PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 SALINAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR131/K.P/DPRD/2017 TENTANG PENYEMPURNAAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 DAN RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2017 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, maka perlu segera ditindaklanjuti dengan menyempurnakan Rancangan Peraturan Daerah dimaksud; b. bahwa penyempurnaan atas Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2018 sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilakukan antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

2 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penyempurnaan Atas Rancangan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 3. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 1950 tentang Berlakunya Undang Undang nomor 2, 3, 10 dan 11

3 3 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58); 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2017 tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 Dan Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018; 6. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 Nomor 88) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017 Nomor 11); Memperhatikan : Kesimpulan Rapat Kerja Badan Anggaran DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 27 Desember 2017; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU KEDUA : Menyempurnakan Rancangan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 Dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. : Keputusan ini sebagai dasar untuk menetapkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang

4 4 Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Yogyakarta Pada tanggal 27 Desember 2017 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd YOEKE INDRA AGUNG LAKSANA WAKIL KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd ARIF NOOR HARTANTO SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Sekretaris Daerah DIY selaku Ketua TAPD DIY; 3. Anggota Badan Anggaran DPRD DIY; 4. Kepala DPPKA DIY. Salinan sesuai dengan aslinya Plt. SEKRETARIS DPRD DIY, BENY SUHARSONO Pembina Tingkat I (IV/b) NIP

5 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 131/K.P/DPRD/2017 TENTANG PENYEMPURNAAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 DAN RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN I. KEBIJAKAN UMUM 1. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 harus konsisten pada setiap tahapan perencanaan anggaran daerah, mulai dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), KUA, PPAS dan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 sesuai amanat Pasal 310 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 16 ayat (2), Pasal 34 ayat (1) dan Pasal 35 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 23 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya konsisten pada setiap tahapan perencanaan anggaran daerah, mulai dari Rencana

6 2 Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), KUA, PPAS dan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran Perlu kami jelaskan, bahwa: a. Perbedaan pada Belanja Tidak Langsung disebabkan oleh: 1) Penyesuaian Belanja Pegawai akibat pendapatan; 2) Penyesuaian Belanja Pegawai untuk Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru; 3) Penyesuaian Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemdes yang semula berada di Belanja Langsung; 4) Penyesuaian Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemdes akibat Pendapatan dari Pajak Daerah; 5) Penyesuaian Belanja Tidak Terduga. b. Perbedaan pada Belanja Langsung disebabkan oleh: 1) Penyesuaian belanja yang berasal dari DAK Fisik dan DAK Non Fisik; 2) Perpindahan Belanja Bantuan Kelembagaan ke Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemdes pada Belanja Tidak Langsung; 3) Penyesuaian belanja yang berasal dari Dana Keistimewaan; 4) Penyesuaian setelah pembahasan di DPRD. 2. Dalam PPAS, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalokasikan anggaran belanja daerah yang mendukung 10 (sepuluh) Prioritas Nasional dan 30 (tiga puluh) Program Prioritas Tahun 2018, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 guna menjaga kesinambungan pembangunan secara nasional dan keterpaduan kebijakan, program dan kegiatan antara pemerintah dan pemerintah daerah melalui pengintegrasian prioritas nasional/program prioritas/kegiatan prioritas yang dilaksanakan dengan berbasis kewilayahan mencapai Rp ,00 atau 41,99% dari total anggaran belanja dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 Rp ,00. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengalokasikan anggaran belanja daerah harus secara terus menerus dan konsisten mendukung 10 (sepuluh) Prioritas Nasional dan 30 (tiga puluh) Program Prioritas Tahun 2018, sebagaimana yang telah tertuang dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam penempatan prioritas pembangunan daerah tetap mengacu dan mempedomani kebijakan Pemerintah dalam mendukung 10 (sepuluh) Prioritas

7 3 Nasional dan 30 (tiga puluh) Program Prioritas Tahun 2018 sebagaimana yang telah tertuang dalam Rancangan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tentang APBD Tahun Anggaran II. PENDAPATAN DAERAH 1. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menganggarkan pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. 2. Penganggaran target pendapatan daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 Rp ,63 mengalami peningkatan Rp ,30 atau 3,43% dibandingkan dengan target pendapatan daerah dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp ,33. Target pendapatan daerah tersebut bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp ,63, Dana Perimbangan Rp ,00 dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Rp ,00. Mengingat pendapatan daerah tersebut akan digunakan untuk mendanai program dan kegiatan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus melakukan prognosis target pendapatan secara lebih akurat sesuai potensi sumber pendapatan yang ada di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan memperhatikan perkembangan berbagai indikator perekonomian nasional dan daerah yang dapat mempengaruhi potensi pendapatan daerah dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menetapkan target pendapatan daerah yang bersumber dari PAD, juga harus memperhatikan tren alokasi anggaran PAD Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017, sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 1. Target PAD Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 Tahun PAD Total Pendapatan Daerah % Anggaran 2015 Rp ,00 Rp ,00 42,44% 2016 Rp ,00 Rp ,00 39,61% 2017 Rp ,63 Rp ,63 33,22%

8 4 Target pendapatan daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 telah disesuaikan dengan potensi dan sumber pendapatan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memperhatikan indikator perekonomian nasional/daerah. Demikian pula dalam perencanaannya telah mempertimbangkan prognosis Tahun Anggaran Penganggaran target pendapatan daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan kode rekening: a Pajak Daerah Rp ,00 atau 29,44% dari total pendapatan daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Pajak Kendaraan Bermotor Rp ,00; 2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Rp ,00; 3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Rp ,00; 4) Pajak Air Permukaan Rp ,00; 5) Pajak Rokok Rp ,00; b. x.xx.xxxx.xx.xxx Hasil Retribusi Daerah Rp ,00 atau 0,26% dari total pendapatan daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Retribusi Jasa Umum Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Retribusi Jasa Usaha Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Retribusi Perizinan Tertentu Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, apabila peraturan daerah yang menjadi dasar pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dimaksud telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dan telah didasarkan pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta serta memperhatikan perkiraan

9 5 pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2018 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah dan realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya, sebagaimana ditegaskan dalam butir III.1.a.1).a) dan butir III.1.a.1).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Selanjutnya, untuk penggunaan obyek pendapatan pajak daerah sebagaimana tercantum pada butir a.1) dan a.5) harus mempedomani ketentuan sebagai berikut: a. Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), termasuk yang dibagihasilkan pada kabupaten/kota atau Rp ,00, dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan ditegaskan dalam butir III.1.a.1).d) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017; b. Pajak Rokok paling sedikit 50% (lima puluh per seratus), baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota atau Rp ,00, dialokasikan untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang- Undang Nomor 28 Tahun Selanjutnya, pelayanan kesehatan masyarakat yang didanai dari pajak rokok mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah dan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur Petunjuk Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Dalam rangka mendukung pendanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah daerah menggunakan pendapatan yang bersumber dari pajak rokok yang merupakan bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari alokasi pelayanan kesehatan yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun Selain itu, untuk penetapan target pendapatan Pajak Rokok sebagaimana tercantum pada butir a.5) juga harus memperhatikan target pajak rokok yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

10 6 Berkenaan dengan penetapan target pendapatan daerah sebagaimana tercantum pada butir b.3) yang antara lain bersumber dari Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing dialokasikan untuk mendanai penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, biaya dampak negatif dari perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing, dan kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal serta diatur dalam peraturan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 dan ditegaskan dalam butir III.1.a.1).g) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah telah mendasarkan pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing serta mempertimbangkan potensi, indikator ekonomi dan realisasi tahun sebelumnya, sedangkan untuk rencana pendapatan dari pajak rokok akan disesuaikan dari sebelumnya Rp ,00 menjadi Rp ,00 sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor KEP-53/PK/2017 tanggal 30 November 2017 tentang Proporsi dan Estimasi Penerimaan Pajak Rokok Untuk Masing-Masing Provinsi Tahun Anggaran Penganggaran target pendapatan daerah yang bersumber dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan kode rekening Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp ,44 atau 15,83% dari total penyertaan modal Rp ,00 dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: a Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD Rp ,00 yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Perusahaan Daerah Taru Martani (PD. Taru Martani) Rp ,00 atau 2,67% dari total penyertaan modal daerah sampai dengan Tahun Anggaran 2017 Rp ,00; 2) Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah (PD. BPD) Rp ,00 atau 13,82% dari total

11 7 penyertaan modal daerah sampai dengan Tahun Anggaran 2017 Rp ,00; 3) Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah Anindya Mitra Internasional (PT. AMI) Rp ,00 atau 3,29% dari total penyertaan modal daerah sampai dengan Tahun Anggaran 2017 Rp ,00; b Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Milik Swasta Rp ,00 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening P.T Asuransi Bangun Askrida (PT ABA) Rp ,00 atau 33,54% dari total penyertaan modal daerah sampai dengan Tahun Anggaran 2017 Rp ,00; c Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Lembaga Keuangan Non Bank Rp ,44 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) Rp ,44 atau 17,20% dari total penyertaan modal daerah sampai dengan Tahun Anggaran 2017 Rp ,00; harus memperhatikan tingkat rasionalitas bagian laba atas penyertaan modal dimaksud dengan jumlah total penyertaan modal Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Tahun Anggaran 2017 dan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, mengingat masih terdapat BUMD yang target bagian laba penyertaan modalnya belum rasional dibandingkan dengan jumlah penyertaan modal Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai maksud butir III.1.a.2) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 dan Pasal 71 ayat (5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Perlu kami jelaskan, bahwa perhitungan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sudah dilakukan dengan mempertimbangkan rasionalitas laba atas penyertaan modal di tahun-tahun sebelumnya dan peningkatan kinerja dalam satu tahun terakhir. 5. Penetapan target pendapatan daerah yang bersumber dari pemindahtanganan dan pemanfaatan barang milik daerah, yang tercantum antara lain pada kode rekening:

12 8 a. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan Rp ,00 atau 0,32% dari total Lain-Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Penjualan Peralatan/Perlengkapan Kantor Tidak Terpakai Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Penjualan Kendaraan Dinas Roda Dua Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Penjualan Kendaraan Dinas Roda Empat Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Penjualan Bahan-Bahan Bekas Bangunan Rp ,00; b. x.xx.xxxx.xx.xxx Pendapatan Dari Pengelolaan Barang Milik Daerah Rp ,00 atau 6,85% dari total Lain-Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Sewa Tanah dan Bangunan Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Sewa Lahan Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Pengelolaan Terminal Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Pengelolaan Hutan Lindung Mangunan Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Penjualan Air Curah Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xx Sewa Sebagian Tanah dan Bangunan di Komplek Kepatihan Danurejan Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Pendapatan dari Hasil Penjualan Aset Daerah sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, telah berpedoman Peraturan Gubernur DIY Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 49 Tahun 2012 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan

13 9 Barang Milik Daerah serta proyeksi atas aset yang akan dilelang pada Tahun Anggaran Penetapan target pendapatan daerah yang tercantum pada kode rekening Penerimaan Jasa Giro Rp ,00 atau 6,58% dari total Lain-Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 26 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan butir III.1.a.3).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi. 7. Penetapan target pendapatan daerah yang tercantum pada kode rekening Rekening Deposito Pada BPD Rp ,00 atau 25,28% dari total Lain-Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening Rekening Deposito Pada BPD Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 hanya dalam rangka efektifitas manajemen kas serta beresiko rendah dan dimiliki selama kurang dari 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Penganggaran pendapatan dari Rekening Deposito sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 71 ayat (1) dan ayat (2), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Penetapan target pendapatan daerah yang tercantum pada kode rekening Pendapatan Dari Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Rp ,00 atau 1,04% dari total Lain- Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening Diklat Teknis Fungsional Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Pasal 17 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 58

14 10 Tahun 2005, Pasal 26 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan butir III.1 Lampiran Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi. 9. Penetapan target pendapatan daerah yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Pendapatan Dari Pengelolaan BLUD Rp ,00 atau 35,19% dari total Lain-Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah serta butir V.27 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penganggaran pendapatan dari Pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) telah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah serta butir V.27 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penetapan target pendapatan daerah yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Pendapatan Dari Pengelolaan BUKP Rp ,19 atau 0,34% dari total Lain-Lain PAD Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Dana Pembinaan Rp ,85; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Jasa Produksi Rp ,34; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir III.1 dan butir

15 11 III.1.a.3).a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi. 11. Penetapan target rincian obyek pendapatan yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Lain-Lain Rp ,00 tidak diperkenankan untuk dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, mengingat nomenklaturnya tidak menggambarkan satuan terkecil rincian obyek pendapatan yang akan diterima oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk itu, pendapatan daerah dimaksud harus diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan daerah sesuai dengan kode rekening berkenaan, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Perlu kami jelaskan, bahwa pendapatan Lain-Lain sebesar Rp ,00 merupakan obyek pendapatan dengan rincian obyek yang terdiri dari: a. Pengujian Air dan Air Limbah di Laboratoium Rp ,00 dan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor di Laboratorium Rp ,00 pada Badan Lingkungan Hidup; b. Hasil Penjualan Tiket Trans Jogja Rp ,00 pada Dinas Perhubungan; c. Lain-lain Rp ,00, Surat Keterangan Asal Ikan Rp ,00 dan Uji boraks Rp50.000,00 pada Dinas Kelautan dan Perikanan; Untuk pendapatan pada rincian obyek Lain-lain Rp ,00 akan digeser pada rincian obyek Sewa Tempat/ Ruangan. d. Pembuatan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Baru Rp ,00 pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset; 12. Penetapan target pendapatan daerah pada kode rekening: a Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Rp ,00, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Bagi Hasil Pajak Rp ,00, yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: a) Bagi Hasil Dari Pajak Bumi dan Bangunan Rp ,00;

16 12 b) Bagi Hasil Dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 Rp ,00; 2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Rp ,00 yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: a) Bagi Hasil dari Provinsi Sumber Daya Hutan Rp ,00; b) Bagi Hasil dari Iuran Tetap (Land-Rent) Rp ,00; 3) Dana Bagi Hasil Cukai Rp ,00 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Rp ,00; b Dana Alokasi Umum Rp ,00; c Dana Alokasi Khusus Rp ,00, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Dana Alokasi Khusus Fisik Rp ,00 yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: a) Dana Alokasi Khusus Pendidikan Rp ,00; b) Dana Alokasi Khusus Kesehatan Rp ,00; c) Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Jalan Rp ,00; d) Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Irigasi Rp ,00; e) Dana Alokasi Khusus Kelautan dan Perikanan Rp ,00; f) Dana Alokasi Khusus Pertanian Rp ,00; g) Dana Alokasi Khusus Kehutanan Rp ,00; h) Dana Alokasi Khusus Energi Skala Kecil Rp ,00; 2) Dana Alokasi Khusus Non Fisik Rp ,00 yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening:

17 13 a) Bantuan Operasional Sekolah Rp ,00; b) Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi dan UKM Rp ,00; c) Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan Rp ,00; d) Dana Tunjangan Profesi Guru Rp ,00; e) Dana Tambahan Penghasilan Guru Rp ,00; f) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp ,00; d Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp ,00 yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Dana Penyesuaian Rp ,00; 2) Dana Otonomi Khusus Rp ,00; harus disesuaikan dengan jumlah alokasi anggaran yang tercantum dalam masing-masing peraturan perundang-undangan yang melandasinya, sesuai ketentuan butir III.1.b.1) dan butir III.1.b.2), dan butir III.1.c.8) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Berkaitan dengan itu, penetapan target pendapatan sebagaimana tercantum pada butir c.1) dan huruf c.2) dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir III.1.b.3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi dengan menganggarkan pendapatan daerah yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sesuai dengan butir III.1.b.3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penetapan target pendapatan daerah dengan kode rekening Pendapatan Hibah Rp ,00 atau 1,41% dari total Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening:

18 14 a Pendapatan Hibah Dari Badan/Lembaga/ Organisasi Swasta Dalam Negeri Rp ,00, yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Dealer Otomotif Rp ,00; 2) Main Dealer Rp ,00; 3) PT. Jasa Raharja Rp ,00; b Pendapatan Hibah Dari Luar Negeri Rp ,00 yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening Pendapatan Hibah dari Multilateral Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 setelah adanya kepastian penerimaan pendapatan dimaksud, mengingat pendapatan daerah tersebut merupakan hibah dari pihak ketiga untuk Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pemberi hibah, sebagaimana diamanatkan dalam butir III.1.c.13) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penganggaran pendapatan yang bersumber dari Hibah sebesar Rp ,00 didasarkan atas MoU antara Pemerintah Daerah DIY dengan pihak Ketiga sebagaimana dimaksud dalam hasil evaluasi, namun demikian Hibah tersebut bersifat tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pemberi hibah. 14. Penetapan target pendapatan daerah yang tercantum pada kode rekening Dana Keistimewaan DIY Rp ,00 atau 19,29% dari total pendapatan daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 harus disesuaikan dengan jumlah alokasi anggaran yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang melandasinya, sesuai ketentuan butir III.1.c.8) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selanjutnya, peraturan perundangundangan dimaksud dicantumkan dalam kolom penjelasan Lampiran II Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018 sesuai Pasal 102 ayat (2) huruf a Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

19 15 Berkaitan dengan hal tersebut, penggunaan Dana Keistimewaan DIY tersebut harus ditujukan untuk melaksanakan urusan keistimewaan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Istimewa dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Perlu kami jelaskan, jumlah alokasi anggaran Dana Keistimewaan sudah sesuai dengan Berita Acara Penilaian Kelayakan Usulan Program dan Kegiatan Dana Keistimewaan DIY Tahun Anggaran 2018 yang ditandatangani oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Lembaga yang mengurusi Dana Keistimewaan dan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 15 November Penetapan target pendapatan daerah dengan kode rekening Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Rp ,00 atau 0,06% dari total Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam obyek pendapatan dengan kode rekening: a Bantuan Keuangan Dari Kabupaten Rp ,00, yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening: 1) Bantuan Keuangan Dari Kabupaten Bantul Rp ,00; 2) Bantuan Keuangan Dari Kabupaten Sleman Rp ,00; b Bantuan Keuangan Dari Kota Rp ,00, yang diuraikan ke dalam rincian obyek pendapatan dengan kode rekening Bantuan Keuangan Dari Kota Yogyakarta Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 sepanjang bantuan keuangan dari pemerintah kabupaten/kota tersebut sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan, sebagaimana maksud butir III.1.c.12) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi. 16. Dalam Lampiran VII Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 tercantum Piutang Daerah Rp ,73,00, antara lain: a. Piutang Pajak Rp ,00; b. Piutang Retribusi Rp ,00; c. Piutang Lain-Lain PAD Yang Sah Rp ,73,00.

20 16 Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus segera menyelesaikan Piutang Daerah dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dengan memprioritaskan penyelesaian piutang pajak daerah dan retribusi daerah tersebut pada huruf a dan huruf b. Piutang Daerah dimaksud harus diperhitungkan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah sesuai Pasal 150 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya memprioritaskan penyelesaian piutang pajak daerah dan retribusi daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah sesuai Pasal 150 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun III. BELANJA DAERAH 1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, belanja daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah dan pelaksanaan tugas organisasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan serta harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya. Selain belanja daerah digunakan untuk mendanai urusan wajib dan pilihan, juga harus mendukung target capaian prioritas pembangunan nasional tahun 2018 sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkatan Pemerintah Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan APBD harus lebih fokus terhadap kegiatan yang berorientasi produktif dan memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Belanja Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah mempedomani sesuai dengan hasil evaluasi. 2. Jumlah alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan Rp ,00 atau 34,00% dari total belanja daerah

21 17 Rp ,00 dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran Jumlah alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan tersebut belum memperhitungkan alokasi Belanja Hibah diluar Hibah Dana BOS, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan yang ditujukan antara lain untuk pendidikan. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus mempertahankan secara terus menerus dan konsisten mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan sekurang-kurangnya sebesar 20% dari total belanja daerah sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan butir V.3 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya konsisten dalam mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan. Penyediaan anggaran pendidikan dari APBD telah sesuai dengan kewenangan yang berada di tingkat Provinsi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan butir V.3 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Jumlah alokasi anggaran kesehatan Rp ,00 atau 7,50% dari total belanja daerah di luar gaji Rp ,00 dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran Jumlah alokasi anggaran kesehatan tersebut belum memperhitungkan alokasi Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan yang ditujukan antara lain untuk kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus mengupayakan secara terus menerus dan konsisten mengalokasikan anggaran untuk kesehatan sekurang-kurangnya sebesar 10% dari total belanja daerah di luar gaji, sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan butir V.4 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Perlu kami jelaskan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten Kota, khususnya bidang kesehatan, terbagi ke dalam 6 (enam) sub bidang dan 13 sub-sub bidang yaitu sebagai berikut: 1. Sub Bidang Upaya Kesehatan a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit b. Lingkungan Sehat c. Perbaikan Gizi Masyarakat

22 18 d. Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat 2. Sub Bidang Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan Kesehatan Masyarakat 3. Sub Bidang SDM Kesehatan Peningkatan Jumlah, Mutu, dan Penyebaran Tenaga Kesehatan 4. Sub Bidang Obat dan Perbekalan Kesehatan Ketersediaan, Pemerataan, Mutu Obat dan Keterjangkauan harga obat serta Perbekalan Kesehatan 5. Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat berperilaku sehat dan pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat 6. Sub Bidang Manajemen Kesehatan a. Kebijakan b. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan c. Kerjasama Luar Negeri d. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas e. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Secara umum, kewenangan tersebut sudah dilaksanakan dan tertuang dalam program dan kegiatan di dalam APBD Tahun Anggaran Berdasarkan perhitungan, untuk urusan kesehatan dapat dibagi menjadi 2 (dua): 1. Bidang Kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp ,00 terdiri dari: a. Dinas Kesehatan sebesar Rp ,00 b. RS Jiwa Grhasia sebesar Rp ,00 c. RS Paru Respira Rp ,00 d. PPKD Urusan Kesehatan sebesar Rp ,00 1) Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Rp ,00; 2) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan, dan Pelayanan Kesehatan Lain Rp ,00; 3) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Kulon Progo Yang Bersifat Khusus untuk Pembangunan RSUD WATES Rp , Pendukung urusan Kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp ,00 terdiri dari: Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial ,00 Belanja Tidak Langsung ,00 Iuran Jaminan Kecelakaan ,00 Kerja/Kematian Iuran Badan Penyelenggara ,00 Jaminan Sosial Kesehatan

23 19 Belanja Langsung ,00 Iuran Jaminan Kecelakaan ,00 Kerja/Kematian Iuran Badan Penyelenggara ,00 Jaminan Sosial Kesehatan Belanja General Check Up ,00 SEKRETARIAT DAERAH ,00 SEKRETARIAT DPRD ,00 Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan ,00 dan Energi Sumber Daya Mineral Program Pengembangan Sarana dan ,00 Prasarana Sumber Daya Air Dan Drainase Pembangunan Sarana dan ,00 Prasarana Air Baku Program Pengelolaan Sarana Dan ,00 Prasarana Sumber Daya Air Dan Drainase Pengelolaan Air Baku ,00 Program Pengelolaan Persampahan, ,00 Air Minum, Dan Air Limbah Regional Pengelolaan Sarana Prasarana ,00 Penanganan Sampah Regional Pengelolaan Sistem Distribusi Air ,00 Minum Regional Pemeliharaan Instalasi Pengolahan ,00 Air Limbah Sistem Terpusat (Sharing Pemda DIY dan PemKab/Kota) Pemeliharaan Sistem Jaringan Air ,00 Limbah Terpusat Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Sistem Terpusat Program Penyelenggaraan Infrastruktur Kawasan Permukiman Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Program Pengembangan Perumahan Dan Peningkatan Kualitas Kawasan Kumuh , , , ,00

24 20 Penanganan Rumah Tidak Layak Huni Peningkatan Kualitas Perumahan/Permukiman Kumuh Penyelenggaraan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum (PSU) Permukiman , , ,00 Badan Pemberdayaan Perempuan dan ,00 Masyarakat Program Pengendalian Pertumbuhan ,00 Penduduk Peningkatan Kesehatan Reproduksi ,00 Badan Ketahanan Pangan dan ,00 Penyuluhan Program Peningkatan Ketersediaan ,00 Dan Akses Pangan Pemberdayaan Daerah Rawan ,00 Pangan Program Keanekaragaman Konsumsi ,00 Dan Keamanan Pangan Penanganan Keamanan Pangan ,00 Gerakan Pola Pangan Beragam ,00 Bergizi Seimbang dan Aman Badan Lingkungan Hidup ,00 Program Pengendalian Pencemaran ,00 Dan Kerusakan Lingkungan Hidup Pengendalian Pencemaran Air, ,00 Udara dan Tanah Dinas Pertanian ,00 Program Peningkatan Produksi Hasil ,00 Peternakan Pengawasan Kesehatan dan ,00 Keamanan Pangan Asal Hewan P P K D / B U D ,00 Hibah Urusan Kesehatan ,00 Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan ,00 Belanja Bantuan Keuangan ,00

25 21 Pemberdayaan Masyarakat Desa ,00 Sitimulyo, Karanggayam, Piyungan, Bantul Pemberdayaan Masyarakat Desa ,00 Bawuran, Pleret, Bantul Dari data di atas anggaran urusan kesehatan APBD Tahun Anggaran 2018 dialokasikan sebesar Rp ,00 atau 10,42%. 4. Jumlah alokasi anggaran untuk jenis belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp ,00 atau 21,29% dari total belanja daerah Rp ,00. Berkaitan dengan itu, tren alokasi anggaran belanja modal Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017, sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 2. Alokasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran Belanja Modal Total Belanja Daerah % 2015 Rp ,22 Rp ,12 18,91% 2016 Rp ,00 Rp ,80 22,61% 2017 Rp ,50 Rp ,43 20,01% Jumlah alokasi anggaran dimaksud belum memperhitungkan alokasi anggaran pada jenis belanja lainnya yang ditujukan untuk barang modal. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus mempertahankan peningkatan alokasi anggaran untuk jenis belanja modal sehingga lebih besar dari rata-rata alokasi anggaran belanja modal provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia Tahun Anggaran 2017, yaitu 21,11% dari total belanja daerah. Selain itu, alokasi anggaran jenis belanja modal dimaksud harus diprioritaskan untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat, sesuai maksud butir III.2.b.4).a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah DIY dalam penyediaan anggaran untuk belanja modal dari APBD dari tahun ke tahun secara bertahap mengalami kenaikan, pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar Rp ,00 atau naik 13,41% dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2017, sehingga diharapkan secara bertahap dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pada Rancangan APBD 2018 sebagian hasil rasionalisasi akan dipergunakan untuk menambah belanja modal Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

26 22 5. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Gaji dan Tunjangan Rp ,00 atau 15,54% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir III.2.a.1.a), butir III.2.a.1.b), dan butir III.2.a.1.c) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran gaji dan tunjangan telah mempedomani butir III.2.a.1.a), butir III.2.a.1.b), dan butir III.2.a.1.c) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a Belanja Pegawai pada Kelompok Belanja Tidak Langsung Pos Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta Rp ,00, yang antara lain diuraikan pada kode rekening: 1) Tunjangan Perumahan Rp ,00; 2) Tunjangan Reses Rp ,00; 3) Tunjangan Transportasi ,00 4) Belanja Tunjangan Komunikasi Intensif Pimpinan dan Anggota DPRD Rp ,00 b Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Rp ,00; penentuan besarannya harus disesuaikan dengan memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran, kepatutan, penghematan dan rasionalitas besaran serta penggunaan anggaran dimaksud dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2017 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah Serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Operasional. Sehubungan dengan hal tersebut, penyediaan anggaran tunjangan reses sebagaimana tersebut pada butir a.2) diberikan pada saat melaksanakan kegiatan reses sebagaimana maksud Pasal 2 ayat (1) huruf b dan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 dan peraturan perundang-undangan mengenai tata tertib DPRD, sedangkan untuk kegiatan reses yang merupakan bagian dari Program Kunjungan Kerja dianggarkan pada SKPD Sekretariat DPRD dengan

27 23 memperhatikan prinsip efisiensi, efektifitas, rasionalitas, kepatutan dan kewajaran serta sesuai kebutuhan nyata. Selanjutnya, nomenklatur Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD sebagaimana tersebut di atas harus diubah menjadi Dana Operasional Pimpinan DPRD dengan mempedomani Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 serta Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 95 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya tetap memperhatikan seperti hasil evaluasi yang disampaikan, bahwa penyediaan anggaran untuk belanja DPRD dimaksud disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selanjutnya, akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi untuk mengubah nomenklatur Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD menjadi Dana Operasional Pimpinan DPRD. 7. Penyediaan anggaran dengan kode rekening Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota Rp ,00 atau 11,44% dari total belanja daerah Rp ,00 dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, dengan rincian sebagai berikut: a. Belanja Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor Rp ,00 x 30% = Rp ,00; b. Belanja Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Rp ,00 x 30% = Rp ,00; c. Belanja Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Rp ,00 x 70% = Rp ,00; d. Belanja Bagi Hasil Pajak Air Permukaan Rp ,00 x 50% = Rp ,00; e. Belanja Bagi Hasil Pajak Rokok Rp ,00 x 70% = Rp ,00. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus mempertahankan alokasi anggaran untuk Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah kepada Kabupaten/Kota dimaksud sesuai dengan target pajak daerah dengan mempedomani Pasal 94 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan butir III.2.a.5).a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya tetap memperhatikan seperti hasil evaluasi yang disampaikan, bahwa alokasi

28 24 anggaran untuk Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah kepada Kabupaten/Kota sesuai dengan target pajak daerah dengan mempedomani Pasal 94 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan butir III.2.a.5).a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening Biaya Penunjang Operasional KDH/WKDH Rp ,00 penentuan besarannya disesuaikan dengan mempedomani Pasal 9 ayat (1) huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yaitu paling rendah Rp ,00 dan paling tinggi 0,15% dari jumlah PAD dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 Rp ,63, yaitu Rp ,94. Selanjutnya, penggunaan penyediaan anggaran tersebut harus mempedomani Pasal 8 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 dan dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan realisasi PAD dimaksud. Perlu kami jelaskan, bahwa anggaran untuk Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah telah mempedomani Pasal 8 huruf h Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan realisasi PAD. 9. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rp ,00 yang diperuntukkan bagi Gubernur/Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD, harus mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud butir III.2.a.1).d Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Berkaitan dengan hal tersebut, penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Belanja General Check Up Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, apabila penyediaan anggaran tersebut telah mempedomani butir III.2.b.3).e) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017.

29 25 Perlu kami jelaskan, bahwa Belanja General Check Up diarahkan untuk Medical Check Up bagi Gubernur/Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota DPRD telah mempedomani butir III.2.b.3).e) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja/Kematian Rp ,00 yang diperuntukkan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD harus mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara sebagaimana dimaksud butir III.2.a.1).e Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Perlu kami jelaskan, bahwa Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja/Kematian yang diperuntukkan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD telah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara sebagaimana dimaksud butir III.2.a.1).e Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran untuk Tambahan Penghasilan PNSD yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Tambahan Penghasilan PNS Rp ,00 atau 31,47% dari total belanja pegawai pada kelompok belanja tidak langsung dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Tambahan Penghasilan Berdasarkan Kelangkaan Profesi Rp ,00; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Tambahan Penghasilan Berdasarkan Prestasi Kerja Rp ,00; d. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Obyektif Biaya Hidup Rp ,00; agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dibandingkan dengan jumlah pegawai, serta harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kepatutan dan kewajaran penggunaan anggaran. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus memformulasikan kembali penentuan kriterianya dan harus ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta serta mempedomani ketentuan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 serta Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

30 26 Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Selanjutnya, hasil rasionalisasi penyediaan anggaran tersebut, dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD telah memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 130 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 48 Tahun 2015 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur DIY Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Berdasarkan Pertimbangan Obyektif Biaya Hidup di Jakarta Bagi Pegawai Kaperda Daerah Istimewa Yogyakarta. 12. Penyediaan anggaran dengan kode rekening: a Insentif Pemungutan Pajak Daerah Rp ,00 atau 2,61% dari total pajak daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xx Insentif Pemungutan Retribusi Daerah Rp ,00 atau 2,99% dari total retribusi daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; penentuan besarannya harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran, kepatutan, penghematan dan rasionalitas besaran serta penggunaan anggaran dimaksud dengan tetap mempedomani ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam butir III.2.a.1).g) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah DIY dalam menyediakan anggaran Biaya Insentif Pajak Daerah dan Biaya Insentif Retribusi Daerah telah sesuai dengan pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 13. Penyediaan anggaran untuk: a. Hibah berupa uang di luar Hibah Dana BOS Rp ,00 atau 1,63% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dan

31 27 Rp ,00 atau 11,58% termasuk Hibah Dana BOS Rp ,00, yang diuraikan ke dalam obyek belanja dengan kode rekening: 1) Hibah Urusan Pendidikan Rp ,00; 2) Hibah Urusan Kesehatan Rp ,00; 3) Hibah Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Rp ,00; 4) Hibah Urusan Sosial Rp ,00; 5) Hibah Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rp ,00; 6) Hibah Urusan Pangan Rp ,00; 7) Hibah Urusan Komunikasi dan Informatika Rp ,00; 8) Hibah Urusan Otonomi Daerah dan Pemerintahan Umum Rp ,00; 9) Hibah Dalam Rangka Kunjungan Gubernur Rp ,00; 10) Hibah untuk Penanganan Pasca Erupsi Merapi Rp ,00; 11) Hibah Urusan Keistimewaan Rp ,00; b. Hibah Berupa Barang/Jasa dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Hibah Barang/Jasa Yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 antara lain pada kode rekening: 1) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 2) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan; 3) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan Kualitas Perumahan/Permukiman Kumuh; 4) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Rp ,00 pada Kegiatan

32 28 Penyelenggaraan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) Permukiman; 5) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pelatihan Ketrampilan Pencari Kerja; 6) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pembentukan Kesempatan Kerja; 7) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Kewirausahaan Baru; 8) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda; 9) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pengelolaan Produksi Perikanan Budidaya; 10) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pendayagunaan Air Tanah dan Geologi; 11) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Energi Skala Kecil; 12) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Dana Keistimewaan; 13) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Cagar Budaya dan Warisan Budaya; 14) Belanja Hibah Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Desa Budaya; c. Bantuan Sosial berupa uang dengan kode rekening Belanja Bantuan Sosial

33 29 Rp ,00 atau 0,03% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam obyek belanja dengan kode rekening: 1) Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu, Keluarga dan/atau Masyarakat Yang Direncanakan Rp ,00; 2) Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu, Keluarga dan/atau Masyarakat Yang Tidak Direncanakan Rp ,00; d. Bantuan Sosial berupa barang dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xx Belanja Bantuan Sosial Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 atau 0,84% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain pada kode rekening: 1) Belanja Bantuan Sosial Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Penanganan Rumah Tidak Layak Huni; 2) Belanja Bantuan Sosial Barang/Jasa yang Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga Rp ,00 pada Kegiatan Pengelolaan Rehabilitasi Pasca Bencana; harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kepatutan dan kewajaran penggunaan anggaran dan ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi dan kepentingan daerah dalam mendukung terselenggarannya fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan termasuk Undang- Undang Nomor 13 Tahun Oleh karena itu, penyediaan anggaran hibah dan bantuan sosial tersebut yang tidak menunjang pencapaian sasaran program dan

34 30 kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi dan kepentingan daerah dalam mendukung terselenggarannya fungsi pemerintahan, dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya, dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya harus dijamin efektifitas kebenaran tujuan dari penyediaan anggaran dimaksud melalui serangkaian proses evaluasi dan rekomendasi dari Kepala SKPD berkenaan dan pertimbangan TAPD, sehingga penyediaan anggaran tersebut tepat sasaran dan tepat jumlah, serta tidak duplikasi. Khusus untuk pagu anggaran Belanja Hibah juga harus mempedomani pagu anggaran Belanja Hibah yang tercantum pada kelompok Belanja Tidak Langsung dalam KUA dan PPAS, yaitu Rp ,00, mengingat dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 pagu anggaran Belanja Hibah tercantum Rp ,00 atau terdapat perbedaan Rp ,00. Selain itu, terdapat alokasi anggaran untuk urusan wajib dan urusan pilihan, antara lain: a. Urusan Lingkungan Hidup Rp ,00 atau 0,52% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; b. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rp ,00 atau 0,25% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; c. Urusan Tenaga Kerja Rp ,00 atau 0,63% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; d. Urusan Pertanian Rp ,00 atau 1,61% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; e. Urusan Kelautan dan Perikanan Rp ,00 atau 13,05% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; masih lebih kecil dibandingkan dengan total alokasi belanja hibah di luar Hibah Dana BOS dan Bantuan Sosial yang mencapai Rp ,00 atau 14,92% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 sesuai maksud Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

35 31 14 Tahun 2016, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan termasuk Undang-Undang Nomor 13 Tahun Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka efektifitas, efisiensi, kepatutan dan kewajaran penggunaan anggaran, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mengalokasikan belanja hibah dan belanja bantuan sosial dalam bentuk uang, juga harus memperhatikan tren alokasi belanja hibah dan belanja bantuan sosial dimaksud mulai Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 3. Alokasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 (miliar rupiah) Tahun Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Total Belanja Anggaran Rp % Rp % Daerah 2015 Rp579,13 15,67% Rp9,13 0,25% Rp3.696, Rp768,18 18,33% Rp4,68 0,11% Rp4.189, Rp719,52 13,84% Rp2,09 0,04% Rp5.200,39 Berdasarkan penghitungan anggaran untuk urusan kesehatan Tahun Anggaran 2018 sudah sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Bagi Hasil Pajak Daerah Kepada Kabupaten/Kota telah sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bantuan Keuangan dan Tata Cara Bagi Hasil Pajak Daerah Perbedaan Belanja Hibah pada KUA PPAS dan Rancangan APBD 2018 adalah pada penganggaran Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial pada saat KUA PPAS berada pada Belanja Langsung berupa Program dan Kegiatan. Pada saat dilakukan persetujuan dengan DPRD telah dilakukan pergeseran sesuai dengan struktur anggaran pada Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial berupa uang pada Belanja Tidak Langsung, sehingga tidak ada perbedaan jumlah anggarannya. Namun demikian, terhadap belanja hibah dan bantuan sosial baik yang berupa uang atau barang akan kami cermati kembali struktur belanja, dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kepatutan dan kewajaran penggunaan anggaran serta mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Nomor 14 Tahun 2016

36 32 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan untuk program dan kegiatan yang bersumber dari Dana Keistimewaan tidak dapat dipergunakan selain berkaitan dengan empat urusan yang ditentukan di dalam Berita Acara Penilaian Kelayakan Usulan Program dan Kegiatan Dana Keistimewaan DIY Tahun Anggaran 2018 yang ditandatangani oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Lembaga yang mengurusi Dana Keistimewaan dan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 15 November Perlu kami sampaikan bahwa akan ada pergeseran dari Belanja Langsung ke Hibah Urusan Pendidikan sebesar Rp ,00 tanpa merubah SLB penerima Hibah dan pergeseran dari Hibah untuk Penanganan Pasca Erupsi Merapi ke Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa sebesar Rp ,00, serta pergeseran dari Belanja Bantuan Sosial Kepada Individu, Keluarga dan/atau Masyarakat Yang Tidak Direncanakan ke Belanja Tidak Terduga sebesar Rp ,00 karena sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 bahwa pagu alokasi anggaran yang tidak dapat direncanakan tidak melebihi pagu alokasi anggaran yang direncanakan. 14. Penyediaan anggaran Belanja Bantuan Keuangan: a Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa Rp ,00 atau 0,01% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; b Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kab/Kota Yang Bersifat Khusus Rp ,00 atau 1,45% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kota Yogyakarta Yang Bersifat Khusus Rp ,00; 2) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Bantul Yang Bersifat Khusus Rp ,00; 3) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Kulon Progo Bersifat Khusus Rp ,00; 4) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Gunungkidul Bersifat Khusus Rp ,00;

37 33 5) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten Sleman Yang Bersifat Khusus Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 setelah alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan dipenuhi oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berkaitan dengan hal tersebut, alokasi anggaran untuk kesehatan pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta masih rendah, yaitu 7,50% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran Untuk itu, penyediaan anggaran harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya, selisih lebih dari anggaran untuk belanja bantuan keuangan tersebut dapat dianggarkan sebagai belanja bantuan keuangan dengan tetap didasarkan pada pertimbangan menerima manfaat dari pemberian bantuan keuangan dimaksud serta dalam rangka kerjasama antar daerah terkait dengan pelayanan publik, sebagaimana maksud butir III.2.a.6).a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Berdasarkan penghitungan anggaran untuk urusan kesehatan APBD Tahun Anggaran 2018 sudah sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Alokasi Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota bersifat umum dan bersifat khusus. Bantuan keuangan bersifat umum dihitung berdasarkan asumsi kesenjangan kemampuan keuangan daerah masing-masing Kabupaten/Kota, sedangkan yang bersifat khusus dialokasikan berdasarkan usulan dan kewenangan kabupaten/kota, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan pengurangan kemiskinan. Perlu kami sampaikan bahwa akan ada pergeseran dari Hibah untuk Penanganan Pasca Erupsi Merapi ke Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa sebesar Rp , Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Rp atau 0,02% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 harus mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2012 tentang

38 34 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening Belanja Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Rp ,00 telah sesuai dengan hasil evaluasi. 16. Penyediaan anggaran dengan kode rekening Belanja Tidak Terduga Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir III.2.a.7) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindaklanjuti sesuai dengan hasil evaluasi di dalam pelaksanaan penggunaan Belanja Tidak Terduga dengan mempedomani butir III.2.a.7) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Namun demikian, sehubungan terjadi bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang pada akhir bulan November 2017, untuk transisi darurat menuju pemulihan membutuhkan anggaran sebesar Rp ,00. Penyediaan anggaran tersebut dicukupi dengan: a. Melakukan pergeseran dengan merubah tolok ukur kegiatan ataupun mengurangi volume pada tupoksi SKPD yang mengalami kerusakan sebesar Rp ,00, yaitu: 1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga pada Kegiatan Apresiasi Prestasi dan Kreativitas Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan sebesar Rp ,00; 2) Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral pada Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan sebesar Rp ,00 dan Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan sebesar Rp ,00; 3) Dinas Pariwisata pada Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Pariwisata sebesar Rp ,00. b. Sebagian hasil rasionalisasi yang diletakkan pada Belanja Tidak Terduga sebesar Rp ,00 digunakan untuk: 1) Kegiatan Pengelolaan Rekonstruksi Pasca Bencana sebesar Rp ,00;

39 35 2) Kegiatan Pengelolaan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana sebesar Rp ,00; 3) Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Pariwisata sebesar Rp ,00; 4) Kegiatan Pengembangan Perbenihan Tanaman Kehutanan sebesar Rp , Penyediaan anggaran yang antara lain tercantum pada kode rekening: a Kegiatan Pengembangan Model PAUD Rp ,00; b Kegiatan Penyediaan Biaya Pendidikan Mahasiswa Rp ,00; c Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Desa Budaya Rp ,00; d Kegiatan Pengawasan Tanah Kasultanan, Tanah Kadipaten, dan Tanah Desa Rp ,00; e Kegiatan Penanganan Keberatan dan Sengketa Pertanahan Tanah Kasultanan, Tanah Kadipaten dan Tanah Desa Rp ,00; f Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Taman Budaya Kab/Kota Rp ,00; g Kegiatan Penataan Bentuk Kelembagaan Asli Kota Yogyakarta Rp ,00; h Kegiatan Penataan Bentuk Kelembagaan Asli Kab. Kulon Progo Rp ,00; i Kegiatan Penataan Bentuk Kelembagaan Asli Kab. Gunungkidul Rp ,00; j Kegiatan Penataan Bentuk Kelembagaan Asli Kab. Sleman Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, sepanjang merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 atau memiliki dasar hukum yang melandasinya sebagaimana maksud Pasal 18 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun Dalam hal kegiatan tersebut bukan merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, maka penyediaan anggaran tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

40 36 Akan kami tindaklanjuti sesuai dengan hasil evaluasi. Perlu kami jelaskan bahwa untuk point a dan b sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan point c sampai dengan j merupakan belanja yang bersumber dari dana keistimewaan dan kabupaten kota merupakan Kuasa Pengguna Anggaran sehingga yang melaksanakan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan urusan keistimewaan. 18. Nomenklatur kegiatan antara lain tercantum pada kode rekening: a Kegiatan Operasionalisasi Pelabuhan Perikanan Rp ,00; b Kegiatan Pengelolaan dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual Rp ,00; c Kegiatan Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Rp ,00; harus diformulasikan kembali ke dalam program dan kegiatan serta diuraikan ke dalam jenis, obyek, dan rincian obyek belanja berkenaan sesuai dengan prinsip anggaran berbasis kinerja sehingga jelas indikator dan target kinerja yang akan dicapai, serta memberikan informasi yang jelas dan terukur dengan mempedomani ketentuan Pasal 20 ayat (1), Pasal 95 ayat (3) dan Pasal 96 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai hasil evaluasi, dengan memformulasikan nomenklatur kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan Operasionalisasi Pelabuhan Perikanan menjadi Kegiatan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan; b. Kegiatan Pengelolaan dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual menjadi Kegiatan Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual; c. Kegiatan Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Penelitian dan Pengembangan menjadi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Penelitian dan Pengembangan. 19. Penyediaan anggaran dalam rincian obyek belanja antara lain dengan kode rekening: a Kegiatan Pengendalian Perusakan Lingkungan Rp ,00, yang antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Truck Rp ,00;

41 37 b Kegiatan Pembinaan Perkoperasian Rp ,00, yang antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja Belanja Jasa Service Rp ,00; c Kegiatan Penyusunan Standar dan Prosedur Perijinan Rp ,00, yang antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja Belanja Modal Pengadaan Alat/Mesin Perforasi Elektrik dan Manual System Jenis Huruf dan Angka Rp ,00; tidak memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dimaksud apabila ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerja kegiatan. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus memformulasikan kembali penyediaan anggaran belanja tersebut ke dalam program dan kegiatan sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta serta diuraikan pada jenis, obyek dan rincian obyek belanja berkenaan, dengan mempedomani ketentuan Pasal 20 ayat (1), Pasal 91 ayat (4) dan Pasal 95 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Perlu kami jelaskan, bahwa: a. Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Truck pada Kegiatan Pengendalian Perusakan Lingkungan sebesar Rp ,00 akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga; b. Belanja Jasa Service pada Kegiatan Pembinaan Perkoperasian sebesar Rp ,00, akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga; c. Belanja Modal Pengadaan Alat/Mesin Perforasi Elektrik dan Manual System Jenis Huruf dan Angka pada Kegiatan Penyusunan Standar dan Prosedur Perijinan digunakan untuk pengadaan mesin Anjungan Perijinan Mandiri dan Kartu Perijinan Mandiri agar proses perijinan dapat dilakukan secara elektronik. Akan digeser pada Belanja Modal Pengadaan Alat/Mesin Perforasi Elektrik dan Manual System Jenis Huruf dan Angka dan Belanja Alat-Alat/Perlengkapan pada Kegiatan Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan. 20. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening: x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pegawai Rp ,00 atau 8,46% dari total belanja langsung dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam obyek belanja dengan kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium PNS Rp ,00 atau 31,35% dari total belanja pegawai pada kelompok belanja langsung dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun

42 38 Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Tim Perencanaan Pengadaan Tanah Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Pengelola Keuangan Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Pengelola Kepegawaian Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Penyelenggaraan Kegiatan Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Perencana Program Rp ,00; b. x.xx.xxxx.xx.xxx Honorarium Non PNS Rp ,00 atau 61,62% dari total belanja pegawai pada kelompok belanja langsung dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Honorarium Harian Non PNS Rp ,00; agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dan dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara selektif sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melakukan rasionalisasi jumlah alokasi anggaran dimaksud, juga harus memperhatikan tren alokasi belanja pegawai Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 4. Alokasi Belanja Pegawai (Kelompok Belanja Langsung) Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 Tahun Belanja Pegawai Anggaran (kelompok belanja langsung) Total Belanja Langsung % 2015 Rp ,00 Rp ,22 8,09% 2016 Rp ,00 Rp ,00 7,11% 2017 Rp ,00 Rp ,50 7,67%

43 39 Selain itu, besaran alokasi anggaran untuk Honorarium PNSD dan Honorarium Non PNSD harus dibatasi dengan memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan serta didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan tersebut dengan memperhatikan pemberian Tambahan Penghasilan Bagi PNSD dan pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagaimana maksud butir III.2.b.2).a) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selanjutnya, selisih lebih dari hasil rasionalisasi penyediaan anggaran untuk honorarium PNSD dan Non PNSD tersebut harus dialihkan untuk mendanai program dan kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama dalam rangka memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan sebagaimana dimaksud dalam butir V.4 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selain itu, penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Uang Lembur Rp ,00 atau 0,30% dari total belanja pegawai pada kelompok belanja langsung dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Uang Lembur PNS Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Uang Lembur Non PNS Rp ,00; harus dijadikan salah satu tambahan indikator dalam perhitungan pemberian tambahan penghasilan berdasarkan kriteria beban kerja apabila Uang Lembur dan Uang Makan Lembur tersebut ditujukan untuk PNSD, sehingga penambahan indikator tersebut akan berpengaruh terhadap besaran tambahan penghasilan yang diterima oleh PNSD dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kepatutan dan kewajaran penggunaan anggaran. Dalam hal Uang Lembur tersebut ditujukan untuk Non PNSD, maka penyediaan anggaran tersebut dilarang untuk dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, mengingat penghasilan yang diterima oleh Non PNSD telah disesuaikan dengan besaran honorarium yang didasarkan pada target kinerja yang diharapkan dari suatu kegiatan. Pengalokasian belanja untuk Honorarium PNS dan Honorarium Non PNS mempedomani Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017

44 40 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi diletakkan pada Belanja Tidak Terduga dan saving pada jenis belanja berkenaan agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 21. Penyediaan anggaran yang tercantum pada beberapa SKPD dengan kode rekening x.xx.xxxx.xx.xxx Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 sepanjang telah mempedomani butir III.2.b.3).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menganggarkan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah mempedomani butir III.2.b.3).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.xxxx.xx.xxx Belanja Alat Tulis Kantor Rp ,00 atau 1,10% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 harus diperhitungkan kembali dan dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya serta dalam pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2017, sebagaimana diamanatkan dalam butir III.2.b.3).d) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selanjutnya, hasil pengurangan dan rasionalisasi tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pencermatan kebutuhan Belanja Alat Tulis Kantor mempedomani Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan

45 41 kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 23. Penyediaan anggaran yang antara lain tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Pakai Habis Rp ,00 atau 1,79% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Alat Listrik dan Elektronik (Lampu Pijar, Battery Kering) Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perangko, Material dan Benda Pos Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pengisian Tabung Gas Rp ,00; b. x.xx.xxxx.xx.xxx Belanja Bahan/Material Rp ,00 atau 5,45% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Baku Bangunan Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan/Bibit/Induk Tanaman Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bibit Ternak dan Ikan Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Obat-Obatan Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Kimia Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Percontohan Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Alat Tulis Rp ,00;

46 42 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Alat-Alat/Perlengkapan Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Plakat Rp ,00; 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Makanan Rp ,00; 11) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Non Kimia/Organik Rp ,00; 12) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Alat dan Bahan Lomba Bidang Teknologi Rp ,00; 13) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Alat dan Bahan Lomba Bidang Seni dan Kerajinan Rp ,00; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Kantor Rp ,00 atau 21,84% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Surat Kabar/Majalah Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Kawat/Faksimili/Internet Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Paket/Pengiriman Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sertifikasi Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Dokumentasi Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Dekorasi Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Publikasi Rp ,00; 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Analisa Laboratorium Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Test Psikologi Rp ,00; 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Keamanan Kantor Rp ,00; 11) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Retribusi/Pajak Rp ,00; 12) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Event Organizer Rp ,00; 13) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Kebersihan Kantor Rp ,00;

47 43 14) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Petugas Halte Rp ,00; 15) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Iuran Kerjasama Rp ,00; 16) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Administrasi Staf Fraksi Rp ,00; 17) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Penata Arsip Kendaraan Bermotor Rp ,00; 18) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Biaya Pendaftaran Tanah Rp ,0; 19) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Inventarisasi Tanah Rp ,00; 20) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Pengelola TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Rp ,00; 21) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Pengelola Arsip/Perpustakaan Rp ,00; 22) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Front Office Rp ,00; 23) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Petugas Olah Data Rp ,00; 24) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Pelayanan Kantor Rp ,00; 25) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Atraksi Kesenian Rp ,00; 26) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Pengelola Toilet (Sumbu Filosofi) Rp ,00; d. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor Rp ,00 atau 1,58% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja antara lain dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Service Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Penggantian Suku Cadang Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan Pelumas Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Kelengkapan Kendaraan Rp ,00; e. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Cetak dan Penggandaan Rp ,00 atau 1,98% dari total belanja barang dan jasa

48 44 dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Cetak Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Penggandaan Rp ,00; f. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Makanan dan Minuman Rp ,00 atau 6,14% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan antara lain kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Makanan dan Minuman Harian Pegawai Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Makanan dan Minuman Rapat Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Makanan dan Minuman Tamu Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Makanan dan Minuman Harian Umum Rp ,00; g. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya Rp ,00 atau 0,06% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek antara lain dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Dinas KDH dan WKDH Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Sipil Harian (PSH) Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Sipil Lengkap (PSL) Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Dinas Harian (PDH) Rp ,00; h. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Kerja Rp ,00 atau 0,30% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Kerja Lapangan Rp ,00; i. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Khusus dan Hari-Hari Tertentu Rp ,00 atau 0,38% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun

49 45 Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Adat Daerah Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Batik Tradisional Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Olah Raga Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pakaian Seragam Khusus Rp ,00; j. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Pendidikan PNS Rp ,00 atau 0,12% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja antara lain dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Tugas Belajar S1 Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Tugas Belajar S2 Rp ,00; k. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Pendidikan Non PNS Rp ,00 atau 2,78% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Pendidikan Non PNS Wajib Belajar 9 Tahun Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Pendidikan Non PNS Sekolah Menengah Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Beasiswa Pendidikan Non PNS Pendidikan Tinggi Rp ,00; l. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Tenaga Ahli/ Instruktur/Narasumber Rp ,00 atau 9,01% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber Rp ,00. m. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Iuran Asuransi Barang Milik Daerah Rp ,00 atau 0,09% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Iuran Asuransi Barang Milik Daerah Rp ,00.

50 46 agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran dan kepatutan serta penghematan penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, mengingat Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun Selanjutnya, hasil rasionalisasi tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam hal penyediaan anggaran sebagaimana tercantum antara lain pada butir b.1), b.2), b.3), b.6), dan b.8) akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan sebagai hibah dalam bentuk barang, maka dialihkan penganggarannya ke dalam obyek belanja hibah barang atau jasa dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat dengan tetap mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 dan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun Dari aspek teknis penganggaran, penyediaan anggaran sebagaimana tercantum pada butir b.1) mengandung indikasi duplikatif dengan penyediaan anggaran pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Alat Tulis Kantor Rp ,00. Untuk itu, penyediaan anggaran dimaksud harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pencermatan kebutuhan Belanja Bahan Pakai Habis, Belanja Bahan/Material, Belanja Jasa Kantor, Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor, Belanja Cetak dan Penggandaan, Belanja Makanan dan Minuman, Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya, Belanja Pakaian Kerja, Belanja Pakaian

51 47 Khusus dan Hari-Hari Tertentu, Belanja Beasiswa Pendidikan PNS, Belanja Beasiswa Pendidikan Non PNS, Belanja Jasa Tenaga Ahli/ Instruktur/Narasumber, dan Belanja Iuran Asuransi Barang Milik Daerah mempedomani Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga dan saving pada jenis belanja berkenaan agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Perlu kami jelaskan, untuk Belanja Alat Tulis tidak mengandung indikasi duplikatif dengan Belanja Alat Tulis Kantor karena dipergunakan untuk penyelenggaraan bimbingan teknis. Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 24. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Bahan Pakan Rp ,00 atau 0,14% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dan disesuaikan dengan jumlah ternak milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran, kepatutan dan penghematan serta disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan, sebagaimana maksud Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Selanjutnya, hasil rasionalisasi tersebut dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berkaitan dengan itu, dalam hal penyediaan anggaran tersebut akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan sebagai hibah atau bantuan sosial dalam bentuk barang, maka harus dialihkan penganggarannya ke dalam obyek belanja hibah barang atau jasa dan rincian obyek belanja hibah barang atau jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat atau obyek belanja bantuan sosial barang dan rincian obyek belanja bantuan sosial barang yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat dengan tetap mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor

52 48 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 dan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pencermatan kebutuhan pakan disesuaikan dengan jumlah ternak milik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan SHBJ. Namun demikian, akan dicermati kembali dan apabila terdapat pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. 25. Penyediaan anggaran yang tercantum antara lain pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Tanah/Jalan/Rumah/Gedung/ Gudang/Parkir Rp ,00 atau 1,03% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Gedung/Kantor/Tempat/Box Deposit Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Ruang Rapat/Pertemuan Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Kamar/Penginapan Rp ,0; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Lahan /Tanah/ Hewan/Tanaman Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Alat Berat Rp ,00 atau 0,03% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Eskavator Rp ,00; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor Rp ,00 atau 2,28% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Meja Kursi Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Komputer dan Printer Rp ,00;

53 49 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Generator Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Tenda/Panggung Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Pakaian Adat/Tradisional Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Sound System/Lighting Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Peralatan Konstruksi Rp ,00; 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Peralatan Display Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Alat Kesenian Rp ,00; 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Peralatan Lomba Bidang Teknologi Rp ,00; harus dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran dan kepatutan serta penghematan penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Selanjutnya, selisih lebih dari hasil rasionalisasi penyediaan anggaran tersebut harus dialihkan pada jenis belanja modal dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitas aset daerah. Dalam hal Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum mampu menyediakan hal tersebut, maka dalam pelaksanaannya harus dilakukan efisiensi dan selektifitas dengan memprioritaskan penggunaan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah, sebagaimana ditegaskan dalam butir III.2.b.3).m) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pencermatan kebutuhan Belanja Sewa Tanah/Jalan/Rumah/Gedung/ Gudang/Parkir, Belanja Sewa Alat Berat, dan Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor mempedomani Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan.

54 50 Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 26. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perjalanan Dinas Rp ,00 atau 8,14% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp ,00 atau 1,03% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain tercantum pada kode rekening: a) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Tugas Alat Kelengkapan DPRD DIY; b) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Pengelolaan Dokumentasi DPRD dan Sekretariat DPRD; c) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah Rp ,00 Penyelenggaraan Representasi Rakyat dan Partisipasi Masyarakat; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 atau 7,12% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain pada kode rekening: a) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran; b) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi; c) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi; d) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi; e) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD;

55 51 f) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Fungsi Anggaran DPRD DIY; g) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Tugas Alat Kelengkapan DPRD DIY; h) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Pengelolaan Dokumentasi DPRD dan Sekretariat DPRD; i) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Fungsi Legislasi DPRD DIY; j) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan DPRD DIY; k) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Keprotokolan DPRD dan Sekretariat DPRD; l) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi; m) Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah Rp ,00 pada Kegiatan Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Sarana Mobilitas Rp ,00 atau 0,68% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Sarana Mobilitas Darat Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Sarana Mobilitas Air Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Sewa Sarana Mobilitas Udara Rp ,00; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Transportasi dan Akomodasi Rp ,00 atau 2,28% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain pada kode rekening Belanja Transportasi dan Akomodasi Rp ,00 pada Kegiatan Penatausahaan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten;

56 52 harus dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kepatutan, kewajaran dan penghematan penggunaan anggaran serta disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, mengingat masih rendahnya alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun Selanjutnya, tren alokasi belanja perjalanan dinas sebagaimana tercantum pada huruf a mulai Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 sebagaimana tercantum pada tabel berikut: Tabel 5. Alokasi Belanja Perjalanan Dinas Tahun Anggaran 2015 s.d. Tahun Anggaran 2017 Tahun Belanja Perjalanan Total Belanja Barang dan Anggaran Dinas Jasa % 2015 Rp ,00 Rp ,00 8,13% 2016 Rp ,00 Rp ,00 10,82% 2017 Rp ,00 Rp ,00 10,24% Berkaitan dengan hal tersebut, dalam pelaksanaannya juga harus dilakukan secara selektif, frekuensi, jumlah hari dan pesertanya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah daerah dan hasilnya dilaporkan secara transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan, sebagaimana dimaksud butir III.2.b.3).j) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Sehubungan dengan itu, hasil rasionalisasi serta selektifitas belanja tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, terhadap belanja perjalanan dinas ke luar negeri yang merupakan bagian dari perjalanan dinas luar daerah, dilarang untuk dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, kecuali untuk kegiatan yang bersifat urgent dan mendesak bagi kepentingan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain telah memiliki perjanjian kerja sama antara Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan pihak luar negeri dan dalam pelaksanaannya juga harus mempedomani Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri

57 53 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pencermatan kebutuhan Belanja Perjalanan Dinas, Belanja Sewa Sarana Mobilitas, dan Belanja Transportasi dan Akomodasi mempedomani Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 27. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening Kegiatan Penguatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya tetap memperhatikan pedoman seperti hasil evaluasi yang disampaikan. 28. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS Rp ,00 atau 0,15% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.xxxx.xx.xxx Belanja Kursus-kursus Singkat/Pelatihan Rp ,00 agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya, mengingat untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan kapasitas sumber daya manusia bagi Pejabat Daerah dan Staf Pemerintah Daerah, Pimpinan dan Anggota

58 54 DPRD serta unsur lainnya seperti tenaga ahli diprioritaskan untuk diselenggarakan di Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam hal pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya tersebut diselenggarakan di luar daerah harus dilakukan secara sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi, kualitas penyelenggaraan, muatan substansi, kompetensi narasumber, kualitas advokasi dan pelayanan penyelenggara serta manfaat yang diperoleh dari kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya guna efektifitas penggunaan anggaran daerah sebagaimana maksud butir III.2.b.3).l) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selanjutnya, hasil rasionalisasi serta selektifitas belanja tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Perlu kami jelaskan bahwa Program dan Kegiatan untuk Belanja Kursus-Kursus Singkat/Pelatihan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 telah berdasar pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. 29. Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Rp ,00 atau 4,73% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Jalan Rp ,00, antara lain pada kode rekening Belanja Pemeliharaan Jalan Rp ,00 pada Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Irigasi Rp ,00, antara lain pada kode rekening Belanja Pemeliharaan Irigasi ,00 pada Kegiatan Pengelolaan Jaringan Irigasi; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Waduk, DAM Pengendali Rp ,00;

59 55 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Instalasi Air Minum/Bersih Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Instalasi Air Limbah/Kotor Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Pagar Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Instalasi Listrik Rp ,00; 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Jaringan Komputer Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Jaringan Transportasi Rp ,00; 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Alat Bermesin Rp ,00; 11) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Pengolahan Bermesin Rp ,00; 12) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Kantor Rp ,00; 13) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pematangan Tanah Rp ,00; 14) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp ,00; 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung Tempat Tinggal Rp ,00; 11) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung Pertemuan/Hall Rp ,00; 12) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung Olah Raga Rp ,00; 13) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Bangunan Bersejarah Rp ,00; 14) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Buku/Bahan Pustaka Rp ,00; 15) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Barang Bercorak Kesenian Rp ,00; 16) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Tanaman Rp ,00; 17) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Mebeleur Rp ,00; 18) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Bangunan dan Fasilitas Sekolah Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Konsultansi Rp ,00 atau 4,48% dari total belanja barang dan jasa dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran

60 , yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Konsultansi Penelitian Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan/Pendampingan Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Jasa Konsultansi Aplikasi/Software Rp ,00; agar diperhitungkan kembali alokasi anggaran belanja tersebut dengan mempertimbangkan rasionalitas dan kewajaran, manfaat serta besarnya biaya pelaksanaan kegiatan atau pembangunan dimaksud guna peningkatan efisiensi dan efektifitas anggaran daerah. Khusus untuk penyediaan anggaran tersebut pada huruf b, selain memperhatikan uraian tersebut di atas juga harus memperhatikan aspek urgensi dan efektifitas hasil jasa konsultansi dimaksud terhadap kualitas perumusan kebijakan baik dibidang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah maupun pelayanan kepada masyarakat. Hasil perhitungan kembali dan rasionalisasi belanja tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu penyediaan anggaran sebagaimana tersebut di atas, juga harus memenuhi kriteria jenis belanja barang dan jasa serta harus memperhatikan substansi kebijakan akuntansi terkait dengan pengakuan, pengukuran dan penyajian serta pengungkapan aset tetap daerah dalam laporan keuangan berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam rangka penambahan nilai aset tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Pasal 53 dan Pasal 239 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dengan tetap memperhatikan aspek kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun Selanjutnya, penyediaan anggaran sebagaimana tercantum pada huruf a juga harus mempedomani butir III.2.b.3).o) dan butir III.2.b.4).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Berkaitan dengan hal tersebut, penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium Rp ,00 dapat

61 57 dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan juga memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran dan kepatutan serta penghematan penggunaan anggaran dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Selanjutnya, hasil efektifitas dan efisiensi tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari aspek teknis penganggaran, penyediaan anggaran sebagaimana tercantum pada butir a.12) mengandung indikasi duplikatif dengan penyediaan anggaran pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pemeliharaan Perlengkapan Kantor Rp ,00. Untuk itu, penyediaan anggaran dimaksud harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Perlu kami jelaskan, bahwa Program dan Kegiatan pada Belanja Pemeliharaan dan Belanja Jasa Konsultansi dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 telah berdasar pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2017 tentang Standar Belanja dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 72 Tahun 2017 tentang Standar Harga Barang dan Jasa. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Kantor dan Belanja Pemeliharaan Perlengkapan Kantor tidak terdapat duplikasi karena untuk Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Kantor dipergunakan antara lain untuk pemeliharaan komputer, printer, mesin ketik, UPS, mesin fax, kamera, monitor, laptop, mesin foto copy, LCD, mesin pemotong kertas. Sedangkan Belanja Pemeliharaan Perlengkapan Kantor dipergunakan untuk pemeliharaan filling kabinet, AC, televisi, gorden, ex haus fan, kipas angin, brangkas, pompa air, genset. Belanja Pemeliharaan Alat- Alat Kantor dan Belanja Pemeliharaan Perlengkapan Kantor dianggarkan oleh masing-masing SKPD Pemerintah Daerah DIY sehingga sudah sesuai dengan kebutuhan.

62 58 Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 30. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perawatan dan Pengobatan Lokal Rp ,00 atau 0,01% dari total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, sejauh diperuntukkan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS yang pendanaannya bersumber dari APBN, sebagaimana dimaksud butir III.2.b.3).f) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Dalam hal penyediaan anggaran tersebut diarahkan untuk jaminan kesehatan bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri juga dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir III.2.b.3).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Perlu kami jelaskan, bahwa penyediaan anggaran Belanja Perawatan dan Pengobatan Lokal sebesar Rp ,00 terbagi dalam tiga SKPD, yaitu: a. Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olah Raga sebesar Rp ,00 digunakan sebagai pengobatan pertama warga sekolah. b. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral sebesar Rp ,00 digunakan sebagai pemberian kompensasi bagi masyarakat di sekitar TPA Piyungan dalam bentuk pengobatan gratis. c. Dinas Sosial sebesar Rp ,00 digunakan sebagai perawatan dan pengobatan penghuni panti. d. Sekretariat DPRD sebesar Rp ,00 digunakan sebagai pengobatan pertama pada anggota DPRD. Sehingga akan tetap dialokasikan. 31. Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Perlengkapan Penghargaan/ Hadiah Lomba Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Uang Untuk Diberikan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat Rp ,00, agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dan dalam pelaksanaannya juga harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran dan kepatutan serta penghematan dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud

63 59 Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Berkaitan dengan itu, penyediaan anggaran sebagaimana tercantum pada huruf a hanya untuk pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi, sebagaimana dimaksud dalam butir III.2.b.3).c) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selanjutnya, hasil rasionalisasi tersebut dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Akan kami tindaklanjuti sesuai dengan hasil evaluasi dengan mencermati kembali Belanja Perlengkapan Penghargaan/ Hadiah Lomba dan Belanja Uang Untuk Diberikan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat. Apabila tidak sesuai dan dianggap tidak wajar, maka hasil pencermatan akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Sedangkan untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 32. Penyediaan anggaran yang antara lain tercantum pada kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tanah Rp ,00 atau 36,76% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tanah Kantor Rp ,00, antara lain pada kode rekening Belanja Modal Pengadaan Tanah Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Tata Kelola Cagar Budaya dan Warisan Budaya; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tanah Sarana Umum Taman Rp ,00, yang hanya tercantum pada kode rekening Belanja Modal Pengadaan Tanah Sarana Umum Taman Rp ,00 pada Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Taman Budaya Kab/Kota; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tanah Bidang Pekerjaan Umum Rp ,00; d. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tanah Lapangan Parkir Rp ,00;

64 60 e. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Jaringan Rp ,00, yang hanya tercantum pada kode rekening Belanja Modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan Jaringan Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, dengan tetap mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari APBD, sebagaimana dimaksud butir III.2.b.4).c) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Perlu kami jelaskan bahwa penyediaan anggaran untuk belanja pengadaan tanah Tahun Anggaran 2018 telah memperhatikan tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari APBD. Namun demikian, akan kami cermati kembali dan untuk proses yang belum sesuai ketentuan akan kami formulasikan dengan mempedomani peraturan terkait pengadaan tanah. 33. Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Berat Rp ,00 atau 0,18% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Generator/Genzet Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Rp ,00 atau 0,41% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening:

65 61 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat- Alat Angkutan Darat Bermotor Station Wagon Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat- Alat Angkutan Darat Bermotor Truck Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat- Alat Angkutan Darat Bermotor Sepeda Motor Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat- Alat Angkutan Darat Bermotor Khusus Rp ,00; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor Rp ,00 atau 0,21% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Fotocopy Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Mesin Cetak Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rotary Cabinet Rp ,00; d. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Bengkel Rp ,00 atau 0,28% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat- Alat Bengkel Latih Rp ,00 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Mesin Potong Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Electric Generating Set Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Unit Pemeliharaan Lapangan Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat Pengolahan Air Kotor Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perkakas Bengkel Service Rp ,00; e. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor Rp ,00 atau 0,21% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening:

66 62 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Fotocopy Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Mesin Cetak Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Time Recorder/Mesin Absensi Simplek Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rotary Cabinet Rp ,00; f. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor Rp ,00 atau 1,64% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Almari Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Brankas Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Filling Kabinet Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan White Board Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Air Conditioner (AC) Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kipas Angin Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Peralatan Penyelamatan Rp ,00; 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Pompa Air Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Eksternal Display Rp ,00; 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rak Rp ,00; 11) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Karpet Rp ,00; 12) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Nama Instansi Rp ,00; 13) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Televisi Rp ,00; 14) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Gordyn/Vitrage/Rell Alumunium Rp ,00; 15) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rak Rp ,00;

67 63 g. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Komputer Rp ,00 atau 1,03% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Komputer Mainframe/Server Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Komputer PC Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Komputer Note Book Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Printer Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Scaner Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Monitor/Display Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan UPS/Stabilizer Rp ,00; 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Peralatan Jaringan Komputer Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Hard Disk Rp ,00; h. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Mebeulair Rp ,00 atau 0,82% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Meja Kerja Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Meja Rapat Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kursi Kerja Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kursi Rapat Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Sofa Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rak Buku/TV/Kembang Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kursi Komputer Rp ,00;

68 64 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Sekat Ruang Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Meja Komputer Rp ,00; i. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur Rp ,00 atau 0,02% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kompor Gas Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Dispenser Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kulkas Rp ,00; j. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Studio Rp ,00 atau 1,03% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Kamera Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Proyektor Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan LCD/Viewer Rp ,00; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Sound System Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Lighting Equipment Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Monitor Pengawas Rp ,00; k. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Komunikasi Rp ,00 atau 0,11% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Telepon Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Radio VHF (Handy Talkie) Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Program Input Equipment Rp ,00;

69 65 l. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ukur Rp ,00 atau 0,47% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat Hidrologi Rp ,00; m. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan Rp ,00 atau 0,10% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Buku Koleksi Rp ,00;. n. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Rp ,00 atau 0,90% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; o. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman Rp ,00 atau 0,05% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening p. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perangkat Lunak/Software Rp ,00 atau 0,21% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perangkat Lunak/Software Rp ,00; q. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rambu- Rambu Rp ,00 atau 0,19% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, y diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Rambu Bersuar Lalu Lintas Darat Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Tidak Bersuar Rp ,00; agar dirasionalkan jumlah alokasi anggarannya dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada masing-masing kegiatan dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, kewajaran dan kepatutan serta penghematan penggunaan anggaran, sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan Pasal 122 ayat (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,

70 66 mengingat Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun Selanjutnya, hasil rasionalisasi tersebut harus dialihkan untuk memenuhi pencapaian alokasi anggaran untuk kesehatan sesuai amanat Pasal 171 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan mendanai program serta kegiatan prioritas sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berkaitan dengan hal tersebut, penyediaan anggaran dimaksud pelaksanaannya harus disesuaikan dengan rencana kebutuhan barang milik daerah yang berpedoman kepada standar kebutuhan barang milik daerah yang ditetapkan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, dan memenuhi standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007, sebagaimana dimaksud butir III.2.b.4).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selain itu, penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Rp ,00 atau 0,02% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Laboratorium Rp ,00 atau 1,29% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, dalam pengadaannya juga harus memperhatikan kualitas dan manfaat Alat-Alat kedokteran tersebut dengan harga yang kompetitif dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sekaligus tersedianya pelayanan purna jual untuk keberlangsungan operasional peralatan dimaksud dan kepastian dalam pelayanan kepada masyarakat. Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Berat, Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor, Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor, Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor, Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor, Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor, Belanja Modal Pengadaan Komputer, Belanja

71 67 Modal Pengadaan Mebeulair, Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur, Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Studio, Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Komunikasi, Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ukur, Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan, Belanja Modal Pengadaan Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan, Belanja Modal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman, Belanja Modal Pengadaan Perangkat Lunak/Software, dan Belanja Modal Pengadaan Rambu- Rambu memperhatikan rencana kebutuhan barang daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, dan memenuhi standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 71 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur DIY Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga kebutuhan barang daerah sesuai kebutuhan. Selain itu, penyediaan anggaran tersebut dipergunakan untuk upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik serta peningkatan belanja modal sesuai hasil evaluasi. Khusus penyediaan anggaran Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Angkutan Darat Bermotor dilakukan untuk mendukung pelayanan publik dan mengganti kendaraan yang dalam proses/sudah dilakukan penghapusan. Namun demikian, akan dilakukan pencermatan kembali dan hasil pengurangan atau rasionalisasi akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga agar tidak mengubah struktur APBD secara keseluruhan. Sedangkan Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Kedokteran telah memperhatikan kualitas dan manfaat alat-alat kedokteran yang dianggarkan. Untuk anggaran yang bersumber dari Dana Keistimewaan, hasil pencermatan diletakkan pada rekening Belanja Dana Keistimewaan yang akan diformulasikan kembali pada perubahan Berita Acara dengan Pemerintah. 34. Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Rp ,00 atau 13,82% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening:

72 68 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Rp ,00, antara lain pada kode rekening: a) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan/Rehabilitasi Jalan dan Jembatan; b) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Rp ,00 pada Kegiatan Pemanfaatan Ruang Satuan Ruang Strategis Perbukitan Menoreh; c) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan Rp ,00 pada Kegiatan Pemanfaatan Ruang Satuan Ruang Strategis Kotabaru; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pembangunan Pedestrian Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Jalan Propinsi Rp ,00, antara lain pada kode rekening: a) Belanja Modal Pengadaan Jalan Propinsi Rp ,00 pada Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan; b) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan Jaringan Irigasi; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Jalan Khusus Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan Rp ,00 atau 0,05% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan Penyeberangan di Atas Air Rp ,00; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Rp ,00 atau 5,88% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Waduk Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Kanal Permukaan Rp ,00, yang hanya tercantum pada kode rekening Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Kanal Permukaan

73 69 Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Drainase; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi Rp ,00, antara lain pada kode rekening: a) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; b) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Irigasi Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air Minum Rp ,00, antara lain pada kode rekening Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air Minum Rp ,00 pada Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; d. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Rp ,00 atau 2,19% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik Rp ,00; e. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Pembangunan Rp ,00 atau 23,96% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00, antara lain pada kode rekening: a) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor; b) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor; c) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00

74 70 pada Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor; d) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor; e) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Kepemudaan; f) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor; g) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Taman Budaya Kab/Kota; h) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor Rp ,00 pada Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Pasar/Pertokoan Rp ,00; 3) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Olahraga Rp ,00, yang hanya tercantum pada kode rekening Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Olahraga Rp ,00 pada Kegiatan Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Olahraga; 4) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Anjungan Rp ,00; 5) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Pendidikan Rp ,00; 6) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Rumah Adat Rp ,00; 7) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Bangunan Talud Pengaman Rp ,00; 8) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Pagar Rp ,00; 9) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pembangunan Prasarana Kawasan Perkantoran Rp ,00;

75 71 10) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Parkir Rp ,00; 11) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Lanskap Rp ,00; f. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Jaringan Rp ,00 atau 1,13% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, antara lain diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening: 1) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Jaringan Komputer Rp ,00; 2) x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Jaringan Transportasi Rp ,00; g. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perangkat Lunak/Software Rp ,00 atau 0,21% dari total belanja modal dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, yang hanya diuraikan ke dalam rincian obyek belanja dengan kode rekening x.xx.xxxx.xx.xxx Belanja Modal Pengadaan Perangkat Lunak/Software Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, apabila penyediaan anggaran dimaksud digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan juga digunakan dalam kegiatan pemerintahan serta memenuhi nilai batas minimal kapitalisasi aset (capitalization threshold) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, butir III.2.b.4).b) dan butir III.2.b.4).d) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi, efektifitas, kepatutan, kewajaran dan proses pencatatan sebagai aset daerah dalam neraca Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta serta kewenangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun Khusus untuk penyediaan anggaran tersebut pada butir e.1 dilarang untuk dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, sebagaimana maksud Surat Menteri Keuangan Nomor S-841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Negara/Lembaga, kecuali penyediaan anggaran tersebut terkait langsung dengan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan

76 72 publik dan ditegaskan dalam butir III.2.b.4).b) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan, Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan, Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air, Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon, Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Pembangunan, Belanja Modal Pengadaan Jaringan, dan Belanja Modal Pengadaan Perangkat Lunak/Software merupakan pengadaan asset/belanja modal dan mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Di dalam pencatatan berpedoman pada Peraturan Gubernur DIY Nomor 52 Tahun 2011 tentang Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah serta Peraturan Gubernur DIY Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah. Penyediaan anggaran pada butir e.1 terkait dengan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik serta mendukung program strategis Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga tetap dipertahankan. 35. Penyediaan anggaran untuk rincian obyek belanja antara lain tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Efisiensi Rp ,00; b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Rp ,00, yang tercantum pada kode rekening Belanja Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Rp ,00 pada Kegiatan Penyelenggaraan Angkutan Umum Buy The Service; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Efisiensi Rp ,00; d. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Efisiensi Rp ,00; tidak menggambarkan satuan terkecil rincian obyek belanja yang akan ditransaksikan sesuai prinsip anggaran berbasis kinerja ditinjau dari indikator, tolok ukur dan target kinerja kegiatan yang diharapkan. Oleh karena itu, rincian obyek belanja tersebut harus diformulasikan kembali ke dalam rincian obyek belanja berkenaan, sebagaimana diamanatkan Pasal 20 ayat (1), Pasal 95 ayat (3) dan Pasal 96 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Dapat kami jelaskan sebagai berikut: a. Rekening efisiensi pada poin a, c, dan d akan diletakkan pada Belanja Tidak Terduga. b. Belanja Operasional Kendaraan (BOK) Rp ,00 telah sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Daerah

77 73 Daerah Istimewa Yogyakarta dan PT. Jogja Tugu Trans Nomor 2/PERJ/GUB/II/2015 dan Nomor 039/JTT/G/II/2015 tanggal 6 Februari 2015 tentang Pengelolaan Sistem Pelayanan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum dengan Sistem Buy the Service pada Masa Transisi di Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 36. Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Pengelolaan Rekonstruksi Pasca Bencana Rp ,00 pada SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah tidak diperkenankan untuk dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, mengingat penyediaan anggaran tersebut tidak dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dimaksud. Untuk itu, penyediaan anggaran tersebut harus dialihkan penganggarannya kepada SKPD yang secara fungsional terkait dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dimaksud sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 27 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan mempedomani Lampiran A.VII.a Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Perlu kami jelaskan bahwa penganggaran pada Kegiatan Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Pasca Bencana sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 80 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 37. Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Layanan Hukum Masyarakat Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Pasal 19 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum sebagaimana maksud butir V.40 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan ditindaklanjuti sesuai dengan hasil evaluasi, dan dalam pelaksanaannya mempedomani Pasal 19 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum sebagaimana maksud butir V.40 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Pegawai BLUD pada beberapa BLUD Rp ,00;

78 74 b. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Barang dan Jasa BLUD pada beberapa BLUD Rp ; c. x.xx.x.xx.xx.xx.xxx Belanja Modal BLUD pada beberapa BLUD Rp ; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 serta butir V.27 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan ditindaklanjuti sesuai dengan hasil evaluasi di dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 serta butir V.27 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a Kegiatan Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Farmasi (DAK) Rp ,00; b Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan, dan Pelayanan Kesehatan Lain (DAK Non Fisik) Rp ,00; c Kegiatan Peningkatan Jalan (DAK) Rp ,00; d Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi (DAK) Rp ,00; e Kegiatan Peningkatan Kapasitas Koperasi (DAK) Rp ,00; f Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi serta Penyediaan Sarana Pendukung UPTD PPP Sadeng (DAK) Rp ,00; g Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD BPSDMP serta Penyediaan Sarana Pendukungnya (DAK) Rp ,00; h Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (DAK) Rp ,00; i Kegiatan Pengembangan Energi Skala Kecil (DAK) Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, sepanjang alokasi pendapatan daerah yang bersumber dari DAK tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2018 atau Peraturan Menteri

79 75 Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2018, sebagaimana maksud butir III.1.b.3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya tetap memperhatikan seperti hasil evaluasi yang disampaikan, dengan mempedomani butir III.1.b.3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017, yang penganggarannya disesuaikan dengan juknis masing-masing bidang. 40. Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening: a Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kependudukan Rp ,00; b Kegiatan Dukungan Pelayanan Administrasi Kependudukan Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir V.1 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi, dan dalam pelaksanaannya mempedomani butir V.1 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran yang antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Pembinaan Aparatur Kecamatan, Desa/Kelurahan Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir V.51 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi, dan dalam pelaksanaannya mempedomani butir V.51 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Penyuluhan, Edukasi dan Promosi Kesejahteraan Sosial Serta Pendataan PMKS dan PSKS Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir V.54.a.3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi, dan dalam pelaksanaannya mempedomani butir V.54.a.3) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017.

80 Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Penataan Wilayah Administrasi Perbatasan dan Toponimi Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir V.54.i Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi, dan dalam pelaksanaannya mempedomani butir V.54.i Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Pengelolaan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Rp ,00 dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 dengan mempedomani butir V.54.p Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan kami tindak lanjuti sesuai dengan hasil evaluasi, dan dalam pelaksanaannya mempedomani butir V.54.p Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Penyediaan anggaran antara lain tercantum pada kode rekening Kegiatan Pengelolaan Kedaruratan Bencana Rp ,00, harus dialihkan penganggarannya ke dalam kelompok Belanja Tidak Langsung, jenis Belanja Tidak Terduga sesuai dengan kode rekening berkenaan, apabila penyediaan anggaran belanja tersebut diarahkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah serta bencana alam atau bencana sosial, sebagaimana maksud Pasal 162 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan butir III.2.a.7) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Perlu kami jelaskan bahwa penganggaran pada Kegiatan Pengelolaan Kedaruratan Bencana ditujukan untuk menyiapkan masyarakat, relawan, dan petugas kedaruratan di Daerah Istimewa Yogyakarta agar trampil dalam penanganan darurat bencana sehingga bukan penganggaran dalam mengantisipasi kemungkinan adanya kegiatankegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya

81 Dalam kolom penjelasan Lampiran II Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018 belum seluruhnya dicantumkan lokasi kegiatan. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus melengkapi keterangan lokasi kegiatan dimaksud pada kolom penjelasan Lampiran II Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 ayat (2) huruf b Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan butir IV.9 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan ditindaklanjuti sebagaimana hasil evaluasi dengan menyempurnakan pencantuman lokasi kegiatan. 47. Dalam kolom penjelasan Lampiran II Rancangan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2018 belum seluruhnya dicantumkan sumber pendanaan pada masingmasing program dan kegiatan dari pendapatan yang telah ditetapkan peruntukkannya seperti Pajak Daerah, Dana Bagi Hasil-Dana Reboisasi, Dana Alokasi Khusus, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus mencantumkan sumber pendanaan dimaksud dalam kolom penjelasan Lampiran II Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana dimaksud dalam butir IV.9 Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Akan ditindaklanjuti sebagaimana hasil evaluasi dengan mencantumkan sumber pendanaan masing-masing program dan kegiatan. IV. PEMBIAYAAN 1. Penetapan target penerimaan pembiayaan pada kode rekening Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) Rp ,37,00. Untuk itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta harus melakukan perhitungan secara cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2017 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan sesuai maksud butir III.3.a.1) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun Selain itu, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta juga harus menyesuaikan jumlah SiLPA dimaksud dengan mempedomani Pasal 62 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

82 78 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) berkurang sebesar Rp ,00 dari semula Rp ,37,00 menjadi Rp ,37 dan sudah memperkirakan target pendapatan Tahun Anggaran 2018 serta perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran Penyediaan anggaran yang tercantum pada kode rekening Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) semula tidak dianggarkan, dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 Rp ,00 yang diuraikan pada rincian obyek dengan kode rekening: a Penyertaan Modal Ke BPD Rp ,00; b Penyertaan Modal BUKP Rp ,00; dapat dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, dan harus terjamin efektifitas pengelolaan serta akuntabilitasnya, digunakan sesuai dengan tujuan terbentuknya badan usaha dimaksud dan kinerjanya menunjukkan prospek yang baik serta memberikan kontribusi laba yang signifikan (performance based) pada Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah. Selanjutnya, Peraturan Daerah dimaksud dicantumkan pada kolom penjelasan sesuai amanat Pasal 102 ayat (2) huruf c Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Dalam hal jumlah penyertaan modal dimaksud telah ditetapkan dalam peraturan daerah dan tidak melebihi jumlah yang tercantum dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut, maka Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tidak perlu melakukan perubahan atas peraturan daerah dimaksud sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 71 ayat (8) dan ayat (9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Perlu kami jelaskan, bahwa: a. Penyertaan Modal Ke BPD sebesar Rp ,00 akan dipergunakan untuk mengurangi SiLPA APBD Tahun Anggaran

83 , dikarenakan Peraturan Daerah Penyertaan Modal BPD Nomor 2 Tahun 2016 belum dilakukan perubahan dan direncanakan akan dilakukan perubahan pada Triwulan 4. b. Penyertaan Modal BUKP sebesar Rp ,00 merupakan investasi non permanen, sehingga akan digeser pada rincian obyek Dana Bergulir BUKP. V. LAIN-LAIN Dalam rangka mengantisipasi pendanaan keadaan darurat termasuk belanja untuk kepentingan mendesak, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta agar mencantumkan kriteria keadaan darurat dan mendesak dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun Akan ditindaklanjuti sebagaimana hasil evaluasi dengan mencantumkan kriteria keadaan darurat dan mendesak dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, WAKIL KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd ttd YOEKE INDRA AGUNG LAKSANA ARIF NOOR HARTANTO Salinan sesuai dengan aslinya Plt. SEKRETARIS DPRD DIY, BENY SUHARSONO Pembina Tingkat I (IV/b) NIP

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK NOMOR : 06/PIMP.DPRD/2015 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 t No.825, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. APBD TA 2018. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah

- 4 - URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN I. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah - 4 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN PIMPINAN DPRD KABUPATEN DEMAK NOMOR : 09/PIMP.DPRD/2015 TENTANG PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 75 TAHUN 2017 2017 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39/K/DPRD/2017 TENTANG REKOMENDASI TINDAK LANJUT LAPORAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

PENJABARAN PERUBAHAN APBD Lampiran II PERBUP PERUBAHAN APBD 2013 Nomor : 38 TAHUN 2013 Tanggal : 10 Oktober 2013 PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 Urusan Pemerintahan : 1.20 Urusan Wajib

Lebih terperinci

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN DAERAH DAN TATA CARA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BAB II ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) BAB II ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) I. PRINSIP PENYUSUNAN APBD Prinsip Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut: 1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/579/B.X/HK/2016

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/579/B.X/HK/2016 GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/579/B.X/HK/2016 TENTANG EVALUASIRANCANGANPERATURANDAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 134 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G - 1 - PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBAGIAN DANA BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK PEMERINTAH PROVINSI UNTUK KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI JAMBI TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN RENCANA KERJA ANGGARAN

Lebih terperinci

KODE REKENING PENDAPATAN

KODE REKENING PENDAPATAN LAMPIRAN A.III PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Penetapan KUPA Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Tahun Anggaran 2017 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY Kompleks Kepatihan Danurejan Yogyakarta (0274)

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:

Lebih terperinci

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2017

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD KOTA BATAM TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas dan memberikan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN PERSEROAN TERBATAS ASURANSI BANGUN ASKRIDA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR Nomor : 03/KB/BTD-2012 02/KSP/DPRD-TD/2012 TANGGAL 31 JULI 2012 TENTANG PRIORITAS DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH DAN BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH DAN BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH DAN BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018 Dalam upaya mewujudkan manajemen keuangan pemerintah yang baik, diperlukan transparansi, akuntabilitas dan

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD LAMPIRAN II.3 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD II-3.1. KERANGKA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 38. PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 524 Tahun 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 38. PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 524 Tahun 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 38 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 524 Tahun 2010 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 094 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

SALINAN NO : 14 / LD/2009

SALINAN NO : 14 / LD/2009 SALINAN NO : 14 / LD/2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 SERI : D.8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan Kebijakan anggaran mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR. TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA DEPOK,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR. TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA DEPOK, RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR. TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 181 ayat (1) Undang-Undang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor : 920/598 - BPKAD/2017

SURAT EDARAN Nomor : 920/598 - BPKAD/2017 BUPATI LEBAK Rangkasbitung, 04 Agustus 2017 KEPADA YTH. PARA KEPALA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK SURAT EDARAN Nomor : 920/598 - BPKAD/2017 Tentang Pedoman

Lebih terperinci

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015

URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015 1 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 URAIAN PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 U R A I A N TARGET JUMLAH PERUBAHAN 2015 S/D BULAN INI % ( Rp ) ( Rp ) 1 2 3 4 PENDAPATAN DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2015 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2015 T E N T A N G - 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2015 T E N T A N G RENCANA BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK PEMERINTAH PROVINSI UNTUK KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI JAMBI ANGGARAN MURNI 2015 DENGAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD atau rancangan peraturan

rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD atau rancangan peraturan LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 36 TAHUN 2011 TANGGAL : 19 AGUSTUS 2011 PEDOMAN EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD DAN RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARAN

Lebih terperinci

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 KODE 4 1 PENDAPATAN ASLI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 c. Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) merupakan PAD pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) Kabupaten Pekalongan pada Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 SERI A TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 SERI A TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 SERI A TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

NOTA KESEPAKATAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

NOTA KESEPAKATAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 NOTA KESEPAKATAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2079, 2016 KEMENDAGRI. Perangkat Daerah. Prov-DKI Jakarta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 2 SERI A TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA CIREBON TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KOTA PASURUAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ANTARA PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 903/ 909 /VII/Bapp dan NOMOR: 180/ 29 /DPRD/2014 TANGGAL 26 JUNI 2014 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci