Pelatihan Agent of Change Revolusi Mental Badan POM. Badan POM RI 4 September 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pelatihan Agent of Change Revolusi Mental Badan POM. Badan POM RI 4 September 2015"

Transkripsi

1 Pelatihan Agent of Change Revolusi Mental Badan POM Badan POM RI 4 September 2015

2 OUTLINE DEFINISI REVOLUSI MENTAL RUANG LINGKUP BADAN POM KINERJA PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PENUTUP

3 DEFINISI

4

5 DEFINISI: Gerakan kolektif yang melibatkan seluruh bangsa dengan MEMPERKUAT peran semua INSTITUSI PEMERINTAHAN dan pranata sosial-budaya masyarakat (1) MODAL DASAR: 1. SDM unggul dengan pendidikan, keahlian, kerja keras, dan etos kemajuan 2. Lingstra termasuk posisi geoekonomi dan geo-politik Indonesia yang strategis TIGA SASARAN: 1.Mengubah mindset dalam pelayanan publik dimana ASN sebagai representasi pemerintahan hadir setiap rakyat membutuhkan 2. Struktur organisasi yang efisien 3. Kultur budaya kerja yang lebih disiplin, bertanggungjawab, dan gotong royong (1) : Pra-Musrenbangnas, Revolusi Mental: Paparan Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan,16-24 April 2015

6 REVOLUSI MENTAL

7 LATAR BELAKANG Revolusi Mental agenda penting pemerintahan Presiden Joko Widodo. Reformasi yang dilaksanakan di Indonesia paska Orde Baru, masih sebatas melakukan perombakan yang sifatnya institusional. Belum menyentuh paradigma, mindset, atau budaya politik dalam rangka pembangunan bangsa (nation building). Nation building tidak mungkin maju kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apa pun kelembagaan yang diciptakan, selama ditangani oleh manusia dengan salah kaprah tidak akan membawa kesejahteraan. Agar perubahan benar-benar bermakna dan berkesinambungan, sesuai dengan cita-cita Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur, maka perlu melakukan revolusi mental, terutama revolusi mental birokrasi sebagai motor penggeraknya.

8 PERAN, TUGAS, DAN FUNGSI BIROKRASI DI ERA REFORMASI BIROKRASI Birokrasi merupakan ujung tombak pelaksana pemerintahan dan kunci keberhasilan dalam pembangunan, karena birokrasi secara langsung berhadapan dengan masyarakat, serta merupakan perwujudan dan perpanjangan tangan pemerintah. Birokrasi mempunyai peran besar dalam pelaksanaan urusan publik. Tugas dan fungsi birokrasi adalah: 1. Memberikan pelayanan umum (Services) yang bersifat rutin kepada masyarakat seperti memberikan pelayanan perizinan, perlindungan, pemeliharaan fasilitas umum, pemeliharaan kesehatan, dan penyediaan jaminan keamanan bagi masyarakat; 2. Melakukan pemberdayaan (Empowerment) terhadap masyarakat untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan yang lebih baik, seperti melakukan pembibingan, pendampingan, konsultasi, menyediakan modal dan fasilitas usaha, serta melaksanakan pendidikan. 3. Menyelengarakan pembangunan (Development) di tengah masyarakat, seperti membangun infrastruktur perhubungan, telekomunikasi, perdagangan dan sebagainya.

9 KONDISI KINERJA BIROKRASI 1. Peran dan fungsi birokrasi masih belum optimal. 2. Masih adanya keluhan masyarakat terhadap rendahnya kualitas pelayanan publik di berbagai sektor kehidupan, maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta rendahnya akuntabilitas kinerja aparatur. 3. Rendahnya indikator tingkat kepercayaan masyarakat kepada birokrasi. 4. Rendahnya kualitas pelayanan publik, mengakibatkan masyarakat sebagai pengguna jasa harus membayar biaya yang mahal (high cost economy) untuk mendapatkan pelayanan publik. 5. Ketidakpastian (uncertainty)waktu dan biaya, menjadikan masyarakat enggan berhubungan dengan birokrasi. 6. Merupakan gambaran dari ciri sebuah birokrasi tradisional. Birokrasi tradisional dicirikan antara lain sikap minta dilayani, mahal biaya, mempersulit dan Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berkepanjangan dan harus diubah agar menjadi lebih baik, yaitu birokrasi mau melayani dengan sepenuh hati (willing to give good services), murah biayanya (cheaper), serta mempercepat (faster) layanan dan bukan sebaliknya.

10 PARADIGMA NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) Masyarakat saat ini semakin berpendidikan, semakin kritis serta lebih mengetahui hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas. Indonesia telah masuk menjadi salah satu anggota Kelompok G-20 bersama dengan banyak negara maju lainnya yang kualitas birokrasinya sudah sangat efektif dan efisien. Sudah saatnya birokrasi di Indonesia dikelola dengan paradigma New Public Management (NPM).

11 Ciri-ciri paradigma birokrasi New Public Management (NPM) : 1. Pemerintah berorientasi pada publik 2. Pemerintah berorientasi pada misi 3. Pemerintahan yang tanggap 4. Pemerintah berorientasi pada hasil (outcome) dan bukan sekedar input 5. Pemerintah kompetitif 6. Pemerintah berjiwa wirausaha 7. Pemerintah terdesentralisasi 8. Pemerintah milik masyarakat 9. Pemerintah katalis 10. Pemerintah berorientasi pada pasar. Birokrasi dgn pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) yang produktif, efisien dan efektif, transparan dalam memberikan pelayanan publik perlu sebuah revolusi mental aparatur birokrasi secara nyata.

12 PENGERTIAN REVOLUSI MENTAL BIROKRASI Secara tekstual revolusi mental berarti perubahan mendasar dalam cara berfikir dan cara merasa yang diterjemahkan dalam perilaku dan tindakan nyata keseharian dalam kehidupan dalam berbagai aspek baik perilaku politik, perilaku ekonomi, perilaku pendidikan, perilaku kerja, perilaku sosial kemasyarakatan. Makna dari perubahan yang mendasar ini memiliki arti yang positif dan merupakan gerakan yang cepat yaitu sebuah perubahan yang cepat dari cara, perilaku dan tindakan yang kurang baik atau salah menuju cara, perilaku dan tindakan yang baik atau benar.

13 Dalam konteks birokrasi, revolusi mental harus dimaknai adanya sebuah perubahan cara berfikir, berperilaku dan bertindak dari setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangannya sebagai pelaku utama dalam birokrasi pemerintahan. 1. dari cara berfikir dan perilaku ingin dilayani menjadi mau melayani; 2. dari cara berfikir dan berperilaku tidak/kurang produktif menjadi produktif; 3. dari cara berfikir dan perilaku koruptif menjadi tidak koruptif, Sehingga akan tumbuh dan berkembang perilaku bekerja dengan etos kerja yang baik dengan ukuran dan target kinerja yang jelas; bersih yaitu tidak melakukan perbuatan yang mengandung unsur Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN); profesional dalam melayani yaitu mampu memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan yang baik kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

14 STRATEGI MELAKUKAN REVOLUSI MENTAL BIROKRASI Ada 3 fase untuk melakukan revolusi mental birokrasi secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan, yaitu: 1. Fase Melihat, yaitu dengan mengidentifikasikan faktor yang menjadi penyebab mental aparatur yang masih belum baik 2. Fase Bergerak, yaitu dengan melakukan perubahan perbaikan mental aparatur birokrasi yang kongkrit dan melaksanakannya secara konsisten 3. Fase Menyelesaikan, yaitu memastikan bahwa program perubahan yang dilakukan telah dapat menjawab hasil yang diharapkan dengan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan program perubahan untuk memberikan umpan balik perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program perubahan berikutnya.

15 FAKTOR PENYEBAB DOMINAN YANG MEMPENGARUHI MINDSET & CULTURE-SET ASN A. Penerapan Sistem Manajemen SDM Aparatur berbasis sistem merit Perilaku ASN sangat dipengaruhi oleh penerapan sistem manajemen SDM aparatur di lingkungan Birokrasi Pemerintah. Penerapan sistem ini akan berkontribusi besar dalam membentuk perilaku ASN dalam bekerja, karena secara langsung mengatur pengelolaan manajemen ASN sejak proses perencanaan kebutuhan; rekruitmen dan seleksi dalam pengadaan; pengaturan pangkat dan jabatan; pengembangan kompetensi dan pola karier; pola mutasi dan promosi; sistem penilaian kinerja; pengaturan disiplin dan sanksi; sistem penggajian dan penghargaan sampai pada jaminan pensiun ASN. Penerapan Sistem Manajemen SDM Aparatur selama ini didasarkan pada Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 beserta berbagai aturan pelaksanaannya. Hasil implementasi sistem ini masih dirasakan banyak kelemahan baik dalam pengaturan maupun dalam penerapannya, sehingga masih banyak keluhan masyarakat terkait dengan integritas, pola pikir (mind-set) dan perilaku budaya kerja (culture-set) serta akuntabilitas kinerja ASN yang masih rendah.

16 Salah satu langkah melakukan revolusi mental birokrasi adalah dengan melakukan percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Bidang Manajemen SDM Aparatur pada tingkat makro dan mikro. 1. Pada tingkat makro, penyusunan regulasi nasional berbagai aturan pelaksanaan yang diamahkan dalam UU Nomor 5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara terkait implementasi sistem merit, yang dalam hal ini dimandatkan pada Kementerian PANRB harus segera diselesaikan. 2. Pada tingkat mikro, setiap KL harus mengimplementasikan UU Nomor 5 tahun 2014 yang merupakan landasan hukum bagi pembentukan pegawai ASN yang berintegritas, profesional, dinamis dan berkinerja tinggi. Terdapat dua hal penting yang menjadi prinsip dasar dalam Undang-Undang ASN, yaitu : a. menjalankan asas dan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar serta tidak ada unsur politik; b. Sistem merit diimplementasikan dalam seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif, penggajian, reward dan punishment berbasis kinerja, integritas dan kode etik perilaku, bebas dari intervensi politik, serta efektif dan efisien dalam manajemen SDM.

17 B. Penguatan kepemimpinan pada masing-masing Instansi Perilaku ASN juga akan dapat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan pada masingmasing instansi. Bawahan cenderung berperilaku mengikuti arahan, contoh atau teladan,konsistensi dan komitmen dari para pemimpinnya. Ada kecenderungan apa yang dilakukan para pemimimpinnya akan mempengaruhi perilaku para aparatur dibawahnya. Oleh karena itu komitmen kepemimpinan di masing-masing instansi juga akan berkontribusi dalam pembentukan perilaku ASN. Komitmen kepemimpinan yang kuat akan dapat mempengaruhi perilaku para aparatur dibawahnya akan mengikuti menjadi baik, demikian sebaliknya komitmen kepemimpinan yang lemah akan dapat membawa perilaku bawahannya menjadi kurang baik.

18 Revolusi mental birokrasi adalah dengan penguatan penerapan sistem akuntabilitas kinerja organisasi dan individu pegawai di masing-masing kementerian/lembaga/pemda. Dengan penerapan sistem ini secara benar akan dapat membentuk budaya kinerja pada setiap level pimpinan instansi. Dengan penerapan sistem ini, pimpinan pada setiap level harus merencanakan kinerja, membuat kontrak kinerja, memonitor kinerja, dan mempertanggungjawabkan kinerja organisasi yang dipimpinnya. Apabila budaya kinerja pada tingkat pimpinan sudah terbangun dengan baik, maka sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi budaya kerja para aparatur bawahannya. Hal ini dapat menumbuhkan budaya malu yang dapat ditanamkan dilingkungan organisasi birokrasi. Malu jika tidak dapat mencapai kontrak kinerja, malu jika tidak dapat memberikan pelayanan publik terbaik, malu jika berperilaku menyimpang dari kode etik dan sumpah jabatan.

19 C. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di setiap instansi pemerintah akan dapat membangun budaya kerja aparatur menjadi yang lebih cepat, akurat, efisien dan efektif jika. Cara yang harus dilakukan dalam melakukan revolusi mental birokrasi adalah membangun dan menerapkan budaya kerja di setiap Kementerian/Lembaga/Pemda untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Implementasi ini sering dikenal dengan istilah penerapan sistem elektronik pemerintah atau e-government yang meliputi berbagai sistem aplikasi antara lain misalnya e-ice; e-planning; e-budgetting; e-procurement; e-performance; e-audit, dan lainnya

20 D. Transparansi Pengelolaan Pelayanan Publik Transparansi pengelolaan pelayanan publik setiap KL memberikan pengaruh yang besar terhadap perilaku aparat. Manajemen pelayanan diterapkan dengan baik, dilengkapi dengan sistem pengelolaan pengaduan, penerapan maklumat dan standar pelayanan yang jelas, prosedur yang sederhana, penerapan etika pelayanan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan, akan membuat perilaku aparatur terbentuk dan terkendali pada batas-batas yang diinginkan oleh organisasi. Memperkuat unit-unit pelayanan yang ada di lingkungan K/L/Pemda untuk menerapkan prinsip-prinsip pelayanan yang baik sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Membuka customer care/service/help desk bagi para stakeholder-nya.d Masyarakat dapat menyampaikan keluhan, kritik atau bahkan pengaduan penyimpangan. Tidak menerima pengaduan dengan gaya birokrat yang kaku, tetapi harus mencerminkan penerimaan yang baik, ramah, sabar, berkompeten, dan memberikan solusi.

21 E. Penguatan Fungsi Pengawasan Perilaku aparatur dapat dipengaruhi oleh adanya peran pengawasan yang dibangun, baik pengawasan fungsional yang berada dalam lingkungan birokrasi maupun pengawasan masyarakat dan pemangku kepentingan yang berada dalam lingkaran birokarasi. Rendahnya sistem pengawasan terhadap birokrasi mengakibatkan kinerja birokrasi tidak maksimal, dan KKN pun semakin marak. Sistem pengawasan melekat (Pengawasan Atasan Langsung dan Sistem Pengendalian Internal) dalam praktiknya tidak berjalan dengan baik. Perlu dibangun sistem pengawasan yang efektif terhadap birokrasi, agar penyimpangan dapat dicegah sedini mungkin. Pengawasan fungsional yang berintegritas dan peran aktif pengawasan masyarakat dapat mempengaruhi perilaku aparatur dalam melakukan tugas dan fungsinya dengan baik.

22 RUANG LINGKUP BPOM

23 Ruang Lingkup

24 KINERJA PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

25 PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN KONDISI SAAT INI Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Globalisasi, persaingan dagang dan perkembangan IPTEK KONDISI YANG DIHARAPKAN? Kesehatan masyarakat meningkat Daya saing OM nasional meningkat Keamanan, mutu, khasiat/manfaat Obat dan makanan meningkat PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS? 25 PEMERINTAH SEBAGAI REGULATOR PRODUSEN / PELAKU USAHA MASYARAKAT BPOM yang mampu mengawal keamanan, mutu dan khasiat/manfaat OM beredar Produsen/pelaku usaha yang bertanggung jawab Masyarakat yang berdaya untuk melindungi diri

26 STRATEGI BPOM 1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat 2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan. 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM TUJUAN 1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, berkhasiat/ bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat 2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi STRATEGI BPOM DALAM MENCAPAI OBAT DAN MAKANAN AMAN MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN DAYA SAING BANGSA

27 Perkuatan Revolusi Mental Meningkatkan POM

28 PENUTUP

29 Budaya organisasi BPOM berupa PIKKIR (Profesional, Integritas, Kredibel, Kerjasama, Inovatif, dan Responsif) merefleksikan nilai revolusi mental untuk mengabdi. Revolusi mental harus menjadi komitmen setiap warga BPOM karena kinerja yang mumpuni akan menghasilkan outcome yang baik untuk BPOM khususnya dan masyarakat pada umumnya.

30 NOW

31 KESIMPULAN ASN dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangannya menjadi lebih melayani, berkinerja produktif, akuntabilitas, profesional dan menjaga diri dari perilaku sesuai kode etik dan sumpah jabatan demi kepentingan bangsa dan masyarakat sebagai stakeholder utamanya. Langkah melakukan revolusi mental birokrasi harus dilakukan dengan strategi yang tepat, konsisten, bertahap dan komprehensif melalui instrumen penerapan sistem manajemen SDM Aparatur yang berbasis sistem merit, penguatan kepemimpinan pada masing-masing instansi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, transparansi pengelolaan pelayanan public, dan penguatan fungsi pengawasan. Cara revolusi mental birokrasi adalah dengan memperkuat peran pengawasan fungsional (quality assurance) sebagai serta peran pengawasan masyarakat dengan membangun sistem dan penanganan pengaduan masyarakat yang efektif.

32

Sosialisasi Materi Revolusi Mental Badan POM dalam Optimalisasi Kinerja POM

Sosialisasi Materi Revolusi Mental Badan POM dalam Optimalisasi Kinerja POM Sosialisasi Materi Revolusi Mental Badan POM dalam Optimalisasi Kinerja POM Narasumber : Kepala Biro Umum (Ema Setyawati, S.Si, Apt, ME) Peserta : Pegawai di Biro Umum Hari/Tanggal : Jumat, 7 Agustus 2015

Lebih terperinci

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM Pokok Bahasan Pendahuluan Gambaran Reformasi Birokrasi dan Permasalahannya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO Disampaikan dalam Training Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal Itjen Kemenristekdikti Bogor 29 April 2016

Lebih terperinci

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur PEMERINTAH ADALAH PELAYAN MASYARAKAT SETUJUKAH ANDA?? Kantor Pemerintah Kantor Pemerintah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI Jakarta, 11 Agustus 2015 Disampaikan pada acara : Rapat kerja Tengah Tahun Lembaga Penyiaran RRI Tahun 2015 Esensi Reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 REFORMASI BIROKRASI (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017 Kegiatan Belajar 1 Reformasi Birokrasi Pengertian Reformasi Birokrasi Salah satu cara untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA No.1065, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. ASN. Revolusi Mental. Kode Etik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.64/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) Oleh : Dias Prihantoro Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) memiliki liku perjalanan yang

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA

INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA INTERNALISASI NILAI-NILAI REVOLUSI MENTAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA KERJA PEMBEKALAN KADER GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PROVINSI JAWA TENGAH Agustus, 2016 8/7/2016 PENDIDIKAN FORMAL: S1. : TEKNIK PLANOLOGI

Lebih terperinci

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan

Lebih terperinci

Makin Eksis Dalam Wadah Korps Profesi Pegawai ASN

Makin Eksis Dalam Wadah Korps Profesi Pegawai ASN Makin Eksis Dalam Wadah Korps Profesi Pegawai ASN Tentang KORPRI Seperti dinyatakan dalam Anggaran Dasar Korps Pegawai Republik Indonesia, KORPRI adalah wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P No.999, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-PPPA. Agen Perubahan. Role Model. Pemilihan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4a TAHUN

Lebih terperinci

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI Lampiran II Peraturan Menpan dan RB No. 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Pangkalpinang, April 2014 POLA PIKIR MANAJEMEN SDM APARATUR DASAR HUKUM UU No. 5 Tahun

Lebih terperinci

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui

Lebih terperinci

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ABSTRAK Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar hak warga negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

M A N A J E M E N A S N

M A N A J E M E N A S N ader PNS BAHAN AJAR PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III M A N A J E M E N A S N Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19561112 198503 1 006 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA A. Pendahuluan Alasan/pertimbangan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI Oleh: Nabilla Desyalika Putri Awal tahun 2014 ini, pemerintah telah mengesahkan

Lebih terperinci

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi KONDISI UMUM SEBELUM REFORMASI BIROKRASI 2 MASIH DIWARNAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 PERMASALAHAN BIROKRASI Mengapa Harus

Lebih terperinci

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4. Eksistensi KORPRI Dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sejalan Dengan Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) Oleh : Failasufah, S.Pd Perkenalan pertama saya dengan KORPRI

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi (Hasibuan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil merupakan sumber daya manusia organisasi negara memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik. Meskipun

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan AREA PERUBAHAN Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam mewujudkan agenda

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada Acara : RAKERNAS III BAPPEDA SELURUH INDONESIA Ambon, 9 Februari 2012

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada Acara : RAKERNAS III BAPPEDA SELURUH INDONESIA Ambon, 9 Februari 2012 Paparan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pada Acara : RAKERNAS III BAPPEDA SELURUH INDONESIA Ambon, 9 Februari 2012 1. Penataan Struktur Birokrasi; 2. Penataan Jumlah dan distribusi

Lebih terperinci

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Disampaikan dalam Rapat Kerja/Sosialisasi Reformasi Birokrasi kepada Pemerintah Daerah Regional I (Provinsi/Kabupaten/Kota se-sumatera, DKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001 BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001 menuntut sebuah birokrasi yang kompeten dan profesional. Birokrasi yang kompeten dan profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan sistem pemerintahan negara dalam pembangunan, perlindungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007 dan Keputusan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahwa karakter bangsa harus berkepribadian santun, berbudi

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahwa karakter bangsa harus berkepribadian santun, berbudi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Konsep revolusi mental yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan refleksi akan keinginan untuk mengubah karakter bangsa ini. Jokowi menginginkan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN RB @2017 PENDAHULUAN BAGAIMANA TRANSFORMASI BIROKRASI INDONESIA? 2025 2018 2013 Dynamics bureaucracy Vision and Performance based

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN Teguh Kurniawan Kepala UPMA & SPI, FIA Universitas Indonesia teguh.kurniawan@ui.ac.id; http://kurniawans.id OUTLINE Pengertian Nilai Dasar,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI

MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan

Lebih terperinci

20 program kegiatan dalam pembangunan ZI*)

20 program kegiatan dalam pembangunan ZI*) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 20 program kegiatan dalam pembangunan ZI*) Pakta Integritas 5 Disiplin PNS*) 5 Gratifikasi Pembinaan Purna Tugas*) 4 Mekanisme Pengaduan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG ASN DAN PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2017 POKOK BAHASAN 1 2 PENGANTAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP

Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP Oleh: Dr. Ir. SRI PURYONO KS, MP 1 1 Nama Lengkap : Dr. Ir. SRI PURYONO KARTO SOEDARMO, M.P. 2 Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 29 Pebruari 1960 3 NIP : 19600229 198603 1 004 4 Biodata : Pangkat /Golongan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir BAB I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir sebagai alat penyedia layanan yang mengurusi masyarakat, dan dituntut untuk memuaskan masyarakat

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN 167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN KEBIJAKAN UMUM TERKAIT ASN

LATAR BELAKANG DAN KEBIJAKAN UMUM TERKAIT ASN Arah Kebijakan ASN Pasca UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Jambi, 27 Juli 2016 Disampaikan oleh: Adi Junjunan Mustafa Plt. Sekretaris Deputi Kedeputian SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB KERANGKA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 4.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Bandung Kulon sebagai Satuan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi mungkin bagi sebagian orang di Indonesia merupakan suatu prosedur yang berbelit-belit, dari meja satu ke meja lainnya, yang ujung-ujungnya adalah biaya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi keberadaannya dan mutlak terpenuhi.

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS. PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang.

AKUNTABILITAS. PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. AKUNTABILITAS PRAJABATAN GOLONGAN III Angkatan 3 Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. Oleh : Nama : Dr. Lilin Budiati, SH, MM NIP : 19610210 198603 2

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7 Jakarta 10110 SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Organisasi Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN 1 KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No.1907, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan ASN. Stankom. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci