BAB I PENDAHULUAN. Mendidik Anak. Strategi orang tua dalam mendidik anak ini muncul karena
|
|
- Ivan Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Skripsi yang saya ajukan ini adalah mengenai Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak. Strategi orang tua dalam mendidik anak ini muncul karena banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan jasa dalam mendidik anak, baik langsung maupun yang tidak langsung. Lembaga-lembaga pendidikan tersebut mencakup lembaga pendidikan formal, informal, dan lembaga nonformal. Oleh sebab itu pentinglah menjadikan strategi dalam mendidik anak ini objek penelitian, guna mengetahui cara dan strategi para pihak, terutama orang tua, dalam kancah pendidikan yang makin kompetitif dewasa ini. Penelitian untuk mengetahui cara dan strategi orang tua dalam menghadapi kancah sosial pendidikan dewasa ini penting karena persaingan yang sangat ketat antara orang tua dengan lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Lembaga pendidikan itu adalah pendidikan formal yaitu sekolah, pendidikan non-formal yaitu kursus-kursus yang ada yang ditawarkan kepada orang tua dan pendidikan in-formal yaitu lingkungan sosial sekitar anak, termasuk televisi, handphone, internet, dan lain-lain. Peran orang tua dalam kehidupan seorang anak sangat penting karena pendidikan anak pada jaman moderen ini tidak mudah disatu sisi, jaman ini memberikan banyak kemajuan teknologi yang memungkinkan anak-anak memperoleh fasilitas yang canggih. Anak-anak sekarang ini sudah mengenal hand phone, televisi, internet dan berbagai peralatan yang moderen. Oleh karena itu
2 orang tua harus lebih berhati-hati dalam mendidik anak karena tayangan televisi, internet, hand phone setiap saat dapat dinikmati oleh semua orang dan tidak menutup kemungkinan dapat dinikmati oleh anak-anak. Tidak dapat dipungkirin apa yang mereka lihat, dengar dan baca ada kalanya bisa merubah pola tingkah laku sehari-hari seperti berbagai kebiasaan, tindakan, atau sikap yang cenderung disesuaikan dengan perkembangan teknologi pada jaman sekarang ini. Kemajuan yang demikian cepat juga membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif dari televisi, internet dan hand phone adalah tersedianya informasi mengenai/tentang kejadian yang sudah, sedang, dan akan berlangsung di berbagai belahan dunia ataupun negara, membuka wawasan/pengetahuan yang lebih luas yang tidak didapat dari lembaga-lembaga pendidikan yang formal dan membuka pemikiran tentang perbedaan atau keragaman serta kebersamaan antar masyarakat diseluruh belahan dunia. Sedangkan dampak negatif dengan adanya televisi, internet dan hand phone adalah tersedianya informasi dari situs-situs pornografi, porno aksi, teroris, narkoba, homosex, lesbi, takhayul yang dapat menyebabkan timbulnya kejahatan, kebiasaan menonton televisi selama berjam-jam menyebabkan tingkah laku anak dapat berubah dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini disebabkan tayangan televisi yang ditonton anak-anak dengan berjam-jam menyebabkan terjadinya tidak ada lagi waktu untuk belajar dan sebagai pemicu terjadinya kejahatan misalnya gaya hidup seenaknya, kawin cerai, kekerasan terhadap anak, keserakahan yang dapat menimbulkan perilaku anti sosial. Oleh sebab itu
3 tayangan televisi dapat menjadi faktor kriminalitas dan membawa dampak kepada anak untuk melakukan kejahatan. Media massa (media elektronik/televisi) memiliki kekuatan menyebarkan pengaruh kepada khalayak terutama orang tua dan anak. Maka dari itu masyarakat terutama orang tua harus cermat, cerdas, kritis dan selektif dalam memilih acara TV, memperkenalkan internet dan hand phone kepada anak-anak. Bagaimanapun ujung dari pendidikan seorang anak adalah tanggung jawab orang tua. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti strategi orang tua dalam mendidik anak khususnya yang berada di kota besar sekarang ini yang semakin maju dalam informasi-informasi yang cepat. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas tampaklah bahwa masalah penelitian ini adalah cara orang tua dalam mendidik anak pada saat sekarang ini meliputi cara atau strategi orang tua dalam menghadapi pendidikan dewasa ini karena persaingan yang sangat ketat antara orang tua dengan lembaga-lembaga pendidikan yang ada. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Helvetia Tengah kawasan Kecamatan Medan Helvetia. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena wilayah ini merupakan kawasan yang terbuka dan dilengkapi fasilitas, serta dalam komplek perumahan ini sudah relatif berkembang dalam hal ini teknologi dengan terdapatnya berbagai tempat-tempat bermain seperti tempat PS (play station) dan
4 warung-warung internet (warnet), sekolah-sekolah, tempat les yang banyak ditawarkan kepada orang tua, selain itu daerah ini merupakan tempat tinggal si peneliti sehingga peneliti lebih bisa berhubungan intensif dengan masyarakat. 4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara orang tua menggunakan strategi dalam mendidik anak melalui penelitian terhadap orangorang tua yang memiliki anak dan remaja serta anak remaja itu sendiri yang berada di daerah Helvetia Tengah 5. Tinjauan Pustaka Strategi adalah cara dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah kemenangan 1. Oleh sebab itu, strategi di sini lebih mengutamakan cara orang tua untuk mendidik anak dalam keluarga supaya anak tidak lari dari norma-norma dan nilai-nilai budaya yang dianut orang tua, yang disebabkan karena kemajuan dari sebuah teknologi yang berkembang pesat saat ini, seperti halnya internet ataupun permainanpermainan yang berteknologi canggih yang dapat menyita banyak waktu seorang anak yang mengakibatkan anak lupa dengan tugas di rumah maupun sekolahnnya. Adapun menurut Newman dan Logan (Abin Syamsudin Makmur, 2003) 4 strategi untuk mencapai tujuan yaitu: 1 ( : Wikipedia Di akses
5 1. Mengidentifikasi, menetapkan spesifikasi, kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukan. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan, menetapkan tolak ukur (kriteria), patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Menurut Marheni, dalam penerapan strategi orang tua juga harus bisa untuk dapat saling berinteraksi ataupun berkomunikasi terhadap si anak, Hubungan antar anggota keluarga ini terbentuk karena sebuah komunikasi, komunikasi dalam keluarga dipengaruhi oleh pola hubungan antar peran orang tua. Hal ini disebabkan masing-masing peran yang ada dalam keluarga dilaksanakan melalui komunikasi. Dengan cara berkomunikasi orang tua dapat mengetahui kebutuhan ataupun keinginan seorang anak Dalam kaitannya komunikasi orang tua dan anak mempunyai persepsi dan kemampuan menampilkan diri sebagai orang tua yang baik, seorang anak beranggapan bahwa orang tua adalah sosok yang pelindung bagi seorang anak, baik, ramah, menyayangi dan sebagainya. Hal lain di luar pembentukan persepsi yang menentukan keberhasilan komunikasi anak kepada orang tua adalah 2 : Marheni Di akses
6 keberhasilan melakukan proses komunikasi antar orang tua dan anaknya, ini ditandai beberapa ciri : 1. Kebutuhan anak untuk dicinta, mencerminkan adanya keinginan yang kuat untuk mendapatkan cinta dimana semua anak akan mempunyai perilaku yang sama dalam menarik perhatian orang tua untuk dicintai, begitu pula orang tua akan berperilaku yang sama dalam memberikan cinta (perhatian) kepada anaknya. 2. Kebutuhan berinteraksi, mencerminkan keinginan untuk berteman/bergaul dengan orang lain. Setiap orang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya, demikian juga anak membutuhkan teman. 3. Kebutuhan untuk dikontrol, mencerminkan keinginan untuk dapat meraih keberhasilan, misalnya dengan memberikan tanggung jawab kepada anak sehingga bisa dikontrol keberhasilannya sampai ke masa depan. Oleh karena itu kaitannya dengan komunikasi orang tua dan anak, penekanan di sini bukan kepada keadilan, tetapi didasarkan pada sikap orang tua yang memperlakukan anak tidak saja sebagai seseorang yang harus selalu patuh, tetapi sudah dianggap sebagai teman dalam berkomunikasi sehingga antara orang tua dan anak dapat terjalin komunikasi yang baik dan akrab. Inilah salah satu strategi yang diambil oleh orang tua untuk mengatasi hal-hal yang dapat membuat si anak melakukan tindakan-tindakan di luar dari norma sosial. 3 3 norma sosial adalah kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma dengan produk sosial lainnya seperti budaya
7 Sosialisasi terbagi dalam dua bagian yaitu: sosialisasi primer sebagai sosialisasi awal yang dialami oleh individu pada masa kecil dalam keluarga hingga menjadi anggota masyarakat; sosialisasi sekunder merupakan sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang dimasuki individu dalam dunia masyarakat yang lebih luas seperti sekolah, teman sebaya dan lingkungan sosial. Menurut George Herbert Mead dalam teorinya yang digunakan buku Mind, self and society (1972), Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan diri (self) manusia. Manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia berlangsung melalui beberapa tahap yaitu tahap play stage, game stage dan tahap generalized other (Kamanto, 1993 ; 28). Mead menelusuri asal usul diri melalui ketiga tahap tersebut yaitu : 1. Pada tahap pertama yaitu play stage (bermain) : Belajar mengambil sikap orang-orang lain tertentu untuk diri mereka. Hal ini terbatas karena hanya sanggup memainkan peranan orang lain dan berbeda tanpa memiliki pengertian yang lebih umum dan lebih terorganisir terhadap diri mereka sendiri. Di sini individu belajar menjadi subjek dan sekaligus objek dan mulai memiliki kemampuan membangun diri. Pada tahap bermain anak-anak mampu berorganisasi sosial, mereka dapat terlibat dalam bentuk-bentuk bermain. Seorang anak kecil mulai belajar dan adat. Ada atau tidaknya norma diperkirakan mempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku.
8 mengambil peranan orang-orang yang berada disekitarnya. Ia mulai menirukan peranan yang dijalankan oleh orang tuanya, peranan orang dewasa lain dengan siapa ia sering berinteraksi.dengan demikian kita sering melihat anak kecil dikala mereka bermain meniru peran yang dijalankan oleh orangorang yang ada disekitarnya misalnya peranan ayah, ibu, kakak, kakek, nenek dan yang lainnya. Perilaku anak mulai mencontoh peran-peran orang yang terdekatnya. Agen sosialisasi yang ada disekitar anak biasanya berasal dari lingkungan yang paling dekat dengannya yaitu keluarga, walupun ada juga agen-agen sosialisasi lain yaitu: teman bermain lembaga sekolah maupun media massa akan tetapi pusat perhatian yang lebih terfokus adalah keluarga tempat anak-anak mendapatkan segala-galanya. 2. Pada tahap game stage (pertandingan) tahap ini muncul sebgai langkah dalam perkembangan konsep diri. Seorang anak tidak hanya mengetahui peranan yang harus dijalankan tetapi tetapi harus mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap awal sosialisasi-interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain, biasanya keluarga terutama kedua orang tuanya. Oleh Mead orang-orang yang penting dalam sosialisasi ini dinamakan significan other. 3. Pada tahap ketiga sosialisasi sesorang dianggap telah mampu mengambil peranan generalized other, anak mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang orang lain dengan siapa anak berinteraksi. Agen utama pada tahap ini bukan
9 lagi terdapat dalam keluarga seperti halnya pada tahap play stage akan tetapi ada beberapa agen sosialisasi lain yang dapat mempengaruhi anak, misalnya teman bermain, sekolah dan juga media massa yang turut pila mempengaruhi perkembangan diri seorang anak. Menurut Danandjaja (1989 : 497) cara pengasuhan anak adalah sebagian dari proses sosialisasi yang dialami oleh seorang anak di rumahnya yang memfokuskan pada sepuluh sistem tingkah laku yaitu : 1. Sifat selalu minta dilayani atau succorance 2. Sifat suka mengungkapkan perasaan atau expressiveness 3. Sifat bergantung pada kemampuan diri sendiri atau self reliance 4. Sifat mempunyai rasa kepertanggungjawaban atau responsibility 5. Sifat kepatuhan atau obedience 6. Sifat keramahan di dalam pergaulan atau sociability 7. Sifat gemar menolong orang yang lebih muda dan sedang berada dalam kesukaran atau nurture 8. Sifat ingin menguasai orang lain atau dominance 9. Sifat suka menyerang atau agression (baik yang bersifat sebagai akibat ancaman dari luar maupun menurut kesempatan). 10. Tingkah laku yang bersifat ingin mencapai sesuatu yang lebih baik atau achievement-oriented behavior Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI
10 1998). Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh pola perilaku, dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak sebagai pelaksana peranan sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Dari berbagai peranan di atas ada tiga fungsi orang tua terhadap keluarga yaitu : Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan pada anak sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
11 Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anakanak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya 4. Selain fungsi dari keluarga orang tua juga mempunyai tipe-tipe pola asuh terhadap anak yaitu: 1. Pola Asuh Permisif Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya. Biasanya pola pengasuhan anak oleh orang tua semacam ini diakibatkan oleh orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa. Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa. 4 Salvicion dan Ara celis Di akses
12 2. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku dimana orangtua akan membuat berbagai aturan yang harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya. Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya. Anak yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid atau selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan orang tua otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup. 3. Pola Asuh Otoritatif Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orang tua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orang tua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatif akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orang tua, menghargai dan menghormati orang tua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.
13 Setiap keluarga terdiri atas beberapa anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga memiliki peranannya sendiri-sendiri, sesuai dengan kedudukannya dalam keluarga yang bersangkutan. Pelaksanaan masing-masing peranan sebagaimana mestinya membantu mengukuhkan dan menambah keharmonisan kehidupan keluarga yang bersangkutan dan membantu anggotaanggota keluarga yang lainnya serta unit keluarga sebagai suatu kesatuan dalam melaksanakan peranannya masing-masing. Pelaksanaan peran istri misalnya, apabila dilaksanakan benar-benar sebagai mitra atau patner suami yang serasi dalam mengeolah rumah tangga, niscaya akan membantu dan memperkukuh kedudukan dan peranan suami, dan begitu juga sebaliknya, apabila suami melaksanakan peranannya dengan baik akan mendukung kedudukan dan peranan istri. Demikian pula pelaksanaan peranan mereka dalam hubungan mereka dengan anak-anaknya, dan masyarakat lainnya. Hubungan antar generasi kemudian terjadi dalam bentuk yang lebih terbuka dan lepas yang menjadi dasar bagi pembentukan karakter seorang anak. Lemahnya otoritas orang tua dan hilangnya fungsi tradisional keluarga mendapatkan dukungan pada saat teknologi menjadi semakin penting dari waktu ke waktu yang cara kerjanya dan nilai-nilai yang melekat sangat mempengaruhi kehidupan dan norma-norma yang terbentuk. Proses ini menentukan bagaimana struktur hubungan antar orang tua dan anak, seperti halnya, kehadiran handphone dapat menggantikan kehadiran orang tua dalam proses pembentukan seorang anak, dan telah mengurangi hubungan orang tua dan anak (Abdullah, 2006: 159).
14 Oleh karena itu barang dalam konsumsi perkotaan telah berfungsi sebagai alat komunikasi, karena ia mewakili individu dalam menegaskan serangkaian nilai yang melekat pada orang kota. Di sini jelas bahwa proses konsumsi teknologi telah membentuk suatu kesatuan kehidupan dengan basis-basis material yang dapat menghilangkan nilai-nilai subjektif dalam pertukaran sosial (Simmel dikutip dari Abdullah 2006 : 37). Revolusi teknologi elektronik dan teknologi komunikasi merupakan jembatan yang menghubungkan berbagai tempat dengan berbagai belahan dunia lainnya. Hal yang mencolok terjadi dalam kecenderungan ini adalah tumbuhnya consumer cultur (budaya mengaskes informasi) di kota-kota (Featherstone dalam Abdullah 2006 : ). Untuk itu para pakar anak berpendapat bahwa cara-cara serta adat istiadat pengasuhan anak pada usia dini mempunyai dampak besar terhadap pembentukan sistem nilai budaya dan sikap mental serta kepribadian anak yang bersangkutan dikemudian hari. Berkenaan dengan pendapat para ahli di atas, maka akan diteliti dan dideskripsikan bagaimana strategi orang tua dalam mendidik anak di daerah kawasan Helvetia Tengah, Kodya Madya Medan.
15 6. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang bermaksud menggambarkan secara terperinci perilaku dan cara pandang masyarakat serta para orang tua dalam mendidik anak untuk menghadapi persaingan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan anak yang menetap di daerah kawasan Helvetia Tengah. 6.1 Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui 2 kelompok yaitu melalui data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh di lapangan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lapangan, dari berbagai buku, jurnal dan lain-lain. Buku jurnal dan yang lainnya diarahkan untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertulis mengenai strategi secara khususnya data mengenai orang tua dalam mendidik anak, teori-teori yang mendukung masalah penelitian, dan lain-lain. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam yang saya lakukan dengan dibantu oleh teman saya yaitu Cory Ester Pratini dan Isabella Martha Silvani. Adapun hal yang diobservasi adalah siapa-siapa saja pihak yang terlibat seperti orang tua, anak-anak remaja, suasana dan fasilitas dari lembagalembaga yang menawarkan jasa kepada orang tua, dan lain-lain. Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi peneliti di lapangan dan sebagai penegasan data yang diperoleh di lapangan.
16 Selain observasi, wawancara mendalam juga dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan terhadap informan kunci dan infoman biasa. Informan kunci merupakan orang-orang yang memahami dan mengetahui masalah penelitian. Dalam hal ini informan kunci yaitu orang tua karena peneliti beranggapan orang tua mampu memberikan informasi tentang strategi dalam mendidik anak. Sedangkan, informan biasa merupakan orang-orang yang memberikan informasi mengenai suatu masalah sesuai dengan pengetahuannya dan bukan ahlinya. Dalam penelitian ini yang menjadi informan biasa adalah masyarakat sekitar lokasi penelitian seperti tenaga pengajar atau pendidik di tempat-tempat les, penjaga warung-warung internet. Wawancara mendalam yang dilakukan menggunakan tape recorder sebagai alat bantu karena daya ingat peneliti yang terbatas, sehingga hal-hal yang terlupakan dapat dicatat kembali oleh peneliti. 7. Analisa Data Data yang diperoleh akan dianalisa secara kualitatif 5. Proses analisa data penelitian dimulai dengan menelaah keseluruhan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara yag dilakukan di lapangan. Analisa data dilakukan mulai pada saat meneliti atau selama proses pengumpulan data berlangsung hingga penulisan laporan penelitian. 5 Data kualitatif adalah data (informasi) yang merupakan pencatatan deskriptif (bersifat menggambarkan) yang dibuat berdasarkan atas hasil observasi, wawancara (dikompilasi oleh : Zulkifli Lubis).
17 Dengan demikian seluruh data dilihat kaitannya satu dengan yang lain dan dikemukakan secara kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif 6 hanya melengkapi analisa data kualitatif. 6 Data Kuantitatif adalah data (informasi) yang berupa nomor-nomor atau angka-angka yang diperoleh melalui perhitungan atau pengukuran (dikompilasi oleh : Zulkifli Lubis).
TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4. Pemerintah. Masyarakat. Media Massa.
SMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 4. SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIANLATIHAN SOAL BAB 4 1. Seorang anak sebagai generasi penerus dibekali dengan keimanan, ketakwaan serta pemahaman pada nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya, kerap sekali keluarga itu tidak hanya terdiri dari suami istri dan anakanaknya
Lebih terperinciKelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi
Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi 1 Kelompok Sosial dan Organisasi Banyak studi sosiologi meneliti bagaimana individu dibentuk oleh kelompok sosial mereka, dari keluarga ke negara negara, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA
BAB II PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA 2.1 Keluarga Sejahtera Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga adalah tempat pertama bagi anak belajar mengenai segala hal yang ada dalam kehidupan. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciPOLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK
1 POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK Oleh: Santi Puspita Sari dan Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si Keluarga tidak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat
BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Masalah Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat dalam kehidupannya. Hal tersebut disebabkan pertumbuhan yang begitu pesat dan perkembangan mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Panti sosial asuhan anak menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (2004:4) adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciDEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di b
PENGARUH KELUARGA TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK DEFENISI Keluarga : Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan. dan Warren, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan Seperti telah diungkap oleh berbagai literatur ciri khas desa sebagai suatu komunitas pada masa lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam sebuah keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga merupakan tempat utama, dimana anak berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia. Kualitas Sumber Daya Manusia bergantung pada kualitas pendidikan (Nurhadi, 2004).
Lebih terperinciMENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK
Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dari masalah psikologi. Masalah ini menitik beratkan pada pemahaman dan proses dasar serta dinamika perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara
Lebih terperinciBAB V SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB V SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan kearah yang lebih baik tetapi perubahan ke arah yang semakin buruk pun terus berkembang.
Lebih terperinciPengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat
Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti media massa, menyebabkan terjadi perubahan secara cepat dimana-mana. Media massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam melaksanakan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi pribadi seorang anak. Ditengah keluarga anak berusaha mengenal makna cinta kasih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah, rezeki, amanah dan kekayaan yang paling berharga bagi orangtua dan keluarganya. Suatu kebahagian bagi orangtua yang selalu berharap agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Keluarga menurut Ahmadi dan Uhbiyati
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyesuaian Sosial 2.1.1 Pengertian penyesuaian sosial Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang besar bagi bangsa dan negara. Dari keluarga akan terlahir generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara yang maju, kuat dan makmur tidak hanya membutuhkan kekayaaan alam yang banyak dan pemimpin yang hebat, tetapi yang terpenting adalah sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak terlepas dari pembinaan dan pendidikan orangtua, masyarakat dan lembaga pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala masalah yang timbul sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan sosial dan harus mampu menampilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat, seorang remaja merupakan calon penerus bangsa, yang memiliki potensi besar dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam bidang yang mereka geluti
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal
117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Demikian pula permasalahan hukum juga akan ikut berkembang seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan
Lebih terperinciSOSIOLOGI X SOSIALISASI TAHUN PELAJARAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR TUJUAN PEMBELAJARAN
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, anak-anak dan kerabat lainnya. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam 10 tahun terakhir, permainan elektronik atau yang kita sering sebut dengan game online telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini bisa kita lihat
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari keseluruhan populasi, Sensus Penduduk 2000). Gutama (dalam Dharmawan, 2006) mengatakan bahwa anak usia
Lebih terperinci2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar eksistensi suatu masyarakat yang dapat menentukan struktur suatu masyarakat dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang senantiasa mendambakan suasana lingkungan yang kondusif, penuh kedamaian, kesejukan, dan ketenangan lahir batin dalam lingkungan dimana mereka
Lebih terperinciPanti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang eksistensi proyek Bangsa Indonesia yang mempunyai tujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti yang tercantum dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Dan perjuangan pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam kehidupan yang harus dijalankan sesuai dengan tata caranya masing-masing. Jika nilai-nilai itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2011). Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciDalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG MASALAH Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan sah yang dapat membentuk sebuah
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG
1 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG Yozi Dwikayani* Abstrak- Masalah dalam penelitian ini yaitu banyaknya orang tua murid TK Kartika 1-61 Padang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan akan menjadi penentu agar bangsa kita dapat berkembang secara optimal. Dengan
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP (FISIK DAN PSIKOLOGIS) PADA ANAK JALANAN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan
Lebih terperinciPENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,
BAB II IBU DAN ANAK 2.1 Arti Ibu Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Tak hanya manusia, binatang juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya, dengan
Lebih terperinciPERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK. Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
PERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Paper disampaikan dalam acara seminar parenting Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak sekali permasalahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah generasi penerus bangsa, penerus perjuangan demi kemajuan suatu bangsa. Masa remaja adalah masa transisi atau perpindahan dari masa kanakkanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai
Lebih terperinciMENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK
Artikel MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Oleh: Drs. Mardiya Selama ini kita menyadari bahwa orangtua sangat berpengaruh terhadap pengasuhan dan pembinaan terhadap anak. Sebab
Lebih terperinci\Pengertian Lembaga Keluarga
\Pengertian Lembaga Keluarga Lembaga keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Dalam sebuah keluarga, diatur hubungan antar anggota keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan seorang anak dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Menurut Yusuf (2003),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut H.R. Otje Salman Soemadingrat (2002:173) perkawinan adalah implementasi perintah Tuhan yang melembaga dalam masyarakat untuk membentuk rumah tangga dalam ikatan-ikatan kekeluargaan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Perkawinan, Perceraian serta akibat-akibat Hukumnya. A.1. Perkawinan Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan, maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang di buat keluarganya dapat mempengaruhi anak begitupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya anak ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Ibu menjadi tokoh sentral dalam keluarga. Seorang manajer dalam mengatur keuangan, menyediakan makanan, memperhatikan kesehatan anggota keluarga dan memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Remaja merupakan fase perubahan baik itu dalam bentuk fisik, sifat, sikap, perilaku maupun emosi. Seiring dengan tingkat pertumbuhan fisik yang semakin berkembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis terbentuk paling dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu
BAB II LANDASAN TEORI A. Sibling Rivalry 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah suatu persaingan diantara anak-anak dalam suatu keluarga yang sama, teristimewa untuk memperoleh afeksi atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan dan merupakan usia emas dalam proses perkembangan anak. Apabila pada masa tersebut anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seseorang yang terlahir ke dunia pada dasarnya dalam keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang yang terlahir ke dunia pada dasarnya dalam keadaan belum mengetahui apa-apa. Individu yang baru dilahirkan bagai seonggok daging, hanya sebagai makhluk biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan
PEDOMAN WAWANCARA I. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan pada pria WNA yang menikahi wanita WNI. II. Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Lebih terperinciSosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak. Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di
96 D. Pembahasan Sosialisasi Bahasa dalam Pembentukkan Kepribadian Anak Sosialisasi bahasa adalah medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di dalamnya, yaitu segala sesuatu mampu termuat dalam lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa televisi swasta seperti:an-tv,indosiar,transtv,mnc TV, Raja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi informasi sekarang ini, Indonesia diramaikan oleh hadirnya beberapa televisi swasta seperti:an-tv,indosiar,transtv,mnc TV, Raja wali Citra Televisi
Lebih terperinci