Catatan A tas L aporan K euangan K abupaten B anggai Tahun A nggaran 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Catatan A tas L aporan K euangan K abupaten B anggai Tahun A nggaran 2013"

Transkripsi

1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANGGAI TAHUN ANGGARAN 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten Banggai menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2013 sebagai bentuk Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2013 dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan dan sekaligus menjadi tolak ukur kinerja pemerintahan untuk dipertanggungjawabkan setiap akhir tahun anggaran. Laporan keuangan tersebut terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berkaitan dengan pertanggungjawaban penggunaan anggaran, maka sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, maka Kepala Daerah harus menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). 7

2 a) MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banggai selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi Pemerintah Daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja dan upaya upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode anggaran untuk kepentingan: 1. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. 2. Manajemen Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Pemerintah Daerah dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan masyarakat sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik. 3. Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang undangan. 4. Keseimbangan antar generasi Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan Pemerintah Daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang 8

3 dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. 5. Evaluasi Kinerja Tujuan pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi yang berguna untuk mengambil keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik untuk menunjukkan akuntabilitas entitas akuntansi atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan: a. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran. b. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dalam peraturan perundang undangan. c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah mendanai seluruh kegiatannya serta hasil hasil yang telah dicapai. d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. f. Menyediakan informasi-informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. b) LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dasar hukum penyusunan laporan keuangan antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 1822); 9

4 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4368); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4616); 10

5 11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta penyampaiannya; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013; 15. Peraturan Bupati Kabupaten Banggai Nomor 18 Tahun 2010 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai; 16. Peraturan Bupati Kabupaten Banggai Nomor 19 Tahun 2010 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 11 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2013; 18. Peraturan Bupati Banggai Nomor 18 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2013; 11

6 BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN FISKAL A. EKONOMI MAKRO DAERAH Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banggai dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banggai Atas Dasar Harga Konstan 2000 mengalami peningkatan yakni Tahun 2012 sebesar Rp ,00 (dua trilyun enam ratus sembilan puluh sembilan milyar empat ratus tujuh puluh tujuh juta rupiah) mengalami peningkatan pada Tahun 2013 menjadi sebesar Rp ,00 (tiga trilyun seratus lima puluh lima milyar enam ratus tujuh puluh juta rupiah) atau meningkat sebesar 16,90%. PDRB Kabupaten Banggai Atas Dasar Harga Konstan 2000 dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 PDRB Kabupaten Banggai Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2012*) 2013**) Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa jasa 1, PDRB Sumber : BPS Kabupaten Banggai-PDRB Kabupaten Banggai

7 Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa PDRB Tahun 2012 dan Tahun 2013 masih didominasi oleh Sektor Pertanian sedangkan sektor yang memberi peran terkecil yaitu Sektor Listrik dan Air Bersih. 2. Struktur ekonomi Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banggai Tahun 2013 Atas Dasar Harga Berlaku juga mengalami peningkatan yakni Tahun 2012 sebesar Rp ,00 (enam trilyun empat ratus delapan milyar sembilan ratus dua puluh tujuh juta rupiah) mengalami peningkatan pada Tahun 2013 menjadi sebesar Rp ,00 (delapan trilyun delapan puluh milyar sembilan ratus empat puluh enam juta rupiah) atau meningkat sebesar 26,09%. PDRB Kabupaten Banggai Atas Dasar Harga Berlaku dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.2 PDRB Kabupaten Banggai Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha 2012*) 2013**) Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa jasa PDRB Sumber : BPS Kabupaten Banggai-PDRB Kabupaten Banggai 2014 Memperhatikan Tabel 2.2 tersebut di atas diketahui bahwa struktur ekonomi Kabupaten Banggai masih didominasi oleh Sektor Pertanian, disusul kemudian oleh Sektor Bangunan, Sektor Jasa-Jasa, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Ini berarti 13

8 bahwa Sektor Pertanian masih menjadi sektor dominan (leading sectors) dalam pembentukan perekonomian Kabupaten Banggai. 3. PDRB perkapita PDRB Perkapita merupakan indikator makro ekonomi lainnya yang dapat menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah. PDRB Perkapita Kabupaten Banggai meningkat dari Tahun 2012 sebesar Rp ,00 (sembilan belas juta tiga ratus tujuh puluh enam ribu tiga puluh dua rupiah) dan kemudian pada Tahun 2013 menjadi sebesar Rp ,00 (dua puluh tiga juta lima ratus delapan puluh ribu tiga ratus dua rupiah) atau 21,70%. Sedangkan PDRB ADH Konstan 2000 meningkat dari Rp ,00 (delapan juta seratus delapan puluh dua ribu tiga ratus delapan puluh sembilan rupiah) pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp ,00 (sembilan juta dua ratus delapan ribu dua ratus delapan puluh empat rupiah) atau 12,54% Tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.3 PDRB Kabupaten Banggai Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun ( Rupiah) Uraian Pertumbuhan (%) PDRB Perkapita Harga Berlaku PDRB Perkapita Harga Konstan Sumber : BPS Kabupaten Banggai-PDRB Kabupaten Banggai ,70 12,54 14

9 B. KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 1. Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah merupakan elemen yang sangat penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Penerimaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013 bersumber dari (1) Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah (2) Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus, (3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang terdiri dari Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya. a. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013 Kebijakan Pendapatan Daerah secara umum dilakukan dengan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian Hukum dalam penerimaannya. Penegasan seperti ini menjadi salah satu prinsip dalam perencanaan anggaran. b. Target Pendapatan Daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD),Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 1) Pendapatan Asli Daerah Penganggaran Pendapatan Asli Daerah di dalam merencanakan penerimaannya perlu memperhatikan hal-hal berikut: a) Penganggaran rencana target PAD agar mempertimbangkan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2013 dan realisasi penerimaan tahun sebelumnya serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. b) Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah harus berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, serta dilarang menganggarkan penerimaan pajak dan retribusi yang bertentangan dengan undang-undang tersebut. c) Kebijakan penganggaran Pendapatan Asli Daerah tidak boleh memberatkan masyarakat dan dunia usaha. 15

10 d) Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan modal (investasi daerah). e) Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan dalam APBD pada akun pendapatan, kelompok pendapatan asli daerah, jenis lain-lain pendapatan daerah yang sah, obyek hasil pengelolaan dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. f) Penerimaan bunga dari dana cadangan dianggarkan pada jenis pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, obyek Pendapatan Bunga Dana Cadangan sesuai peruntukannya. g) Penerimaan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Penerimaan BLUD dianggarkan dalam jenis Pendapatan Lain- Lain PAD yang Sah obyek pendapatan BLUD, rincian obyek pendapatan BLUD. h) Apabila di dalam pelaksanaan pemungutan terdapat sumber-sumber pendapatan asli daerah yang baru maupun pelampauan target yang telah ditetapkan agar segera dimasukkan pencatatannya di dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran i) Penerimaan yang berasal dari penyelenggaraan program-program Jamkesmas, Jamkesda, dan Askes oleh Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk, maupun di Puskesmas penggunaan dananya dilaporkan secara berkala kepada Pemerintah Daerah berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. j) Kelompok Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan mengalami perubahan adalah jenis pendapatan pajak daerah dengan objek pendapatan pajak restoran, pajak reklame, pajak galian C dan pajak penerangan jalan. Selain itu jenis pendapatan retribusi yang dapat diharapkan mengalami perubahan adalah retribusi pelayanan kesehatan rumah sakit, retribusi penerimaan 16

11 sektor kelautan, retribusi dalam pelayanan perizinan dan khusus jenis pendapatan lain-lain hanya diharapkan perubahan dari jasa giro. k) Dengan diberlakukannya Undang-Undang Pajak dan Retribusi Daerah yang baru, kiranya SKPD pengelola pendapatan segera mempedomani peraturan perundang-undangan dimaksud bila telah melakukan perubahan peraturan daerah terkait sumber-sumber pajak dan retribusi yang diperkenankan. 2) Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2013 seyogyanya didasarkan pada alokasi DAU Tahun 2012 dan realisasi DAU Tahun b) Penganggaran alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) perlu memperhatikan alokasi DBH yang dikeluarkan Menteri Keuangan Tahun 2012 serta memperhatikan kondisi yang mungkin terjadi terkait dengan sumber-sumber DBH yang bersangkutan untuk realisasinya di Tahun 2013 c) DAK dianggarkan sebagai pendapatan daerah sepanjang telah ditetapkan dalam APBN Tahun 2013, dan dalam hal memperoleh DAK setelah penetapan APBD Tahun 2013, maka pemerintah daerah terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD TA 2013 dengan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD, dan selanjutnya DAK dimaksud akan ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD TA d) Sumber-sumber penerimaan dana perimbangan yang pencatatannya di dalam APBD masih menggunakan angka-angka proyeksi seyogyanya segera dilakukan penyesuaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan dan dilakukan perubahan melalui perubahan APBD ini. e) Dalam rangka mengefektifkan sumber dana DAK tahun berkenaan dan bila terdapat sisa dana akibat efektifitas belanja diharapkan SKPD di dalam pengalokasiannya mematuhi ketentuan peraturan teknis pengalokasian dana DAK Tahun Anggaran

12 f) Apabila terdapat sumber-sumber dana bagi hasil dimana pengalokasiannya memiliki ketentuan khusus, kiranya SKPD yang mengelola sumber dana dimaksud menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g) Sumber-sumber penerimaan dana perimbangan yang pencatatannya di dalam APBD masih menggunakan angka-angka proyeksi seyogyanya segera dilakukan penyesuaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan dan dilakukan perubahan melalui perubahan APBD ini. h) Dalam rangka mengefektifkan sumber dana DAK tahun berkenaan dan bila terdapat sisa dana akibat efektifitas belanja diharapkan SKPD di dalam pengalokasiannya mematuhi ketentuan peraturan teknis pengalokasian dana DAK Tahun Anggaran i) Apabila terdapat sumber-sumber dana bagi hasil dimana pengalokasiannya memiliki ketentuan khusus, kiranya SKPD yang mengelola sumber dana dimaksud menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Penganggaran Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah perlu memperhatikan halhal sebagai berikut: a) Alokasi dana penyesuaian dianggarkan sebagai pendapatan daerah pada kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sepanjang telah ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran Dalam hal pemerintah daerah menerima dana penyesuaian setelah APBD TA 2013 ditetapkan, maka pemerintah daerah menganggarkan dana penyesuaian dimaksud dengan cara terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD TA 2013 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD TA b) Penganggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2013 memperhatikan alokasi BOS Tahun 2012 dan realisasi dana BOS Tahun Selisih lebih atau kurang dari dana BOS ditampung dalam Perubahan APBD 18

13 Tahun 2013, dengan cara terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD Tahun 2013, dan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD. c) Pendapatan Daerah Kabupaten Banggai yang bersumber dari bagi hasil yang diterima dari Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah didasarkan pada alokasi Bagi Hasil Tahun Anggaran 2012 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran 2011, sedang bila ada pelampauan target penerimaan yang belum direalisasikan Tahun 2012, ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran d) Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima dari Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah atau kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan. Dalam hal penetapan APBD penerima bantuan mendahului penetapan APBD pemberi bantuan, maka penganggaran bantuan keuangan pada APBD penerima bantuan dilakukan dengan cara melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD penerima bantuan dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, dan selanjutnya ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Penerima Bantuan. Dan dalam hal penganggaran bantuan keuangan tersebut terjadi setelah Penetapan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, maka bantuan keuangan tersebut ditampung dalam Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten penerima bantuan. e) Penetapan target penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran dan pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan dianggarkan dalam APBD pada kelompok pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud. f) Sumber-sumber pendapatan bagi hasil dari propinsi yang masih menggunakan angka penganggaran proyeksi segera dilakukan penyesuaian sesuai 19

14 Peraturan Gubernur Propinsi Sulawesi Tengah dan pencatatannya dilakukan pada perubahan APBD Tahun g) Apabila terdapat sumber-sumber penerimaan baru maupun pelampauan target penerimaan agar segera dilakukan penyesuaian di dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, dengan memperhatikan kaidah-kaidah aturan penempatan sumber-sumber penerimaannya bila ada, terutama dari pemerintah tingkat atas. h) Perubahan Lain-lain Pendapatan Daerah diharapkan dari Bagi Hasil Pajak Propinsi, Dana-Dana khusus seperti Dana Insentif Daerah, Dana Tunjangan Profesi Guru, Alokasi Tambahan Penghasilan Guru, Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) serta sumber lain, kiranya SKPD yang mengelola segera menyampaikan kepada DPPKAD untuk dilakukan pencatatan di dalam Perubahan APBD TA i) Apabila setelah perubahan APBD TA 2013 masih terdapat dana-dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang masuk ke Kas Daerah agar dilaporkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk segera ditindaklanjuti perubahannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. j) Sumber-sumber Pendapatan Bagi Hasil dari Propinsi yang masih menggunakan angka penganggaran proyeksi segera dilakukan penyesuaian sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah dan pencatatannya dilakukan pada Perubahan APBD Tahun k) Apabila terdapat sumber-sumber penerimaan baru maupun pelampauan target penerimaan agar segera dilakukan penyesuaian di dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, dengan memperhatikan kaidah-kaidah aturan penempatan sumber-sumber penerimaanya bila ada, terutama dari pemerintah tingkat atas. l) Perubahan Lain-lain Pendapatan Daerah diharapkan dari Bagi Hasil Pajak Propinsi, Dana-Dana Khusus seperti Dana Insentif Daerah, Dana Tunjangan Profesi Guru, Alokasi Tambahan Penghasilan guru, Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) serta sumber lain, kiranya SKPD 20

15 yang mengelola segera menyampaikan kepada DPPKAD untuk dilakukan pencatatannya di dalam Perubahan APBD TA m) Apabila setelah penetapan Perubahan APBD TA 2013 masih terdapat danadana Lain-lain Pendapatan Daerah yang masuk ke kas daerah agar dilaporkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk segera ditindak lanjuti perubahannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Belanja Daerah Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013 diharapkan agar seluruh SKPD memperhatikan berbagai aspek pengelolaan anggaran belanja sehingga capaian target belanja baik dalam konteks daerah, satuan kerja dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangannya, Selain itu diharapkan pula Kepala SKPD mengedepankan aspek pelayanan dasar kepada masyarakat agar visi misi Bupati Banggai periode dapat diwujudkan dan masyarakat akan menikmati hasil pembangunan daerah. Pengalokasian belanja sedapat mungkin berdasarkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang ditetapkan menurut urusan wajib dan pilihan yang menjadi kewenangan SKPD masing-masing. Untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektivitas serta efisiensi anggaran diharapkan seluruh SKPD menetapkan target-target kinerja baik dalam tataran pengambil kebijakan, pelaksana kebijakan,urusan wajib dan urusan pilihan, serta program dan kegiatan yang diformulasikan sesuai kaidahkaidah penganggaran. a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung 1) Belanja Pegawai a) Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) agar disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja pegawai yang sudah dilakukan di masing-masing daerah dalam rangka penghitungan DAU Tahun Anggaran 2013 dan memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang ditetapkan pemerintah dan pemberian gaji ketiga belas. 21

16 b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai agar diperhitungkan acress yang dibatasi maksimum 2,5 persen dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan. c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD, disesuaikan dengan formasi kebutuhan pegawai Tahun d) Penyediaan dana penyelenggaraan asuransi kesehatan yang dibebankan pada APBD berpedoman pada PP Nomor 28 Tahun 2003 tentang Subsidi dan Iuran Pemerintah Dalam Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, serta Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 138/Menkes/PB/II/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Askes dan Anggota Keluarganya di Puskesmas, Balai Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit Daerah. Penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan tunjangan kesehatan di luar cakupan pelayanan kesehatan yang disediakan asuransi kesehatan sebagaimana tersebut di atas tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan. e) Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Banggai di masing-masing SKPD diperkenankan menerima tunjangan kinerja daerah sesuai ketentuan Peraturan Bupati Banggai. f) Kredit belanja gaji yang mengalami perubahan karena adanya ketentuan peraturan perundang-undangan agar segera dicatat dan disesuaikan menurut peruntukannya. g) Bagi SKPD yang merencanakan untuk memberikan Hibah dan Bantuan Sosial perlu segera mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Peraturan Bupati Banggai Nomor 19 22

17 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Evaluasi Pemberian Dana Bantuan Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan yang bersumber dari APBD Kabupaten Banggai. h) Belanja Tidak langsung yang diharapkan mengalami perubahan adalah obyek Belanja Pegawai, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. 2) Belanja Bunga Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang supaya dianggarkan pembayarannya dalam APBD Tahun ) Belanja Subsidi Belanja Subsidi hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar yang menyangkut hajat hidup orang banyak serta terlebih dahulu dilakukan pengkajian agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. 4) Belanja Hibah a) Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas serta ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. b) Penganggaran belanja hibah harus dibatasi jumlahnya, mengingat belanja bersifat bantuan yang tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus. Penggunaan hibah harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah. 23

18 c) Hibah yang diberikan secara tidak mengikat/tidak secara terus menerus diartikan bahwa pemberian hibah tersebut ada batas akhirnya tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan atas kegiatan tersebut dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah. d) Mekanisme penganggaran belanja hibah dari pemerintah daerah kepada pemerintah, mengacu pada ketentuan pengelolaan keuangan daerah dan bagi instansi penerima dana dalam pelaksanaan. e) Belanja Hibah dari Pemerintah Daerah kepada Instansi Vertikal, mekanisme penganggaran dan pemberiannya mengacu pada ketentuan pengelolaan keuangan daerah, dan bagi instansi penerima dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban memperhatikan Peraturan Menteri Keuangan terkait Hibah Daerah. f) Hibah dari pemerintah daerah dapat diberikan kepada pemerintah daerah lainnya sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. g) Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas anggaran daerah, penganggaran untuk hibah harus memperhatikan asas manfaat, keadilan dan kepatuhan, mulai dari landasan pertimbangan pemberian, penggunaan sampai pengawasannya. Penyediaan anggaran untuk hibah harus dijabarkan dalam rincian obyek belanja sehingga jelas penerimaannya serta tujuan dan sasaran penggunaannya. h) Ketentuan lebih lanjut tentang hibah agar berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Belanja Hibah dan Bantuan Sosial. 5) Belanja Bantuan Sosial a) Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah di bidang kemasyarakatan dan kesejahteraan pemerintah daerah dapat menganggarkan pemberian bantuan sosial kepada kelompok/anggaran masyarakat. b) Penganggaran untuk belanja bantuan sosial dimaksud harus dibatasi jumlahnya dan diberikan secara selektif, tidak terus menerus, tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan kemampuan 24

19 keuangan daerah. Pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. c) Kebijakan anggaran untuk bantuan sosial harus mempertimbangkan rasionalitas dan kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas manfaat, keadilan, kepatuhan, transparan, akuntabilitas dan kepentingan masyarakat luas. d) Sistem dan prosedur penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja bantuan sosial harus ditetapkan dalam peraturan kepala daerah. 6) Belanja Bagi Hasil Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan Propinsi Sulawesi Tengah kepada Kabupaten Banggai atau pendapatan Kabupaten Banggai kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya pada APBD memperhitungkan rencana pendapatan pada Tahun Anggaran 2013, sedang pelampauan target Tahun 2012 yang belum direalisasikan kepada pemerintah daerah dan menjadi hak Pemerintah Kabupaten Banggai atau Pemerintah Desa ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran ) Belanja Bantuan Keuangan a) Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah atau Pemerintah Kabupaten Banggai dapat menganggarkan bantuan keuangan kepada pemerintah daerah lainnya dan kepada desa yang didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan khusus. b) Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan, obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan. Besaran penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman pada peraturan perundangundangan di bidang bantuan keuangan kepada partai politik. 25

20 c) Pemerintah Kabupaten Banggai menganggarkan bantuan keuangan kepada pemerintah desa paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterimanya. Pembagian untuk setiap desa ditetapkan secara proporsional dengan keputusan kepala daerah. Bantuan Keuangan ini merupakan Alokasi Dana Desa sesuai pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Selain itu Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kabupaten Banggai dapat memberikan bantuan keuangan lainnya kepada pemerintah desa dalam rangka percepatan pembangunan desa sesuai kemampuan keuangan daerah. d) Sistem dan prosedur penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban belanja bantuan keuangan ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 47 dan Pasal 133 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan peraturan perundangundangan lainnya. 8) Belanja Tidak Terduga Penetapan anggaran Belanja Tidak Terduga agar dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2011 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau tidak diharapkan terjadi berulang seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2013, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. Penggunaan Belanja Tidak Terduga untuk kepentingan tanggap darurat agar mempedomani Peraturan Bupati Banggai Nomor 06 Tahun 2011 tentang Tatacara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga untuk Tanggap Darurat. 26

21 b. Belanja Langsung Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Tahun Anggaran 2013 sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Alokasi belanja langsung dalam APBD mengutamakan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja Langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan mempedomani Standar Pelayanan Minimal (SPM), Analisa Standar Belanja (ASB) dan Standar Satuan harga (SSH), ASB dan SSH ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. 2) Belanja Pegawai Untuk meningkatkan efesiensi anggaran daerah, anggaran bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatuhan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan. 3) Belanja Barang dan Jasa a) Penganggaran belanja barang habis pakai disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun b) Mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. c) Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap) yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa. d) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas luar negeri maupun perjalanan dinas dalam negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya 27

22 dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah daerah. Hasil studi banding dilaporkan sesuai peraturan perundang-undangan. e) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia yang tempat penyelengaraannya di luar daerah, sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang diperoleh dari kehadiran dalam pelatihan/bimbingan teknis dalam rangka pencapaian efektifitas penggunaan anggaran daerah. f) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan agar diprioritaskan menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah. g) Dalam rangka antisipasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang akan menjadi kewenangan daerah paling lambat 1 Januari 2014 menjadi pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Kabupaten Banggai memprioritaskan penganggaran untuk program dan kegiatan pelatihan dimaksud, baik aspek regulasi, kelembagaan, pendataan, sistem, standar pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia serta penyiapan sarana dan prasarana maupun faktor lain yang terkait dengan pengalihan PBB-P2. Untuk kepentingan dimaksud SKPD yang membidangi segera mengambil langkah-langkah guna pengalihan dimaksud. h) Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukan dukungan program dan kegiatan terkait dengan penyusunan Peraturan Daerah sebagai tindak lanjut ketentuan dimaksud oleh SKPD terkait. i) Sejalan dengan amanat Pasal 6 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana kendaraan bermotor milik pemerintah daerah ditetapkan sebagai objek pajak daerah, seperti PKB dan BBN-KB, agar pemerintah kabupaten menganggarkan pada masing-masing SKPD yang bersangkutan guna pembayaran beban pajak 28

23 tersebut, termasuk diperhitungkan anggaran untuk pembayaran beban pajak untuk pengadaan kendaraan bermotor baru oleh SKPD yang bersangkutan 4) Belanja Modal a) Penganggaran belanja modal, setelah dikurangi belanja pegawai pada kelompok belanja tidak langsung dan belanja wajib lainnya diprioritaskan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJM Nasional Tahun RPJM Daerah Kabupaten Banggai b) Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun ) Pergeseran kredit anggaran program dan kegiatan yang bersumber dari dana DAK Tahun Anggaran 2013 maupun dana pendampingnya tidak diperkenankan, sedang bila terdapat sisa dana yang bersumber dari sisa tender agar penganggarannya dikembalikan kepada menu yang terdapat di dalam petunjuk teknis DAK. Sedang bila terjadi kekeliruan dalam penetapannya perhitungan kembali ke menu DAK Tahun Anggaran ) Pembukaan program dan kegiatan baru sedapat mungkin dihindari kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang baru diterima setelah penetapan APBD Tahun Anggaran Untuk itu diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang komprehensif dengan berbagai instansi yang berkait terhadap pelaksanannya. 7) Bila terdapat program dan kegiatan SKPD selain DAK yang diatur penggunaannya serupa dengan sifat DAK, diharapkan SKPD pengelola melaporkan kepada DPPKAD dengan menyampaikan pedoman atau petunjuk teknis yang telah ditentukan. 8) Untuk efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan yang oleh peraturan perundang-undangan diperkenankan mendahului Penetapan Perubahan APBD TA 2013, dapat dilakukan dengan cara menetapkan Peraturan Kepala Daerah 29

24 tentang Perubahan Penjabaran APBD Kabupaten Banggai TA 2013, setelah terlebih dahulu memberitahukan kepada DPRD, menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar pelaksanaannya, untuk selanjutnya ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Kabupaten Banggai Tahun Anggaran INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD Kebijakan Keuangan sebagaimana yang telah diuraikan di atas, dijabarkan lebih lanjut dalam indikator pencapaian target kinerja APBD Kabupaten Banggai Tahun Anggaran Penetapan capaian target kinerja APBD Kabupaten Banggai untuk Tahun 2013 dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu pada Perda Nomor 11 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2013 dan Perda Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA Pada Perubahan APBD TA 2013 Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten Banggai dianggarkan sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 4,34%. Untuk Belanja Pemerintah Kabupaten Banggai pada Perubahan APBD TA 2013 mengalami penambahan sebesar Rp ,00 atau 12,12% dari penetapan APBD TA

25 Tabel 2.4 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Kabupaten Banggai TA 2013 NO. URAIAN APBD PERUBAHAN APBD PERUBAHAN Rp. % 1 PENDAPATAN DAERAH 945,957,603, ,015,942, ,058,338, Pendapatan Asli Daerah 47,975,000, ,159,246, ,184,246, Pendapatan Transfer 811,647,278, ,059,365, ,412,086, Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 86,335,325, ,797,330, ,462,005, BELANJA DAERAH 962,957,603, ,079,659,430, ,701,827, Belanja Operasi 761,425,351, ,557,010, ,131,658, Belanja Modal 178,140,169, ,570,337, ,430,168, Belanja Tak Terduga 300,000, ,440,000, ,140,000, , Transfer 23,092,083, ,092,083, Surplus/(Defisit) (17,000,000,000.00) (92,643,488,360.00) (75,643,488,360.00) PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan 19,000,000, ,643,488, ,643,488, Pengeluaran 2,000,000, ,000,000, Pembiayaan Netto 17,000,000, ,643,488, ,643,488, IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banggai Tahun 2013 berdasarkan urusan, program dan kegiatan dialokasikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai Struktur Organisasi dan Tata Kerja. Realisasi Pendapatan Daerah yang diperoleh selama Tahun Anggaran 2013 sejak 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013 dalam rangka membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan mencapai sebesar Rp ,81 atau 102,34% dari Anggaran setelah perubahan yang telah ditetapkan sebesar Rp ,00. Realisasi pencapaian target kinerja keuangan berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan secara ringkas sebagai berikut: 31

26 Kode Rekening Tabel 2.5 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Banggai TA 2013 Satuan Kerja Perangkat Daerah Anggaran Realisasi Bertambah/(Berkurang) Rp. % 1 URUSAN WAJIB 1 02 Kesehatan Dinas kesehatan 1,326,246, ,078,780, ,752,534, Badan Rumah Sakit Umum Daerah 16,000,000, ,357,760, ,357,760, Pekerjaan Umum Dinas Bina Marga dan Pengairan 500,000, ,088, , Perumahan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang 250,000, ,574, (11,426,000.00) Perhubungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 1,750,000, ,466,503, (283,496,056.00) Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 550,000, ,305, ,305, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Sekretariat Daerah 300,000, ,862, (107,138,000.00) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 955,289,696, ,563,754, ,274,058, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 9,000,000, ,188,052, ,188,052, URUSAN PILIHAN 2 01 Pertanian Dinas Pertanian 250,000, ,587, (118,413,000.00) Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 300,000, ,962, (141,037,500.00) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan 1,500,000, ,397, (860,603,000.00) JUMLAH 987,015,942, ,010,143,628, ,127,686, Urusan pemerintahan dan organisasi pada Pemerintah Kabupaten Banggai dilaksanakan oleh 106 Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dijabarkan melalui program dan kegiatan dengan jumlah keseluruhan anggaran belanja sebesar 32

27 Rp ,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,90 atau 94,54% yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang terdiri dari: Tabel 2.6 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Banggai TA 2013 Kode Dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah Anggaran Realisasi Bertambah/(Berkurang) Rp. % 1 URUSAN WAJIB 1 01 Pendidikan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 416,244,745, ,617,719, ,627,025, Kesehatan Dinas kesehatan 56,670,753, ,976,818, (1,306,065,204.83) Badan Rumah Sakit Umum Daerah 42,770,795, ,788,957, ,838, Pekerjaan Umum Dinas Bina Marga dan Pengairan 110,458,431, ,693,566, ,764,864, Perumahan Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang 46,796,243, ,835,117, ,126, Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 11,430,713, ,915,340, ,372, Perhubungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 10,431,372, ,193,838, ,237,533, Lingkungan Hidup Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4,811,646, ,664,056, ,590, Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 4,324,286, ,231,731, ,555, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 10,976,178, ,781,271, ,906, Sosial Dinas Sosial 8,185,638, ,926,118, ,520, Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1,536,747, ,448,635, ,112, Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4,030,658, ,869,564, ,093, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 3,981,439, ,798,792, ,646,

28 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 3,981,439, ,798,792, ,646, Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 10,716,215, ,143,846, ,572,368, Kesatuan bangsa dan Politik Dalam Negeri Badan Kesbang, Politik dan Linmas 4,191,464, ,303,689, ,774, Kantor Kesatuan Polisi Pamong Praja 3,855,142, ,672,479, ,662, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 4,044,100, ,762,004, ,095, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 426,995, ,232, ,763, Sekretariat Daerah 46,450,669, ,339,522, ,111,147, Sekretariat DPRD 15,162,265, ,790,184, ,372,080, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 90,803,719, ,105,572, ,698,147, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 4,891,722, ,755,755, ,966, Inspektorat 4,811,282, ,529,523, ,759, Badan Kepegawaian Daerah 4,227,654, ,021,804, ,850, Badan Diklat dan Litbang 4,824,483, ,661,529, ,954, Sekretariat Daerah KORPRI 1,126,200, ,985, ,214, Kecamatan Nuhon 1,849,319, ,808,129, ,190, Kecamatan Bunta 1,390,538, ,330,356, ,182, Kecamatan Pagimana 2,105,129, ,044,406, ,723, Kecamatan Bualemo 1,514,183, ,448,741, ,442, Kecamatan Balantak 1,584,479, ,510,958, ,520, Kecamatan Lamala 1,755,993, ,675,324, ,668, Kecamatan Masama 1,460,288, ,390,913, ,374, Kecamatan Luwuk Timur 1,382,661, ,338,352, ,309, Kecamatan Luwuk 1,633,342, ,524,769, ,573, Kecamatan Kintom 1,392,804, ,314,355, ,449, Kecamatan Batui 967,181, ,430, ,751, Kecamatan Toili 1,841,304, ,792,911, ,393, Kecamatan Toili Barat 1,630,185, ,568,434, ,751, Kecamatan Simpang Raya 1,353,485, ,321,463, ,021, Kecamatan Lobu 1,060,006, ,010,250, ,755, Kecamatan Moilong 1,245,696, ,224,264, ,431, Kecamatan Batui Selatan 1,174,861, ,121,253, ,608, Kecamatan Balantak Selatan 1,379,600, ,313,184, ,416, Kecamatan Nambo 257,200, ,135, ,064, Kecamatan Luwuk Selatan 241,600, ,391, ,208, Kecamatan Luwuk Utara 285,697, ,510, ,186, Kecamatan Balantak Utara 286,100, ,870, ,229, Kecamatan Mantoh 294,200, ,446, ,753, Kelurahan Luwuk 725,993, ,986, (10,993,288.00) Kelurahan Soho 488,794, ,116, ,677, Kelurahan Bungin 774,482, ,708, ,773, Kelurahan Baru 808,546, ,807, ,738, Kelurahan Simpong 850,590, ,225, ,365, Kelurahan Maahas 602,016, ,206, ,810, Kelurahan Kilongan 786,714, ,109, ,605,

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

Uraian Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013

Uraian Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37 TAHUN 2012 TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 Uraian Pedoman Penyusunan APBD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BAB II ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) BAB II ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) I. PRINSIP PENYUSUNAN APBD Prinsip Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut: 1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 75 TAHUN 2017 2017 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan, oleh karena itu pengelolaan keuangan daerah selalu

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 Tahun 2011 TANGGAL : 23 Mei 2011 PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 I. SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv DAFTAR ISI Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv Bab I Pendahuluan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015... 1 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 PERMENDAGRI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 BANDI 17/12/2013 bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 PEDOMAN PENYUSUNAN APBD 2014 Memuat pedoman

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode No. Rek Uraian Sebelum Perubahan Jumlah (Rp) Setelah Perubahan Bertambah / (Berkurang) 1 2 3 4 5 116,000,000,000 145,787,728,270 29,787,728,270 (Rp) 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa memenuhi

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2016

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2016 BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 B U P A T I P U R W O R E J O PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

APBD BANTEN 2013 CAPAI RP6.052 TRILIUN

APBD BANTEN 2013 CAPAI RP6.052 TRILIUN APBD BANTEN 2013 CAPAI RP6.052 TRILIUN korantangerang.com DPRD Banten mengesahkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) i Banten 2013 mencapai Rp6,052 triliun. Pengesahan APBD 2013 tersebut dilakukan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 920/598 - BPKAD/2017

SURAT EDARAN Nomor : 920/598 - BPKAD/2017 BUPATI LEBAK Rangkasbitung, 04 Agustus 2017 KEPADA YTH. PARA KEPALA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK SURAT EDARAN Nomor : 920/598 - BPKAD/2017 Tentang Pedoman

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 9 2011 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalayalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 68 TAHUN 2012

Walikota Tasikmalayalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 68 TAHUN 2012 Walikota Tasikmalayalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014 1 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Kapasitas keuangan Daerah akan menentukan kemampuan pemerintah Daerah dalam

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN CAPAIAN KINERJA Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95

Jumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95 PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKPD : 1.01.01. - DINAS PENDIDIKAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2016 dan 2015 Dalam Rupiah

Lebih terperinci

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015 1 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah secara efektif

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 599 TAHUN : 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah - 4 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2009

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK NOMOR : 06/PIMP.DPRD/2015 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa memenuhi

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 22 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 22 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) DR. TJAHJANULIN DOMAI, MS Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya 1. Pendahuluan 4. Belanja - Pengantar

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03 /KB/BTD-2012 03/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 15 OKTOBER 2012 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SEKRETARIAT DAERAH Jalan Raya Panglima Sudirman Nomor 134 Telp , P R O B O L I N G G O

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SEKRETARIAT DAERAH Jalan Raya Panglima Sudirman Nomor 134 Telp , P R O B O L I N G G O PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO SEKRETARIAT DAERAH Jalan Raya Panglima Sudirman Nomor 134 Telp. 844651, 844652 P R O B O L I N G G O Probolinggo, 22 September 2014 Nomor : 903/ 645 /426.117/2014 Sifat

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

BAB V PENDANAAN DAERAH

BAB V PENDANAAN DAERAH BAB V PENDANAAN DAERAH Dampak dari diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA LAMPIRAN B.VII : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 3 TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kondisi makro ekonomi Kabupaten Kebumen Tahun

Lebih terperinci

R K P D TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

R K P D TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN ANGGARAN 2014 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang : a. bahwa memenuhi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang berkedudukan menggantikan Nota Perhitungan Anggaran, sebagaimana yang dimaksud dan diatur dalam Peraturan

Lebih terperinci

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Dalam penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ini, perhatian atas perkembangan kondisi perekonomian Kabupaten Lombok

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG,

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03/KB/BTD-2012 02/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 31 JULI 2012 TENTANG PRIORITAS DAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t No.825, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. APBD TA 2018. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu BAB - III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kinerja Keuangan Masa Lalu Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kebijakan Umum Anggaran Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum mengenai pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci