BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dipandang sebagai variabel terpenting yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan umat manusia. Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan kualitas sumber daya manusia juga menjadi lebih baik, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri (Wahidmurni, 2010:15). Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, ke-pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Oleh karena itu, bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan dan prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai seseorang yang menempati posisi strategis dalam pengembang Sumber Daya Manusia (SDM), dituntut untuk mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru 1
dalam dunia pendidikan. Terutama dalam menanamkan sebuah konsep tentang lingkungan sosial melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah. Naskah KTSP menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Somantri (dalam Sapriya, 2009:11) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Trianto (2007:128) mengemukakan bahwa tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimbangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS tersebut dapat terealisasikan apabila pengembangan potensi siswa dapat diberdayakan dengan baik. Suatu bentuk pengembangan potensi siswa yang dapat diberdayakan adalah dengan merencanakan, melaksanakan, menilai dan mengawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Pada kenyataannya di sekolah sekolah yang berada dipedesaan. Guru pada umumnya belum bisa mengemas pembelajaran IPS menjadi pelajaran yang menyenangkan, pembelajaran masih monoton yakni duduk, dengar, dan diam. Tidak ada metode inovatif yang digunakan. Siswa menjadi cepat merasa bosan 2
dan bersifat pasif, pembelajaran IPS terkesan hanya pelajaran mendengar dan menghafal saja. Inilah yang menjadi salah satu alasan peneliti memilih SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar menjadi obyek penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru kelas IV SDN Ngaringan 05 diketahui bahwa siswa mengalami banyak permasalahan terhadap pembelajaran IPS. Hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu 64% atau sebanyak 14 siswa nilainya belum mencapai KKM sedangkan 36% atau sebanyak 8 siswa nilainya sudah mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70. Akar permasalahan ini berawal dari: (1) guru lebih sering menggunakan metode ceramah atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum, (2) kurangnya pemanfaatan sumber dan media pembelajaran. Siswa hanya mendengar, sehingga menjadi kurang kreatif dalam mengembangkan ide idenya, (3) suasana belajar kurang menyenangkan, terlihat siswa tegang dan malas mengikuti pelajaran. Permasalahan yang terjadi di SDN Ngaringan 05 ini, perlu segera di atasi dan ditemukan cara pemecahan masalahnya. Mengatasi masalah rendahnya hasil belajar IPS maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang lebih inovatif dan menyenangkan yaitu model pembelajaran Mind Mapping. Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah salah satu cara terbaik untuk memecah informasi menjadi pemikiran lebih kecil agar otak bisa dengan mudah mengingatnya (Porter, 2009:35). Dengan model pembelajaran tersebut, informasi materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan 3
bantuan catatan dengan cabang-cabang kata. Siswa berfikir dan mengemukakan ide kreatif melalui bahasa gambar, diagram, kode, simbol, dan grafik sesuai dengan kreatifitas masing-masing siswa. Mind Mapping merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Mind Mapping Materi Sumber Daya Alam Kelas Iv Sdn Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. 1.2 Fokus Masalah Permasalahan yang ada dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN Ngaringan 05 adalah hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu 64% atau sebanyak 14 siswa nilainya belum mencapai KKM sedangkan 36% atau sebanyak 8 siswa nilainya sudah mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah yaitu 70. Akar permasalahan ini berawal dari: (1) guru lebih sering menggunakan metode ceramah atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. (2) kurangnya pemanfaatan sumber dan media pembelajaran. Siswa hanya mendengar, sehingga menjadi kurang kreatif dalam mengembangkan ide idenya, (3) suasana belajar kurang menyenangkan, terlihat siswa tegang dan malas mengikuti pelajaran. Untuk itu pembelajaran yang masih bersifat konvensional harus segera diubah dengan model pembelajaran inovatif dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran inovatif dan menyenangkan adalah model pembelajaran Mind 4
Mapping. Mind Mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik untuk menghasilkan ide idenya, mencatat apa yang akan di pelajari maupun yang sesudah dipelajari menjadi pemikiran yang lebih kecil agar otak dengan mudah mengingatnya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penerapan model Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar? 2. Bagaimana hasil penerapan model Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan proses penerapan model Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan model Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. 5
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis yaitu penelitian ini dapat menumbuh kembangkan pembelajaran IPS dan meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran Mind Mapping. Manfaat penelitian secara praktis dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Guru SDN Ngaringan 05 a. Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru kepada guru tentang model pembelajaran serta cara yang dilakukan untuk lebih meningkatkan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran Mind Mapping. b. Memberikan inovasi tentang pembelajaran mind mapping di sekolah sehingga penyampaian materi pembelajaran di sekolah menjadi mudah. c. Meningkatkan kreatifitas dan profesionalisme guru dalam merancang pembelajaran inovatif yang menarik dan menyenangkan. 2. Bagi Siswa SDN Ngaringan 05 a. Hasil belajar siswa berkembang lebih maksimal. b. Meningkatnya keterampilan berfikir siswa dalam memahami dan menerapkan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Peneliti Dengan melakukan penelitian di sekolah secara langsung diharapkan peneliti mendapatkan manfaat sebagai berikut: 6
a. Peneliti dapat menemukan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran serta mencari alternatif pemecahannya dengan menggunakan model Mind Mapping. b. Peneliti dapat menerapkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam situasi dan kondisi yang nyata di sekolah. c. Peneliti mendapat pengalaman dan wawasan tentang penerapan model Mind Mapping dalam kegiatan pembelajaran nyata di sekolah. d. Peneliti dapat mengetahui secara lebih jelas pelaksanaan pembelajaran IPS Kelas IV di SDN Ngaringan 05 Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. 4. Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah penelitian ini akan memberikan informasi tentang perkembangan model pembelajaran Mind Mapping guna meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidkkan di SDN Ngaringan 05, khususnya mata pelajaran IPS. 1.6 Batasan Istilah 1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar dalam waktu tertentu sesuai dengan tujuan pengajaran, yang dilihat dari alat ukur tes (tes subjektif) dan non tes (penilaian skala). Penilaian ini akan diketahui melalui tes akhir siklus 1 sampai tes akhir siklus berhasil. 2. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB yang mengkaji 7
seperangkat peritiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. 3. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang melukiskan cara kerja atau prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu serta memberi petunjuk kepada guru di kelas. 4. Mind Mapping atau Peta pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik untuk menghasilkan ide idenya, mencatat apa yang akan di pelajari maupun yang sesudah dipelajari menjadi pemikiran yang lebih kecil agar otak dengan mudah mengingatnya. 5. Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam berupa benda mati atau makhluk hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. 8