. engusaha perencanaan konstruksi dikembangkan ke arah usaha yang bersifat umum 3.a S 4. erencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi yang berbentuk badan usaha harus... a. Memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi b. Memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. c. Melaksanakan amanat UUJK No. 18 tahun 1999 yang tertuang pada asal 6. asal 7. asal 8. asal 9. 4.c Mampu menginterpretasi pasal-pasal dalam UUJK sesuai lingkup pekerjaannya, 5. Masyarakat berhak untuk melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib jasa konstruksi seperti tertuang pada UUJK... a. Bab VI, pasal 31, ayat a. b. Bab VII, pasal 29, huruf a. c. Bab VII, pasal 30, ayat (1). d. Bab VI, pasal 31, ayat (1). 5.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 2

3 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket 1.2 Ketentuan tentang pencegahan kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan diterapkan Mampu mengidentifikasi kegagalan konstruksi dan bangunan 1. erencana konstruksi bebas dari tuntutan pidana atau denda jika terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan yang disebabkan kesalahan dari... a. engguna jasa, pelaksana dan pengawas konstruksi b. engguna jasa dan perencana konstruksi. c. engawas dan perencana konstruksi, serta pengguna jasa d. erencana, pelaksana dan pengawas konstruksi 1.a 2. elaksana konstruksi bebas dari tuntutan pidana atau denda jika terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan yang disebabkan kesalahan dari : a. enyedia jasa, pengguna jasa dan pelaksana konstruksi b. engguna jasa, perencana dan pelaksana konstruksi c. engguna jasa, pengawas dan pelaksana konstruksi d. engguna jasa, perencana konstruksi dan pengawas konstruksi 3. engawas konstruksi bebas dari tuntutan pidana atau denda jika terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan yang disebabkan kesalahan dari : a. engguna jasa, pengawas dan pelaksana konstruksi b. engawas dan pelaksana konstruksi. c. engawas konstruksi dan pengguna jasa d. engguna jasa, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi 2.d 3.c MUK Geodetic Engineer of Building I - 3

4 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Mampu melaksanakan ketentuanketentuan kegagalan konstruksi dan bangunan 4. Berikut adalah wewenang emerintah untuk mengambil tindakan tertentu apabila terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi, kecuali... a. Menghentikan sementara pekerjaan konstruksi. b. Meneruskan pekerjaan dengan persyaratan tertentu c. Meneruskan pekerjaan tanpa persyaratan tertentu d. Menghentikan sebagian pekerjaan. 4.c, S, S, S 5. Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan oleh pengguna jasa maka yang wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi adalah... a. erencana konstruksi. b. elaksana konstruksi. c. engawas konstruksi. d. engguna jasa. 6. Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan oleh perencana konstruksi maka yang wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi adalah... a. erencana konstruksi. b. elaksana konstruksi. c. engawas konstruksi. d. engguna jasa. 7. Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan oleh elaksana konstruksi, maka yang wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi adalah... a. erencana konstruksi. b. elaksana konstruksi. c. engawas konstruksi. d. engguna jasa. 5.d 6.a 7.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 4

5 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S 8. Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan oleh engawas konstruksi maka yang wajib bertanggung jawab dan dikenai ganti rugi adalah... a. erencana konstruksi. b. elaksana konstruksi. c. engawas konstruksi. d. engguna jasa. 8.c, S 9. Bentuk pertanggung jawaban atas kegagalan konstruksi dan bangunan dapat berupa sangsi... a. embatalan kontrak b. Diadakan tender ulang. c. Sangsi administratif, sangsi profesi maupun pengenaan ganti-rugi. d. idana dan denda. 9.d 1.3 Ketentuan teknis dan tanggung jawab yang tercantum dalam UUJK diterapkan secara teliti dan benar Mampu menerapkan ketentuan teknis yang tercantum dalam UUJK 1. Berikut ini adalah ketentuan-ketentuan tentang keteknikan, kecuali... a. ersyaratan keselamatan umum. b. Tertib administrasi kontrak c. Konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan. d. Komponen bangunan dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma yang berlaku. 1.b 2. enyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja serta tata lingkungan setempat sebagai amanat UUJK tertuang pada : a. asal 23, ayat (2). b. asal 24, ayat (3). c. asal 23, ayat (3). d. asal 24, ayat (4). 2.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 5

6 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Mampu mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pekerjaan sesuai tercantum dalam UUJK diterapkan secara teliti dan benar S 3. Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan konstruksi, pelaksana wajib memenuhi ketentuan... a. Tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja serta tata lingkungan setempat. b. Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja. c. a dan b benar d. belum memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja. 3.c MUK Geodetic Engineer of Building I - 6

7 UNIT KOMETENSI : Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik rofesi KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, mencakup masalah keteknikan, sistem manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan pengendalian dampak lingkungan serta kode etik profesi terkait dengan bangunan gedung. ELEMEN KOMETENSI 2 : Menerapkan ketentuan K3 selama melaksanakan pekerjaan. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diinventarisasi secara sistematis dalam suatu daftar simak Mampu menginventarisasi K3 secara sistematis dalam suatu daftar simak. S 1. Jamsostek terdiri dari : a. Jaminan kecelakaan kerja, kematian hari tua dan pemeliharaan kesehatan. b. Jaminan perumahan, transportasi, lembur dan hari tua c. Jaminan karir, jabatan, tunjangan dan pensiun. d. Jaminan kekayaan dan kesehatan 2. Berikut ini adalah jenis AD (Alat elindung Diri) yang harus dipergunakan oleh pekerja, kecuali... a. akaian kerja, pelindung kepala, pelindung kaki. b. elindung tangan, pelindung pernafasan. c. Topi biasa d. elindung pendengaran, pelindung mata dan sabuk pengaman. 1.a 2.c 3. Berikut adalah jenis sepatu sebagai AD (Alat elindung Diri) dalam menerapkan ketentuan K3, kecuali... a. Sepatu untuk memanjat. b. Sepatu Kats c. Sepatu korosi. d. Sepatu bot 4. Ruang lingkup obyek pengawasan Keselamatan menurut Undang-undang Keselamatan ialah... a. erusahaan swasta. b. Tempat kerja. c. erusahaan Negara. d. Tempat Usaha. 3.d 4.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 7

8 5. Daftar simak K3 (Keselamatan dan Kesehatan ) disusun berdasarkan... a. Hasil identifikasi potensi bahaya / kecelakaan setiap item pekerjaan. b. Hasil identifikasi tenaga kerja yang sedang melakukan pekerjaan. c. Hasil identifikasi dan inspeksi lokasi pekerjaan d. Hasil identifikasi peralatan yang digunakan 5.a 6. Daftar simak potensi bahaya / kecelakaan dan daftar simak K3 harus diisi : a. Sesuai kemauan supervisor / atasan. b. Sesuai fakta / keadaan senyatanya di tempat kerja. c. Sesuai permintaan. d. Sesuai perjanjian. 6.b 7. Berikut adalah Alat elindung Diri (AD) yang harus dimiliki pekerja, kecuali... a. sarung b. akaian kerja dan sarung tangan. c. Helm / topi keselamatan dan sepatu keselamatan. d. Masker dan sarung tangan. 7.a Mampu menerapkan ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) S 8. Bagaimana sikap Anda apabila diberi AD (Alat elindung Diri) yang dengan jelas tidak cocok dan kualitasnya jelek? a. Dipakai saja apa adanya. b. Dikembalikan dan minta diganti yang memenuhi standar. c. Dibawa pulang. d. Disimpan dan dijual. 8.b KS 9. Batasan pengertian Kecelakaan adalah suatu kejadian yang berakibat, kecuali... a. Adanya korban yang cedera luka-luka atau meninggal dunia. b. Adanya kerusakan peralatan dan nyaris terjadi korban manusia. c. Terganggunya proses pekerjaan walaupun tidak terjadi korban yang cedera maupun kerusakan peralatan. d. Adanya korban yang berakibat senang dan MUK Geodetic Engineer of Building I d

9 tertawa 10. Faktor penyebab kecelakaan kerja, kecuali.. a. erbuatan manusia yang tidak aman. b. Kondisi yang berbahaya. c. Kombinasi a dan b. d. Dalam mengerjakan pekerjaan penuh kehatihatian. 11. Kejadian kecelakaan yang disebabkan perbuatan tidak aman dari pekerja merupakan, kecuali. a. Sebab dasar. b. Sebab tidak langsung. c. Sebab langsung. d. sebab disengaja. Essay 1. Sebutkan sedikitnya 5 (lima) macam jenis AD (Alat elindung Diri)! 2. Apakah yang dimaksud dengan AD (Alat elindung Diri)? 10.d 11.d 1. Alat elindung Diri (AD) utama terdiri dari: a. akaian kerja b. elindung kepala c. elindung kaki d. elindung tangan e. elindung pernafasan f. elindung pendengaran 2. AD adalah alat pelin-dung standar yang wajib digunakan oleh pekerja pada saat melaksanakan aktivitas di areal pekerjaan. S 1. Dibawah ini manakah yang merupakan alat pelindung diri seorang juru ukur? a. Helem pengaman. b. Sepatu kerja c. Sabuk keselamatan. d. Jawaban a, b dan c benar. 1.a MUK Geodetic Engineer of Building I - 9

10 2. Apakah yang saudara lakukan jika di dalam melaksanakan tugas tidak tersedia alat pelindung diri? a. Tetap menjalankan tugas dengan resiko ditanggung sendiri b. Tidak perduli dengan alat pelindung diri. c. Segera melaporkan kepada atasan langsung atau petugas yang berwenang untuk segera diadakan alat pelindung diri sebelum melaksanakan tugas. d. Jawaban a, b dan c salah. 2.c 2.2. otensi bahaya penilaian resiko dan pengendalian resiko diidentifikasi secara rinci Mampu mengidentifikasi potensi bahaya penilaian resiko dan pengendalian resiko dalam daftar simak 1. Berikut adalah hal-hal yang perlu dipahami oleh pekerja agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman, kecuali... a. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Mengetahui potensi bahaya yang bisa timbul dari setiap kegiatan pada setiap item pekerjaan yang akan dilakukan. c. Jenis ketentuan yang tertuang dalam daftar simak K3. d. Asal-usul pekerja 1.d 2. Daftar simak K3 (Keselamatan dan Kesehatan ) disusun berdasarkan... a. Hasil identifikasi potensi bahaya / kecelakaan setiap item pekerjaan. b. Hasil identifikasi tenaga kerja yang sedang melakukan pekerjaan. c. Hasil identifikasi dan inspeksi lokasi pekerjaan. d. Semua jawaban benar. 2.a Mampu mencegah potensi bahaya dan pengendalian resiko S 3. Daftar simak potensi bahaya / kecelakaan dan daftar simak K3 harus diisi berdasarkan... a. Kemauan supervisor / atasan. b. Fakta / keadaan senyatanya di tempat kerja. c. Sesuai permintaan. d. Semua jawaban benar. 3.b K 4. Daftar simak K3 yang sudah disiapkan harus diisi oleh... a. emangku jabatan sesuai tercantum dalam daftar simak K3. b. Juru ukur. MUK Geodetic Engineer of Building I a

11 c. Atasan / Supervisor. d. Teman sejawat. 5. Berikut adalah kecelakaan berat yang sering terjadi pada pekerjaan tanah, kecuali... a. tertimbun longsoran tanah galian. b. tertimpa lereng lubang galian. c. terperosok pada lereng galian. d. tertimbun struktur bangunan 5.d 2.3. engendalian resiko pada pekerjaan dilaksanakan Mampu mengendalikan resiko pada pekerjaan. S 1. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja, kecuali... a. Faktor phisik dan biologis b. Faktor kimia dan fisiologis. c. Faktor psikologis dan fisiologis. d. Faktor menu makanan 1.d Dapat mengenali risiko kerja dan faktor-faktor pencetusnya KS 2. Isi kotak obat-obatan di dalam kotak obat 3K : a. Harus diperiksa kelengkapan secara teratur. b. Jenis obat-obatan diperiksa dengan teliti dan masa berlakunya. c. Obat-obatan yang sudah rusak dan kadaluwarsa harus dibuang. d. Semua jawaban benar. 2.d Dapat menyusun / menyiapkan langkah-langkah pengendalian risiko kerja S S 3. Apa yang dimaksud dengan risiko kerja? 4. Dapatkah risiko kerja diatasi/dikurangi dengan tindakan preventif? Jelaskan! 3. Resiko yang diakibatkan oleh bermacam-macam kesalahan dalam kerja. 4. Dapat. Dengan cara memberi informasi mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. S 5. Sebutkan tindakan-tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko/ kecelakaan kerja? 5. Tindakan preventif untuk mengurangi resiko/kecelakaan kerja : a. Menggunakan AD b. Mengikuti aturan kerja c. Memahami jenis pekerjaan yang dilakukan MUK Geodetic Engineer of Building I - 11

12 UNIT KOMETENSI : Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik rofesi KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, mencakup masalah keteknikan, sistem manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan pengendalian dampak lingkungan serta kode etik profesi terkait dengan bangunan gedung. ELEMEN KOMETENSI 3 : Menerapkan ketentuan pengendalian lingkungan selama melaksanakan pekerjaan. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Ketentuan pengendalian lingkungan diterapkan Mampu menerapkan ketentuan pengendalian lingkungan 1. engertian lingkungan hidup menurut UU No. 4 tahun 1982, adalah... a. Kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempunyai kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. b. Ruang lingkungan kita selalu dikelilingi dengan makhluk hidup, baik dalam bentuk manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. c. Lingkungan kita selalu hidup karena banyak pemikiran dan inisiatif yang mampu memecahkan kehidupan kita d. Lingkungan kita selalu hidup abadi sejalan dengan kehidupan bumi ini. 1.a 2. 4 (empat) unsur dalam lingkungan hidup yang perlu diketahui adalah... a. Materi, energi, ruang, dan kondisi / situasi setempat b. Manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk lainnya c. Kehidupan kaya, miskin, pandai dan bodoh. d. Lingkungan yang hidup, lingkungan yang sakit, lingkungan yang positif dan lingkungan yang negatif. 2.a 3. Dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan meliputi... a. Kerangka acuan analisis dampak lingkungan, analisa dampak lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan, rencana pemantauan lingkungan. MUK Geodetic Engineer of Building I a

13 b. Kerangka acuan dan analisis dampak lingkungan. c. Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan d. Semuanya benar Mampu mencegah pencemaran lingkungan 4. Berikut adalah prinsip pengendalian lingkungan kerja, kecuali... a. reventif (encegahan). b. Kuratif (enanggulangan). c. Insentif (Kompensasi). d. Eksekutif (Golongan) 4.d 5. erbedaan yang menonjol antara lingkungan hidup dan ekologi adalah... a. Lingkungan hidup lebih menonjol peran manusianya, sehingga faktor manusia lebih dominan, lebih bersifat ilmu aplikatif (applied science) misalnya bagaimana aktivitas manusia agar tidak merusak atau mencemari lingkungan. Sedangkan ekologi sebagai cabang ilmu biologi mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya ditinjau dari disiplin biologi. b. Lingkungan hidup lebih menonjolkan pada analisa lingkungan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, sedangkan ekologi lebih mengedepankan pada hewan dan tumbuhan. c. Lingkungan hidup lebih menonjolkan pada kajian praktis kehidupan nyata sehari-hari, sedangkan ekologi lebih menekankan pada teori tentang kehidupan. d. Lingkungan hidup dan ekologi pada dasarnya adalah sama saja, hanya perbedaan istilah. 5.a S 1. Apa yang dimaksud dengan prinsip pengelolaan lingkungan? 1. Upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan dan penataan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian pengembangan lingkungan hidup dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah MUK Geodetic Engineer of Building I - 13

14 S 2. Sebutkan macam-macam pendekatan pengelola lingkungan! 2. Teknologi, ekonomi dan institusionanal 3.2. Spesifikasi teknis lingkungan diidentifikasi Mampu memilih ketentuan khusus tentang lingkungan yang tertera dalam spesifikasi teknis S 1. Apa saja dampak yang dapat timbul akibat adanya pekerjaan konstruksi? Jelaskan! 1. Meningkatkan pencemaran udara dan debu, terjadi erosi dan longsoran tanah serta genangan air, pencemaran kualitas air, kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum dan gangguan lalu lintas Mampu menerapkan spesifikasi teknis lingkungan S 2. Indikator dampak lingkungan dapat dilihat dari kerusakan prasarana dan utilitas umum yang dapat mengganggu fungsi tersebut serta keluhan masyarakat disekitar, salah satu upaya menangani dampak tersebut all. 2. Dapat dilakukan langsung pada sumber atau pengelolaan terhadap lingkungan yang terkena dampak 3.3. Upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UL) di tempat kerja diterapkan Mampu menjelaskan Upaya engelola Lingkungan (UKL) S 1. Melaksanakan amdal secara baik dan benar, memanfaatkan sumber daya alam dengan efisiensi sesuai potensinya, serta mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan, merupakan prinsip Komponen pekerjaan konstruksi yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh pencegahan/preventif 2. Jenis besaran dan volume pekerjaan serta kondisi lingkungan yang ada di sekitar lokasi kegiatan 3. Berikut adalah dampak yang dapat timbul pada pekerjaan tanah, kecuali... a. Meningkatnya pencemaran udara dan debu dan terjadi erosi/ longsor/ genangan air. b. encemaran kualitas air dan kerusakan jalan. c. Gangguan lalu lintas dan berkurangnya aneka ragam flora dan fauna. d. Meningkatnya jumlah flora dan fauna 3.d Mampu menjelaskan Upaya emantauan Lingkungan (UL) di tempat kerja S 4. Berikut adalah upaya-upaya penanggulangan dampak dari pekerjaan tanah, kecuali... a. engaturan pekerjaan, sehingga tidak merusak atau menyumbat saluran-saluran yang ada dan perkuat tebing yang timbul akibat pekerjaan galian. 4.d MUK Geodetic Engineer of Building I - 14

15 S b. embuatan saluran drainase dengan dimensi yang memadai dan pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat tidak jam sibuk. c. embuatan rambu lalu lintas dan pengaturan lalu lintas disekitar lokasi kegiatan dan menggunakan metode konstruksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. d. enutupan saluran drainase dengan dimensi yang memadai dan pengaturan waktu pengangkutan tanah dan material bangunan pada saat tidak jam sibuk. 5. Upaya engelolaan Lingkungan yang dimaksud dalam materi yang kita pelajari adalah... a. Upaya terpadu dalam melakukan pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup, sehingga pelestarian potensi sumber daya alam dapat tetap dipertahankan dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah. b. Upaya terpadu pengelolaan lingkungan disekitar rumah kita dalam skala rukun warga dan rukun tetangga. c. Upaya pengelolaan lingkungan didalam rumah kita yang sifatnya permanen maupun yang semi permanen. d. Upaya pengelolaan pembiayaan, sumber daya manusia dan administrasi dalam lingkungan kita.ksa 6. Dampak negatif dari kegiatan penggalian dan penimbunan dalam jangka panjang adalah... a. Meningkatnya pencemaran udara. b. Merusak dan merosotnya sumber daya alam. c. Terjadi polusi suara yang berlebihan. d. Meningkatnya harga tanah lahan. 5.a 6.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 15

16 UNIT KOMETENSI : Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik rofesi KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menerapkan ketentuan UUJK, mencakup masalah keteknikan, sistem manajemen K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan pengendalian dampak lingkungan serta kode etik profesi terkait dengan bangunan gedung. ELEMEN KOMETENSI 4 : Menerapkan ketentuan kode etik profesi. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Kaidah kode etik profesi diidentifikasi sebagai acuan kegiatan Mampu mengidentifikasi kaidah kode etik profesi terkait dengan kegiatan 1. Ketentuan tanggung jawab profesional merupakan tuntutan UUJK No. 18 tahun 1999 yang tertuang pada... a. Bagian pertama, asal 10. b. Bagian kedua, asal 11. c. Bagian ketiga, asal 11. d. Bagian keempat, asal Tanggung jawab profesional di landasi prinsipprinsip keahlian sesuai dengan... a. Kaidah dan norma yang sedang berkembang disuatu negara. b. Kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual. c. NSM (Norma, Standar, edoman, Manual). d. Semua jawaban benar. 1.c 2.b 4.2. Kode etik profesi selalu diwujudkan dalam sikap dan perbuatan Mampu menerapkan kaidah kode etik profesi Mampu menerapkan kode etik profesi dalam melaksanakan pekerjaan S 3. rinsip-prinsip keahlian sesuai dengan kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesinya dengan tetap mengutamakan: a. Assosiasi profesi yang menaungi. b. Kepentingan penguasa negara dan bangsa. c. Kepentingan Umum. d. Kepentingan partai pemenang pemilu. 1. Bentuk tugas apa saja yang menunjukkan bahwa seseorang telah menerapkan kode etik profesi? MUK Geodetic Engineer of Building I c a. Melaksanakan tugas secara profesional dengan keilmuan yang didasari ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial, budaya dan ekonomi, serta meliputi kearifan lokal kaidah tradisional; b. Melaksanakan tugas secara

17 independen; Melaksanakan tugas secara objektif; Melaksanakan tugas tanpa terdapat konflik kepentingan; dan c. Melaksanakan tugas dengan hati nurani. Melayani masyarakat senantiasa terbuka dan mempertanggungjawabkan hasil kerja 4.3. Sikap dan perilaku tim dipantau dan dievaluasi sesuai kode etik profesi Dapat melaksanakan ketentuan kode etik profesi dalam setiap tindakan terkait dengan pekerjaan Mampu memantau sikap dan perilaku tim. 1. Jelaskan isi dari Kode Etik Ahli dan Etika rofesi Ahli! 1. Bagaimana seseorang dapat dinyatakan telah mendapatkan sertifikasi menjadi Ahli dalam bidangnya? a. Mengembangkan dan mewujudkan tanggungjawab kecendekiaan dan kepedulian profesi Ahli Teknik Sipil kepada Bangsa, negara dann Komunitas Internasional. b. Menghayati serta mematuhi Kode Etik Ahli Teknik Sipil dan tatalaku rofesi Ahli Teknik Sipil c. Memahami, menerapkan serta mengembangkan wawasan dan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan a. Mempunyai Dasar engetahuan (Knowledge Base) pendidikan ahli tsb b. Mempunyai engalaman rofesi dalam bidang ahli tsb c. Memenuhi syarat Bakuan kompetansi (Competency Standard) rofesi Ahli tsb Mampu mengevaluasi sikap dan perilaku sesuai kode etik profesi. KS 2. Apa saja yang harus Anda lakukan untuk dapat menghayati, mematuhi Kode Etik dan tatalaku rofesi? a. Menempatkan tanggung jawab pada kesehjateraan, kesehatan dan keselamatan masyarakat dia atas tenggungjawabnya kepada profesi, kepada kepentingan golongan, atau kepada rekan sesama Ahli Geodesi. b. Bertindak dengan menjunjung tinggi kehormatan, martabat MUK Geodetic Engineer of Building I - 17

18 dan nilai luhur profesi. c. Melakukan pekerjaan hanya dalam lingkup kemampuannya. d. Mengembangkan nama baik berdasarkan prestasi dan tidak bersaing secara curang. e. Menerapkan ketrampilan profesi untuk kepentingan perusahaan tempatnya bekerja atau pemberi tugas untuk siapa ia bertindak, dalam semua hal secara profesional, sebagai pihak yang diberi kepercayaan. f. Memberikan keterangan, pendapat atau pernyataan berdasarkan obyektivitas, kebenaran dan pengetahuan yang memadai. g. Melakukan pengembangan kemampuan profesional secara berkelanjutan. h. Secara aktif membantu dan mendorong bawahan untuk memajukan pengetahuan dan pengalaman mereka. KS 3. Apa yang anda lakukan untuk memahami, menerapkan, serta mengembangkan wawasan dan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan.? a. Menyadari bahwa saling ketergantungan dan keaneka ragaman ekosistem adalah dasar bagi kelangsungan hidup manusia. b. Menyadari keterbatasan daya dukung lingkungan hidup untuk menyerap perubahan yang dibuat manusia. c. Mengembankan tindakan profesional yang diperlukan untuk memperbaiki, mempertahankan dan memulihkan lingkungan hidup. d. Mempromosikan penggunaan yang bijaksana atas sumber MUK Geodetic Engineer of Building I - 18

19 daya yang tak terbarui dengan memperkecil atau mendaur ulang limbah dan mengembangkan alternatif lain sejauh mungkin. e. Berusaha mencapai tujuan pekerjaan bangunan gedung yang bermanfaat dengan penggunaan bahan baku dan energi yang hemat dan dengan menerapkan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan Catatan penerapan ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik rofesi dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan dan diadministrasi sesuai dengan SO Mampu menyusun cacatan tentang UUJK sesuai format yang ditetapkan S 1. Ketentuan-ketentuan berikut harus dipenuhi oleh seorang pekerja, kecuali... a. Keamanan, keselamatan dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. erlindungan sosial tenaga kerja dalam pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. d. Tata cara adat setempat 1.d Mampu menyusun cacatan tentang K3 sesuai format yang ditetapkan S 2. Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) No. 18 tahun 1999 mengakomodasi tuntutan dan peran masyarakat yang dituangkan pada... a. Bab V, asal 23, 24 dan 25. b. Bab VI, asal 29 dan 30. c. Bab VII, asal 29 dan 30. d. Bab V, asal 29 dan c Mampu menyusun cacatan tentang Lingkungan sesuai format yang ditetapkan S 3. Hak masyarakat sesuai amanat UUJK No. 18 tahun 1999 adalah... a. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib jasa konstruksi. b. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. MUK Geodetic Engineer of Building I c

20 c. Gabungan butir a dan b. d. enyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui suatu forum jasa konstruksi Mampu menyusun cacatan tentang Kode Etik sesuai format yang ditetapkan S 4. Kewajiban masyarakat sesuai amanat UUJK No. 18 tahun 1999 adalah... a. Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku dibidang jasa konstruksi. b. Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan umum. c. Membentuk asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha jasa konstruksi. d. Gabungan butir a dan b. 4.d S 5. Berikut adalah isi ayat-ayat asal 31, UUJK No. 18 tahun 1999, kecuali... a. Masyarakat jasa konstruksi merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai kepentingan dan / atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha dan pekerjaan jasa konstruksi. b. enyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui suatu forum jasa konstruksi. c. enyelenggaraan tokoh masyarakat setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan pengembangan jasa konstruksi dilakukan oleh suatu lembaga yang independen dan mandiri. d. enyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan pengembangan jasa konstruksi dilakukan oleh suatu lembaga yang independen dan mandiri. 5. c S 6. Bagaimana pendapat anda sebagai anggota masyarakat bila menemukan ada tembok rumah berdiri tinggi tepat dipinggir saluran samping jalan : a. Membiarkan karena urusan pemerintah. b. Melaporkan kepihak berwenang. MUK Geodetic Engineer of Building I b

21 KS S KS c. Acuh saja. d. Semua jawaban benar. 7. UUJK No. 18 tahun 1999, memberi kesempatan untuk mengingat kerugian akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang diatur pada : a. asal 36, 37 dan 38 UUJK. b. asal 37, 38 dan 40 UUJK. c. asal 38, 39 dan 40 UUJK. d. Semua jawaban benar. 8. Gugatan ke pengadilan dilakukan secara : a. Orang perorangan. b. Kelompok orang dengan pemberian kuasa. c. Kelompok orang tidak dengan melalui gugatan perwakilan. d. Semua jawaban benar. 9. Jika diketahui bahwa masyarakat menderita sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sedemikian rupa sehingga mempengaruhi perikehidupan pokok masyarakat, maka pemerintah dapat berlaku/ bertindak : a. Membela instansi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. b. Wajib berpihak pada dan dapat bertindak untuk kepentingan masyarakat. c. Wajib berpihak kepada perorangan yang sedang membangun konstruksi. d. Membela perusahaan yang berinvestasi 7.a 8.d 9.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 21

22 UNIT KOMETENSI : Menginventarisasi Gambar elaksanaan dan Menyusun rogram elaksanaan engukuran KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menginventarisasi gambar dan menyusun program. ELEMEN KOMETENSI 1 : Menginventarisasi gambar. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Gambar struktur diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan Mampu mempelajari gambar struktur Mampu menterjemahkan gambar struktur secara cermat, S, S, S 1. Mengapa gambar pelaksanan struktur perlu dipelajari dengan cermat? 2. Hal-hal apa yang perlu dipelajari secara cermat pada gambar pelaksanan struktur? 3. Apa dasar yang digunakan seorang geodet untuk memonitoring posisi struktur? 1. Karena kecermatan dalam mempelajari gambar struktur adalah salah satu faktor penentu keberhasilan penentuan dan monitoring posisi 2. Besaran dan detail yang ada pada gambar struktur 3. Gambar struktur Mampu melakukan pengecekan terhadap gambar, S, S 4. Tindakan apakah jika menemukan ketidak sesuaian gambar pelaksana struktur dengan kondisi lapangan? 5. Mengapa perlu mencatat kejanggalan yang terdapat pada gambar struktur? 4. Segera dikoordinasikan dengan tenaga ahli struktur yang bersangkutan 5. Karena gambar struktur merupakan informasi mengenai konstruksi, baik ukuran bentuk, skala dsb Mampu memberikan laporan apabila menemukan kejanggalan terhadap gambar struktur., S, S 6. Siapa yang berwenang memperbaiki gambar struktur? 7. Apa guna gambar struktur sehubungan dengan seorang geodet? 8. Apakah kegunaan gambar kerja? 6. Bagian penggambaran struktur 7. Sebagai acuan kerja struktur 8. Sebagai sarana komunikasi antar berbagai disiplin pekerjaan pada struktur di lapangan. Jika terjadi MUK Geodetic Engineer of Building I - 22

23 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket perbedaan pendapat di dalam pekerjaan di lapangan dapat dipakai untuk melakukan klarifikasi. 9. Mengapa juru ukur konstruksi wajib untuk bisa membaca gambar kerja? 9. Karena gambar kerja struktur adalah sebagai dasar bagi juru ukur untuk melakukan kegiatannya Gambar arsitektur diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan Mampu mempelajari gambar arsitektur, S, S 1. Mengapa gambar pelaksanan arsitektur perlu dipelajari dengan cermat? 2. Hal-hal apa yang perlu dipelajari secara cermat pada gambar pelaksanan arsitektur? 1. Karena kecermatan dalam mempelajari gambar arsitektur adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dan monitoring posisi 2. Besaran dan detail yang ada pada gambar arsitektur Mampu memonitor kebenaran gambar arsitektur secara cermat, S, S 3. Apa dasar yang digunakan seorang geodet untuk memonitoring posisi arsitektur? 4. Tindakan apakah jika menemukan ketidak sesuaian gambar pelaksana arsitektur dengan kondisi lapangan? 3. Gambar arsitektur 4. Segera dikoordinasikan dengan tenaga ahli arsitektur yang bersangkutan, S 5. Mengapa perlu mencatat kejanggalan yang terdapat pada gambar arsitektur? 5. Gambar arsitektur merupakan informasi mengenai konstruksi, baik ukuran bentuk, skala dsb., S 6. siapa yang berwenang memperbaiki gambar arsitektur? 6. Bagian penggambaran arsitektur Mampu melakukan pengecekan terhadap gambar arsitektur, S 7. Hal penting apa saja yang perlu diketahui dari gambar arsitektur sehubungan dengan seorang geodet? 7. Sebagai acuan kerja pelaksana arsitektur MUK Geodetic Engineer of Building I - 23

24 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S 8. Mengapa gambar kerja harus dicek ulang oleh juru ukur? 8. Sebab tidak tertutup kemungkinan masih terjadi kekeliuran pada gambar kerja arsitektur 9. Apa sajakah yang perlu dicek pada gambar kerja? 9. Yang perlu di cek adalah : a. Ukuran b. otongan-potongan c. Arah d. Skala 10. Apakah yang dimaksud dengan skala pada gambar arsitektur? 10. Skala adalah angka perbandingan antara dimensi pada gambar arsitektur dengan dimensi pada kenyataannya, S 11. Siapakah yang berwenang mengecek gambar kerja arsitektur sebelum dicek oleh juru ukur? 11. Bagian penggambaran arsitektur maupun bagian desain arsitektur Mampu memberikan laporan apabila menemukan kejanggalan terhadap gambar arsitektur, S, S, S 12. Apa yang terjadi jika gambar kerja tidak dicek ulang, Jika terjadi kesalahan, maka juru ukur akan melakukan yang salah pula? 13. Apa yang dilakukan oleh juru ukur setelah mengevaluasi gambar kerja? 14. Jika ditemukan ada kejanggalan dimensi pada gambar kerja apa yang dilakukan oleh juru ukur? 12. Jika terjadi kesalahan, maka juru ukur akan melakukan yang salah pula 13. Mencatat kejanggalankejanggalan yang ditemui dan segera melaporkan kepada atasannya 14. Melaporkan kepada atasan langsung untuk segera diklarifikasi dengan bagian desain dan penggambaran, S 15. Apa yang terjadi apabila tidak tercapai kesepahaman pada waktu mengevaluasi dimensi pada gambar kerja? 15. Melakukan dimensi dengan melibatkan juru ukur, S 16. Siapakah yang berwenang untuk mengklarifikasi apabila ditemukan kekeliuran dimensi pada gambar kerja? 16. Atasan dari juru ukur MUK Geodetic Engineer of Building I - 24

25 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S 17. Siapakah yang berwenang untuk memperbaiki kekeliuran yang terjadi pada gambar kerja? 17. Bagian desain dan penggambaran arsitektur 1.3. Gambar mekanikal diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan disediakan, dipelajari, dikaji dan dimengerti Mampu mempelajari gambar mekanikal Mampu menterjemahkan gambar mekanikal secara cermat, S, S, S S 1. Mengapa gambar pelaksanan mekanikal perlu dipelajari dengan cermat? 2. Hal-hal apa yang perlu dipelajari secara cermat pada gambar pelaksanan mekanikal? 3. Apa dasar yang digunakan seorang geodet untuk memonitoring posisi mekanikal? 4. Tindakan apakah jika menemukan ketidak sesuaian gambar pelaksana mekanikal dengan kondisi lapangan? 1. Karena kecermatan dalam mempelajari gambar mekanikal adalah salah satu faktor penentu keberhasilan penentuan dan monitoring posisi 2. Besaran dan detail yang ada pada gambar mekanikal 3. Gambar mekanikal 4. Segera dikoordinasikan dengan tenaga ahli mekanikal yang bersangkutan, S 5. Mengapa perlu mencatat kejanggalan yang terdapat pada gambar mekanikal? 5. Gambar mekanikal merupakan informasi mengenai konstruksi, baik ukuran bentuk, skala dsb., S 6. Siapa yang berwenang memperbaiki gambar mekanikal? 6. Bagian penggambaran mekanikal Mampu melakukan pengecekan terhadap gambar mekanikal, S, S 7. Hal penting apa saja yang perlu diketahui dari gambar mekanikal sehubungan dengan seorang geodet? 8. Apa yang dilakukan oleh juru ukur setelah membaca gambar kerja? 7. Sebagai acuan kerja mekanikal 8. Segera menentukan jenis peralatan ukur yang akan dipergunakan serta menentukan metode yang akan dipakai MUK Geodetic Engineer of Building I - 25

26 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S 9. Apakah dasar yang digunakan oleh seorang juru ukur untuk memonitor posisi? 9. Gambar kerja mekanikal, S 10. Mengapa gambar kerja perlu dipelajari secara cermat? 10. Karena kecermatan seorang juru ukur dalam mempelajari gambar kerja mekanikal adalah salah satu faktor penentu keber-hasilan penentuan dan monitoring posisi Mampu memberikan laporan apabila menemukan kejanggalan terhadap gambar mekanikal, S, K, S, S 11. Siapakah yang memberikan pengarahan tentang gambar kerja yang diterima kepada juru ukur? 12. Hal-hal apa sajakah yang perlu dipelajari secara cermat pada gambar ukur? 13. Jika ada yang tidak dimengerti pada gambar kerja kepada siapa seorang juru ukur akan mendapatkan informasi? 11. Atasan langsung atau bagian desain mekanikal 12. Besaran dan detil yang ada pada gambar kerja mekanikal 13. Atasan langsung atau bagian desain mekanikal 1.4. Gambar elektrikal diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan Mampu mempelajari gambar elektrikal, S, S 1. Mengapa gambar pelaksanan elektrikal perlu dipelajari dengan cermat? 2. Hal-hal apa yang perlu dipelajari secara cermat pada gambar pelaksanan elektrikal? 1. Kecermatan dalam mempelajari gambar elektrikal adalah salah satu faktor penentu keberhasilan penentuan dan monitoring posisi 2. Besaran dan detail yang ada pada gambar elektrikal Mampu menterjemahkan gambar elektrikal secara cermat, S, S 3. Apa dasar yang digunakan seorang geodet untuk memonitoring posisi elektrikal? 4. Tindakan apakah jika menemukan ketidak sesuaian gambar pelaksana elektrikal dengan kondisi lapangan? 3. Gambar elektrikal 4. Segera dikoordinasikan dengan tenaga ahli elektrikal yang bersangkutan MUK Geodetic Engineer of Building I - 26

27 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S 5. Mengapa perlu mencatat kejanggalan yang terdapat pada gambar elektrikal? 5. Gambar elektrikal merupakan informasi mengenai konstruksi, baik ukuran bentuk, skala dsb., S 6. siapa yang berwenang memperbaiki gambar elektrikal? 6. Bagian penggambaran elektrikal Mampu melakukan pengecekan terhadap gambar elektrikal, S, S 7. Hal penting apa saja yang perlu diketahui dari gambar elektrikal sehubungan dengan seorang geodet? 8. Apakah fungsi dari gambar kerja elektrikal? 7. Sebagai acuan kerja elektrikal 8. Gambar kerja elektrikal berfungsi sebagai sarana komunikasi antar berbagai disiplin bagian pekerjaan serta pegangan juru ukur untuk melakukan di lapangan Mampu memberikan laporan apabila menemukan kejanggalan terhadap gambar elektrika, S, S 9. Mengapa gambar kerja perlu dipelajari oleh juru ukur? 10. Apakah acuan seorang juru ukur untuk melakukan pekerjaan di lapangan? 11. Apa hubungan antara gambar kerja elektrikal dan volume awal? 9. Agar juru ukur dapat melakukan apa yang dimaksud dalam gambar kerja elektrikal secara benar 10. Jadwal dan gambar kerja elektrikal 11. Gambar kerja elektrikal memuat dimensi-dimensi detil konstruksi. Dari dimensi yang ada inilah volume pekerjaan dapat diperkirakan 12. Dari manakah dimensi yang ada dapat diketahui? 12. Dari gambar kerja elektrikal yang ada MUK Geodetic Engineer of Building I - 27

28 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket 1.5. Gambar-gambar disusun dalam suatu daftar simak Mampu menyusun gambar kembali secara berturutan dalam daftar simak, S 1. Unsur-unsur apa saja yang perlu dimuat dalam daftar simak penyusunan gambar? 1. Kelompok gambar dan nomor gambar Dapat meyebutkan urutan gambar, S 2. Sebutkan pedoman yang dipakai dalam menyusun gambar? 2. Nomor gambar Dapat menjelaskan urutan/susunan daftar simak, S 3. Sebutkan berbagai macam gambar? 3. Gambar struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal MUK Geodetic Engineer of Building I - 28

29 UNIT KOMETENSI : Menginventarisasi Gambar elaksanaan dan Menyusun rogram elaksanaan engukuran KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menginventarisasi gambar dan menyusun program. ELEMEN KOMETENSI 2 : Menginventarisasi spesifikasi teknis yang akan diterapkan. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan struktur diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan Mampu menjelaskan Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan struktur Mampu menjelaskan manfaat mempelajari Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan struktur secara cermat, S, S, S, S, S 1. Jelaskan apa itu spesifikasi teknis struktur? 2. Tujuan mempelajari spesifikasi teknis struktur? 3. Apa manfaat mempelajari spesifikasi teknis pekerjaan struktur? 4. Sebutkan 2 butir diantara butir penting yang perlu diidentifikasi dalam spesifikasi teknis pekerjaan struktur? 5. Apakah spesifikasi teknis pekerjaan struktur yang perlu dicek? 1. Acuan dalam tugas pekerjaan teknis struktur 2. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas yang disyaratkan pekerjaan struktur 3. Untuk mengetahui langkahlangkah yang akan dilakukan 4. osisi x dan y 5. Titik-titik pemasangan pekerjaan arsitektur disesuaikan dengan spektek Mampu melakukan pengecekan terhadap Spesifikasi teknis pekerjaan, S, S 6. Menemukan kegagalan terhadap spesifikasi teknis pekerjaan struktur apa yang perlu dilaporkan? 7. eralatan apa saja yang diperlukan dalam pekerjaan struktur? 6. Besarnya perbedaan dengan spektek, serta melaporkan kemungkinan solusi yang terbaik dari kejanggalan tesrsebut 7. Theodolite, meteran 2.2. Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan Mampu mempelajari Spesifikasi teknis pekerjaan, S 1. Jelaskan pengertian spesifikasi teknis arsitektur? 1. Spesifikasi teknis arsitektur adalah acuan dalam tugas pekerjaan teknis arsitektur MUK Geodetic Engineer of Building I - 29

30 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket pekerjaan arsitektur diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan terkait dengan pekerjaan arsitektur Mampu menterjemahkan Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan arsitektur secara cermat, S, S, S 2. Apa tujuan mempelajari spesifikasi teknis arsitektur? 3. Apa manfaat mempelajari spesifikasi teknis pekerjaan arsitektur? 4. Sebutkan 2 butir penting yang perlu diidentifikasi dalam spesifikasi teknis pekerjaan arsitektur? 2. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas yang disyaratkan pekerjaan arsitektur 3. Untuk mengetahui langkahlangkah pekerjaan arsitektur yang akan dilakukan 4. osisi x dan y Mampu melakukan pengecekan terhadap Spesifikasi teknis pekerjaan, S 5. Spesifikasi teknis pekerjaan arsitektur yang perlu dicek antara lain? 5. Titik-titik pemasangan pekerjaan arsitektur disesuaikan dengan spektek Mampu memberikan laporan apabila menemukan kegagalan terhadap Spesifikasi teknis pekerjaan, S 6. Menemukan kegagalan terhadap spesifikasi teknis pekerjaan arsitektur apa yang perlu dilaporkan? 6. Besarnya perbedaan dengan spektek, serta melaporkan kemungkinan solusi yang terbaik dari kejanggalan tesrsebut Mampu menentukan peralatan ukur yang harus digunakan berdasarkan evaluasi Spesifikasi teknis, S 7. Spesifikasi teknis pekerjaan arsitektur peralatan apa saja yang diperlukan? 7. Theodolite, meteran MUK Geodetic Engineer of Building I - 30

31 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket pekerjaan 2.3. Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan mekanikal diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan Mampu mempelajari Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan mekanikal Mampu menterjemahkan Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan mekanikal secara cermat S S S S 1. Jelaskan apa itu spesifikasi teknis? 2. Tujuan mempelajari spesifikasi teknis mekanikal? 3. Apa manfaat mempelajari spesifikasi teknis pekerjaan mekanikal? 4. Sebutkan 2 butir diantara butir penting yang perlu diidentifikasi dalam spesifikasi teknis pekerjaan mekanikal? 1. Acuan dalam tugas pekerjaan teknis mekanikal 2. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas yang disyaratkan pekerjaan mekanikal 3. Untuk mengetahui langkahlangkah yang akan dilakukan 4. osisi x dan y Mampu melakukan pengecekan terhadap Spesifikasi teknis pekerjaan S 5. Spesifikasi teknis pekerjaan mekanikal yang perlu dicek antara lain? 5. Titik-titik pemasangan pekerjaan mekanikal disesuaikan dengan spektek Mampu memberikan laporan apabila menemukan kegagalan terhadap Spesifikasi teknis pekerjaan S 6. Menemukan kegagalan terhadap spesifikasi teknis pekerjaan mekanikal apa yang perlu dilaporkan? 6. Besarnya perbedaan dengan spektek, serta melaporkan kemungkinan solusi yang terbaik dari kejanggalan tesrsebut Mampu menentukan peralatan ukur S 7. Spesifikasi teknis pekerjaan mekanikal peralatan apa saja yang diperlukan? 7. Theodolite, meteran MUK Geodetic Engineer of Building I - 31

32 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket yang harus digunakan berdasarkan evaluasi Spesifikasi teknis pekerjaan 2.4. Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan elektrikal diidentifikasi dan dipahami sesuai dengan isi dan teknik gambar yang dipergunakan Mampu mempelajari Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan elektrikal Mampu menterjemahkan Spesifikasi teknis pekerjaan terkait dengan pekerjaan elektrikal secara cermat Mampu melakukan pengecekan terhadap Spesifikasi teknis pekerjaan S S S S S 1. Jelaskan apa itu spesifikasi teknis elektrikal? 2. Tujuan mempelajari spesifikasi teknis elektrikal? 3. Apa manfaat mempelajari spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal? 4. Sebutkan 2 butir diantara butir penting yang perlu diidentifikasi dalam spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal? 5. Spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal yang perlu dicek antara lain? 1. Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan bagi perencana, produsen dan pelaksanan dalam merencanakan, memproduksi komponen dan melaksanakan bangunan. 2. Tujuannya untuk keseragaman mutu, penghematan bahan, biaya dan waktu. 3. Untuk mengetahui langkahlangkah yang akan dilakukan 4. osisi x dan y 5. Titik-titik pemasangan pekerjaan elektrikal disesuaikan dengan spektek Mampu memberikan laporan apabila menemukan kegagalan terhadap S 6. Menemukan kejanggalan terhadap spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal apa yang perlu dilaporkan? 6. Besarnya perbedaan dengan spektek, serta melaporkan kemungkinan solusi yang terbaik dari kejanggalan tesrsebut MUK Geodetic Engineer of Building I - 32

33 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Spesifikasi teknis pekerjaan Mampu menentukan peralatan ukur yang harus digunakan berdasarkan evaluasi Spesifikasi teknis pekerjaan S 7. Spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal peralatan apa saja yang diperlukan? 7. theodolite, meteran 2.5. Spesifikasi teknis untuk semua pekerjaan disusun dalam daftar simak Mampu menyusun spesifikasi teknis secara berurutan dalam daftar simak S S 1. Unsur-unsur apa saja yang perlu dimuat dalam daftar simak penyusunan spesifikasi teknis? 2. Sebutkan pedoman yang dipakai dalam menyusun spesifikasi teknis? 1. Volume pekerjaan, waktu, hasil akhir yang diminta sesuai mutu pekerjaan dan biaya seminimal mungkin. 2. Berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSM) yang tercantum pada Acuan Normatif. 3. Lingkup kegiatan dalam menyusun spesifikasi teknis? 3. edoman ini mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder (topografi, dll), data primer ( topografi dan pemetaan, dll), analisis yang menyangkut pekerjaan tersebut, perhitungan volume pekerjaan sebagai acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan serta penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan MUK Geodetic Engineer of Building I - 33

34 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket gedung S 4. berapa jenis spesifikasi teknis dalam pekerjaan ini? 4. spesifikasi teknis struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal MUK Geodetic Engineer of Building I - 34

35 UNIT KOMETENSI : Menginventarisasi Gambar elaksanaan dan Menyusun rogram elaksanaan engukuran KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk menginventarisasi gambar dan menyusun program. ELEMEN KOMETENSI 3 : Menyusun program. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Jadwal konstruksi dipahami untuk memperoleh kesesuaian dengan jadwal kerja berdasar pada dokumen kontrak Mampu membaca jadwal kerja pada dokumen kontrak/ perintah kerja. S S S 1. Untuk apa jadwal dibuat? 2. Dengan siapa koordinasi dalam memeriksa jadwal setiap pekerjaan dilakukan? 3. Bagaimana jika jadwal setiap pekerjaan tidak diperiksa? 1. Agar dapat lebih tepat dalam mempersiapkan peralatan dan personil untuk melaksanakan kegiatan 2. Koordinasi dengan bagian pelaksana 3. Akan menimbulkan ketidaksiapan bagian dalam menangani permintaan pekerjaan dan kemungkinan tumpang tindihnya kegiatan Mampu memperkirakan jadwal konstruksi S S 4. Apa yang dilakukan untuk menghindari tumpang tindih penugasan personil? 5. Mengapa jadwal perlu diteliti? 4. Mencermati dan memeriksa jadwal setiap pekerjaan 5. Agar tercipta kegiatan yang tepat alat, tepat waktu dan personil tidak kekurangan/ kelebihan. S 6. Apa yang dimaksud dengan jadwal? 6. Jadwal yang melibatkan kegiatan pada pekerjaan konstruksi 7. Apa yang menjadi pedoman menyusun jadwal? 7. Jadwal konstruksi secara keseluruhan 8. Jenis kegiatan apa saja dalam pekerjaan? 8. Kegiatan konstruksi, awal pekerjaan, akhir pekerjaan MUK Geodetic Engineer of Building I - 35

36 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Mampu menentukan jadwal berdasarkan jadwal konstruksi 9. Apa gunanya mengidentifikasi jadwal? 10. Bagaimana jika jadwal setiap pekerjaan tidak diperiksa? 9. Berguna untuk mengetahui waktu keterlibatan bagian serta penyusunan program kegiatan. 10. Akan timbulnya ketidaksiapan bagian menangani permintaan pekerjaan dan kemungkinan tumpang tindihnya kegiatan 3.2. rogram kerja disusun sesuai dengan jadwal konstruksi berdasarkan dokumen kontrak / perintah kerja Mampu mengiidentifikasi jadwal pekerjaan Mampu menentukan langkah-langkah program kerja S S S 1. Bagaimana cara mengantisipasi jadwal penugasan personil? 2. Apa yang dimaksud program kerja 3. Bagaimana menentukan langkah-langkah program kerja 1. Dengan mempelajari jadwal, maka akan dapat mengantisipasi kapan saat diperlukan kegiatan persiapan maupun kapan kegiatan 2. Langkah-langkah atau rencana kegiatan pekerjaan 3. Sesuai dengan jadwal yang ada dengan mengacu pada hasil identifikasi pekerjaan dan jadwal yang sudah dibuat Mampu menjelaskan keterkaitan jadwal terhadap jadwal konstruksi S S 4. Bagaimana menyusun program kerja berdasarkan dokumen kontrak 5. Bagaimana menyusun program kerja berdasarkan jadwal konstruksi 4. Menyusun program baik waktu, metoda, jenis peralatan maupun personil juru ukur yang terlibat. 5. Menyusun jadwal konstruksi secara keseluruhan Mampu menyesuaikan program kerja S 6. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun program kerja? 6. Jenis pekerjaan, volume, alokasi waktu, alat, personil MUK Geodetic Engineer of Building I - 36

37 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket dengan hasil diskusi S S 7. Seberapa jauh keterkaitan jadwal terhadap jadwal konstruksi? 8. Apa yang anda lakukan jika waktu yang dialokasikan sangat pendek? 7. Jadwal mengikuti jadwal konstrusi 8. Menambah personil, peralatan, jam kerja 3.3. rogram kerja didiskusikan dengan pelaksana untuk disetujui oleh atasan langsung dan diadministrasika n sesuai dengan SO yang berlaku Mampu membuat program kerja S 1. Apakah yang menjadi dasar mengajukan peralatan? 2. Mengapa program kerja harus dipelajari? 1. Jadwal pekerjaan dan penyusunan peralatan yang diperlukan 2. Karena : a. Untuk memantapkan perencanaan kegiatan juru ukur b. Akan mempermudah kegiatan c. jadwal kerja yang tersusun baik dan teridentifikasi dengan baik, akan menghasilkan yang baik juga d. Sebaliknya tidak dipelajari, akan berakibat fatal terhadap pekerjaan konstruksi secara keseluruhan rogram kerja diadministrasikan sesuai dengan dokumen kontrak S 3. Siapa yang berwenang mengecek program kerja? 3. rogram kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari emberi Tugas, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan erencana dan mendapatkan pandangan/ pertimbangan teknis dari emberi Tugas S 4. Apa yang terjadi apabila program kerja tidak dicek keberadaannya? 4. Akan berakibat fatal terhadap pekerjaan konstruksi, kalau terjadi kesalahan MUK Geodetic Engineer of Building I - 37

38 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket S 5. Kenapa program kerja harus diadministrasikan sesuai dengan dokumen kontrak? 5. Menyusun program harus dipertimbangkan baik waktu, metoda, jenis peralatan maupun personil juru ukur yang terlibat 3.4. Catatan inventarisasi gambar dan penyusun program dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan dan diadministrasi sesuai dengan SO 1. Mampu mencatat inventarisasi gambar 2. Mampu menyusun program menggunakan format yang ditetapkan 3. Mampu mengadministrasi sesuai dengan dokumen kontark S 1. Sebutkan gambar gambar yang terkait dengan pekerjaan! 2. Apa saja yang perlu dicatat dalam daftar inventarisasi gambar? 3. Apa yang dimaksud dengan program kerja? 4. Unsur-unsur apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun program kerja? 1. Gambar pelaksana struktur, Arsitektur, mekanikal, dan elektrikal. 2. a. Ukuran b. otonganpotongan c. Arah d. Skala 3. rogram kerja adalah langkah-langkah atau rencana kegiatan pekerjaan 4. Unsur yang diperhatikan: a. Jadwal kegiatan secara terperinci b. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahliannya maupun jumlah tenaga yang diusulkan konsultan perencana untuk melaksanakan tugas perencanaan, serta harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan. UNIT KOMETENSI : Mempersiapkan elaksanaan engukuran MUK Geodetic Engineer of Building I - 38

39 KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk, menentukan jenis dan spesifikasi alat, klasifikasi juru ukur, dan menetapkan metode kerja ELEMEN KOMETENSI 1 : Menentukan jenis alat ukur dan perlengkapannya sesuai dengan jenis pekerjaan. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Alat ukur dan perlengkapan yang dibutuhkan diinventarisasi dan disusun dalam suatu daftar simak Mampu mengidentifikasi kebutuhan peralatan dan perlengkapan, S 1. Mengapa penggunaan peralatan perlu disusun? 1. enggunaan peralatan ukur disusun berdasarkan jenis kegiatan akan mempermudah pemahaman tim dalam mempersiapkan peralatan sebaliknya kesulitan dalam penggunaan peralatan menyebabkan waktu yang dibutuhkan dalam tidak efisien 2. Bagaimana caranya sipat datar dilakukan untuk mengukur titik ketinggian satu dengan yang lain? 2. Waterpass diletakkan diantara 2 (dua) titik yang akan diukur beda tingginya bacaan dilakukan terhadap rambu yang dipasang pada 2 titik tersebut serta pengurangan bacaan muka dengan bacaan belakang adalah beda tinggi yang dicari Mampu menyusun kebutuhan peralatan dan perlengkapan dalam daftar simak, K 3. Hal-hal apa saja yang perlu dicantumkan dalam menyusun peralatan yang diperlukan? 4. Apakah dasar penyusunan peralatan ukur? 3. a. Nama alat b. Jumlah c.tipe spesifikasi dan lama pemakaian 4. Jadwal pekerjaan dan penyusunan peralatan yang diperlukan, K 5. Jika menyangkut sudut dan jarak, peralatan ukur apa yang perlu disiapkan? 5. a. Total Station b. Teodolith, K 6. Jika menyangkut elevasi atau beda tinggi, peralatan ukur apa yang perlu disiapkan? 6. Alat ukur waterpass 7. Siapa yang menentukan peralatan ukur yang akan dipakai? 7. Juru ukur, mengacu kepada gambar kerja yang diterima 8. Kepada siapa pengadaan peralatan ukur 8. Kepada chief juru ukur dan bagian MUK Geodetic Engineer of Building I - 39

40 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket perlu dikoordinasikan? gudang 9. Apa kegunaan daftar simak peralatan dan perlengkapan? 9. Untuk mengkorfirmasi atas pemenuhan ajuan kebutuhan peralatan 1.2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi sesuai dengan ketentuan Mampu menyiapkan alat ukur, K, S 1. Apa yang dilakukan juru ukur terhadap alat ukur sebelum mulai pekerjaan? 2. Mengapa penggunaan peralatan perlu disusun? 1. Menguasai materi pekerjaan, menyiapkan peralatan dan menyetel peralatan 2. Agar tercipta kegiatan yang tepat alat dan tepat waktu, K 3. Apa yang terjadi jika penggunaan peralatan tidak disusun? 3. Kemungkinan terjadinya benturan waktu penggunaan peralatan ukur 4. Sebutkan contoh penyusunan penggunaan peralatan! 4. untuk pekerjaan yang memerlukan data sudut saja dikelompokkan menjadi satu dengan peralatan yang disediakan yaitu theodolith atau total station. 5. Siapakah yang menyusun penggunaan peralatan? 5. juru ukur dan atasannya 6. Kepada siapa susunan penggunaan peralatan dikoordinasikan? 6. Kepada atasan langsung dan bagian peralatan Dapat mengatur peralatan total station K raktek : 7. Coba Anda lakukan cara mengatur peralatan total station! 2. Langkah-langkah : a. asang kaki tiga penyangga / tripod / startip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada titik yang sudah diketahui koordinat dan evelasinya b. astikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat dudukan alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin c. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya d. asang total station pada dudukan MUK Geodetic Engineer of Building I - 40

41 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket atau tribrach dan kencangkan sekrupnya e. Secara simultan tepatkan penanda ketepatan posisi as vertical total station pada titik yang dikehendaki (centering) f. Atur sumbu I sumbu Vertikal dan Sumbu II Horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang nivo kotak, yang biasanya disebut sekrup A, B, C g. engaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri, tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada h. utar total station terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo masih tetap berada di tengah lingkaran, jika tidak gunakan sekrup C untuk menepatkan nivo kembali ke tengah lingkaran i. Cek kembali posisi penanda ketepatan as sumbu vertical apakah masih berada pada posisi titik yang dimaksud. j. Jika bergeser maka kendorkan sekrup pengunci total station pada tribrach dan geser perlahan-lahan sehingga posisi penanda arah vertical tepat berada di titik yang yang dikehendaki lalu kuatkan sekrup pengikat. k. Cek kembali posisi gelembung apakah masih berada di pusat lingkaran, jika tidak gunakan sekrup A, B, C kembali secara lebih perlahan untuk menepatkan posisi gelembung nivo pada lingkaran yang ada MUK Geodetic Engineer of Building I - 41

42 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket l. Jika centering dan posis gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-tengah bidang nivo, maka alat sudah siap untuk dioperasikan Mampu menjaga fungsi setiap bagian peralatan ukur terkalibrasi, K 8. Apakah yang dimaksud dengan skrup A, B, C? 9. Apakah yang terjadi jika sumbu I theodolite tidak vertikal? 3. Sekrup A, B, C adalah sekrup yang digunakan untuk menempatkan nivo yang ada pada alat ukur 4. Bacaan sudut menjadi tidak benar, karena piringan horizontal belum pada posisi benar-benar horizontal 10. Apakah waterpas mempunyai sumbu I? 5. Tidak, waterpas hanya diputer secara hoizontal 11. Apa yang dimaksud centering? 6. Centering adalah menempatkan berdirinya alat tepat diatas titik yang dimaksud di atas permukaan tanah/obyek engecekan terhadap kondisi alat ukur yang sudah dikalibrasi dilakukan secara teliti, S, K 12. Apa gunanya pengecekan terhadap kondisi alat ukur? 1. Bila di dalam kerangka acuan dipersyaratkan kesalahan linier jarak poligon adalah 1 : 7.500, maka alat ukur jarak yang dipersiapkan adalah... a. Alat ukur jarak optis b. Alat ukur jarak langsung (meteran) c. Alat ukur jarak elektromagnetis d. Jawaban a, b dan c benar. 7. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna, menghilangkan kesalahan dari awal. 1.c, K 2. Untuk mengetahui apakah alat waterpass yang akan digunakan dalam kondisi baik, pengecekan yang dilakukan antara lain adalah... a. Garis bidik sejajar garis arah nivo b. Garis bidik tegak lurus sumbu II c. Kesalahan indeks vertikal MUK Geodetic Engineer of Building I d

43 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket d. Jawaban a, b dan c benar. 3. Ketelitian alat ukur sipat datar ditentukan oleh. a. erbesaran teropong dan kepekaan nivo b. Ketelitian rambu c. Ketelitian penggerak halus horizontal d. Jawaban a, b dan c benar. 3.b 1. Sebutkan pengecekan/kalibrasi apa saja yang harus dilakukan pada alat theodolit?. a. pengecekan sumbu I (vertikal) tegak lurus bidang nivo, b. pengecekan benang silang diafragma tegak lurus sumbu I, c. pengecekan garis bidik (kolimasi) tegak lurus sumbu II d. pengecekan kesalahan indeks vertikal 1.a 1.3. Bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis ditentukan Mampu menjelaskan bahan perlengkapan penunjang pekerjaan sesuai spesifikasi teknis, K 1. Apakah yang dimaksud dengan setting alat ukur? 2. Siapakah yang melakukan setting alat ukur di lapangan? 3. Dimanakah alat ukur di lapangan di setting? 1. Yang dimaksud setting alat peralatan ukur adalah pengaturan peralatan ukur sesuai standar dari pabrik agar peralatan tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya 2. Juru ukur 3. eralatan yang dimaksud segera di settting di lapangan pada posisi titik acuan yang sudah diketahui Mampu mengidentifikasi kebutuhan bahan perlengkapan yang tercantum dalam spesifikasi teknis, K 4. Untuk persiapan stake out posisi horizontal alat apakah yang perlu disiapkan? 5. Sebutkan tiga peralatan pendukung selain alat ukur yang diperlukan oleh seorang juru ukur! 4. Theodolith atau Total Station 5. a. eralatan tulis b.bak ukur atau target c. Meteran MUK Geodetic Engineer of Building I - 43

44 UNIT KOMETENSI : Mempersiapkan elaksanaan engukuran KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk, menentukan jenis dan spesifikasi alat, klasifikasi juru ukur, dan menetapkan metode kerja ELEMEN KOMETENSI 2 : Menentukan personil. No Kualifikasi juru ukur ditentukan sesuai kebutuhan dan disusun dalam daftar simak Indikator Unjuk Mampu menjelaskan lingkup kerja yang tertera dalam spesifikasi teknis (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, K 1. Bagaimana cara mengetahui Kualifikasi/ kemampuan juru ukur yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi? 1. Untuk mengetahui kemampuan/ kompetensi personil yang terlibat adalah melihat dari rekam jejak/curicullum vitae personil yang bersangkutan, Melakukan test/wawancara maupun praktek dan mencari informasi dari fihak ketiga 2. Apa saja lingkup kerja untuk pekerjaan konstruksi? 2. Lingkup kerja untuk pekerjaan konstruksi a. ekerjaan lantai kerja b. ekerjaan embesian c. Lantai/Slab d. Kolom e. Wall / dinding f. Bekisting Balok / lantai g. emindahan As bangunan. h. emindahan Elevasi Keatas i. Settlement bangunan. j. Finishing Mampu mengidentifikasi kebutuhan juru ukur sesuai pekerjaan, K 3. Bagaimana cara mengantisipasi jadwal penugasan juru ukur? 4. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun kebutuhan juru ukur 3. Dengan lebih mencermati dan memeriksa jadwal setiap pekerjaan 4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: a. volume pekerjaan b. waktu c. jenis pekerjaan d. kompetensi juru ukur Mampu mengidentifikasi kebutuhan juru ukur kedalam 5. Seberapa jauh keterkaitan jadwal terhadap kebutuhan juru ukur? 5. Juru ukur bekerja berdasarkan jadwal MUK Geodetic Engineer of Building I - 44

45 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket daftar simak, S 6. Apa yang anda lakukan jika waktu yang dialokasikan sangat pendek? 6. Menambah personil juru ukur, jam kerja dalam sehari dan peralatan 2.2 Kebutuhan juru ukur dan pembantu juru ukur dihitung dengan teliti Mampu mengidentifikasi kebutuhan juru ukur pembantu sesuai pekerjaan, S 1. Apakah dasar proses rekruitmen juru ukur yang akan terlibat dalam kegiatan survai topografi? a. Lingkup kegiatan dan persyaratan kualifikasi yang tercantum dalam dokumen tender/tor b. Kedekatan pertemanan c. Inisiatif sendiri. d. Jawaban a, b dan c benar. 1.a, S 2. ersonil yang terlibat dalam kegiatan bangunan gedung, adalah... a. Geodetic Engineer, Surveyor, Lab. Technician b. Geodetic Engineer, Asisten Geodesi/Chief Surveyor, Surveyor, CAD Operator dan Tenaga Lokal c. Geodetic Engineer, Chief Surveyor, CAD Operator dan Lab. Technician 2.b Dapat merekrut personil survai topografi secara selektif sesuai kualifikasi KS 3. Untuk mengetahui kemampuan/kompetensi juru ukur yang terlibat dalam pekerjaan ini, kecuali... a. Melihat dari rekam jejak/curicullum vitae juru ukur yang bersangkutan b. Melakukan test/wawancara c. Mencari informasi dari fihak ketiga d. Juru ukur tersebut memberi uang. 3.d 2.3 Kriteria penilaian evaluasi kinerja juru ukur ditetapkan Mampu menetapkan kriteria kinerja juru ukur, K, S 1. Selama kegiatan berjalan, kegiatan juru ukur akan termonitor kinerjanya, antara lain dari kegiatan... a. engukuran saat melakukan orientasi, pengikatan titik ikat, detail2, dll, hasil data, hitungan hasil data dan penggambaran, serta membuat laporan, kedisiplinan dan kerjasama tim MUK Geodetic Engineer of Building I a

46 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S b. engukuran, hasil dan hitungan cepat diplot, disiplin. c. Hormat sama koordinator lapangan, cepat mengerjakan d. Hasil penggambaran akhir terlihat rapi 2. Untuk menghindari terjadinya manipulasi data pada saat pengolahan/penghitungan data, tindakan-tindakan perlu Anda lakukan, kecuali... a. Menginstruksikan kepada surveyor untuk melakukan dengan cermat. b. Menggunakan peralatan timbang yang telah dikalibrasi c. Melakukan pengecekan dan menandatangani formulir hasil setiap hari selesai di lapangan. d. Menggunakan peralatan ukur yang telah dikalibrasi. 2.b MUK Geodetic Engineer of Building I - 46

47 UNIT KOMETENSI : Mempersiapkan elaksanaan engukuran KODE UNIT : F IV DESKRISI UNIT KOMETENSI : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk, menentukan jenis dan spesifikasi alat, klasifikasi juru ukur, dan menetapkan metode kerja ELEMEN KOMETENSI 3 : Menentukan metodologi pekerjaan. No Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket Metodologi penetapan titik referensi (BM) dan leveling, vertikal, stake out, bowplank ditentukan berdasarkan pada gambar kerja Mampu menetapkan metoda penetapan titik referensi (BM) dan leveling, vertikal, stake out, bowplank berdasarkan pada gambar kerja., K 1. engukuran titik kontrol vertikal untuk survai topografi disyaratkan menggunakan metode berikut, kecuali... a. engukuran double stand. b. engukuran pergi pulang pada setiap seksi c. engukuran pergi pulang pada setiap slag d. engukuran menggunakan kompas 2. enentuan posisi apa jika ditentukan dari titik B.M. atau titik gride line yang sudah ditentukan yang bereference B.M. yang ada? 1.d 2. a. enentuan Elevasi tanah diambil dari Elevasi B.M. yang sudah ditentukan, sehingga didapatkan hasil elevasi tanah seperti yang dikehendaki dalam gambar. b. Untuk acuan level cor lean concrete dipasang pada Iokasi yang akan dicor dengan patok bambu atau dengan reiat kayu kasau, dengan jarak antaranya sekitar 2 meter 3. Apa yang dimaksud dengan titik referensi? 4. Informasi apa sajakah yang terdapat pada titik referensi? 3. Titik referensi atau titik ikat adalah titik yang mempunyai besaran koordinat dan elevasi, dimana titik ini digunakan sebagai patokan awal untuk semua proses penggambaran yang menyangkut koordinat 4. Informasi yang dimiliki titik referensi adalah : a. Absis (X) b. Ordinat (Y) c. Elevasi (Z) MUK Geodetic Engineer of Building I - 47

48 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S 5. Mengapa sebelum dipergunakan titik referensi perlu dicek kebenarannya? 5. Sebab sebagai fungsi acuan, maka kebenaran titik referensi mutlak perlu dicek dan diyakini bersama, S 6. Apa yang anda ketahuhui tentang vertical Kolom? 6. Vertical kolom adalah : a. osisi kolom di Marking diatas lantai afler concrete dengan mengacu ke titik reterence yang ada. b. Dalam pembuatan sepatu kolom akan dilakukan pengawasan mengenai posisinya, sehingga posisi kolom sccara horizontal akan terkontrol. c. Sefelah bekisting terpasang maka dilakukan pengechekan untuk vertikal kolom serta ukuran dimensi kolom. Dimensi kolom dicheck dibagian atas dari pada bekisting dengan mistar siku dan meteran untuk ukurannya. d. Setelah kolom betul-betul berdiri vertikal maka ditentukan level stopcor dari kolom, K 7. Kapan engukuran Bekisting Kolom dilakukan? 7. engukuran Bekisting Kolom dilakukan: Setelah bekisting kolom terpasang, maka sebelum dilakukan pengecoran harus di lakukan pengecekan tentang kevertikalannya serta ukuran dimensi kolom. Dimensi kolom dicek pada bagian top atau atas bekisting dengan mistar siku dan meteran kecil. engecekan vertikal kolom dapat dilakukan dengan memasang unting unting atau lot ataupun dengan alat ukur theodolite dg bantuan baak ukur. Sebelum kolom dilakukan pengecoran,maka harus diyakini tentang kevertikalannya dan posisi stop cor dari kolom yang besarnya 1 s/d 2 Cm. diatas bottom balok diatas kolom untuk balok yang terbesar atau MUK Geodetic Engineer of Building I - 48

49 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket, S S 7. Apakah yang dimaksud dengan stake out? 8. Ada berapa macamkah stake out posisi itu? 9. Data apa sajakah yang diperlukan untuk melakukan stake out horizontal? 10. Data apa sajakah yang diperlukan untuk melakukan stake out vertical? 11. Bagaimanakah cara mencari jarak antara dua titik yang diketahui koordinatnya? terbawah bottomnya telah terpasang, disamping pekerjaan lain yang ada sangkut pautnya berada dalam kolom tersebut 7. Stake out adalah penempatan kembali suatu titik yang diketahui koordinatnya pada gambar ke posisi sebenarnya di lapangan 8. Ada 2 (dua) a. Stake out posisi horisontal b. Stake out posisi vertical 9. a. Koordinat titik acuan b. Arah acuan c. Besar sudut antara sisi arah acuan ke titik yang di stake out d. Jarak dari titik ke detil yang akan di stake out 10.a. Elevasi titik acuan b. Elevasi titik yang akan di stake out 11.Dengan menggunakan rumus d 2 (( X -X A) ( Y1-Y 1 A dimana : X 1, Y 1 : koordinat titik 1 X A, Y A : koordinat titik A ) 2 ) 12. Mengapa hasil stake out perlu ditandai? 13. Siapa sajakah yang terlibat di dalam pelaksanan stake out? 12. Sebab berdasarkan tanda-tanda atau marking inilah pekerjaan dilakukan 13. a. emilik pekerjaan b. Kontraktor pelaksana c. Konsultan supervisi MUK Geodetic Engineer of Building I - 49

50 Indikator Unjuk (/K/S) ertanyaan Jawaban Ket 14. Apakah yang dimaksud dengan bowplank? 14. Bowplank adalah salah satu cara untuk memberikan tanda untuk konstruksi, bowplank ini biasanya digunakan sebagai penanda kemiringan atau batas suatu luasan 15. Dimanakah penandaan stake out itu dilakukan? 16. Bagaimanakah cara penandaan apabila stake out dilakukan dengan bentuk luasan? 15. ada tempat yang menjadi center line suatu konstruksi atau pada peil yang berada di dekat konstruksi 16. enandaan diberikan secara detil mengikuti rencana bentuk luasan 3.2. Metodologi pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, ditentukan berdasarkan pada gambar kerja Mampu menetapkan metoda pemindahan elevasi lantai ke lantai di atasnya, berdasarkan pada gambar kerja. S 1. Berapa jenis/bagian pekerjaan lantai, penentuan posisi / lokasi, yaitu Dengan melihat gambar dibawah, coba sebutkan tahapan pemindahan elevasi/ ke tinggian? 1. Bagian : a. Slab b. Balok / grade beam c. Summpit d. Core mat e. ile cap 1. Untuk acuan elevasi dari pada level lantai adalah dengan memasang pelat dari besi galvanize diameter 1.25 s/d 1.50 inch, yang dipasang dengan bahan penguat kaki ayam yang terbuat dari besi yang bisa (dinaik dan turunkan. 2. Untuk memonitor elevasi pengecoran Slab / lantai dilakukan dengan alat ukur Waterpass yang dibuat sedemikian rupa imtuk mcngamat selama pengecoran, sehingga hasil dari pengecoran lantai akan sesuai dengan level rencana dan akan dibatasi dengan toleransi yang dipcrbolehkan. 3. engamatan ini dilaksanakan sampai dengan tahap akhir finish level lantai atau sampai dengan penggosokkan MUK Geodetic Engineer of Building I - 50

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :

HUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM : HUKUM KONSTRUKSI Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM : 03115153 RINGKASAN UU NO 18 TAHUN 1998 TENTANG JASA KONSTRUKSI BAB I Ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA TEROWONGAN MODUL : TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA

PELATIHAN PELAKSANA TEROWONGAN MODUL : TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA PELATIHAN PELAKSANA TEROWONGAN MODUL : TCE 01 UUJK, ETIKA PROFESI, ETOS KERJA DAN UUSDA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 18

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa air tanah mempunyai peran yang

Lebih terperinci

O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA

O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat

No Indonesia. Selain itu, hasil karya Arsitektur dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan kegiat TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6108 ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 179) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa beberapa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, 1 BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pengaturan Air Tanah dimaksudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Lingkungan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya manusia dalam mengembangkan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, - 1 - Walikota Tasikmalaya PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah; LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b. WALIKOTA SALATIGA, bahwa

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 8 TAHUN 2010 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang : a.

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia,

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia, Menimbang : ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni 1986 Presiden Republik Indonesia, a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang : Rawa

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang : Rawa Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang : Rawa Oleh : Presiden Republik Indonesia Nomor : 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal : 2 MEI 1991 (JAKARTA) Sumber : LN 1991/35; TLN NO. 3441 Presiden Republik

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG \IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH

BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH Menimbang BUPATI SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUBANG, : a. bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menerapkan Ketentuan Tentang Kegagalan Bangunan dan 1.2 Kode Unit 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa layanan jasa konstruksi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN, PENGATURAN PEMANFAATAN SEMPADAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN IMBAL JASA LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 0 BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa pengelolaan limbah

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN, MENIMBANG : 1. bahwa setiap orang yang menjalankan suatu bidang

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN 2013... TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan jasa konstruksi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.61, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA IPTEK. Keinsinyuran. Profesi. Penyelenggaraan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5520) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 5 2013 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN 2 Desember 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Nomor 1 Seri E

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menyimpan air yang berlebih pada

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKAA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.226.00. Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 8/2015 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa kelestarian fungsi Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA)

PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA) PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA) Sumber: LN 1991/35; TLN NO. 3441 Tentang: RAWA Indeks:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KAB UPATENCI LAC AP NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DAN IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci