ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL"

Transkripsi

1 1 ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL Reno Agustiawan,Hamzah B. Uno,Yamin Ismail Jurusan Matematika Program Studi S1 Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Reno Agustiawan, 2013: Analisis Kesalahan Matematika Siswa Dalam memecahkan Masalah Soal Cerita pada Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel, di SMP Negeri 2 Dumoga. Dengan bentuk rumusan masalah bagaimana Kesalahan Matematika Siswa Dalam menyelesaikan Soal cerita Pada Pembelajaran Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII di SMP Negeri 2 Dumoga? dengan sampel 1 kelas sebanyak 25 orang siswa. Adapun tujuan dalam penelitian ini, untuk mengetahui kesalahan siswa dalam memecahkan masalah soal cerita pada pembelajaran sistim persamaan linier dua variabel, mengetahui pemahaman siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, dan menegetahui kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Terdapat empat indikator kesalahan matematika siswa yaitu: (a) Kesalahan fakta,(b) Kesalahan konsep,(c) Kesalahan prinsip, dan(d) Kesalahan operasi, dengan menggunakan dua instrumen penelitian yatu:(a) Tes untuk semua indikator, dan(b) Wawancara, untuk semua indikator dan sebagai data pendukung. Dari hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa kesalahan matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel masih tinggi. Kata kunci : Kesalahan matematika siswa, Memecahkan masalah soal cerita I. PENDAHULUAN Dalam menyelesaikan masalah matematika, tugas guru adalah membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dengan spektrum yang luas yakni membantu siswa dalam memahami masalah, sehingga kemampuan dalam memahami konteks masalah bisa terus berkembang menggunakan kemampuan inquiri dalam menganalisa alasan mengapa masalah itu muncul. Dalam matematika hal seperti itu biasanya berupa pemecahan masalah yang didalamnya termuat soal cerita, untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah hal yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan menyangkut beberapa hal teknik dan strategi pemecah masalah, pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman merupakan elemen-elemen penting dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Dumoga diperoleh hasil banyak factor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa khususnya pada materi Sistem persamaan linier dua variabel diantaranya banyak siswa yang kurang bahkan tidak memahami penyelesaian pemecahan masalah soal cerita atau kesulitan menyelesaikan suatu

2 2 pernyataan matematika persamaan linier dua variabel yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kemudian dibuat model matematikanya dan siswa mengartikan maksud soal sering salah sehingga siswa sering mengalami kesalahan dalam penyelesaianya.contohnya soal cerita seperti berikut, Harga lima buku dan dua pulpen Rp7.750,00, harga tiga buku dan empat pulpen Rp6.750,00. Tentukan harga dua buku dan tiga pulpen! Dalam menyelesaikan soal seperti ini, siswa sering mengalami kesulitan dalam membuat model matematikanya. Siswa kurang memahami model matematika dengan memisalkan sehingga penyelesaiannya salah. Untuk belajar memecahkan masalah, para siswa harus mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan masalah. Jadi mereka perlu mendapatkan pendekatan pedagogik untuk menyelesaikan masalah.yang menjadi pertanyaan ialah bagaimana seorang guru menyiapkan masalah-masalah untuk para siswa dan bagaimana guru itu membuat para siswa tertarik dan suka menyelesaikan masalah yang dihadapi.agar supaya para siswa tertarik dan suka menyelesaikan masalah yang dihadapi perlu diberikan penghargaan. Penghargaan itu dapat berupa nilai atau penghargaan khusus lainnya.pujian juga jangan dilupakan.hal itu semuanya merupakan cara yang efektif untuk mendorong keberhasilan. Guru juga dituntut untuk dapat mengajarkan pemecahan masalah dengan baik, untuk mengajarkan pemecahan masalah dengan baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni (1) waktu yang diperlukan, (2) perencanaan, (3) sumber, dan (4) teknologi (modul matematika teori belajar Polya:2011:11-12). Menjalin kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran matematika, tentunya dibutuhkan keterampilan mengajar guru yang mampu menarik perhatian dan semangat siswa untuk belajar. Sehingga akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa, dalam artian siswa mampu mencapai standar kompetensi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ketidaktercapainya standar kompetensi siswa, dapat dilihat dari beberapa nilai matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dumoga. Menurut Rahmat Basuki (dalam Sahriah:2012:2) kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal adalah kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan ceroboh, dengan kesalahan dominan adalah kesalahan konsep. Sedangkan menurut Sukirman (dalam Karim:1999:25) kesalahan merupakan penyimpangan dari hal yang benar yang sifatnya sistematis dan konsisten pada materi tertentu, kesalahan yang sistematis dan konsisten disebabkan oleh kompetensi siswa yang mengakibatkan rendahnya penguasaan materi pelajaran.berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan adalah suatu bentuk penyimpangan atas jawaban yang sebenarnya yangsifatnya sistematis dan konsisiten.

3 3 Kesalahan siswa dalam memecahkan masalah soal matematika terutama soal cerita berkenaan dengan kesalahan yang dilakukan siswa pada saat menggunakan dan menerapakan prosedur langkah-langkah untuk menyelesaikan soal matematika. Menurut Malau (dalam Sahriah:2012:2) penyebab kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam memecahkan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti, lupa konsep. Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan terutama dalam menyelesaikan soal cerita antara lain rendahnya kemampuan siswa khususnya pada materi Sistem persamaan linier dua variabel diantaranya banyak siswa yang kurang bahkan tidak memahami penyelesaian pemecahan masalah soal cerita atau kesulitan menyelesaikan suatu pernyataan matematika persamaan linier dua variabel yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kemudian dibuat model matematikanya dan siswa mengartikan maksud soal sering salah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan matematika siswa muncul karena siswa kurang memahami materi dan kurang memahami konsep dari materi sistem persamaan linier dua variabel terutama pada soal cerita atau membuat model matematika. II. METODE PENULISAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Dumoga. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu bulan Mei-Juni tahun ajaran Adapun yang menjadi Sampel pada penelitan ini adalah Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Dumoga Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondow Induk. Yang berjumlah 25 orang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dumoga pada tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 117 yang tersebar di 5 kelas. Rata-rata jumlah siswa setiap kelas berkisar antara orang siswa. Namun dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A Semester Genap. Kelas ini memiliki jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa. Untuk menentukan besarnya sampel (dalam arikunto:2002:112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi.jika subjeknya lebih besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% Jadi, untuk menentukan sampel penelitian ini akan diambil salah satu kelas dengan teknik Classter random sampling yang berarti penarikan sampel pada kelas sebanyak 5 kelas diambil secara acak salah satu kelasnya.

4 4 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang tujuannya untuk memaparkan tentang kesalahan matematika siswa dalam memecahkan soal cerita pada pembelajaran sistem persamaan linier dua variabel dikelas VIII SMP Negeri 2 Dumoga. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur kesalahan matematika siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan tes, khususnya pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Instrumen yang dimaksud adalah tes yang berbentuk uraian yang disusun berdasarkan kompetensi dan indikator penelitian, yakni kesalahan konsep, kesalahan prinsip, kesalahan operasi dan kesalahan fakta. Kemudian dilanjutkan dengan membuat kisi-kisi yang memuat indikator yang meliputi membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel, dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel dan penafsirannya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari tes yang telah dilakukan, data hasil tes yang diberikan oleh siswa masih bersifat umum. Untuk itu peneliti melakukan pemilihan data, dalam hal memfokuskan data pada indikator-indikator yang akan diteliti. Data yang telah direduksi merupakan data yang memberikan gambaran yang jelas sehingga akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Berikut akan dijelaskan secara rinci berdasarkan masingmasing indikator. 1. Kesalahan Konsep Tabel 4.1 Kesalahan Matematika Siswa pada soal Indikator Kesalahan Konsep Deskriptor Nomor Soal Menuliskan pemisalan dari hal yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal 19 orang 21 orang 7 orang 13 orang 11 orang Hanya menuliskan sebagian pemisalan dari hal yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal 6 orang 4 orang 18 orang 12 orang 14 orang Tidak menuliskan

5 5 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada indikator kesalahan konsep yang terdiri dari 5 bagian nomor soal masing-masing no.1 diperoleh bahwa 19 orang siswa dapat menuliskan pemisalan dari hal yang diketahui, 6 orang siswa yang hanya menuliskan sebagian pemisalan dari hal yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal dan tidak ada siswa yang tidak menjawab atau menuliskan pemisalannya. Soal no.2 diperoleh 21 orang siswa dapat menuliskan pemisalan dari hal yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal, 4 orang siswa yang hanya menuliskan sebagian dan tidak ada yang tidak menuliskan pemisalannya. Soal no.3 diperoleh 7 orang siswa yang dapat menuliskan pemisalannya, 18 orang siswa yang sebagian tidak dapat menuliskan pemisalannya dan tidak ada yang tidak menuliskan pemisalannya. Soal no.4 diperoleh 13 orang siswa yang dapat menuliskan pemisalannya, 12 orang siswa yang sebagian menuliskan pemisalannya dan tidak ada yang tidak manuliskan pemisalannya. Untuk no.5 diperoleh 11 orang siswa yang dapat menuliskan pemisalannya, 14 orang siswa yang sebagian menuliskan pemisalannya dan tidak ada yang tidak menuliskan pemisalannya. Untuk lebih memastikan siswa-siswa dapat atau tidak dapat menuliskan pemisalan dari hal yang diketahui dan ditanyakan perlu adanya perlakuan yang lebih mendalam dengan cara melakukan wawancara lebih mendalam terhadap siswa-siswa tersebut. Adapun dalam wawancara ini, peneliti memilih 3 orang siswa pada tiap indikator yang akan mewakili siswasiswa yang lain yang dapat atau tidak dapat menulisskan pemisalan dari hal yang diketahui dan ditanyakan. Pemilihan subyek wawancara dapat dilihat pada lampiran. Dari hasil kutipan wawancara dapat dilihat bahwa kedua siswa yakni siswa kategori tinggi (SKT), siswa kategori sedang (SKS) dan siswa kategori rendah (SKR) yang dijadikan sebagai informan dapat menggunakan satu informasi dari soal yakni informasi tentang menuliskan pemisalan dari hal yang diketahui dan ditanyakan dengan baik, sehingga berhasil menjawab soal dengan benar. Kutipan wawancara untuk soal no 1-5 SKT,SKS dan SKR dapat menuliskan pemisalan dari apa yang diketahui dan ditanyakan dengan baik dan benar. Karena dapat menggunakan informasi yang ada pada soal kemudian menuliskan pemisalannya. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian diatas, ditemukan bahwa pada siswa berkemampuan tinggi dan sedang mampu menggunakan informasi-informasi yang terdapat pada soal kesalahan konsep sehingga berhasil menjawab soal dengan baik dan benar.

6 6 2. Kesalahan Prinsip Tabel 4.2 Kesalahan Matematika Siswa pada soal Indikator Kesalahan Prinsip Deskriptor Nomor Soal Bisa membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat Kurang bisa membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat Tidak bisa membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat orang 21 orang 17 orang 20 orang 15 orang 6 orang 4 orang 8 orang 5 orang 10 orang Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada indikator kesalahan prinsip yang terdiri dari 5 bagian nomor soal masing-masing no.1 diperoleh bahwa 19 orang siswa dapat membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat, 6 orang siswa yang kurang bisa membuat model matematika dan tidak ada siswa yang tidak bisa membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat. Soal no.2 diperoleh 21 orang siswa bisa membuat model matematika, 4 orang siswa yang kurang bisa membuat model matematika dan tidak ada yang tidak bisa membuat model matematika. Soal no.3 diperoleh 17 orang siswa yang bisa membuat model matematika, 8 orang siswa yang kuarang bisa membuat model matematika dan tidak ada yang tidak bisa membuat model matematikanya. Soal no.4 diperoleh 20 orang siswa yang bisa membuat model matematika, 5 orang siswa yang kurang bisa membuat model matematikanya dan tidak ada yang tidak bisa membuat model matematika. Untuk no.5 diperoleh 15 orang siswa yang bisa membuat model matematika, 10 orang siswa yang kurang bisa membuat model matematika dan tidak ada yang tidak bisa membuat model matematikanya. Untuk lebih memastikan bahwa siswa-siswa bisa atau tidak bisa membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat perlu adanya perlakuan yang lebih mendalam dengan cara melakukan wawancara lebih mendalam terhadap siswa-siswa tersebut. Adapun dalam wawancara ini, peneliti memilih 3 orang siswa pada tiap indikator yang akan mewakili siswasiswa yang lain yang bisa atau tidak bisa membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat. Pemilihan subyek wawancara dapat dilihat pada lampiran.

7 7 Dari hasil petikan wawancara dapat dilihat bahwa ketiga siswa yakni siswa kategori tinggi (SKT), siswa kategori sedang (SKS) dan siswa kategori rendah (SKR) yang dijadikan sebagai informan dapat menggunakan informasi dari soal yakni informasi tentang membuat model matematika dari pemisalan yang dibuat dengan baik, sehingga berhasil menjawab soal dengan benar. Kutipan wawancara untuk soal no 1-5, SKT dan SKS bisa membuat model matematika dengan baik dan benar, karena dapat menggunakan pemisalan yang ada pada soal yang sudah dijawab pemisalannya kemudian membuat model matematikanya dengan benar. untuk SKR atau yang siswa kategori rendah kurang bisa membuat model matematikanya dengan benar. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian diatas ditemukan bahwa pada indikator kesalahan prinsip, siswa kategori tinggi dan kategori sedang mampu menghubungkan informasiinformasi dari soal serta mampu membuat model matematika dengan baik. Sedangkan pada siswa kategori rendah kurang bisa menghubungkan informasi serta kurang bisa membuat model matematika dengan baik. 3. Kesalahan Operasi Tabel 4.3 Kesalahan Matematika Siswa pada soal Indikator Kesalahan Operasi Deskriptor Nomor Soal Menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis Menyelesaikan soal cerita dengan prosedur yang benar, namun tidak sistematis Menyelesaikan soal cerita dengan prosedur yang tidak benar, dan tidak sistematis orang 4 orang 7 orang 2 orang 4 orang 9 orang 4 orang 5 orang 13 orang 12 orang 14 orang 18 orang Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada indikator kesalahan operasi yang terdiri dari 4 bagian nomor soal masing-masing no.2 diperoleh bahwa 8 orang siswa dapat menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis, 4 orang siswa yang menyelesaikan soal

8 8 dengan prosedur yang benar namun tidak sistematis dan 13 orang siswa yang menyelesaikan soal dengan prosedur yang tidak benar dan tidak sistematis. Soal no.3 diperoleh 4 orang siswa bisa menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis, 8 orang siswa yang menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar namun tidak sistematis dan 13 orang siswa yang menyelesaikan soal dengan prosedur yang tidak benar dan tidak sistematis. Soal no.4 diperoleh 9 orang siswa yang bisa menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis,5 orang siswa yang menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar namun tidak sistematis dan 11 orang siswa yang menyelesaikan soal dengan prosedur yang tidak benar dan tidak sistematis. Soal no.5 diperoleh 2 orang siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis, 5 orang siswa yang menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar namun tidak sistematis dan 18 orang siswa menyelesaikan soal dengan prosedur yang tidak benar dan tidak sistematis. Untuk lebih memastikan bahwa siswa-siswa bisa atau tidak bisa menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis perlu adanya perlakuan yang lebih mendalam dengan cara melakukan wawancara lebih mendalam terhadap siswa-siswa tersebut. Adapun dalam wawancara ini, peneliti memilih 3 orang siswa pada indicator kesalahan operasi ini yang akan mewakili siswa-siswa yang lain yang bisa atau tidak bisa menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan sistematis. Pemilihan subyek wawancara dapat dilihat pada lampiran. Kutipan wawancara untuk soal nomor 2-5 SKT dan SKS dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Karena dapat menggunakan informasi-informasi yang terdapat pada soal, yakni pada soal 2-5 informasi tentang perhitungan dari model matematika yang dibuat. Sehingga untuk selanjutnya dari informasi-informasi terebut mereka dapat menghubungkannya secara bersama-sama dengan menyelesaikan system persamaan linier dua variabel atau yang ditanyakan. Sedangkan untuk SKR tidak dapat meghubungkan informasi-informasi dari soal nomor 2-5 karena tidak memahami konsep pindah ruas. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian diatas, ditemukan bahwa pada siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan sedang, mampu menggunakan informasi-informasi yang terdapat pada soal kesalahan operasi sehingga berhasil menjawab soal dengan baik dan benar, Sedangkan pada siswa berkemampuan rendah stidak dapat memberikan jawaban pertanyaan dari soal yang diberikan.

9 9 4. Kesalahan Fakta Tabel 4.4 Kesalahan Matematika Siswa pada soal Indikator Kesalahan fakta Deskriptor Nomor Soal Mampu Memberikan kesimpulan Kurang mampu memberikan kesimpulan Tidak mampu memberikan kesimpulan orang 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 1 orang 2 orang 20 orang 13 orang 23 orang 22 orang 4 orang Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada indikator kesalahan fakta yang terdiri dari 4 bagian nomor soal masing-masing no.2 diperoleh bahwa 8 orang siswa mampu memberikan kesimpulan, 4 orang siswa kurang mampu memberikan kesimpulan dan 13 orang siswa tidak mampu memberikan kesimpulan. Soal no.3 diperoleh 1 orang siswa mampu memberikan kesimpulan, 1 orang siswa kurang mampu memberikan kesimpulan dan 23 orang siswa tidak mampu memberikan kesimpulan. Soal no.4 diperoleh 1 orang siswa mampu memberikan kesimpulan,2 orang siswa kurang mampu memberikan kesimpulan dan 22 orang siswa tidak mampu memberikan kesimpulan. Soal no.5 diperoleh 1 orang siswa yang mampu memberikan kesimpulan, 20 orang siswa yang kurang mampu memberikan kesimpulan dan 4 orang yang tidak mampu memberikan kesimpulan. Agar lebih memastikan bahwa siswa-siswa mampu atau tidak mampu memberikan kesimpulan perlu adanya perlakuan yang lebih mendalam dengan cara melakukan wawancara lebih mendalam terhadap siswa-siswa tersebut. Adapun dalam wawancara ini, peneliti memilih 3 orang siswa pada indikator kesalahan fakta ini yang akan mewakili siswa-siswa yang lain yang mampu atau tidak mampu memberikan kesimpulan. Pemilihan subyek wawancara dapat dilihat pada lampiran. Kutipan wawancara untuk soal nomor 2-5 SKT dapat menyelesaikan soal dengan baik dan benar. Karena dapat menggunakan informasi-informasi yang terdapat pada soal, yakni pada soal 2-5 informasi tentang memberikan kesimpulan akhir dengan baik dan benar. Pada soal nomor 2-5 juga SKS kurang mampu memberikan kesimpulan akhir. Sedangkan untuk SKR tidak dapat meghubungkan informasi-informasi dari soal nomor 2-5 sehingga tidak dapat memberikan kesimpulan akhir.

10 10 Berdasarkan deskripsi hasil penelitian diatas ditemukan bahwa pada indikator kesalahan fakta, siswa kategori tinggi mampu menghubungkan informasi-informasi dari soal, serta mampu memberikan kesimpulan yang terdapat pada soal. Sedangkan pada siswa kategori sedang kurang mampu mengubungkan informasi-informasi serta kurang mampu memberikan kesimpulan yang terdapat pada soal. Lainnya pada siswa kategori rendah tidak dapat menghubungkan informasi-informasi yang terdapat pada soal sehingga tidak berhasil menjawab soal yang diberikan dengan baik atau tidak mampu memberikan kesimpulan. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar siswa melakukan kesalahan operasi dan kesalahan fakta. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang menyelesaikan soal cerita dengan prosedur yang tidak benar dan tidak sistematis dan yang tidak mampu memberikan kesimpulan. Dari hasil wawancara juga diperoleh siswa yang menyelesaikan soal cerita dengan prosedur yang tidak benar dan tidak mampu memberikan kesimpulan. Dalam menjawab tes siswa lebih banyak memberikan jawaban tanpa disertai dengan langkah-langkah penyelesaian yang benar dan sistematis. Langkah-langkah penyelesaian yang ditempuh siswa dalam memperoleh jawaban masih mengalami kesalahan, contohnya dalam menyelesaikan soal cerita dengan prosedur yang benar dan sistematis masih kurang mampu. Siswa juga tidak mampu melakukan operasi pindah ruas. Sehingga kesalahan siswa dalam menyelesaiakan soal cerita pada pembelajaran sistem persamaan linier dua variabel masih tinggi. Begitu pula dalam menarik kesimpulan, sebagian besar siswa tidak memberikan kesimpulannnya dan masih memberikan kesimpulan yang salah. Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan juga dipengaruhi oleh kesalahan operasi siswa yaitu dalam menyelesaikan soal, ketika siswa mengalami kesulitan maupun kesalahan pada langkahlangkah penyelesaian secara tidak langsung siswa juga tidak mampu menarik kesimpulan yang benar. Dari hasil tes dan wawancara diperoleh bahwa dalam menyelesaikan soal-soal garis singgung lingkaran siswa kurang mampu menyelesaikan soal dengan prosedur yang benar dan tidak sistematis dan tidak mampu memberikan kesimpulan. Dalam menjawab soal siswa lebih banyak menuliskan jawaban yang benar namun langkah-langkah penyelesaiannya kurang sistematis dan masih salah. Setelah memberikan jawaban siswa juga tidak memberikan kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel masih tinggi.

11 11 IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal-soal system persamaan linier dua variabel siswa menyelesaikan soal dengan prosedur yang tidak benar dan tidak sistematis dan tidak mampu memberikan kesimpulan. Dalam menjawab soal siswa lebih banyak menuliskan jawaban. Setelah memberikan jawaban siswa juga tidak memberikan kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan matematika siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel masih tinggi. Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Untuk siswa agar belajar latihan soal dan lebih meningkatkan kemampuan pemahamannya agar tidak melakukan kesalahan matematika dalam proses pembelajaran. 2. Untuk guru sebaiknya melakukan pemilihan metode yang tepat untuk siswa lebih khusus menyelesaikan dengan prosedur yang benar dan sistematis serta memberikan kesimpulan.

12 12 DAFTAR PUSTAKA Anwar, Kasful, dan Harmi, Hendra Perencanaan Sistem Pembelajaran. Alfabeta. Bandung: Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: PT Rineka Cipta. Hardini, Isriani, dan Puspitasari, Dewi Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, konsep, dan implementasi), Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media). Izoelsyifa Manfaat, Budi Membumikan Matematika. Jakarta: Eduvision Publising. Nakii, Karim Kesalahan Mahasiswa Menyelesaikan Soal-soal Kalkulus II. Tesis. Surabaya. Fakultas Pendidikan Matematika. Tidak di Publikasikan. Sahriah, Sitti Universitas Negeri Malang. Sagala, Syaiful Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Tazudin, K.S, Delima, dan Arsyad, M Literatur Matematika Kontekstual Kelas VIII Untuk SMP dan MTs (Jilid 2). Jakarta: Literatur Media Sukses. Uno, Hamzah B Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Menyelesaikan Soal

ABSTRAK. Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Menyelesaikan Soal ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN Meylan Ingriani Otay, Abd. Djabar Mohidin, Sumarno Ismail Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu masalah.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut: 139 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang dilakukan subyek kelas IX dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linier dua

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG Oleh: Sitti Sahriah 1) Makbul Muksar 2) Trianingsih Eni Lestari 3) Universitas

Lebih terperinci

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI ARITMATIKA PADA PECAHAN (Suatu Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 1 Mananggu) JURNAL Diajukan Sebagai Prasyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 MADIUN pada bulan April semester genap tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 MADIUN pada bulan April semester genap tahun ajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran mengenai semiotik siswa dalam memecahkan

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017 AN ANALYSIS OF STUDENTS PROCEDURAL ERROR IN PROBLEM SOLVING OF ROOT

Lebih terperinci

KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI TAKSONOMI SOLO KELAS X

KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI TAKSONOMI SOLO KELAS X KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI TAKSONOMI SOLO KELAS X Fajar Ahmad Nugroho 1), Sri Sutarni 2) 1) Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, 2)

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV Suparman pontoh, Abas Kaluku,Yus Iriyanto Abas Pendidikan matematika, FMIPA

Lebih terperinci

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET PADA SISWA KELAS XII SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni Email:

Lebih terperinci

JURNAL MEGA SUKMAWATI YANTU NIM

JURNAL MEGA SUKMAWATI YANTU NIM ANALISIS KESALAHAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN PECAAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA JURNAL Diajukan Sebagai Prasyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Matematika OLEH

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR Arini Fardianasari ABSTRAK Masalah kesulitan siswa memahami materi aljabar dapat memicu terjadinya kesalahan saat menyelesaikan persoalan aljabar.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Aris Arya Wijaya 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa Email: arisarya99@gmail.com 1, masriyah_djalil@yahoo.com

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA MATEMATIKA PADA MATA KULIAH PROGRAM LINEAR Oleh FEBRY RIZKI SUSANTI KALAKA (NIM. 411 410 020, Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN Ayu Dinar Karunia Suci Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA Dyah Ayu Sulistyarini Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret rinidyahayu@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER Sri Irawati Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK Pada Siswa Kelas VII H Semester Genap SMP Negeri 2 Gatak Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014) NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET PADA SISWA KELAS XII SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Gorontalo pada Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 30 siswa. Subjek penelitian

METODE PENELITIAN. Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 30 siswa. Subjek penelitian III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 10 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 30 siswa. Subjek penelitian dipilih berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode observasi lingkungan alam sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN Jurnal Psikologi September 2015, Vol. III, No. 1, hal 20-27 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP PGRI PASURUAN PADA POKOK BAHASAN TEKNIK PENGINTEGRALAN Andika Setyo Budi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Juliana 1, Darma Ekawati 2, Fahrul Basir 2

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM Iis Yuliani Dewi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KONSEP DASAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 4 PERCONTOHAN KARANG BARU SKRIPSI. Diajukan Oleh: MUHAMMAD SYAFARI NIM :

ANALISIS KESALAHAN KONSEP DASAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 4 PERCONTOHAN KARANG BARU SKRIPSI. Diajukan Oleh: MUHAMMAD SYAFARI NIM : ANALISIS KESALAHAN KONSEP DASAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 4 PERCONTOHAN KARANG BARU SKRIPSI Diajukan Oleh: MUHAMMAD SYAFARI NIM : 130900413 Program Studi Pendidikan Matematika FAKULTAS TARBIYAH DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai Nopember 2010, semester gasal tahun pelajaran 2010/2011. 2. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang memerlukan cara agar mendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL (ANALYSIS OF STUDENT ERRORS TO SOLVE NARATIVE QUESTIONS SOCIAL ARITMATHIC)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL (ANALYSIS OF STUDENT ERRORS TO SOLVE NARATIVE QUESTIONS SOCIAL ARITMATHIC) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL (ANALYSIS OF STUDENT ERRORS TO SOLVE NARATIVE QUESTIONS SOCIAL ARITMATHIC) Yuni Astutik Lambang Kurniawan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Matematika memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan karena merupakan salah satu bidang studi yang

I. Pendahuluan Matematika memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan karena merupakan salah satu bidang studi yang ANALISIS KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN DATAR SEGIEMPAT PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE (TPS) Oleh: 1 Putri Yuanita,

Lebih terperinci

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur 1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3

Lebih terperinci

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 02 SALATIGA Mega Ristiana Mega_ristiana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan membantu manusia dalam pengembangan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SOAL UTS SISWA KELAS II SDN JANTI 1 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MENGURUTKAN BILANGAN

ANALISIS KESALAHAN SOAL UTS SISWA KELAS II SDN JANTI 1 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MENGURUTKAN BILANGAN ANALISIS KESALAHAN SOAL UTS SISWA KELAS II SDN JANTI 1 DALAM MENYELESAIKAN SOAL MENGURUTKAN BILANGAN Siti Khalimatus Sa diyah (148620600274/6/A-3) S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sksdiyah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui studi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAHMULYO 01 KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 3 No 3, Juli 2016 ANALISIS KESALAHAN MENGERJAKAN SOAL SISI TEGAK LIMAS SEGIEMPAT SISWA KELAS IX MTs NU SALAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yuliani Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA JURNAL OLEH NUR FATMAWATY TANGIO NIM. 411 411 094 DOSEN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. bab ini akan dikemukakan pembahasan dan diskusi hasil penelitian yang menyangkut

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. bab ini akan dikemukakan pembahasan dan diskusi hasil penelitian yang menyangkut 134 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan pembahasan dan diskusi hasil penelitian yang menyangkut

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR (Suatu Penelitian di Kelas VII-A SMP Negeri 3 Kota Gorontalo) JURNAL (Diajukan Sebagai Persyaratan Mengikuti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 01/013 yang terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Eksperimen semu merupakan jenis penelitian untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS Sulistiyawati 1, Susanah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa 1 email: sulistiyawati34@gmail.com 1, susanah.alfian@gmail.com 2 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui adanya pengaruh antara pelayanan sarana prasarana belajar terhadap

Lebih terperinci

A. Jenis Penelitian. B. Subyek dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian. B. Subyek dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang Metode Penelitian, Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Prosedur

Lebih terperinci

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek 50 Katriani, Peningkatan Hasil Belajar Menyelesaikan Soal Cerita... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bentuk penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bentuk penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan suatu bentuk penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN : 978-979-16353-3-2

PROSIDING ISBN : 978-979-16353-3-2 P-6 PEMBELAJARAN FPB DAN KPK DENGAN DAN TANPA ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BLENGORKULON KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Abu Syafik dan Siti Khanifah Program Studi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika 1 ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATERI STATISTIKA Fatmawati Taduengo, Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, Dra. Kartin Usman, M.Pd Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2 PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN KELOMPOK KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menganalisis keterbacaan dan pemahaman mahasiswa terhadap buku teks terjemahan adalah metode deskriptif. Menurut Firman,

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM : IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR Suatu Penelitian pada Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Batudaa JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) KELAS VIID SMP NEGERI 4 PANDAK Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SE-KECAMATAN LOANO TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Dwi Yana Setiyasih Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikankan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,

Lebih terperinci

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ? PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualititatif. Data wawancara diperoleh oleh peneliti pada saat melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan ini adalah bentuk narasi yang bersifat kreatif dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL Andriani Nusi, Sumarno Ismail, Nurwan 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermutu perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. wujud dari pangakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. wujud dari pangakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia, karena pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan, keahlian tertentu kepada individu

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN TERBUKA DAN TERTUTUP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PLUPUH TAHUN AJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II DI SDN PUCANGANOM SIDOARJO

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II DI SDN PUCANGANOM SIDOARJO ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II DI SDN PUCANGANOM SIDOARJO Khikmah Rakhmaniah (148620600158/6/A3) Hikmahrakhmaniah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian Secara ringkas pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Prasetya Gorontalo, untuk Mata Pelajaran Matematika,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI Fitrianty Munaka 1, Zulkardi 2, Purwoko 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VIII PUTRA SMP IT MASJID SYUHADA Ifut Riati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Skripsi yang berjudul Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Oleh Indrianty Desei NIM 411 411 095 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Deskriptif Hasil Lembar Kerja Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1, maka data yang akan disajikan pada bab ini dadalah data tentang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERBAHASA INGGRIS PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERBAHASA INGGRIS PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERBAHASA INGGRIS PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Titis Nur Fitria, Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI)

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI) Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TINGGI DAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI) Akramunnisa 1, Andi Indra Sulestry

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian 36 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian pengembangan (research development). Penelitian pengembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP 1,2) Maria Kristofora Wati 1, A. A Sujadi 2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2) ardiyanti23@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian di mana peneliti dengan sengaja membangkitkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas (Independen) Variabel X (bebas) dalam penelitian ini adalah media belajar berbasis aplikasi android. Variabel X (bebas) merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3) ISSN:2777935 Penerapan RPP berbasis...(dina) hal:712 PENERAPAN RPP BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala gejala yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 DUMOGA BARAT

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 DUMOGA BARAT HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 DUMOGA BARAT Irawati Mokoagow 1, Trisnowaty Tuahunse 2, Sutrisno Mohamad 3 ABSTRAK Irawati Mokoagow.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data aktivitas

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data aktivitas 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen. Karena pada peneletian ini, peneliti hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya

Lebih terperinci