IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MATERI SUMBER SEJARAH SISWA KELAS X IPS SMA 1 MUARO JAMBI

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MATERI SUMBER SEJARAH SISWA KELAS X IPS SMA 1 MUARO JAMBI Skripsi Oleh: ERNAWATI A1A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii x xii xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Fokus Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi Operasional... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA Implementasi Model Discovery Learning Implementasi Model Discovery Learning Pengertian Model Discovery Learning Penerapan Model Discovery Learning Pembelajaran Sejarah Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Data dan Sumber Data Data Penelitian Sumber Data Subjek Penelitian Informan Kunci Informan Pendukung Teknik Pengumpulan Data Observasi x

3 3.6.2 Wawancara Dokuemntasi Teknik Uji Validitas Data Teknik Analisa Data Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian Sejarah Singkat SMA Identitas SMA Struktur Organisasi SMA Guru dan Staf Pendidikan SMA Keadaan Siswa Deskripsi Temuan Penelitian Tahap Perencanaan Pembelajaran Tahap Persiapan Silabus Tahap Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Implementasi Model Discovery Learning Penilaian Pembelajaran Pembahasan Tahap Perencanaan Implementasi Model Discovery Learning Penilaian/Evaluasi Pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN xi

4

5 BAB I PENDAHULULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran sejarah hendaknya mampu memberi perubahan baik segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik pada diri peserta didik (Mujiyati, 2016: 81). Pembelajaran sejarah sebagai salah satu upaya yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme pada diri peserta didik. Tujuan mata pelajaran sejarah di sekolah adalah agar peserta didik dapat memperoleh kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah tentang perkembangan masyarakat, proses perubahan dalam dimensi waktu dan membangun perspektif serta menumbuhkan kesadaran sejarah (Agung dan Wahyuni, 2013: 56). Kesadaran sejarah diperlukan peserta didik dalam pembelajaran sejarah agar menemukan makna penting sejarah bangsanya untuk perkembangan kehidupannya di masa mendatang. Pembelajaran sejarah sering dianggap sebagai pelajaran hafalan dan membosankan, serta dianggap tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Dengan melihat keadaan tersebut, tentunya diperlukan sistem pembelajaran yang dapat memperbaiki mutu dan kualitas proses pembelajaran. Dalam hal ini guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, model dan teknik pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, dalam hal ini guru bertugas untuk mengarahkan, memberikan memotivasi, dan 1

6 2 menginspirasi peserta didik terhadap perubahan sejarah, interpretasi terhadap konflik atau isu-isu kontroversial melalui contoh-contoh yang berbeda, dan kajian terhadap suatu peristiwa yang dianalisis. Salah satu model yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran sejarah adalah model discovery learning. Discovery learning merupakan model pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran (Mulyasa, 2014: 144). Menurut Rahman dalam Sebayang dan Turnip (2015: 31) pembelajaran discovery adalah bentuk pembelajaran dimana peserta didik dengan bantuan guru menemukan kembali konsep, teori, rumus, aturan dan sejenisnya dalam proses pembelajaran. Dalam model discovery learning peserta didik didorong untuk belajar sendiri, berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan dapat membuat perkiraan, merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan perspektif induktif atau proses deduktif, melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi (Hosnan, 2016: 281). Peran guru dalam pembelajaran discovery adalah sebagai fasilitator dan motivator dengan menumbuhkan minat belajar dan motivasi peserta didik (Sebayang dan Turnip, 2015: 31). Dalam proses pembelajaran discovery learning guru tidak langsung menyajikan bahan pelajaran, akan tetapi peserta didik diberi kesempatana untuk menemukan suatu persoalan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Guru juga harus merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran tersebut terpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh peserta didik (Hosnan, 2016: 286). Menurut Brunner dalam Sebayang dan Turnip (2015: 31) ada empat manfaat dalam proses pembelajaran discovery yaitu: (1) meningkatkan intelektual,

7 3 (2) pergeseran nilai dari ekstrensik ke instrinsik, (3) pembelajaran heuristik dari penemuan itu, dan (4) untuk meningkatkan ingatan/memori dalam jangka waktu yang lama. Menurut Darmadi (2017: 111) model discovery learning memiliki kelebihan yaitu: (1) membantu meningkatkan dan memperbaiki keterampilan dan proses kognitif peserta didik, (2) pengetahuan yang diperoleh melalui model discovery learning sangat pribadi dan ampuh, karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer, serta menimbulkan rasa senang pada diri peserta didik, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil, dan (3) mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. Dipilihnya model discovery learning karena model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, menemukan, berpendapat dan saling bekerja sama, sehingga dapat melatih kemampuan berpikir, menumbuhkan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran sejarah, dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Langkah-langkah pembelajaran discovery learning yaitu stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan generalisasi (Mulyasa, 2014: 144). Model discovery learning sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran sejarah, karena dalam proses pembelajaran menggunakan model discovery learning dapat melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari, memecahkan, menyelidiki hingga menemukan cara-cara penyelesaian masalah secara sistematis, kritis, logis, analitis mengenai suatu peristiwa sejarah sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya (Riyanto, 2009: 138).

8 4 Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar menggunakan model discovery learning menunjukkan beberapa kebaikan diantaranya pengetahuan itu bertahan lama atau lebih mudah diingat dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan potensi intelektual serta penalaran peserta didik (Dahar, 2011: 80). Berdasarkan dasar latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik mengkaji Implementasi Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Sejarah Materi Sumber Sejarah Siswa Kelas X IPS SMA 1 Muaro Jambi. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini di fokuskan pada: 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Pelaksanaan Pembelajaran 3. Penilaian Pembelajaran 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka perlu adanya suatu rumusan masalah yang akan memberikan arah pada langkah penelitian. Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi model discovery learning dalam pembelajaran sejarah materi sumber sejarah siswa kelas X IPS SMA 1 Muaro Jambi?

9 5 1.4 Tujuan Peneltian Sesuai dengan rumusan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi model discovery learning dalam pembelajaran sejarah materi sumber sejarah siswa kelas X IPS SMA 1 Muaro Jambi. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi mengenai berbagai hal yang berkaiatan dengan implementasi model discovery learning sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sejarah di SMA 1 Muaro Jambi. b. Manfaat bagi guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif dan masukan kepada guru agar memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning

10 6 dalam pembelajaran sejarah sehingga yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. c. Manfaat bagi siswa Bagi siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan secara aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi, kemandirian belajar, dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran sejarah. 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari terjadi kesalapahaman terhadap pembaca, dalam penelitian ini akan menguraikan beberapa definisi, yaitu sebagai berikut: 1. Model Discovery Learning Model discovery learning adalah suatu pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan keterlibatan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran untuk dapat menemukan materi yang dipelajari. Pembelajaran ini terpusat pada peserta didik dan guru hanya sebagai fasilitator dan mengarahkan peserta didik untuk menemukan pengetahuan yang akan dipelajari. 2. Pembelajaran Sejarah Pembelajaran sejarah tidak hanya menghafal dan mengenang peristiwaperistiwa sejarah yang telah berlalu, tetapi pembelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan masa lampau untuk dapat memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat.

11 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari implementasi model discovery learning dalam pembelajaran sejarah materi sumber sejarah siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Muaro Jambi dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut sebagai berikut: Pemahaman guru sejarah mengenai penerapan model discovery learning, walaupun penerapan model pembelajaran digunakan dalam proses belajar mengajar dari 6 langkah-langkah model discovery learning sesuai dengan yang ada pada penerapan model pembelajaran. Hal ini terlihat pada aspek yang meliputi: a) Penerapan stimulasi, diterapkan dengan menstimulasi peserta didik melalui sebuah video. b) Penerapan problem statement, diterapkan dengan memancing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dengan cara guru membuat sebuah pertanyaan kemudian guru bersama peserta didik menjawab pertanyaan tersebut sehingga peserta didik akan terpancing kembali untuk bertanya kepada guru mengenai sumber sejarah. c) Penerapan data collection, diterpakan dengan membentuk kelompok belajar yang terdiri dari dua orang peserta didik yang kemudian peserta didik diberikan pengalaman untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dengan berlatih berkolaborasi dengan peserta didik lain. 128

12 129 d) Penerapan data processing, diterapkan dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengolah data dari berbagai sumber yaitu buku, internet, dan teman sebaya. e) Penerapan verification, diterapkan dengan mengajak peserta didik untuk membuktikan temuan yang mereka temukan dengan mengaitkan informasi yang mereka temukan dengan materi pembelajaran. f) Penerapan generalization, diterapkan dengan meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengusulkan saran sebagai berikut: 1. Kepada guru, diharapkan meningkatkan lagi penerapan model discovery learning yang digunakan dalam proses belajar mengajar. 2. Kepada peserta didik, diharapkan kepada peserta didik lebih mengamati pembelajaran dengan baik, lebih fokus, dan lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung, agar guru tidak bersusah payah dalam menjelaskan materi dan mengkondisikan peserta didik. 3. Kepada peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini adalah cakupan penelitiannya, penelitian hanya meneliti di kelas X IPS SMA 1 Muaro Jambi, diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas cakupan penelitian dengan tujuan menambah wawasan tentang implementasi model discovery learning.