STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) KESEKRETARIATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) KESEKRETARIATAN"

Transkripsi

1 Konsil LSM Indonesia STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) Sekretariat : Jln. Kerinci XII No.11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Tlp/Fax: sekretariat@konsillsm.or.id Website:

2 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1. Pengantar 1.2. Tujuan Administrasi Kesekretariatan Konsil LSM Indonesia II. STRUKTUR ORGANISASI 2.1 Struktur Organisasi Konsil LSM Indonesia 2.2 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Kantor Peran Manajer Kantor Tugas Pokok Manajer Kantor Uraian Tugas Manajer Kantor Kualifikasi Manajer Kantor 2.3 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Keuangan Peran Manajer Keuangan Tugas Pokok Manajer Keuangan Uraian Tugas Manajer Keuangan Kualifikasi Manajer Keuangan 2.4 Uraian Tugas Staf Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan (Accounting) Uraian Tugas Staf Keuangan Uraian Tugas Kasir Kas Kecil Uraian Tugas Staf Pembukuan (Accounting) 2.5 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Program Advokasi Peran Manajer Program Advokasi Tugas Pokok Manajer Program Advokasi Uraian Tugas Manajer Program Advokasi Kualifikasi Manajer Program Advokasi 2.6 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Program Publikasi dan Informasi Peran Manajer Program Publikasi dan Informasi Tugas Pokok Manajer Program Publikasi dan Informasi Uraian Tugas Manajer Program Publikasi dan Informasi Kualifikasi Manajer Program Publikasi dan Informasi III. PERENCANAAN, PENGANGGARAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 3.1 Perencanaan Rencana Strategis Rencana Tahunan Rencana Bulanan 3.2 Penganggaran 3.3 Evaluasi 3.4 Pelaporan 2

3 IV. PERATURAN STAF 4.1 Tujuan, Prinsip dan Ruang Lingkup Tujuan Prinsip Ruang Lingkup 4.2 Rekrutmen Staf Konsil LSM Indonesia Umum Proses Rekrutmen Proses Seleksi 4.3 Status Staf Konsil LSM Indonesia Calon Staf Tetap Staf Program Staf Tetap Konsultan/Tenaga Ahli Relawan/Voluntir 4.4 Pengangkatan dan Penempatan Staf Konsil LSM Indonesia Pengangkatan Staf Konsil LSM Indonesia Penempatan, Mutasi dan Promosi Staf 4.5 Gaji dan Tunjangan Staf Struktur Gaji Kenaikan Berkala Tunjangan Transportasi dan Uang Makan Tunjangan Hari Raya Tunjangan Kesehatan Tunjangan Program Pemotongan Gaji Gaji Selama Sakit Berkepanjangan dan Akibat Kecelakaan Kerja 4.6 Hari Libur, Cuti dan Izin Libur Nasional Cuti Tahunan Cuti Melahirkan dan Keguguran Cuti Haid Cuti Khusus dan Izin Cuti Khusus Izin Sakit Cuti di Luar Tanggungan 4.7 Tata Tertib Kantor Hari dan Jam Kerja Kantor Hak Staf Kewajiban Staf Kewajiban Lembaga Kehadiran/Presensi Pengelolaan Informasi, Tempat dan Peralatan Kerja 4.8 Bentuk Sanksi 3

4 4.9 Pemutusan Hubungan Kerja Umum Prosedur Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) V. PEDOMAN STANDAR ADMINISTRASI KONSIL 5.1 Surat Menyurat Jenis jenis Surat Tata Cara Penyusunan Surat Sistematika dan Isi Surat Keluar Berdasarkan Jenisnya Tata Cara Penomoran Surat surat Pengiriman dan Pengarsipan Surat surat Pengelolaan dan Pengarsipan Surat surat Masuk 5.2 Pengarsipan Dokumen 5.3 Notulensi Rapat 5.4 Pengumuman dan Agenda Sekretariat 5.5 Kompilasi Kehadiran Staf 5.6 Data Base 5.7 Inventaris 5.8 Pengelolaan Perpustakaan 5.9 Penugasan dan Pelaporannya 5.10 Mekanisme Komplain dan Penanganannya 5.11 Mekanisme Pengambilan Keputusan VI. PENUTUP 4

5 BAB I PENDAHULUAN 1. Pengantar SOP (Standard Operating Procedure) Kesekretariatan Konsil LSM Indonesia adalah suatu pedoman tertulis yang berisi tata cara atau tahapan yang harus dilalui dan dipenuhi dalam suatu proses kerja di bagian kesekretariatan Konsil LSM Indonesia. SOP Kesekretariatan ini dirancang sedemikian rupa guna mendukung terwujudnya visi, misi, tujuan, dan nilai nilai Konsil LSM Indonesia, yaitu kebebasan, demokrasi, integritas, kejujuran, keadilan, kesetaraan, keterbukaan, responsif, partisipatif dan bertanggung jawab, yang merupakan elemen penting dari pelaksanaan akuntabilitas. SOP Kesekretariatan ini juga dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik Konsil LSM Indonesia sebagai organisasi payung, dengan isu pokok pada upaya mendorong praktik akuntabilitas di kalangan organisasi masyarakat sipil (OMS), khususnya LSM Indonesia. SOP Kesekretariatan ini antara lain mencakup tugas pokok dan job description masingmasing staf, standar kualifikasi staf, prosedur standar manajemen kantor, peraturan staf dan prosedur standar keuangan, dengan tujuan untuk membantu pimpinan organisasi di dalam mengalokasikan sumber daya organisasi secara tepat, efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. SOP Kesekretariatan ini akan berjalan dengan baik, jika pihak pihak yang terlibat di dalam seluruh sistem ini akan mendukung serta melaksanakan prosedur yang telah disepakati bersama. Tanpa dukungan semua pihak, sistem ini tidak akan berfungsi maksimal di dalam mendukung terwujudnya tujuan tujuan Konsil LSM Indonesia. 2. Tujuan Administrasi Kesekretariatan Konsil LSM Indonesia Tujuan administrasi kesekretariatan Konsil LSM Indonesia antara lain: (a) memperlancar lalu lintas dan distribusi informasi ke segala pihak baik internal maupun eksternal; (b) mengelola dan memelihara dokumentasi organisasi yang berguna bagi kelancaran pelaksanaan fungsi fungsi manajemen; (c) mengelola dan memelihara aset organisasi; (d) mengatur tata cara pengelolaan administrasi keuangan, asset dan informasi. 5

6 BAB II ORGANISASI 2.1 Struktur Organisasi Konsil LSM Indonesia Pada dasarnya struktur organisasi menggambarkan elemen elemen yang terdapat dalam organisasi dan menarik hubungan antar elemen tersebut. Struktur organisasi yang baik tentu harus mendukung pencapaian tujuan dan juga harus menggambarkan adanya pemisahan tugas dan fungsi antara bagian pelaksana dan bagian pengawasan. Struktur organisasi Konsil LSM Indonesia digambarkan sebagai berikut: 2.2 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Kantor Peran Manajer Kantor (1) Peran strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan performa organisasi Konsil LSM Indonesia, melalui kelancaran arus informasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi. (2) Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui penyaluran informasi secara jelas dan akurat, dan memfasilitasi pimpinan untuk menjalankan fungsinya dengan baik. (3) Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota organisasi lainnya melalui pendistribusian informasi. 6

7 2.2.2 Tugas Pokok Manajer Kantor (1) Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan surat menyurat, yang meliputi pembuatan surat, penerimaan, pengolahan, pendistribusian dan penyimpanan. (2) Menyelenggarakan tata hubungan, baik internal maupun eksternal (humas). (3) Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan tata kelola lembaga. (4) Menyelenggarakan tugas bantuan lain untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok Uraian Tugas Manajer Kantor (1) Melakukan korespondensi ke pihak internal maupun eksternal dengan persetujuan Direktur Eksekutif. (2) Mengatur jadwal kegiatan Direktur Eksekutif, Komite Pengarah, dan Dewan Etik yang berhubungan dengan kegiatan Konsil LSM Indonesia. (3) Menyusun, memelihara, mengembangkan dan menjaga sistem pendokumentasian organisasi. (4) Menyelenggarakan kepanitiaan rapat. (5) Merekam dan/atau mencatat serta membuat notulen mengenai hasil rapat rapat yang diselenggarakan oleh Komite Pengarah, Dewan Etik, maupun Rapat Staf yang diselenggarakan oleh Direktur Eksekutif. (6) Bertanggungjawab atas hasil notulen kegiatan lain di luar rapat rapat yang telah disebutkan di atas, yang diselenggarakan oleh Sekretariat Konsil LSM Indonesia. (7) Menyelenggarakan pengaturan penerimaan tamu/kunjungan. (8) Menerjemahkan surat atau tulisan tulisan singkat dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya yang akan dikirimkan baik oleh Direktur Eksekutif, Komite Pengarah, maupun oleh Dewan Etik. (9) Menyusun rencana anggaran biaya kebutuhan rutin kantor (office supplies) untuk mendapatkan persetujuan Direktur Eksekutif. (10) Melakukan pengadaan barang dan jasa kebutuhan kantor sesuai dengan pedoman yang diatur dalam SOP Keuangan Konsil LSM Indonesia. (11) Memastikan kondisi kantor dan fasilitasnya memadai untuk mengoptimalkan performa Sekretariat Konsil LSM Indonesia. (12) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tugas staf di bawahnya. (13) Memastikan perencanaan kegiatan masing masing staf sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan Kualifikasi Manajer Kantor (1) D3/S1 dalam segala disiplin ilmu dan berpengalaman minimal 3 tahun di posisi yang sama. (2) Mampu menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan baik, lisan maupun tulisan. (3) Memiliki kemampuan berkomunikasi dan berkorespondensi yang baik. (4) Mampu menyusun laporan. 7

8 (5) Berpengalaman dalam membuat notulensi atau proceeding rapat. (6) Berpengalaman dalam penyelenggaraan kegiatan/event seminar atau konferensi. (7) Mampu menggunakan perangkat lunak perkantoran (MS Word, Exel, Power Point, Internet). (8) Berpengalaman mengkoordinasi tim dengan jumlah anggota minimal 2 orang dalam jangka waktu sedikitnya 1 tahun. (9) Berdedikasi terhadap organisasi. 2.3 Peran, Tugas Pokok dan Kualifikasi Manajer Keuangan Peran Manajer Keuangan (1) Peran Strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan performa organisasi Konsil LSM Indonesia, melalui penyajian laporan keuangan secara cepat dan akurat, sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Pasal 45 (PSAK 45) dan format laporan keuangan dari lembaga donor. (2) Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui pembuatan sistem dan prosedur keuangan yang cocok dengan karakteristik organisasi Konsil LSM Indonesia. (3) Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota organisasi lainnya melalui pendistribusian informasi keuangan Tugas Pokok Manajer Keuangan (1) Bersama Direktur Eksekutif membuat rencana anggaran kegiatan. (2) Melayani kebutuhan keuangan untuk kegiatan operasional. (3) Membuat laporan keuangan, baik laporan keuangan program maupun laporan keuangan lembaga. (4) Mengadministrasikan seluruh dokumen keuangan berikut bukti bukti pendukungnya. (5) Mengkoordinasikan pekerjaan bagian keuangan (kasir). (6) Melakukan tugas tugas lain yang diberikan oleh Direktur Eksekutif Uraian Tugas Manager Keuangan (1) Menyusun SOP Keuangan. (2) Mendesain formulir formulir keuangan antara lain: formulir bukti kas, formulir bukti bank, formulir permohonan dan pertanggungjawaban uang muka, formulir perjalanan dinas, formulir pembayaran gaji, dan formulir keuangan lainnya. (3) Menjelaskan fungsi dan tata cara penggunaan formulir tersebut kepada Staf Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan. (4) Membuat anggaran proposal bersama Direktur Eksekutif. (5) Mensupervisi pekerjaan pekerjaan yang dilakukan oleh Staf Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan. 8

9 (6) Menyusun laporan keuangan program sesuai dengan format yang diminta oleh lembaga donor. (7) Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari: a. laporan losisi keuangan/neraca; b. laporan aktivitas; c. laporan arus kas. (8) Menyusun laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan. (9) Memberikan informasi dan laporan tertulis kepada Direktur Eksekutif mengenai perkembangan dan posisi keuangan Konsil LSM Indonesia. (10) Memberikan pelatihan mengenai pembukuan dan keuangan organisasi nirlaba kepada lembaga anggota Konsil LSM Indonesia jika diminta Kualifikasi Manajer Keuangan (1) Pendidikan minimal D3 Akuntansi. (2) Menguasai masalah keuangan dan akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan organisasi nirlaba. (3) Menguasai perpajakan. (4) Berpengalaman di bidangnya minimal 3 tahun di organisasi nirlaba. (5) Mampu mengoperasikan komputer (MS Word, Excel, Power Point, Internet). (6) Mampu melakukan assessment, monitoring dan audit keuangan ke organisasi nirlaba. (7) Berdedikasi terhadap organisasi. (8) Teliti dan rapi dalam bekerja. (9) Berpengalaman mengkoordinasi tim dengan jumlah anggota minimal 2 orang dalam jangka waktu sedikitnya 1 tahun Uraian Tugas Staf Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan (Accounting) Uraian Tugas Staf Keuangan (1) Menyiapkan bukti penerimaan bank untuk penerimaan dana secara tunai. (2) Menyiapkan bukti pengeluaran bank untuk pembayaran secara tunai. (3) Meminta tanda tangan pada cek atau bilyet giro kepada yang berwenang memberikan otorisasi pengeluaran dana dari bank. (4) Meminta tandatangan bukti penerimaan bank, bukti pengeluaran bank, dari pihak yang berwenang dan pihak pihak yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi. (5) Mencatat bukti penerimaan bank dan bukti pengeluaran bank pada buku bank. (6) Melakukan verifikasi kesesuaian antara bukti pendukung dengan pertanggungjawaban penggunaan uang muka oleh pengguna. (7) Merapikan bukti pendukung disesuaikan dengan bukti internal. (8) Menyerahkan bukti internal (pengeluaran bank dan penerimaan bank) beserta bukti pendukung kepada Staf Pembukuan. (9) Menguangkan cek ke bank. 9

10 2.4.2 Uraian Tugas Kasir Kas Kecil (1) Menyiapkan bukti penerimaan kas untuk penerimaan dana secara tunai. (2) Menyiapkan bukti pengeluaran kas untuk pembayaran secara tunai. (3) Meminta tandatangan bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas dari pihak yang berwenang dan pihak pihak yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi. (4) Mencatat bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas pada ikhtisar pengeluaran dana kas kecil. (5) Merapikan bukti pendukung disesuaikan dengan bukti internal. (6) Menyerahkan bukti internal (pengeluaran kas dan penerimaan kas) beserta bukti pendukung kepada Staf Pembukuan. (7) Menyiapkan formulir bon permintaan uang untuk pengisian kas kecil Uraian Tugas Staf Pembukuan (Accounting) (1) Mencatat/membukukan transaksi keuangan. (2) Melakukan rekonsiliasi bank setiap bulan. (3) Mengurus laporan pajak lembaga. (4) Menjaga seluruh dokumen keuangan. (5) Membantu Manajer Keuangan untuk membuat laporan keuangan Konsil LSM Indonesia dan laporan keuangan ke lembaga donor. 2.5 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Program Advokasi Peran Manajer Program Advokasi (1) Peran strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan performa organisasi Konsil LSM Indonesia melalui kegiatan kegiatan advokasi yang sesuai dengan visi dan misi Konsil LSM Indonesia. (2) Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui kegiatankegiatan advokasi yang dilakukan Konsil LSM Indonesia. (3) Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota Konsil LSM Indonesia melalui kegiatan kegiatan advokasi Tugas Pokok Manajer Program Advokasi (1) Merumuskan strategi dan menyelenggarakan kegiatan advokasi. (2) Memfasilitasi peningkatan kapasitas anggota Konsil LSM Indonesia dalam melakukan advokasi. (3) Mendukung kegiatan advokasi yang berkaitan dengan upaya menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi peningkatan posisi dan peran Organisasi Masyarakat Sipil. 10

11 (4) Membangun relasi dan kerja sama Konsil dengan pihak eksternal dalam rangka memperkuat eksistensi dan legitimasi Konsil sebagai sebuah organisasi yang mendorong praktik akuntabilitas di Indonesia. (5) Melakukan upaya penggalangan dana bersama Direktur Eksekutif Uraian Tugas Manajer Program Advokasi (1) Mengelola program program di bidang advokasi bersama Direktur Eksekutif. (2) Membuat Proposal dan Laporan Program Konsil bersama Direktur Eksekutif. (3) Melakukan kajian terhadap peraturan peraturan yang merugikan kepentingan dan posisi masyarakat sipil. (4) Membangun jaringan/aliansi dengan organisasi masyarakat sipil dalam melakukan advokasi. (5) Membangun dialog antara masyarakat sipil, pemerintah, swasta dan lembaga donor. (6) Memfasilitasi kegiatan kegiatan peningkatan kapasitas anggota Konsil LSM Indonesia. (7) Berpartisipasi dalam forum forum publik yang dilakukan oleh Pemerintah, DPR, LSM dan Swasta. (8) Melakukan pengembangan/perluasan program program kerja di bidang advokasi dengan pihak lain. (9) Berdasarkan penugasan yang diberikan oleh Direktur Eksekutif, turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak pihak lain yang berhubungan dengan visi dan misi Konsil LSM Indonesia Kualifikasi Manajer Program Advokasi: (1) Pendidikan minimal S1, lebih diutamakan dari jurusan Sosiologi, Hukum, atau Ilmu Politik. (2) Berpengalaman kerja sebagai program officer dalam bidang advokasi dan pengorganisasian masyarakat di LSM minimal 3 (tiga) tahun. (3) Memahami daur kegiatan advokasi. (4) Memahami pendekatan pendidikan orang dewasa (POD). (5) Memiliki jaringan yang luas dengan organisasi masyarakat sipil, pemerintah, swasta dan lembaga donor. (6) Memiliki kemampuan lobi, mediasi dan negosiasi. (7) Memiliki kemampuan analisis kebijakan yang baik. (8) Memahami penyusunan legal drafting. (9) Berpengalaman mengkoordinasi tim dengan jumlah anggota minimal 2 orang dalam jangka waktu sedikitnya 1 tahun. (10) Memiliki kemampuan bahasa Indonesia dan Inggris yang baik, lisan maupun tulisan. (11) Memiliki keterampilan menulis dengan baik. (12) Mampu menyusun proposal dan laporan program. (13) Terampil menggunakan komputer, program Microsoft Office (MS Word, Excel, Power Point), dan Internet. (14) Bersedia bekerja penuh waktu serta melakukan perjalanan ke wilayah wilayah kerja Konsil LSM Indonesia. 11

12 2.6 Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Manajer Program Publikasi dan Informasi Peran Manajer Program Publikasi dan Informasi: (1) Peran strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan performa organisasi Konsil LSM Indonesia, di dalam menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan isu akuntabilitas, guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap LSM. (2) Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui kegiatan publikasi yang dilakukan Konsil LSM Indonesia. (3) Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota Konsil dan publik melalui kegiatan kegiatan publikasi dan informasi Tugas Pokok Manajer Program Publikasi dan Informasi (1) Mengkoordinasi pengelolaan dan pengembangan media komunikasi massa dan internal. (2) Melakukan kajian terhadap isu akuntabilitas yang berkaitan dengan akuntabilitas Organisasi Masyarakat Sipil. (3) Membangun relasi dengan media. (4) Mengkoordinasikan dukungan teknis bidang informatika untuk kelembagaan Konsil LSM Indonesia Uraian Tugas Manajer Program Publikasi dan Informasi (1) Menyiapkan informasi lembaga Konsil LSM Indonesia untuk dipublikasikan. (2) Menyiapkan dan menerbitkan informasi tentang isu akuntabilitas LSM dan advokasi kepentingan dan posisi LSM. (3) Mengelola media komunikasi internal berupa dan mailing list serta media komunikasi eksternal Konsil berupa website, newsletter, brosur, press release. (4) Mengelola media promosi kreatif tentang lembaga dan isu Konsil LSM Indonesia. (5) Mencari dan menginformasikan peluang peluang pendanaan dan pengembangan kapasitas organisasi dan staf anggota Konsil LSM Indonesia. (6) Mempersiapkan penerbitan dan distribusi buku buku Konsil LSM Indonesia. (7) Menyelenggarakan konferensi pers dan media gathering. (8) Membuat laporan Konsil LSM Indonesia bersama Direktur Eksekutif. (9) Mengelola jaringan internet. (10) Berdasarkan penugasan yang diberikan oleh Direktur Eksekutif, turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak pihak lain yang berhubungan dengan visi dan misi Konsil LSM Indonesia. 12

13 2.6.4 Kualifikasi Manajer Program Publikasi dan Informasi PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) (1) Pendidikan minimal S1, lebih diutamakan dari jurusan Jurnalistik dan Komunikasi. (2) Berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang publikasi di media dan organisasi masyarakat sipil. (3) Memiliki kemampuan bahasa Indonesia dan Inggris yang baik, lisan maupun tulisan. (4) Memiliki keterampilan menulis dan menyunting dengan baik. (5) Mampu menyusun proposal dan laporan program. (6) Memiliki kemampuan analisis yang baik. (7) Memahami website Content Management System (CMS) dan pengelolaan media komunikasi (e mail dan mailing list). (8) Berpengalaman mengelola newsletter, brosur, press release. (9) Berpengalaman dalam penerbitan dan distribusi buku. (10) Memiliki jaringan yang luas dengan kalangan media. (11) Terampil menggunakan komputer, program Microsoft Office (MS Word, Excel, Power Point), dan Internet. (12) Berpengalaman mengkoordinasi tim dengan jumlah anggota minimal 2 orang dalam jangka waktu sedikitnya 1 tahun. (13) Bersedia bekerja penuh waktu serta melakukan perjalanan ke wilayah wilayah kerja Konsil LSM Indonesia. 13

14 BAB III PERENCANAAN, PENGANGGARAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 3.1 Perencanaan Perencanaan dalam organisasi memegang peranan yang sangat penting bila dibandingkan dengan fungsi fungsi pengelola organisasi yang lainnya, seperti pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dalam perencanaan, pengelola organisasi memutuskan halhal yang harus dilakukan, saat melakukannya, cara melakukannya dan orang yang akan melakukannya. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi pada waktu yang akan datang, saat perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan pada periode ketika rencana itu dibuat. Jadi, perencanaan organisasi harus bersifat aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, agar pengelola organisasi tidak hanya beraksi terhadap lingkungannya, tetapi juga menjadi peserta aktif dalam pengembangan masyarakat sipil di Indonesia Rencana Strategis (Strategic Planning) Untuk Konsil LSM Indonesia, rencana strategis dilakukan sekurang kurangnya 3 (tiga) tahun sekali dalam suatu forum yang diadakan oleh Komite Pengarah Nasional. Forum tersebut dihadiri oleh anggota Komite Pengarah Nasional, Anggota Dewan Etik, Perwakilan LSM Anggota, Direktur Eksekutif/Staf Sekretariat Konsil dan undangan lainnya untuk merumuskan rencana strategis Konsil sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang tercantum dalam AD/ART Konsil LSM Indonesia Rencana Tahunan Berdasarkan Rencana Strategis yang telah disusun tersebut, Komite Pengarah Nasional dan Direktur Eksekutif/Staf Sekretariat Konsil, selanjutnya merumuskan rencana tahunan Konsil LSM Indonesia dalam suatu forum rapat kerja untuk mengesahkan rencana program dan rencana anggaran, mengesahkan laporan keuangan dan program, meninjau kembali peraturan atau kebijakan Konsil LSM Indonesia dan membuat keputusan keputusan penting yang berkaitan dengan keberlangsungan organisasi Konsil LSM Indonesia Rencana Bulanan Berdasarkan rencana tahunan, dibuat perencanaan bulanan yang dilakukan oleh masingmasing Staf. Perencanaan ini disampaikan dalam rapat evaluasi dan perencanaan bulanan setiap minggu pertama dalam bulan berjalan. 14

15 3.2 Penganggaran Untuk mendukung rencana program yang telah ditentukan, organisasi Konsil LSM Indonesia perlu merumuskan pula rencana keuangan atau rencana anggaran yang diawali dengan penetapan tujuan, target dan kebijakan, sehingga terjadi kesamaan persepsi antara berbagai pihak yang terkait di dalamnya tentang hal hal yang akan dicapai serta keterkaitan tujuan dengan berbagai program yang akan dilakukan. Dalam perencanaan anggaran, organisasi Konsil LSM Indonesia harus mengefisiensikan biaya overhead atau biaya operasional untuk mendukung tercapainya tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Biaya operasional/overhead tidak lebih besar dari biaya program. Pada setiap triwulan, akhir tahun dan pada akhir periode kegiatan, laporan realisasi anggaran harus selalu diperbarui dengan aktualisasi penerimaan dan pengeluaran. Dengan membandingkan antara rencana anggaran dengan realisasi, pengelola organisasi akan mengetahui apakah program tersebut beroperasi sesuai dengan rencana atau tidak, termasuk letak keperluan pemotongan biaya dan pengembangan sumber penerimaan. Pedoman dalam penganggaran organisasi Konsil LSM Indonesia (1) Identifikasi kegiatan kegiatan yang akan dilakukan secara lebih rinci. Kegiatan yang dilakukan dalam proyek harus disesuaikan lebih dahulu dengan tujuan dan output yang terdapat dalam visi dan misi Konsil LSM Indonesia. (2) Menyiapkan workplan kegiatan yang mengacu pada rencana program. Secara mutlak Konsil LSM Indonesia harus merumuskan rencana anggaran yang seimbang, yakni bahwa biaya biaya yang ada dapat tertutupi oleh sejumlah sumber daya yang ada. Hal ini diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber saja dan memastikan bahwa organisasi Konsil LSM Indonesia dapat tetap beroperasi jika satu atau lebih sumber keuangan sudah berhenti. (3) Aturan umum dalam rencana anggaran yakni pendapatan dapat bersumber dari masyarakat, lembaga donor atau sumber lain yang sah, sesuai dengan yang diatur dalam AD Konsil Bab V Pasal 19 dan pengeluaran terdiri dari biaya operasional dan biaya program. Setiap item biaya dibuat sedetail mungkin misalnya jumlah orang yang terlibat, jumlah unit, jumlah jam/hari, dsb. 3.3 Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk menilai capaian, kinerja Staf dan hasil program. Evaluasi dilakukan dalam beberapa bentuk dan tahapan: 15

16 (1) evaluasi bulanan untuk menilai capaian perencanaan bulanan Staf dilakukan dalam rapat evaluasi dan perencanaan bulanan; (2) evaluasi tahunan dilakukan untuk menilai capaian program kinerja Staf yang dilakukan selama tahun berjalan. Evaluasi ini akan dilakukan dengan rapat rencana tahunan; (3) evaluasi tiga tahunan dilakukan dalam Kongres. 3.4 Pelaporan Pelaporan mencakup: (1) laporan pasca penugasan; (2) laporan kegiatan yang sudah selesai dilaksanakan; (3) laporan narasi dan keuangan kegiatan tiga bulanan untuk Komite Pengarah Nasional; (4) laporan narasi dan keuangan kegiatan tahunan untuk Komite Pengarah Nasional; (5) laporan narasi dan keuangan kegiatan tiga tahunan untuk Komite Pengarah Nasional. 16

17 BAB IV PERATURAN STAF 4.1 Tujuan, Prinsip dan Ruang lingkup Tujuan Tujuan dari peraturan ini adalah mewujudkan hubungan kerja yang jelas, profesional dan efektif antara Staf dan Lembaga Konsil LSM Indonesia sehingga tujuan lembaga dapat terwujud dengan baik Prinsip Peraturan ini adalah merupakan sebagian dari pernyataan lembaga yang mencerminkan usaha untuk menuju kepada prinsip prinsip yang dianut yaitu, kebebasan, demokrasi, integritas, kejujuran, keadilan, kesetaraan dan keadilan jender, keterbukaan, responsif, partisipatif dan bertanggungjawab Ruang Lingkup Peraturan ini mengatur berbagai prosedur dan mekanisme kepegawaian sebagai bentuk kesepakatan bersama antara Staf dan lembaga Konsil LSM Indonesia. Penambahan dan perubahan peratuan ini dapat dilakukan dengan kesepakatan bersama antara Staf dan Lembaga Konsil LSM Indonesia. 4.2 Rekrutmen Staf Konsil LSM Indonesia Umum Lembaga mempekerjakan Staf yang memiliki tingkat pendidikan, kecakapan/keahlian dan pengalaman yang memadai, untuk mengisi fungsi/tugas/jabatan yang tersedia, guna menjamin kemampuan lembaga dalam mengemban visi, misi dan tujuan. Lembaga dapat melakukan pengangkatan dan pemutusan hubungan kerja sesuai Undang Undang Ketenagakerjaan RI dan peraturan lembaga Proses Rekrutmen Proses rekrutmen Staf didasarkan atas prinsip prinsip Konsil LSM Indonesia dan tidak mempekerjakan pekerja anak. Prinsip prinsip Konsil LSM Indonesia adalah: a. integritas, meliputi sikap sikap: non partisan 17

18 non pemerintah anti diskriminasi dan penghormatan terhadap HAM keberpihakan pada masyarakat marginal nirlaba dan kerelawanan keberlanjutan sumber daya anti korupsi, kolusi dan nepotisme; b. transparansi; c. independensi; d. anti kekerasan; e. kesetaraan dan keadilan gender. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) Proses rekrutmen staf dilakukan oleh Direktur Eksekutif dengan membentuk tim seleksi yang terdiri dari Direktur Eksekutif, Komite Pengarah Nasional atau pihak lain. Penambahan staf baru dapat dilakukan oleh Direktur Eksekutif dengan persetujuan Komite Pengarah Nasional Proses Seleksi Proses seleksi dilakukan melalui tes administrasi, tertulis dan wawancara oleh tim seleksi. Persyaratan administrasi yang dibutuhkan: (1) surat lamaran; (2) fotokopi ijazah/sttb; (3) fotokopi KTP; (4) daftar riwayat hidup; (5) pasfoto ukuran 4 x 6; (6) fotokopi dokumen lain yang dibutuhkan. 4.3 Status Staf Konsil LSM Indonesia Calon Staf Tetap (1) Adalah pekerja yang sedang menjalani masa percobaan selama 3 (tiga) bulan yang ditentukan dalam perjanjian kerja. (2) Selama masa ini, calon staf tetap berhak mendapatkan gaji sebesar 80% dari take home pay dan Tunjangan Hari Raya yang dihitung secara proporsional berdasarkan masa kerja. Tunjangan Hari Raya diberikan sebesar take home pay setelah dikurangi tunjangan transportasi, makan dan kesehatan. (3) Selama menjalani masa percobaan, calon staf tetap dapat mengundurkan diri sewaktu waktu dengan memberitahukan keputusannya kepada Direktur Eksekutif sekurang kurangnya 1 (satu) bulan sebelum waktu pengunduran diri tersebut. (4) Selambat lambatnya 2 (dua) minggu sebelum masa percobaan Staf berakhir, Lembaga wajib memberitahukan kepada Staf mengenai kelanjutan hubungan kerja. Jika 18

19 lembaga memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kerja, lembaga wajib memberikan alasan alasannya. Pemutusan hubungan kerja akan terjadi setelah masa percobaan berakhir. (5) Lembaga wajib melakukan evaluasi kinerja calon staf masa percobaan sekurangkurangnya dua minggu sebelum masa percobaan berakhir, dan memberitahukan hasilnya kepada staf yang bersangkutan Staf Program (1) Staf Program adalah Staf yang terikat hubungan kerja dengan lembaga berdasarkan program dan jangka waktu tertentu. (2) Staf Program yang sudah bekerja selama minimal 2 tahun dan menunjukkan kinerja optimal dan komitmen yang tinggi, dapat diangkat menjadi staf tetap. (3) Seorang Staf Program berhak mendapatkan gaji pokok dan tunjangan tunjangan yang ditetapkan oleh lembaga Staf Tetap (1) Staf Tetap adalah Staf yang terikat hubungan kerja dengan lembaga tanpa didasarkan atas jangka waktu tertentu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu dan telah melalui masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan atau diangkat dari staf program. (2) Seorang Staf Tetap berhak mendapatkan gaji pokok dan tunjangan tunjangan yang ditetapkan oleh lembaga Konsultan/Tenaga Ahli (1) Konsultan/Tenaga Ahli adalah pekerja yang terikat hubungan kerja berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau selesainya suatu pekerjaan tertentu. (2) Maksimum masa kontrak kerja adalah 1 (satu) tahun, dan dapat diperpanjang maksimal 1 (satu) tahun berikutnya atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga. (3) Seorang Konsultan/Tenaga Ahli berhak mendapatkan honorarium sesuai dengan ketentuan lembaga, dan dituliskan dalam Surat Perjanjian Kerja yang disepakati oleh kedua belah pihak Relawan/Voluntir (1) Relawan/Voluntir adalah pekerja yang terikat kesepakatan kerja berdasarkan keahlian yang dimilikinya untuk mendukung kerja kerja lembaga. (2) Relawan/voluntir dapat memperoleh penggantian biaya transportasi dan makan sesuai penugasan yang ditetapkan dalam surat Keputusan Direktur Eksekutif. 19

20 4.4 Pengangkatan dan Penempatan Staf Konsil LSM Indonesia Pengangkatan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (SOP) Staf Masa Percobaan dan Staf Program dengan kinerja optimal dan komitmen yang tinggi dapat diangkat menjadi staf tetap, dengan surat keputusan pengangkatan staf yang ditetapkan melalui SK Pengangkatan oleh Direktur Eksekutif Penempatan, Mutasi dan Promosi Staf (1) Penempatan staf adalah wewenang lembaga dan dilakukan atas dasar kebutuhan pekerjaan dan sepanjang staf tersebut memenuhi peryaratan pekerjaan yang meliputi dua kompetensi penilaian yaitu: a. pengetahuan, ketrampilan, dan manajemen pekerjaan (hard competence); b. sikap dan perilaku: etos kerja, tanggung jawab dan komitmen pada pekerjaan, kemandirian dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah (soft competence). (2) Pimpinan lembaga berhak untuk melakukan mutasi terhadap Staf dengan mendasarkan pada kebutuhan lembaga dan hasil evaluasi Staf, sepanjang penempatan tersebut sesuai dengan pendidikan, keahlian, pengalaman serta potensi Staf yang bersangkutan. (3) Mengenai putusan mutasi tersebut, lembaga harus memberitahukannya secara tertulis kepada Staf yang bersangkutan. Keputsan mutasi ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Eksekutif. (4) Dalam hal mutasi (pemindahan Staf) ini, lembaga tidak akan mengurangi gaji Staf yang diterima sebelumya, kecuali bila mutasi tersebut disertai juga dengan penurunan jabatan karena pelanggaran aturan aturan lembaga. (5) Pimpinan lembaga berhak untuk memberikan promosi terhadap Staf dengan maksud untuk memberikan suatu tanggungjawab yang lebih luas. 4.5 Gaji dan Tunjangan Staf Struktur Gaji Struktur gaji lembaga terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tunjangan yang bersifat tetap, berdasarkan perjanjian kerja dan keputusan lembaga, sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan peraturan lembaga yang berlaku. 20

21 4.5.2 Kenaikan Berkala Kenaikan gaji secara berkala akan dilakukan satu tahun sekali dengan mempertimbangkan kinerja Staf, kondisi keuangan lembaga, dan kondisi perekonomian secara umum. Penyesuaian gaji dilakukan melalui keputusan tertulis lembaga Tunjangan Transportasi dan Uang Makan (1) Tunjangan transportasi dan uang makan diberikan kepada Calon Staf Tetap, Staf Program dan Staf Tetap berdasarkan jumlah hari kerja yang diperkenankan dalam sebulan. (2) Apabila Staf yang bersangkutan tidak masuk kantor karena izin/sakit/cuti, Staf yang bersangkutan tidak mendapat tunjangan transport dan uang makan. (3) Apabila Staf yang bersangkutan tidak masuk kantor karena melakukan perjalanan dinas ke luar kota, dan yang bersangkutan sudah mendapatkan uang transportasi lokal dan allowance dalam komponen biaya perjalanan dinasnya, Staf yang bersangkutan tidak diperkenankan lagi mendapat tunjangan transportasi dan uang makan. (4) Apabila Staf yang bersangkutan tidak masuk kantor karena menghadiri kegiatan atau penugasan penugasan dari kantor selama sehari penuh, Staf yang bersangkutan dianggap masuk kantor sehingga berhak mendapat uang makan. Penggantian uang transportasi karena penugasan ini diberikan berdasarkan pengeluaran real, dengan standar transportasi taksi harga ekonomi. (5) Besarnya tunjangan transportasi dan uang makan ditentukan oleh Surat Keputusan Direktur Eksekutif dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dan kemampuan keuangan lembaga Tunjangan Hari Raya Tunjangan Hari Raya (THR) akan dibayarkan kepada Staf sebesar 1 (satu) bulan gaji yang dihitung dari take home pay setelah dikurangi tunjangan transportasi, makan dan kesehatan. Jika Staf masih dalam masa percobaan, yang bersangkutan akan mendapatkan THR secara proporsional berdasarkan masa kerja Tunjangan Kesehatan (1) Tunjangan kesehatan hanya diberikan kepada Staf Tetap dan Staf Program dalam bentuk pembayaran premi asuransi kesehatan yang mencakup rawat inap dan atau biaya rawat jalan yang dibuktikan dengan polis asuransi dan bukti berobat. (2) Tunjangan kesehatan dinyatakan hangus apabila tidak dimanfaatkan selama 1 (satu) tahun tersebut. 21

22 (3) Besarnya tunjangan kesehatan ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Eksekutif Tunjangan Program (1) Tunjangan program diberikan kepada Staf Program dan Staf Tetap atas dasar penambahan tugas dan tanggungjawab secara signifikan terkait proyek baru. (2) Besarnya tunjangan program ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Eksekutif Pemotongan Gaji Lembaga berhak memotong gaji dan tunjangan Staf untuk hal hal sebagaimana tersebut di bawah ini: (1) Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) serta potongan potongan lainnya sesuai ketentuan pemerintah misalnya iuran pensiun, iuran Jamsostek/Astek, dll.; (2) status Calon Staf Tetap yang masih dalam masa percobaan 3 (tiga) bulan, dengan memotong 20% dari take home pay; (3) Staf memiliki utang atau kewajiban lainnya di lembaga Gaji Selama Sakit Berkepanjangan dan Akibat Kecelakaan Kerja (1) Staf yang memiliki penyakit atau masalah kesehatan yang menurut pendapat dokter dapat membahayakan kesehatan staf lain, akan diberi cuti sakit dan harus menjalani perawatan kesehatan. Staf tidak diizinkan kembali bekerja sebelum dokter menyatakan staf tersebut sehat untuk bekerja. (2) Apabila Staf sakit dalam jangka waktu lama yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang disetujui oleh Lembaga, gajinya akan dibayar sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. 1 (bulan) bulan pertama dibayar sebesar 100%; b. 1 (bulan) bulan kedua dibayar sebesar 75%; c. 1 (bulan) bulan ketiga dibayar sebesar 50%. (3) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan ternyata Staf yang bersangkutan belum mampu bekerja kembali, lembaga dapat memberikan cuti di luar tanggungan selama maksimal 1 (satu) tahun. (4) Apabila lewat masa 12 (dua belas) bulan Staf yang bersangkutan belum mampu bekerja kembali, lembaga dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan peraturan lembaga. (5) Apabila menurut keterangan dokter bahwa staf tidak dapat bekerja karena disebabkan oleh kecelakaan kerja, gaji selama tidak masuk kerja dibayarkan berdasarkan ketentuan yang mengatur gaji staf yang mengalami sakit berkepangjangan. 22

23 4.6 Hari Libur, Cuti dan Izin Dasar pemberian waktu untuk libur, berbagai macam cuti, sakit, dan lain lain merupakan bentuk lain dari kesejahteraan Staf yang diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku Libur Nasional (1) Lembaga akan menetapkan hari libur nasional dan cuti massal terkait hari raya keagamaan sesuai dengan pengumuman pemerintah. (2) Staf berhak untuk libur pada hari libur resmi nasional. Untuk kebutuhan lembaga, Staf dapat ditugasi untuk tetap bekerja pada hari libur tersebut. Staf yang melakukan kerja pada hari libur tersebut dianggap/diperlakukan sebagai kerja lembur atau dapat memperoleh penggantian hari libur Cuti Tahunan (1) Staf Tetap dan Staf Program berhak mendapatkan cuti selama 12 (dua belas) hari kerja, tidak termasuk hari libur nasional. Hak Cuti ini akan memperhitungkan adanya cuti kolektif berdasarkan keputusan Direktur Eksekutif. (2) Jumlah hak cuti diperhitungkan sejak tanggal pengangkatan Staf. (3) Cuti tahunan yang telah jatuh tempo dan tidak diambil tidak dapat digantikan dengan uang, melainkan diakumulasikan pada tahun berikutnya sejumlah setengah dari sisa cuti tersebut. (4) Pengambilan cuti tahunan harus didahului dengan pengajuan formulir permohonan cuti yang mendapatkan persetujuan atasan langsung paling lambat 3 (tiga) hari sebelum masa cuti efektif Cuti Melahirkan dan Keguguran Hak cuti bersalin adalah 3 (tiga) bulan. Ketentuan cuti juga diberikan bagi Staf yang mengalami keguguran kandungan sesuai rekomendasi dokter dengan diberikan waktu istirahat selama satu setengah bulan. Staf laki laki yang istrinya melahirkan diberi cuti selama 2 (dua) minggu atau 10 (sepuluh) hari kerja, dan untuk staf laki laki yang istrinya mengalami keguguran kandungan diberikan cuti selama 1 (satu) minggu atau 5 (lima) hari kerja Cuti Haid Staf perempuan diperkenankan mengambil cuti haid pada saat menstruasi selama 1 (satu) hari setiap bulan. 23

24 4.6.5 Cuti Khusus dan Izin Cuti Khusus Cuti khusus dapat diberikan tanpa mengurangi hak cuti tahunan Staf. Termasuk di dalam cuti khusus: (1) pernikahan Staf: maksimal 5 (lima) hari kerja; (2) pernikahan putra/putri, saudara kandung Staf: maksimal 2 (dua) hari kerja; (3) wisuda Staf atau keperluan akademis lain dari keluarga staf: maksimal 1 (satu) hari kerja; (4) mengkhitankan/pembaptisan anak: maksimal 1 (satu) hari kerja; (5) menjalani kegiatan kerelawanan sosial: maksimal 6 (enam) hari/tahun Izin Staf dapat mengajukan izin untuk keperluan: (1) menjaga anggota keluarga yang sakit keras: maksimal 2 hari kerja. (2) kematian anggota keluarga selain istri/suami, anak, orangtua, mertua dalam satu rumah: maksimal 1 (satu) hari kerja. (3) kematian istri/suami, anak, orangtua, mertua: maksimal 3 (tiga) hari kerja. (4) proses pengadilan yang tidak bisa diwakilkan. (5) menjalani Wajib Militer atau menjalankan kewajiban negara, kecuali bila ada peraturan perundang undangan yang mengatur lain. (6) mengurus surat surat terkait kewajiban sebagai warga negara yang tidak dapat diwakilkan. (7) menggunakan hak suara pada pemilihan umum. Staf yang mengajukan izin selain dari yang telah diatur, akan mengurangi jatah cuti tahunan 12 hari Sakit Staf yang meninggalkan pekerjaan lebih dari 2 (dua) hari karena sakit harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter Cuti Di Luar Tanggungan (1) Cuti di luar tanggungan adalah cuti yang diambil apabila cuti tahunan sudah terpakai. (2) Cuti di luar tanggungan dapat diberikan kepada Staf atas kebijaksanaan lembaga dan dapat diambil setelah mendapat persetujuan tertulis dari lembaga. (3) Selama Staf dalam status cuti di luar tanggungan, ia tidak berhak atas gaji dan tunjangan lain yang dihitung secara proporsional berdasarkan lamanya cuti. (4) Dalam hal cuti di luar tanggungan melebihi 30 hari kerja, dan apabila lembaga mengizinkan, lembaga tidak menjamin Staf yang bersangkutan masih menempati posisi yang sama seperti sebelum mengajukan izin. 24

25 Tata Cara Pengajuan Cuti (1) Hak cuti tahunan diberikan kepada Staf tetap yang telah bekerja selama 1 (satu) tahun. (2) Staf Program diberikan hak cuti secara proporsional. (3) Staf dapat mengajukan cuti untuk waktu yang disesuaikan dengan jadwal kerja lembaga dan jumlah hak cuti. (4) Permohonan cuti lebih dari 5 (lima) hari kerja berturut turut harus diajukan paling lambat 2 (dua) minggu sebelumnya. Keterlambatan pengajuan permohonan cuti dapat mengakibatkan ditolaknya permohonan tersebut tanpa penjelasan. (5) Cuti khusus yang sudah direncanakan dapat diajukan paling lambat 2 (dua) minggu sebelumnya. Cuti khusus karena musibah dapat diajukan pada hari kejadian. (6) Pimpinan lembaga berhak menolak atau menyetujui permohonan cuti tersebut dengan menandatangi form pengajuan cuti dan menyerahkan kepada Manajer Kantor untuk perhitungan cuti. (7) Penolakan atas permohonan cuti yang diajukan oleh Staf harus disertai dengan alasan yang jelas. 4.7 Tata Tertib Kantor Hari dan Jam Kerja Kantor (1) Hari kerja kantor adalah 5 (lima) hari dalam seminggu, yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat. (2) Jam kerja setiap hari adalah selama tujuh jam efektif dan satu jam waktu istirahat dihitung sejak Staf hadir di kantor. (3) Jam kerja kantor dimulai pukul dan berakhir pukul (4) Staf yang masuk kerja atau melaksanakan kegiatan kelembagaan pada hari libur harus mendapat persetujuan Direktur Eksekutif minimal 1 (satu) hari sebelumnya, dan akan mendapatkan penggantian hari kerja sesuai dengan jumlah hari libur yang digunakan untuk melakukan kegiatan. (5) Hari dan jam kerja tersebut di atas dapat diubah dan diatur melalui keputusan lembaga dengan tetap mendasarkan pada kesepakatan dengan Staf dan peraturan perundang undangan yang berlaku. (6) Staf diizinkan untuk melakukan pekerjaan di luar kantor baik atas nama pribadi maupun mewakili lembaga pada jam kerja, dengan ketentuan sebagai berikut: a. mendapatkan izin dari Direktur Eksekutif; b. memberikan kontribusi kepada lembaga sebesar 20% (dua puluh persen) dari honorarium yang diterimanya. (7) Staf yang melakukan pekerjaan di luar kantor atas nama pribadi pada jam kerja untuk jangka waktu tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya, harus mengajukan izin secara tertulis kepada Direktur Eksekutif paling lambat 1 (satu) bulan sebelumnya. 25

26 (8) Staf yang melakukan pekerjaan pada point (7) di atas akan mendapatkan gaji secara proporsional yang dihitung berdasarkan jumlah jam kerja Hak Staf (1) Staf memperoleh gaji dan tunjangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lembaga. (2) Staf memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri baik dalam bentuk pelatihan, pendidikan maupun promosi jabatan. (3) Staf mendapatkan waktu dan rekomendasi dari lembaga untuk mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas. (4) Staf memperoleh cuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (5) Staf menyampaikan usul, saran dan pendapat pada atasan Kewajiban Staf (1) Staf wajib menjalankan dan mentaati Kode Etik, tata tertib dan prosedur yang berlaku di lembaga. (2) Staf wajib menjaga sopan santun dan saling hormat menghormati antara bawahan dan pimpinan serta antar Staf. (3) Staf wajib melakukan tugas tugas dan mencapai standar kinerja sebaik mungkin dan dengan penuh rasa tanggungjawab. (4) Staf wajib menerima dengan penuh tanggung jawab penempatan dan atau penugasan yang diberikan oleh lembaga. (5) Staf wajib berusaha meningkatkan efisiensi kerja serta memperbaiki mutu kerjanya. (6) Staf wajib menjunjung tinggi dan menjaga nama baik lembaga dari sikap, perilaku dan perbuatan yang tidak terpuji baik melalui ucapan, tulisan, gambar dan ataupun tindakan perorangan ataupun kelompok. (7) Staf wajib menjalin hubungan yang baik dengan pihak luar. (8) Menjaga rahasia kerja dan rahasia jabatan Kewajiban Lembaga (1) Lembaga membayar gaji, dan tunjangan kepada Staf sesuai dengan peraturan yang berlaku. (2) Lembaga memberi kesempatan dan dukungan kepada Staf yang ingin mengembangkan diri sesuai dengan lingkup kerjanya berdasarkan kemampuan lembaga. (3) Lembaga memberikan hak Staf sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (4) Lembaga memperhatikan ketertiban, keamanan, keselamatan, kesehatan Staf dengan menegakkan disiplin kerja pada Staf Kehadiran/Presensi (1) Setiap Staf hadir tepat waktu dengan mengisi daftar hadir. 26

27 (2) Staf yang tidak masuk kerja diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis atau lisan kepada atasan yang berwenang sebelum atau pada hari kerja yang bersangkutan dengan menyebutkan alasannya. (3) Staf yang terpaksa meninggalkan tempat kerja pada jam kerja untuk suatu urusan di luar pekerjaan, wajib meminta izin kepada atasan yang berwenang Pengelolaan Informasi, Tempat dan Peralatan Kerja (1) Staf wajib memberikan keterangan dan informasi yang benar, baik yang mengenai dirinya maupun pekerjaannya kepada yang berwenang dalam hubungan dengan tugasnya. (2) Staf wajib menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapian tempat/lingkungan kerja dan peralatan kerja. (3) Staf dilarang membawa, menggunakan, menyebarluaskan informasi atau data milik lembaga kepada pihak lain dalam bentuk apapun yang dapat merugikan lembaga. (4) Staf wajib memelihara peralatan dan fasilitas kerja, serta aset aset lembaga yang menjadi tanggungjawabnya, baik di kantor maupun di luar kantor sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kerugian pada lembaga. (5) Staf segera melapor kepada pimpinan lembaga atas kerusakan atau kehilangan perlengkapan atau peralatan kerja atau harta milik lembaga yang menjadi tanggungjawabnya. Dalam hal terjadi kehilangan barang, yang bersangkutan wajib melampirkan bukti kehilangan dari polisi dan kronologi kejadian. (6) Staf tidak diperkenankan membawa, memindahkan dan meminjamkan alat alat perlengkapan kerja tanpa izin yang berwenang. (7) Staf yang menggunakan inventaris lembaga di luar kepentingan tugasnya wajib memberikan kontribusi kepada lembaga yang besarnya diatur dalam tata cara peminjaman inventaris oleh pihak lain Mekanisme Komplain Apabila terdapat konflik di lembaga, hal itu akan diselesaikan dengan cara menyampaikan kepada atasan langsung untuk dimediasi atau menyampaikan secara terbuka dalam forum rapat Staf. 4.8 Bentuk Sanksi (1) Staf yang melakukan pelanggaran Kode Etik Konsil LSM Indonesia akan diproses dan dikenai sanksi sesuai dengan Kode Etik Konsil LSM Indonesia. (2) Staf yang melakukan pelanggaran SOP akan diberi peringatan dengan tahap tahap sebagai berikut: (a) peringatan lisan; (b) Surat Peringatan I; (c) Surat Peringatan II. 27

28 (3) Atas pelanggaran SOP, selain memberikan peringatan, lembaga juga dapat memberikan sanksi dalam bentuk: (a) penundaan kenaikan gaji dan penghentian pemberian tunjangan/fasilitas; (b) penggantian kerugian Lembaga; (c) demosi/penurunan jabatan; (d) pemutusan hubungan kerja. (4) Surat peringatan tidak perlu diberikan menurut urut urutannya, tetapi dapat dinilai dari besar kecilnya kesalahan yang dilakukan oleh Staf menurut peraturan lembaga atau perundangan yang berlaku. 4.9 Pemutusan Hubungan Kerja Umum Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat terjadi karena Staf meninggal dunia, pemutusan hubungan kerja oleh lembaga atau atas permintaan Staf secara sukarela. PHK yang terjadi sebagai bentuk pemberian sanksi oleh lembaga kepada Staf yang melakukan pelanggaran mengacu pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Prosedur Pemutusan hubungan kerja oleh lembaga harus melalui perundingan dengan Staf yang akan dikenai pemutusan hubungan kerja. Apabila terjadi perselisihan di dalam lembaga akibat pemutusan hubungan kerja, pihakpihak yang berselisih dapat meminta bantuan pihak ketiga sebagai mediator yang disetujui oleh pihak pihak yang berselisih. Apabila tidak tercapai kesepakatan, akan digunakan mekanisme hukum yang berlaku. PHK yang terjadi karena permintaan Staf secara sukarela dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut: (1) Permohonan pengunduran diri dilakukan secara lisan kepada Direktur Eksekutif. (2) Permohonan pengunduran diri secara tertulis disampaikan kepada Direktur Eksekutif minimal 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya, dan akan direspon oleh lembaga dalam waktu maksimal 14 hari kerja setelah pengajuan. (3) Setelah surat pengunduran diri disampaikan, Staf wajib tetap menjalankan pekerjaannya seperti biasa sampai hari kerja terakhirnya. (4) Staf yang mengundurkan diri wajib melakukan serah terima pekerjaan/jabatan kepada pimpinan atau Staf lain yang ditunjuk oleh lembaga pada hari terakhir bekerja. (5) Mengembalikan kepada lembaga barang barang dan inventaris yang dipercayakan kepadanya. 28

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai

LeIP. Peraturan Lembaga Manajemen Kepegawaian. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kepegawaian. 1. Kategorisasi Pegawai Peraturan Tentang 1. Kategorisasi Pegawai 1.1. Pegawai dibagi dalam kategori sebagai berikut : a. Pegawai Tetap b. Pegawai Tidak Tetap 1.2. Pegawai Tetap adalah pegawai yang diangkat Lembaga untuk bekerja

Lebih terperinci

INSTRUMEN ASSESSMENT PENERAPAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

INSTRUMEN ASSESSMENT PENERAPAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA INSTRUMEN ASSESSMENT PENERAPAN KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA No I. INTEGRITAS. I.a Non Pemerintah. ASPEK 1. Aktivis Konsil LSM menduduki jabatan struktural di pemerintahan: 1. Ada aktivis Konsil LSM menduduki

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, JakartaSelatan12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. No.1212, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PROBOLINGGO NOMOR 10 TAHUN 1986 TENTANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN Informasi BPJS Ketenagakerjaan Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun

Lebih terperinci

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA MUKADIMAH Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat dalam segala proses perubahan membutuhkan pendekatan dan pentahapan yang

Lebih terperinci

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia

KOMISI B. KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang. ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia KOMISI B KEANGGOTAAN: 6 Laki-laki ; 12 Perempuan = 18orang ( Tgl 24 September 2013 ) Kode Etik Konsil LSM Indonesia Mukadimah Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.05/2015 TENTANG PEMBUBARAN, LIKUIDASI, DAN KEPAILITAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH,

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2011 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 02 /M/PER/V/2011

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1231, 2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi Peraturan Tentang 1. Ruang Lingkup Pengaturan Peraturan ini disusun untuk memberikan panduan kepada Dewan Pengurus dan pegawai tentang susunan, tugas, fungsi dan pengaturan lainnya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AGRO SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam dokumen ini yang dimaksud dengan: 1. Kode Etik Anggota

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA Lambang LP2M digambarkan dengan: BAB I ORGANISASI Pasal 1 Lambang Arti lambang LP2M: 1. Lambang orang adalah simbol perjuangan perempuan, padi diujung tangannya memiliki arti kemandirian,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEGAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2012 BADAN WAKAF INDONESIA. Kepegawaian. Administrasi. PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011 GOAL/IMPACT TINGKATAN TUJUAN/HASIL INDIKATOR SUMBER VERIFIKASI ASUMSI Meningkatnya akuntabilitas, peran dan

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI -1- Yth. Wakil Manajer Investasi di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/2016.. TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.277, 2012 KEJAKSAAN. Tunjangan. Kinerja. Pegawai. Perubahan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-003/A/J.A/02/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN JAKSA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51, Pasal 56, dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN SOLIDARITAS PEREMPUAN UNTUK KEMANUSIAAN DAN HAK ASASI MANUSIA (SPEK HAM) 2013-2017 Jl. Srikoyo No. 14 Rt 01 Rw 04 Karangasem Laweyan Surakarta Jawa Tengah 57145

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA Pasal 1 Perwakilan Konsil LSM Indonesia di Daerah 1. Perwakilan Konsil LSM Indonesia di daerah adalah jaringan LSM yang

Lebih terperinci

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara No. 453, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Cuti. Jam Kerja. Disiplin. Pencabutan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA DAN CUTI PEGAWAI

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG ORGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 7 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KAHURIPAN KABUPATEN BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Umum

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka 4,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG ORGAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SURYA GALUH KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51, Pasal 56, dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.370, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Keterbukaan Informasi Publik. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/KA/VII/2010 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi No.254, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. PPPK. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /SEOJK.04/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 11 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh)

Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh) (Tipe Pengawasan Asosiasi) Surat Perjanjian Kerja Sama Terkait Program Pemagangan Keterampilan Orang Asing (Contoh). dari negara. (selanjutnya disebut Lembaga Pengirim) dan. dari negara Jepang (selanjutnya

Lebih terperinci

Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan

Lembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disebut LP2M 2. Bentuk organisasi ini adalah Perkumpulan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L No.314, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Tunjangan Kinerja. Kelas Jabatan. PNS. TNI. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan. No.487, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001C/PER.KOMNAS HAM/II/2014 TENTANG PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51, Pasal 56, dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, SYARAT, LARANGAN, FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, DAN PEMBERHENTIAN KOMISIONER DAN/ATAU DEPUTI KOMISIONER BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 98 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) NON PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINANsssSALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1576, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Tunjangan Kinerja. Kehadiran Pegawai. Pemberian. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.296, 2014 KESRA. Haji. Pengelolaan. Keuangan. Dana. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5605) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 28 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI

PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...

Lebih terperinci

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK Pada hari ini, tanggal bulan tahun Telah diadakan perjanjian kerja antara: 1. Nama : Alamat : Jabatan : Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) 2.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.55, 2016 KEUANGAN. Perumahan Rakyat. Tabungan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5863). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG POTENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci