BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuatitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralasasikan. Dengan demikian, tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Penulis lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. (Kriyantono, 2006, p. 55). Sedangkan menurut Ardianto (2006, p. 47), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa angka angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan statistik, baik statistik deskriptif, maupun inferensial. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional (metode eksplanasi). Penelitian korelasional adalah penelitian untuk menguji hubungan antar variabel yang di hipotesiskan, ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menghubungkan antara dua atau lebih variabel; untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya ; atau apakah suatu variabel disebabkan / dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya. (Ardianto., Metodologi Penelitian untuk Public Relations, 2010, p. 50). 20

2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. (Kriyantono, 2006, p. 95) Data Primer Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis metode pengumpulan data berupa kuesioner atau angket untuk mengumpulkan data primer. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Disebut juga angket. Kuesioner bisa dikirim melalui pos atau periset bisa mendatangi langsung responden. Bisa diisi pada saat periset datang sehingga pengisiannya didampingi oleh periset, bahkan periset bisa bertindak sebagai pembaca pertanyaan dan responden tinggal menjawab berdasarkan jawaban yang telah disediakan. Kuesioner bisa diisi sendiri oleh responden tanpa bantuan atau kehadiran periset. Kemudian hasilnya bisa dikirim atau diambil sendiri oleh periset. Berbagai cara diatas yang bisa terjadi dalam riset. (Kriyantono, 2006, p. 97). Menurut Faisal dalam Kriyantono (2006, p. 163) dalam menyusun data angket, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Angket disertai surat pengantar, yang berisi penjelasan tujuan dan pentingnya penelitian, serta harapan peneliti terhadap responden dalam menyikapi angket.

3 22 2. Tata fisik angket dibuat semenarik mungkin termasuk tata ketikannya, tulisan terbaca dengan jelas, tidak kabur. 3. Petunjuk pengisiannya jelas dan lengkap, istilah istilah penting (termasuk istilah teknis kalau ada) hendaknya diberi penjelasan. 4. Pertanyaan mengikuti alur yang baik, dari hal hal yang umum menuju hal hal yang lebih spesifik. 5. Data yang diperoleh relatif mudah diolah (termasuk proses tabulasinya) dan diproses. Menurut Kriyantono (2006, p ) ada beberapa jenis angket atau kuesioner, yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Penjelasan dan contohnya adalah sebagai berikut : 1. Angket Terbuka Bila pertanyaan diformulasikan sedemikian rupa sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya alternatif jawaban yang diberikan periset. 2. Angket Tertutup Suatu angket dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh periset. Responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang dialaminya, biasanya memberikan tanda silang atau tanda checklist. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis angket terbuka untuk mengumpulkan data dari para responden.

4 Data Sekunder Dalam pengumpulan data sekunder penulis menggunakan metode penelitian jenis kepustakaan. Kepustakaan tersebut digunakan sebagai penunjang data dalam penelitian. Yaitu data yang didapatkan bukan melalui kuesioner atau observasi langsung. Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data data tersebut dari laporan tahunan dan data pribadi perusahaan. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, p. 115). Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi. Untuk membatasi penelitian, peneliti memilih mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Esa Unggul yang masih aktif dan merupakan nasabah dari Bank Bukopin, dengan jumlah populasi 6000 orang. Data tersebut didapatkan dari PT. Bank Bukopin, Tbk cabang S. Parman yang diteruskan oleh bagian Public Relations PT. Bank Bukopin, Tbk Pusat, menurut data terakhir pada bulan April 2012.

5 Sampel Menurut Sugiyono (2008, p. 116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul betul representatif (mewakili). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus slovin dengan nilai ketidaktelitian 10% (0,1). Dimana menurut Umar dalam Kriyantono (2006, p. 164) rumus slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya. Rumusnya adalah : Dibulatkan menjadi 100 sampel.

6 25 Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir Teknik Sampling Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p. 40), teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. A. Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah sampel yang tidak melalui teknik random (acak). Disini semua anggota populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel, disebabkan pertimbangan pertimbangan tertentu oleh periset. (Kriyantono, 2006, p. 158). 1. Convenience Sampling Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang orang yang dekat saja.

7 26 2. Purposive Sampling Merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan ciri ciri pada kriteria kriteria tertentu. 3. Quota Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing masing kelompok, sebelum quota masing masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai. 4. Snowball Sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak, berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk diidentifikasi (Siregar, 2012, hal ) Pada penelitian ini, penulis menggunakan Purposive Sampling untuk mengumpulkan data dari responden. Dengan kriteria : a. Seluruh responden merupakan nasabah dari Bank Bukopin yang masih aktif. b. Seluruh responden merupakan mahasiswa Universitas Esa Unggul yang masih terhitung aktif (terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Esa Unggul) 3.4 Jenis Data Menurut Kriyantono (2006, p ), ada 4 jenis data kuantitatif, yaitu data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio.

8 Data Nominal (Diskrit) Data nominal atau data diskrit merupakan data yang pasti, dimana data ini hanya mempunyai satu nilai tertentu saja, sehingga disebut data nominal. Contohnya : jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis agama, golongan darah dan lain lain Data Ordinal Data ordinal adalah data yang menunjukkan tingkatan atau urutan tertentu. Penentuan urutan ini tidak memperhitungkan jarak antara tingkatan. Misalnya pelari AS yang masuk di garis finish dengan waktu 9,87 detik ditempatkan pada urutan 1, pelari Inggris diurutan 2 dengan waktu 9,90 detik, di urutan ke 3 adalah pelari RRC dengan waktu 10 detik, urutan ke 4 adalah pelari Indonesia dengan waktu 10,01 detik. Perhatikan bahwa jarak antara pelari atau antara tingkatan tidak sama. Dalam praktik, pemberian urutan atau tingkatan bersifat mana suka atau sesuka hati periset. Dalam contoh diatas bisa saja urutannya di balik dari urutan ke 1 menjadi urutan ke 4, urutan ke 2 menjadi urutan ke 3, urutan ke 3 menjadi urutan ke 2, urutan ke 4 menjadi urutan ke Data Interval Data interval adalah data yang mengandung tingkatan atau urutan atau jenjang dimana seluruh data yang ada tersebut berdasarkan interval (jarak) yang sama.

9 Data Rasio Data ini mempunyai nilai nol absolute atau mutlak (fixed zero point). Sebenarnya semua sifat pada data interval terdapat juga dalam data rasio, dengan ditambah adanya nilai nol mutlak ini sebagai awal permulaan. Contoh berat badan mempunyai nilai nol yaitu tidak mempunyai berat badan sama sekali. Beberapa jenis data di atas sangat menentukan jenis skala pengukurannya. Karena itu dikenal dengan skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan rasio Skala Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang meminta responden untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert dan biasanya memiliki kategori 5 sampai dengan 7 dari sangat setuju sampai dengan tidak setuju. Skala ini banyak digunakan dalam penelitian survey dan dikategorikan sebagai skala interval. (Rochaety, 2007, pp ). 3.5 Uji Keabsahan Data Uji Validitas Menurut Kriyantono (2006, p. 188), validitas adalah keabsahan atau akurasi suatu alat ukur. Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur sesuatu. Validitas digunakan juga untuk meyakinkan pembaca bahwa data yang dikumpulkan betul - betul menggambarkan fenomena

10 29 yang ingin diukur. Berdasarkan kesimpulan diatas, validitas adalah suatu ukuran yang yang menunjukkan keabsahan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen tersebut dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel- variabel yang diteliti dengan tepat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, maka uji validitas ini digunakan untuk menguji data yang telah didapat dari pengisian kuesioner tersebut apakah valid atau tidak. Berikut rumus yang digunakan pada uji validitas : Keterangan : r = koefisien korelasi Pearson s Product Moment N = jumlah individu dan sampel X = angka mentah untuk variabel X Y = angka mentah untuk variabel Y Uji Reliabilitas Reliabiltas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Instrumen reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008, p. 173). Menurut Sekaran (2006, p. 40), Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran).

11 30 Reliabilitas suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrument pengukur konsep dan membantu nilai ketepatan sebuah pengukuran (Sekaran, 2006, p. 40). Rumus cronbanch s alpha dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Rumusnya adalah : Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliable 2. Jika r alpha positif dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable 3. Jika r alpha > r tabel tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable 3.6 Teknik Analisis Data Korelasi Pada tahap awal analisis, dilakukan uji korelasi untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Teknik Korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. (Riduwan, 2008, p. 61).

12 31 Rumus statistik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel / data dengan interval lainnya. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya (Kriyantono, 2006, p172). Tabel 3.1 Korelasi Interval Koefisien 0,80-1,000 Tingkat Hubungan Sangat Kuat 0,60-0,799 Kuat 0,40-0,599 Cukup Kuat 0,20-0,399 Rendah 0,00-0,199 Sangat Rendah Berikut rumus yang digunakan untuk korelasi sederhana : Keterangan : r = koefisien korelasi Pearson s Product Moment N = jumlah individu dan sampel X = angka mentah untuk variabel X Y = angka mentah untuk variabel Y

13 Koefisien Determinasi Menurut Sugiyono (2008, p.141), koefisien determinasi dilakukan untuk menunjukkan besarnya hasil pengukuran yang sebenarnya. Makin tinggi angka korelasi, makin rendah kesalahan pengukuran. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu. Maka dari itu, hal tersebut menunjukkan bahwa apabila R 2 =0 maka menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara varibel bebas dengan variabel terikat. Apabila R 2 semakin mendekati angka satu (1) maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kuatnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Begitu pula sebaliknya, apabila R 2 semakin mendekati angkat nol (0) maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kecilnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus Koefisien Determinasi : Keterangan : = Koefisien determinasi = Korelasi sederhana (product moment pearson) antara dengan Y = Korelasi sederhana (product moment pearson) antara dengan = Korelasi sederhana (product moment pearson) antara dengan Regresi

14 33 Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan (memprediksikan) variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. (Kuncoro dan Riduwan 2007, p ). Regresi Linear Sederhana : Y = a + bx Dimana : Y = variabel tidak bebas (dependent variabel) X = variabel bebas (independent variabel) Α = nilai konstanta B = koefisien regresi

15 Uji Hipotesis ANOVA ANOVA merupakan lanjutan dari uji-t independen dimana kita memiliki dua kelompok percobaan atau lebih. ANOVA biasa digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel independen (bebas). Bentuk pengujiannya adalah: H o : apabila sig > 0,1, maka H o diterima Maka kerjasama bisnis antara Bank Bukopin dengan Universitas Esa Unggul tidak mempengaruhi Citra Bank Bukopin. H a : apabila sig < 0,1, maka H a diterima Maka kerjasama bisnis antara Bank Bukopin dengan Universitas Esa Unggul tidak mempengaruhi Citra Bank Bukopin. 3.7 Operasional Variabel Berikut adalah tabel operasional variabel dari penelitian ini : Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel X, Kerjasama Bisnis Dimensi / Indikator Deskriptor Nomor Pertanyaan a. Penyebaran, pembelian, 18 penjualan, pemasaran barang dan jasa

16 35 melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. b. Transfer dana 20 elektronik, e-banking, 1. E - Commerce mobile banking, pertukaran data elektronik, dan sistem pengumpulan data otomatis dalam kerjasama bisnis. a. Memberikan informasi 14 kepada nasabah secara update. b. Mempermudah Media Sosial jalannya komunikasi dengan pihak perusahaan. a. Fasilitas e-banking dan 11 & 12 mobile banking untuk menarik perhatian nasabah.

17 36 b. Fasilitas e-banking dan mobile banking untuk mempermudah proses Pelayanan Konsumen transaksi. c. Fasilitas pelayanan ditempat 16 a. Kegiatan promosi bagi 17 nasabah berupa hadiah-hadiah tertentu. b. Kegiatan periklanan E - Marketing produk Bank Bukopin Variabel Y, Citra Perusahaan Dimensi / Indikator Deskriptor Nomor Pertanyaan a. Pengamatan nasabah 2 terhadap kinerja perusahaan. b. Nasabah menilai 1 & 5 1. Persepsi bahwa Bank Bukopin adalah Bank yang

18 37 terpercaya. a. Kepercayaan nasabah 4 terhadap perusahaan. b. Keyakinan nasabah bahwa Bank Bukopin Kognisi tidak kalah dari Bank yang lain c. Keyakinan nasabah dalam memilih Bank Bukopin didukung oleh informasi yang didapat dari luar Motivasi a. Alasan yang membuat nasabah memilih Bank Bukopin. b. Semangat positif bahwa Bank Bukopin juga memberikan keuntungan seperti Bank lain. 3 8 a. Kenyamanan nasabah dalam menabung di Bank Bukopin. 9

19 38 4. Sikap (Afeksi) b. Rekomendasi kepada 7 orang-orang terdekat. 3.8 Hipotesis Menurut Sekaran (2006, p. 135), hipotesis dapat di definisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalm bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkiraan berdasarkan pada jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam rangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. HO = Tidak ada pengaruh antara Kerjasama Bisnis terhadap Citra Perusahaan PT Bank Bukopin, Tbk Pusat. HA = Ada pengaruh antara Kerjasama Bisnis terhadap Citra Perusahaan PT Bank Bukopin, Tbk Pusat.