BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kepala puskesmas tamalate pertama adalah Dr. Rahman Pakaya. Status
|
|
- Ridwan Johan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Tamalate Puskesmas Tamalate didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1975 Kepala puskesmas tamalate pertama adalah Dr. Rahman Pakaya. Status puskesmas tamalate pada awalnya dengan tipe C yang berada dalam Pimpinan Dinas Kesehatan Sulawesi Utara di Manado. Setelah Gorontalo terpisah dari Provinsi Sulawesi Utara dan menjadi Provinsi Gorontalo, Puskesmas Tamalate berubah status menjadi Puskesmas Tipe B yang dalam pimpinan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Tamalate adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila 2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dembe II Kota Utara 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Biawu Kecamatan Kota Selatan. Sesuai survey perumahan dan kepadatan penduduk yang dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo, didapatkan jumlah penduduk sebagai berikut : 1. Kelurahan Tamalate : 3522 jiwa 2. Kelurahan Padebuolo : 4251 jiwa 3. Kelurahan Moodu : 3951 jiwa 4. Kelurahan Heledulaa Utara : 5252 jiwa 46
2 47 5. Kelurahan Heledulaa Selatan : 3295 jiwa 6. Kelurahan Ipilo : 6723 jiwa Jumlah Keseluruhan = jiwa Sesuai harapan untuk mencapai Kota Gorontalo sehat, diharapkan masyarakat sadar dan mau meningkatkan kesehatan yang maksimal dimana masyarakat harus hidup dalam lingkungan yang sehat, mampu menyediakan, memanfaatkan dan menjangkau pelayanan kesehatan yang maksimal. Sehingga Visi Puskesmas Tamalate adalah Prima dalam pelayanan mantap dalam pemberdayaan, mewujudkan masyarakat mandiri dan berkualitas untuk hidup sehat Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo, waktu penelitian dilaksanakan Selama 1 bulan yakni pada bulan Mei-Juni Sampel diambil dengan cara dengan cara Propotional stratified random sampling. Besar sampel yang diambil untuk penelitian ini yaitu 144 dari jumlah keseluruhan populasi yaitu Karakteristik Responden 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel berikut:
3 48 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalaten Tahun 2013 Umur Jumlah n (%) 20 Tahun 17 11, Tahun 62 43, Tahun 65 45,1 Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa, berdasarkan umur responden terbanyak adalah kelompok umur Tahun yaitu 65 orang (45,1%) dan yang terendah adalah kelompok umur 20 Tahun yaitu 17 orang (11,8%). 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelurahan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan kelurahan seperti pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2013 Kelurahan Jumlah n (%) Ipilo 32 22,2 Padebuolo 23 16,0 Tamalate 21 14,6 Moodu 26 18,1 Heledulaa Utara 24 16,7 Heledulaa Selatan 18 12,5 Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa, berdasarkan alamat responden terbanyak tinggal di kelurahan ipilo yaitu 32 orang (22,2%) dan yang paling sedikit beralamat di Kelurahan Heledulaa Selatan yaitu 18 orang (12,5%).
4 49 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan seperti pada tabel berikut. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2013 Pekerjaan Jumlah n (%) PNS 21 14,6 Swasta 14 9,7 Wiraswasta 20 13,9 URT 89 61,8 Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa, berdasarkan jenis pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai URT (Urusan Rumah Tangga) yaitu 89 orang (61,8%) dan yang paling sedikit memiliki pekerjaan swasta yaitu sebanyak 14 orang (9,7%). 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan Tingkat pendidikan seperti pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2013 Pekerjaan Jumlah n (%) SD 32 22,2 SMP 39 27,1 SMA 52 36,1 PT 21 14,6 Jumlah Sumber : Data Primer 2013
5 50 Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa, berdasarkan tingkat pendidikan responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu 52 orang (36,1%) dan yang paling sedikit berpendidikan PT (Perguruan Tinggi) yaitu 21 orang (14,6%). 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan seperti pada tabel berikut: Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2013 Pengetahuan Jumlah n (%) Baik 80 55,6 Kurang 64 44,4 Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan, responden yang berpengetahuan baik sebanyak 80 orang (55,6%) dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 64 orang (44,4%). 6. Distribusi Responden Berdasarkan Pola Menyusui Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan Pola Menyusui seperti pada tabel berikut:
6 51 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2013 Penyakit Jumlah n (%) Menyusui Eksklusif 44 30,6 Menyusui Predominan 10 6,9 Menyusui Parsial 90 62,5 Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat pola menyusui bayi pada umur 0-6 bulan, responden yang menyusui bayi secara Eksklusif sebanyak 44 orang (30,6%), menyusui secara predominan 10 orang (6,9%) dan yang menyusui secara parsial sebanyak 90 orang (62,5%) Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Pola Menyusui Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pola menyusui di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo. Hasil analisis adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan Dengan Pola Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Tahun 2013 Pola Menyusui Jumlah Pengetahuan Eksklusif Predominan Parsial ρ value N % n % n % n % Φ Baik , ,083 Kurang , ,002 Jumlah Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa, dari 44 responden yang menyusui secara Eksklusif, 33 orang (75%) yang berpengetahuan baik dan
7 52 berpengetahuan kurang sejumlah 11 orang (25%), kemudian ibu yang menyusui secara predominan sejumlah 10 responden yaitu 7 orang (70%) yang berpengetahuan baik dan 3 orang (30%) yang berpengetahuan kurang, kemudian Ibu yang menyusui secara parsial sejumlah 90 responden, ibu menyusui yang berpengetahuan baik sejumlah 40 orang (44%) dan 50 orang (56%) yang berpengetahuan kurang. Hasil analisis data dengan menggunakan uji Statistik Chi Square maka diperoleh hasil 2 hitung 12,083 ( 2 >5,991) dan nilai p 0,002 (< α 0,05) ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan Ada Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Pola Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo. 4.3 Pembahasan Gambaran Umum Tentang Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo. Berdasarkan tabel 4.5, distribusi reseponden berdasarkan pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo, dari 144 ibu yang menjadi responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dalam kategori baik, dengan jumlah 80 orang (55,6%), dan yang berpengetahuan kurang sejumlah 64 orang (44,5). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martini (2006) di Puskesmas Barandasi Kabupaten Maros dengan hasil dari 40 reseponden, sebanyak 26 ibu memiliki pengetahuan yang cukup dan 14 ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang ASI Eksklusif. Begitu pula
8 53 penelitian yang dilakukan oleh Widowati (2009) di kecamatan Laweyan dengan hasil bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif sebagian besar cukup. Presentasi jumlah ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih besar dibandingkan ibu yang berpengetahuan kurang, namun dapat dikatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tamalate belum terealisasikan dengan baik. Hal ini tercermin dari pengetahuan ibu tentang kandungan ASI, dimana pada umumnya ibu kurang mengetahui : a) Bahwa ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh bayi dan b) Mengenai keunggulan ASI Eksklusif dibandingkan susu formula. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang maksimal tentang ASI Eksklusif itu sendiri terutama tentang kandungan dan keunggulan ASI. Maka diperlukan sosialisasi dan dipahamkan kepada setiap ibu agar lebih mengetahui dan memahami secara keseluruhan tentang ASI Eksklusif, dan bagi ibu yang telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang ASI Eksklusif, tetapi masih memiliki kendala dalam pemberian ASI Eksklusif seperti kesibukan ibu dalam pekerjaannya, maka disarankan untuk terus memberikan ASI secara Eksklusif dengan cara memeras ASI, menggunakan tangan, atau dengan menggunakan pompa elektrik, dan pompa manual. Cara menyimpannya yaitu dikulkas selama 24 jam dan difreezer selama 3 bulan. Suhu ASI harus sama dengan suhu tubuh pada bayi, dengan cara menaruh beberapa tetes dipergelangan tangan atau dipunggung tangan untuk mengujinya (Heather Welford, 2008). ASI segar yang baru diperah dan disimpan di freezer dengan suhu 15 derajat celcius bertahan dua minggu. Kalau diletakkan di freezer lemari es dua pintu, bersuhu 18 derajat celcius bisa bertahan 3-6 bulan.
9 54 Sedangkan jika diletakkan di lemari es khusus freezer ASI mampu bertahan 6-12 bulan (Eni Kartikawati, 2013). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya pola menyusui seorang ibu. Dengan pengetahuan yang baik maka dapat meningkatkan pemberian ASI Eksklusif. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan bersifat langgeng. Pengetahuan sangat penting perananya dalam memberikan wawasan terhadap terbentuknya sikap dan diikuti dengan tindakan dalam hal pelaksanaan pola menyusui ASI secara Eksklusif. Ibu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup diharapkan dapat memiliki sikap yang positif terhadap pemberian ASI Eksklusif sehingga akan menimbulkan pola Ibu menyusui secara Eksklusif (Baskoro, 2008) Gambaran Pola Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo Berdasarkan tabel 4.5, distribusi responden berdasarkan pola menyusui di wilayah kerja puskesmas tamalate kota gorontalo, dari 144 ibu (responden) ditemukan bahwa sebagian besar ibu (62,5%) menyusui secara parsial yaitu menyusui bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi berumur enam bulan, baik secara continue (terus-menerus) maupun diberikan sebagai prelakteal, dibandingkan menyusui secara Eksklusif. Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, terdapat beberapa faktor lainnya seperti : a) Ibu merasa bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi, b) Ibu malas untuk menyusui karena sulitnya ASI
10 55 untuk keluar (ASI tidak lancar), c) Kesibukan ibu, d) Bayi enggan menyusui, dan e) Kurangnya dorongan ataupun dukungan dari suami dan keluarga terdekat, akibatnya para ibu lebih sering memberikan susu botol dari pada menyusui, bahkan sering juga bayi yang baru berusia 1 bulan sudah diberikan pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI, hal ini berdampak negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak berdampak positif untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi (Munuaba, 2000). Pemberian ASI Eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan, merupakan suatu misi primer dalam program kesehatan masyarakat sedunia yang direkomendasikan Oleh World Health Organization (WHO). Menurut WHO ASI Eksklusif berarti pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan yang lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan, bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI Eksklusif (WHO, 2004). Dampak pemberian ASI membuat bayi jauh lebih sehat, kekebalan yang tinggi, kecerdasan emosional dan spriritual lebih baik. IQ pun bisa lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang ketika bayi tidak diberikan ASI Eksklusif (Markum, 2006). Peran ibu sebagai pelaku utama, namun bukan pelaku tunggal yang bertanggung jawab atas keberhasilan pola menyusui ASI secara Eksklusif, tetapi hal ini akan menjadi ringan bahkan menjadi kebahagian yang tidak ternilai harganya saat mampu memberikan setiap tetesan demi tetesan air susunya dihisap oleh sang bayi dan mengalir dalam darah yang menjadi sumber kehidupan sebagai anugrah dari Sang Maha Pencipta. Tetapi hal ini belum disadari dan dipahami betul oleh setiap ibu, yang pada akhirnya kebanyakan ibu lebih dominan
11 56 memberikan susu formula (MP-ASI) untuk membantu kebutuhan nutrisi bayi mereka. Inilah yang menyebabkan pemberian ASI Eksklusif di setiap negara, terutama indonesia belum mencapai target yang telah ditetapkan bahkan sampai saat ini, yaitu 80%. Penelitian Fikawati, Syafiq (2003) dan Nelvi (2004), menemukan bahwa kegagalan pelaksanaan ASI Eksklusif telah dimulai sejak 3 hari pertama kelahiran yaitu lebih dari 80% responden tidak memberikan ASI Eksklusif, dan telah memberikan makanan/minuman selain ASI. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2001), di Jawa Tengah dan Jawa Barat menunjukkan bahwa 77% responden memberikan makanan prelakteal kepada bayi mereka sejak lahir. Hasil penelitian Megawati (2002), memperlihatkan bahwa pemberian makanan/minuman selain ASI di wilayah Kerja Puskesmas Bogor Selatan cukup tinggi yaitu sebesar 72,5%. Melihat berbagai problematika diatas terkait ASI, maka diperlukan dukungan dan keterlibatan keluarga terutama suami dalam memberikan informasi mengenai ASI Eksklusif kepada ibu dalam mewujudkan pola menyusui ibu secara Eksklusif. Dan peran petugas kesehatan merupakan salah satu faktor penentu terhadap pembentukan pola menyusui ibu secara eksklusif. Dengan adanya dorongan dari semua pihak, maka pemberian pola menyusui secara Eksklusif dapat tercapai.
12 Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan Pola Menyusui. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif yaitu apa saja yang diketahui oleh responden tentang ASI Eksklusif itu sendiri. Adapun yang harus diketahui oleh responden mengenai ASI yaitu : a) Pengertian ASI Esklusif, b) Kandungan ASI, c) Manfaat ASI, d) Produksi ASI, dan e) Keunggulan ASI, yang mampu menunjang pola menyusui ibu secara Eksklusif. Dari hasil penelitian dan analisis, terlihat bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan pola menyusui hal ini disebabkan dari (75%) ibu yang memiliki pengetahuan baik, mereka lebih cenderung menyusui secara Eksklusif dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang hanya sejumlah (25%). Kemudian pada pola menyusui predominan juga dapat dilihat bahwa ibu yang berpengetahuan baik, lebih memilih untuk menyusui secara predominan yaitu sejumlah (70%), dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang hanya sejumlah (30%). Sedangkan pada pola menyusui secara parsial, menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik ada sejumlah (44%) dan ibu yang berpengetahuan kurang sejumlah (56%). Pola menyusui secara parsial diwilayah kerja Puskesmas Tamalate lebih dominan dibandingkan menggunakan ASI Ekslusif, salah satu faktornya yaitu kurangnya pengetahuan ibu terutama terkait kandungan dan keunggulan ASI Eksklusif itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu dan kurangnya partipasi ibu dan tenaga kesehatan dalam mensosialisasikan ASI Eksklusif secara maksimal. Namun pada kenyataan berbalik ditemukan juga
13 58 terdapat ibu yang berpengetahuan baik, tetapi pola menyusui mereka masih secara predominan dan parsial, hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu a) Ibu merasa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi, b) Ibu malas untuk menyusui karena sulitnya ASI untuk keluar, c) Kesibukan ibu, d) Bayi enggan menyusui, dan e) Kurangnya dorongan ataupun dukungan dari suami dan keluarga terdekat. Secara teoritis diketahui bahwa tingkat pengetahuan mempunyai konstribusi yang besar dalam merubah perilaku seseorang untuk berbuat sesuatu. Pengetahuan yang cukup tentang ASI Eksklusif akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan menyusui secara Eksklusif. Tingkat pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya pola menyusui seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan bersifat langgeng. Pengetahuan sangat penting perananya dalam memberikan wawasan terhadap terbentuknya sikap dan diikuti dengan tindakan dalam hal pelaksanaan pemberian ASI. Ibu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup diharapkan dapat memiliki sikap yang positif terhadap pemberian ASI Eksklusif sehingga akan menimbulkan pola ibu menyusui secara Eksklusif (Baskoro, 2008). Namun hal ini tidak menjamin bahwa ibu yang berpengetahuan baik akan memberikan stimulus yang baik terhadap apa yang diketahuinya. Karena seseorang itu untuk melakukan sesuatu tidak cukup hanya mengetahui, tetapi harus memahami dan memiliki kesadaran agar apa yang diketahuinya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya terutama pada pemberian ASI secara Eksklusif.
14 59 Menyikapi hal ini, kiranya perlu ditingkatkan lagi usaha sosialisasi kesehatan di wilayah Puskesmas Tamalate terutama mengenai pentingnya pola menyusui secara Eksklusif pada bayi 0-6 bulan kepada ibu-ibu, guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan hal ini. Peran kader kesehatan di posyandu serta tokok-tokoh masyarakat juga perlu dioptimalkan dalam proses penyuluhan pemberian ASI Eksklusif ini karena kader kesehatan dan tokoh-tokoh masyarakat merupakan personal yang paling dekat dengan masyarakat sehingga diharapkan ibu-ibu dapat lebih paham dan mengerti tentang urgensi menyusui secara Eksklusif, dibandingkan dengan menyusui secara predominan dan parsial.
BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki komposisi gizi yang paling lengkap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Air susu ibu diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya, dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- Baqoroh ayat 233 mengatakan: para ibu hendaklah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi anak merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada anak merupakan cara terbaik untuk meningkatkan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman 2004). Seperti halnya ketika bayi didalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Susmita Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK ASI eksklusif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan balita, dengan demikian kesehatan anak sangat tergantung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa bayi antara usia 6 24 bulan merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena itu, masa ini merupakan kesempatan yang baik bagi orang tua untuk
Lebih terperinciABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Pada Bayi Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Kusmiyati, 1, Syuul Adam 2, Sandra Pakaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alamiah yang terbaik bagi bayi. Hal ini dikarenakan ASI mengandung energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 26 kematian per 1.000 kelahiran
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN 3 Anis Syafaat Nurmaya Dewi ABSTRAK Kebanyakan wanita di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG Ferawati 1), Anggorowati 2) 1 PSIK, STIKES Widya Husada 2 Jurusan Keperawatan FK, UNDIP email: aangham@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui merupakan proses fisiologis, tidak ada hal yang lebih bernilai dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas sejak awal kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2013 belum dapat memenuhi target Millenium Depelopment Goals (MDGs) 2015. Dimana angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penyediaan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi pada awal kehidupan. ASI mengandung semua zat gizi (nutrient) yang dibutuhkan untuk membangun dan penyediaan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung seperangkat zat perlindungan
Lebih terperinciOleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif korelasi melelui metode pendekatan Cross
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan masalah nasional yang perlu mendapat proiritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada
Lebih terperinciGASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak
PERBEDAAN STATUS EKONOMI DAN DUKUNGAN SUAMI ANTARA KELOMPOK IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS WONOGIRI II Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR
HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR Istiqamah 1, Sitti Khadijah 2, Nurul Maulida 2 1 Prodi DIV Bidan
Lebih terperinciMP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan
PENDAHULUAN Secara nasional cakupan ASI untuk bayi sampai umur 6 bulan mengalami fluktuasi, yaitu 24,3% pada tahun 2008, kemudian meningkat pada MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI belum keluar dan alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi patut menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Bayi usia 0-6
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan hadiah pertama untuk bayi baru lahir dikehidupannya. Untuk bayi baru lahir, ASI adalah makanan utama dan terbaik yang bersifat alamiah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita yang pertama kali melahirkan menandai dimulainya suatu transisi. Wanita mengalami sejumlah perubahan baik fisik, psikologis dan sosial dalam masa transisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angka kematian neonatal yang mencapai 40% dari angka kematian anak umur bawah lima tahun (balita) belum dapat diturunkan. Diperkirakan 4 juta bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi terbaik dan paling ideal dengan komposisi yang seimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri, melainkan
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado
Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Nurma Hi. Mabud 1, Jenny Mandang 2, Telly Mamuaya 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizi.mp-asi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian ASI (Air Susu Ibu ) adalah suatu cara pemberian makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan emosional yang unik bagi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan United Nation Childrens Fund (UNICEF), telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia mencapai 4 atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi merupakan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan WHO, 2009). Pemberian ASI Ekslusif harus terinisiasi dini ASI saja dengan 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI (Air Susu Ibu) merupakan anugerah Tuhan kepada manusia yang tidak dapat digantikan oleh air susu dari hewan, susu olahan tumbuhan, maupun susu olahan pabrik (susu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi
Lebih terperinciPERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN
PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Desilestia Dwi Salmarini¹, Elvine Ivana Kabuhung², Reni Ovilla Yulianti 1 1 Akademi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI sangat dianjurkan pada bayi sampai usia 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai usia 2 tahun karena ASI akan memberikan sejumlah zatzat gizi yang berguna untuk pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Desak Made Intan Kumala Ratih*Budi Artini** STIKES William Booth Surabaya ABSTRAK MPASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asupan nutrisi bagi bayi yang paling penting adalah air susu ibu (ASI). Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari waktu kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah masa dimana pada saat itu seorang
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON Nurce Arifiati STIKES Faletehan Serang Banten Jl. Raya Cilegon Km. 06 Pelamunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di dunia masih rendah. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2012 hanya 39% bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 1 ASI diciptakan oleh Tuhan khusus untuk bayi dan tidak dapat dibuat tiruannya oleh manusia.
Lebih terperinciPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BEKERJA DI POSYANDU MELATI SEMPU BUMIREJO LENDAH KULON PROGO KARYA TULIS ILMIAH
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BEKERJA DI POSYANDU MELATI SEMPU BUMIREJO LENDAH KULON PROGO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program
Lebih terperinciMENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016
MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Lebih terperinciLampiran Universitas Sumatera Utara
101 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR SOSIAL BUDAYA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAYA PANCUR BATU I. Faktor Sosial Budaya Data Demografi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu 2.1.1 Definisi ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu mengalami
Lebih terperinciNisa khoiriah INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN
PENELITIAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Alfan F.W*, Titi Astuti**, Merah Bangsawan** ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada
Lebih terperinciKONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina
KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti 1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkan karena kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat, ketidaktahuan tentang cara pemberian
Lebih terperinciPuskesmas Bilalang Kota Kotamobagu
Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu Indriyati Mantang 1, Maria Rantung 2, FreikeLumy 3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Polekkes Kemenkes Manado
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk menyusui. Payudara bereaksi terhadap hormon
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Lampiran 1 1 Lampiran 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Alamat : Setelah mendapatkan penjelasan dan memahami sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah cara yang paling efektif dan murah untuk menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di bawah enam bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah bayi dan balita merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus mendapat perhatian, karena akan sangat menentukan dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FORMULIR PERMOHONAN MENJADI PENELITIAN
LAMPIRAN 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA FORMULIR PERMOHONAN MENJADI PENELITIAN Saya yang bernama Rizkiariati Widya Sari adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) merupakan salah satu hak azasi bayi yang harus di penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan makanan terbaik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pakualaman Kota yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04 Purwokinanti
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1
HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Izasah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinci2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi selama enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan makanan atau cairan lain, kecuali vitamin, mineral,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) Denie Septina A, Dwi Anita A & Titik Anggraeni Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word Health Organization (WHO) merekomendasikan agar Air Susu Ibu (ASI) eksklusif diberikan pada bayi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang meliputi seluruh aspek kehidupan dari berbangsa dan bernegara. Manusia sebagai modal dari pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia 6-24 bulan guna memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan menempati kisaran ke dua sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk
Lebih terperinciPENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.
Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU BAKALAN KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2.
Lebih terperinciKata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Widya Arizki 1, Dwi Rahmawati 2, Dede Mahdiyah 1 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Biawu merupakan salah satu dari 20 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kota Selatan, yang letaknya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 BULAN DI KELURAHAN DURIAN KECAMATAN BAJENIS I. Identitas Responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air susu ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan degan segala kelebihannya. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan
Lebih terperinciJURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERAH MEGE KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI Eksklusif dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimilki oleh para ibu mengenai segala nilai
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015
KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 Identitas Responden No. Responden : Nama Responden : Alamat Responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan perlu mendapatkan perhatian, diantaranya mengenai kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan visi Departemen Kesehatan (Depkes) menuju Indonesia sehat 2014, segala aspek kehidupan manusia Indonesia yang berpengaruh terhadap kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinci