LAMPIRAN 1 LOKASI PROYEK. Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 1 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN 1 LOKASI PROYEK. Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 1 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 1 LOKASI PROYEK 1 Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 1 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Lampiran 1 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masing-masing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2 Lokasi Proyek (a) Lokasi Mata Air Umbulan Gambar 1-1. Gambar Lokasi Mata Air Umbulan

2 Gambar 1-2. Rancangan Umum Sumber (b) Lokasi Jalur Pipa Transmisi Filosofi yang digunakan untuk menentukan jalur pipa yaitu sedapat mungkin menghindari pembebasan lahan oleh karena itu sebagian besar rute jalur pipa berada di sepanjang jalanjalan umum dan jalan raya. Rute pipa transmisi dari intake di Mata Air Umbulan menuju ke titik-titik offtake telah diputuskan berdasarkan suatu keputusan yang dinyatakan dalam Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Timur, No. 188/497/KPTS/013/2011, tanggal September 16 tahun Gambar 1-3. Jalur Pipa Transmisi

3 3 Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/497/KPTS/013/2011 Tentang Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan Sistem Produksi Dan Transmisi Pemanfaatan Mata Air Umbulan Provinsi Jawa Timur

4 LAMPIRAN 2 SPESIFIKASI DESAIN DAN TEKNIS Lampiran ini akan memuat spesifikasi desain dan teknis yang diusulkan oleh Pemenang Lelang dalam Dokumen Penawaran Teknis. Usulan Spesifikasi Desain dan Teknis harus memenuhi persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam Dokumen Pelelangan.

5 LAMPIRAN 3 INTERKONEKSI DAN LOKASI TITIK-TITIK PASOKAN 1 Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 3 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Lampiran 3 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masing-masing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2 Lokasi Titik-Titik Pasokan (Offtake) Titik-Titik Pasokan merupakan meteran setelah outlet reservoir sebagai berikut: No Reservoir PDAM Volume (m 3 ) Titik Koordinat 1 Winongan PDAM Kab Pasuruan 2 Pohjentrek PDAM Kab. 800 Pasuruan 3 Pleret PDAM Kota 1000 Pasuruan 4 PIER PDAB Pemprov 1500 Jatim 5 Beji PDAM Kab Pasuruan 6 Gempol PDAM Kab Pasuruan 7 Porong I (PDAB) PDAB Pemprov 1500 Jatim 8 Porong II PDAM Kab '40.01"/ '18.97" Sidoarjo 9 Tanggulangin PDAM Kab. Tanpa '.33.8"/ '37.74" Sidoarjo Reservoir 10 Candi PDAM Kab '12.8"/ " Sidoarjo 11 Sidoarjo PDAM Kab "/ " Sidoarjo 12 Buduran PDAM Kab. Sidoarjo "/ " 1 Perlu mendapatkan konfirmasi dari Tim Teknis Pemprov Jatim 2 Perlu mendapatkan konfirmasi dari Tim Teknis Pemprov Jatim

6 13 Gedangan PDAM Kab. Sidoarjo 14 Waru PDAM Kab. Sidoarjo 15 Alas Malang PDAM Kota Surabaya 16 Giri PDAM Kab. Gresik '43.34"/112 41'09.40" "/ '16.01" Res I : 4000 Res II : 5000 Gambar 3-1.Peta Lokasi Reservoir

7 LAMPIRAN 4 PERSETUJUAN 1 Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 4 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf kapital yang digunakan dalam Lampiran 4 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masing-masing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2 Daftar Persetujuan Daftar Persetujuan-Persetujuan yang akan diperlukan oleh Para Pihak untuk pelaksanaan Proyek tercantum dalam Tabel di bawah. Para Pihak mengakui dan setuju bahwa: (a) Daftar ini bersifat tidak terbatas dan hanya merupakan ilustrasi yang berarti bahwa ada kemungkinan diperlukannya Persetujuan lain untuk pengembangan, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan Proyek, dan (b) Kecuali disebutkan dalam Perjanjian ini atau dengan cara lain disetujui secara tertulis oleh PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk memperoleh, mempertahankan atau memperbaharui seluruh Persetujuan, termasuk Persetujuan yang disyaratkan yang tidak tercantum dalam Tabel 3-1 di bawah.

8 Tabel Daftar Persetujuan [untuk di-review dan dikomentari oleh Biro Hukum] No Jenis Izin/Persetujuan Penerbit Izin/Persetujuan Penerima Dasar Hukum Izin/Persetujuan Tahap Persiapan Sebelum Penetapan Pemenang Lelang 1 Penetapan Lokasi Proyek Gubernur Jawa Timur Instansi Pemohon Undang-Undang No. 2 tahun 2012 jo. Peraturan Presiden No. 36/2005 jo. Peraturan Presiden No.65 tahun 2006 dan Peraturan Kepala BPN No. 3 tahun 2007 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 2 Dana atau insentive yang akan dipergunakan untuk Proyek yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gubernur Jawa Timur Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara jo. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012 Tahap Pendirian Badan Usaha Pelaksana Proyek (SPV) 3 Persetujuan Investasi (untuk badan usaha investasi) Badan Koordinasi Penanaman Modal Pemegang Saham 4 Pengesahan Anggaran Dasar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal jo. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 12 tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal PIHAK KEDUA Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 5 Tanda Daftar Perusahaan Menteri Perdagangan PIHAK KEDUA Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan 6 Izin Usaha Tetap (untuk badan usaha investasi) /Surat Izin Usaha Perdagangan (selain badan usaha investasi) 7 Surat Keterangan Domisili Perusahaan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk Izin Usaha Tetap /Kepala Daerah Cq. Kepala Instansi /Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Camat PIHAK KEDUA Peraturan Menteri Perdagangan No.09/M- DAG/PER/3/2006 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan

9 8 Nomor Pokok Wajib Pajak Kepala Kantor Pajak PIHAK KEDUA Undang-Undang No. 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan jo. Peraturan Direktur Jendral Pajak No. KEP-161/PJ./2001 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan No. Per- 160/PJ./ Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak 10 Persetujuan pemberian fasilitas bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan 11 Angka Pengenal Importir Produsen Kepala Kantor Pajak PIHAK KEDUA Undang-Undang No. 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan jo. Peraturan Direktur Jendral Pajak No. KEP-161/PJ./2001 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan No. Per- 160/PJ./2007 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal jo. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 12 tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal jo. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 12 tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal 12 Nomor Induk Kepabeanan Direktur Jendral Bea Cukai PIHAK KEDUA Undang-Undang No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal jo. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 12 tahun 2009 tentang Pedoman

10 Tahap Persiapan Sebelum Konstruksi 13 Surat Ijin Pengambilan Air Pengelola Mata Air Umbulan c.q. Pemerintah Provinsi Jawa Timur PIHAK KEDUA 14 Izin Penyelenggaraan untuk lintas kabupaten/kota 15 Izin Penurapan Mata Air Pemerintah Kabupaten Pasuruan 16 Izin Pengambilan Mata Air Pemerintah Kabupaten Pasuruan 17 Persetujuan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) 18 Izin Operasi untuk Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun 19 Pembuangan Air Limbah ke Sungai-sungai, Aliranaliran Sungai, Danau- Danau, dan lain-lain untuk Operasional Catatan: Tergantung pada kegiatan usaha PIHAK KEDUA dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal Pasal 101 dari Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Gubernur Jawa Timur PIHAK KEDUA Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum BKLH/Menteri Negara Lingkungan Hidup Instansi Lingkungan Jawa Timur Pemerintah Kabupaten Pasuruan PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 5 tahun 2002 tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah di Propinsi jawa Timur Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49/PRT/1990 tentang Tata Cara dan Persyaratan Izin Penggunaan Air dan atau Sumber Air Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Rencana Bisnis dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun - Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air - Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2006 tentang

11 20 Izin Lingkungan Biro Koordinasi Lingkungan Hidup atau Menteri Negara Lingkungan Hidup 21 Persetujuan korporasi untuk memperoleh Pembiayaan 22 Izin Mendirikan Bangunan untuk bangunan pengambil (broncaptering) Pemegang Saham dan/atau Direksi dan/atau Dewan Komisaris (sebagaimana disyaratkan berdasarkan Anggaran Dasar PIHAK KEDUA) 23 Izin Usaha Jasa Konstruksi Pemerintah Kabupaten Pasuruan 24 Izin Gangguan/HO Pemerintah Kabupaten Pasuruan 25 Izin Pemanfaatan Jalan/Ruang Jalan yang Dimiliki PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA Tahap Konstruksi Pemerintah Kabupaten PIHAK KEDUA Pasuruan Kepala Pusat /Pusat Pelaksanaan Jalan Nasional, Provinsi/Kabupaten/Kota Instansi Pekerjaan Umum PIHAK KEDUA Catatan: Tergantung pihak mana yang melaksanakan konstruksi PIHAK KEDUA PIHAK KEDUA Persyaratan dan TPembuangan ata Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah ke Laut Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Anggaran Dasar PIHAK KEDUA Undang-Undang No.28 tahun 2002 tentang Bangunan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 sebagaimana diubah dengan Perubahan Pertama No 4 tahun 2010 dan Perubahan Kedua No. 92 tahun 2010 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi Pasal 4 Staatsblad No. 226 tahun 1926 tentang Izin Gangguan Pasal 4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/ 2010 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Pembangunan Bagian Jalan

12 LAMPIRAN 5 RENCANA PEROLEHAN LAHAN 1 Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 5 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Lampiran 5 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masing-masing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2 Perolehan Lahan Tabel di bawah ini menjelaskan Lahan Proyek yang akan disediakan oleh PIHAK KESATU untuk pelaksanaan Proyek dan digunakan oleh PIHAK KEDUA, dimana terhadap perolehan Lahan Proyek dibagi dalam 3 (tiga) section, sebagaimana uraian dibawah ini : A. SECTION I ( ) Persil No. Bukti Kepemilikan Pemilik Yang Terdaftar Lokasi Luas Lahan (m 2 ) Perkiraan Pengadaan / Tanggal Perolehan Alas Hak (Perolehan/Izin Pakai/Sewa)

13 B. SECTION II ( ) Persil No. Bukti Kepemilikan Pemilik Yang Terdaftar Lokasi Luas Lahan (m 2 ) Perkiraan Pengadaan / Tanggal Perolehan Alas Hak (Perolehan/Izin Pakai/Sewa) C. SECTION III ( ) Persil No. Bukti Kepemilikan Pemilik Yang Terdaftar Lokasi Luas Lahan (m 2 ) Perkiraan Pengadaan / Tanggal Perolehan Alas Hak (Perolehan/Izin Pakai/Sewa)

14 LAMPIRAN 6 JADWAL TAHAP PENYELESAIAN PROYEK 1 Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 6 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Lampiran 6 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masing-masing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2 Tahap Penyelesaian Proyek [Lampiran ini akan memuat Tahap Penyelesaian Proyek yang diusulkan oleh Pemenang Lelang dalam Dokumen Penawaran Teknis. Usulan Tahapan Penyelesaian Proyek harus memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut:] Tahap Penyelesaian Proyek Tanggal Wajib Efektif dan Tanggal Wajib Dimulainya Konstruksi Tanggal Wajib Operasional Komersial Tanggal Wajib Penyelesaian Proyek [6] bulan setelah Tanggal Penandatanganan atau perpanjangannya sesuai dengan Pasal 2.4. (a) Perjanjian Kerjasama [24] bulan setelah Tanggal Efektif/Tanggal Wajib Dimulainya Konstruksi

15 LAMPIRAN 7 AIR BAKU 1. Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 7 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Lampiran 7 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masingmasing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2. Standar Kualitas Air Baku Standar kualitas Air Baku harus merujuk kepada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan perubahanperubahannya atau penggantinya. Pada Tanggal Penandatanganan, kualitas Air Baku sesuai dengan tabel di bawah ini: PARAMETER SATUAN KELAS KETERANGAN I FISIKA Deviasi temperatur Temperatur o C deviasi 3 dari keadaan alamiahnya Residu Terlarut mg/ L Bagi pengolahan air minum Residu Tersuspensi mg/l Secara konvesional, residu tersuspensi < 5000 mg/ L KIMIA ANORGANIK PH BOD mg/l 2 COD mg/l Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah DO mg/l 6 Angka batas minimum Total Fosfat sbg P mg/l 0,2 NO 3 sebagai N mg/l 10 0,5 Bagi perikanan, kandungan NH3-N mg/l amonia bebas untuk ikan yang peka < 0,02 mg/l sebagai NH3 Arsen mg/l 0,05

16 I Kobalt mg/l 0,2 Barium mg/l 1 Boron mg/l 1 Selenium mg/l 0,01 Kadmium mg/l 0,01 Khrom (VI) mg/l 0,05 0,02 Bagi pengolahan air Tembaga mg/l minum secara konvensional, Cu < 1 mg/l Bagi pengolahan air Besi mg/l 0,3 minum secara konvensional, Fe < 5 mg/l 0,03 Bagi pengolahan air minum Timbal mg/l Secara konvensional, Pb < 0,1 mg/l Mangan mg/l 0,1 Air Raksa mg/l 0,001 0,05 Bagi pengolahan air Seng mg/l minum secara konvensional, Zn < 5 mg/l Khlorida mg/l 600 Sianida mg/l 0,02 Fluorida mg/l 0,5 0,06 Bagi pengolahan air Nitrit sebagai N mg/l minum secara konvensional, NO2_N < 1 mg/l Sulfat mg/l 400 Khlorin bebas mg/l 0,03 Bagi ABAM tidak dipersyaratkan Belereng sebagai H2S mg/l 0,002 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H2S <0,1 mg/l MIKROBIOLOGI Fecal coliform Jml/100 ml 100 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal -Total coliform -RADIOAKTIVITAS Jml/100 ml coliform < 2000 jml / 100 ml dan total coliform < ljml/100 ml

17 - Gross-A Bq/L 0,1 - Gross-B Bq /L 1 KIMIA ORGANIK Minyak dan Lemak g /L Detergen sebagai MBAS g /L 200 Senyawa Fenol g /L 1 sebagai Fenol BHC g /L 210 Aldrin I Dieldrin g /L 17 Chlordane g /L 3 DDT g /L 2 Heptachlor dan g /L 18 heptachlor epoxide Lindane g /L 56 Methoxyclor g /L 35 Endrin g /L 1 Toxaphan g /L 5 Keterangan : mg = miligram g = mikrogram ml = militer L = liter Bq = Bequerel MBAS = Methylene Blue Active Substance ABAM = Air Baku untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk ph dan DO. Bagi ph merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum. Nilai DO merupakan batas minimum. Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak dipersyaratkan Tanda < adalah lebih kecil atau sama dengan Tanda < adalah lebih kecil

18 LAMPIRAN 8 SPESIFIKASI MUTU AIR MINUM CURAH 1. Definisi Kecuali didefinisikan lain dalam Lampiran 8 ini, istilah-istilah yang dimulai dengan huruf besar yang digunakan dalam Lampiran 8 ini mempunyai arti yang diberikan bagi masingmasing istilah tersebut dalam Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak. 2. Spesifikasi Mutu Air Minum Curah Standar spesifikasi mutu Air Minum Curah harus merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dan perubahan-perubahannya atau penggantinya. Pada Tanggal Penandatanganan, spesifikasi Mutu Air Minum sesuai dengan tabel di bawah ini: No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan Kadar maksimum yang diperbolehkan a. Parameter Mikrobiologi 1) E.Coli Jumlah per 100 ml sampel 2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel 0 0 b.kimia an-organik 1 Arsen mg/l 0,01 2 Fluorida mg/l 1,5 3 Total Kromium mg/l 0,05 4 Kadmium mg/l 0,003 5 Nitrit, (Sebagai N02-) mg/l 3 6 Nitrat, (Sebagai N03-) mg/l 50 7 Sianida mg/l 0,07 8 Selenium mg/l 0,01 2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan a.parameter Fisik 1 Bau Tidak berbau

19 2 Warna TCU 15 3 Total zat padat terlarut (TDS) mg/l Kekeruhan NTU 5 5 Rasa Tidak berasa 6 Suhu C suhu udara ± 3 b.parameter Kimiawi 1) AI umini urn mg/l 0,2 2) Besi mg/l 0,3 3 Kesadahan mg/l Khlorida mg,l Mangan mg/l 0,4 6 ph 6,5-8,5 7 Seng mg/l 3 8 Sulfat mg/l Tembaga mg/l 2 10 Amonia mg/l 1,5

20 LAMPIRAN 9 PENGUJIAN DAN PERCOBAAN FUNGSIONAL [Lampiran ini akan memuat pengujian dan percobaan fungsional yang diusulkan oleh Pemenang Lelang dalam Dokumen Penawaran Teknis. Usulan Pengujian dan Percobaan Fungsional harus memenuhi persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam Dokumen Pelelangan.]

21 A. BENTUK JAMINAN PELAKSANAAN Irrevocable Standby Letter of Credit [Tanggal] Standby Letter of Credit No. [ ] [Pemerintah Provinsi Jawa Timur] [Alamat] Untuk perhatian: [ ] Dengan hormat, LAMPIRAN 10 [Kop surat of Bank Penerbit] [Alamat] 1. Atas permintaan dan untuk kepentingan dari konsumen kami, [masukan nama Perusahaan Pelaksana Proyek] ( Perusahaan Pelaksana Proyek ), yang beralamat di [ ], kami, bank yang bertandatangan di bawah ini ( Penerbit ), dengan ini menerbitkan Irrevocable Standby Letter of Credit No. [ ] ini ( Letter of Credit ) sehubungan dengan proyek penyediaan air minum curah yang berlokasi di Mata Air Umbulan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuran, Jawa Timur, Indonesia. 2. Letter of Credit ini diterbitkan untuk kepentingan Gubernur Jawa Timur selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama ( PJPK ) guna menjamin komitmen Perusahaan Pelaksana Proyek, sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara PJPK dengan Perusahaan Pelaksana Proyek tertanggal [ ] ( Perjanjian Kerjasama ). Jumlah nilai maksimum yang tersedia berdasarkan Letter of Credit ini adalah Rp (delapan puluh milyar Rupiah) ( Jumlah Yang Dinyatakan ). 3. Istilah-istilah dengan huruf capital yang digunakan di dalam Letter of Credit ini namun tidak didefinisikan secara lain disini memiliki arti sebagaimana didefinisikan di dalam Perjanjian Kerjasama. 4. Tunduk pada ketentuan lainnya dari Letter of Credit ini, PJPK dengan ini secara tidak dapat ditarik kembali dan tanpa syarat berwenang untuk melakukan penarikan berdasarkan Letter of Credit ini, dengan menunjukkan kepada Penerbit, pada alamatnya yang disebutkan di atas, suatu permintaan pembayaran dari pihak kesatu yang bentuk pokoknya tercantum disini sebagai Annex A, yang telah diisi lengkap. PJPK dapat melakukan penarikan berulang dan sebagian berdasarkan Letter of Credit ini. Setiap penarikan akan mengurangi jumlah yang tersedia untuk penarikan berdasarkan Letter of Credit ini. Kami akan membayar jumlah yang ditarik berdasarkan Letter of Credit ini dari dana umum kami.

22 5. Kami dengan ini setuju untuk menghormati penarikan berdasarkan Letter of Credit ini yang dilakukan sesuai dengan Letter of Credit ini dengan segera mentransferkan dana yang tersedia ke Rekening Yang Ditunjuk dalam jumlah sebagaimana disebutkan di dalam permintaan pembayaran pada pembukaan usaha Hari Kerja pertama, kedua, ketiga atau keempat setelah tanggal permintaan tersebut. Sebagaimana digunakan disini, istilah Hari Kerja berarti suatu hari selain dari (i) hari Sabtu atau Minggu, atau (ii) hari dimana lembaga perbankan di Indonesia secara resmi atau diwajibkan oleh hukum untuk tutup. 6. Apabila permintaan pembayaran berdasarkan Letter of Credit ini tidak, dalam setiap hal, sesuai dengan syarat dan ketentuan dari Letter of Credit ini, kami akan memberikan pemberitahuan segera (namun dalam Hari Kerja pertama setelah tanggal permintaan tersebut) kepada PJPK yang menyatakan bahwa permintaan pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan dari Letter of Credit ini, dengan menyebutkan alasannya dan bahwa apabila diinstruksikan kami akan menahan dokumen yang dikirimkan oleh anda dan mengembalikannya kepada PJPK. Setelah diberitahukan bahwa permintaan pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan Letter of Credit ini, PJPK dapat mencoba untuk memperbaiki permintaan yang tidak sesuai tersebut dan mengajukan kembali permintaan tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan Letter of Credit ini. 7. Letter of Credit ini akan berakhir masa berlakunya pada saat terjadinya hal berikut yang terjadi lebih dahulu (i) Tanggal Efektif, (ii) 30 (tiga puluh) Hari setelah Tanggal Pengakhiran, atau (iii) tanggal dimana kami menyediakan uang untuk ditarik oleh PJPK dalam jumlah yang setara dengan Jumlah Yang Dinyatakan. 8. Seluruh dokumen yang ditunjukan kepada kami, Penerbit sehubungan dengan setiap penarikan berdasarkan Letter of Credit ini, serta seluruh pemberitahuan dan komunikasi lainnya kepada Penerbit sehubungan dengan Letter of Credit ini, harus dibuat secara tertulis dan dikirimkan dan ditunjukan kepada Penerbit pada alamatnya yang disebutkan di atas, Dokumendokumen, pemberitahuan-pemberitahuan dan komunikasi-komunikasi tersebut harus menyebutkan rujukan secara spesifik kepada Letter of Credit ini dengan nomor. Seluruh dokumen-dokumen, pemberitahuan-pemberitahuan dan komunikasi-komunikasi dapat ditujukan atau dikirimkan oleh kurir kepada Penerbit pada alamatnya yang disebutkan di atas (atau pada alamat lainnya sebagaimana disebutkan secara tertulis kepada PJPK) atau dikirimkan kepada Penerbit melalui faksimili atau ke detil berikut ini: No. Faksimili : [ ] [ ] 9. Letter of Credit ini mengatur janji dan kesepakatan kami dengan PJPK dan janji serta kesepakatan tersebut tidak dapat dalam cara apapun dimodifikasi, diubah, diperkuat atau dibatasi dengan rujukan kepada dokumen, instrument atau perjanjian lain yang dimaksudkan dalam Letter of Credit ini. 10. Letter of Credit ini diterbitkan tunduk pada International Standby Practices 1998, International Chamber of Commerce Publication No Letter of Credit ini harus diatur

23 berdasarkan hukum Republik Indonesia. Para pihak dalam Letter of Credit ini menundukan diri pada yurisdiksi non-eksklusif dari pengadilan Republik Indonesia. Hormat kami, [Meterai Rp. 6,000,-] [Nama Penerbit] Oleh: Nama dan Jabatan:

24 ANNEX A Dari Standby Letter of Credit PERMINTAAN PEMBAYARAN Kepada: [Nama Penerbit] [Alamat] Untuk perhatian: [ ] Perihal: Standby Letter of Credit No. [ ] Yang bertandatangan di bawah ini, perwakilan yang ditunjuk oleh Gubernur Jawa Timur selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama ( PJPK ), dengan ini menyatakan kepada [nama Penerbit] ( Penerbit ), dengan merujuk kepada irrevocable Standby Letter of Credit No. [ ] ( Letter of Credit ), yang diterbitkan oleh Penerbit atas perintah dan untuk kepentingan dari [masukan nama Perusahaan Pelaksana Proyek] ( Perusahaan Pelaksana Proyek ), bahwa Perusahaan Pelaksana Proyek telah tidak membayar kepada PJPK setiap jumlah yang jatuh tempo dan harus dibayarkan kepada PJPK pada tanggal dimana pembayaran tersebut diwajibkan untuk dilakukan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama, termasuk namun tidak terbatas, sesuai dengan pasal [*] dari Perjanjian Kerjasama. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami dengan ini meminta pembayaran sebesar [sebutkan jumlah] berdasarkan Letter of Credit, pembayaran tersebut harus dilakukan ke [masukan rekening yang diinstruksikan]. DENGAN DEMIKIAN, PJPK telah menandatangani dan menyerahkan sertifikat ini sejak tanggal [ ] [ ], 201[ ]. [Meterai Rp. 6,000] [Perwakilan dari PJPK]

25 B. BENTUK JAMINAN EFEKTIFITAS PERJANJIAN Irrevocable Standby Letter of Credit [Tanggal] Standby Letter of Credit No. [ ] [Pemerintah Provinsi Jawa Timur] [Alamat] Untuk perhatian: [ ] Dengan hormat, [Kop surat of Bank Penerbit] [Alamat] 1. Atas permintaan dan untuk kepentingan dari konsumen kami, [masukan nama PIHAK KEDUA] ( PIHAK KEDUA ), yang beralamat di [ ], kami, bank yang bertandatangan di bawah ini ( Penerbit ), dengan ini menerbitkan Irrevocable Standby Letter of Credit No. [ ] ini ( Letter of Credit ) sehubungan dengan proyek penyediaan air minum curah yang berlokasi di Mata Air Umbulan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuran, Jawa Timur, Indonesia. 2. Letter of Credit ini diterbitkan untuk kepentingan Pemerintah Provinsi Jawa Timur ( PIHAK KESATU ) guna menjamin komitmen PIHAK KEDUA, sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara Para Pihak tertanggal [ ] ( Perjanjian Kerjasama ). Jumlah nilai maksimum yang tersedia berdasarkan Letter of Credit ini adalah Rp (Eighty Billion Rupiah) (the Jumlah Yang Dinyatakan ). 3. Istilah-istilah dengan huruf capital yang digunakan di dalam Letter of Credit ini namun tidak didefinisikan secara lain disini memiliki arti sebagaimana didefinisikan di dalam Perjanjian Kerjasama. 4. Tunduk pada ketentuan lainnya dari Letter of Credit ini, PIHAK KESATU dengan ini secara tidak dapat ditarik kembali dan tanpa syarat berwenang untuk melakukan penarikan berdasarkan Letter of Credit ini, dengan menunjukkan kepada Penerbit, pada alamatnya yang disebutkan di atas, suatu permintaan pembayaran dari pihak kesatu yang bentuk pokoknya tercantum disini sebagai Annex A, yang telah diisi lengkap. PIHAK KESATU dapat melakukan penarikan berulang dan sebagian berdasarkan Letter of Credit ini. Setiap penarikan akan mengurangi jumlah yang tersedia untuk penarikan berdasarkan Letter of Credit ini. Kami akan membayar jumlah yang ditarik berdasarkan Letter of Credit ini dari dana umum kami. 5. Kami dengan ini setuju untuk menghormati penarikan berdasarkan Letter of Credit ini yang dilakukan sesuai dengan Letter of Credit ini dengan segera mentransferkan dana

26 yang tersedia ke Rekening Yang Ditunjuk dalam jumlah sebagaimana disebutkan di dalam permintaan pembayaran pada pembukaan usaha Hari Kerja pertama, kedua, ketiga atau keempat setelah tanggal permintaan tersebut. Sebagaimana digunakan disini, istilah Hari Kerja berarti suatu hari selain dari (i) hari Sabtu atau Minggu, atau (ii) hari dimana lembaga perbankan di Indonesia secara resmi atau diwajibkan oleh hukum untuk tutup. 6. Apabila permintaan pembayaran berdasarkan Letter of Credit ini tidak, dalam setiap hal, sesuai dengan syarat dan ketentuan dari Letter of Credit ini, kami akan memberikan pemberitahuan segera (namun dalam Hari Kerja pertama setelah tanggal permintaan tersebut) kepada PIHAK KESATU yang menyatakan bahwa permintaan pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan dari Letter of Credit ini, dengan menyebutkan alasannya dan bahwa apabila diinstruksikan kami akan menahan dokumen yang dikirimkan oleh anda dan mengembalikannya kepada PIHAK KESATU. Setelah diberitahukan bahwa permintaan pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan Letter of Credit ini, PIHAK KESATU dapat mencoba untuk memperbaiki permintaan yang tidak sesuai tersebut dan mengajukan kembali permintaan tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan Letter of Credit ini. 7. Letter of Credit ini akan berakhir masa berlakunya pada saat terjadinya hal berikut yang terjadi lebih dahulu (i) Tanggal Operasional Komersial, (ii) 30 (tiga puluh) Hari setelah Tanggal Pengakhiran, atau (iii) tanggal dimana kami menyediakan uang untuk ditarik oleh PIHAK Kesatu dalam jumlah yang setara dengan Jumlah Yang Dinyatakan. 8. Seluruh dokumen yang ditunjukan kepada kami, Penerbit sehubungan dengan setiap penarikan berdasarkan Letter of Credit ini, serta seluruh pemberitahuan dan komunikasi lainnya kepada Penerbit sehubungan dengan Letter of Credit ini, harus dibuat secara tertulis dan dikirimkan dan ditunjukan kepada Penerbit pada alamatnya yang disebutkan di atas, Dokumendokumen, pemberitahuan-pemberitahuan dan komunikasi-komunikasi tersebut harus menyebutkan rujukan secara spesifik kepada Letter of Credit ini dengan nomor. Seluruh dokumen-dokumen, pemberitahuan-pemberitahuan dan komunikasi-komunikasi dapat ditujukan atau dikirimkan oleh kurir kepada Penerbit pada alamatnya yang disebutkan di atas (atau pada alamat lainnya sebagaimana disebutkan secara tertulis kepada PIHAK KESATU) atau dikirimkan kepada Penerbit melalui faksimili atau ke detil berikut ini: No. Faksimili : [ ] [ ] 9. Letter of Credit ini mengatur janji dan kesepakatan kami dengan PIHAK KESATU dan janji serta kesepakatan tersebut tidak dapat dalam cara apapun dimodifikasi, diubah, diperkuat atau dibatasi dengan rujukan kepada dokumen, instrument atau perjanjian lain yang dimaksudkan dalam Letter of Credit ini. 10. Letter of Credit ini diterbitkan tunduk pada International Standby Practices 1998, International Chamber of Commerce Publication No Letter of Credit ini harus diatur berdasarkan hukum Republik Indonesia. Para pihak dalam Letter of Credit ini menundukan diri pada yurisdiksi non-eksklusif dari pengadilan Republik Indonesia.

27 Hormat kami, [Meterai Rp. 6,000,-] [Nama Penerbit] Oleh: Nama dan Jabatan:

28 ANNEX A Dari Standby Letter of Credit PERMINTAAN PEMBAYARAN Kepada: [Nama Penerbit] [Alamat] Untuk perhatian: [ ] Perihal: Standby Letter of Credit No. [ ] Yang bertandatangan di bawah ini, perwakilan yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur ( PIHAK KESATU ), dengan ini menyatakan kepada [nama Penerbit] ( Penerbit ), dengan merujuk kepada irrevocable Standby Letter of Credit No. [ ] ( Letter of Credit ), yang diterbitkan oleh Penerbit atas perintah dan untuk kepentingan dari [masukan nama PIHAK KEDUA] ( PIHAK KEDUA ), bahwa PIHAK KEDUA telah tidak membayar kepada PIHAK KESATU setiap jumlah yang jatuh tempo dan harus dibayarkan kepada PIHAK KESATU pada tanggal dimana pembayaran tersebut diwajibkan untuk dilakukan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama, termasuk namun tidak terbatas, sesuai dengan pasal 6.9(b) atau 17.7 dari Perjanjian Kerjasama. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami dengan ini meminta pembayaran sebesar [sebutkan jumlah] berdasarkan Letter of Credit, pembayaran tersebut harus dilakukan ke [masukan rekening yang diinstruksikan]. DENGAN DEMIKIAN, PIHAK KESATU telah menandatangani dan menyerahkan sertifikat ini sejak tanggal [ ] [ ], 201[ ]. [Meterai Rp. 6,000] [Perwakilan dari PIHAK KESATU]

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Lampiran 1. Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Tabel 4. Standar Baku Mutu Kualitas Air

Lebih terperinci

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No. 27 2000 Seri D PERATURAN DAERAH JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2000 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CITARUM DAN ANAK-ANAK SUNGAINYA DI JAWA BARAT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KELAS AIR PADA SUNGAI DI WILAYAH KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 13 2000 SERI D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 28 TAHUN 2000 T E N T A N G PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CIWULAN DAN SUNGAI CILANGLA DI JAWA

Lebih terperinci

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9 97 Lampiran 1 ph Alat Ukur : ph meter Prosedur Pengukuran 1. Kalibrasi dengan larutan buffer sampai ph 4 2. Pengukuran ph air gambut (dicelupkan ph meter ke air gambut) 3. Dicatat berapa ph yang terukur

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan LAMPIRAN I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. I. PARAMETER WAJIB No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 56 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Air minum isi ulang yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah

Lebih terperinci

1 of 9 21/12/ :39

1 of 9 21/12/ :39 1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU 85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA o C Temperatur mg/l Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Residu Terlarut mg/l

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN FASILITAS DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat ( Syarat dan Ketentuan Umum ) ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Fasilitas Dana Bantuan Sahabat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Lampiran PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN

LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN H KONSEKUENSI PENGAKHIRAN DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Harga Pengakhiran PEMBANGKIT 3. Biaya Pengakhiran 4. Pemindahan PEMBANGKIT

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 419 I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ; GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 28 / KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM JASA TIRTA (PIT) I SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2017 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BESARAN NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... 367 D. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan LAMPIRAN 58 59 Tabel Lampiran 1. Sifat kimia air hujan No Contoh Air ph P-total (mg/l) Nitrat (mg/l) Pb (mg/l) 1 Air Hujan 1 6.3 0.25 6.2 0.13 2 Air Hujan 2 6.3 0.2 0 0.09 3 Air Hujan 3 6.1 0.33 6.2 0.13

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 174/PMK.08/2016 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN JAMINAN KEPADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR DALAM RANGKA PENUGASAN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM PERUSAHAAN UMUM JASA TIRTA I SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak

2015, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diatur dalam suatu Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimak BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2015 KEMENKEU. Jaminan Pemerintah. Infrastruktur. Pinjaman Langsung. Lembaga Keuangan Internasional. BUMN. Pelaksanaan. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan kontrak, dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO, Menimbang

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 16 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat

Lebih terperinci

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. No.515, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK. 01/2009 TENTANG TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN : BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN: PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1 SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1 BAB 1 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA I-A. Lahan Dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan / Tutupan Lahan No. Kecamatan

Lebih terperinci

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 Untuk PENGADAAN BAHAN MAKAN TARUNA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN TAHUN 2013 BAB I BAB II BAB

Lebih terperinci

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH ATAS LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No. 2024,2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemberian. Jaminan. Percepatan. Jalan Tol Sumatera. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/ PMK.08/2015 TENTANG TATA

Lebih terperinci

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :... Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tanggal : FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT I. INFORMASI UMUM A. Pemohon 1. Nama Pemohon :... 2. Jabatan :... 3. Alamat :...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI (BARISTAND) SURABAYA SEBAGAI LABORATORIUM

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah Dana Bantuan Sahabat yang sebelumnya adalah Nasabah aktif ANZ Personal Loan pada saat produk

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI ATAS PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.1000, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. PDN. PLN. Penerusan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 /PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENERUSAN PINJAMAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DENGAN PERSYARATAN LUNAK KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) MELALUI PUSAT INVESTASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN

SYARAT DAN KETENTUAN SYARAT DAN KETENTUAN 1. DEFINISI (1) Bank adalah PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk., yang berkantor pusat di Bandung, dan dalam hal ini bertindak melalui kantor-kantor cabangnya, meliputi kantor cabang,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2017, No listrik tenaga mikrohidro/pembangkit listrik tenaga surya dengan mekanisme sewa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2017, No listrik tenaga mikrohidro/pembangkit listrik tenaga surya dengan mekanisme sewa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.658, 2017 KEMENPU-PR. Mitra Pemanfaatan BMN. Pemilihan Badan Usaha. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2017 TENTANG

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat No. 10/ 45 /DKBU Jakarta, 12 Desember 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat Sehubungan dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1. bahwa air merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan

Lebih terperinci

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :..

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. 443 K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2017 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN BADAN USAHA SEBAGAI

Lebih terperinci

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1772, 2017 KEMENKEU. PNBP dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Negara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

I. PENGANTAR. No. Jakarta, HH BB TTTT. Kepada Yang Terhormat : Jl.. Up. :.. Hal : Laporan Hasil Legal Audit

I. PENGANTAR. No. Jakarta, HH BB TTTT. Kepada Yang Terhormat : Jl.. Up. :.. Hal : Laporan Hasil Legal Audit No. Jakarta, HH BB TTTT Kepada Yang Terhormat : Jl.. Up. :.. Hal : Laporan Hasil Legal Audit I. PENGANTAR Kami, kantor konsultan hukum Harri Baskoro and Partners, yang berkantor di -----------, untuk dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l No Panjang Gelombang % T Absorbansi (nm) 1 500 75 0,1249 2 505 74 0,1308 3 510 73

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU 1. Kadar Air Suhu Massa awal Massa akhir (gr) ( o C) (gr) I II III IV V 500 4,77 4,82 4,80 4,79 4,80 600 4,64 4,63 4,64 4,65 4,64 700 5 4,53 4,54

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. No.34, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYETORAN

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 408 H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 176/PMK.06/2010 TENTANG BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri

Lebih terperinci

F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp ,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp ,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 391 F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

Lebih terperinci