BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang
|
|
- Sri Lie
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sediaan dalam bentuk ekstrak etanol 70% batang sarang semut. Saat ini, di pasaran sarang semut dijumpai dalam bentuk kapsul yang mengandung ekstrak etanol 70% batang sarang semut, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan di masyarakat. Penelitian menggunakan 28 ekor mencit C3H yang dibagi menjadi 4 kelompok ( (K), dosis 4 mg/hari (), dosis 8 mg/hari () dan dosis 1 mg/hari ()). Untuk menumbuhkan sel adenokarsinoma mamma pada hewan coba, digunakan metode inokulasi (penanaman sel adenokarsinoma mamma dari mencit C3H donor). Pada tiap-tiap kelompok setelah muncul tumor sebelum diberi perlakuan ekstrak sarang semut diambil satu tikus yang kemudian diterminasi dan diperiksa tumor tersebut secara mikroskopis guna memastikan bahwa tumor yang muncul tersebut adalah adenokarsinoma mamma. Sehingga jumlah mencit C3H pada tiap-tiap kelompok setelah dimulainya perlakuan ekstrak sarang semut adalah ekor. Tidak ada mencit C3H yang mati selama penelitian dari awal pemberian perlakuan ekstrak sarang semut hingga minggu ketiga atau akhir penelitian. Data hasil pengamatan pada kelompok kontrol dan ketiga kelompok uji yang masing-masing diberikan ekstrak sarang semut dengan dosis (4 mg/hari), (8 mg/hari), (1 mg/hari) per oral selama 3 minggu berturut-turut dapat digambarkan sebagai berikut : 47
2 (a) (b) (c) (d) Gambar 5.1 (a) Kelompok kontrol (b) Kelompok (c) Kelompok (d) Kelompok Gambaran mikroskopis sampel adenocarsinoma mamma pada mencit C3H masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan yang diterminasi sebelum pemberian ekstrak sarang semut ( HE,40X) 5.1. Volume tumor pada minggu ke 1, 2, dan 3. Pengukuran panjang dan lebar tumor dilakukan setiap minggu dengan menggunakan kaliper (mm). untuk pengukurann volume tumor menggunakan rumus : (panjang x lebar 2 x 0,5)
3 Tabel 5.1. Volume tumor pada minggu ke 1, 2 dan 3 pada tiap-tiap kelompok percobaan. Kelompok Percobaan Perlakuan 1 (4 mg/hari) Perlakuan 2 (8 mg/hari) Perlakuan 3 (1 mg/hari) Volume (mm 3 ) Minggu I Minggu II Minggu III Mean SD Mean SD Mean SD 44,30 42,2 23,48 30,74 13,97 34,35 5,10 9,34 229,13 175,07 113,2 151, 10,43 39,58 35,23 110,04 472,00 402,8 29,18 334,00 P # 0,14 0,131 0,02 Ket. : # ANOVA minggu I p>0,05 ANOVA minggu II p>0,05 ANOVA minggu III p<0,05 103,28 109,29 90,92 130,3 Pengukuran volume tumor pada minggu 1, 2 dan 3 memberikan hasil sebagai berikut : Pada minggu 1, kelompok kontrol 44,3 mm ,97 ; dosis 4 mg/hari 42, mm ,35 ; dosis 8 mg/hari 23,5 mm 3 + 5,10 ; dan dosis 1 mg/hari 30,7 mm 3 + 9,34. Pada minggu kedua, terjadi peningkatan volume tumor, kelompok kontrol 229,1 mm ,43 ; dosis 4 mg/hari 175,1 mm ,58 ; dosis 8 mg/hari 113,3 mm ,23 dan dosis 1 mg/hari 151,7 mm ,04. Pada minggu ketiga, volume tumor tetap meningkat yaitu pada kelompok kontrol 472,0 mm ,28 ; dosis 4 mg/hari 402,7 mm ,29 ; dosis 8 mg/hari 29,2 mm ,92 ; dan dosis 1 mg/hari 334,0 mm ,3. 49
4 Minggu Gambar 5.2. Rerata volume tumor pada minggu 1, 2 dan 3 pada mencit C3H kelompok kontrol dan kelompok uji yang mendapat ekstrak sarang semut (* p < 0,05) Tabel 5.2. Uji normalitas volume tumor tiap kelompok percobaan pada minggu 1, 2 dan 3 Trans Volume Tumor Minggu 1 Trans Volume Tumor Minggu 2 Trans Volume Tumor Minggu 3 Perlakuan Shapiro-Wilk Statistic df Sig 0,920 0,571 0,98 0,875 0,973 0,910 0,958 0,801 0,901 0,855 0,903 0,3 0,903 0,893 0,948 0,928 0,377 0,173 0,394 0,198 0,389 0,332 0,724 0,51 Uji normalitas data volume tumor minggu 1, 2 dan 3 menggunakan uji Saphiro Wilk, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal setelah ditransformasi. 50
5 Tabel 5.3. Uji homogenitas varian volume tumor tiap kelompok percobaan pada minggu 1, 2, 3 Trans Volume Tumor Minggu 1 Trans Volume Tumor Minggu 2 Trans Volume Tumor Minggu 3 Levene Statistic 1, ,450 df1 df2 Sig , , ,720 Uji homogenitas juga memberikan hasil data homogen pada kelompok kontrol dan uji. Analisis varian menggunakan uji Anova yang memberikan hasil tidak berbeda secara bermakna (p > 0,05) pada kelompok kontrol dan ketiga kelompok uji untuk volume tumor minggu pertama dan kedua sedangkan pada minggu ketiga berbeda secara bermakna p = 0,02 (p < 0,05) Tabel 5.4 Hasil uji beda rerata volume tumor minggu ketiga antar kelompok pada semua mencit Antar kelompok P K-,28 K-,004 K-,041 -,047 -,290 -,317 LSD test Perbedaan rerata volume tumor pada minggu ketiga kelompok kontrol dengan kelompok uji terletak pada uji kedua (8 mg/hari) dan ketiga (1 mg/hari) yang berbeda secara bermakna. 51
6 Gambar 5.3 Volume tumor mencit antar kelompok 5.2. Berat badan mencit pada minggu 1, 2 dan 3 Berat badan mencit yang diamati tiap minggu menunjukkan terjadinya fluktuasi berat badan pada tiap minggunya. Pada minggu pertama dan kedua hampir semua mencit mengalami peningkatan berat badan. Pada minggu ketiga, hampir semua mencit mengalami penurunan berat badan. 52
7 Tabel 5.5. Berat mencit pada minggu ke 1, 2 dan 3 pada tiap-tiap kelompok percobaan. Kelompok Percobaan Perlakuan 1 (4 mg/hari) Perlakuan 2 (8 mg/hari) Perlakuan 3 (1 mg/hari) Berat Mencit (g) Minggu I Minggu II Minggu III Mean SD Mean SD Mean SD 1,5 17,01 18,78 19,88 1,34 1,30 1,39 2,09 17,73 17,23 18,75 20,1 1,77 1,52 1,5 2,25 1,3 1,71 1,0 17,11 P # 0,00 0,050 0,97 Ket. : # ANOVA minggu I p<0,05 ANOVA minggu II p=0,05 ANOVA minggu III p>0,05 1,7 2,03 3,0 1,94 Pada minggu 1, kelompok kontrol 1,7 gram + 1,34 ; dosis 4 mg/hari 17,0 gram + 1,30 ; dosis 8 mg/hari 18,8 gram + 1,39 ; dan dosis 1 mg/hari 19,9 mm 3 + 2,09. Pada minggu kedua, terjadi peningkatan berat badan mencit, kelompok kontrol 17,7 gram + 1,77 ; dosis 4 mg/hari 17,2 gram + 1,52 ; dosis 8 mg/hari 18,8 gram + 1,5 dan dosis 1 mg/hari 20,2 gram + 2,25. Pada minggu ketiga, berat badan mencit sebagian besar menurun yaitu pada kelompok kontrol 1, gram + 1,7 ; dosis 4 mg/hari 1,7 gram + 2,03 ; dosis 8 mg/hari 1, gram + 3,0 ; dan dosis 1 mg/hari 17,1 gram + 1,94. 53
8 Minggu Gambar 5.4. Rerata berat badan mencit pada minggu 1, 2 dan 3 kelompok kontrol dan kelompok uji yang mendapat ekstrak sarang semut (* p < 0,05) Uji normalitas data berat badan mencit minggu 1, 2 dan 3 menggunakan uji Saphiro Wilk, menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Tabel 5.. Uji normalitas berat mencit tiap kelompok parcobaan pada minggu 1, 2 dan 3 Berat mencit Minggu 1 Berat Mencit Minggu 2 Berat Mencit Minggu 3 Perlakuan Shapiro-Wilk Statistic df Sig 0,851 0,159 0,951 0,748 0,793 0,051 0,935 0,1 0,841 0,989 0,802 0,889 0,957 0,938 0,907 0,804 0,134 0,987 0,01 0,315 0,798 0,43 0,41 0,04 dan uji. Uji homogenitas juga memberikan hasil data homogen pada kelompok kontrol 54
9 Tabel 5.7. Uji homogenitas varian berat mencit tiap kelompok percobaan pada minggu 1, 2, 3 Berat Mencit Minggu 1 Berat Mencit Minggu 2 Berat Mencit Minggu 3 Levene Statistic 0, ,32 df1 df2 Sig , , ,294 Analisis varian menggunakan uji Anova yang memberikan hasil berbeda secara bermakna p = 0,0 (p < 0,05) pada kelompok kontrol dan ketiga kelompok uji pada minggu pertama, sedangkan pada minggu kedua dan ketiga memberikan hasil tidak berbeda secara bermakna p = 0,05 dan 0,97 (p > 0,05). Tabel 5.8. Hasil uji beda rerata berat mencit antar kelompok minggu I Antar kelompok P K-,89 K-,029 K-,002 -,05 -,005 -,238 LSD test Kelompok kontrol pada minggu pertama berbeda secara bermakna dengan uji (8 mg/hari) dan (1 mg/hari). 55
10 5.3. Nilai AgNOR Sediaan-sediaan yang telah dipulas dengan AgNOR diperiksa secara manual menggunakan mikroskop cahaya pada pembesaran 1000 kali yang ditetesi minyak emersi. Tidak dilakukan penghitungan pada daerah nekrosis, peradangan atau daerah dengan pulasan yang tidak adekuat. Penghitungan butir AgNOR dilakukan pada 100 inti sel tumor secara acak kemudian dihitung nilai rerata AgNOR dalam setiap sediaan. Tabel 5.9. Nilai AgNOR pada tiap-tiap kelompok percobaan. Kelompok Percobaan Perlakuan 1 (4 mg/hari) Perlakuan 2 (8 mg/hari) Perlakuan 3 (1 mg/hari) Nilai AgNOR Mean 5,84 3,17 3,15 4,58 P # 0,002 Ket. : # Kruskal Wallis p<0,05 SD 0,51 1,40 0,52 1,0 Penghitungan butir AgNOR pada kelompok kontrol diperoleh nilai AgNOR ,51, sedangkan pada kelompok uji dosis 4 mg/hari 3,2 + 1,40 ; dosis 8 mg/hari 3,2 + 0,52 dan dosis 1 mg/hari 4, + 1,0. data tersebut dapat dilihat pada lampiran 9 dan gambar 5.5. Gambaran proliferasi dengan menggunakan pulasan AgNOR dapat dilihat pada gambar 5.. 5
11 Tabel Uji normalitas nilai AgNOR tiap kelompok parcobaan pada minggu 1, 2 dan 3 Nilai AgNOR Perlakuan Shapiro-Wilk Statistic df Sig 0,91 0,827 0,85 0,175 0,981 0,95 9,05 0,405 Uji normalits data nilai AgNOR dengan uji Saphiro Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Tabel Uji homogenitas varian nilai AgNOR tiap kelompok percobaan pada minggu 1, 2, 3 Levene df1 df2 Sig Statistic Trans2 AgNOR 7, ,001 Uji homogenitas memperlihatkan data tidak homogen. Analisis yang digunakan adalah Kruskal Wallis menunjukkan hasil yang bermakna antara kelompok kontrol dan ketiga kelompok uji dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05) Kelompok Gambar 5.5. Rerata nilai AgNOR pada mencit C3H kelompok kontrol dan kelompok uji yang mendapat ekstrak sarang semut (* p < 0,05) 57
12 Tabel Hasil uji beda nilai AgNOR antar kelompok Antar kelompok P K-,004 K-,004 K-,025 -,873 -,054 -,037 Mann-whithney test Rerata nilai AgNOR pada kelompok adalah lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok K (p=0,004) dan hal yang sama didapatkan pada perbandingan antara kelompok dengan K (p=0,004), kelompok dengan kelompok K (p=0,025) serta kelompok dibandingkan (p=0,037). Didapatkan perbedaan tidak bermakna pada kelompok dengan (p=0,873) dan kelompok dengan (p=0,054). Gambar 5.. Pulasan AgNOR pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000 kali. 58
13 Pada parameter proliferasi sel tumor yaitu nilai AgNOR menunjukkan bahwa terdapat daya hambat ekstrak sarang semut terhadap proliferasi sel tumor kelenjar susu mencit C3H pada dosis 4 mg/hari, 8 mg/hari dan 1 mg/hari selama 3 minggu berturut-turut setelah transplantasi tumor Indeks apoptosis Pemeriksaan dilakukan secara acak dengan menggunakan mikroskop fluorescent pembesaran 40 kali. Sel yang mengalami apoptosis dihitung pada 100 sel tumor dalam 1 lapang pandang, sebanyak 5 lapang pandang. Indeks apoptosis dihitung menggunakan rumus : IA = (sel apoptosis/ total sel tumor) x 100%. 43 Tabel Rerata Indeks apoptosis pada tiap-tiap kelompok percobaan. Kelompok Percobaan Perlakuan 1 (4 mg/hari) Perlakuan 2 (8 mg/hari) Perlakuan 3 (1 mg/hari) Indeks Apoptosis Mean 1,3 2,90 3,23 2,90 P # 0,000 Ket. : # ANOVA p<0,05 SD 0,55 0,4 0,19 0,35 Penghitungan indeks apoptosis memberikan hasil pada kelompok kontrol diperoleh indeks apoptosis sebesar 1, + 0,55 sedangkan kelompok uji dosis 4 mg/hari 2,9 + 0,4 ; dosis 8 mg/hari 3,2 + 0,19; dosis 1 mg/hari 2,9 + 0,35. 59
14 Kelompok Gambar 5.7. Rerata indeks apoptosis pada mencit C3H kelompok kontrol dan kelompok yang mendapat ekstrak sarang semut (*p < 0,05) Secara histopatologis terlihat lebih banyak sel yang mengalami apoptosis pada kelompok,, dan dibandingkan kontrol (gambar 5.8). Sel yang mengalami apoptosis berwarna hijau dan dihitung dari sel tunggal, tidak berada pada daerah nekrosis dan tidak berada pada jaringan penunjang seperti fibroblas. 0
15 (a) (b) (c) (d) Gambar 5.8. (a) Tunel kelompok skor 5 (b) Tunel kelompok skor 5 (c) Tunel kelompok skor 3 (d) Tunel kelompok kontrol skor 1 Pemeriksaan menggunakan mikroskop fluorescent dengan pembesaran 400 kali. Tabel Uji normalitas indeks apoptosis tiap kelompok parcobaan pada minggu 1, 2 dan 3 Indeks Apoptosis Perlakuan Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig 0,191 0,200 0,190 0,200 0,320 0,094 0,303 0,090 1
16 Uji normalitas data indeks apoptosis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data terdistribusi normal antara kelompok kontrol dengan kelompok uji. Tabel Uji homogenitas varian indeks apoptosis tiap kelompok percobaan pada minggu 1, 2, 3 Levene df1 df2 Sig Statistic Indeks apoptosis 2, ,124 Uji homogenitas menunjukkan data homogen. Analisis varian yang dilakukan dengan uji Anova satu arah memberikan hasil terdapat perbedaan bermakna p = 0,000 (p < 0,05) diantara kelompok penelitian, selanjutnya dilakukan uji LSD untuk mengetahui kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan bermakna. Tabel 5.1. Hasil uji beda indeks apoptosis antar kelompok Antar Kelompok P K-,000 K-,000 K-,000 -,181-1,000 -,181 LSD test Rerata indeks apoptosis pada kelompok adalah lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok K (p=0,000), hal yang sama didapatkan pada perbandingan antara kelompok dengan K (p=0,000) dan kelompok dengan K 2
17 (p=0,000). Didapatkan perbedaan tidak bermakna pada kelompok dengan (p=0,181), dengan (p=1,000) dan dengan (P=0,181). Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak sarang semut per oral selama 3 minggu berturut-turut setelah transplantasi tumor, memacu terjadinya apoptosis pada tumor kelenjar susu mencit C3H Perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR Sebelum dilakukan analisa perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR pada kelompok percobaan, dilakukan eksplorasi data terlebih dahulu dengan hasil sebagai berikut: Tabel Perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR pada tiap-tiap kelompok percobaan. Kelompok Percobaan Perlakuan 1 (4 mg/hari) Perlakuan 2 (8 mg/hari) Perlakuan 3 (1 mg/hari) Indeks Apoptosis / Nilai AgNOR Mean SD 0,28 0,11 1,14 0, 1,04 0,13 0, 0,19 P # 0,001 Ket. : # Kruskal Wallis p<0,05 Bila besarnya indeks apoptosis dibandingkan dengan proliferasi (nilai AgNOR), maka diperoleh data kelompok kontrol 0,3 + 0,11; pada kelompok uji ekstrak sarang semut dosis 4 mg/hari 1,1 + 0, ; dosis 8 mg/hari 1,0 + 0,13 ; dosis 1 mg/hari 0,7 + 0,19. 3
18 Tabel Uji normalitas perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR tiap kelompok percobaan Indeks Apoptosis / Nilai AgNOR Perlakuan Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig 0,283 0,144 0,253 0,200 0,252 0,200 0,312 0,09 Uji normalitas data perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data terdistribusi normal antara kelompok kontrol dengan kelompok uji. Tabel Uji homogenitas varian perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR tiap kelompok percobaan Trans Indeks apoptosis / Nilai AgNOR Levene df1 df2 Sig Statistic 5, ,005 Uji homogenitas menunjukkan data tidak homogen. Analisis varian yang digunakan adalah Kruskal Wallis memberikan hasil terdapat perbedaan bermakna p = 0,001 (p < 0,05) antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok uji. 4
19 Tabel Hasil uji beda perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR tiap kelompok percobaan Antar kelompok P K-,004 K-,004 K-,004 -,873 -,197 -,015 Mann-whithney test Perbedaan rerata perbandingan indeks apoptosis dengan nilai AgNOR tiap kelompok percobaan secara bermakna terjadi antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok uji (4 mg/hari), (8 mg/hari) dan. (1 mg/hari). 5.. Uji Delta perubahan berat badan mencit Sebelum dilakukan analisa dilakukan eksplorasi data terlebih dahulu. Pada eksplorasi data perubahan berat badan mencit, uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk didapatkan bahwa berat badan mencit minggu 1 dan berat badan mencit minggu 3 tumor distribusi datanya normal. 5
20 Tabel Uji normalitas berat mencit tiap kelompok percobaan pada minggu 1 dan 3 Berat Mencit Minggu 1 Berat Mencit Minggu 3 Perlakuan Shapiro-Wilk Statistic df Sig 0,851 0,159 0,951 0,748 0,793 0,051 0,935 0,1 0,957 0,938 0,907 0,804 0,798 0,43 0,41 0,04 Pada pengujian homogenitas kelompok variabel dependen dengan Levenes Test didapatkan bahwa data adalah homogen. Tabel Uji homogenitas varian berat badan mencit tiap kelompok percobaan pada minggu 1 dan 3 Berat Mencit Minggu 1 Berat Mencit Minggu 3 Levene Statistic 0,987 1,32 df1 df2 Sig , ,294 Penelitian ini dilakukan pada sampel, dilakukan analisa statistik dengan uji delta terhadap variabel dependen perubahanan berat badan mencit. Tabel Hasil uji delta pada variabel perubahan berat badan mencit Kelompok Minggu I Minggu III t p mean SD mean SD 1,7 1,34 1, 1,7 0,354 0,98 Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 17,0 18,8 19,9 1,30 1,39 2,09 1,7 1, 17,1 2,03 3,0 1,94 0,73 2,557 8,251 0,495 0,051 0,000
21 Hasil uji delta perubahan berat badan mencit didapatkan perubahan yang tidak bermakna pada kelompok kontrol (p=0,98), perlakuan 1 (p = 0,495) dan perlakuan 2 (p = 0,051), sedangkan pada perlakuan 3 terdapat perubahan yang bermakna (p < 0,001). 7
BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1
BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit C3H berusia 8 minggu dengan berat badan 20-30 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8
BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8 minggu dengan berat mencit 20-30 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
54 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 28 ekor tikus strain Sprague Dawley dengan pakan standart diaklimatisasi selama 1 minggu, kemudian diinduksi 1,2- dimethylhidrazine dengan dosis 30
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol
44 BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bidara upas (Merremia mammosa) terhadap fagositosis makrofag dan produksi nitrit oksida makrofag pada
Lebih terperinciBAB 5 HASIL. Hasil perhitungan perkembangan tumor disajikan pada tabel sebagai berikut :
42.1. Deskriptif BAB HASIL.1.1. Perkembangan tumor Hasil perhitungan perkembangan tumor disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel-2. Nilai hasil penghitungan ukuran diameter awal tumor pada tiap kelompok
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi 4 yaitu
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah
BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah diadaptasi selama 7 hari tidak didapatkan mencit yang sakit maupun mati. Setelah itu dilakukan induksi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN Tikus jantan galur Sprague dawley yang digunakan dalam penelitian ini berumur 9 minggu sebanyak 18 ekor dibagi menjadi 3 kelompok ( kontrol, P1 dan P2 ), selama penelitian semua
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN Dua puluh empat ekor mencit betina strain C3H yang diadaptasi selama 7 hari tidak didapatkan mencityang sakit maupun mati. Setelah itu dilakukan inokulasi sel adenokarsinoma mamma
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian hewan coba pengaruh infiltrasi levobupivakain
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitian Telah dilakukan penelitian hewan coba pengaruh infiltrasi levobupivakain terhadap skor histologi c-erbb-2 dan nilai AgNOR (magnor dan pagnor) pada penyembuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Rerata Zona Radikal Penelitian untuk menguji kemampuan daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab gingivitis
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control
22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciIDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR
IDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) TERHADAP AKTIFITAS PROLIFERASI SEL DAN INDEKS APOPTOSIS KANKER PAYUDARA MENCIT C3H
PENGARUH EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) TERHADAP AKTIFITAS PROLIFERASI SEL DAN INDEKS APOPTOSIS KANKER PAYUDARA MENCIT C3H THE EFFECTS OF MYRMECODIA PENDENS (Myrmecodia pendens
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan
Lebih terperinciLampiran 1. Pembuatan Suspensi Zat Uji
Lampiran 1 Pembuatan Suspensi Zat Uji Bahan obat herbal X yang merupakan hasil fraksinasi dari daun sukun tidak dapat larut secara langsung dalam air maka dibuat dalam bentuk sediaan suspensi agar dapat
Lebih terperinciGambar 6. Desain Penelitian
19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pemeliharaan dan penelitian dilakukan mulai dari bulan September hingga Oktober 2011 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Cebior Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,
BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 18 ekor tikus Wistar berusia 8 minggu dengan berat badan 200-300 gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu, dan diberikan pakan standar. Setelah itu dibagi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang ilmu yang tercakup dalam penelitian ini adalah Biologi, Farmakologi, dan Kimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Laboratorium
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada
BAB 5 HASIL PENELITIAN Dua puluh empat ekor mencit jantan strain Swiss yang diadaptasi selama 7 hari tidak didapatkan mencit yang sakit maupun mati. Setelah itu dilakukan induksi sel karsinoma epidermoid
Lebih terperinciBAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula
BAB V HASIL 5.1. Hasil 5.1.1 Ekstraksi Bawang putih (Allium sativum) Penelitian ini, menggunakan menggunakan 573gram Bawang putih basah (Allium sativum) yang kemudian dikeringkan, diperoleh 208 gram serbuk
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi pada mencit
Lebih terperinciLampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan
Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap. a. Kelompok I (kontrol normal) : 0 ± 0
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perhitungan Frekuensi Diare Hasil perhitungan frekuensi atau jumlah diare rata-rata terhadap kelompok perlakuan sebagai berikut: a. Kelompok I (kontrol normal) :
Lebih terperinciPROSIDING SEMNAS HERBS FOR CANCER FK UNISSULA ISBN
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNIR PUTIH ( Curcuma alba ) TERHADAP SEBUKAN SEL MONONUKLEAR PADA SEL ADENOKARSINOMA MAMMA Studi Eksperimental terhadap Mencit C3H yang Diinokulasi Adenokarsinoma Mamma EFFECT
Lebih terperincix ±SD 0.30± ±0.02 x ±SD 0.32± ±0.05 x ±SD 0.34± ±0.04
Lampiran 1. Uji Normalitas, Homogenitas dan Anova satu arah data Berat Ginjal mencit dewasa Tabel. Data Berat Ginjal mencit dewasa (Mus musculus L.) el. RD RS x ±SD el. P1 RD RS x ±SD M1 0.3 0.31 0.35
Lebih terperinciIDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR
IDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPENGARUH KANKER C3H MICE BIOMEDIK DAN DOKTER SPESIALIS I. Tesiss. Sumarno
PENGARUH EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) TERHADAP AKTIFITAS PROLIFERASI SEL DAN INDEKS APOPTOSIS KANKER PAYUDARA MENCIT C3H THE EFFECTS OF SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. cacing Ascaris suum Goeze yang mati pada perendaman dalam berbagai
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan digunakan dengan mengamati jumlah cacing Ascaris suum Goeze yang mati pada perendaman dalam berbagai konsentrasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan desain posttest only control group design. perlakuan yang akan diberikan, yaitu 6 kelompok.
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada hewan uji dengan desain posttest only control group design. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
36 BAB IV HASIL PENELITIAN 4. 3. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester I di SDN Kawengen 02 sebagai kelas eksperimen dan SD Mujil 02 sebagai kelas kontrol.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak kulit manggis (Garcinia
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subyek penelitian ini yaitu tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar, usia 90 hari dengan berat badan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan
Lebih terperinciketerangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian Eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN KONVERSI DOSIS Perhitungan dosis jamu ekstrak daun salam produksi pabrik jamu B dalam bentuk kapsul Berat J kapsul = 550 mg Konversi dosis dari manusia 70 kg ke mencit 0 gram = 0,006 Maka, dosis
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM
BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM Yogyakarta. Sampel penelitian pada awal penelitian berjumlah 30 ekor tikus Sprague dawley, dan pada akhir penelitian berjumlah
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Kadar infus yang digunakan pada percobaan yaitu 10%, 20%, 30% Tikus 200 g 2 ml x 10% = 10 g/100 ml = 0,1 g/ml x 2 = 0,2 mg/ml Konversi tikus ke mencit = 0,14 Dosis 1 mencit
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi
5 BAB V HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan sebanyak tujuh plate dengan inkubasi koloni bakteri Streptococcus mutans sesuai 1 8 CFU/ml dibuat kekeruhan yang setara dengan,5 Mac Farland. Streptococcus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA
LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA Hewan dengan dosis diketahui Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang
Lebih terperinciLampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9
Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Mencit Tikus Marmot Kelinci Kera Anjing Manusia 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9 20 g Tikus 0,14
Lebih terperinciLampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS
Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR Dicuci dalam 1 ml PBS Ditambahkan 400 μl larutan kloroform/etanol dingin ke dalam 150 μl lisat hati Divortex selama
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian paparan ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) pada mencit galur DDY selama 90 hari adalah sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan galur Sprague
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciInterpretasi: Output Test of Homogenity of Variance Dari hasil output diatas dapat diketahui nilai probabilitas untuk hasil belajar dengan nilai
1. Seorang mahasiswa melakukan penelitian eksperimen pendidikan dengan judul Perbandingan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Reciprocal Teaching Dengan Media Power Point Terhadap Biologi Pokok
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL
PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL Prasetyo Universitas Negeri Malang E-mail : pras_kazekage@yahoo.com Pembimbing: (I) Ir. Hendro
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciHasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen
Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak
43 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Ekstrak etanol Morinda citrifolia L. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak buah dengan larutan etanol 70 %. Ekstraksi dilakukan di PAU Pangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dari bulan September Nopember 2010 di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Terpadu-Layanan Penelitian Pra Klinik Pengembangan Hewan Percobaan (LPPT-LP4HP)
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan 4 (empat) kelompok perlakuan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Anestesiologi, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with
43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dengan nomor 19/Ka.Kom.Et/70/KE/III/2016.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Laboratorium Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the
16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group
Lebih terperinciLampiran A : Determinasi Tanaman
40 Lampiran A : Determinasi Tanaman 41 Lampiran B: Penghitungan Pembuatan Sampel 1. Perhitungan Pembuatan Sampel Diketahui : berat ekstrak pisang mas 2,5 mg konsentrasi ekstrak etanol yang diinginkan:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL 113 LAMPIRAN B SERTIFIKAT CMC-Na 114 LAMPIRAN C PERHITUNGAN KONVERSI EKSTRAK KENTAL BUAH APEL 115 LAMPIRAN D HASIL STANDARISASI NON SPESIFIK SIMPLISIA a.
Lebih terperinciHari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal
Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).
Lebih terperinciBAB V HASIL. abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara
BAB V HASIL Penelitian dilakukan pada 24 ekortikus jantan galur wistar yang dilakukan abrasi ileum melalui laparotomi, umur 8-12 minggu dengan berat badan antara 200 300 gram. Secara random dibagi menjadi
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Berat Vitamin A, Vitamin C, Katekin, Natrium Tiosulfat, dan Volume Etanol yang Dibutuhkan dalam Penelitian
34 Lampiran 1. Perhitungan Berat Vitamin A, Vitamin C, Katekin, Natrium Tiosulfat, dan Volume Etanol yang Dibutuhkan dalam Penelitian Perhitungan Berat Vitamin A Diketahui Ditanya Jawab : Volume etanol
Lebih terperinciPerlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS) Prosedur pembuatan ekstrak air daun stroberi dilakukan di Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati ITB: 1. 500 gram daun stroberi kering ditumbuk menggunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi
Lebih terperinci