KARYA TULIS ILMIAH HEAR-HERE! IMPLEMENTASI PIK-REMAJA BERBASIS POTENSI LOKAL DI DAERAH TERTINGGAL UNTUK MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI 2030

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARYA TULIS ILMIAH HEAR-HERE! IMPLEMENTASI PIK-REMAJA BERBASIS POTENSI LOKAL DI DAERAH TERTINGGAL UNTUK MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI 2030"

Transkripsi

1 KARYA TULIS ILMIAH HEAR-HERE! IMPLEMENTASI PIK-REMAJA BERBASIS POTENSI LOKAL DI DAERAH TERTINGGAL UNTUK MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI 2030 DISUSUN OLEH: ISNAWATI HIDAYAH /2012 UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2015

2 KARYA TULIS ILMIAH HEAR-HERE! IMPLEMENTASI PIK-REMAJA BERBASIS POTENSI LOKAL DI DAERAH TERTINGGAL UNTUK MENGHADAPI BONUS DEMOGRAFI 2030 DISUSUN OLEH: ISNAWATI HIDAYAH /2012 UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2015 i

3 ii

4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v RINGKASAN... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Luaran yang Diharapkan... 3 D. Manfaat Kegiatan... 4 BAB II TELAAH PUSTAKA... 5 BAB III ANALISIS DAN SINTESIS... 9 BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1. Impelemntasi Hear Here! Lampiran 2. Jumlah Pernikahan Dini pada Usia di Bawah 18 Tahun Lampiran 2. Framework Konsep Hear Here! Lampiran 4. Data PIK R/M di Indonesia Lampiran 5. Contoh Implementasi Hear Here! Lampiran 6. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Lampiran 7. Pernikahan Dini dan Tingkat Kesejahteraan Lampiran 8. Perbandingan Pernikahan Dini di Desa dan di Kota Lampiran 9. Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010 Lampiran 10. Surat Pernyataan iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1.Kelompok Miskin dan Pernikahan Dini iv

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bonus Demografi di Indonesia... 5 Gambar 2. Konsep Diri Secara Umum Shavelson, Hubnu, Stanton... 7 Gambar 3. Perbadingan Pernikahan Dini di Desa dan di Kota v

7 Hidayah, I Hear Here! The Implementation of PIK-Remaja Based on Local Potentials in Underdeveloped Regions on Facing Demographic Bonus A Paper for Mawapres Program.State University of Malang. SUMMARY Indonesia is predicted to undergo the Demographic Bonus, where the number of labor force aged years in will be about 180 million or approximately 70% of the population, whilst the non-productive age population (under 15 years old and over 65 years) will be about 60 million or 30% of the people. This means that the youth (aged years) will contribute to the demographic bonus. This phenomenon could be a prospective opportunity if the youth are well prepared for it to support national development. At present, the youth occupy 28% of the total population in urban areas and 24% in rural areas (CBS, 2010). One of the main problems faced by young people in rural areas, especially in underdeveloped regions, is their lack of participation in nation building. This can be traced back to the high rate of early marriage and the high level of poverty in underdeveloped regions. To overcome these problems, the government offers a program called PIK R/M (Pusat Informasi dan Konseling Remaja or Center for Information and Youth Counselling) in secondary schools and universities. The establishment of this program is meant to provide information and offer counseling services concerning the Family Life Preparation, e.g. the Eight Family Functions, Proper Age for Marriage, TRIAD KRR (Ancaman Kesehatan Reproduksi Remaja), Life Skills (entrepreneurship), Gender, Advocacy and IEC (Information, Education, and Counselling. Unfortunately, this program only reaches the youth in urban areas but not the underdeveloped regions. According to the index of economic progress and development of human resources, underdeveloped regions are those that have low development outcomes and show below-average national index. In these areas, the level of education, age of marriage, and poverty are interrelated. The lower the education level is, the higher the rate of early marriage will be. Poverty also significantly contributes to early marriage. These ever increasing problems prevent the youth from performing their tasks and functions. World Bank, 2007 explains about Task and Functions of youth which is concluded as Youth Five Life Transitions: continue learning, start working, form families, exercise citizenship, practice healthy life. Kucur Village, Dau District, Malang Regency, fulfils these criteria and is taken as one of area for preliminary survey of Hear Here! Program to become the example of implementation. To reach the youth in the underdeveloped and isolated areas, the Hear Here! Program is launched. Basically, this program is an attempt to help the youth when access to education, information, health, and economic empowerment is very limited. This program conducts trainings in life skills and entrepreneurship as well as enhances access to information on Planning Generation. In this program, 21,676 PIK R/M which has been exist in Indonesia will become pioneered to vi

8 make vocal point in underdeveloped regions by empowering local youth and youth organization (Karang Taruna). Then, Hear Here program will provide information and counseling on Family Life Preparation, e.g. the Eight Family Functions, Proper Age for Marriage, TRIAD KRR (Ancaman Kesehatan Reproduksi Remaja), Life Skills (entrepreneurship), Gender, Advocacy and IEC (Information, Education, and Counselling), Sexual Reproductive Health and Right through peer educator and peer counselor. Besides that Hear Here! will empower youth to increase their prosperity and eradicating poverty based on local potential in underdeveloped regions. Hopefully, this program can be implemented in other remote areas in Indonesia with the help of PIK R/M members and the local youth association (if any). It is expected that, ultimately, this program could prevent early marriages, elevate poverty and develop the potentials of the youth in anticipation of the 2030 demographic bonus. So, they can support national development. vii

9

10 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sensus penduduk tahun 2010, menyatakan bahwa penduduk Indonesia bertambah 32,5 juta jiwa dengan rata-rata angka Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,49% per tahun. Jika LPP tetap sebesar 1,49% maka jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 450 juta jiwa. Mengingat kondisi Indonesia yang saat ini merupakan salah satu Negara Dunia Ketiga, hasil perhitungan tersebut sangatlah mengkhawatirkan.pendidikan yang belum merata, layanan kesehatan yang belum maksimal, kondisi perekonomian nasional yang belum stabil merupakan fenomena nyata yang terjadi di Indonesia. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang tak terkendali, tingkat kemiskinan yang tinggi, kelangkaan pangan, polusi dan ekploitasi sumber daya alam (SDA) terjadi setiap harinya tanpa henti dan lapangan pekerjaan yang masih minim. Masalah yang ada terlalu komplek dan terjadi di semua lini. Dan diprediksikan pada tahun , Indonesia akan menghadapi suatu fenomena yang disebut sebagai Bonus Demografi. Isu ini sudah menjadi trending topic dikalangan masyarakat.mulai dari yang remaja sampai dewasa, yang muda sampai yang tua. Mereka berdiskusi, mengkaji dan menganalisa untuk menjadikan fenomena ini sebagai windows of opportunity, bukan menjadi windows of disaster. Apabila jumlah penduduk yang besar ini, utamanya penduduk usia kerja/produktif (15-64 tahun) mempunyai pendidikan dan ketrampilan yang memadai serta ketersediaan lapangan kerja yang diperlukan, akan membuka peluang untuk memperoleh suatu bonus demografi, yakni suatu kondisi dimana rasio ketergantungan kelompok usia non produktif (anak-anak dan lansia) dengan kelompok usia non produktif (usia tahun) mencapai angka terendah. Namun kondisi saat ini menunjukkan bahwa penduduk usia produktif belum mendapatkan kesempatan yang optimal utuk berkontribusi dan berperan aktif menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai penerus masa depan bangsa yang

11 2 bermartabat. Selain itu pemuda Indonesia yang termasuk dalam usia produktif banyak yang belum memperoleh kesempatan dan akses untuk mengembangkan potensi diri mereka. Distribusi penduduk usia remaja di Indonesia adalah 28% di daerah perkotaan dan 24% di daerah pedesaan (tertinggal). (BPS, 2010).Permasalahan utama yang ada di usia produktif maupun usia remaja di daerah pedesaan khususnya daerah tertinggal adalah kurangnya informasi dan pendidikan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, meliputi: Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja), Pendewasaan Usia Pernikahan, 8 Fungsi Keluarga, Gender dan Kemampuan Advokasi dan KIE sehingga masih banyak terjadi perkawinan usia dini, terutama pada perempuan di bawah 20 tahun. Banyak faktor yang memengaruhi perkawinan usia muda ini, antara lain faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Minimnya jumlah lapangan pekerjaan dan kurang diberdayakannya penduduk usia produktif di daerah tertinggal tersebut juga disebabkan oleh kurangnya pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi untuk remaja. Sehingga diperlukan suatu wadah yang tepat sasaran, menyediakan kesempatan untuk mengakses pendidikan terutama mengenai isu kependudukan, akses kesehatan reproduksi perempuan, penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dan pemberdayaan ekonomi untuk mendukung terciptanya pemerataan pembangunan nasional di daerah tertinggal. Pembangunan adalah pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat dilaksanakan diseluruh aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspekpolitik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamaan dengan senantiasa harus merupakan perwujudan Wawasan Nusantara serta memperkukuh Ketahanan Nasional, yang diselenggarakan dengan membangun bidang-bidang pembangunan diselaraskan dengan sasaran jangka panjang yang ingin diwujudkan.(suryadi, 2006). Penulis telah melakukan penelitian pendahuluan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang sebagai satu contoh daerah tertinggal di Kabupaten Malang. Itulah yang melatarbelakangi penulis untuk menyusun karya tulis berjudul Hear-Here! Implementasi PIK-Remaja Berbasis Potensi Lokal Di Daerah Tertinggal Untuk Menghadapi Bonus Demografi Dengan

12 3 demikian pemuda yang tinggal di daerah pedesaan dan tertinggal dapat memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi dan bakat mereka dalam pemberdayaan ekonomi, memperoleh pengetahuan tentang Generasi Berencana yang khusus menyediakan informasi tentang penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sebagai langkah strategis mengurangi angka pernikahan dini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah judul usaha ini adalahsebagai berikut: 1. Bagaimanakah peran remaja dalam menghadapi bonus demografi tahun 2030? 2. Bagaimanakah kondisi remaja di daerah tertinggal? 3. Bagaimanakan implementasi dari Hear Here! sebagai menyediakan wadah yang sesuai untuk pemberdayaan remaja di daerah tertinggal dalam menghadapi bonus demografi dan menangani isu pengangguran dan pernikahan dini? 4. Bagaimakah dampak Hear Here! Terhadap penyiapan remaja dalam menghadapi Bonus Demografi 2030? C. Luaran yang Diharapkan Terciptanya organisasi remaja yang berkelanjutan dengan pendampingan dari PIK Remaja di daerah tertinggal. Tujuan dari program Hear Here! adalah untuk menyediakan akses informasi penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, khususnya pendidikan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) dan Pendewasaan Usia Pernikahan untuk mencegah pernikahan dini dan pemberdayaan ekonomi dalam menciptakan kemandirian ekonomi pemuda di daerah tertinggal.sehingga mendukung terciptanya pemerataan pembangunan di Indonesia, terutama pembangunan kualitas sumber daya manusia.

13 4 D. Manfaat Kegiatan Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah: 1. Bagi Penulis Mahasiswa dapat menyalurkan ide-ide kreatif dalam meningkatkan kualitas pemuda di daerah tertinggal.mahasiswa dapat berlatih berinteraksi dengan lingkungan masyarakat 2. Bagi Masyarakat Terciptanya organisasi kepemudaan yang mampu meningkatkan kualitas diri remaja di daerah tertinggal. Organisasi PIK-Remaja berbasis potensi lokal inilah yang akan menjadi pionir pembangunan daerah. Hear Here! program menyediakan akses informasi dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dan pemberdayaan remaja dalam bidang ekonomi kreatif. ProgramHear Here! Bertujuanmeningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penyiapan kehidupan keluarga berencana bagi remaja untuk menekan jumlah pernikahan dini dan mengurangi angka pengangguran. 3. Bagi Pemerintah Mendukung tercapainya tujuan dari pelaksanaan program Generasi Berencana (GenRe) yang dicanangkan oleh BKKBN dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menyediakan wadah dan informasi dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta pemberdayaan ekonomi khusus untuk remaja di daerah tertinggal dengan mengoptimalkan potensi daerah. Program Hear Here! dapat mendukung tercapainya pemerataan pembangunan ekonomi dan sosial budaya di daerah tertinggal.

14 5 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Remaja Menurut WHO, remaja mencakup individu dengan usia tahun. Sedangkan defmisi remaja menurut survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia adalah perempuan dan laki-laki belum kawin yang berusia tahun, (Depkes, 2006).Menurut Depkes, ciri perkembangan remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun) dan masa remaja akhir (16-19 tahun).masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yaitu usia tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa.perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan munculnya tanda-tanda seks primer, dan tanda-tanda seks sekunder (Depkes, 2001-a). B. Bonus Demografi Bonus demografi diproyeksikan akan terjadi di Indonesia. Jika disimak dari gambar di bawah ini, semenjak sensus 1990 hingga 2000 terjadi penurunan rasio ketergantungan antara penduduk muda dan penduduk tua dimana dalam rentang satu dekade tersebut antara 10 hingga 20 juta penduduk. Gambar 1 Bonus Demografi di Indonesia

15 6 Munculnya bonus demografi sebenarnya sudah mulai kelihatan sejak akhir tahun 2000 melalui hasil Sensus Penduduk pada tahun Beban ketergantungan, diukur dari ratio penduduk usia anak-anak dan tua per penduduk usia kerja, telah menurun tajam, dari sekitar per 100 di tahun 1970 menjadi sekitar per 100 di tahun Meskipun terjadi kenaikan 34 % jumlah penduduk dalam 10 tahun terakhir, namun sebenarnya sturuktur penduduk Indonesia lebih banyak didominasi oleh penduduk produktif seperti dalam gambar hasil (Wasisto, 2014). Berdasarkan data dari BPS, populasi usia produktifindonesia lebih tinggi dari usia non-produktif. (Lihat Lampiran 9) C. Kondisi Pernikahan Dini Median usia pertamausia kawin perempuan adalah 19,8 tahun. Hasil penelitian puslitbang kependudukan BKKBN tahun 2011 menemukan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi median usia kawin pertama perempuan diantaranya yaitu faktor sosial, ekonomi, budaya dan tempat tinggal (desa/kota). Fenomena pernikahan diusia yang terlalu dini akan membatasi dan menghambat pemuda dalam menjalankan fungsi dantugasnya, sehigga bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, pemerintah melakukan berbagai program dan kegiatan yang disebar ke instansi berkaitan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan seperti halnya Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan.kependudukan dan Pembangunan Keluarga.Dalam pasal 48 ayat (1) pada huruf b menyebutkan bahwa peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga.peningkatankualitas remaja melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga oleh BKKBN. Indonesia termasuk Negara dengan prosentase pernikahan usia muda tinggi di dunia (ranking 37) Tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja Pada tahun 2010, terdapat 158 negara dengan usia legal minimum menikah adalah 18 tahun ke atas, dan Indonesia masih diluar itu. (Lihat Lampiran 2). Perempuan muda di Indonesia dengan usia tahun menikah

16 7 sebanyak 0.2 persen atau lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah menikah. (Riskesdas, 2010). D. Daerah Tertinggal Daerah tertinggal; yaitu daerah dengan pencapaian pembangunan yang rendah dan diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi dan sumberdaya manusia di bawah rata-rata indeks nasional.(sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ).(LPDP, 2014). E. Konsep Pengembangan Diri Remaja Shavelson, Hubner, dan Stanton (1976) membagi konsep diri menjadi beberapa bagian, yakni general-esteem, konsep diri akademis dan konsep diri non akademis. Dimana konsep diri akademis dan non akademis dibagi menjadi beberapa bagian lagi seperti dalamtabel berikut : Gambar 2 Konsep Diri secara Umum Shavelson, Hubner, dan Stanton Kelompok sebaya menjadi unsur penting dalam pengembangan konsep diri remaja, terutama dalam konsep diri secara sosial. Saat ini pemerintah sudah mengimplementasikan program Generasi Berencana melalui 2 cara, yaitu : BKR (Bina Keluarga Remaja) dengan melakukan pendekatan didalam keluarga terutama untuk orang tua. Kedua, PIK R/M (Pusat Informasi dan konseling Remaja/Mahasiswa) dengan pendekatan langsung terhadap remaja dan memberdayakan remaja dalam mencapai tujuan dari program Generasi Berencana (GenRe).PIK R/M terdiri dari Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya. Teman sebaya atau peers adalah anak-anak atau remaja dengantingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama.

17 8 Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan komparasi tentang dunia di luar keluarga. Melalui kelompok teman sebaya individu menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang kemampuan mereka. (Santock, 2002) F. Program Generasi Berencana (GenRe) dan PIK R/M (Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa) Generasi Berencana Pemerintah sudah mengimplementasikan program untuk menangai masalah kependudukan terutama yang terjadi pada remaja.program tersebut bernama Program Generasi Berencana (GenRe). Program Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja dan keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem). Program ini bertujuan untuk penyiapan kehidupan berkeluarga untuk remaja (BKKBN, 2012) PIK R/M PIK Remaja/Mahasiswa adalah salah satu wadah yang dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), keterampilan hidup (life skills ), gender dan keterampilan advokasi dan KIE. Keberadaan dan peranan PIK R/M dilingkungan remaja/ mahasiswa sangat penting artinya dalam membantu remaja/mahasiswa untuk memperoleh informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa.menurut BKKBN tahun 2014, PIK R/M tersebar diseluruh Indonesia dengan jumlah PIK R/M yang berada di sekolah menengah dan Universitas. PIK R/M belum menjamah daerah tertinggal secara optimal.karena PIK R/M mayoritas terdapat di daerah perkotaan maupun daerah yang dekat dengan pusar daerah. (Lihat lampiran 4)

18 9 BAB III ANALISIS DAN SINTESIS A. Peran Remaja dalam Menghadapi Bonus Demografi Permasalahan kependudukan menjadi salah satu isu krusial yang haus ditangani oleh setiap lapisan masyarakat di Indonesia. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bahkan memproyeksikan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2020 mendatang akan berjumlah 261 juta jiwa dan tahun 2025 mencapai 273 juta jiwa yang menyebabkan Indonesia akan menduduki peringkat ke-5 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Bonus Demografi diprediksikan akan terjadi di Indonesia jika dianalisa dari pertumbuhannya dari tahun ke tahun (Lihat Lampiran 9). Angka-angka itu bukannya tidak memiliki makna bagi kaum muda. Sebanyak 66,5% penduduk Indonesia adalah penduduk usia produktif, yakni penduduk berusia tahun. Dengan angka harapan hidup Indonesia sebesar 70,07% pada tahun 2013, tidak menutup kemungkinan proporsi ini akan terus meningkat hingga mencapai 70% pada tahun Proporsi penduduk usia produktif yang seperti inilah yang dinamakan bonus demografi. Sementara, kita tahu bahwa pemuda adalah penduduk yang memiliki kisaran usia tahun (UU No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan pasal 1 ayat 1). Ini berarti secara langsung pemuda terlibat dalam fenomena bonus demografi ini. Situasi yang dialami oleh pemuda saat ini sangatlah komplek.mulai dari permasalahan ekonomi, sosial, budaya, politik hingga hukum. Pemuda Indonesia tersebar di seluruh penjuru negeri dengan proporsi 28% dari total jumlah penduduk adalah berada di wilayah perkotaan dan 24% berada di wilayah pedesaan (pelosok) (BPS, 2010). Fenomen Bonus Demografi ini bisa menjadi jendela peluang atau bahkan bisa menjadi bencana untuk bangsa Indonesia.Tergantung bagaimana pemuda sebagai komponen penduduk utamanya dipersiapkan untuk menghadapi fenomena ini.salah satu yang menjadi masalah utama adalah kurangnya partisipasi pembangunan bangsa untuk pemuda di daerah

19 10 tertinggal sehingga tidak bisa berkontribusi dalam pemerataan pembangunan nasional. Bagaimana ingin berkontribusi dan berparisipasi untuk negeri jika akses pendidikan, informasi hingga kesehatan sangat terbatas.bagaimana mereka ingin menyumbangkan idenya untuk memajukan negeri atau ikut berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah jika membaca sebuah kalimatpun tidak bisa.faktor sosial budaya juga berperan besar dalam perkembangan dan pertumbuhan pemuda di kawasan Tertinggal.Salah satu yang menjadi tantangan besar adalah tingginya tingkat pernikahan dini di kawasan Tertinggal.Sehingga mereka harus merasakan dampak negaif dari segi materiil hingga psikis. B. Perekonomian Pemuda dan Pernikahan dini Pernikahan dini tidak hanya dilakukan oleh lelaki, namun juga perempuan di usia. Pernikahan dini pada umumnya dilakukan oleh gadis remaja (Landung, 2009).Definisi pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh gadis remaja pada usia yang belum matang yakni di bawah 16 tahun. Sehingga BKKBN menghimbau dengan adanya PUP (Pendewaaan Usia Perkawinan) yaitu perempuan usia 21 tahun, dan laki-laki 25 tahun. Selain itu nikah dini juga dipicu oleh masalah perekonomian. (lihat Lampiran 7). Motif ekonomi, harapan tercapainya keamanan sosial dan finansial setelah menikah menyebabkan banyak orangtua menyetujui pernikahan usia dini. Alasan orangtua menyetujui pernikahan anak ini seringkali dilandasi pula oleh ketakutan akan terjadinya kehamilan di luar nikah akibat pergaulan bebas atau untuk mempererat tali kekeluargaan (UNICEF, 2001). Karena biasaya keluarga yang berada pada kondisi pra sejahtera hingga sejahtera 1 akan menikahkan anak perempuaannya segera, karena setelah menikah sang anak akan menjadi tanggungan suami.

20 11 C. Pengaruh Kondisi Ekonomi pada Pernikahan dini Diantara beberapa faktor tersebut ternyata faktor ekonomi yang paling dominan terhadap median usia kawin pertama perempuan. Berdasarkan data dan kondisi yang diinginkan tersebut di atas, menunjukkan betapa besarnya jumlah remaja Indonesia yang terganggu kesempatannya untuk melanjutkan sekolah, memasuki dunia kerja, memulai berkeluarga dan menjadi anggota masyarakat secara baik.sejumlah itu pula remaja yang tidak siap untuk melanjutkan tugas dan peran sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat mengantar Negara Indonesia menjadi Negara berdaulat dan bermartabat.(bkkbn, 2012).Dengan meningkatnya jumlah remaja yang bermasalah akan mengganggu pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja secara individual, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental, emosional dan spiritual. 2. Tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan remaja secara sosial. Oleh Bank Dunia (2007), masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi 5 Transisi Kehidupan, antara lain :Melanjutkan sekolah, Mencari pekerjaan, Memulai kehidupan berkeluarga, Menjadi anggota masyarakat, Mempraktikkan hidup sehat. Menurut UNFPA 2012 menyatakan bahwa anak perempuan berpendidikan rendah, didaerah pedesaan dan miskin cenderung menikah dibawah usia 18 tahun. Gambar 3 Jumlah Pernikahan Dini di Desa dan di Kota (UNFPA database menggunakan DHS/MICS dari 78 negara berkembang selama )

21 12 Dilihat dari data diatas menunjukan bahwa pernikahan dini disebakan oleh 3 aspek, yaitu: aspek geografi, aspek pendidikan dan kesejahteraan. Berdasarkan wilayah geografis, jumlah nikah dini di daerah pelosok atau pedesaan lebih tinggi dari perkotaan, yaitu 44% untuk pedesaan dan 22% untuk perkotaan. Berdasarkan pendidikannya, semakin rendah tingkat pendidikannya, maka akan semakin tinggi tinkat pernikahan dininya. Table 1 Kelompok Miskin dan Pernikahan Dini Fenomena pernikahan dini tetap berkaitan dengan status kesejahteraan.karena pernikahan dini banyak terjadi pada masyarakat prasejahtera.pernikahan dini juga sering disebut dengan pernikahan dini atau sering disebut sebagai pernikahan anak. Karena berada pada usia 16 tahun yang masih termasuk usia produktif dan pemuda. Penduduk yang memiliki kisaran usia tahun (UU No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan pasal 1 ayat 1). Ini berarti secara langsung pemuda terlibat dalam fenomena bonus demografi ini.namun undang-undang Perlindungan Anak no 23/2002 menyatakan anak adalah orang yang masih berada didalam kandungan hingga berusia 18 tahun. Oleh karena itu pernikahan dini juga disebut pernikahan anak Pernikahan dini banyak terjadi di daerah pelosok atau pedesaan dibandingkan diperkotaan (Lihat Lampiran 8), dan paling banyak terjadi pada kisaran usia tahun. Pada kisaran usia inilah masa remaja sedang dalam proses pengembanga diri dan pencarian jati diri. Namun karena adanya nikah dini yang di dorong oleh berbagai faktor.data dibawah menunjukkan jumlah pernikahan anak berdasarkan tingkat kesejahteraan menurut populasi perempuan.

22 13 D. Implementasi Program Hear Here! Pengertian Hear Hear adalah suatu gerakan yang di rintis didaerah terluar,terdepan dan terpencil dengan melaksanakan kegiatan pelatihan lifeskill dankewirausahaan dan akses informasi Generasi Berencana. Komunitas ini akandidampingi oleh kader-kader P IK R/M yang tersebar diseluruh provinsi diindonesia dan bekerjasama dengan karang taruna setempat (jika ada).maknahear Here! Artinya Dengar Disini!. Maknanya adalah dengan gerakan ini kita memberitahukan kepada dunia bahwa di tempat tersebut ada sekelompok pemuda yang sedang berjuang untuk pemberdayaan ekonomi dan kesehatan reprodusi remaja (KRR) untuk melawan fenomena nikah dini. Konsep Hear Here! PIK R/M yang bertujuan untuk menyediakan informasi mengenaikrr (Kesehatan Reproduksi Remaja) dan isu-isu kependudukan lainnya akanberkolaborasi dengan pengembangan perekonomian di daerah lokal denganmengoptimalkan sumberdaya yang ada dengan menngunakan konsepperekonomian kerakyatan. Konsep Ekonomi Kerakyatan akan memotivasi pemuda dalam pemberdayaan ekonomi berbasis gotong royong dan menggunakan asas kekeluargaan dalam mengembangkan kewirausahaan dalam organisasi Hear Here! (Lampiran 3). Hear Here! mendukung tercapainya 3 tujuan utama MDGs, yaitu: Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, Keselamatan Ibu Melahirkan, Kematian Anak, Pencegahan HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya. Karena dengan adanya penyuluhan dan pendidikan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja), Triad KRR akan menumbuhkan kesadaran bagi remaja mengenai dampak kesehatan dari menikah muda yang menyebabkan tingginya kematiaan bayi dan ibu hamil. Serta mereka mampu mencegah Triad KRR (HIV/AIDS, Freesex, Napza). Pemberdayaan perekonomian yang dilakukan tanpa membeda-bedakan gender dan jenis kelamin dapat memberikan kesempatan untuk pemuda baik itu laki-laki maupun permpuan dalam mencapai kemandirian

23 14 ekonomi. perempuan. Ini merupakan salah satu langkah solutif dalam pemberdayaan Metode Pengembangan Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan program ini dilaksanakan dengan 3 tahapan; yaitu: tahap sosialisasi, pengembangan organisasi dan pelatihan kewirausahaan, dan tahap pengimplementasian. (Lampiran 1) 1. Tahap Sosialisasi Koordinasi antar anggota pelaksana., Sosialisai pada pihak daerah (kepala desa, kepala dusun, ketua RW), Konsultasi dengan pihak desa dan dusun., Sosialisasi kepada para pemuda desa. 2. Proses Pengembangan Organisasi Pengembangan struktur organisasi, Penyusunan program kerja, Pembagian tugas, Pengenalan manfaat dan pentingnya Hear Here!, Pengenalan pengaruh Hear Here!, Pelatihan proses kerja Hear Here!, Analisa potensi daerah yang akan dikembangkan, Evaluasi dan penyusunan program kerja. 3. Tahap Pengimplementasian Koordinasi antara tim pelaksana, dan perangakat desa, Penyusunan anggaran belanja program dan berfokus pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, Penentuan jadwal dan pelaksanaan progran kerja dan publikasi kepada masyarakat, Pelaksanaan kegiatan evaluasi. Sebagai contoh adalah PIK Mahasiswa Peer Counseling Corner Universitas Negeri Malang yang sering disebut sebagai Sanggar Konseling Sebaya yang berpusat di Universitas Negeri Malang, Malang. PIK M Peer Counseling Corner akan menjadi penggera program Hear Here! di daerah tertinggal yang ada di Kabupaten Malang, misalnya Dusun Kucur, Desa Argosari, Kecamatan Dau. Kabupetan Malang. Dngan memberdayakan pemuda dan organisasi kepemudaan yang ada disana dan menjalin kerjasama untuk memperoleh hibah dana dalam mendukung terlaksananya program. Seperti halnya melalui ICOMP (International Concil on Management of Population Programme) dan Ford Foundation. Karena tingkat kualitas sumber daya manusia dan

24 15 perekonomian di desa ini tertinggal (lampiran 6). Misalnya saja di satusatunya MTs yang ada di desa ini, pada tahun 2013 dari 75 siswa yang lulus maksimal hanya 20 anak yang melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Selain itu, mereka akan dinikahkan atau berurbanisasi dan mencari kerja. Pihak yang terlibat dalam implementasi Hear Here! Ada beberapa pihak yang harus berperan aktif dalam implementasi dari Hear Here!, yaitu:pik R/M sebagai pioner dan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk merintis dan mendampingi organisasi yang akan dirintis di daerah tertinggal PIK R/M merupakan potensi sumber daya yang dapat diberdayakan untuk membuat vocal point di daerah tertinggal.pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan yang diharapkan mampu mendukung pencapaian dari tujuan Hear Here!.NGO (Non Government Organizations), NGO berperan sebagai pihak eksternal yang mendukung pelaksanaan dari Program Hera Here!. NGO akan mendukung secara moriil maupun materiil. Contohnya adalah ICOMP (International Council of Management on Population Programme) dan Ford Foundation yang berperan aktif memberikan grants dan funds untuk terlaksana organisasi-organisasi LSM. Pemuda Lokal dan Organisasi KepemudaanMereka akan berperan sebagai aktor dalam pelaksanaan Hear Here! dengan pendampingan dari PIK R/M yang ada didaerah pusat. (Lihat Lampiran 5) Kegiatan-kegiatan dari Pengelolaan Hear Here Kegiatan PIK R/M meliputi : 1. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja a. Membentuk Hear Here!.Pembentukan PIK R/M di daerah tertinggal untuk memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang 8 Fungsi Keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, TRIAD KRR, Life Skills, Gender, Advokasidan KIE. b. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas Hear Here! sesuai dengan karakteristik dearah tertinggal yang kita tuju dengann mengoptimalkan potensi lokal yang ada sehingga tercipta organisasi yang ramah remaja.

25 16 c. Melakukan advokasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari penentu kebijakan terhadap kelancaran dan keberlangsungan Hear Here!. d. Melakukan promosi dan sosialisasi Hear Here!. e. Menyiapkan dan memberdayakan SDM pengelola Hear Here! Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan dan memberdayakan SDM (Pengelola, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya). f. Dukungan sumber danahear Here!. Penggalangan dana baik yang bersumber dari APBN dan APBD maupun sumber lainnya yang tidak mengikat. Selain itu, untuk dukungan operasional juga bisa bekerjasama dengan NGO ang sudah ada. g. Melaksanakan konsultasi dan fasilitasi dalam pengelolaan Hear Here! 2. Pemberdayaan Ekonomi a. Menganalisa potensi daerah yang dimiliki untuk dikembangkan menjadi sebuah industri kreatif untuk remaja yang menjadi anggota maupun remaja sekitar dengan fasilitasi dari Hear Here! b. Menyusun business plan untuk dilaksanakan oleh Hear Here!. Penyusunan business plan mampu menjadi langkah strategis dalam menganalisa keberlanjutan usaha. c. Pelatihan ketrampilan untuk pembuatan produk-produk industri kreatif sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki. Konsep pemberdayaan ekonomi dengan menggunakan konsep ekonomi kerakyatan.ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang demokratis.sehingga konsep inilah yang sesuai untuk diimplementasikan dalam pemberdayaan pemuda di daerah tertinggal dalam implementasi Hear Here!.Menurut Prof. Dr. Mubyarto sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan, kedaulatan rakyat dan menunjukkan pemihakan sunguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Peran pemuda sangatlah diperlukan dalam mengembangkan bakat dan memberdayakan mereka agar mandiri dalam bidang perekonomian dan mengurangi pernikahan dini.

26 17 E. Dampak Hear Here! Terhadap Remaja dalam menghadapi Bonus Demografi 2030 Menurut penelitian di China oleh Lim MSC, Zhang X-D, Kennedy E, Li Y, Yang Y, Li L, et al. (2015), dari 310 remaja hanya 39% yang mengetahui mengenai informasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan penyiapan kehidupan berkeluarga untuk remaja. Hasil penelitiannya menunjukkan akses informasi untuk remaja dalam Kesehatan Reproduksi Remaja dan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sangatlah penting untuk mengurangi jumlah pernikahan diusia dini maupun kehamilan tidak diinginkan. Berdasarkan penelitian dari Nuzulia Rahayu, dkk pada tahun 2013 memaparkan bahwa ada peningkatan pengetahuan remaja di di SMAN 1 Lubuk, Kabupaten Siak Indrapuramengenai Kesehatan Reproduksi Remaja dan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga untuk Remaja. Kabupaten Siak Sri Indrapura merupakan salah satu daerah perbatasan dan tertinggal yang ada di Provinsi Riau.Ada perubahan sikap remaja tentang seks pranikah dari yang bersikap baik sebanyak 69,6% menjadi 91,1% dalam menyikapi seks pranikah setelah kegiatan penyuluhan PKPR (Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja) dilaksanakan. Peningkatan pengetahuan setelah kegiatan penyuluhan yang merupakan bagian dari PKPR atau sekarang disebut dengan PIK R/M (Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahassiwa) sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh informasi yang tersedia baik dari pendidikan formal maupun non formal. Kegiatan PKPR berupa penyuluhan dan pembinaan kader sendiri merupakan salah satu kegiatan dalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan bagi remaja yang membutuhkan serta bermanfaat menambah wawasan tentang kesehatan mereka (Lampiran 7). PIK R/M di Indonesia menurut BKKBN, 2014 sudah mencapai PIK R/M yang berada di Sekolah Menengah maupun Perguruan Tinggi. (Lihat Lampiran 4). PIK R/M tersebar di seluruh Indonesia namun hanya pada pusatpusat daerah, belum merambah ke wilayah tertinggal. PIK R/M inilah yanga akan menjadi penggerak dan perintis program Hear Here! di kawasan tertinggal. PIK R/M yang sudah berdiri inilah yang akan menjadi perpanjangan tangan dari

27 18 pemerintah dalam mempromosikan program Generasi Berencana dan Pemberdayaan Perekonomian. Pada 1990 membawa sebuah kesadaran baru mengenai isu kesehatan reproduksi untuk laki-laki dan mneingkatnya perran dann tangungjawab untuk pasangan laki-laki (perempuan) (Schulte & Sonnenstein, 1995).Pendidikan mengenai penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sangatlah penting. Karena jika seseorang telah memahami dan mengetahui, maka akan mempengaruhi pertimbangan mereka dalam berperilaku. Penelitian empiris menunjukkan bahwa pria yang diinformasikan dan dididik tentang masalah kesehatan reproduksi lebih mungkin untuk mendukung keputusan pasangan mereka tentang keluarga berencana dan metode kontrasepsi (Grady, Tanfer, & Lincoln-Hanson, 1996) Penelitian yang dilakukan oleh Mosena, Pat W, at.el pada tahun 2004, bertujuan meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi dan meningkatkan pilihan gaya hidup di kalangan remaja laki-laki direkrut dari lingkungan dalam kota di Chicago. Antara tahun 2000 dan 2004, 75 laki-laki Afrika Amerika, usia 14-17, dari 15 sekolah tinggi di sisi selatan Chicago yang terdaftar dalam program ini. Penelitian ini menguji dampak partisipasi program Advokat Sebaya untuk Kesehatan dalam distribusi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang dilakukan selama 5 tahun.dalam penelitian tersebut dipaparkan jika dari sukarelawan yang tergabung dalam komunitas ini berhasil melaksanakan program penyuluhan kepada orang selama pelaksanaan program ini. Aninanya GA, Debpuur CY, Awine T, Williams JE, Hodgson A, Howard N (2015) melakukan penelitian terhadap remaja di Ghana mengenai efektifitas dari pembelajaran sosial melalui kerjasama sosial, motivasi, penyuluhan dan akses informasi dengan perubahan perilaku yang diimplementasikan di lingkungan berpenghasilan rendah dan tertinggal yang terdapat di Ghana Utara. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisa dampak penyuluhan, konseling dan pembarian akses Kesehatan Reproduksi Remaja dan penyiapan kehidupan keluarga bagi remaja terhadap perubahan perilakunya. Pemberian akses informasi merupakan cara yang efektif untuk mengurangi jumlah pernikahan dini,

28 19 sedangkan untuk pemberdayaan remaja dalam bidang ekonomi Steven Sek-yum Ngai pada Februari 2004 melakukan penelitian di Hongkong terhadap remaja berusia tahun untuk memberdayakan mereka dan pelatihan dunia kerja. Kegiatan ini dilakukan selma 12 bulan kepada 50 remaja di daerah tertinggal menujukan bahwa pelatihan yang efektif kepada orang muda harus memberi perhatian yang lebih terhadap konteks sosial setiap individunya.williamson (1997) dalam penelitiannya keopada remaja di daerah tertinggal di Glamorgan Selatan dan Tengah yang menjadi tempat termiskin di Britain memaparkan bahwa menunjukkan bahwa untuk pemuda miskin dan tertinggal harus menggunakan cara informatif dan pendekatan sosial.

29 20 BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pengembangan Hear Here mampu menjadi langkah strategis untuk menghadapi Bonus Demografi 2030, terutama dalam upaya pemerataan pembangunan yang berfokus pada pembangunan sumberdaya manusa. Diharapkan usulan dan analisa ini mampu menjadirekomendasi bagi pengambilan kebijakan pemerintah dan pengembangan masyarakat. Hear Here! mampu menyiapkan remaja Desa di daerah tertinggal untuk menghadapi Bonus Demografi dimana jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada akan mencapai 70%, sedangkan sisanya, 30%, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Diharapkan dengan adanya Hear Here! pemuda di desa tersebut dapat memberdayakan potensi dan bakatnya serta mendapat akses informasi penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, khususnya mengenai KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja), PUP(Pendewasaan Usia Perkawinan) untuk menekan jumlah pernikahan dini di daerah tertinggal dan Pemberdayaan Ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup remaja di daerah tertinggal. Sehingga pemuda tersebut dapat ikut berpartisipasi dan memiliki kesempatan berperan aktif dalam pemerataan pembangunan bangsa. \

30 21 DAFTAR PUSTAKA [1] Aninanya GA, Debpuur CY, Awine T, Williams JE, Hodgson A, Howard N (2015) Effects of an Adolescent Sexual and Reproductive Health Intervention on Health Service Usage by Young People in Northern Ghana: A Community-Randomised Trial. PLoS ONE 10(4): e doi: /journal.pone [2] Badan Pusat Statistik Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. [3] Bank Dunia LPDP Beasiswa afirmasi. (online).(. diakses diakses 25 Maret 2015 [4] Bank Dunia Indonesia 2014 and Beyond : A Selective Look. Jakarta : Bank Dunia. [5] BKKBN Hasil Pernikahan Dini.Jakarta :BKKBN [6] BKKBN edoman Pengelolaan pusat informasi dan konseling remaja dan mahasiswa (PIK R/M).Jakarta : BKKBN [7] Depkes, 2006: Status Kesehatan Masyarakat berbasis gender, Balitbangkes, Ditjen Bina Kesmas, Departemen Kesehatan RI, Desember [8] Depkes, 2001-a: Yang perlu diketahui petugas kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi, Departemen Kesehatan RI, 2 [9] Grady, W., Tanfer, K., Billy, J.O.G., &Lincoln-Hanson, J. (1996). Men's perceptions of their roles and responsibilities regarding sex, contraception and childrearing. Family Planning Perspectives, 28(6), [10] IHEU. UN publishes IHEU statement: child marriage is child abuse. [diunduh 29 April 2009]. Didapat dari: [11] Jannah. F Pernikahan Dini Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Keluarga Pada Masyarakat Madura (Perspektif Hukum Dan Gender).Egalita.Vol.7 (No.1).[Dokument].[Internet]. [diunduh 1 oktober 2013]. Format/Ukuran : PDF/456 Kb. Dapat diunduh dari :

31 22 [12] Joseph Nataanel, DKK Prevalensi pernkahan anak dan factor-faktor penentunya diantara wanita muda Indonesia. Jakarta : Child Poverty and Social Protection Conference [13] Landung J, Thaha R, Abdullah AZ Studi Kasus Kebiasaan pernikahan usia dini pada masyarakat kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja. Jurnal MKMI. Vol.5 (No.4). Hal: [Dokumen].[Internet]. [diunduh 30 September 2013]. Format/Ukuran : PDF/6610 Kb. Dapat diunduh dari : 0vol%205%20pernikahan%20usia%20dini.pdf?sequence=2 [14] Lim MSC, Zhang X-D, Kennedy E, Li Y, Yang Y, Li L, et al. (2015) Sexual and Reproductive Health Knowledge, Contraception Uptake, and Factors Associated with Unmet Need for Modern Contraception among Adolescent Female Sex Workers in China. PLoS ONE 10(1): e doi: /journal.pone [15] Mosena, Pat W; Ely, Janice; Ho, Joyce; Ruch-Ross, Holly S. International Journal of Men's Health 3.3 (Sep 30, 2004): 221 [16] Mubyarto (1979), Gagasan dan Metode Berpikir Tokoh-tokoh Besar Ekonomi danpenerapannya Bagi Kemajuan Kemanusiaan (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalamilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 19 Maret 1979) [17] Notoadmodjo, S Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. RinekaCipta:Jakarta [18] Rahayu, Nuzulia, dkk Pengaruh Kegiatan Penyuluhan DalamPelayanan Kesehatan Peduli Remaja (Pkpr) Terhadap Pengetahuan Dan SikapRemaja Tentang Seks Pranikah Di Sman 1 Lubuk DalamKabupaten Siak Sri Indrapura. Medan: USU [19] Riskesdas Presentase Perempuan usia tahun menurut umur perkawinan pertama. Jakarta: Riskesdas

32 23 [20] Santock, J.W. Life Span Defelopment-Perkembangan Masa Hidup. (Alih Bahasa Achmad Chusairi dan Juda Damanik). (Jakarta. Erlangga) 2002, h. 287 [21] Schulte, M., &Sonenstein, F. (1995). Men at family planning clinics: The new patients? Family Planning Perspectives, 27(5), [22] Shavelson, R. J., Hubner, J. J. dan Stanton, G. C Validation of Construct Interpretation. Review of Educational Research. 46: [23] Steven Sek-yum Ngai; Ngan-pun Ngai. Adolescents; Spring 2007;42, 165; ProQuest Nursing 4 Allied Health Sources. Pg. 137 [24] Suryadi, Ace Pembangunan Nasional ACE_SURYADI/Risalah_ pdf (diakses pada 24 Mei 2015) [25] Susenas Data Pernikahan Dini. Jakarta: Susenas [26] UNICEF. Early marriage: a harmful traditional practice, a statistical exploration. [diunduh 29 April 2009].Didapat dari: [27] UNICEF. Early marriage: child spouses. Innocenti Digest 2001;7:2-29. [28] UNPFA. Child marriage fact sheet. [diunduh tanggal 29 April 2009]. Didapat dari: [29] Wasisto Raharjo Jati Bonus Demografi Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi : Jendela Peluang Atau Jendela Bencana Di Indonesia?. (Online),( Mesin_Pertumbuhan_Ekonomi_Jendela_Peluang_atau_Jendela_Bencana_ di_indonesia), diakses 25 Maret 2015 [30] Williamson H.(1997). Status Zero youth and underclass; some considerations.in R MacDonalds (Ed.), Youth, the underclass social exclusions. London & New York; Routledge [31] Inilah Penyebabnya Perceraian tertinggi di Indonesia.(Online), (

33 24 penyebab-perceraian-tertinggi-di-indonesia html), diakses tanggal 20 Maret [32] Pernikiahan Dini di Kabupaten Malang Masih Tinggi (Online),( kabupaten-masih-tinggi.html), diakses tanggal 10 Maret 2015 [33] Angka Pernikahan Dini Tinggi Pemkab Malang Putar Otak (Online), ( diakses tanggal 10 Maret [34] MUI Dukung Batas Usia Nikah Wanita 18 Tahun (Online), diakses tanggal 20 September 2014

34 Lampiran 1 Implementasi Hear Here! KOORDINATOR ANTAR ANGGOTA PIK PENGURUSAN IJIN KOORDINASI DENGAN PEMUDA PERINTISAN STATUTA ORGANISAS HEAR HERE! PENGEMBANGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM KERJA ANALISA POTENSI DAERAH PELAKSANAAN PROGRAM HEAR HERE! EVALUASI PROGRAM DESA EVALUASI PROGRAM KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PELAPORAN

35 Lampiran 2 Jumlah Pernikahan Dini pada Usia di Bawah 18 Tahun untuk Negara yang Peraturan Menikahnya diatas 18 Tahun

36 Lampiran 3 Framework Konsep Implementasi Hear Here!

37 Lampiran 4 Data PIK R/M di Indonesia. (BKKBN, 2014)

38 Lampiran 5 Contoh Implementasi Hear Here! Pemberdayaan Pemuda Lokal di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

39 Lampiran 6 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja

40 Lampiran 7 Pernikahan Dini dan Tingkat Kesejahteraan (Joseph Natanael, 2013)

41 Lampiran 8 Perbadingan Pernikahan Dini di Desa dan di Kota Sumber : Susenas, 2010

42 Lampiran 9. Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010 (Sensus 2010)

43 Lampiran 10. Surat Pernyataan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk sebesar 237.641.326 jiwa sedangkan jumlah penduduk Provinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan salah satu penduduk terbesar di dunia. Pada data sensus penduduk tahun 2010, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Remaja dan berbagai permasalahannya menjadi perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja Indonesia banyak yang memiliki prestasi tinggi baik itu dari segi akademis maupun non akademis. Sudah banyak pemuda indonesia yang mengharumkan nama indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal tersebut menjadi perhatian khusus internasional mengingat risiko yang timbul akibat pernikahan

Lebih terperinci

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja http://ceria.bkkbn.go.id Direktur Bina Ketahanan Remaja I ndra Wirdhana, SH,M M A. PENDAHULUAN Jumlah Remaja kurang lebih 64 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yaitu sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah penduduk

Lebih terperinci

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011). 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA A. Pendahuluan Oleh: Drs. Mardiya Ada cita-cita besar yang ingin diraih oleh pemerintah dalam hal pengendalian Laju Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization remaja merupakan mereka yang berada pada tahap transisi antara anak-anak dan dewasa pada rentang usia 10-19 tahun dan menurut Badan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi

Lebih terperinci

GENERASI BERENCANA G-E-N-R-E

GENERASI BERENCANA G-E-N-R-E GENERASI BERENCANA G-E-N-R-E H. NOFRIJAL BKKBN PROVINSI GORONTALO 04 FEBRUARI 2011 Masalah Remaja: kualitas (anak) kita Pengertian Remaja Remaja, Pemuda,Orang Muda, dan Generasi Muda 1. Remaja (Adolescent)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta j iwa atau

BAB I PENDAHULUAN. selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta j iwa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah generasi masa depan bangsa yang akan menentukan hitam putihnya bangsa di kemudian hari. Hal ini dapat dipahami karena para remaja selain jumlah sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur 10-19 tahun (WHO, 2015 a ). Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja,

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan untuk merespon masalah remaja, antara lain melalui program di sekolah, masyarakat, keluarga dan kelompok sebaya. Dari berbagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Deskripsi Wilayah Kota Bandar Lampung Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010 LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PASCA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ORIENTASI PENDIDIK SEBAYA DAN KONSELOR SEBAYA TAHUN 2010 I. Latar Belakang Keberhasilan kegiatan pendidikan pelatihan dinilai dari efektivitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi

Lebih terperinci

REMAJA GENRE: PELUANG MENUJU BONUS DEMOGRAFI

REMAJA GENRE: PELUANG MENUJU BONUS DEMOGRAFI REMAJA GENRE: PELUANG MENUJU BONUS DEMOGRAFI Sinta Mayasari 1 Azizah Husin 2 1. Mahasiswa Magister Kependudukan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya 2. Dosen Magister Kependudukan Program Pascasarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja

I. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi penduduk yang sangat tinggi. Menurut data Sensus Penduduk, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Pola karakteristik pesatnya tumbuh kembang ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Remaja adalah suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, ini berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun. Remaja terdiri dari

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENGINTEGRASIAN PROGRAM GENERASI BERENCANA DALAM KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000) hampir 1 diantara 6 manusia di bumi ini adalah remaja. Dimana 85% antaranya hidup di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pada masa remaja terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Terjadinya perubahan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World Health Organization (WHO) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di

Lebih terperinci

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik, tetapi meliputi aspek mental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan remaja yang dihadapi sekarang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan remaja yang dihadapi sekarang berkaitan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan remaja yang dihadapi sekarang berkaitan dengan masalah seperti pernikahan dini yang disebabkan kehamilan diluar nikah, AIDS, penyalahgunaan NAPZA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang memiliki banyak masalah, seperti masalah tentang seks. Menurut Sarwono (2011), menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses kematangan emosional, psiko-sosial dan seksual yang ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk

Lebih terperinci

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016 MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA A. LATAR BELAKANG Jakarta, 5 September 2016 Penduduk merupakan asset terpenting suatu bangsa, pentingnya penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang memiliki remaja yang kuat serta memiliki kecerdasan spiritual,intelektual serta emosional yang kuat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE Artikel PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN BAGI REMAJA MASALAH DAN SOLUSI Oleh: Sunartiningsih, SE Tidak terasa, Kota Yogyakarta yang selama ini dianggap sebagai kota kecil, sekarang sudah semakin ramai sampai-sampai

Lebih terperinci

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS SERTA PEMUDA DAN OLAHRAGA Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

Lebih terperinci

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJI MULYO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kualitas SDM sangat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas hidup perempuan karena perempuanlah yang hamil, melahirkan dan menyusui anak sejak bayi sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/ jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi, serta proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial bagi remaja semakin menjadi perhatian di seluruh dunia sejalan dengan rekomendasi International Conference

Lebih terperinci

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS X DAN XI TENTANG KEGIATAN PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK-KRR) DI MAN 1 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2015 Yusnidar 1*) 1 Dosen Politeknik

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memprediksikan tahun 2016 jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 miliyar, tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa dewasa, dengan rentang usia 10-19 tahun (WHO, 2003). Secara demografis kelompok remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja (adolescence)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini merupakan era globalisasi dimana sering terjadi perdagangan manusia, budaya luar dengan mudahnya masuk dan diadopsi oleh masyarakat sehingga memunculkan

Lebih terperinci

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN

MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN MENGGUGAH KEPEDULIAN REMAJA TERHADAP MASALAH KEPENDUDUKAN Oleh: Wahyu Roma Ratnasari Ada cita-cita besar yang ingin diraih oleh pemerintah dalam hal pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) hingga

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI UNIVERSITAS UDAYANA PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PADA SEKOLAH DENGAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN TANPA PIK-R DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan lingkungan sosial dewasa ini ditandai dengan penekanan yang terlampau besar pada nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itu salah satunya adalah materialisme.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam pembangunan serta menjadi titik sentral dalam pembangunan

Lebih terperinci

Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 04 No. 07 Januari-Juni

Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 04 No. 07 Januari-Juni Pernikahan Dini Ditinjau Dari Sudut Pandang Sosial Dan Pendidikan Oleh: Abstrak Pernikahan merupakan suatu kegiatan yang yang merubah suatu hal yang haram menjadi halal dengan syarat sah sebuah pernikahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya.

Lebih terperinci

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Population and Worker POPULATION AND WORKER III PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN III POPULATION AND EMPLOYMENT III.1 PENDUDUK a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah sosial diantaranya pengangguran, kriminalitas, dan kekurangan bahan pangan bahkan gizi buruk.

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah sosial diantaranya pengangguran, kriminalitas, dan kekurangan bahan pangan bahkan gizi buruk. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah yang dihadapi Kabupaten Bandung saat ini masih sangat kompleks, dimulai dari permasalahan di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan. Kendala utama

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini. STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini Dewi Elliana*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : elliana_dewi@yahoo.com ABSTRAK Masa remaja adalah

Lebih terperinci

ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU

ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY DIKALANGAN REMAJA BENGKULU Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Jln. Pembangunan No. 10 Padang Harapan Bengkulu 38224 Telp/Fax (0736) 21144 website http://bengkulu.bkkbn.go.id

Lebih terperinci

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 1. Pendahuluan Dalam demografi pertumbuhan penduduk antara lain dipengaruhi oleh fertilitas. Perkawinan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi seseorang dari masa anakanak untuk menuju masa dewasa. Remaja memiliki keunikan dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu sasaran program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengingat jumlah penduduk usia remaja di Indonesia sekitar 27,6%,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual dapat diwujudkan dalam

Lebih terperinci

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA 9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), sebuah lembaga non-profit yang dibentuk dan dijalankan oleh orang muda di

Lebih terperinci

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI Dr. Junaidi, SE, M.Si (Disampaikan pada Rapat Koordinasi Perwakiltan BKKBN Provinsi Jambi tanggal 1 September 2016) I. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) sekitar seperlima dari penduduk dunia merupakan remaja berumur 10-19 tahun dan sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera. Peran program

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Faktor Penyebab di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Causes of Early Marriage in Sampara Village Konawe Wa Ana Sari, Yanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna. Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Survei Penduduk yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, 63,4 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat padat. Hal ini terlihat dari angka kelahiran yang terjadi di setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado ARTIKEL PENELITIAN Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado Factors Associated With Early Mariage In Couples Of Childbearing Age

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi, globalisasi teknologi, dan informasi serta berbagai faktor lainnya turut mempengaruhi pengetahuan,

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai individu yang berada pada rentang usia tahun (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefenisikan remaja sebagai masa dimana individu berkembang pada saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sampai mencapai

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Remaja dan berbagai permasalahannya menjadi perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja

Lebih terperinci

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan usia muda adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan sebuah pernikahan, namun memutuskan untuk terikat dalam sebuah ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka 237,641,326. Maka dengan tingginya jumlah penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka 237,641,326. Maka dengan tingginya jumlah penduduk di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring waktu semakin tinggi jumlah penduduk Indonesia,tercatat Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai angka 237,641,326.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat, yaitu mencapai 248,8 juta jiwa dengan jumlah penduduk berusia 10 sampai 19 tahun mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) (2017), masa remaja ada dalam rentang usia 10-19 tahun. Sedangkan menurut Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), remaja disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah merupakan salah satu usaha untuk mecapai kehidupan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu belakangan ini pemerintah lebih mengutamakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu belakangan ini pemerintah lebih mengutamakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sosial merupakan sebuah fenomena yang beragam, perlu adanya pengembangan sosial berkelanjutan untuk membenahi permasalahan sehingga mampu menekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (1995) masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia 10-19 tahun. Remaja adalah populasi besar dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Remaja dalam beberapa literatur biasanya merujuk pada usia 10-19 tahun. Badan Koordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja atau young people adalah anak yang berusia 10-19 tahun (World Health Organization, 2011). Pada periode ini manusia mengalami masa transisi dengan kebutuhan kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI Waode Sitti Asfiah Udu*, Putu Yayuk Widyani Wiradirani** *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province

ABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province ABSTRACT NENDEN BUDIARTI. The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province. Under supervision of RINA OKTAVIANI and RATNA WINANDI. 2Education is one of human capital investment,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang pula perkembangan remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet yang dengan mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perilaku seksual pranikah pada remaja jumlahnya meningkat yang terlihat dari data survey terakhir menunjukkan kenaikan 8,3% dari total remaja

Lebih terperinci

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU irdsall, Kelley dan Sinding eds (2001), tokoh aliran Revisionis dalam masalah demografi membawa pemikiran adanya hubungan antara perkembangan penduduk

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci