KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
|
|
- Yulia Hartanto
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Sub-kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Kenelayanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap Tahun Anggaran 2018 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH 2018
2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perikanan; b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah; d. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah; f. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.0/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57/PERMEN-KP/2014; g. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan;
3 2. Gambaran Umum DEKLARASI JUANDA tanggal 1 Desember 1957 merupakan konsep WAWASAN NUSANTARA yang menjadi dasar perwujudan bagi Kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta UNCLOS tanggal 10 Desember 1982 yang merupakan pengakuan Negara Kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah oleh masyarakat internasional, yang merupakan cikal bakal ditetapkan dan diperingatinya HARI NUSANTARA tanggal 1 Desember (Keputusan Presiden No. 126 Tahun 2001), Oleh karena itu Sumber Daya Kelautan dan Perikanan perlu dikelola dengan baik guna kemakmuran masyarakat. Hal ini telah tertuang dan diamanatkan dalam Pasal 2, UU Nomor 45 Tahun 2009 bahwa Pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan asas : manfaat, keadilan, kebersamaan, kemitraan, kemandirian, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, kelestarian dan pembangunan yang berkelanjutan. Potensi perikanan yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah sangat potensial yaitu memiliki garis pantai sepanjang 45,9 km di pantai utara dan 202,2 km dipantai selatan, dengan jumlah nelayan sebanyak orang, Armada Penangkapan Ikan sebanyak unit, Jumlah alat tangkap sebesar unit dan produksi perikanan sebesar ,60 ton, oleh karena itu harus terus dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan secara benar untuk memberikan kontribusi yang besar dalam menopang pembangunan.sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah mencapai 7,7 juta km2 yang dihubungkan oleh garis pantai sepanjang km2 dan pulau yang ada di dalamnya Indonesia menjadi salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan kekayaan sumber daya alam hayati yang sedemikian melimpah, beraneka hasil tambang terpendam sebagai kekayaan alam yang tak terhingga, lautan kita dengan banyaknya biodiversitas biota laut di dalamnya Bentangan pulau yang terhampar dari Sabang Merauke dengan kekayaan alam yang ada, laut, ikan dan segenap isinya adalah aset yang harus dijaga dan dikelola demi kesejahteraan rakyat. Bukan tugas yang mudah tentu, selain karena wilayah yang begitu luas bahkan mencapai 2/ dari luas wilayah teritorial, sumber daya manusia dan teknologi yang kita miliki juga masih cukup terbatas. Pengelolaan sumberdaya ikan meliputi juga upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan penangkapan ikan,
4 seperti terjadinya sengketa diantara nelayan diperairan yang padat tangkap. Sebagai akibat terkonsentrasinya penangkapan disatu wilayah perairan tertentu, ataupun masalah yang timbul berkaitan dengan kewenangan perizinan antara pusat dengan kewenangan daerah serta penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi besar di bidang perikanan tangkap. Di sebelah utara terdapat Laut Jawa dengan produksi ikan-ikan demersal, udang dan ikan pelagis kecil. Sedangkan di Pantai selatan terdapat Samudra Hindia dengan produksi ikan demersal udang, ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Di sisi lain minimnya kesadaran dan rendahnya tingkat pendidikan nelayan menjadi salah satu faktor kendala terhambatnya proses pemahaman pentingnya pelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan. Berbagai produk peraturan perundangan yang mengatur tentang perikanan tangkap telah banyak diundangkan. Keinginan melindungi potensi sumber daya kelautan bukanlah hal baru. Jika kita cermati pernyataan Deklarasi Juanda, 1 Desember 1957, maupun dasar pertimbangannya jelaslah aspek perlindungan sumber daya kelautan, disamping pertahanan dan keamanan merupakan dasar pertimbangan utama. Sumberdaya perikanan merupakan salah satu kekayaan yang ada di perairan. Sumber daya perikanan mempunyai karakteristik yang unik yaitu merupakan sumber daya milik umum ( Common Property). Akibatnya pemanfaatan sumber daya ikan bersifat open access artinya semua orang dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan disuatu wilayah perairan tanpa adanya pembatasan. Dengan karakteristiknya tersebut maka dalam pemanfaatannya dapat mengalami overfishing yaitu tingkat upaya tangkap ikan meningkat hingga mengganggu keseimbangan populasi ikan yang berakibat tidak lagi diperoleh keuntungan dari pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut (Gordon, 1954). Jika hal ini terus berlanjut maka akan berdampak negative pada keadaan perekonomian suatu Negara yang bersangkutan. Kondisi ini harus segera ditangani. Untuk menangani permasalahan ini perlu adanya suatu usaha pendekatan yang memperhatikan aspek biologis dan ekonomis sehingga keuntungan yang diperoleh akan maksimal dan sumberdaya ikan tetap lestari. Model-model bio-ekonomi merupakan alat yang cukup berguna untuk memahami dampak dari berbagai faktor alami atau ekonomi, terhadap dinamika perikanan dan untuk membantu dalam penentuan keputusan dari manajemen perikanan. Analisis dari aspek biologi pada bioekonomi membahas hubungan antara usaha penangkapan ikan dan
5 jumlah persediaan. Sedangkan dari aspek ekonomi pada model bioekonomi akan menyelaraskan tingkat usaha penangkapan yang akan memaksimalkan keuntungan pada komersialisme ikan. Sehingga dengan penyelesaian model bioekonomi akan diketahui usaha penangkapan ikan dengan tetap menjaga kestabilan populasi ikan dan keuntungan komersial yang maksimum (Seijo dan Anderson, 2010). Pada saat ini perkembangan ekonomi perlu didukung oleh percepatan produktivitas dan efisiensi usaha serta sumberdaya manusia yang berkualitas, untuk itu pertumbuhan bidang pembangunan perikanan harus dituntut dengan upaya yanenyg tidak berpengaruh terhadap dampak negatif krisis moneter. Bahkan secara nyata memberikan kontribusi positif terhadap upaya pemerintah dalam memperbaiki kondisi perekonomian nasional. Ketersediaan data secara tepat waktu dan berkualitas adalah mutlak diperlukan dalam pengelolaan dan pembangunan Perikanan. Hal tersebut menjadi salah satu amanat pada UU No. 1 tahun 2004 tentang perikanan yang telah disempurnakan menjadi UU no. 45 tahun 2009, Bab VI pasal VI tentang Sistem Informasi dan data statistik Perikanan, dimana didalamnya disebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemda menyusun dan mengembangkan Sistem Informasi dan data statistik perikanan tangkap berperan untuk mengukur secara kuantitatif keberhasilan pembangunan perikanan sekaligus menjadi bahan untuk evaluasi dan perencanaan kegiatan selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai bahanpenilaian apakah program2 tersebut berhasil serta layak untuk diteruskan. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri ciri khusus) suatu populasi. Sedangkan statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. Namun secara ilmiah, statistik merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari metoda pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan analisis serta analisis untuk penarikan kesimpulan. Sementara itu, statistik perikanan tangkap adalah data dan informasi yang menjabarkan status perikanan tangkap sebelum dan saat ini serta menunjukkan trend (kecenderungan) pengembangan sub sektor perikanan tangkap. Data statistik perikanan tangkap dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan perikanan tangkap. Data ini diperoleh dari laporan statistik yang disampaikan oleh Dinas Kabupaten/Kota (yang menangani perikanan) melalui Dinas Provinsi (yang menangani perikanan).
6 Ketersediaan data statistik yang berkualitas, tepat waktu, akurat, cepat dan dapat dipertanggung jawabkan, dalam era pembangunan perikanan dan globalisasi sangat diperlukan terutama dalam menentukan perencanaan kebijakan dan sebagai bahan evaluasi dari kebijakan yang dilaksanakan. Dalam hal kebijakan pengelolaan perikanan, data memberikan kontribusi penting sebagai dasar pertimbangan (perhitungan) sebuah instrumen pengendalian penangkapan, baik berupa pengendalian input (input control) maupun output (output control). Apabila data yang dikumpulkan keliru, maka opsi kebijakan yang diambil juga akan tidak tepat. Untuk mendapatkan data statistik perikanan tangkap yang berkualitas, serangkaian proses harus dilaksanakan, mulai dari pemahaman metode pengumpulan data, pelaksanaan pengumpulan data, pemeriksaan data, proses pengolahan dan pengiriman data. Dalam pengumpulan data perikanan tangkap di lapangan ternyata banyak ditemui berbagai kendala, baik metode pengumpulan data, sarana dan prasarana, sumber daya manusia maupun kelembagaannya. Kendala yang muncul dalam pengumpulan data tersebut seringkali menimbulkan berbagai masalah seperti ketidaksesuaian data yang satu dengan data lainnya. Dengan demikian maka pendataan statistik perikanan harus dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan dan prinsip pendataan secara nasional serta sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Data statistik perikanan tangkap memiliki peran strategis untuk mendukung pengelolaan sumber daya ikan secara berkelanjutan dalam rangka mewujudkan visi Perikanan Tangkap yang Maju dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Nelayan. B. Kerangka Pikir Kegiatan 1. Program : Pengembangan Perikanan Tangkap 2. Kegiatan : Pengelolaan Sumberdaya Ikan. Masukan : Rp ,- 4. Keluaran : a. Pengumpulan Data Statistik Perikanan Tangkap (40 org/ 5 lokasi); b. Validasi Data Statistik Perikanan Tangkap (40 org/ kali); c. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD (0 org/4 kali); d. Kerjasama Nelayan Andon (5 provinsi); e. Pengadaan Rumah Ikan (5 paket).
7 5. Hasil : a. Terkumpulnya Data Statistik Perikanan Tangkap di Jawa Tengah; b. Terlaksananya Validasi Statistik Tingkat Provinsii Jawa Tengah; c. Terlaksananya Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD; d. Terjalinnya Kerjasama Nelayan Andon; e. Terlaksananya Pengadaan Rumah Ikan. 6. Manfaat : a. Tersedianya data statistik perikanan tangkap secara cepat dan akuntabel per kuartal; b. Tercetaknya Buku Statistik Perikanan Tangkap Jawa Tengah; c. Meningkatnya kesadaran masyarakat nelayan dalam mengelola potensi sumberdaya ikan laut dan PUD agar lestari dan berkelanjutan; d. Terfasilitasinya nelayan Jawa Tengah untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di provinsi tujuan Andon; e. Meningkatkan ketersediaan stok sumberdaya ikan di perairan laut Jawa Tengah. 7. Dampak : Terciptanya pengelolaan sumberdaya ikan yang lestari dan berkelanjutan di wilayah pengelolaan perikanan Provinsi Jawa Tengah. 8. Kondisi sebelum kegiatan dilaksanakan : a. Belum tersedia data statistik perikanan tangkap per kuartal; b. Nelayan sebagian besar belum mengerti pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lestari dan berkelanjutan; c. Kerjasama Andon Penangkapan Ikan baru terwujud dengan 7 provinsi (Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur dan Banten), masih ada provinsi tujuan andon nelayan Jawa Tengah belum ada perjanjian kerjasamanya; d. Rumah ikan yang sudah ditenggelamkan sampai dengan tahun 2016 sebanyak 885 modul yang tersebar di 5 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. C. Tujuan Kegiatan a. Mengumpulkan Data Statistik Perikanan Tangkap di Jawa Tengah; b. Melaksanakan Validasi Statistik Tingkat Provinsii Jawa Tengah; c. Melaksanakan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD;
8 d. Menjalin Kerjasama Nelayan Andon; e. Melaksanakan Pengadaan Rumah Ikan. D. Sasaran Penerima manfaat kegiatan ini baik secara langsung maupun tidak langsung dengan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut : Kementerian Kelautan dan Perikanan RI; Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah; Pelabuhan Perikanan Pantai se-jawa Tengah; Stakeholder Perikanan, dan Nelayan E. Lokasi Kegiatan a. Pengumpulan Data Statistik Perikanan Tangkap dilaksanakan di 5 Kabupaten/Kota yang memiliki Perairan Laut dan PUD; b. Validasi Statistik Tingkat Provinsii Jawa Tengah dilaksanakan di Semarang; c. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD dilaksanakan di Kabupaten Kendal, Batang, Pemalang dan Tegal; d. Kerjasama Nelayan Andon dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung; e. Pengadaan Rumah Ikan. Dilaksanakan di Kabupaten Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang dan Tegal F. Pembiayaan Untuk mencapai keluaran ini, maka dibutuhkan biaya yang bersumber dari APBD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Ikan membutuhkan anggaran sebesar Rp ,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Empat Puluh Satu Juta Rupiah)
9 BAB 2 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN A. Rencana Pelaksanaan Pembiayaan 1. Pengelolaan Anggaran Kegiatan berupa pertemuan dan perjalanan dinas dilaksanakan secara swakelola sedangkan pengadaan rumah ikan dilaksanakan secara kontraktual. 2. Rencana Kemajuan Pembiayaan Rencana kemajuan pembiayaan terlampir. B. Pelaksanaan Fisik 1. Rencana Kemajuan Fisik No Kegiatan Pengumpulan Data Statistik Perikanan Tangkap Validasi Statistik Tingkat Provinsi Jawa Tengah Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD Kerjasama Nelayan Andon Pengadaan Rumah Ikan Bulan Gambaran Target Kemajuan Fisik No Kegiatan Pengumpulan Data Statistik Perikanan Tangkap Validasi Statistik Tingkat Provinsi Jawa Tengah Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD Kerjasama Nelayan Andon Pengadaan Rumah Ikan Bulan , 16, 7 25, 0,, 41, 7 50, 0 58, 66, 7 66, 7 75, , 91, 7 100,0 100,
10 BAB RENCANA TEKNIS KEGIATAN A. Persiapan Pembentukan panitia kecil; menentukan waktu dan tempat pelaksanaan; penentuan narasumber dan moderator sesuai dengan pokok bahasan / tema yang akan dibahas; Pembuatan undangan baik peserta maupun narasumber; notulensi pelaksanaan kegiatan; dan penyusunan laporan. B. Rencana Teknis Kegiatan 1. Metode Pelaksanaan Kegiatan a. Persiapan tempat pertemuan pada lokasi yang telah ditentukan b. Pertemuan dimulai c. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan menyampaikan prolog dan dilanjutkan diskusi interaktif antara narasumber dan peserta d. Menyampaikan resume diskusi 2. Jadwal Pelaksanaan Dilaksanakan mulai bulan Januari s/d Desember 2018 No Kegiatan Pengumpulan Data Statistik Perikanan Tangkap Validasi Statistik Tingkat Provinsi Jawa Tengah Pengelolaan Sumberdaya Ikan Laut dan PUD Kerjasama Nelayan Andon Pengadaan Rumah Ikan Bulan
11 BAB 5 PENUTUP Demikian usulan kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tahun Anggaran Semoga terlaksana dengan lancar, baik dari aspek keuangan maupun manfaat serta tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Semoga Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dapat menjadi bahan acuan pelaksanaan kegiatan tahun Semarang, Januari 2018 Kepala Bidang Perikanan Tangkap Ir. Sakina Rosellasari, M.Si., M.Sc. NIP
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah laut Indonesia terdiri dari perairan teritorial seluas 0,3 juta km 2, perairan laut Nusantara seluas 2,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan sebagai salah satu sektor unggulan dalam pembangunan nasional mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang, serta mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam PDB (Produk Domestik Bruto) nasional Indonesia. Kontribusi sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan merupakan salah satu sektor andalan bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik dalam skala lokal, regional maupun negara, dimana sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 20 1.1 Latar Belakang Pembangunan kelautan dan perikanan saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan mempertimbangkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perikanan tangkap pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, sekaligus untuk menjaga kelestarian
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laut dan sumberdaya alam yang dikandungnya dipahami secara luas sebagai suatu sistem yang memberikan nilai guna bagi kehidupan manusia. Sebagai sumber kehidupan, potensi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.3-/217 DS4538-239-5974-97 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang garis pantai Indonesia mencapai 104.000 km dengan jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang bersifat terbarukan (renewable). Disamping itu sifat open access atau common property yang artinya pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sumberdaya tersebut diolah dan digunakan sepuasnya. Tidak satupun pihak yang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya perikanan laut memiliki sifat spesifik, yakni akses terbuka (open access). Sumberdaya perikanan juga bersifat kepemilikan bersama (common property). Semua individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
16 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Halmahera Utara sebagai salah satu kabupaten kepulauan di Provinsi Maluku Utara, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Lebih terperinciTA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Jakarta, Januari 2014 KATA PENGANTAR Kegiatan Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011,
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia. luas wilayah lautnya mencapai 5,8 juta, sedangkan panjang garis pantainya 81.000 km merupakan ke
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak hidup
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub-sektor perikanan tangkap merupakan bagian integral dari pembangunan kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk : (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 T E N T A N G
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 T E N T A N G PENGIKATAN DANA ANGGARAN TAHUN JAMAK KEGIATAN PENINGKATAN/PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Lebih terperinciNegara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan, yang terbentang di katulistiwa di antara dua benua : Asia dan Australia, dan dua samudera : Hindia dan Pasifik,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun
1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH
BUPATI BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PENGIKATAN DANA ANGGARAN TAHUN JAMAK UNTUK PEMBANGUNAN PASAR MODERN KOBA DAN GEDUNG BERTINGKAT SEKOLAH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan perikanan di Indonesia secara umum bersifat terbuka (open access), sehingga nelayan dapat dengan leluasa melakukan kegiatan penangkapan di wilayah tertentu
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Permintaan ikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL........ iv DAFTAR GAMBAR........ vii DAFTAR LAMPIRAN........ viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang....... 1.2. Perumusan Masalah.......... 1.3. Tujuan dan Kegunaan..... 1.4. Ruang
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PENINGKATAN PELAYANAN PERIZINAN/REKOMENDASI USAHA PERTAMBANGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Madukoro AA-BB No. 44, Semarang 50144 Telepon : (024) 7608203, 7610121, 7610122 / Fax: (024) 7608379 www.esdm.jatengprov.go.id TERM
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi
PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN
MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan khususnya industri perikanan tangkap di Indonesia saat ini masih memiliki peluang untuk dikembangkan, mengingat potensi perikanan tangkap yang masih berpeluang.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya energi merupakan kekayaan alam sebagaimana
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR
STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR Oleh : ASTRI WIDHIANINGTYAS L2D 004 301 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciPERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat
VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi perikanan Indonesia diestimasi sekitar 6,4 juta ton per tahun, dengan tingkat pemanfaatan pada tahun 2005 telah mencapai 4,408 juta ton, dan tahun 2006 tercatat
Lebih terperinci2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perikanan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam bidang perikanan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan paket-paket teknologi. Menurut Porter (1990)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan setiap individu. Pangan merupakan sumber energi untuk memulai segala aktivitas. Menurut Undang-Undang No.18 Tahun
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara maritim dengan garis pantai sepanjang 81.290 km dan luas laut termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 5,8 juta km 2 (Dahuri et al. 2002).
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :
PRESIDEN RUPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi
Lebih terperinci(TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG SUMBER DAYA MINERAL TAHUN ANGGARAN
1 TERMS OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG SUMBER DAYA MINERAL TAHUN ANGGARAN 2012 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki kekayaan sumber
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN STRATEGIS PROVINSI DENGAN POLA PEMBIAYAAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan industri bioteknologi kelautan merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,
Lebih terperincimerniliki areal perairan yang sangat luas dengan garis pantai sekitar Km,
1.1. Latar Belakang Indonesia me~p8kaii negara maritim yang terdiri dari 17.508 pulau dan merniliki areal perairan yang sangat luas dengan garis pantai sekitar 81.000 Km, diantara negara-negara di dunia
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA RISET TEMATIK
KERANGKA ACUAN KERJA RISET TEMATIK 1. LATAR BELAKANG Kota Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan laut jawa di utara, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Meskipun
Lebih terperinciBUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDI DAYA IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciVIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN
185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya
Lebih terperinciANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU
ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU TUGAS AKHIR Oleh : HENNI SEPTA L2D 001 426 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinci92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM
ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM Indonesia diposisi silang samudera dan benua 92 pulau terluar overfishing PENCEMARAN KEMISKINAN Ancaman kerusakan sumberdaya 12 bioekoregion 11 WPP PETA TINGKAT EKSPLORASI
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto
KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGIKATAN DANA ANGGARAN PEMBANGUNAN GEDUNG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciPROVINSI SUMATERA UTARA
2 PROVINSI SUMATERA UTARA VISI Menjadi Provinsi yang Berdaya Saing Menuju Sumatera Utara Sejahtera MISI 1. Membangun sumberdaya manusia yang memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, religius
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciMENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH A. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Regulasi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kedudukan Propinsi DKI Jakarta adalah sangat strategis dan juga menguntungkan, karena DKI Jakarta disamping sebagai ibukota negara, juga sebagai pusat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)
PANITIA PENGADAAN/KELOMPOK KERJA/PEJABAT PENGADAAN JASA KONSULTANSI SUMBER DANA APBD TAHUN ANGGARAN 2011 DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data PBB pada tahun 2008, Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km, serta
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR
PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Sarjana Teknik Perencanaan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
2 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 4 (empat) kali dari seluruh luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas, terdiri dari wilayah perairan teritorial dengan luas sekitar 3,1 juta km 2 dan zona ekonomi ekslusif (ZEE)
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciJakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinci2 penelitian berjudul Pola Pemanfaatan Sumberdaya Udang Dogol (Metapenaeus ensis de Haan) Secara Berkelanjutan di Perairan Cilacap dan Sekitarnya ; Su
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGIKATAN DANA ANGGARAN PEMBANGUNAN BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI) DAN SPORT CENTER DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu ukuran penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciL PENDAHULUAN. Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting, karena mudah dibudidayakan dan mempunyai kegunaan yang sangat
L PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting, karena mudah dibudidayakan dan mempunyai kegunaan yang sangat has, yaitu untuk bahan makanan, industri
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan dan perikanan adalah salah satu sumber daya alam yang merupakan aset negara dan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi kesejahteraan suatu
Lebih terperinciRENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018
RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
HASIL PANSUS FINAL 9-05-09_26-5-09 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat ini potensi yang ada saat ini masih terus digali. Pemungutan pajak sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Sumber daya perikanan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Selanjutnya menurut Dahuri (2002), ada enam alasan utama mengapa sektor kelautan dan perikanan perlu dibangun.
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia telah menjadi krisis multidimensional yang dampaknya masih dirasakan dalam setiap aspek kehidupan bangsa. Untuk itu agenda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan pembangunan karena investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Era
Lebih terperinciDUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA
DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa sebagai kekayaan
Lebih terperinci