KAMUS BAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAMUS BAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1

2 KAMUS BAHASA INDONESIA

3 KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008

4 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008 xvi, 1826 hlm.; 21,5 cm ISBN BAHASA INDONESIA - KAMUS

5 TIM REDAKSI KAMUS BAHASA INDONESIA Pemimpin Redaksi Dendy Sugono Penyelia Sugiyono Yeyen Maryani Redaksi Pelaksana Ketua Meity Taqdir Qodratillah Anggota Cormentyna Sitanggang, Menuk Hardaniwati Dora Amalia, Teguh Santoso, Adi Budiwiyanto Azhari Dasman Darnis, Dewi Puspita Pembantu Pelaksana Endang Supriatin, Dede Supriadi Delia Saparini, Rini Maryani

6 PRAKATA Satu bahasa besar atau bahasa utama memiliki kamus, tata bahasa, dan uji bahasa yang standar. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yang dapat menjadi lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Demikian pula, bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosakata yang memadai sebagai sarana pikir, ekspresi, dan komunikasi di berbagai bidang kehidupan. Kamus Bahasa Indonesia ini merupakan buku rujukan yang memuat khazanah kata bahasa Indonesia. Selain kosakata umum bahasa Indonesia, kamus ini memuat berbagai istilah dari bidang ilmu yang pasti akan sangat bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa. Dibandingkan dengan kamus yang terbit sebelumnya, kamus ini telah mengalami penyempurnaan definisi atau penjelasan lema/sublemanya, penambahan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa), perbaikan penulisan latin untuk nama tumbuhan dan hewan, serta perubahan urutan susunan sublema. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari para pengguna kamus, baik melalui surat, pos-el, telepon, surat kabar/majalah maupun melalui forum atau pertemuan ilmiah. Sublema yang merupakan derivasi dari lema pokok disusun berdasarkan paradigma pembentukan kata, tidak lagi diurutkan berdasarkan abjad. Dengan demikian, sublema petinju ditampilkan di bawah sublema bertinju, sedangkan peninju di bawah meninju dan meninjukan, serta tinjuan yang merupakan hasil meninju diletakkan di bawah peninjuan (perbuatan meninju). Dari segi isinya, kamus ini diperkaya istilah bidang ilmu fisika, kimia, matematika, dan biologi yang sudah sangat lazim digunakan. Definisi kata-kata itu diambil dari kamus istilah bidang ilmu yang dikembangkan oleh para pakar bersama Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Dengan memasukkan istilah-istilah itu, kamus ini dapat menjadi rujukan awal yang dapat digunakan oleh pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum untuk memahami konsep-konsep dasar keilmuan itu. Dengan demikian, sumbangan kamus ini bagi upaya pencerdasan bangsa akan lebih dapat dirasakan. Untuk menghasilkan kamus seperti itu diperlukan semangat, ketekunan, dan kerja keras penyusun. Oleh karena itu, atas terbitnya kamus ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah turut berperan dalam penulisan kamus ini. Selain itu saya memberikan ucapan terima kasih kepada Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional yang telah mengubah kamus ini ke format elektronik sehingga dapat disebarluaskan kepada masyarakat melalui layanan buku murah Departemen Pendidikan Nasional. Semoga penerbitan kamus ini dapat memberi manfaat besar bagi upaya pencerdasan bangsa menuju insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Jakarta, 28 Oktober 2008 Kepala Pusat Bahasa Dendy Sugono Pemimpin Redaksi

7 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL PADA PENERBITAN KAMUS BAHASA INDONESIA Perkembangan bahasa mencerminkan perkembangan kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Perkembangan bahasa itu tampak pada perkembangan kosakata. Perkembangan kosakata bahasa Indonesia amatlah pesat pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 yang, antara lain, dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi serta seni. Perkembangan kosakata itu dapat dilihat pada bertambahnya lema dalam kamus bahasa Indonesia dari satu edisi ke edisi berikutnya. Tanpa kita rasakan ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia telah 20 tahun berada di tengah-tengah masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri. Selama kurun waktu itu kamus tersebut telah mengalami perkembangan muatan lema dari lema pada edisi pertama (1988) hingga lema pada edisi keempat (2008). Hal itu menunjukkan bahwa kamus tersebut selalu memutakhirkan kandungan lemanya. Menurut catatan Pusat Bahasa, dari edisi pertama hingga edisi ketiga kamus itu mengalami cetak ulang hingga puluhan kali. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat memang memerlukan kamus tersebut sebagai sumber rujukan dalam dunia pendidikan ataupun dunia kerja. Di samping pengguna, respons masyarakat terhadap kamus itu juga muncul dalam bentuk upaya penerbitan kamus serupa untuk keperluan bisnis. Beberapa kamus bahasa Indonesia bermunculan, bahkan beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan kepopuleran Kamus Besar Bahasa Indonesia yang tampaknya sudah merebut hati masyarakat. Jika kamus yang bermunculan itu disusun dengan standar perkamusan yang memadai, peran masyarakat dalam menyediakan kamus bahasa Indonesia seperti itu dapat menjadi aspek positif bagi pengembangan dan pemasyarakatan bahasa Indonesia. Sebaliknya, kamus serupa itu akan menjadi aspek negatif apabila penyusunannya hanya memperhatikan aspek bisnis semata. Kamus Bahasa Indonesia ini harus dipandang sebagai upaya pemutakhiran acuan kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kamus ini menjadi sumber rujukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan daya ungkap pengguna bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis, terutama di kalangan insan pendidikan. Kamus ini menjadi pegangan utama pelajar dan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berekspresi dan berkomunikasi lisan ataupun tulis. Demikian juga bagi peneliti, penulis, penerjemah, wartawan, dah masyarakat luas dapat memanfaatkan kamus ini demi meningkatkan pengetahuan dan wawasan bahasa Indonesia serta kemajuan peradaban

8 bangsa Indonesia. Atas terbitnya kamus ini, saya menyampaikan penghargaan yang tulus kepada para penyusun. Dalam semangat 100 tahun Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia dan semangat 80 tahun Sumpah Pemuda, terbitnya Kamus Bahasa Indonesia yang disertai terbitnya Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa sungguh merupakan persembahan yang amat berharga bagi bangsa Indonesia. Semoga buku ini membawa manfaat untuk kemajuan bangsa Indonesia. Jakarta, 28 Oktober 2008 Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo

9 Daftar Isi Tim Redaksi v Prakata vii Sambutan Menteri Pendidikan Nasional ix Daftar Isi xi Petunjuk Pemakaian Kamus xiii Lema KBI A Z

10 PETUNJUK PEMAKAIAN KAMUS A. Ejaan Ejaan yang digunakan di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang didasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. B. Bentuk Susunan Kamus Susunan kada dasar (lema) dan kata turunan (sublema) Kamus Bahasa Indonesia disusun seperti berikut. 1. Kata Dasar dan Kata Turunan Kata dasar atau bentuk dasar yang menjadi dasar segala bentukan kata diperlakukan sebagai lema atau entri, sedangkan bentuk derivasinya (kata turunan, kata ulang, dan gabungan kata) diperlakukan sebagai sublema atau subentri. Contoh: sabar adalah kata dasar dan kata bersabar, menyabarkan, penyabar, dan kesabaran adalah bentuk derivasinya. Dengan demikian, cara menyusunnya adalah sebagai berikut. sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb); menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah; penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap persoalan;

11 kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini; tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku yg ~di antara teman-temanku 2. Kata Ulang atau Bentuk Ulang Kata ulang atau bentuk ulang di dalam Kamus Bahasa Indonesia ini diatur atau disusun sebagai berikut. a) Bentuk kata yang seolah-olah merupakan bentuk ulang, seperti alap-alap, laba-laba, kupu-kupu diperlakukan sebagai lema. b) Bentuk ulang seperti pontang-panting diperlakukan sebagai lema. c) Kata ulang yang menunjukkan jamak dalam hal proses diperlakukan sebagai sublema. Contoh: bersaf-saf diletakkan sesudah saf tersedeng-sedeng diletakkan sesudah sedeng 3. Gabungan Kata a) Gabungan kata atau kelompok kata yang mempunyai derivasi diperlakukan sebagai lema. Contoh: salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg diberikan; penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan b) Gabungan kata atau kelompok kata yang tidak berderivasi di perlakukan sbg sublema. Letaknya langsung di bawah lema yang berkaitan dan disusun berderet ke samping secara berurutan menurut abjad. Unsur pertama gabungan kata itu dicetak dengan tanda hubung ganda (--) Contoh: sagu n 1 pohon yg hati batangnya dapat dibuat tepung; 2 hati batang pohon palem; 3 tepung (dr pati hati batang enau, rumbia, dsb); -- belanda garut; Maranta arundinacea; -- betawi sagu belanda;

12 -- hati ki pemberian (tanda mata, hadiah, dsb) sbg hiburan (tanda penghargaan, kenang-kenangan, dsb); -- pisang hati batang pisang; - - tampin pati sagu yg dibungkus dng daun nipah; c) Gabungan kata atau kelompok kata yang dibentuk dari kata turunan atau sublema diperlakukan sebagai sublema dan diletakkan di bawah kata turunan tersebut. Unsur pertama kata turunan itu dicetak dengan tanda tilde (~). Contoh: saji n...; menyajikan v...; tersaji v...; sajian n...; penyaji n...; -- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan ilmiah C. Tanda Baca 1. Tanda Hubung (-) a) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: a) main-main b) saban-saban b) Tanda hubung dipakai di depan kata bilangan yang menunjukkan tingkat atau urutan. Contoh: ke-4 ke-7 ke-9 2. Tanda Hubung Ganda (--) Tanda hubung ganda dipakai untuk menggantikan lema yamg terdapat dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh:

13 sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 3. Tilde (~) Tilde dipakai untuk menggantikan sublema yang terdapat di dalam contoh kalimat atau gabungan kata. Contoh: sabar a...; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; 4. Cetak Miring Huruf-huruf yang dicetak miring digunakan untuk menuliskan label kelas kata, dan contoh pemakaian lema atau sublema dalam kalimat. Contoh: a) Label Kelas Kata a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), num (numeralia), p (partikel), pron (pronomina), dan v (verba) b) Kalimat contoh pemakaian lema dan sublema sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 5. Cetak Tebal a. Huruf yang dicetak tebal adalah lema.

14 Contoh: piring n 1 perabot rumah tangga berbentuk bundar pipih dan sedikit cekung, terbuat dr porselen, beling, dsb, untuk meletakkan nasi, lauk-pauk, dsb: -- yg dipakai untuk jamuan malam sudah disiapkan;...; b. Huruf yang dicetak tebal menunjukkan angka untuk angka polisem (kata yg memiliki lebih dari satu makna). Contoh sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; c. Huruf yg dicetak tebal menunjukkan gabungan kata. Contoh: saji n...; menyajikan v...;... penyaji n...; -- makalah orang yg menyajikan makalah dl suatu pertemuan ilmiah 6. Koma (,) 1) Tanda koma (,) dipakai untuk membatasi huruf kapital dan huruf kecil pada lema pertama setiap abjad. Contoh: a) D, d /dé/ n huruf ke-4 abjad Indonesia b) G, g /gé/ n huruf ke-7 abjad Indonesia 2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan lema beserta kelas kata yang tidak diberi deskripsi dengan sublema. Contoh: a) sabat v, menyabat v memukul dng tali atau cemeti

15 3) Tanda koma dipakai untuk menandai bagian-bagian pemerian sebagai pilihan bentuk kata. Contoh: sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan 7. Titik Koma (;) 1) Titik koma (;) dipakai untuk memisahkan bentuk-bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama (sinonim) yang terdapat pada penjelasan makna. Contoh: salah guna, menyalahgunakan v melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya; menyelewengkan: jangan ~ fasilitas yg diberikan; penyalahgunaan n proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan 2) Titik koma (;) dipakai sebagai penanda akhir penjelasan makna sebuah sublema yang masih belum merupakan bentuk derivasi terakhir (penjelasan makna sublema yang merupakan bentuk derivasi terakhir sebuah lema tidak diakhiri dengan tanda apa pun). Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; bersabar v bersikap tenang (tt pikiran, perasaan): kita harus ~ dl menghadapi setiap masalah; menyabarkan v menenangkan perasaan (pikiran dsb); menenteramkan hati: ia sedang ~temannya yg sedang gundah; penyabar n orang yg bersikap tenang (tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah): orang yg ~ tidak cepat marah dl menangani setiap persoalan;

16 kesabaran n ketenangan hati dl menghadapi cobaan; sifat tenang (sabar): ~ diperlukan dl mengatasi masalah ini; tersabar a paling tenang (tidak mudah marah): ia merupakan temanku yg ~di antara teman-temanku 8. Titik Dua (:) Titik dua (:) dipakai sebagai pengganti kata misalnya di akhir deskripsi dan sebelum contoh pemakaian. Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 9. Tanda Kurung ((...)) Tanda kurung ((...)) dipakai untuk menunjukkan bahwa kata atau bagian kalimat yang terdapat di dalam penjelasan yang diapit oleh tanda kurung itu merupakan keterangan penjelas bagi kata-kata atau pernyataan yang terdapat di depannya. Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; 10. Garis Miring (/.../) Garis miring (/.../) dipakai untuk lafal kata yang mengandung unsur bunyi /e/ atau /é/ agar tidak terjadi kesalahan di dalam melafalkan kata. Contoh: sensor /sénsor/ n pemeriksaan sesuatu spt berita, film, sebelum disiarkan

17 11. Tika Atas atau Superskrip Tika atas atau superskrip ( 1..., 2..., 3...) dipakai untuk menandai bentuk homonim yang homograf dan homofon. Tanda ini diletakkan di depan kata lema yang memiliki bentuk homonim, setengah spasi ke atas. Contoh: a) 1 bisa a mampu; dapat: dia C berenang; 2 bisa n zat racun dr binatang (spt ular); b) 1 seri a tidak ada yg menang atau kalah: pertandingan sepak bola itu berakhir 2 seri n cahaya: wajahnya; 12. Angka Arab Angka Arab bercetak tebal (1, 2, 3,...) dipakai untuk menandai makna polisemi (yaitu arti kesatu, arti kedua, arti ketiga, dan seterusnya). Contoh: sabar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: hidup ini dihadapinya --; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: dng ia menjalankan usahanya; D. Label dan Singkatan Kata 1) Label Kelas Kata n nomina v verba a adjektiva adv adverbia num numeralia p partikel pron pronomina

18 2) Singkatan Kata dl dalam dng dengan dp daripada dr dari dsb dan sebagainya kpd kepada krn karena msl misalnya pd pada sbg sebagai spt seperti thd terhadap tt tentang yg yang

19 1804 W W, w /wé/ n huruf ke-23 abjad Indonesia wabah n penyakit menular yg berjangkit dng cepat, menyerang sejumlah besar orang dl daerah yg luas (spt wabah cacar, disentri, kolera); epidemi; -- hewan wabah penyakit hewan; mewabah v menjadi wabah; merata di mana-mana, menular: jangan sampai penyakit masyarakat ~ di lingkungan ini wabakdu p dan sesudah itu; dan kemudian dr itu wabarakatuh n serta dng berkatnya (berkat Tuhan) wacana n 1 ucapan; percakapan; tutur; 2 keseluruhan perkataan atau ucapan yg merupakan suatu kesatuan; 3 satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pd bentuk karangan yg utuh, spt novel buku, atau artikel, pd pidato atau khotbah; 4 kemampuan dan presedur berpikir yg sistematis; 5 pertukaran ide secara verbal; wadah n 1 tempat untuk menaruh atau menyimpan sesuatu; 2 ki tempat berhimpun; perhimpunan; berwadahkan v menggunakan sbg wadah; mewadahi v menampung dl satu wadah; terwadahi v tertampung (dl wadah); wadak a 1 bersifat jasmasi; ragawi; 2 nyata wadal n kurban untuk makhluk halus wadam akr n wanita adam; banci wadar n ikan badar wadas cadas wadat n orang yg membujang; orang yg tidak kawin wadi n sungai kering di padang pasir (berisi air jika hujan turun) wadon kl n perempuan; wanita waduh p kata seru untuk menyatakan heran terkejut atau kagum; aduh waduk n 1 kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk dipakai di musim kemarau; 2 menara air (tempat persediaan air) wadung n beliung wafa a setia (menepati janji) wafat v meninggal dunia, biasanya untuk raja atau orang besar yg terkenal: setelah raja ~, kerajaan itu menjadi kacau balau wafel n kue dadar tebal, di bagian luarnya renyah, di panggang di atas cetakan yg berlekuk wafer n 1 kue renyah, berbentuk persegi panjang, berlapis dng berbagai rasa; 2 Komp semipenghantar tipis yg terbuat dr silikon untuk membuat mikrocip wagon n gerbong; gerobak keret api wagu a 1 kaku; 2 kasar wah p kata seru untuk menyatakan kagum, terkejut, kecewa wahadah n keesaan (Allah) wahah n daerah yg agak subur di padang pasir (ada air dan ada tumbuh-tumbuhan) wahai p kata seru untuk menarik perhatian, memanggil, memperingatkan, dsb 1 wahana n 1 kendaraan; alat pengangkut; 2 alat atau sarana untuk mencapai suatu tujuan 2 wahana n tafsir mimpi; alamat wahdaniah a bersifat keesaan (Allah swt.) wahid num satu; tunggal wahyu n petunjuk dr Allah yg diturunkan hanya kpd para nabi dan rasul melalui mimpi dsb; mewahyukan v menurunkan wahyu; memberi wahyu; pewahyuan n proses, cara, perbuatan mewahyukan 1 wai p seruan untuk menyatakan kaget, heran, dsb 2 wai n sungai; kali waiduri baiduri

20 waima p walaupun Waisak n hari raya umat beragama Buddha untuk memperingati kelahiran, pemenangan (ilmu), dan wafatnya Buddha waisya n kasta ketiga dl agama Hindu, yaitu golongan pedagang, petani, serta tukang waitankung n olahraga senam berasal dr Cina dng 12 jurus gerakan yg sederhana agar 5 organ tubuh bagian dalam (paruparu, jantung, ginjal, hati, dan limpa) selalu dl keadaan baik waja baja wajah n roman muka; muka; -- buku 1 apa yg tampak dr dalam dan dr luar sebuah buku (rupa, warna, bentuk, ukuran, tata huruf, gambar, dsb); 2 sampul luar buku; perwajahan n perihal pemberian corak dan motif pd halaman buku, kulit buku, dsb; ~ sampul 1 penataan bentuk, rupa, warna, ukuran dr sampul; 2 bagian sampul yg terdiri atas halaman sampul bagian luar yg dibuat menarik serta selaras dng isinya, dan halaman-halaman lain wajan n bajan; kuali; penggorengan (tempat menggoreng) -- besi penggorengan yg terbuat dr besi; -- penggorengan yg dilapisi dr massa berupa kaca tidak bening wajar a 1 biasa; sebagaimana adanya tanpa diembel-embeli yg lain; 2 menurut keadaan yg ada; sebagaimana mestinya; kewajaran n perihal yg wajar; sewajar (dng) a selaras (dng); sama halnya (dng); sewajarnya adv 1 semestinya; selayaknya; 2 sebenarnya; memang demikian halnya; 3 dng sendirinya; atas kemauan sendiri 1805 wajib v 1 harus melakukan; harus melaksanakan; harus mengamalkan; 3 sudah semestinya; harus; -- belajar keharusan bagi anak usia 7 12 tahun untuk memperoleh pendidikan dasar; -- militer kewajiban masuk dinas militer bagi setiap warga negara apabila diperlukan oleh negara; -- pajak 1 kewajiban membayar pajak (pendapatan, kekayaan, tanah, dsb) berdasarkan undang-undang; 2 orang yg mempunyai kewajiban membayar pajak; berwajib v wajib mengurus; berwenang; mewajibkan v menjadikan wajib; mengharuskan: sekolah ~ murid-muridnya datang tepat waktu; kewajiban n 1 sesuatu yg wajib dilaksanakan; keharusan; 2 yg harus dilaksanakan; ~ bersyarat kewajiban dng syarat; ~ manusia segala sesuatu, yg menjadi tugas manusia (membina kemanusiaan); ~ moral kewajiban atas dasar norma benar dan salah sebagaimana diterima dan diakui masyarakat; ~ sosial kewajiban atas dasar norma tingkah laku lingkungan sosial; berkewajiban v mempunyai kewajiban; bertanggung jawab; mempunyai tanggung jawab: orang kaya ~ menyantuni orang miskin; sewajibnya adv seharusnya; sepatutnya wajik n penganan yg dibuat dr campuran ketan, gula, dan kelapa wajit wajik 1 wak n kp uwak; uak 2 wak n suara itik, katak,dsb 1 wakaf n 1 yayasan (yg didirikan atas dasar agama Islam); 2 sesuatu (kendaraan, tanah, dsb) yg diberikan secara ikhlas untuk kepentingan umum yg berhubungan dng agama;

21 1806 berwakaf v memberikan wakaf; mewakafkan v menyediakan sesuatu untuk umum atau untuk keperluan yg berkaitan dng agama 2 wakaf n jeda; tempat berhenti sebentar (waktu membaca ayat Quran) wakil n 1 orang yg dikuasakan menjadi pengganti (sulih) orang lain; 2 orang yg dipilih sbg utusan negara; duta; 3 orang yg menguruskan perdagangan dsb untuk orang lain; agen; 4 jabatan yg kedua setelah yg tersebut di belakangnya; -- nikah orang yg menggantikan pengantin laki-laki dl pernikahan; -- penjual wakil perusahaan/penjual yg bertugas menjualkan barang hasil perusahaan dan/atau membuat kontrak-kontrak penjualan; -- rakyat orang-orang yg duduk sbg anggota badan perwakilan rakyat; utusan rakyat; berwakil v menggunakan wakil; mewakili v bertindak sbg wakii; menyulihi; mewakiikan v menunjuk orang sbg wakil; terwakili v dapat diwakili; perwakilan n 1 segala sesuatu tt wakil;2 kumpulan atau tempat wakil; 3 (kantor, urusan, dsb) wakil suatu negara sebelum ada duta; 4 (tempat atau kantor) wakil usaha; 5 seseorang atau kelompok yg mempunyai kemampuan atau kewajiban bicara bertindak atas nama kelompok yg lebih besar; pewakil n sesuatu atau seseorang yg mewakili waktu 1 n seluruh rangkaian saat ketika proses; perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung; 2 n lamanya (saat yg tertentu); 3 n saat yg tertentu untuk melakukan sesuatu; 4 n kesempatan, tempo, peluang; 5 p ketika, saat; 6 n hari (keadaan hari); 7 n saat yg ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia; -- berlaku waktu berlakunya surat-surat kredit atau untuk menggunakan dana kredit yg telah disediakan importir bagi eksportir; -- duga berangkat perkiraan waktu berangkat kapal dr suatu tempat; -- duga tiba perkiraan waktu tiba kapal dr suatu tempat; -- garapan jumlah waktu yg diperlukan untuk menyelesaikan produk tertentu yg dihitung sejak proses produksi dimulai sampai proses produksi berakhir; -- getar saat yg ditentukan bergetar; -- lintas 1 waktu yg terpakai (dl sekon) dihitung dr saat proyektil meninggalkan meriam peluncur sampai saat ia mengenai sasaran atau meledak; 2 saat zarah meninggalkan sumber sampai ia tiba di detektor; -- paro jumlah waktu yg diperlukan setengah bagian; -- pulih waktu minimum dr awal denyut berikutnya (dapat) mencapai persentase tertentu dr nilai maksimum pulsa terhitung dl pencacah Geiger; -- retensi saat atau waktu penyimpanan; -- standar waktu yg dipakai sbg acuan; -- setempat waktu di daerah tertentu, dihitung menurut zona waktu tempat daerah itu berada; berwaktu v mempunyai waktu yg tertentu; dng waktu yg tertentu; memakai waktu; pewaktu n alat untuk mengukur waktu yg dapat diset; sewaktu n 1 ketika; saat; 2 sama waktunya; sewaktu-waktu adv tidak tentu waktunya; kapan-kapan; bilamana saja wakwak n ungka; wawa walabi n binatang asli Australia walafiat kl a baik (tt kesehatan): sehat --, sehat dan baik

22 walah p kata seru yg menyatakan keheranan, keputusan, kekhawatiran; ah!; kewalahan v menderita putus asa krn tidak sanggup lagi menjalankan suatu tugas dsb; tidak sanggup lagi memenuhi tugas dsb walak ark, mewalakkan v menempatkan; meletakkan; terwalak terletak walakin kl p (walaupun begitu) tetapi; akan tetapi walang n belalang; -- sangit cenangau; pianggang walang hati, berwalang hati kl a susah hati; cemas; gelisah walat n tulah; nista walau p meskipun; kendatipun walaupun p walau walawa n akr wajib latih mahasiswa waledan n upah (tambahan upah, kenaikan upah, dsb) yg belum dibayar waleh /waléh/ v berterus-terang; mengaku terus terang walet /walét/ n burung layang-layang; Collacalia fuciphaga walhasil n dan hasilnya wali n 1 orang yg menurut hukum (agama, adat) diserahi kewajiban mengurus anak yatim serta hartanya, sebelum anak itu dewasa; 2 pengasuh pengantin perempuan saat menikah; 3 orang saleh; penyebar agama Islam; 4 kepala pemerintah; -- Allah orang yg suci dan keramat sehingga dipandang sbg orang yg dekat dng Allah swt.; -- hakim pejabat urusan agama yg bertindak sbg wali pengantin perempuan dl pernikahan jika pengantin perempuan tidak mempunyai wali; -- kelas guru yg diserahi tanggung jawab membina murid di sebuah kelas; -- kota kepala kota madya; kepala wilayah kota administratif; -- negara kepala negara dr 1807 negara bagian; -- negeri 1 kepala negeri; 2 gubernur jenderal; -- murid orang tua atau orang yg mewakili orang tua murid; mewalikan v menjadi wali (wakil): karena ayahnya sudah meninggal, pamannya ~ gadis itu pd saat pernikahannya; perwalian n 1 segala sesuatu yg berhubungan dng wali; 2 pemeliharaan dan pengawasan anak yatim dan hartanya; 3 pembimbing (negara, daerah, dsb) yg belum bisa berdiri sendiri; memperwalikan v 1 menunjuk sbg wali; menjadikan wali; 2 bertindak selaku wali untuk walikukun n pohon, Actinophora Buurmani (fragrans) walimah n 1 perjamuan kawin; 2 akad nikah walimana kl n burung besar untuk kendaraan dewa waliullah n wali Allah walki talki n pesawat radio pemancar dan penerima dl ukuran kecil sehingga mudah dibawa-bawa, bekerja dng kekuatan baterai wallahualam p 1 dan Allah yg Mahatahu; 2 (kata seru yg berarti) tidak tahulah saya; entahlah walrus n binatang sejenis anjing laut yg biasa hidup di laut Artik; Odobenus rosmarus divergens wals n nama tarian Barat waluku n bajak; luku; tenggala wambrau n nama angin yg kering dan panas wamil n akr wajib militer; mewamilkan n mewajibkan mengikuti wamil 1 wan n tuan 2 -wan n sufiks (dl bahasa Indonesia berasal dr bahasa Sanskerta yg berfungsi mem-

23 bentuk pronomina yg bermakna orang yg gemar melakukan atau mempunyai hal (sifat) spt yg tersebut pd kata dasar: bangsawan; sukarelawan; rupawan wana n hutan wanara n kera; monyet wanawisata n wisata yg tujuan atau sasarannya adalah hutan wanda n ngambaran mimik dan watak wandu n banci wangi a harum; wangi-wangian n barang atau benda yg baunya harum; wewangian; wewangian n wangi-wangian; mewangi v menimbulkan bau wangi; mewangikan v menjadikan wangi: bunga melati ini ~ ruangan kamarku; pewangi n bahan (sesuatu) yg membuat wangi; kewangian 1 a terlalu wangi; 2 n keharuman; kewangi-wangian a agak wangi wangkang n jung kecil; perahu besar Cina wangsa kl n 1 keturunan raja; 2 bangsa wangsit n pesan (amanat) gaib wani a berani wanita n perempuan dewasa; -- karier wanita yg berkecimpung dl kegiatan profesi (usaha, perkantoran, dsb); kewanitaan n yg berhubungan dng sifatsifat wanita; keputrian wanoja n gadis remaja wanprestasi /wanpréstasi/ 1 a kedaan salah satu pihak (biasanya perjanjian) berprestasi buruk krn kelalaian; 2 n prestasi buruk wantek /wanték/ n zat pemberi warna; 2 tidak luntur warnanya mewantek v memberikan pewarna (pd cita, kain putih); pewantek n proses, cara, perbuatan mewantek wantilan n tempat penggergajian kayu; tempat pemrosesan kayu gelondongan menjadi papan, kasau, dsb 2 wantilan n tempat umum berbentuk bangunan empat persegi panjang yg tidak berdinding, tempat orang berapat atau mengadakan sabung ayam 1 Wara n akr Wanita Angkatan Udara 2 wara, wara-wara kl n pengumuman; pemberitahuan; pewara n pembawa acara dl suatu upacara 1 warak a patuh dan taat kpd Allah 2 warak n badak warakawuri n istri (anggota ABRI) yg ditinggal mati suaminya warangan n racun tikus waranggana n penyanyi wanita dl seni karawitan Jawa: pesinden warangka a bagian sarung keris dsb waras a 1 sembuh jasmani; sehat; 2 sehat rohani (mental, ingatan): setelah bertemu dng anaknya yg telah lama menghilang, ibu itu menjadi -- kembali 1 warawiri n bunga raya 2 warawiri v berjalan hilir mudik; mondarmandir warga n 1 anggota (keluarga, perkumpulan, dsb); 2 ark tingkatan dl masyarakat; kasta; -- dalam keluarga keraton; keluarga sunan; keluarga sultan; -- dunia orang yg tidak menjadi rakyat salah satu negara; orang yg tidak berkebangsaan; -- jagat ark warga dunia; -- kota penduduk kota; kewargaan n hal yg berhubungan dng warga; keanggotaan; pewargaan n proses, cara, perbuatan mewargakan warga negara n warga dr suatu negara; -- asing orang warga negara lain;

24 mewarganegarakan v menjadikan warga negara; pewarganegaraan n proses, cara, perbuatan, mewarganegarakan; kewarganegaraan n hal yg berhubungan dng warga negara; keanggotaan sbg warga negara; ~ ganda perihal memiliki dua kewarganegaraan wari, berwari kl p maka(tersebutlah) waria n pria yg bersifat dan bertingkah laku spt wanita; pria yg mempunyai perasaan dan bertingkah laku spt wanita 1 warid v mengerjakan sebagaimana yg dilakukan oleh Nabi Muhammad saw 2 warid n urat nadi waringin n beringin 1 waris n 1 orang yg berhak menerima harta pusaka orang yg telah meninggal; 2 warisan; pusaka; harta peninggalan; -- asli waris yg sesungguhnya spt anak dsb; -- karib waris yg dekat kpd anak cucu dsb; -- sah penerima waris berdasarkan hukum (agama, adat); mewarisi v 1 memperoleh waris dr: adik ~ benar sifat ibu yg penyabar; 2 ki memperoleh sesuatu yg ditinggalkan; mewariskan v 1 memberi pusaka kpd; meninggalkan sesuatu kpd: kakek ~ sawahnya pd bapak; 2 menjadikan waris; warisan n sesuatu yg diwariskan, spt nama baik, harta, harta pusaka pewaris n yg memberi warisan; pewarisan n proses, cara, perbuatan mewariskan 2 waris a untung; selalu mujur warita ark n 1 berita; kabar; 2 cerita warkat n 1 surat; 2 isi surat; -- pos lembaran surat pos (yg boleh dilipat sbg surat tertutup) warna n 1 kesan yg diperoleh mata dr cahaya yg dipantulkan oleh benda-benda yg 1809 dikenainya; corak rupa spt biru dan hijau; 2 kl kasta; golongan; tingkatan (dl masyarakat); 3 corak; ragam (sifat sesuatu); -- asli warna yg didapat dr alam, bukan buatan atau olahan manusia; -- bunyi sifat khusus yg menjadi dasar perbedaan bunyi vokal ditinjau dr sudut kesan dengar; -- cempaka warna kuning spt bunga cempaka; -- delima warna merah muda spt biji delima; -- dingin warna yg sedap dipandang atau nyaman dipakai; -- gelap warna yg tidak memiliki cahaya, msl hitam; -- nada warna suara; timbre; -- sari penting, menarik atau bagusbagus; bunga rampai; -- komplementer warna-warna yg saling melengkapi; -- minyak warna-warna yg mengandung zat cair berlemak; -- netral warna-warna yg tidak mencolok mata, msl abu-abu, putih; -- panas warna yg mengundang perhatian dl hal seksual; -- pastel warna yg lembut polos; -- primer warna yg menjadi dasar atau pokok; -- redup warna-warna yg tidak bersinar atau mendekati gelap; -- sekunder warnawarna yg dijadikan pelengkap; -- warta berbagai berita; berwarna v mempunyai warna; memakai warna; berwarna-warna v mempunyai banyak warna; bermacam-macam warna; mewarnai v 1 memberi berwarna; mengecat dsb; 2 menandai; 3 mempengaruhi; mewarnakan v menyebabkan berwarna; mewarnai; pewarna n bahan untuk memberi warna; pewarnaan n proses, cara, perbuatan mewarnai; sewarna n sama warnanya;

25 warna-warni a bermacam-macam (warna); berwarna-warna: bunga di taman terlihat ~ dan indah; berwarna-warni v mempunyai bermacam-macam warna; beraneka warna; mewarna-warnikan v menjadikan berwarna-warni warnet akr warung internet warok n pendekar yg disegani warsa n tahun warta n berita; kabar; -- berita berbagai kabar; -- harian surat kabar yg terbit setiap hari; -- sepekan majalah, tabloid yg terbit seminggu sekali; mewartakan v menyampaikan kabar; memberitahukan; mengabarkan; pewarta n yg mewartakan; pewartaan n proses, cara, perbuatan mewartakan wartawan n orang yg pekerjaannya mencari berita untuk mengisi surat kabar dan majalah; jurnalis; -- foto wartawan pencari berita dng menggunakan kamera; -- lepas wartawan yg tidak menjadi staf tetap salah satu surat kabar, tetapi hanya menyumbangkan tulisan-tulisan mewakili beberapa penerbitan pers; kewartawanan n yg berhubungan dng wartawan wartawati n wartawan wanita waru n pohon yg tumbuh di tempat yg lembap, warnanya biru ke abu-abuan, pohon yg dipakai sbg pohon peneduh, kulit bagian dalam sangat ulet baik dipakai sbg tali; Hibiscus tiliaceus waruga n badan, jasad waruna kl n dewa laut warung n tempat berjualan makanan, minuman, dsb; kedai; lepau; hidup ki pekarangan yg ditanami sayur-sayuran untuk keperluan seharihari; -- kagetan warung yg dibuat secara mendadak berwarung v mempunyai warung; berkedai; berlepau: bibi ~ di tikungan jalan warwar n uar-uar wasabi n bumbu pedas pd hidangan daging dan ikan dl masakan Jepang wasak n (gandum, beras, dsb) sebanyak beban unta 180 kati (di Jawa) wasalam 1 v selamatlah; sejahteralah; 2 p penutup surat, pidato, dsb, hormat dan takzim wasangka n syak dan sangka; kebimbangan hati; rasa khawatir kecurigaan wasi n orang yg melaksanakan wasiat wasiat n 1 pesan terakhir yg disampaikan oleh orang yg akan meninggal berkenaan dng harta kekayaan dsb; 2 pusaka; (yg) bertuah; gaib (yg berarti ganjil, dapat mengadakan sesuatu yg aneh, dsb); -- di bawah tangan wasiat yg dibuat sendiri, tidak di muka notaris, yg membuat penunjuk seorang ahli waris untuk menerima sebagian atau seluruh warisan; -- hukum wasiat yg dibuat di muka notaris dan diumumkan setelah si pembuat meninggal dunia; -- rahasia wasiat yg ditaruh dl sampul tertutup dan disimpan oleh notaris (dikuatkan dl bentuk akta dng disaksikan oleh empat orang); berwasiat v membuat wasiat; berpesan; mewasiatkan v memberikan wasiat; memesankan; mewariskan wasilah n ikatan; perhubungan; pertalian wasilat wasilah wasir n nama penyakit pd lubang anus; ambeien wasit n1 penengah; perantara; 2 penentu; pemimpin (dl pertandingan olahraga,

26 dsb); 3 pemisah; pelerai; pendamai (antara yg berselisih dsb); -- honorer wasit kehormatan; mewasiti v menjadi wasit wasitah n 1 perempuan yg dapat berhubungan dng orang halus; 3 perantara (telangkai dsb) waskita a waspada; awas; terang mata; kewaskitaan n kewaspadaan waslah n perhubungan; perangkaian; nama tanda tulisan Arab untuk menyatakan perhubungan yg menghilangkan bunyi (hurut) alip waslap n kain untuk mengelap atau menyeka, menggosok atau membersihkan tangan; serbet waspada a hati-hati; berawas-awas dan berjaga-jaga; berwaspada v berhati-hati; berjagajaga: ~lah saat menyeberang jalan; mewaspadai v berlaku waspada thd; memerhatikan dng waspada; mewaspadakan v membuat supaya waspada; menjadikan siap siaga: kepala satpam ~ anak buahnya pd saat berpatroli; kewaspadaan n keadaan (hal) waspada; kesiapsiagaan wastafel n tempat membersihkan diri (cuci muka, cuci tangan, gosok gigi, berkumur), letaknya menempel pd dinding (di luar atau di dalam kamar mandi), dilengkapi dng keran air, cermin dan rak untuk meletakan sabun, pasta gigi atau alat-alat kecantikan 1 waswas a 1 ragu-ragu; 2 khawatir; 3 curiga; berwaswas v berpikir yg bukanbukan; mempunyai perasaan raguragu (khawatir); 2 waswas n godaan batin; pikiran yg timbul di hati 1811 watak n sifat batin manusia yg mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah lakunya; budi pekerti; tabiat; berwatak v berkepribadian; bertingkah laku; mempunyai watak; mewataki v memberi watak; perwatakan n hal-hal yg berhubungan dng watak watan n tanah air; tanah tumpah darah watermark n tanda dl kertas (msl) pd uang kertas yg hanya tampak samar-samar jika kena sinar waterpas n alat untuk mengetahui rata atau tidaknya suatu permukaan horizontal (msl ubin) -wati kl n akhiran dl bahasa Indonesia untuk bentuk yg menyatakan jenis perempuan: warta--; waton watan watt n satuan tenaga listrik yg diperlukan arus dr satu amper dan tegangan satu volt wattmeter /wattméter/ n alat untuk mengukur daya listrik dl watt watu n batu 1 wau n 1 layang-iayang dr kertas; 2 nama sebangsa burung krn berbunyi demikian 2 wau n huruf Arab ke-26 wawa n kera yg tangannya panjang tetapi tidak berekor biasa mengeluarkan suara "wau, wau" dng keras; ungka; Hylobateslar (agilis) wawancara n 1 pertemuan wartawan dng seseorang (pejabat dsb) yg diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dl surat kabar; 2 pertemuan tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dng pelamar pekerjaan; 3 pertemuan tanya jawab peneliti dng informan untuk tanya jawab, spt antara majikan dan orang yg melamar pekerjaan;

27 -- bebas wawancara yg susunan pertanyaan tidak ditentukan lebih dahulu dan pembicaraannya bergantung pd suasana wawancara; -- individual wawancara yg dilakukan oleh seseorang (pewawancara) dng responden tunggal; -- kelompok wawancara yg dilakukan terhadap sekelompok orang dl waktu yg bersamaan; -- terbuka wawancara yg berdasarkan pertanyaan yg tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya; -- terpimpin wawancara dng memakai pertanyaan-pertanyaan yg sudah disiapkan sebelumnya; -- tertutup wawancara yg berdasarkan pertanyaan yg terbatas jawabannya; berwawancara v mengadakan tanya jawab atau wawancara mengenai hal-hal yg dianggap penting untuk diketahui; mewawancarai v meminta keterangan atau pendapat seseorang mengenai suatu hal; terwawancara n orang yg diwawancarai; pewawancara n orang yg mewawancarai wawanmuka n temu muka; berwawanmuka v berhadap-hadapan; saling mengenali wawanrembuk n tukar pendapat; perundingan wawas, mewawas (= mawas) v meneliti; meninjau; wawasan n 1 hasil mewawas; 2 cara pandang; ~ nasional cara pandang suatu bangsa dl hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dl hubungan antarnegara yg merupakan hasil perenungan filsafat tt sejarah diri dan lingkungan dng memperhatikan sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan konstelasi geografis guna menciptakan dorongan dan rangsangan dl usaha mencapai tujuan nasional; ~ nusantara wawasan nasional 1812 bangsa Indonesia yg dijiwai Pancasila dan UUD 1945, menghendaki adanya persatuan dan kesatuan wilayah, rakyat, dan pemerintah dl mencapai tujuan nasional dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; ~ sosial kemampuan untuk memahami cara-cara penyesuaian diri atau penempatan diri dl lingkungan sosial wayang n 1 boneka tiruan orang dsb yg terbuat dr pahatan kulit atau kayu dsb yg dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dl pertunjukkan drama tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dsb), biasanya dimainkan oleh dalang; 2 pertunjukan wayang (selengkapnya); 3 ki orang suruhan yg harus bertindak sesuai dng perintah orang lain; 4 bayang-bayang -- beber wayang berupa lukisan yg dibuat pd kertas gulung dan memainkannya dng cara membeberkan kertas gulung itu, yg berisikan cerita inti dr lakon yg akan dikisahkan oleh dalang; --golek wayang yg dibuat dr kayu biasanya berupa anak-anakan atau boneka kayu; -- klitik wayang terbuat dr kayu; -- kerucil wayang klitik; -- kulit wayang yg dibuat dr kulit; -- mbeling cerita wayang yg menyimpang dr aturan yg ada, biasanya penuh humor dan berisikan kritik kpd orang atau lembaga tertentu; -- purwa wayang kulit yg membawakan cerita-cerita yg bersumber dr kitab Mahabarata dan Ramayana; -- sadat wayang kulit yg menuntaskan lakon para wali dr kerajaan Demak sampai Kerajaan Pajang, anak-anak wayang dan dalang beserta niyaga memakai serban; -- wong wayang yg dimainkan oleh orang; mewayangkan v memainkan wayang; menjadikan lakon wayang;

28 pewayang n sesuatu atau alat yg dapat memunculkan bayang-bayang; ~ pandang alat elektronika yg mampu memunculkan bayang-bayang yg berupa tulisan atau sumber untuk dibaca atau dilihat; pewayangan n perihal wayang; wayangan n pertunjukan wayang wayuh a beristri lebih dr seorang wazir kl n perdana menteri web /wéb/ n sistem untuk mengakses, memanipulasi, dan mengunduh dokumen hipertaut yg terdapat dl komputer yg dihubungkan melalui internet; jejaring; jaringan weber /wéber/ n Fis satuan fluks imbas magnetik Weda /wéda/ n kitab suci orang Hindu yg ditulis dl bahasa Sanskerta wedana n pembantu pimpinan wilayah Daerah Tingkat II (Kabupaten) membawahkan beberapa camat; pembantu bupati; kawedanan n daerah (kantor, rumah) wedana wedang /wédang/ n air matang (panas); wedangan v duduk-duduk sambil minum air teh dsb: paman gemar ~ di warung itu kalau malam wedani n nama tumbuhan merambat, Quisqualis indica wedar v, mewedar v membentangkan (memaparkan) ilmu dsb; membaca mantera 1 wedel a kuat, tidak mudah robek (tt tenunan atau anyaman) 2 wedel, mewedel v mewarnai kain dng mencelupkan ke dl larutan nila; wedelan n hasil mencelup weduk a kebal; kewedukan n perihal weduk; kekebalan wedus gembel /wedus gémbél/ n ki lahar panas 1813 wejang n nasihat; petunjuk; petuah; mewejang v memberi nasihat; memberi pelajaran dsb; wejangan n 1 petuah; petunjuk; ajaran; 2 pidato yg bertujuan memberi nasihat dsb wekel a tekun; rajin; dng sungguh-sungguh weker /wéker/ beker welahar n danau kecil welas a belas; kasihan welasan ark imbuhan (tiap 10 ditambah 1) weling n wasiat; pesan welirang n belerang welit n (atap) lalang welter /welter/ n kelas tinju yg berat petinjunya antara 63,5-67 kg; -- ringan kelas tinju dibawah kelas welter (berat badan antara 60 sampai 63,5 kilogram) wenang, berwenang v mempunyai (mendapat) hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu; wewenang n hak dan kekuasaan yg dimiliki; kewenangan kewenangan n 1 hal berwenang; 2 hak atau kekuasaan yg dipunyai untuk melakukan sesuatu; sewenang-wenang adv tidak semenamena; semaunya: seorang pemimpin yg baik tidak boleh ~ terhadap bawahannya; kesewenang-wenangan n perbuatan sewenang-wenang; kelaliman dsb; pewenang n pihak yg berwenang wenter /wénter/ n cat warna wereng n seranga hama tanaman padi yg berdaya sebar kuat dan sangat ganas sulit diberantas krn bertengger dipangkal daun padi; Nila parvata lugens; -- cokelat binatang kecil yg menyerang dan memusnahkan buah padi yg baru mulai muncul, cepat berkembang biak dan hidupnya pendek, daya sebarnya

29 cepat, dan daya serangnya ganas; -- hijau tungro werst n 1 mil Rusia yg panjangnya ± 1,066 km wese /wésé/ n kp berasal dr WC = water closet tempat buang air; jamban 1 wesel /wésel/ n 1 surat pos untuk mengirimkan uang; 2 surat pembayaran yg dapat diuangkan di kantor pos atau bank oleh pemegangnya; -- bayar janji tertulis yg ditandatangani oleh pembuatnya agar pd tanggal yg ditetapkan atau pd waktu yg akan datang dan atas permintaan tertentu membayarkan sejumlah uang; -- bank cek yg ditarik oleh suatu bank atas dananya yg disimpan pd bank lain; -- berjangka wesel yg dapat dibayar beberapa hari setelah ditunjukkan atau setelah diajukan untuk disetujui; -- cek alat pembayaran yg berupa surat berharga dapat ditukarkan dng uang; -- luar wesel yg ditarik oleh negara lain; -- permintaan wesel yg segera dibayar pd saat diminta; -- tagih janji tertulis yg tidak bersyarat, dibuat oleh pihak yg satu untuk pihak yg lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pd pihak yg memerintahkan atau membayarnya -- terjamin wesel yg dijamin oleh bank atau perusahaan perkreditan sehingga didapatkan kapasitas pembayarannya; -- tunda yg langsung dibayarkan atas penunjukan 2 wesel /wésel/ n konstruksi batang-batang rel kereta api yg bercabang (bersimpangan) tempat memindahkan arah jalan kereta api wesket /wésket/ ark n rompi westernis /wésternis/ a berkiblat ke Barat; berhaluan Barat; kena pengaruh Barat 1814 westernisasi /wésternisasi/ n pemujaan thd Barat yg berlebihan; pembaratan wet /wét/ kl n undang-undang; hukum wetan /wétan/ n timur weton n hari lahir wewarah n ajaran wewaton n persyaratan wibawa n 1 pembawaan yg mengandung kepemimpinan sehingga dapat mempengaruhi dan menguasai orang lain; 2 kekuasaan; berwibawa v mempunyai wibawa (sehingga disegani dan dipatuhi): orang yg ~ layak dijadikan pemimpin; kewibawaan n 1 hal yg menyangkut wibawa; 2 kekuasaan yg diakui dan ditaati wicara n bicara; tutur kata; pembicaraan widara bidara widiawan n orang yg ahli dl ilmu dan pengetahuan; cerdik-cendikia; pandit widiawati n sarjana wanita; doktoranda widuri n nama pohon yg batangnya tidak begitu tinggi, Calotropis gigantea widyawisata n perjalanan ke luar (daerah, kampus, sekolah) dl rangka kunjungan studi untuk menambah pengetahuan wig n rambut tiruan (rambut buatan, rambut palsu) sbg penutup kepala wihara n biara yg didiami oleh para biksu wijaya kl n kemenangan; menang; wijayakusuma n pohon berukuran sedang, batangnya bengkang-bengkok, rantingnya tebal, daunnya besar lonjong sampai bundar telur, berwarna hijau muda, bunganya kecil-kecil wangi, tumbuh di pantai berbatu di pulau-pulau kecil di sekitar pulau Jawa; Pisonia grandis wijen /wijén/ n 1 tumbuhan suku biji-bijian dng tinggi dua meter, buahnya berbentuk kotak lonjong, bijinya kecil-kecil mengandung minyak untuk minyak goreng, margarine, dsb; Sesamum orientale

30 wijik v mencuci kaki (tangan); wijikan n pencucian kaki (tangan) wikalat n jabatan sbg wakil; perwakilan wiket /wikét/ n gawang dl permainan kriket wiku kl n pendeta pertapa wiladah n kelahiran wilah n bilah wilahar welahar wilangon kl n gelora berahi; dendam berahi wilayah n daerah (kekuasaan, pemerintahan, pengawasan, lingkungan dsb); -- administratif lingkungan kerja perangkat pemerintah pusat yg menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di daerah; -- antar wilayah yg ada dl batas antarsuatu kantor pos; -- kerja daerah yg menjadi kekuasaan dl menjalankan tugas; mewilayahi v mencakupi daerah: kecamatan Serpong ~ beberapa desa; perwilayahan n hal-hal yg berhubungan dng wilayah; sewilayah n satu wilayah; seluruh wilayah wilayat wilayah wilis a biru kehijau-hijauan; hijau wilow n nama pohon wimana kl n kendaraan; kereta wincester /wincéster/ n nama jenis senapan windu n jangka waktu yg lamanya delapan tahun; daur kecil; berwindu-windu num beberapa windu; sewindu n dl jangka waktu yg lamanya delapan tahun wing n 1 sayap; 2 lencana (tanda) penerbang; 3 lencana (tanda) lulus pendidikan (latihan) spt terjun payung dan terbang layang dsb: setiap penerbang yg lulus mendapa t-- wingit a 1 suci dan keramat; muhtasham; 2 angker: orang-orang merasa takut memasuki hutan itu karena gelap dan --; sewingit adv seangker 1815 winglet /winglét/ n sayap kecil yg terdapat pd pesawat terbang yg berfungsi untuk mengurangi hambatan udara akibat ulakan udara bertekanan tinggi dr bawah sayap, yg berusaha menuju ke atas permukaan sayap lewat ujung sayap winter ark n serbuk pewarna (untuk pakaian) wira kl n 1 pahlawan; laki-laki; 2 sifat jantan (berani); perwira; kewiraan n kepahlawanan; kemiliteran wiracarita n cerita kepahlawanan; syair kepahlawanan; epos wirang a maiu: semua orang tua akan -- bila anaknya terlibat kejahatan wiraniaga n pedagang wirasat firasat wirasuara n penyanyi pria dl karawitan (gamelan) Jawa; penyeling (bagi si penyanyi) wiraswasta n orang yg berani mengambil risiko untuk memulai usaha baru, memasarkan, serta mengatur permodalan usahanya wirawan kl n pahlawan; gagah perkasa; gagah berani wirid n 1 zikir yg diamalkan sesudah sembahyang; 2 kutipan-kutipan dr Quran yg ditetapkan untuk dibaca; 3 pelajaran (ilmu keagamaan); mewiridkan v 1 membawa wirid; mengamalkan wirid; 2 menjadikan sbg wirid; wiridan n 1 yg akan diwiridkan; 2 hal mengucapkan wirid wiru n lipatan-lipatan (pd kain dsb); berwiru-wiru v berlipatan-lipatan; mewiru v melipat-lipat kain wir-wir uir-uir wisa n bisa; racun wisana n akhir; kesudahan

31 wisata v 1 bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenangsenang, dsb); bertamasya; 2 piknik; -- bahari berwisata untuk menikmati alam laut; -- edukatif wisata untuk memperdalam atau lebih memahami suatu objek agar menambah wawasan, dan pengetahuan baik budaya maupun teknologi; -- budaya wisata dng tujuan mengenal hasil kebudayaan setempat; -- karya kunjungan kerja; tur; -- kuliner wisata yg dilakukan untuk menikmati aneka ragam masakan dr berbagai daerah; -- niaga wisata dng objek yg bersifat komersial, msl pameran dagang atau industri; -- puri wisata yg objeknya adalah puri (Istana) dng segala isi dan kegiatannya; berwisata v melakukan perjalanan wisata wisatawan n orang yg berdarmawisata; pelancong; turis wisaya n 1 jerat penangkap binatang; 2 sihir wisesa /wisésa/ n 1 penguasa utama; 2 kekuasaan yg tertinggi wisik n ilham; bisikan wiski n minuman keras dng alkohol berkadar tinggi wisma n 1 bangunan untuk tempat tinggal; kantor, dsb; 2 kumpulan beberapa rumah; kompleks tempat tinggal; -- tamu rumah (gedung) khusus untuk tamu yg mungkin bermalam; mewismakan v menempatkan dl wisma: pemerintah daerah ~ korban bencana banjir di tiga lokasi Wisnu n salah satu dewa Trimurti (Brahma, Shiwa, Wisnu) yg berperan sbg dewa pemelihara wisuda n peresmian atau pelantikan yg dilakukan dng upacara khidmat; 1816 mewisuda v meresmikan atau melantik dng upacara khidmat wisudawan n (sarjana muda, sarjana) lakilaki yg diwisuda wisudawati n (sarjana muda, sarjana ) wanita yg diwisuda witir a ganjil spt bilangan satu, tiga, lima dsb wiwaha n pernikahan; pesta pernikahan wiweka /wiwéka/ ark 1 a sangat berhatihati; 2 n sikap berhati-hati (thd segala masalah) wiyaga n penabuh gamelan wiyata ark n pengajaran; pelajaran; -- praja jawatan urusan pengajaran wizurai kl n raja muda sebangsa gubernur jenderal wodka n arak Rusia wol n bulu binatang yg halus; bulu domba untuk bahan pakaian (baju hangat, jas, celana) dsb; -- apkir bulu wol yg cacat krn terdapat noda-noda dng warna yg tidak disenangi; -- karpet wol kasar bermutu rendah, umumnya berasal dr domba potong yg dipergunakan sbg bahan pembuat karpet atau keset, biasanya berasal dr Asia; -- kasar wol yg agak kasar dan kuat serabut-serabutnya biasanya berasal domba Merino di Australia; -- kasur wol yg empuk bila ditekan memantul, tampak tebal, besar, tetapi ringan; -- lacakan wol tidak seragam, bercampur rambut dan potongan wol kasar; -- terak wol dng leburan logam spt batu kaca; -- timbul wol kasar wolanda ark n Belanda wolfram n 1 logam berwarna hitam kelabu yg tahan panas, biasa dipakai sbg bahan industri lampu pijar; 2 Kim unsur dng nomor atom 74, lambang w, dan BA=

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KAMUS BAHASA INDONESIA

KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA KAMUS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008 499.213 KAM k Kamus Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar 1. Dalam tayangan suatu berita pasti ada pokok berita yang disampaikan. Pokok berita

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD/MI : Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : 3 (tiga)/1 (satu) Tema : Keragaman Alokasi Waktu : 6 pertemuan / 35 menit (12 jam pelajaran)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas /Semester : 3 / 1 Tema : Peristiwa Alokasi Waktu : 3 Minggu (Minggu ke-1 s.d. 3) Tanggal Pelaksanaan : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN PENOMORAN BANGUNAN BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS I

SILABUS TEMATIK KELAS I SILABUS TEMATIK KELAS I Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : I (satu) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN, Menimbang Mengingat : : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS) PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS) Mursalim Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman Jl. Pulau Flores No. 1 Samarinda, Kalimantan Timur Pos-el:

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta beserta isinya yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas

tugasnya masing-masing, wartawan-wartawan dilarang keras mendekat, memotret maupun masuk kedalam apartemen. Korban tewas kira-kira pukul sebelas BAB 1 Jasad artis wanita ditemukan tewas mengenaskan di kamar bilas kolam renang apartemen lantai 3. Korban bernama Gilian, umur dua puluh tahun. Gilian mengenakan pakaian renang one piece warna merah,

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A No. 39, 1989 PERDATA, PERINDUSTRIAN, PIDANA, KEHAKIMAN, HAK MILIK, PATEN, TEKNOLOGI. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kehidupan Kabupaten

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. Bahwa Angkatan Perang dalam usahanya

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c

Kunci Jawaban. Evaluasi Bab 2 A. Pilihan Ganda 2. d 8. a 4. a 10. c Kunci Jawaban BAB 1 Ayo Berlatih 1.1 2. Hewan berkembang biak dengan cara beranak dan bertelur. Contoh hewan yang beranak kucing, sapi, dan kelinci. Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

LATIHAN SEMESTER Sumber berikut merupakan tempat mendapatkan informasi berita, kecuali... a. radio c. surat kabar b. internet d.

LATIHAN SEMESTER Sumber berikut merupakan tempat mendapatkan informasi berita, kecuali... a. radio c. surat kabar b. internet d. LATIHAN SEMESTER 1 Kerjakan pada buku latihanmu! A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Bacalah teks berita berikut ini! Dalam rangka mempropagandakan gaya hidup sehat secara alami, Ikatan Dokter Indonesia

Lebih terperinci

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia

PROLOG. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia PROLOG Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia Itu potongan lagu yang sering saya nyanyikan di Sekolah Dasar ketika ada pengambilan nilai mata

Lebih terperinci

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata

Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata 1 Petunjuk ~ wacana yang berisi penjelasan suatu proses pembuatan sesuatu / penggunaan sesuatu. ~ Wacana eksposisi proses yang menggunakan pilihan kata yang konkret (dengan ukuran, arah, batas yang jelas)

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Latihan Ulangan Semsester 1 Bahasa Indonesia Kelas V

Latihan Ulangan Semsester 1 Bahasa Indonesia Kelas V Latihan Ulangan Semsester 1 Bahasa Indonesia Kelas V I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Pohon kelapa selalu menghina bayam karena pohon kelapa bertubuh

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERANTASAN MAKSIAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERANTASAN MAKSIAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERANTASAN MAKSIAT DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU

Lebih terperinci

REKREASI. "Segala sesuatu ada masanya. Page 1

REKREASI. Segala sesuatu ada masanya. Page 1 REKREASI "Segala sesuatu ada masanya. Page 1 Perbedaan Rekreasi & Hiburan Ada perbedaan yang nyata antara rekreasi dan hiburan. Bilamana sesuai dengan namanya, Rekreasi cenderung untuk menguatkan dan membangun

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Tema 7 Negara Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia. Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu menampilkan rasa bangga

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa negara

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

SILABUS Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : II (dua) Semester : 1 (satu)

SILABUS Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : II (dua) Semester : 1 (satu) SILABUS Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas : II (dua) Semester : 1 (satu) No SK KD Materi Pokok Indikator Pengalaman Be;ajar Alokasi Waktu 1 1. Mengenal 1.1 Mengenal bagian-bagian Bagian-bagian

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tema : Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tanggal : (24/7/17-28/7/17) Rangkuman materi : Sosial PKN : Hak dan Kewajiban Setiap anggota keluarga memiliki

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH DAN LAGU MARS KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan terbentuknya

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda

Lebih terperinci

dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka.

dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #8 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #8 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #9 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #9 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #9 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #9 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 8 TAHUN 2006 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 1 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 39, 1989 (PERDATA, PERINDUSTRIAN, PIDANA, KEHAKIMAN, HAK MILIK, PATEN, TEKNOLOGI. Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: BAHASA INDONESIA (KODE: S07)

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: BAHASA INDONESIA (KODE: S07) Program: XII IPS TP 2013/2014 Kode: G07 SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: BAHASA INDONESIA (KODE: S07) 1. Jawaban : E Kalimat pengumuman yang tepat untuk ilustrasi tersebut adalah Dalam upaya memperingati Bulan

Lebih terperinci

PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1.

PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1. - 5 - Lampiran Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1950. PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1. Aturan umum. 1. Biaya perjalanan dinas dibayar oleh Negeri dengan cara

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 6

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 6 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IV/ Tema : Lingkungan Standar Kompetensi : 5. Mendengarkan pengumuman dan pembacaan

Lebih terperinci

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara

Mempertimbangkan Pendekatan Saudara Mempertimbangkan Pendekatan Saudara Di negara saya ada pepatah yang berbunyi, "Dengan satu tongkat orang dapat menggembalakan 100 ekor domba, tetapi untuk memimpin 100 orang dibutuhkan 100 tongkat." Semua

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 1959 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA, ANGGOTA DAN SEKRETARIS JENDERAL/SEKRETARIS DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : bahwa kedudukan keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #23 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MESUJI PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI MESUJI PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU Menimbang : PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN RIAU, a. bahwa

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Undang-Undang

Lebih terperinci

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Sumber: LN 1974/1; TLN NO. 3019 Tentang: PERKAWINAN Indeks: PERDATA. Perkawinan.

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL INFO RADIO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

Batu yang Menjadi Roti

Batu yang Menjadi Roti Batu yang Menjadi Roti Berikut ini adalah kisah tentang Tuhan Yesus dan para murid-nya. Kisah ini hanya sebuah kiasan, ceritanya sendiri tidak tertulis dalam Injil mana pun. Oleh karenanya kisah ini hanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan inspirasi dan motivasi kepada

Lebih terperinci

Tingkah laku Kristen, gaya hidup seorang pengikut Allah. timbul sebagai satu sambutan karena rasa syukur kepada keselamatan agung Allah melalui

Tingkah laku Kristen, gaya hidup seorang pengikut Allah. timbul sebagai satu sambutan karena rasa syukur kepada keselamatan agung Allah melalui Tingkah laku Kristen, gaya hidup seorang pengikut Allah. timbul sebagai satu sambutan karena rasa syukur kepada keselamatan agung Allah melalui Kristus. (Roma 12:1-2) Kristus itulah teladan kita. Ia secara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1, 2005 HAKI. Industri. Desain. Pemohon. Pemegang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci