Akses Penumpang KRL Menuju Kampus Universitas Pancasila Jakarta

Transkripsi

1 Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Oktober Akses Penumpang KRL Menuju Kampus Universitas Pancasila Jakarta Dr.Ir. A.R. Indra Tjahjani, M.T 1, Firman Ariesandy 2,Deffi Putri Arum P 3, Ilham Haji Nugroho 4, Mohamad Yudha P 5,Try G. Daeli 6, IndraAdhyapratama 7 1 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta, pong_58@yahoo.com 2 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta, firman_sipil002@yahoo.co.id 3 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta 4 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta, ilhamhajinugroho@gmail.com 5 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta 6 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta 7 Jurusan Teknis Sipil Universitas Pancasila Jakarta ABSTRAK Fasilitas penyeberangan jalan di depan kampus Universitas Pancasila menghubungkan halte bus Universitas Pancasila dengan Stasiun Universitas Pancasila Fasilitas tersebut dipergunakan penumpang KRL yang hendak menuju kampus Universitas Pancasila ataupun menuju lokasi yang berdekatan dengan Universitas Pancasila. Dengan adanya fasilitas penyeberangan maka para penumpang KRL dapat menyeberang jalan dengan aman dan nyaman, tetapi para penumpang juga harus paham tentang aturan dalam menyeberang. Masalah yang muncul diwilayah pengamatan bahwa pengguna jalan dan penyeberang jalan merasa cemas untuk melintas. Baik melintas sebagai penyeberang jalan maupun melintas sebagai pengendara.dengan menggunakan metode pengamatan lapangan didapat keresahan dari pihak penyeberang jalan. Di lapangan juga terlihat utilitas penyeberang jalan yang telah disediakan. Berdasarkan Undang- Undang Nomer 22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, bahwa pasal 25 dan pasal 26 mengatur penggunaan dan perlengkapan jalan. Berdasarkan pengamatan dan analisa, dihasilkan bahwa penyeberang jalan mengharapkan adanya peningkatan fasilitas penyeberang jalan, agar kecelakaan yang sering terjadi dapat berkurang. Kata kunci: Aksesibilitas, utilitas penyeberangan jalan, fasilitas penyeberangan 1. LATAR BELAKANG Perkembangan jumlah mahasiswa Universitas Pancasila yang semakin banyak dari tahun ke tahun. Kebutuhan akan moda transportasi yang digunakan mahasiswa menuju dan dari kampus juga meningkat. Adapun moda transportasi yang digunakan antara lain: kendaraan pribadi (mobil, motor) dan kendaraan umum (bis, KRL, dan angkot). Sebagian besar mahasiswa dan warga sekitar kampus menggunakan halte sebagai tempat untuk menunggu kendaraan umum. Dengan meningkatnya jumlah pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) dari Halte Universitas Pancasila menuju Stasiun Universitas Pancasila, maka disediakan Zebra Cross sebagai fasilitas penyebrangan jalan. Meskipun sudah disediakan Zebra Cross masih banyak pengguna yang tidak menyebrang pada temapatnya dan kurang kesadaran pengguna jalan dalam mematuhi rambu yang sudah ada. 2. MAKSUD DAN TUJUAN a. Melakukan pengamatan tentang aksesibilitas penumpang KRL dari stasiun Universitas Pancasila-Halte Universitas Pancasila. b. Melakukan pengamatan perilaku pengguna jalan di Jl. Lenteng Agung Barat terhadap fasilitas penyebrangan jalan Zebra Cross di depan Halte Universitas pancasila. 3. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana perilaku para penumpang KRL saat menyebrang menggunakan fasilitas penyebrangan jalan zebra cross? b. Bagaimana keadaan fasilitas penyebrangan zebra cross yang ada di depan Halte Universitas Pancasila? c. Apa saja Undang Undang terkait fasilitas pendukung untuk para pejalan kaki saat menyeberang jalan?

2 4. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Undang-Undang Lalu lintas Angkutan Jalan No. 22 tahun Penyelenggara lalu-lintas dan angkutan jalan diwajibkan menyediakan fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki dan penyandang cacat. Hali ini tercermin dalam isi pasal 25 ayat (1) UU LLAJ Nomor 22 Tahun 2009: Setiap jalan yang digunakan untuk lalu-lintas umum wajib dilengkapi dengan prlengkapan jalan berupa : a) Rambu lau lintas; b) Marka Jalan; c) Alat pemberi isyarat lalu lintas; d) Alat penerang jalan; e) Alat pengendali dan pengaman pengguna jalan; f) Alat pengawasan dan pengaman jalan; g) fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki dan penyebrangan cacat; h) Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar badan jalan. Dalam Pasal 45 berbunyi (1) Fasilitas pendukung penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi: a) Fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan Manusia usia lanjut. Dalam pasal 1 ayat (26). Pejalan kaki adalah setiap orang yang berjalan di Ruang Lalu Lintas Jalan, dan ayat (27). Pengguna Jalan adalah orang yang menggunakan jalan untuk berlalu-lintas. Dalam Pasal 106 ayat (2). Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda. Pasal 284, Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2(dua) bulan atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus ribu rupiah). Pasal 116 ayat (1) Pengemudi harus memperlambat kendaraanya sesuai dengan Rambu Lalu Lintas. (2) Selain sesuai dengan Rambu Lalin Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengemudi harus memperlambat kendaraanya jika: (f) melihat dan mengetahui ada Pejalan Kaki yang akan menyebrang. Pasal 118 : Selain kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. Setiap Kendaraan Bermotor dapat berhenti di setiap jalan, kecuali: a) terdapat rambu larangan berhenti dan/atau Marka Jalan yang bergaris utuh; b) pada tempat tertentu yang dapat membehayakan keamanan, keselamatan serta menganggu ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yang dimaksud tempat tertentu yang dapat membahayakan adalah : a) tempat penyebrangan Pejalan Kaki atau tempat penyebrangan sepeda yang telah ditentukan; b) jalur khusu Pejalan Kaki. Dalam pasal 131 Ayat (1) UU LLAJ no 22 Tahun 2009 berbunyi: pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyebrangan dan fasilitas lain. (2) Pejalan kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyebrang jalan di tempat penyebrangan. (3) dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pejalan kaki berhak menyebrang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirimya. Pasal 132 Ayat (1) Pejalan Kaki wajib: a) menyebrang bagian jalan yang diperuntukan bagi pejalan kaki atau jalan yang paling tepi; atau b) menyebrang d tempat yang telah ditentukan. (2) Dalam hal tidak terdapat tempat penyebrangan yang ditentukan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) huruf (b). Pejalan kaki wajib memperhatikan keselamatan dan kelancaran lalu-lintas. (3) Pejalan kaki penyandang cacat harus mengenakan tanda khusus yang jelas dan mudah dikenali pengguna jalan lain. Zebra cross Zebra cross adalah tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang sama dan panjang sekurang-kurangnya 2500 mm. Pejalan kaki yang berjalan di atas zebra cross mendapatkan prioritas terlebih dahulu. Zebra cross termasuk fasilitas penyeberang jalan yang merupakan bagian dari tindakan keselamatan lalu lintas dan lingkungan lalu lintas. Dikatakan bagian dari tindakan keselamatan lalu lintas mengingat fasilitas ini melindungi para penyeberang jalan terhadap arus lalu lintas yang ada. Sedangkan dikatakan bagian dari tindakan manajemen lalu lintas mengingat dengan penyediaan fasilitas yang tepat, maka tundaan penyeberang jalan dapat direduksi, demikian pula rasa bahaya dan severance warga sekitarnya juga akan berkurang. Besarnya arus pejalan kaki yang menyeberang jalan dan arus lalu lintas pada jalan tersebut sangat menentukan fasilitas penyeberangan jalan yang layak. Disini terjadi tawar menawar antara pergerakan arus lalu lintas dan keselamatan penyeberang jalan. Semakin tinggi arus lalu lintas akan menyebabkan semakin tinggi tundaan penyeberang jalan yang pada gilirannya semakin tinggi pula resiko yang diambil para penyeberang jalan apabila tidak terdapat fasilitas yang memadai. Demikian pula dengan kecepatan lalu lintas, semakin tinggi kecepatan kendaraan semakin sulit penyeberang jalan untuk mengetahui celah antara dua kendaraan yang aman untuk menyeberang (gap acceptance). Kelompok anak-anak dan

3 manusia lanjut usia merupakan kelompok yang mempunyai resiko tertinggi, mengalami kecelakaan mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya. Zebra cross mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut: a. Untuk lalu lintas berkecepatan rendah. b. Untuk lalu lintas bervolume rendah. c. Biaya relatif murah. d. Di Indonesia penyeberang jalan belum dapat terlindungi karena tidak berfungsi sebenarnya. Di Indonesia, ketentuan tentang zebra cross diambil dari MUTCD (Manual on Uniform Traffic Control Devices) dengan ketentuan sebagai berikut, yaitu bergaris putih penuh dan berpasangan (tidak putus-putus) dengan lebar 6 inchi dan letak satu sama lain berjarak 6 feet. Peta rute perjalanan Kereta Perjalanan kereta yang melewati Stasiun Universitas Pancasila, dapat dilihat pada gambar 1 Peta Rute KRL Jabodetabek dibawah ini. Gambar 1 Peta Rute KRL Jabodetabek Sumber Website Commuter Line 5. METODOLOGI PENELITIAN

4 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer didapat dengan cara membagikan Questioner kepada para pengguna Kereta Rel Listrik (KRL). Questioner yang digunakan adalah Questioner terutup. Beberapa keuntungan dari Questioner tertutup antara lain; mudah untuk diolah, memerlukan waktu yang lebih singkat untuk diisi oleh para responden, mudah diisi karena responden hanya memilih jawaban yang sudah disediakan. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam Questioner adalah yang relevan dengan data yang dibutuhkan, disusun secara terstruktur dengan format yang ringkas dan jelas untuk memudahkan responden dalam membaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Questioner tersebut. Data Questioner yang didapat lalu dilakukan analisa. Data primer juga didapat dengan cara melakukan pengamatan di lapangan kepada pengguna jalan yang memanfaatkan dan tidak memanfaatkan Zebra Cross. Pengamatan dilakukan terhadap Zebra Cross di Jl. Lenteng Agung Barat, di depan kampus Universitas Pancasila. Pengamatan ini dilakukan dengan mengambil beberapa foto dan video dari perilaku dan sikap para pengguna jalan, baik pengguna zebra cross maupun kendaraan yang melintas di area zebra cross tersebut. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dilakukan analisa. Data sekunder diperoleh dari website commuter line tentang info perjalanan kereta api. Data yang digunakan adalah data jadual perjalanan KRL berangkat dari Bogor menuju Jakarta Kota dan sebaliknya, melewati stasiun Universitas Pancasila 6. PEMBAHASAN Sarana dan prasarana transportasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan adanya dewasa ini konektivitas antar ruang lebih efisien. Salah satu sarana yang pal ing umum digunakan adalah penggunaan sarana transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) di wilayah jabodetabek. KRL menjadi salah satu transportasi yang paling diminati oleh masyarakat yang ada di wilayah jabodetabek karena selain murah juga lebih efisien dibanding dengan transportasi darat lainnya. Jika memperhatikan jadwal perjalanan dan rute KRL yang melewati Universitas Pancasila, terdapat 84 jadual perjalanan kereta selama 24 jam dari arah Bogor ke Jakarta Kota yang berhenti di stasiun Universitas Pancasila. Demikian juga sebaliknya, terdapat 74 perjalanan kereta dari Jakarta Kota menuju Bogor yang berhenti di stasiun Universitas Pancasila. Frekuensi KRL yang berhenti di stasiun UP terlihat tinggi, maka jarak antar waktu kedatangan masing-masing kereta berada pada interval 10 menit di pagi hari sampai 29 menit di malam hari atau headway sebesar 13 menit. Informasi headway sangat mempengaruhi jumlah pergerakan penumpang di stasiun UP. Keragaman penumpang yang turun di stasiun UP, akan memenuhi ruang stasiun setiap 13 menit. Hal ini akan berdampak pula terhadap pergerakan arus lalu lintas di sekitar stasiun. Stasiun Universitas Pancasila berada tepat di depan kampus. Konektivitas penumpang KRL dari stasiun Universitas Pancasila menuju kampus Universitas Pancasila dihubungkan oleh fasilitas penyeberang jalan yaitu zebra cross yang dilengkapi dengan sirene. Dengan adanya zebra cross tersebut maka para pejalan kaki lebih mudah menyebrang dan merasa lebih aman. Kondisi jalan raya disekitar stasiun merupakan jalan kolektor primer yang menghubungkan Jakarta Selata dengan Kota Depok. Volume kendaraan yang melintas pada jam tertentu di kedua arah jalan tersebut cukup tinggi. Sehingga dapat terlihat pergerakan pengguna kendaraan bermotor pada jam tertentu, akan memacu kendaraan dengan kecepatan yang tinggi. Kerap kali terjadi kecelakaan fatal antara pengguna kendaraan bermotor dengan penyeberang jalan. Dari pengamatan lapangan yang dilakukan, zebra cross merupakan satu-satunya penghubung antara stasiun Universitas Pancasila dengan Halte Universitas Pancasila. Terlihat di gambar 3, para pengguna dari zebra cross tersebut sebagian besar adalah mahasiswa dan warga sekitar kampus Universitas Pancasila. Meskipun sebagian besar pengguna zebra cross adalah orang-orang berpendidikan tetapi masih ada yang melakukan pelanggaran dengan tidak menyebrang pada tempat yang disediakan. Dilokasi yang sama juga dilakukan pengamatan tentang respon pengendara bermotor terhadap pengguna Zebra Cross seperti terlihat pada gambar 4. Sedangkan dari pengamatan yang dilakukan dan terlihat pada gambar 5, masih banyak pengendara bermotor yang melanggar pedestrian light controled penyebrangan. Pengendara bermotor cenderung melihat kondisi dari pengguna Zebra Cross dari pada pedestrian light controled yang sudah disediakan. Jika kondisi pengguna Zebra Cross sudah tidak ada tetapi pedestrian light controled masih berwarna merah, pengendara bermotor cenderung melanggar pedestrian light controled. Dilokasi pengamatan juga banyak terdapat

5 pedagang dan kendaraan roda dua yang berhenti di area Halte Universitas Pancasila. Hal ini sangat memprihatinkan karena selain mengganggu kelancaran lalu lintas, kenyamanan para pengguna jalan lain, dapat pula berakibat sangat fatal yaitu membahayakan nyawa para pengguna zebra cross itu sendiri atau pengguna jalan lainnya. Gambar 2 Marka Jalan Standar Bina Marga Gambar 3: Pengguna zebra cross dari stasiun Universitas Pancasila-Halte Universitas Pancasila (jalur menuju Lenteng Agung). Sumber: Dokumentasi Pribadi

6 Gambar 4: Pengguna zebra cross dari stasiun Universitas Pancasila-Kompos (jalur menuju Depok). Sumber: Dokumentasi Pribadi Gambar 5: Pengguna jalan lain; pengendara motor dan mobil saat melintas di zebra cross (jalur menuju Lenteng Agung). Sumber: Dokumentasi Pribadi Fakta bahwa keadaan fasilitas penyeberangan jalan zebra cross yang ada di depan halte Universitas Pancasila sudah dilengkapi oleh fasilitas pendukung seperti pedestrian light controled dan sirene. Namun ternyata tidak semua fasilitas tersebut berfungsi dengan semestinya. Padahal dengan adanya fasilitas pendukung tersebut diharapkan dapat memberi kenyamanan dan keamanan bagi para pejalan kaki yang hendak menyebrang. Keadaan sebenarnya fasilitas pendukung zebra cross yang ada di depan halte Universitas Pancasila: a. Sirine yang tidak bunyi mengakibatkan pengendara menjadi lalai karena kebanyakan pengendara tidak melihat lampu rambu yang ada. b. Lampu lalu lintas yang terhalang oleh pohon menyebabkan pengendara bermotor ataupun mobil tidak melihat adanya peringatan rambu lalu lintas. c. Para penyebrang jalan yang tidak sabar menunggu saat untuk menyebrang mengakibatkan potensi kecelakaan semakin besar. Selain pengamatan secara langsung juga dilakukan pengambilan data melalui Questioner. Pertanyaan yang diajukan pada Questioner untuk mengetahui manfaat dari Zebra Cross. Hasilnya sebagai berikut : a. 90% dari responden menyatakan bahwa adanya zebra cross sangat penting karena merasa aman pada saat menyeberang. b. Namun lebih dari setengah responden juga mengeluhkan serta merasa khawatir dengan keadaan fasilitas penyeberangan zebra cross dan berharap untuk menggunakan jembataan penyeberangan orang sebagai gantinya. c. 20% responden tidak menyeberang di tempat penyeberangan yang disediakan. 7. Kesimpulan a. Zebra cross merupakan satu-satunya penghubung antara Satsiun Universitas pancasila dengan Halte Universitas Pancasila. b. Zebra cross merupakan fasilitas penyeberangan yang aman bagi pengguna di daerah kampus Universitas Pancasila. c. Banyak kendaraan bermotor yang melanggar rambu-rambu yang ada. d. Pengendara bermotor kurang menghargai pengguna Zebra cross, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penggendara bermotor yang tidak mematuhi pedestrian light controled.

7 e. Perlu dibuat jembatan penghubung, antara stasiun dengan jalan raya di kedua sisinya, sehingga mengurangi kecelakan antara pengendara kendaraan bermotor dengan para penyeberang jalan. DAFTAR PUSTAKA 1. Manual on Uniform Traffic Control Devices 2. Standar Perencanaan Bina Marga 3. Undang-Undang Lalu lintas Angkutan Jalan No. 22 tahun Website Commuter Line