GURU SMA NEGERI DI KOTA SEMARANG. Joko Sulistiyono

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GURU SMA NEGERI DI KOTA SEMARANG. Joko Sulistiyono"

Transkripsi

1 Vol. 20, No. 2, Mei Agustus 2020 ISSN SMA Negeri 6 Semarang, Provinsi Jawa Tengah Abstrak Pengembangan model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang adalah model pelatihan berbasis online untuk meningkatkan kompetensi TIK guru SMA Negeri di Kota Semarang dalam menunjang layanan pendidikan di tengah pandemi covid- 19, di mana guru melaksanakan pelatihan online di rumah sesuai dengan protocol covid-19, yaitu physical distancing dan social distancing. Tujuan pengembangan model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) agar semua guru SMA Negeri di Kota Semarang dapat mengajar jarak jauh yang notabene harus menggunakan teknologi. Model pelatihan daring online diharapkan mampu mempercepat proses transfer pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru yang membutuhkan bantuan teknologi informasi secara cepat, efisien, dan fleksibel tanpa mengurangi esensi model pelatihan yang ada di kelas tradisional (klasikal). Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D) dengan teknik pengumpulan data secara wawancara, angket, dokumentasi, dan tes. Uji coba model pelatihan menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kuantitatif dengan deskripsi kuantitatif untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pelatihan dan untuk mengetahui keefektifan model dengan analisis statistik kuantitatif, yaitu uji t. Dari hasil analisis dengan uji t ini terdapat perubahan atau peningkatan kemampuan guru setelah diberikan pelatihan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) efektif meningkatkan kompetensi TIK guru SMA Negeri di Kota Semarang. Kata Kunci: model manajemen pelatihan TIK, DFH (Daring From Home), Research and Development (R&D), kompetensi TIK, guru SMA Negeri Kota Semarang Didaktikum PENDAHULUAN Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk di Indonesia memberikan dampak terhadap dunia pendidikan, khususnya proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan bagi guru dan peserta didik. Era pembelajaran tatap muka langsung berganti dengan pembelajaran online. Upgrade metode dari tatap muka langsung menuju model daring (online) membutuhkan persiapan yang matang dalam menunjang suksesnya peningkatan mutu pendidikan di era pandemi covid-19. Begitu minimnya kualitas tenaga pendidik (guru) dalam pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terlihat ketika dunia pendidikan harus berbenah dan meninggalkan model pembelajaran tatap muka langsung. Untuk menunjang layanan pendidikan di tengah pandemi covid-19 ini, maka guru harus meningkatkan layanan pendidikan melalui model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home), di mana guru dapat meningkatkan kemampuan TIK dengan pelatihan online dirumah sesuai dengan protocol covid-19, yaitu physical distancing dan social distancing. Solusi pelatihan model 1

2 daring online diharapkan mampu untuk mempercepat proses transfer pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guru yang membutuhkan bantuan teknologi informasi secara cepat, efisien, dan fleksibel tanpa mengurangi esensi model pelatihan yang ada di kelas tradisional (klasikal). Tujuan pengembangan model manajemen pelatihan agar semua guru SMA Negeri di Kota Semarang dapat mengajar jarak jauh yang notabene harus menggunakan teknologi. Peningkatan kompetensi pendidik di semua jenjang untuk menggunakan aplikasi pembelajaran jarak jauh mutlak dilakukan. Memang jumlahnya sangat banyak, untuk memastikan sekitar 3 jutaan guru di Indonesia memiliki kompetensi yang memadai dalam memanfaatkan teknologi tentu bukan perkara mudah. Kompetensi minimal TIK guru level 2 harus segera diwujudkan termasuk kemampuan melakukan vicon (video conference) dan membuat bahan ajar online. Level 2 ini merupakan pengelompokan kompetensi guru yang ideal berdasarkan Teacher ICT Competencies Framework oleh UNESCO. Level tertinggi adalah level 4 di mana guru sudah mampu menjadi trainer bagi guru yang lain. Jika kompetensi guru sudah berada di level 2, maka guru akan mampu menyiapkan sistem belajar, silabus dan metode pembelajaran dengan pola belajar digital atau online. Kompetensi TIK harus dimiliki oleh seorang guru dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013, hal ini tidak terlepas dari terintegrasinya kedalam semua mata pelajaran di tingkat SMA pada kurikulum Dalam bidang pendidikan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia masih belum maksimal. Pada kenyataannya, dibandingkan dengan negara lain, bangsa Indonesia masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi informasi pada proses pembelajaran. Manajemen pelatihan menurut Mujiman (2019: 5) merupakan pengelolaan program pelatihan yang menyangkut aspek pengidentifikasian kebutuhan pelatihan, perencanaan desain pelatihan, penetapan metodologi pelatihan, penyusunan bahan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi pelatihan, dan penetapan tindak lanjut pelatihan. Manajemen pelatihan dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah penyelenggaraan program pelatihan. Secara esensial manajemen pelatihan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materiil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Proses kegiatan dalam manajemen pelatihan mengacu pada fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen dimaknai sebagai proses pengarahan secara terpadu baik mental, pikiran, kemauan, perasaan dan kecerdasan emosional untuk mewujudkan sesuatu dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Gaffar dan Nurdin (2008: 569) menjelaskan bahwa kelemahan sistem pendidikan dan pelatihan yang selama ini dilaksanakan oleh suatu organisasi adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan dan pelatihan, baik pada level makro maupun mikro. Manajemen pendidikan dan pelatihan merupakan alternatif strategis untuk peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan, sehingga tujuan program pendidikan dan pelatihan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut untuk menciptakan sebuah model pelatihan yang tepat bagi guru, maka pengelola program pelatihan harus mempertimbangkan secara cermat fungsi-fungsi dari manajemen pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara garis besar permasalahan yang ditemukan adalah: a. Belum adanya perencanaan yang jelas dari program pelatihan yang diselenggarakan, hal ini terlihat dari belum adanya identifikasi kebutuhan dan perumusan tujuan pelatihan secara tepat. Perencanaan pelatihan disusun berdasarkan program rutin tahunan bukan berdasarkan kebutuhan guru maupun sekolah. b. Dalam pelaksanaannya, pelatihan masih menggunakan model dan metode yang tidak sesuai dengan kebutuhan guru sehingga materi pelatihan sulit untuk dipahami oleh guru sebagai peserta pelatihan. 2 Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

3 c. Belum adanya evaluasi pelatihan yang terstruktur pasca pelaksanaan pelatihan, hal ini menyebabkan kontrol terhadap keberhasilan pelatihan masih jauh dari harapan. d. Negeri di Kota Semarang membutuhkan pelatihan untuk membekali kemampuannya dalam membuat media dan materi pembelajaran berbasis TIK. e. TIK bagi guru SMA Negeri di Kota Semarang masih sangat terbatas, baik dari segi materi maupun pelaksanaan. f. Belum diterapkannya pola pelatihan TIK yang efektif bagi pengembangan kreatifitas guru SMA Negeri di Kota Semarang. g. Minimnya bentuk manajemen pelatihan online dengan metode DFH (Daring From Home) untuk peningkatan profesionalisme guru di tengah pandemi covid-19. Melihat fakta yang terjadi di lapangan, maka perlunya untuk membuat model manajemen pelatihan TIK berbasis online dengan metode DFH (Daring From Home) untuk mendukung implementasi dan pelaksanaan kurikulum 2013, di mana integrasi TIK ke dalam semua mata pelajaran menjadi suatu kebutuhan pokok dan keharusan bagi guru pada jenjang satuan pendidikan SMA Negeri di Kota Semarang. METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2018: 316), metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Pada tahap penelitian ditemukan model pelatihan TIK berbasis klasikal. Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan, April - Juni 2020 dengan mengambil populasi guru SMA Negeri di Kota Semarang. Sampel penelitian sebanyak 16 Negeri 6 Semarang, yang mewakili 16 MGMP yang ada di SMA Negeri 6 Semarang. 2.1 Jenis dan Sumber Jenis data dalam penelitian ini adalah: (1) data mengenai pelatihan yang selama ini diikuti guru, (2) data mengenai pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas, (3) data mengenai kompetensi TIK guru, (4) data kebutuhan akan penyelenggaraan pelatihan guru, (5) tanggapan dari subyek uji coba sebagai masukan untuk memperbaiki desain model, (6) data tanggapan dari hasil FGD dari model hipotetik. ini berupa masukan untuk menyempurnakan menjadi model final. Arikunto (2016: 172), menjelaskan sumber data adalah subyek di mana data dapat diperoleh. Sumber data ada 3 (tiga) macam yaitu sumber data berupa orang, sumber data berupa tempat dan sumber data berupa simbol. Sumber data pada penelitian ini meliputi: Negeri 6 Semarang, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Pengawas Sekolah, Guru Peserta dan Instruktur. 2.2 Teknik dan Instrumen Pengumpul Arikunto (2016: 203), menjelaskan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Terdapat kaitan antara teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) wawancara, (2) angket, (3) observasi, (4) dokumentasi, (5) catatan rekaman, dan (6) tes. 3

4 Gambar 1. Tahapan Pengembangan Instrumen. 2.3 Teknik Analisis Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis kualitatif dengan analisis interaktif terdiri atas tiga komponen, yaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan simpulan. Teknik analisis kuantitatif dengan deskripsi kuantitatif dan uji t. Pada tahap pendahuluan, temuan dan fakta diperoleh mengenai pelaksanaan pelatihan TIK guru SMA Negeri di Kota Semarang yang selama ini diikuti akan dideskripsikan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif. Pada tahap pengembangan model akan didapatkan tentang informasi pelaksanaan model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang, hasil uji coba dan akhirnya menghasilkan model hipotetik. Pada tahap validasi akan diperoleh informasi mengenai tanggapan dari peserta pelatihan dan informasi FGD. Tanggapan dari subyek penelitian akan dianalisis dengan pendekatan deskripsi kuantitatif, sedangkan informasi hasil FGD dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Pada kegiatan uji coba model, peneliti mempersiapkan beberapa instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil eksperimen yang dilakukan. Dalam evaluasi proses peneliti menggunakan angket (kuantitatif) dan peneliti melakukan triangulasi dengan wawancara dan bahkan observasi partisipan untuk menggali lebih dalam tentang informasi dalam evaluasi proses (triangulation mixed method). Sedangkan dalam evaluasi hasil terutama untuk mengetahui keefektifan model instrumen yang digunakan adalah berupa angket. Angket yang digunakan oleh peneliti, yaitu angket test. Angket test bersisi beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan subjek penelitian tentang materi pelatihan. 4 Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

5 Tabel Teknik Analisis Dalam Penelitian. Tahap Penelitian Bentuk Sumber Jenis Studi Pendahuluan Pembinaan Pengawas Sekolah Instrumen Pengumpul Pedoman Wawancara Teknik Analisis Hasil Penelitian Model Faktual Pembinaan Pedoman Wawancara Angket Kompetensi TIK Angket Studi Pengembangan Model 2 Orang Ahli dari Akademisi Lembar Validasi Validasi Ahli Model Pengembangan Yang Valid Model 1 Orang Praktisi dari Pengawas Sekolah Lembar Validasi Validasi Ahli Uji Terbatas Coba Model Efektifitas Model Peningkatan Kompetensi TIK Guru Subjek Uji Coba 10 Subjek Uji Coba 10 Angket Observasi Test (Soal pre test dan pos test) t-test t-test Model Hipotetik (Model Yang Efektif) HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil uji coba model digunakan untuk mengetahui keefektifan model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang. 1. Reaction (Reaksi) Pada penelitian model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang ini, untuk mengukur reaksi pelaksanaan pelatihan menggunakan 3 (tiga) angket, yaitu: 5

6 Secara umum variabel efektivitas model pelatihan termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan skor nilai 74,50. Kondisi ini didukung nilai tertinggi pada item No. 3 dengan skor nilai 78 (kategori sangat baik), sedangkan untuk nilai terendah yaitu item No. 7 dengan skor nilai 70 (kategori sangat baik). SB (5) B (4) C (3) K (2) SK (1) Gambar 2. Grafik Efektifitas Model. A. Analisis Reaksi Pelaksanaan Berdasarkan data angket reaksi pelaksanaan pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan, maka diperoleh deskripsi tanggapan responden terhadap variabel reaksi pelaksanaan pelatihan sebagai berikut: Secara umum variabel reaksi pelaksanaan pelatihan termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan skor nilai 68,75. Kondisi ini didukung nilai tertinggi pada item No. 4 dengan skor nilai 74 (kategori sangat baik), sedangkan untuk nilai terendah yaitu item No. 5 dengan skor nilai 62 (kategori baik). SB (5) B (4) C (3) K (2) SK (1) Gambar 3. Grafik Reaksi Pelaksanaan. B. Analisis Evaluasi Instruktur Berdasarkan data angket evaluasi instruktur pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan, maka diperoleh deskripsi tanggapan responden terhadap variabel evaluasi instruktur pelatihan sebagai berikut: 6 Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

7 Secara umum variabel evaluasi instruktur pelatihan termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan skor nilai 71,22. Kondisi ini didukung nilai tertinggi pada item No. 3 dengan skor nilai 77 (kategori sangat baik), sedangkan untuk nilai terendah yaitu item No. 8 dengan skor nilai 66 (kategori baik). SB (5) B (4) C (3) K (2) SK (1) Gambar 4. Grafik Evaluasi Instruktur. 2. Learning (Pembelajaran) Cara melakukan evaluasi pada tahapan penelitian ini adalah dengan memperbandingkan antara pengetahuan peserta mengenai pelatihan tersebut sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan (pre test dan post test). Seberapa besar pencapaian pengetahuan melalui prosentase perbandingan pre test dan post test. Hasil pengukuran pre test dan post test Pengukuran terhadap hasil pelatihan TIK DFH (Daring From Home) 16 (enam belas) orang guru diolah dengan menggunakan SPSS, menghasilkan nilai sebagai berikut: DFH (Daring From Home) terhadap peningkatan kompetensi TIK guru. hasil uji statistik t-test menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata peningkatan kompetensi TIK guru sebelum penerapan model hipotetik dengan sesudah penerapan model hipotetik model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home). Besarnya nilai t hitung (14,10) > t tabel (2,13) sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Adanya perbedaan antara rerata sebelum dengan sesudah penerapan model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) ini dapat diartikan bahwa uji coba penerapan model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) dinilai mampu meningkatkan kompetensi TIK guru SMA Negeri di Kota Semarang secara efektif sesuai dengan tujuan pengembangan model. Pre Test Post Test Gambar 5. Grafik Pre Test dan Post Test Peserta. 7

8 3. Behaviour (Perilaku) Berdasarkan data angket dampak pelaksanaan pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan, maka diperoleh deskripsi tanggapan responden terhadap variabel dampak pelaksanaan pelatihan sebagai berikut: Secara umum variabel dampak pelaksanaan pelatihan termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan skor nilai 72,62. Kondisi ini didukung nilai tertinggi pada item No. 7 dan No. 10 dengan skor nilai 76 (kategori sangat baik), sedangkan untuk nilai terendah yaitu item No. 6 dengan skor nilai 69 (kategori sangat baik). SB (5) B (4) C (3) K (2) SK (1) Gambar Grafik Dampak. 4. Result (Hasil) Evaluasi terhadap hasil (result) bertujuan mengetahui perubahan aktifitas kerja peserta pelatihan terhadap tingkat produktifitas organisasi. Selain melalui observasi langsung dan wawancara dengan pimpinan organisasi, evaluasi terhadap hasil ini sangat disarankan menggunakan metode dokumentasi. Pada model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang ini, untuk mengukur result (hasil) peserta pelatihan menggunakan lembar dokumentasi hasil karya guru dalam membuat media pembelajaran berbasis internet (online). C. Keefektifan Model Keefektifan model dilihat dari aspek meningkatnya kompetensi TIK guru. Berdasarkan hasil uji paired samples, maka ditemukan adanya perbedaan rerata (mean) tertinggi antara sebelum (11,19) dengan sesudah (24,63) menerapkan model hipotetik, yakni sebesar 13,44. Adanya perbedaan yang signifikan antara rerata peningkatan kompetensi guru sebelum penerapan model hipotetik dengan sesudah penerapan model hipotetik model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang. Besarnya nilai t hitung (14,10) > t tabel (2,13) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara rerata sebelum dengan sesudah penerapan model manajemen pelatihan guru dapat diartikan bahwa model manajemen pelatihan dinilai mampu meningkatkan kompetensi TIK guru secara efektif sesuai dengan tujuan pengembangan model. Dari perhitungan nilai n-gain score didapatkan kriteria tinggi untuk 10 orang dan kriteria sedang untuk 6 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model manajemen pelatihan mampu untuk meningkatkan kompetensi TIK guru SMA Negeri di Kota Semarang. 8 Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

9 SIMPULAN Dari hasil uji coba model manajemen pelatihan TIK DFH (Daring From Home) guru SMA Negeri di Kota Semarang, maka didapatkan keefektifan model dilihat dari aspek meningkatnya kompetensi TIK guru. Berdasarkan hasil uji paired samples, adanya perbedaan rerata (mean) tertinggi antara sebelum (11,19) dengan sesudah (24,63) menerapkan model, yakni sebesar 13,44. Adanya perbedaan yang signifikan antara rerata peningkatan kompetensi sebelum penerapan model dengan sesudah penerapan model manajemen pelatihan. Besarnya nilai t hitung (14,10) > t tabel (2,13) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara rerata sebelum dengan sesudah penerapan model manajemen pelatihan sehingga dapat diartikan bahwa model manajemen pelatihan dinilai mampu meningkatkan kompetensi secara efektif sesuai dengan tujuan pengembangan model. Keefektifan model juga dapat dilihat dari respon guru dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Respon guru terhadap pelatihan dapat dilihat dari hasil analisis angket pada tabel deskripsi responden terhadap efektifitas model pelatihan. Secara umum efektifitas model pelatihan termasuk dalam kategori Sangat Baik dengan skor nilai 74,50. Kondisi ini didukung nilai tertinggi pada item No. 3 dengan skor nilai 78 (kategori sangat baik), sedangkan untuk nilai terendah yaitu item No. 7 dengan skor nilai 70 (kategori sangat baik). DAFTAR PUSTAKA Ade Rustiana Efektifitas untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. Vol. 1 No Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Eka Widiasih, Tri Suminar Monitoring dan Evaluasi Program Batik Brebesan (Studi di Mitra Batik Desa Bentar Kabupaten Brebes). Vol. 1 No. 1. Agustus Gaffar, M., Nurdin, D Manajemen Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Joko Sutarto, Sungkowo Edi Mulyono, Khomsun Nurhalim, Hesty Pratiwi Model Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kecakapan Hidup Berbasis Keunggulan Lokal Desa Wisata Mandiri Wanurejo Borobudur Magelang. Vol. 35 No. 1. Oktober Jurnal Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Joko Widodo, Masrukan, Kasir Santoso Pengembangan Model Pendidikan dan (Diklat) Partisipatif Integratif Kolaboratif untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Fisika SMA. Vol. 4 No. 2. Educational Management Mujiman, H Manajemen Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sri Susilogati Sumarti Efektifitas Pembelajaran Kimia Berbasis Life Skill Chemoentrepreneurship (CEP) dan Bagi Negeri Kota Semarang. Vol. 29 No. 1. Oktober Jurnal Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Subana, Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sucihatiningsih, Rusdarti Model Vokasional Berbasis Pemanfaatan Rebung Bambu pada Masyarakat Desa Paloan Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Vol. 2 No. 1. Journal of Vocational and Career Education Sugiyono Metode Penelitian,, dan R&D. Bandung: Alfabeta. UNESCO ICT Competency Framework For Teachers, by the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization 7, place de Fontenoy, PARIS 07 SP. Wulandari, Nur Aina Dwi Manajemen Penyelenggaraan Otomotif Dalam Mempersiapkan Warga Belajar Memasuki Dunia Kerja Di BLKI Semarang. Vol. 4 No 2. Oktober Universitas Negeri Semarang. 9

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan desain kelompok tunggal pretest dan posttest (one group pretest-posttest design)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN Oleh: Nasron Aziza, Bambang Sudarsono M.Pd. Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian ini mengacu pada model Research and Development (R & D) dari Borg

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

Fashion and Fashion Education Journal

Fashion and Fashion Education Journal ze FFEJ 4 (1) (2015) Fashion and Fashion Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN PEMBUATAN STRAPLESS SISWA KELAS XII SMK NEGERI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain 23 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group A III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian erdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

Automotive Science and Education Journal

Automotive Science and Education Journal ASEJ 2 (1) (2013) Automotive Science and Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej PERBAIKAN JOB SHEET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN/SERVIS ENGINE

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI Artikel Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

PENGARUH PEN GGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG MASALAH SOSIAL

PENGARUH PEN GGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG MASALAH SOSIAL PENGARUH PEN GGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG MASALAH SOSIAL Ai Fitri Purnama, Didi Sutardi Danawijaya, Momoh Halimah Program S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang digilib.uns.ac.id 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Pemilihan model Four-D ini karena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK Tersedia secara online EISSN: 252-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2 Nomor: 1 Bulan Januari Tahun 217 Halaman: 147 151 PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas pembelajaran, yakni menitikberatkan pada pengembangan kerangka model e- learning yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya penyelenggaraan pendidikan adalah guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang berada langsung

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Subjek penelitian adalah siswa-siswi dalam satu kelas XI IPA dengan jumlah 28

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design atau eksperimen semu. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta dengan materi Tata Surya.

Lebih terperinci

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA

OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA OUTLINE PROPOSAL METODE PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA. Review Oleh : Arif Hidayat JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

Lebih terperinci

Educational Management

Educational Management Educational Management 3 (2) (2014) Educational Management http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman MODEL SUPERVISI AKADEMIK BEBASIS EVALUASI DIRI MELALUI MGMP SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA DALAM SUB TEMA PERJUANGAN PARA PAHLAWAN KELAS IV SDN I KARANGTURI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DUNIA PERGURUAN TINGGI

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DUNIA PERGURUAN TINGGI Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DUNIA PERGURUAN TINGGI Nararya Rahadyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI CRITICAL THINKING SKILL OF STUDENT SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA

Lebih terperinci

Kata kunci: Metode Discovery, Metode Problem Solving, Kemampuan Berpikir Kritis

Kata kunci: Metode Discovery, Metode Problem Solving, Kemampuan Berpikir Kritis Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 10 Oktober 2017 PENGARUH METODE DISCOVERY DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Dicky Fauzi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meninjau pertimbangan dari kesesuaian tujuan penelitian adalah penelitian dan pengembangan atau Research

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd. JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen berfungsi untuk mengetahui pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen berfungsi untuk mengetahui pengaruh BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen berfungsi untuk mengetahui pengaruh percobaan/perlakuan terhadap karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni pendekatan yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO

EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO Radiasi.Vol.3.No.2.Mariska EFEKTIVITAS PEMBERIAN APERSEPSI DAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN GAYA SMP NEGERI 13 PURWOREJO Mariska, Eko Setyadi Kurniawan, Siska Desy

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena pendekatan ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri 3 Ciamis yang beralamat di Jalan Jl. Jendral Sudirman No. 32, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan 81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif berikut: 1. Pendekatan Kualitatif Dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN OTOMOTIF MATERI SISTEM REM PADA SISWA KELAS XI SMK PLUS NURURROHMAH KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN OTOMOTIF MATERI SISTEM REM PADA SISWA KELAS XI SMK PLUS NURURROHMAH KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Vol.05/No.02/Januari 2015 ISSN: 2303-3738 PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN OTOMOTIF MATERI SISTEM REM PADA SISWA KELAS XI SMK PLUS NURURROHMAH KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizal

Lebih terperinci

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TUTORIAL SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 BAJO KABUPATEN LUWU SULAWESI SELATAN Ilham Baharuddin Jurusan

Lebih terperinci

Journal of Vocational and Career Education

Journal of Vocational and Career Education JVCE 2 (1) (2017) Journal of Vocational and Career Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce Model Pelatihan Vokasional Berbasis Pemanfaatan Rebung Bambu pada Masyarakat Desa Paloan Kecamatan

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

HARIO WIJAYANTO A

HARIO WIJAYANTO A DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dilapangan atau dilokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan disain penelitian one group pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes satu kelompok, one design group pretest-postest (Arikunto, 2002). Penelitian

Lebih terperinci

Fashion and Fashion Education Journal

Fashion and Fashion Education Journal FFEJ 3 (1) (2014) Fashion and Fashion Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe EFEKTIFITAS MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMBUATAN SMOCK JEPANG SISWA SMK NEGERI 03

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005 : 5)

III. METODE PENELITIAN. merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Menurut azwar (2005 : 5) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dapat diklasifisikan kedalam dua jenis yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP THE EFFECTIVNESS OF KATA BERANTAI TECHNIQUE ON COUNSELING GROUP TO IMPROVE STUDENTS

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) UNTUK PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Ervan Johan Wicaksana (IKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan menggunakan desain Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di SMA Batik 1 Surakarta, berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 445 Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada semester genap kelas X IPS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 Agustus 7 September 2013 di SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Subjek Penelitian. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan flamboyan famboaman serui, Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Wahyu Hidayat, Zainuddin, Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimental design). Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian meliputi, pengumpulan, penyusunan dan penganalisisan serta penginterpretasian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif karena data yang diperoleh berupa data kualitatif. Selain itu penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan langkah-langkah atau metode ilmiah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan langkah-langkah atau metode ilmiah yang A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan langkah-langkah atau metode ilmiah yang mengikuti aturan atau prosedur tertentu. Ruseffendi mengemukakan bahwa: Penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA I SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variable Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: WAHYU SURYO WIDIYANTORO NPM. 12500034 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTOPIK PERKALIAN BENTUK ALJABAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL INFORMASI KARIR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 26 JAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL INFORMASI KARIR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 26 JAKARTA 87 PENGEMBANGAN MODUL INFORMASI KARIR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 26 JAKARTA Praditya Rizky Hutama 1 Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA PEMBELAJARAN TUNE UP SEPEDA MOTOR DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA PEMBELAJARAN TUNE UP SEPEDA MOTOR DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA PEMBELAJARAN TUNE UP SEPEDA MOTOR DI SMK YPE SAWUNGGALIH KUTOARJO Oleh: Ari Zulmi Hidayat, Bambang Sudarsono, Program Studi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan maksud apakah pelaksanaan layanan bimbingan karir dapat mempengaruhi dalam pemilihan jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN Sri Wahyuni 1) Abstrak: Praktikum Teknik Laboratorium II merupakan mata kuliah yang terintegrasi

Lebih terperinci

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). R&D merupakan metode

Lebih terperinci

Oleh: Syamsu Duha, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP UMP Purworejo

Oleh: Syamsu Duha, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP UMP Purworejo EFEKTIFITAS PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT PENGUKURAN TEKNIK PADA SISWA KELAS X SMK HASYIM ASY ARI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Syamsu Duha, Suyitno.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA Dini Hardaningsih 1, Ika Krisdiana 2, dan Wasilatul Murtafiah 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Lebih terperinci

OLEH : ROSI RIANA DEWINTA NPM

OLEH : ROSI RIANA DEWINTA NPM JURNAL PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN CARA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (EROSI, ABRASI, BANJIR, DAN LONGSOR) KELAS IV SDN BERBEK

Lebih terperinci