EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh : Noky Tri Rachmadianto J FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2 /..,-fu\ i#k}i} \E]1 UNIVBRSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN \Yebsite: Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir : Pembimtring I Penrbimbing II : Irdalvati, S.Kep, Ns, M.Si, Med : Bakori, S.Kep., NI.Ptt Teiah inembaca dan ntencennati naskaii iirlikei publikasi ilmiah, yang merupakah ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa : Nama NIM Program Studi Jenis Karya Judul Skripsi : Noky Try Rachmadianto : J : llmu I(esehatan : Skripsi : EVEKTIFITAS PEN{BERIAN TABLET TAMBAH DARAH TER}IADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAhTATA}{ DONOROJO KABUPATEN PACITAN Naskah artiksl tersebut, layak dan dapat ciisetujui untuk dipublikasikan. Der*ikian persetujuan ini dibuat, selroga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 9 Desember 2074 Pemtrinrbing I Pembimbing II rvati, S.Kep, Ns, M.Si, Mett ) (Bakori, S.Kep., M.

3

4 EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN Oleh: Noky Tri Rachmadianto Abstrak Berdasarkan studi pendahuluan di Wilayah Kecamatan Donorojo Pacitan didapatkan 158 responden mengalami anemia. Hal ini ternyata berpengaruh menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, menghambat pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak, meningkatkan resiko menderita infeksi, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian tablet tambah darah terhadap kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimental. Sampel diambil dengan proportionate random sampling pada bulan Desember 2013 Januari 2014 di SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan sebanyak 158 responden. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa pengecekan kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet tambah darah 200mg. Analisis data penelitian ini menggunakan uji paired t test. Hasil penelitian diketahui mayoritas siswi sebelum diberi tablet tambah darah mengalami anemia ringan sebanyak 102 siswi (64,56%) dan setelah diberi tablet tambah darah mengalami anemia ringan 70 siswi (44,30%). Hasil uji diketahui pemberian tablet tambah darah efektif terhadap kadar Hb siswi, yang ditunjukkan nilai p = 0,026 (p < 0,05). Kesimpulannya adalah pemberian tablet tambah darah efektif terhadap kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo. xvi

5 THE EFFECTIVENESS OF THE GIVING OF BLOOD-BOOSTER SUPPLEMENT TO THE DEGREE OF HB OF THE FEMALE STUDENTS OF DONOROJO 1 JUNIOR HIGH SCHOOL IN DONOROJO, PACITAN. Noky Tri Rachmadianto Abstract Based on the previous study in the area of Donorojo Pacitan, there are 158 respondents suffering anemia. This situation has an impact to the decrease of the ability and focus in learning, inhibits the physical growth and intelligence, increases the infection risk, decreases physical endurance so that it is easy to get sick, decreases the learning motivation, concentration, and achievement. This research aims to find out the effectiveness of the blood-booster supplement giving to the degree of HB of the female students of Junior High School 1 of Donorojo in Pacitan. This research belongs to quantitative research using quasi experimental. 158 repondents are taken as the samples using proportionate random sampling in December January 2014 in Donorojo Junior high School I in Donorojo, Pacitan. The data collection instrument in this research is the checking of the HB degree before and after the giving of blood-booster tablets 200mgs. Data analysis uses paired t test. The result of the research shows that most female students (102 students or 64.56%) suffers light amnesia before the treatment. After the treatment, there are 70 students (44.30%) suffering light amnesia. The test result shows that the giving of blood-booster tablets is effective to the Hb degree of the students indicated by the value p= (p<0.05). it can be concluded that the giving of the blood-booster tablets is effective to the Hb degree of female students of Donorojo Junior High School I in Donnorojo, Pacitan. Key Words: Blood-booster tablets, degree of Hb xvii

6 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan PENDAHULUAN PENDAHULUAN Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah (40%), dan anak-anak pra sekolah (25%) (Ramakrishnan, 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan 26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia (Gunatmaningsih 2007) sedangkan dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada balita 40,5%, remaja putri tahun 57,1%, dan usia tahun 39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita memiliki resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putri (Isniati 2007) Sekitar 90% penyebab anemia adalah akibat kekurangan besi, yang disebut sebagai anemia gizi besi (Solon, 2003 ). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari normal (Masrizal,2007) Populasi remaja di Indonesia mencapai 20% dari total populasi penduduk Indonesia, yaitu sekitar 30 juta jiwa. World Health Organization menyebutkan bahwa banyak masalah gizi pada remaja masih terabaikan, disebabkan karena masih banyak faktor-faktor yang belum diketahui, padahal remaja merupakan sumber daya manusia Indonesia yang harus dilindungi karena potensinya yang sangat besar dalam upaya pembangunan kualitas bangsa (Fikawati, 2004). Hasil survei data dasar pada 10 kabupaten daerah proyek KI KPK (Kesehatan Ibu Kemitraan dan Pendekatan Keluarga) pada tahun 1998 menunjukkan angka prevalensi anemia Jawa Timur lebih tinggi dari nasional, yaitu 80,2% remaja putri (SLTP dan SMU) dan 91,5% calon pengantin (wanita) (Depkes, 2008). Hasil prevalensi anemia remaja putri Kabupaten Pacitan tahun 2011 menunjukkan 56,7% (DinKes Pacitan, 2011). Dampak dari anemia pada kesehatan antara lain menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, menghambat pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak, meningkatkan resiko menderita infeksi, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar. Mengganggu pertumbuhan sehingga tidak bisa mencapai tinggi badan optimal (DepKes, 2005). Penyebab anemia gizi diantaranya adalah makanan yang dikonsumsi sehari-hari kurang mengandung zat besi yang dibutuhkan tubuh, meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi misalnya karena masa remaja mengalami proses menstruasi dan meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh (misalnya karena perdarahan akibat kecelakaan, kehilangan darah akibat menderita penyakit malaria, kecacingan dan haid) (DinKes Propinsi Jawa Timur, 2010). Hasil studi pendahuluan pada tanggal 12 Nopember 2012 pada

7 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo siswi SLTP N I Donorojo terdapat 379 responden terdapat 40 responden(10,55%) mengalami anemia.dari data UPT Puskesmas Donorojo, angka kejadian anemia pada siswi SLTP N I Donorojo pada tahun 2012 yang didapatkan dari pengamatan tahun 2010 dan 2011 diperoleh hasil bahwa pada tahun 2010 sebanyak 60%, pada tahun 2011 sebanyak 64% dan pada tahun 2012 peskesmas mulai memberikan tablet tambah darah dan tahun 2012 menjadi sebanyak 56,4%. Karena alasan tersebut pada tahun 2013 peneliti memberikan tablet tambah darah kembali dengan tujuan apakah angka kejadian anemia mengalami penurunan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti pada tahun 2013 tertarik untuk melakukan penelitian berjudul efektivitas pemberian tablet tambah darah terhadap kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. LANDASAN TEORI Anemia Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Anemia di masyarakat dikenal juga sebagai kurang darah. Sebagian masyarakat menganggap anemia sebagai tekanan darah rendah. Padahal anemia berbeda dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya (Depkes, 2005). Kriteria Anemia 1) Anemia pasca perdarahan, ini terjadi akibat perdarahan yang seperti kecelakaan, luka operasi, persalinan atau karena menahun. 2) Anemia hemolitik, terjadi karena penghancuran (hemolisis) sel darah merah yang berlebihan. 3) Anemia defisiensi, anemia yang disebabkan kekurangan faktor pematangan eritrosit. 4) Anemia aplastik, anemia ini terjadi karena terjadinya pembuatan sel darah merah oleh sumsum tulang.(simatupang, 2011). Tanda-tanda Anemia 1) 5 L (Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai). 2) Sering pusing. 3) Mata berkunang-kunang. 4) Pucat pada bagian tubuh (kelompak mata, bibir, lidah, kuku, telapak tangan, dan sebagainya).(dinkes Popinsi Jawa Timur, 2010). Penyebab Anemia 1) Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tidak mengandung zat besi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan. 2) Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, misalnya karena masa remaja, ibu hamil, menderita penyakit. 3) Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh, misalnya karena perdarahan (akibat kecelakaan, melahirkan, dan sebagainya), kehilangan darah (akibat

8 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo menderita penyakit malaria, kecacingan, haid, dan sebagainya).(dinkes Popinsi Jawa Timur, 2010). Dampak Anemia 1) Anak a) Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar. b) Menghambat pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak. c) Meningkatkan resiko menderita infeksi karena daya tahan tubuh menurun. 2) Wanita a) Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit. b) Menurunkan produktivitas kerja bagi pekerja wanita. c) Menurunkan kebugaran. 3) Remaja putri a) Menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar. b) Mengganggu pertumbuhan sehingga tidak bisa mencapai tinggi badan optimal. c) Menurunkan prestasi olah raga. (Dinkes Popinsi Jawa Timur, 2010). Hemoglobin Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia(i Dewa Nyoman S,2002) Suplementasi Tablet Tambah Darah Tablet tambah darah adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung 200 mg Sulfas Ferous (yang setara dengan 60 mg besi elemental) dan 0,25 mg Asam Folat. Besarnya kandungan besi ini telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan ahli (DepKes, 2005). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan yang berjumlah 379 siswi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate random sampling sebanyak 158 responden sesuai dengan kriteria inklusi yaitu tidak menderita penyakit kronis. instrumen Penelitian Check list identitas terdiri dari nama, umur, kelas, jumlah kadar hemoglobin, pemberian tablet minum tambah darah selama 4 minggu yang dimulai dari pengecekan Hb minggu pertama. Pengukuran kadar Hb berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb menjadi asam hematin oleh adanya HCI 0,1N yang dibandingkan secara visual dengan standar pada hemometer dengan cara kerja isi tabung Hb dengan HCl 0,1N hingga angka 2hisap darah dengan pipet Hb sampai angka 20µL (0.02ml),lalu masukkan darah ke dalam tabng Hb dan aduk,tunggu 3

9 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo menit kemudian tambahkan Aquades sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga warnanya sama dengan standar kemudian hasilnya di baca pada meniscus bawah dengan satuan gr%. Pengukuran kadar Hb ini dilakukan oleh peneliti dan dalam pegukuran ini dilakukan pada responden yang ada di SLTP N 1 Donorojo selain itu sebagai acuan untuk batas rentang normal kadar Hb peneliti mengunakan aspek kadar Hb yang di interpretasikan menurut WHO dan SE Kelomp ok Anak anak Dewasa Umu r 5-59 bulan tahun tahun. Wani ta >15 tahun Wani ta hamil Lakilaki >15 tahun Hemoglo bin gr/dl 11,0 11,4 12,0 12,0 11,0 13,0 Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Uji Paired T Test. HASIL PENELITIAN 1. Kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan sebelum diberi Tablet Tambah Darah Kategori Jumlah % Anemi berat 0 0 Anemia ,56 ringan Normal 56 35,44 Jumlah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan sebelum diberi tablet tambah darah mayoritas anemia ringan, yang ditunjukkan 102 siswi (64,56 %). 2. Kadar Hb Siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan setelah diberi tablet tambah darah Kategori Jumlah % Anemi berat 0 0 Anemia ringan 70 44,30 Normal 88 55,70 Jumlah Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan setelah diberi tablet tambah darah mayoritas normal, yang ditunjukkan 88 siswi (55,70%). Uji Statistik Tabel 9, Hasil Uji Paired t test

10 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo Pre post Eksperi men Mea n Standar Devisia nsi Berdasarkan tabel di atas di dapatkan bahwa nilai p 0,026 dimana nilaii tersebut. (P<0,05) maka ho ditolak artinya ada efektivitas pemberian Tablet Tambah Darah terhadap kadar Hb siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, seperti gambar diagram dibawah ini: Dari grafik diatas menjelaskann bahwa kenaikan kadar hemoglobin pada 158 sampel yang di bagi menjadi 3 Yaitu Berat Ringan dan Normal sedangkann pada tabel grafik di atas diketahui nilai pre dan post pemberian tablet Tambah Darah Yang mempunyai kadar hb rendah tidak ada hb ringann mengalami penurunan dari 102 siswa menjadi 70siswa sebanyak 20,26% sedangkan untuk hb normal mengalami kenaikan dari 56 menjadi 88 siswi kenaikan sebanyak 20,26% %. d. Pembahasan Penelitian kadar Hb yang dilakukan terhadap 158 siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan sebelum diberi t Sig. (2- taile d).026 Tablet Tambah Darah didapatkan hasil bahwa 102 siswi (64,56%) mengalami anemia ringan dan 54 siswi (36,54%) normal, sedangkan yang mengalami anemia berat tidak ada. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswi SLTP N I Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan sebelum diberii Tablet Tambah Darah mengalami anemia ringan. Setelah diberikan Tablet Tambah Darah didapatkan hasil yang menderita anemia ringan mengalami penurunan dari 102 siswi (64,56 %) menjadi 70 siswi (44,30%) dan yang tidak menderita anemia mengalami kenaikan dari 54 siswi (36,54 %) menjadi 88 siswi (55,70%). Menurut penelitian menerangkan Masrizal, bahwa (2007) pencegahan penanggulangan anemiaa adalah dengan cara suplementasi Tablet Tambah Darah. Dan Monika, (2014) juga menyatakan pemberian suplemen zat besi dua kali seminggu evektif dalam meningkatkan kadar Hb dan membangun toko besi Suplementasi Tablet Tambah Darah akan meningkatkan oksigenasi dalam sel menjadi lebih baik, metabolisme meningkat dan fungsi sel akan optimal sehingga daya serap makanan menjadi lebih baik (Mulyawati, 2003). Oleh karena itu Asupan Tablet Tambah merupakan Darah salah yang satu rendah penyebab defisiensi besi. Walaupun dalam diet rataa rata mengandung mg besi, hanya sekitar 5 % hingga 10 % yang sebenarnya diabsorpsi. Pada saat persediaan berkurang, maka lebih banyak besi yang diabsorpsi. Besi

11 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo yang dicerna diubah menjadi besi ferro di dalam lambung dan duodenum oleh transferin plasma ke sumsum tulang untuk sistesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan (Price and Wilson, 2006) Kadar hemoglobin diperlukan tubuh untuk melakukan transport oksigen ke jaringan jaringan tubuh. Di dalam jaringan jaringan tersebut, oksigen berfungsi sebagai zat pembakar bagi unsur unsur gizi sumber zat tenaga, seperti karbohidrat menghasilkan 4 kalori/gram, protein, dan lemak menghasilkan sebanyak 9 kalori/gram. Tubuh orang dewasa kira kira mengandung 4,5 gram zat besi, dari jumlah tersebut 73 % diantaranya terdapat di dalam hemoglobin darah serta 2 % di dalam otot, enzim tubuh, sedangkan 25 % sisanya disimpan sebagai cadangan di dalam hati, sumsum tulang dan limpa. Di samping sebagai komponen hemoglobin dan mioglobin, besi juga merupakan komponen dari enzim oksidasi, yaitu sitokrom oksidasi, xanthine oksidase, suksinat dehidrogenase, katalase dan peroksidase (Olivia, 2004). Menurut Mohamamad Sadikin, (2002) Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O2). Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai. Dalam makanan dapat berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati 2 sampai 3 % dan sumber hewani dengan ketersediaan hayati 20 sampai 23 %. Untuk meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang berasal dari tumbuh tumbuhan dapat ditambahkan dengan vitamin C dan asam organik lainnya (Drummond, 2005). Dari hasil penelitian ini menunjukan ada perubahan kadar hemoglobin siswi sebelum dan sesudah pemberian Tablet Tambah Darah yaitu yang mengalami kadar Hb berat tidak ada, kadar Hb ringan mengalami penurunan dari 102 siswi menjadi 70 siswi (20,26%) atau 32 siswi. Sedangkan untuk kadar Hb normal mengalami kenaikan dari 56 menjadi 88 siswi(20,26%) atau 32 siswi. Dan berdasarkan hasil uji pairet T test didapatkan nilai p 0,026 dimana nilai p < 0,05 sehingga ada evektifitas pemberian tablet tambah darah terhadap kadar Hb siswi. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Angkaita, (2003) juga menyatakan pemberian Tablet Tambah Darah sekali seminggu selama 12 minggu yang dibarengi dengan pemberian vitamin C dan protein hewani dapat meningkatkan kadar hemoglobin secara pengujian statistik dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan ada perbedaan bermakna rata-rata kadar Hb WUS di Kota Surakarta sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai z hitung dan nilai p Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fikawati, (2004) yang menujukan Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar Hb yang

12 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo bermakna antara kedua kelompok intervensi tersebut (p=0,31). Ratarata kenaikan kadar Hb siswa diberikan suplementasi 1 kali perminggu adalah sebesar 2,20 g/dl sedangkan yang diberikan suplementasi 2 kali perminggu sebesar 2,28 g/dl. Berdasarkan hasil penelitian ini responden penelitian telah minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama 1 bulan secara teratur, sehingga didapatkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan prosentase jumlah siswi SLTP N 1 Donorojo setelah diberikan Tablet Tambah Darah dari 56 siswi (35,44%) menjadi 88 siswi (55,70%) mengalami kadar Hb normal. Dan dari 102 siswi (64,56%) menjadi 70 siswi (44,30%) mengalami kadar Hb ringa Saran 1. Untuk pihak sekolah Dihimbau supaya selalu berkoordinasi dengan puskesmas atau instansi terkait agar siswinya dapat diberi tablet tambah darah sehingga terhindar anemia. 2. Untuk pemerintah Supaya selalu melakukan upaya upaya yang mampu untuk pencegahan anemia dengan pemberian tablet tambah darah secara teratur dan terpantau. 3. Untuk peneliti selanjutnya Penelitian ini sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya untuk pengenbangan ilmu pengetahuan terutama tentang pencegahan anemia dalam bidang kesehatan. Diharapkan peneliti selanjutnya dilakukan penambahan sampel. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi XIV ). Jakarta : Rineka Cipta. Angkaita, Ida (2003) Perbedaan Kadar Hemoglobin Wanita Usia Subur di Kota Surakarta Sebelum dan Sesudah Pemberian Tablet Tambah Darah, Vitamin V dan Protein Hewani. Undergraduate thesis, Diponegoro University. Depkes RI Anemia Gizi dan Tablet Tambah Darah untuk Wanita Subur. Jakarta, Direktorat Gizi Masarakat Anemia Gizi Pada Wanita Subur(WUS). Jakarta. Dewi Candra, R Pengaruh Suplementasi Tablet Tambah darah, Seng, dan Vitamin A terhadap Kadar Hemoglobin. MKM. Vol 3(01). DinKes Propinsi Jawa Timur Anemia Gizi Besi. Surabaya : Seksi Gizi. Pacitan Laporan Evaluasi Program Gizi Kabupaten Pacitan. Pacitan : Seksi Gizi. Drummond, KE, Brefere, LM Nutrition for Foodservice and Culinary Professional s, Seventh Edition. New Jersey : John Wiley and Sons.

13 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo Fikawati, S Pengaruh Suplementasi Zat Besi Satu dan Dua Kali per Minggu terhadap Kadar Haemoglobin pada Siswi yang Menderita Anemia. Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia. Hidayat Aimul, A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Gunatmaningsih, Dian Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang I Dewa Nyoman. S Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Isniati. (2007). Wanita Lebih Beresiko Terkena Anemia. 20 Oktober a-lebih-beresiko-terkenaanemia.htm. Masrizal Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat.II(1). Mohamad Sadikin Biokimia Darah. Jakarta : Wydia Medika. Monica.Jain. (2014). Iron Devisiensy Anemia and Coqnition in School Age Girls acomparison of Iron and Food Suplementation strategies. Internasional jurnal of nutrition , Muwakhidah Efek Suplementasi Fe, Asam Folat dan Vitamin B12 terhadap Peningkatan Kadar Hb pada Pekerja Wanita di Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro. Notoatmojo. S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Reneika Cipta Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Reneika Cipta Olivia Seluk Beluk Food Suplemen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Ramakrishnan, U Nutritional Anemias. New York : CRC Press. Riwidikdo, H Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press Riyanto, A Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan (Dilengkapi Uji Validitas dan Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS). Yogyakarta : Muha Medika. Sarbini,dwi.,& Mardiyah,Siti Modul praktikum biokimia gizi, Fakultas ilmu kesehatan Simatupang, B AGB (Anemia Gizi Besi). Makara. Solon, F Iron and Food Suplementation Delivery Project, Summary of Findings and Recommendation. Manila : Nutrition Center of the Philippines. Sugiyono Statistik untuk Penelitian. Bandung : C.V. Alfabeta.

14 Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo Statistik untuk Penelitian. Bandung : C. V. Alfabeta. Yulianti, (2010). Pengaruh suplementasi Fe, Folat, Vitamin C terhadap kadar hemoglobin remaja putri di SMU 1 KHAYANGAN HILIR. Undergraduate thesis, Diponegoro University. Zarianis Efek Suplementasi Besi Vitamin C dan Vitamin C terhadap Kadar Haemoglobin Anak Sekolah Dasar yang Anemia di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro. Noky Tri Rachmadianto *: Mahasiswa SI Keperawatan FIK UMS Irdawati, S.Kep,Ns, M.Psi.**: FIK UMS Bakori, S.Kep.,M.Pd.*: Dosen FIK UMS

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah

Lebih terperinci

EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN SKRIPSI

EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN SKRIPSI EVEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH TERHADAP KADAR HB SISWI SLTPN 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Gelar Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani, 2008). Anemia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai di berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Wanita muda memiliki risiko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah gizi utama dan jika terjadi pada anak-anak akan menjadi persoalan serius bangsa. Kekurangan zat besi mempunyai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanakkanak berakhir, ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gizi adalah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Kebutuhan gizi yang tidak tercukupi, baik zat gizi makro dan zat gizi mikro dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Ibu yang sedang hamil mengalami proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan fetus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini masih terdapat di Indonesia yang dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja sebagai golongan individu

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anemia Gizi Besi (AGB) masih menjadi masalah gizi yang utama di Indonesia. Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN

MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET Fe PASCA MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN Khoirotul Ummah*, Sulistiyowati**, Cucuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kondisi berbahaya yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang asupan zat besi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang ) PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT The objective of the study was to look at the differences

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan fisik dan perkembangan emosional antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11) anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN TABLET BESI DAN VITAMIN C TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN MAHASISWI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN TABLET BESI DAN VITAMIN C TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN MAHASISWI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH PEMBERIAN TABLET BESI DAN VITAMIN C TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN MAHASISWI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: MUAMAR KADAFI J 210090032 FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi mikro yang cukup serius dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar anemia di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)

Lebih terperinci

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu masalah gizi wanita yang berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan tahap seseorang mengalami masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak berakhir. Hal ini ditandai dengan

Lebih terperinci

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru dalam periode pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang optimal manusia tidak dapat melakukan semua aktifitas kesehariannnya dengan sempurna.perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN BESI SAAT MENSTRUASI TERHADAP KADAR HB MAHASISWI TINGKAT I D III KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN BESI SAAT MENSTRUASI TERHADAP KADAR HB MAHASISWI TINGKAT I D III KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA SEMARANG PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN BESI SAAT MENSTRUASI TERHADAP KADAR HB MAHASISWI TINGKAT I D III KEPERAWATAN STIKES KARYA HUSADA SEMARANG Rose Nurhudhariani 1, Siti Purwati 2 1,2 Prodi DIV Bidan Pendidik,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah gizi pada remaja dan dewasa yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi. Prevalensi anemia di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi tumbuh kembang janinnya. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi penderita terutama golongan rawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Pada hakikatnya berpangkal pada keadaan ekonomi yang kurang dan terbatasnya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia bisa terjadi pada segala usia. Indonesia prevalensi anemia masih tinggi, insiden anemia 40,5% pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pekerja wanita usia subur (WUS) selama ini merupakan sumber daya manusia (SDM) yang utama di banyak industri, terutama industri pengolahan pangan yang pekerjaannya masih banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi baru pembangunan kesehatan direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi Indonesia Sehat 2010. Tahun 2010 dipilih dengan pertimbangan bahwa satu dasawarsa merupakan

Lebih terperinci

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258) IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK HEMOGLOBIN (HB) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PESISIR DAN ALIRAN SUNGAI SIAK Erwin 1, Gamya TriUtami 2, RismadefiWoferst 3 1,2,3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia karena defisiensi besi merupakan kelainan gizi yang paling sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Saat ini diperkirakan kurang

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO. STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO Ika Suhartanti *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), 111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh VIKA YUNIATI J 300 101

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

GAMBARAN ANEMIA DAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN IMAM SYUHODO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

GAMBARAN ANEMIA DAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN IMAM SYUHODO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI GAMBARAN ANEMIA DAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN IMAM SYUHODO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal kelompok yang bersangkutan (WHO, 2001). Anemia merupakan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global baik di negara berkembang maupun negara maju. Anemia terjadi pada semua tahap siklus kehidupan dan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 Dhita Kris Prasetyanti, Lia Eforia Asmarani Ayu Putri Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS) Setyo mahanani Nugroho 1, Masruroh 2, Lenna Maydianasari 3 setyomahanani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritroprotein. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)

Lebih terperinci

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia A. Topik : Sistem Hematologi B. Sub Topik : Anemia C. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum : Setelah penyuluhan peserta diharapkan dapat mengtahui cara mengatasi terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendidikan Gizi, Pengetahuan Gizi, Tingkat Kecukupan Gizi, Anemia, Remaja Daftar bacaan : 91 ( )

Kata kunci : Pendidikan Gizi, Pengetahuan Gizi, Tingkat Kecukupan Gizi, Anemia, Remaja Daftar bacaan : 91 ( ) PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERKAIT PENCEGAHAN ANEMIA REMAJA (Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang) Khoirunisa Triavi Sefaya*), S.A Nugraheni**),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik dan mental yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi utama yang terjadi di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia 15-49 tahun yang menderita anemia di enam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu kadar hemoglobin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia adalah gizi yang seimbang. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012). Selama proses kehamilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan status gizi masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan, seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologi. Status gizi merupakan hal yang

Lebih terperinci

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi, Januari Juni PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN RUMBIA KABUPATEN MAROS Sukmawati, Sitti Fatimah, Lydia Fanny Jurusan Gizi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA Yulinar Ikhmawati 1, Dwi Sarbini 1, Susy Dyah P 2 1 Prodi Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih banyak ditemukan, baik masalah akibat kekurangan zat gizi maupun akibat kelebihan zat gizi. Masalah gizi akibat kekurangan zat gizi diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK Satiti Setiyo Siwi, S.S.T. Penyebab tak langsung kematian ibu di Indonesia diantaranya

Lebih terperinci