ANGGA YUONO SAPUTRA TERKOYAK SEPI

Transkripsi

1 ANGGA YUONO SAPUTRA TERKOYAK SEPI Diterbitkan melalui Nulisbuku.com

2 TERKOYAK SEPI Oleh: Angga Yuono Saputra Copyright 2018 Penerbit Nulisbuku.com Ilustrator Salsabila Yusuf Diterbitkan melalui: 2

3 3

4 4

5 BELUM ADA LUKA Siapa yang pertama kali senyum kala itu? Kau memberi senyum yang memaksa ku untuk membalasnya. Padahal, aku sudah bersikap biasa saja. Kau memang ramah hingga senyumku mudah saja keluar tanpa izin sang pemiliknya. Kau memaksa bibirku untuk berucap kata yang akhirnya kita saling kenal dengan canda. Pikirku hanya sebatas itu, tuan mengenal sang puan-nya. Senyum yang berniat hanya untuk membalasnya, beralih menjadi kenal. Memang seperti itukah jalannya? Satu hari setelah kenal nampak biasa saja. 5

6 Mengabari hanya seperlunya, menanyakan sudah makan? Sedang dimana? Hanya sekali, itu saja kalau sempat dan ingat. Karna sering dilakukan hal tersebut menjadi kebiasaan dan akhirnya saling mengenal. Saling mengenal memang tahap ini menyenangkan. Memberi kabar kepadamu menjadi kewajiban. Perhatian dariku, itu hal yang selalu kau tunggu. Dari senyum lalu menyapa, kenal lalu saling mengenal hingga sekarang aku jatuh cinta. Aku mulai larut dalam buaiannya, manisnya dimanja hingga lupa aku sedang terluka. Berharap luka yang lalu sembuh aku terus mengikuti hatiku. Jatuh cinta memang hal yang wajar. Entah rasanya itu seperti apa.. Tak bisa tidur, ingin mengabarinya hingga larut malam, berbincang-bincang lewat telfon hingga lupa sudah waktunya untuk tidur, 6

7 Pergi kemana saja asalkan bersamamu. Makan apa saja walaupun aku tak suka, asalkan bersamamu. Rela melakukan apa saja, untuk membuatmu tertawa terbahak-bahak dan rela membuang waktu hanya untukmu agar kau bahagia dan tak berpaling dariku. Entah apa rasanya, aku melakukan itu dengan sadar dan bahagia, untukmu saja. Aku sadar, memang seperti ini jatuh cinta, indah jika belum terluka. 7

8 SEDIKIT LUKA Keadaan memang tak semuanya sama, bahagia, bahgia terus-menerus. Roda kehidupan berputar, kadang diatas kadang pula dibawah, sama halnya roda hubungan. Di bumi ini tak ada bahagia yang kekal bukan? Aku kembali sadar. Lama kelamaan saling mengenal memang banyak memunculkan persoalan baru. Tak melulu aku yang harus mengertinya. Memang aku tak mau terluka lagi, karna itu aku selalu mengertimu. Saling mengenal memang diharuskan mengerti. kau ingin apa, sedang dimana? Sudah tau pulang jam berapa, jemput dimana. Dan aku harus saling percaya kemanapun kau pergi tetap aku percaya kau bisa menjaga hatimu untukku. Mulailah bahagia dibalut dengan sedikit luka, pertengkaran, perdebatan bahkan api cemburu 8

9 yang selalu membakar bahagia kita. Kau yang selalu mengeluhkan aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Kau yang selalu mengeluhkan aku berubah tak seperti awal perkenalan. Kau yang mulai marah kalau aku melakukan sedikit kesalahan. Kau mulai tak mau kalah denganku. Bahagia kita semakin berubah malah luka kita semakin parah. Aku yang mengalah, tetapi dimatamu kau yang mengalah. Aku terus yang salah di matamu. Tak apa, apapun aku lakukan asalkan kau bahagia dan kembali seperti biasa. Bahagia tanpa luka yang menahan senyum kembali ada. Akan tetapi, hidupku tak melulu tentangmu, waktuku juga. Banyak hal yang harus aku lakukan tanpa kau ikut denganku. 9