BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 KONDISI GEOGRAFIS Luas Wilayah dan Letak Tofografis Daerah Kabupaten Serang merupakan salah satu dari enam Kabupaten/Kota di Propinsi Banten, terletak diujung barat bagian utara pulau jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa dengan jarak ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5 50 sampai sengan 6 21 Lintang Selatan dan sampai dengan Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan dengan : Sebelah Utara dibatasi dengan Laut Jawa Sebelah Timur dibatasi Kabupaten Tangerang Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Luas wilayah secara administratif tercatat Ha yang terbagi atas 34 (tiga puluh empat) wilayah Kecamatan, 354 Desa dan 20 Kelurahan, secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini : II-1

2 Tabel 2.1 : Daftar Kecamatan dan Luas Wilayahnya di Kabupaten Serang. Ibukota Jumlah Desa/ No Nama Kecamatan Luas (km Kecamatan 2 ) Kelurahan 1 Anyer Anyer 155, Bandung Bandung 51, Baros Baros 44, Binuang Binuang 26, Bojonegara Bojonegara 30, Carenang Panenjoan 36, Cikande Cikande 50, Cikeusal Cikeusal 88, Cinangka Cinangka 111, Ciomas Sukadana 48, Cipocok Jaya Cipocok Jaya 31,54 8* 12 Ciruas Citerep 34, Curug Curug 43, Gunungsari Gunungsari 37, Jawilan Jawilan 38, Kasemen Kasemen 63, Kibin Kibin 29, Kragilan Kragilan 51, Kramatwatu Kramatwatu 48, Kopo Kopo 44, Mancak Labuan 74, Pabuaran Pabuaran 127, Padarincang Padarincang 99, Pamarayan Pamarayan 67, Petir Petir 46, Pontang Pontang 64, Pulo Ampel Sumuranja 32, Serang Kaligadu 25,88 12* 29 Taktakan Taktakan 47, Tanara Cerukcuk 49, Tirtayasa Tirtayasa 64, Tunjung Teja Tunjung Teja 39, Walantaka Pipitan 48, Waringin Kurung Waringin Kurung 51,29 11 *) Kelurahan II-2

3 Dari lingkungan kerja sebanyak 34 kecamatan tersebut terdapat didalamnya pulau-pulau yang berada di wilayah perairan Kabupaten Serang yang tercatat sebanyak 16 pulau diantaranya adalah Pulau Sangiang, Pulau Salira, Pulau Kali, Pulau Tarahan, Pulau Kemanisan, Pulau Cikatung, Pulau Panjang, Pulau Semut, Pulau Kubur, Pulau Lima, Pulau Gedang, Pulau Dua (Burung), Pulau Satu, Pulau Pamujan Besar, Pulau Pamujan Kecil dan Pulau Tunda (Babi). Kondisi Tofografi Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0 sampai dengan diatas permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas tofografi lahan dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dpl membentang dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat selat Sunda dan ketinggian 1778 m dpl terdapat dipuncak Gunung Karang yang terletak disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada umumnya ( 97,5 %) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 dpl Hidrologi dan Klimatologi a. Hidrologi Kondisi Hidrologi di Kabupaten Serang ditandai dengan terdapatnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang didalamnya, dalam pengelolaan sungai dikenal Satuan Wilayah Sungai (SWS) dan Daerah Aliran Sungai (DAS). Secara umum, baik SWS maupun DAS yang ada di Kabupaten Serang relatif tidak luas. Sungaisungai yang terdapat di Kabupaten Serang memiliki lebar yang relatif kecil (lebar kurang dari 50 m) dan pendek (panjang kurang dari 100 km). Selain itu terdapat DPS (Daerah Pengelolaan Sungai), yakni pengelolaan satu atau beberapa DAS secara bersama yang dilakukan dalam pelaksanaan perencanaan dan pengelolaan karena faktor efisiensi dana dan pelaksanaan. Di Kabupaten Serang hanya ada SWS Ciujung-Ciliman, yang terdiri dari DAS-DAS Cidurian, Ciujung, dan Cibanten. Ketiga DAS itu terdiri dari sub-sub DAS dengan rincian luas sebagaimana disajikan pada Tabel 4.1. Sungai yang besar adalah Cidurian dan Ciujung. Sungai Cidurian berhulu di Kabupaten Tangerang. Sebagian besar sungai mengalir ke arah utara menuju Laut Jawa. DAS Cidanau mengalir ke barat, Selat Sunda. Di sebelah selatannya terdapat DAS Ciliman dimana terdapat dua II-3

4 arah pengaliran, yakni pada umumnya ke utara menuju Laut Jawa atau Teluk Banten, dan sebagian ke barat menuju Selat Sunda. Tabel 2.2. Daftar DAS/Sub DAS di Kabupaten Serang. No. Nama DAS Sub DAS Luas (Ha) 1. Cidurian ,00 Cidurian Hulu ,00 Cibeureum ,00 Cidurian Hilir ,00 Cimanceuri Hulu ,00 Cirarab ,00 Cimanceuri Hilir 9.235,00 2. Ciujung ,00 Ciujung Hulu (a) ,00 Ciujung Hulu (b) ,20 Ciujung Tengah ,80 Ciujung Hilir ,00 Ciujung Kulon (Cikeuruh) ,00 3. Cibanten ,00 Cibanten ,00 K Grogol 5.750,00 Bojonegara 5.270,00 K. Lombang 7.560,00 Cibeber ,00 K. Anyer 6.560,00 Cikoneng 6.910,00 Cipasauran ,00 4. Cidanau ,00 Cikakalumpay 7.831,00 Cisaat 4.900,00 Cisawarna 4.579,00 Cibojong 2.960,00 Cihoreang 1.040,00 Cicangkadan 1.310,00 II-4

5 Di Kabupaten Serang terdapat danau, rawa, situ atau waduk sebagai disajikan pada tabel-tabel 4.2. dan 4.3. Kedua tabel ini mengenai perairan yang sama, namun oleh karena memperlihatkan data yang saling tumpang tindih dan berbeda, maka disajikan keduanya. Perbedaan utamanya pada pemasukan waduk, luas, cakupan lokasi, dan volume airnya. Tabel 2.3. Daftar danau, rawa, situ, telaga, dan waduk Kabupaten Serang versi 1. No. Nama Perairan Luas (Ha) Lokasi Desa Kecamatan 1 Citaman 1,00 Taman Sari Baros 2 Waduk Cilesung 2,50 Sukacai Baros 3 Boyongbong - Pamanuk Carenang 4 Bojong Herang 10,00 Pamanuk Carenang 5 Rawa Gede Kawao 2,50 Binuang Carenang 6 Rawa Pariuk 10,00 Ragasmasigit Carenang 7 Ciherang 10,00 Cikanede Cikande 8 Cibulakan 0,05 Kurungkotok Ciomas 9 Belungun 9,37 Sentul Kragilan 10 Tasikardi 20,00 Margasana Kramat Watu 11 Rampones 1,00 Sindangmandi Pabuaran 12 Sindang Mandi 6,00 Sindangmandi Pabuaran 13 Cirahab 1,00 Cipayung Padaricang 14 Rawa Danau 1.300,00 Cigedug Padaricang 15 Telaga Wangsa 1,00 Cipayung Padaricang 16 Rawa Arung 17,00 Rawa Arun Pulo Merak 17 Cikulur 0,05 Kranji Taktakan 18 Jakung 2,00 Cilowong Taktakan 19 Peso Raut 10,00 Kemining Tunjung Teja 20 Ciwaka 2,97 Ampal Walantaka II-5

6 Tabel 2.4 Daftar rawa, situ, telaga, dan waduk Kabupaten Serang versi 2 (Anonim 2002). No. Nama Perairan Lokasi Luas Volume Air (Desa/Kecamatan) (Ha) (1000 m 3 ) 1 St. Belungun Cijeruk/Cikande 2,5 75,5 2 St. Ciherang Banjar Banjar/Cikande 5,3 156,0 3 St. Teratai St. Teratai/Cikande 26,0 390,0 4 Wd. Cikande Cikande/Cikande 4,0 254,0 5 Wd. Ciwaka Pengapelan/Walantaka 4,5 90,0 6 St. Cibiral Tanjungsari/Pabuaran 0,6 16,0 7 St. Rampones Sindang Mandi/ Pabuaran 8 St. Sindang Mandi Sindang Mandi/ Pabuaran 9 St. Tasik Kardi Margasana/Kramatwatu 2,0 30,0 10 Rw. Danau Cinangka/Padarincang 11,0 220,0 11 Telaga Wangsa Cipayung/Padarincang 12 St. Cirahap Cipayung/Padarincang 13 St. Ranca Gede Babakan/Pamarayan 26,0 416,0 Jakung 14 Rw. Arum Rawa Arum/Pulau Merak 15 Rw. Gede Kawao Binuang/Cirenang 16 Rw. Bojong Herang Pamanuk/Cirenang 17 Rw. Bojong Pring Gabus/Cirenang 18 St. Cikulur Kranji/Taktakan 19 St. Jakung Cilowong/Taktakan 20 Rw. Pasar Raut Bojong Menteng/Petir 21 Rw. Enang Kemuning/Tanjung Teja 22 St. Cibulakan Sukabana/Ciomas 23 St. Otaman Tamansari/Baros 24 Wd. Cilesung Sukaca/Baros 25 Wd. Balungan Sentul/Kragilan 4,0 26 Wd. Ciranjen Junti/Junti 3,0 286,0 27 Wd. Cibulegar Cibulegar/Cibulegar 2,0 46,0 28 Wd. Cipaseh Anyer/Anyer 4,3 7,1 29 Wd. Citawing Cinangka/Cinangka 3,2 110,6 30 Wd. Ciligawir Kadu Embe/Citasuk 3,2 480,0 31 Wd. Ciujung Lama Pepetan/Pontang 60, ,0 32 Wd. Lontar Lontar/Tirtayasa 6,9 412,0 Total 4.251,0 Keterangan: Rw = Rawa St = Situ Wd = Waduk. II-6

7 b. Klimatologi Iklim dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis klasifikasi. Menurut Köppen, daerah belahan Utara Serang beriklim Ama, sedangkan belahan Selatan Serang umumnya beriklim Afa, meskipun ada juga yang beriklim Cfa. Daerah belahan Utara Serang dengan demikian mempunyai bulan kering selama satu bulan atau lebih dalam setahun. Bagian Selatan Serang pada umumnya tidak mempunyai bulan yang jelas-jelas merupakan bulan kering. Pada bagian yang beriklim Cfa mempunyai karakteristik hujan yang serupa dengan daerah bagian Selatan Serang, tetapi di daerah ini suhu pada bulan terdingin dapat mencapai < 18 C dan pada bulan terhangat bisa melebihi 22 C. Tipe Iklim B1 C2 C3 D1 D2 D3 E2 E3 E4 Daerah Penyebaran Padarincang Cinangka, Kopo Cikeusal, Curug Ciomas Pabuaran, Pamarayan Keragilan, Petir, Anyer dan Walantaka Serang, Waringin Kurung, Taktakan, Mancak Baros, Ciruas, Tirtayasa Kasemen, Kramatwatu, Bojonegara, Pontang Tabel Klasifikasi iklim Kabupaten Serang menurut pembagian Kecamatan dengan menggunakan cara Mohr (1933). Menurut klasifikasi Mohr (1933), daerah Serang mempunyai enam bulan basah (November-April) dan enam bulan (Mei-Oktober) yang tidak termasuk bulan basah atau kering (Tabel 2.4). Pada saat bulan basah, curah hujan melebihi laju penguapan. Pada bulan yang diguyur curah hujan antara 60 mm sampai 100 mm terjadi keseimbangan antara curah hujan dan besar penguapan. Secara umum daerah Kabupaten Serang sebenarnya cukup memperoleh air dari hujan secara alami. Oleh karena itu dengan pengelolaan air-tanah-hutan yang baik dan benar serta sistem irigasi dan drainase yang baik dan tepat, maka daerah penduduk Kabupaten Serang secara umum sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan airnya sendiri. II-7

8 Fluktuasi kelembaban udara rata-rata bulanan antara tahun 1991 sampai dengan 2003 secara rata-rata terjadi kecenderungan penurunan kelembaban udara sekitar 4 %, namun kelembaban minimum rata-rata meningkat sekitar 2 %, sedangkan maksimum rata-ratanya relatif tetap. Hal ini agaknya menunjukkan semakin gersangnya kondisi udara di Kabupaten Serang dalam kurun waktu 23 tahun terakhir. Perubahan pola iklim ini juga ditandai dengan fluktuasi perubahan curah hujan yang semakin menurun, fluktuasi penguapan yang semakin meningkat, dan lama (durasi, duration) penyinaran matahari yang relatif tetap sejak 1991 sampai dengan 2003 di kota Serang. Semua uraian di muka merupakan indikasi telah terjadi perubahan pola iklim di kota Serang yang semakin kering. Curah Hujan Sebagai parameter yang sangat penting dalam menentukan iklim dan neraca air (water balance) di Kabupaten Serang, curah hujan digambarkan dalam bentuk isohyet rata-rata (normal) hujan bulanan yang diolah dari data 30 tahun ( ) sebagai dipersyaratkan oleh World Meteorological Organization (WMO) untuk memperoleh gambaran yang lebih teliti dan baku (standard). Peta isohyet bulanan disajikan oleh BMG (2004) sebagai pada Gambar 2.2 sampai dengan 2.7. Dari gambar-gambar tersebut nampak daerah selatan secara umum cukup air sepanjang tahun, namun bagian utara cenderung kering pada bulan Juni-Oktober. Dari data yang ada dan gambar-gambar tersebut dapat disimpulkan berbagai hal di Kabupaten Serang sebagai disajikan pada Tabel 2.1. Curah hujan yang agak basah (100 - < 200 mm) sampai dengan basah ekstrim ( 500 mm) terjadi di Kabupaten Serang, namun di kota Serang hanya sampai basah (300 - < 400 mm). Kekecualian terdapat di wilayah-wilayah Barat Laut (BL)-Utara (U)-Timur Laut (TL)-Timur (T) dan Tenggara (Tg) yang pada bulan Juli (7) sampai dengan bulan September (9) cenderung selalu tidak basah (< 100 mm). Bahkan sering kering (< 60 mm) sebagaimana terjadi dari bulan Mei sampai dengan September 1998 yang hanya mencapai masing-masing 39,8 mm; 53,4 mm; 54,5 mm; 14,6 mm; dan 20,2 mm saja. Curah hujan tahunan selalu di atas 1000 mm di wilayah utara dan ada yang lebih dari 3000 mm di wilayah selatan. II-8

9 Kekeringan seperti ini seringkali berkaitan dengan kejadian bencana alam di mana pada kejadian El Nino terjadi bencana kekeringan yang panjang karena curah hujan kurang. Umumnya bencana kekeringan terjadi pada bulan-bulan Juni sampai dengan Agustus, dan bahkan dapat terus terjadi sampai dengan bulan Oktober. Sebaliknya mulai semakin sering terjadi bencana banjir, erosi tanah (soil) berlebihan, dan tanah longsor (gerakan tanah) yang sering dan terjadi dalam wilayah yang cukup luas akibat curah hujan berlebihan pada kejadian La Nina dalam tingkat global. Banjir umumnya terjadi pada bulan-bulan Desember-Januari dan kadang-kadang juga sampai dengan bulan Februari-Maret sebagaimana yang terjadi pada tahun Pada tahun 2004 ini diperkirakan oleh BMG (2004) bahwa curah hujannya di bawah normal (lebih rendah dari harga normal) sampai dengan rata-ratanya (normal). Awal musim kemarau diperkirakan maju atau sama dengan keadaan rata-ratanya. Di bagian Utara Kabupaten Serang diperkirakan musim kemarau paling awal terjadi pada minggu kedua bulan April dan paling akhir pada minggu ketiga bulan Mei Curah hujan di bawah normal terjadi di bagian Selatan Kabupaten Serang, sedangkan curah hujan normal berlangsung pada bagian Utara Kabupaten Serang. Bagian Selatan diperkirakan mulai memasuki musim kemarau minggu kedua bulan Mei-minggu pertama bulan Juni, yakni kurang lebih sama dengan kejadian rata-ratanya, dengan sifat hujan di bawah normal. Bagian Utara musim kemarau diperkirakan mulai terjadi pada minggu kedua bulan Aprilminggu pertama bulan Mei 2004, yaitu mundur sekitar satu (1) dasarian (10 hari), namun curah hujannya normal (kurang lebih sama dengan rata-ratanya). Jumlah hari hujan rata-rata dalam setahun di Serang cukup banyak, yaitu mencapai 187 hari atau rata-rata setiap dua hari turun hujan. Jumlah hari hujan rata-rata di Serang tahun tersebut bervariasi yaitu antara 7 hari pada bulan Agustus, sampai dengan 24 hari pada bulan Januari dan Februari (Gambar 2.1). Sebagaimana dengan curah hujan, variasi tersebut secara umum berbentuk cekungan dengan lembah yang berada pada pertengahan dan puncak pada awal dan akhir tahun. Namun demikian pada bulan Juni, jumlah hari hujannya (18 hari) justru lebih banyak dari bulan Mei (12 hari) atau Juli (9 hari). Jumlah hari yang banyak pada bulan Juni tersebut ternyata tidak memberi curah hujan yang lebih banyak dari bulan Mei sebagaimana terlihat dalam Gambar Hal ini II-9

10 Hari Hujan (hari) menunjukkan bahwa lama waktu hujan rata-rata setiap hari dan atau kederasan hujan pada bulan Juni lebih rendah dari pada bulan Mei. Selain yang berkaitan dengan hujan, terdapat parameter-parameter lain penyusun iklim yaitu suhu udara dan kelembaban. Suhu udara di Serang berkisar antara 21,9-32,1 o C, sedangkan tingkat kelembaban rata-rata sekitar 78 %, dan rata-rata penyinaran matahari mencapai 69,2 %. Data yang digunakan dalam uraian mengenai iklim ini adalah data 20 tahunan dari BMG (2004) yaitu antara tahun 1976 sampai Dengan demikian hasil analisis ini cukup teliti. Data tersebut menunjukkan bahwa curah hujan ratarata per tahun mencapai 1744 mm atau rata-rata setiap bulan mencapai 145,3 mm. Hasil tersebut merupakan hujan bulanan rata-rata di Serang yang berkisar antara 61 mm yaitu pada bulan Juli sampai 318 mm pada bulan Januari (Gambar 2.14). Dengan demikian secara rata-rata tidak ada bulan kering ( 60 mm) walaupun antara bulan Mei sampai Oktober juga tidak termasuk bulan basah ( 100 mm). Bulan Juli sampai September nyaris merupakan bulan kering. Berdasarkan itu semua, maka kosien (quotient, Q) Kabupaten Serang secara umum adalah 0 sehingga termasuk bertipe A menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951) yang telah disesuaikan untuk kondisi Indonesia. Jumlah Hari Hujan Rata-rata di Serang Tahun Bulan Jumlah Hari Hujan Gambar : Jumlah hari hujan rata-rata di Serang tahun II-10

11 Curah Hujan (mm) Schmidt dan Ferguson (1951, sebagai aplikasinya dari klasifikasinya tahun 1933) sendiri menyebutkan bahwa daerah di Stasiun Klimatologi Serang beriklim B. Perbedaan penggolongan jenis iklim ini dapat terjadi karena beberapa sebab. Pertama, perbedaan tersebut bisa terjadi karena perbedaan tahun pengambilan data. Dengan curah hujan pada bulan Juli (61 mm) dan bulan sekitarnya yang rendah, tidak tertutup kemungkinan terjadinya bulan kering pada tahun-tahun tertentu. Jika data dengan bulan kering tersebut yang diambil, maka daerah kajian tersebut mempunyai bulan kering antara 1,5 bulan sampai hampir tiga bulan sehingga digolongkan beriklim B menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson tersebut. Kedua, perbedaan itu dapat terjadi karena memang terjadi perubahan iklim, khususnya antara sebelum tahun 1950an dengan setelah 1970an. Kemungkinan ketiga, perbedaan tersebut dapat terjadi karena perbedaan Stasiun Klimatologi yang digunakan. Secara keseluruhan Kabupaten Serang mempunyai iklim yang tidak seragam. Meskipun sebagian besar beriklim A atau B, tetapi ada beberapa tempat yang bertipe C seperti di Bojonegara dan bahkan D seperti di sekitar Anyer. Semakin ke arah hulu (pegunungan) curah hujan dan hari hujan agaknya semakin tinggi dan sering, namun semakin ke arah laut curah hujan dan hari hujan agaknya semakin rendah dan jarang. Curah Hujan Bulanan (mm) Rata-rata di Serang Tahun Bulan Curah Hujan Bulanan (mm) Gambar : Curah hujan bulanan rata-rata di Serang tahun II-11

12 2.1.3 Sebaran Kawasan Budidaya Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya, sebagian besar penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu seluas ,40 Ha yang terdiri dari sawah tadah hujan seluas ha, sawah irigasi seluas Ha, yang sebagian besar berada di Serang Bagian Utara yang membentang mulai dari Kecamatan Kramatwatu Bagian utara, Kasemen, Pontang, Tirtayasa dan Tanara. Tegalan seluas ,35 Ha tersebar diseluruh Kabupaten Serang, kebun campuran seluas ,10 Ha yang sebagian besar berada di Wilayah Serang bagian Selatan diantaranya Kecamatan Petir, Tunjung Teja, Baros, Curug, Pabuaran, Padarincang, Ciomas, Gunungsari, Mancak dan Kecamatan Cinangka, perkampungan seluas ,97 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang, perumahan seluas Ha, dan jasa seluas 3.305,26 Ha sebagian besar terkonsentrasi di Wilayah Kota Serang dan Kramatwatu, sehingga luas lahan budidaya secara keseluruhan sejumlah ,01 Ha Kawasan Lindung dan Kawasan Rawan Bencana a. Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung selain sempadan sungai dan pantai, terdapat diwilayah Serang Selatan dan Utara yaitu diwilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan diwilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Perkembangan yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan, sehingga diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4361,79 ha dari 17906,61 ha menjadi tinggal 13544,82 ha peta kawasan lindung dan budidaya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini. II-12

13 Gambar Peta sebaran hutan pada tahun 1999 di Kabupaten Serang dibuat oleh Adipandang. b. Kawasan Rawan Bencana Keadaan geofisika Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng (plate) yang ada di dalamnya. Indonesia merupakan daerah pertemuan antara lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke barat dan lempeng Asia Tenggara (lempeng Sunda atau lempeng Eurasia) yang bergerak ke selatan. Di samping ketiga lempeng besar tersebut terdapat juga lempeng mikro yang disebut dengan platelet Sumatera, di mana gerakannya berbeda dan bervariasi menurut lokasi. Di bagian utara terdapat lempeng Filipina. Interaksi antara lempeng Indonesia-Australia dengan Eurasia antara lain tercermin oleh bentuk Palung Sunda yang memanjang sejajar dengan busur Sunda. Bentuk palung ini terjadi akibat dari kegiatan penunjaman lempeng Indo- Australia ke bawah lempeng Sunda, di mana di selatan Pulau Jawa berarah barattimur dan pergerakannya ke arah tegak lurus selatan-utara, sedangkan di barat daya Pulau Sumatera berarah barat laut-tenggara mengarah barat daya-timur laut, II-13

14 namun menyerong barat laut-tenggara. Pertemuan lempeng-lempeng bumi ini yang menyebabkan terjadinya gempa bumi, dan juga kemungkinan tsunami. Kondisi geologi di Selat Sunda sangat mempengaruhi sifat geologi dan geofisika Propinsi Banten secara umum maupun Kabupaten Serang secara khusus. Pengaruh tersebut tercermin dari: 1) Adanya ujung patahan atau sesar Sumatera (sesar Semangko) di Sumatera yang memanjang sampai Selat Sunda, yang merupakan jenis sesar geser aktif dengan panjang 1650 km, yang memiliki pergerakan lateral antara km dan percepatan horizontal 6 cm/tahun; 2) Bentuk umum daerah sebelah utara wilayah Propinsi Banten yang bermorfologi dataran dengan dominasi batuan sedimen atau alluvium atau perbukitan di G. Gede, sedangkan daerah selatan yang bermorfologi perbukitan/pegunungan dibentuk oleh batuan-batuan beku, metamorf, dan batuan hasil kegiatan gunung api (vulkanik); 3) Intensitas struktur patahan (fault) dan lipatan (fold) yang lebih tinggi di daerah selatan dibandingkan dengan daerah bagian utara; 4) Arah sungai yang umumnya mengalir dari selatan dan tengah yang berupa perbukitan bergelombang ke arah utara yang umumnya berupa dataran pantai, sedangkan di Kabupaten Serang bagian barat daya dan bagian barat laut Kabupaten Pandeglang pola pengaliran air permukaannya mengarah dari timur ke barat; 5) Adanya mata air panas di sekitar Rawa Dano, yang menunjukkan sisa-sisa kegiatan volkanisme, dan Rawa Dano merupakan kawah purba; 6) Terdapatnya gunung berapi seperti Gunung Anak Krakatau yang sangat aktif dan merupakan bentukan sejak sekitar tahun 1930an setelah peristiwa letusan Krakatau tahun 1883 yang menghancurkan bagian tengah gunungapi itu sehingga sangat terkenal; serta perbukitan Gunung Karang, Gunung Condong dan Gunung Pulasari di bagian selatan Kabupaten Serang; 7) Tingginya tingkat kegempaan di bagian selatan Propinsi Banten, meskipun untuk di Kabupaten Serang lebih banyak terasa di wilayahnya bagian selatan; 8) Pernah terjadinya tsunami akibat letusan Gunungapi Krakatau tahun 1883 yang menggemparkan dunia waktu itu karena tenaga dan tinggi gelombang II-14

15 tsunami yang dihasilkannya, dan menyapu dataran pesisir sekeliling dan tepi Selat Sunda, termasuk perairan barat Kabupaten Serang. Sebagian besar tanah di dataran alluvial wilayah utara yang berasal dari pegunungan di selatan merupakan endapan detritus (detrital sediment) bertekstur sangat halus baik berupa lumpur maupun suspensi karena merupakan hasil kikisan aliran air dan telah mengalami jarak transportasi yang cukup panjang, khususnya pada saat air sungai banjir. Meskipun demikian tanah-tanah tersebut mempunyai sedikit perbedaan dalam bentuk dan kandungannya terhadap endapan dari dasar-dasar sungai, muara dan laut. Endapan yang ada kebanyakan terdiri dari tanah liat yang halus, pasir, kerikil, dan kadang-kadang kerakal. Sebagian pulau merupakan pulau koral yang datar, tetapi sebagian pulau lainnya seperti P. Sangiang di bagian tengahnya merupakan perbukitan. Dari batuan yang tersingkap (outcrop) di Kabupaten Serang, dan dari berbagai laporan yang dapat ditemukan (termasuk Sudarman dan Herawan 1997, Anwar dan Herawan 2001), dapat diketahui stratigrafi dan sejarah geologi pembentukan daratan, perairan laut, dan pulau-pulau kecil yang ada di daerah ini. Secara umum semua batuan dan satuan sedimen yang ada berumur muda. Batuan tertua berumur Pleistosen Bawah, mungkin sekitar tujuh (7) juta tahun lalu, pada saat mana terbentuk batuan vulkanik lava andesit dan breksi vulkanik yang berkaitan dengannya akibat proses desintregrasi/pelapukan fisik dan gerakan tanah (land movement) pada daerah gunung api, baik dalam bentuk runtuhan, longsor, ataupun rayapan tanah perbukitan vulkanik yang terbentuk. Pada kenyataannya, sebagian besar bagian tengah Pulau Jawa sekarang merupakan pusat kegiatan vulkanik purba dalam bentuk rantai pegunungan gunung api (volcano) dan endapan volkanik memperlihatkan peta geologi regional di daerah Kabupaten Serang dan Kota Cilegon pada umumnya. Sebagian besar dari gunung api yang berada di Kabupaten Serang berumur relatif muda, sudah mati, dan hanya meninggalkan bekas-bekas litologi batuan beku, breksi vulkanis dan tuf (tuff) serta morfologi puncak-puncak dan lembah-lembah purba sebagaimana perbukitan dan kawah purba Rawa Danau. Pada kala itu, wilayah ini merupakan Gunung api (volcano) Danau. Sebagian dari endapan piroklastik berasal dari letusan gunung-gunung api yang lain, termasuk II-15

16 dari Gunung Krakatau purba. Sisa-sisa hasil letusannya yang berupa breksi vulkanis dan tuf tersebar luas, antara lain di bagian barat daya Kabupaten. Ukuran fragmen breksi vulkanik berkisar dari kerikil sampai bongkah dengan matrik (matrix) yang ikut menyemen batunya berukuran lebih halus. Sebagian fragmen berupa batu apung (pumice) yang sangat ringan. Pada kala Peistosen Tengah, gunung api terus bererupsi mengeluarkan lava dan batuan piroklastik (pyroclastic) yang serupa. Hasil erosi dan transportasi permukaan (run off) membuat banyak endapan pasir, breksi, dan konglomerat. Sementara itu selama kala Pleistosen, dan bahkan sampai dengan sekitar 6000 tahun lalu, muka laut berubah-ubah elevasinya, dengan tenggang kisaran sampai sekitar 140 m. Sewaktu muka air 140 m di bawah elevasi laut sekarang, maka Laut Jawa dan sebagian besar Selat Sunda merupakan daratan, di mana sungaisungai dari kabupaten Serang menuju sungai-sungai yang ada di kedua dasar laut tersebut dalam bentuk aliran sungai di dasar laut sekarang yang berukuran lebih besar dan lebih panjang dari yang ada di permukaan daratan Kabupaten Serang yang sekarang. Sisa-sisa petunjuk muka laut purba yang lebih tinggi dari elevasi sekarang tersebar terputus-putus dalam bentuk terumbu karang terangkat pada berbagai pantai di Kabupaten Serang Informasi Geografis Lainnya Suhu (temperatur) udara merupakan salah satu tolok ukur penting dalam penetapan bencana kekeringan dan kebakaran. Berkaitan dengan bencana, pada periode kejadian El Nino curah hujan kurang sehingga lingkungan hidup kekeringan. Apalagi pada saat tersebut, sebagai contoh, bahkan para petani masih sering membakar jerami yang meningkatkan suhu udara dan menambah kekeringan lingkungannya. Kelembaban udara merupakan parameter penting yang cukup mempengaruhi kehidupan biota di alam. Kelembaban udara akibat kekeringan akan mengurangi cadangan air dalam tubuh biota yang selanjutnya dapat mengurangi kemampuan biota untuk tetap hidup dan berkembang biak. Secara umum kehidupan mahluk hidup sangat tergantung air. Bagian Selatan Kabupaten Serang lebih basah (berintensitas curah hujan cukup tinggi) dan bersuhu lebih rendah dibandingkan dengan bagian Utaranya. II-16

17 Jan. Feb. M ar. A pr. M ei Juni Jul i A gs. S ep. O kt. N op. D es. Kecenderungan (trend) perubahan suhu udara rata-rata di Kabupaten Serang secara umum masih belum menunjukkan peningkatan berarti berdasar data pengukuran dari tahun meskipun terjadi kenaikan 0,06 C/20 tahun. Kecenderungan ini berbeda dengan misalnya di daerah (Kabupaten dan atau Kotamadya Tangerang) yang meningkat cepat yakni 0,75 C/20 tahun (Gambar 2.8). Kestabilan suhu udara ini diperkirakan karena Kabupaten Serang tidak terlalu mengalami tekanan kependudukan sebagaimana di Kabupaten (Kota) Tangerang yang dekat dan merupakan daerah satelit (suburb) dari kota Jakarta dan bagian dari wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang sangat padat penduduk. Fluktuasi suhu bulanan disajikan pada Tabel 2.2. dan Gambar 2.9 yang diolah dari data BMG (2004). Dengan menggunakan indeks kekeringan (dryness index) cara Byrom (1968) dapat diketahui bahwa dari tahun (20 tahun) tingkat kekeringan di Kabupaten Serang adalah 722, sehingga termasuk rendah (di bawah 1000). Hal ini diperkirakan karena tekanan penduduk belum terlalu parah ditinjau dari ratarata kepadatan penduduknya per km 2 luas wilayahnya. Di samping itu mungkin oleh adanya hutan yang masih agak lebat di bagian selatan Kabupaten Serang. Tabel 2.2. Suhu maksimum, rata-rata, dan minimum bulanan rata-rata. B ul an U nsur S uhu U dara M aksi m um 30, 2 30, 6 31, , , , 5 32, 7 31, 9 31 S uhu U dara M i ni m um 23, 3 23, 2 23, 3 23, 4 23, 3 22, 8 22, , 2 22, 8 23,3 23, 3 S uhu U dara R at a - rat a 26, 8 26, 9 27, 4 27, 7 27, 8 27, , 4 27, 8 27, 6 27, 1 II-17

18 TEMPERATURE TEMPERATURE ( O ( O C ) C ) FLUKTUASI SUHU UDARA RATA-RATA FLUKTUASI SUHU UDARA RATA-RATA DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2002 DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2002 Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Ags. Sep. Okt. Nop. Des. Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Ags. Sep. Okt. Nop. Des. BULAN BULAN Suhu Udara Maksimum Suhu Udara Minimum Suhu Udara Rata-rata Suhu Udara Maksimum Suhu Udara Minimum Suhu Udara Rata-rata Gambar 2.9. Fluktuasi suhu maksimum, rata-rata, dan minimum bulanan rata-rata. II-18

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.

BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN. a. Luas wilayah dan letak geografis 1. ± 70 km dari kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia. BAB III DESKRIPSI PANTAI ANYER BANTEN A. Keadaan Geografis Pantai Anyer a. Luas wilayah dan letak geografis 1 Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Propinsi Banten, terletak

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN peubah dalam model yang akan membatasi keberhasilan model. Beberapa batasan yang dijadikan sebagai asumsi dalam model ini adalah : a. Laju pertambahan limbah dari industri yang masuk ke sungai mengikuti

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI IV.1 Kabupaten Serang IV.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Serang terletak di ujung barat wilayah Propinsi Banten dan posisi 105º7 106º 22 Bujur Timur serta 5º 50

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BATAS JUMLAH SPP-UP PADA SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON 4.1. Letak Geografis dan Administratif Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang berkembang pesat terutama di bidang industri. Berdasarkan RTRW nasional (PP

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Propinsi BANTEN. Total Kabupaten/Kota

Propinsi BANTEN. Total Kabupaten/Kota Propinsi BANTEN Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 8 : 154 : Rp. 236.193 : Rp. 16.353 : Rp. 252.545 92 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 15 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi Kabupaten Lebak secara geografis terletak antara 6º18'-7º00' Lintang Selatan dan 105º25'-106º30' Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha atau 3.044,72 km².

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang Hasil Pendaftaran (Listing ) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang No. 02/3604/Th. I, 3 Juli 2017 Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Kabupaten Serang 1 1 5.

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di dunia. Hal ini juga terjadi di Indonesia, dimana banjir sudah menjadi bencana rutin yang terjadi setiap

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,

Lebih terperinci

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA) PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA) Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA I. PENDAHULUAN Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 i KATA PENGANTAR Penyajian prakiraan musim kemarau 2016 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diterbitkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat disamping publikasi

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat. KATA PENGANTAR Laporan rutin kali ini berisi informasi analisa hujan yang terjadi pada bulan Mei 2011 di wilayah Banten dan DKI Jakarta. Serta informasi prakiraan hujan untuk bulan Juli, Agustus, dan September

Lebih terperinci

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012 Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Stasiun Klimatologi Pondok Betung Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL Website:

Lebih terperinci

Judul Artikel PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN SERANG. Di tulis oleh: Subki, ST

Judul Artikel PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN SERANG. Di tulis oleh: Subki, ST Judul Artikel PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN SERANG Di tulis oleh: Subki, ST Disampaikan kepada: Tim redaktur/pengelola website DLHK Provinsi Banten Kawasan pusat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Metodologi merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang 5.1.1 Kondisi Geofisik 5.1.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Serang merupakan salah satu dari enam kabupaten/kota di propinsi Banten,

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013 Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Stasiun Klimatologi Pondok Betung Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN

09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN 09. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI BANTEN 98 Urea SP36 KCl Urea SP36 KCl Urea SP36 KCl Banten/ 1. Ciledug Kodya Tangerang 2. Larangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG,

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp. (021) 7353018, Fax: (021) 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 40 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Lokasi penelitian berada di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok seluas 462 ha. Secara geografis daerah penelitian terletak

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 01 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN PADA SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

Propinsi Banten dan DKI Jakarta BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SERANG

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SERANG PEMERINTAH KABUPATEN SERANG DINAS PEKERJAAN UMUM JALAN SAMAUN BAKRI TELP/FAX. (0254) 200363 SERANG 42113 PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Leuwigajah TPA Leuwigajah mulai dibangun pada tahun 1986 oleh Pemerintah Kabupaten Bandung karena dinilai cukup cocok untuk dijadikan TPA karena

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016 B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,

Lebih terperinci

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012 Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012 Prakiraan Hujan Stasiun Klimatologi Pondok Betung Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262

Lebih terperinci

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Umum 4.1.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kota Jambi sebagai pusat wilayah dan Ibukota Provinsi Jambi, secara geografis terletak pada koordinat 01 32 45

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''- 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Lokasi Penelitian Tempat penelitian secara administratif terletak di Gunung Rajabasa, Kalianda, Lampung Selatan tepatnya secara geografis, terletak antara 5 o 5'13,535''-

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA Sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk kota Jakarta, hal ini berdampak langsung terhadap meningkatnya kebutuhan air bersih. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Serang Karakteristik Geografis Kabupaten Serang 1. Batas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467,35 km². Secara geografis terletak pada posisi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 783 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KECAMATAN DAN PEMBENTUKAN ORGANISASI KECAMATAN DI KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Studi Daerah Irigasi Way Negara Ratu merupakan Daerah Irigasi kewenangan Provinsi Lampung yang dibangun pada tahun 1972 adapun

Lebih terperinci

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Stasiun Klimatologi Pondok Betung Stasiun Klimatologi Pondok Betung Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com Website: www.staklimpondokbetung.net

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG OUTLINE I. GEMPABUMI TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI (25 - oktober 2010); Komponen Tsunami Warning System (TWS) : Komponen Structure : oleh

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air kita. Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng pasifik. Pertemuan tiga

Lebih terperinci

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN KONDISI GEOGRAFI KOTA TASIKMALAYA A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Tasikmalaya termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP) Priangan Timur dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 6 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Penelitian Secara administrasi, lokasi penelitian berada di Kecamata Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sebelah utara Sebelah selatan Sebelah timur Sebelah

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. : Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhayati, M.Sc. : Triyogo Amberkahi, ST

TIM PENYUSUN. : Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhayati, M.Sc. : Triyogo Amberkahi, ST TIM PENYUSUN Pengarah Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota : Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhayati, M.Sc : Ir. Budi Roespandi : Triyogo Amberkahi, ST : Yanuar Henry Pribadi, MSi : 1. Darman Mardanis,

Lebih terperinci

BULETIN BMKG BANTEN DAN DKI JAKARTA

BULETIN BMKG BANTEN DAN DKI JAKARTA EDISI MEI 2015 BULETIN B M K G - Analisis Hujan Bulan April 2015 - Iklim Mikro Bulan April 2015 - Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2015 - Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan April

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Parameter Curah Hujan model REMO Data curah hujan dalam keluaran model REMO terdiri dari 2 jenis, yaitu curah hujan stratiform dengan kode C42 dan curah hujan konvektif dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG 1. TINJAUAN UMUM 1.1.

Lebih terperinci

V. PROFIL LOKASI PENELITIAN

V. PROFIL LOKASI PENELITIAN V. PROFIL LOKASI PENELITIAN 5.1 Kabupaten Serang 5.1.1 Kondisi Geofisik Kabupaten Serang Kabupaten Serang merupakan salah satu dari enam kabupaten/kota di Provinsi Banten yang terletak di ujung Barat bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Geologi Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan Lempeng Eurasia ke daratan Asia Tenggara dan merupakan bagian dari Busur Sunda.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 12 III. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Lokasi Lokasi penelitian terletak di lahan sawah blok Kelompok Tani Babakti di Desa Mekarjaya Kecamatan Ciomas, KabupatenBogor. Secara administrasi Desa Mekarjaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Keadaan Umum 2.1.1 Lokasi Kesampaian Daerah Lokasi CV JBP secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Provinsi Banten. Secara geografis lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI Bab II Kondisi Wilayah Studi 5 BAB II KONDISI WILAYAH STUDI 2.. Tinjauan Umum DAS Bendung Boro sebagian besar berada di kawasan kabupaten Purworejo, untuk data data yang diperlukan Peta Topografi, Survey

Lebih terperinci

Peraturan Daerah...

Peraturan Daerah... -1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : bahwa untuk mengarahkan

Lebih terperinci

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1. ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 21 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Umum Fisik Wilayah Geomorfologi Wilayah pesisir Kabupaten Karawang sebagian besar daratannya terdiri dari dataran aluvial yang terbentuk karena banyaknya sungai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.36 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 108/Kpts/KPU/TAHUN 01 : 9 MARET 01 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN

Lebih terperinci