BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Farmasi UGM diperoleh bahwa sampel yang digunakan adalah daun sirsak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB 5 HASIL PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN BIOAUTOGRAFI FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Cucurbita moschata Duch Poir) yang diperoleh dari Salatiga, Jawa Tengah.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun J. curcas (Jatropha curcas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang didapatkan dari 20 kg buah naga merah utuh adalah sebanyak 7 kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBAKAU

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

Lampiran 3. Identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder dari miselium dan filtrat kultur empat isolat L. edodes

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. negatif Escherichia coli ATCC 25922, bakteri gram positif Staphylococcus aureus

Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata Linn)

Transkripsi:

24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel Daun Sirsak yang dilakukan di Laboratorium Farmasi UGM diperoleh bahwa sampel yang digunakan adalah daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan hasil determinasi seperti yang tertera pada lampiran 1. 2. Penyiapan Bahan Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) yang digunakan pada penelitian ini diambil dari desa Karangrejek, Karang Tengah, Imogiri, Bantul, DIY pada bulan Januari 2017. Penyiapan bahan 2 kg daun sirsak yang disortir, dikeringkan dengan sinar matahari yang ditutup kain hitam selama 3-4 hari. Simplisia kering sebanyak 527 gram kemudian diblender untuk meningkatkan luas permukaan Sehingga diperoleh hasil serbuk halus 278 gram. Serbuk yang dihasilkan berwarna hijau kecoklatan. 3. Ekstraksi Proses ekstraksi daun sirsak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Serbuk daun sirsak diekstrak sebanyak 0.278 kg : 2.78 L etanol 70% (1:10). Suhu yang digunakan adalah suhu ruangan tanpa terpapar cahaya matahari langsung dengan waktu maserasi selama 5 x 24 jam dan remaserasi 2x 24 jam. Setelah proses maserasi ekstrak etanol daun sirsak disaring dengan menggunakan kertas Whatman no 1 dan di dapat hasil 1,2 L ekstrak etanol daun sirsak. 23

24 Selanjutnya dilakukan evaporasi yang bertujuan untuk memisahkan pelarut dari ekstraknya dan didapat ekstrak kental sebanyak 34,2 gram. Ekstrak yang dihasilkan dari daun sirsak beraroma daun sirsak dan berwarna hitam kecoklatan. Tabel 4.1 Hasil karakteristik ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn.) Karakteristik Ekstrak Hasil Rendemen 12,30% Organoleptik Warna Hitam kecoklatan Bentuk Kental dan pekat Bau Khas daun sirsak Perhitungan rendemen Serbuk daun sirsak 278 kg, diekstraksi dengan menggunakan etanol 70%. Hasil penguapan pelarut diperoleh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn.) 34,2 g. Rendemen = 34.2 x 100% = 12,30% 278 4. Analisis Kandungan Kimia dengan Metode KLT Pada penelitian ini dilakukan pengujian kandungan kimia daun sirsak menggunakan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) untuk memastikan adanya kandungan senyawa kimia yang berguna sebagai antibakteri. Pelarut pengembang (fase gerak) yang digunakan untuk flavonoid, terpenoid dan alkaloid adalah N- Hexane : Etil Asetat (4:1) dan untuk fase diam digunakan silika GF254. Totolan pada plat silika menggunakan pipa kapiler. Untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid digunakan semprot sitroborat.untuk mengidentifikasi senyawa

25 terpenoid digunakan semprot vanillin sulfat. Untuk mengidentifikasi senyawa polifenol digunakan semprot FeCl3. Bercak yang dihasilkan pada KLT lalu dideteksi dengan sinar tampak, UV254, dan UV366. Bercak pada lempeng KLT agar terlihat jelas dan senyawa yang terkandung dapat ditentukan dengan jelas maka digunakan beberapa larutan semprot (Depkes.R.I., 1979). Pada pengujian ini diperoleh bahwa senyawa yang ada pada daun sirsak (Annona muricata Linn) adalah seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Golongan senyawa Hasil Flavonoid Ada (+) Terpenoid Ada (+) Polifenol Ada (+) Tabel 4.3 Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kandungan RF kimia Sinar tampak UV 366 UV 254 nm Ket Tambah Tambah Tambah Flavonoid 0.17 - kuning pemadaman - - kunng + Terpenoid 0.57 - Biru keunguan pemadaman - - biru + Polifenol 0.28 kelabu Hijau kehitaman pemadaman - kelabu biru +

26 Tabel 4.4 Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Flavonoid Kandungan RF kimia Sinar tampak UV 366 UV 254 nm Ket Pereaksi Sitroborat Pereaksi Sitroborat Pereaksi Sitrobor at Flavonoid 0.17 - kuning pemadaman - - kunng + Tabel 4.5 Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Terpenoid Kandungan kimia RF Sinar tampak UV 366 UV 254 nm Pereaksi Pereaksi Pereaksi Ket Vanilin Vanilin Vanilin Terpenoid 0.57 - Biru keunguan pemadaman - - biru + Tabel 4.6 Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Polifenol Kandungan RF kimia Polifenol 0.28 Sinar tampak UV 366 UV 254 nm Pereaksi Pereaksi Pereaksi FeCl 3 FeCl 3 FeCl 3 kelabu Hijau Kehitaman pemadaman - kelabu biru Ket + Perhitungan Rf Flavonoid Rf = jaraktempukomponen jaraktempuheluen = 1.3 cm 7 cm = 0,17 Perhitungan Rf polifenol Rf = jaraktempukomponen jaraktempuheluen = 2 cm 7 cm = 0,28

27 Perhitungan Rf Terpenoid Rf = jaraktempukomponen jaraktempuheluen = 4 cm 7 cm = 0.57 5. Pengujian Aktifitas Antibakteri Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dilakukan dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak yaitu, 12,5%, 25%, 50% dan 75%. Sebelumnya ekstrak ditambahkan DMSO. Variasi konsentrasi dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Metode yang digunakan untuk pengujian adalah metode dilusi cair dilanjutkan dengan pengolesan pada media agar. Hasil aktivitas antibakteri dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Kadar Bunuh Minimum Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn. Bakteri uji Konsentrasi KBM Rata-Rata KBM ekstrak Daun Sirsak (%) Shigella dysentriae 1 2 3 12,5 + + + + 25 + + + + 50 + + + + 75 - - - - Ciprofloxasin (+) - - - - DMSO (-) + + + + keterangan : (+) Adanya pertumbuhan bakteri ( ) Tidak adanya pertumbuhan bakteri

28 B. Pembahasan Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan.salah satu tanaman obat yang ada di Indonesia adalah Sirsak (Annona muricata L.). Sirsak merupakan tumbuhan dengan berbagai macam manfaat bagi kesehatan baik daging buah, daun maupun bijinya memiliki kandungan kimia yang bermanfaat untuk pengobatan, antara lain sebagai antibakteri, antivirus, antioksidan, antijamur, antiparasit, antihipertensi, antistres, dan menyehatkan sistem saraf. Daun sirsak mengandung bahan aktif, seperti saponin, acetogenin, alkaloid, flavonoid, dan polifenol (Yulianti, 2011) Daun sirsak (Annona muricata Linn) yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirsak yang diperoleh dari desa Karangrejek, Karang Tengah, Imogiri, Bantul, DIY. Determinasi tanaman dilakukan untuk menetapkan kebenaran sampel yang akan diuji. Berdasarkan hasil uji determinasi tanaman, diperoleh informasi bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirsak (Annona muricata Linn.). Untuk melakukan proses ekstraksi, daun sirsak terlebih dahulu disortir untuk memisahkan daun yang tidak bagus. Daun sirsak kemudian dikeringkan untuk menghilangkan kadar air pada sampel tumbuhan agar kandungan senyawa yang diduga sebagai antibakteri tidak rusak oleh reaksi enzimatik dan juga mencegah terjadinya proses pembusukan selama proses penyimpanan (Katmo, 2008). Setelah kering simplisia dihaluskan hingga menjadi serbuk.

29 Penyerbukan bertujuan untuk memperluas permukaan agar mudah menarik senyawa kimia yang terkandung, sehingga kontak antara pelarut dan sampel lebih efektif dan senyawa dapat terdesak dengan optimal. Proses pembuatan serbuk simplisia harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat mempengaruhi kualitas (Depkes RI, 2000). Maserasi dilakukan selama 5 hari dan dilanjutkan 2 hari remaserasi. Proses maserasi dengan pengulangan (remaserasi) lebih efektif dibandingkan maserasi tunggal dikarenakan ada kemungkinan senyawa aktif dalam sampel masih tertinggal dari proses maserasi yang pertama sehingga hasil ekstraksi yang diperoleh lebih optimal. Menurut Ditjen POM (2000) menyatakan bahwa proses ekstraksi suatu tanaman harus dilakukan secara berulang agar bisa mendapatkan kadar zat aktif yang maksimal sehingga dapat dicapai potensi terapi yang maksimal. Proses ekstraksi dilakukan dengan 278 gram serbuk simplisia dengan 2,78 liter pelarut etanol 70% (1:10 b/v). Menurut Voigh (1995) menyatakan bahwa semakin besar perbandingan antara serbuk simplisia dengan cairan pengekstraksi, maka akan semakin banyak hasil yang diperoleh dari proses maserasi tersebut. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan secara periodik yang dimaksudkan untuk memberi kemudahan pelarut untuk melarutkan senyawa yang terdapat dalam sel tanaman (Baraja, 2008). Kelebihan dari metode maserasi adalah sederhana, relatif murah, tidak memerlukan peralatan yang rumit, terjadi kontak antara sampel dan pelarut yang

30 cukup lama dan dapat menghindari kerusakan komponen senyawa yang tidak tahan panas. Kekurangan dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baik senyawa yang akan diisolasi dan harus mempunyai titik didih yang tinggi pula sehingga tidak mudah menguap (Voight, 1995). Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa kimia menggunakan kromatografi lapis tipis. Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan sederhana. Analisis kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak daun sirsak dilakukan dengan menggunakan fase diam GF254 dan fase gerak menggunakan campuran n-heksan dan etilasetat (4:1). Campuran antara n-heksan dan etilasetat digunakan karena memberikan pemisahan yang baik (Heble dkk., 1968; Kaul, 1968). Senyawa golongan alkaloid, steroid/terpenoid, flavonoid, dan polifenol diperkirakan akan terikat pada pelarut etilasetat yang bersifat semipolar atau pelarut n-heksan yang bersifat nonpolar (Harborne, 1984). Pada penelitian ini diperoleh senyawa kimia flavonoid, terpenoid dan polifenol. Untuk mendeteksi senyawa dilakukan dengan metode penyemprotan. Penyemprotan dilakukan untuk mempermudah identifikasi bercak KLT. Pengujian KLT untuk flavonoid ini disertai dengan penyemprotan menggunakan sitroborat. Sebelum penyemprotan masih belum terlihat adanya bercak pada plat KLT, setelah penyemprotan terlihat bercak yang berwarna kuning dengan pengamatan sinar tampak dan UV254, dan pemadaman dengan pengamatan pada UV366. Harga Rf untuk flavonoid adalah 0.17.

31 Reaksi perubahan warna pada flavonoid disebabkan sitroborat yang memiliki komponen utama H3BO3 yang dapat membentuk kompleks khelat dengan gugus ortho dihidroksi dan ortho hidroksi karbonil pada flavonoid. Uji terpenoid, ini disertai dengan penyemprotan menggunakan Vanilin sulfat. Sebelum dan setelah dilakukan penyemprotan, tidak ada menunjukkan perubahan, namun setelah dipanaskan, bercak menjadi terlihat dengan menampakkan perubahan warna menjadi biru keunguan atau coklat keunguan. Menurut Wagner (1984) senyawa terpenoid dapat dideteksi dengan vanilin asam sulfat dengan mekanisme terbentuk senyawa yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Ikatan rangkap dua pada struktur kimia terpenoid memiliki spektrum serapan pada sinar ultraviolet dan sinar visibel, sehingga deteksi di daerah cahaya tampak terlihat berwarna violet (Wagner, 1984). Harga Rf untuk terpenoid adalah 0.57. Pengujian KLT untuk polifenol ini disertai dengan penyemprotan menggunakan FeCl3. Suatu senyawa fenolik apabila disemprot dengan FeCl3 akan memberikan warna hijau, merah ungu, biru atau hitam (Harborne,1987). Harga Rf untuk polifenol adalah 0.28 (Siswandono, 1995 dalam Rohadi, 2016). Reaksi perubahan warna pada polifenol ini terjadi akibat terbentuknya kompleks ion Fe 3+ dengan gugus OH dari senyawa fenol. Uji aktifitas antibakteri ekstrak etanol daun sirsak digunakan beberapa konsentrasi yaitu ( 12,5%, 25%, 50%, 75%,). Untuk KBM (Kadar Bunuh Minimum) diperoleh bahwa ekstrak daun sirsak (Annona muricatalinn.) dapat membunuh pertumbuhan bakteri Shigela dysentriae yaitu pada kadar 75%..

32 Terbunuhnya bakteri dapat dilihat melalui perbandingan antara kontrol positif (Ciprofloxacin) yaitu dengan tidak tumbuhnya bakteri Shigella dysentriae pada media agar sehingga media agar menunjukkan zona tetap jernih tanpa tumbuhnya bakteri. Hal ini ditunjukan pada Tabel 4.7 dengan tidak terbentuknya pertumbuhan bakteri pada media agar setelah dioles kadar ekstrak pada dilusi cair. Untuk KHM (Kadar Hambat Minimum) pada pengujian kali ini didapatkan pada kadar 50% yang ditunjukkan dengan pengurangan pertumbuhan pada media agar TSA. Terhambatnya pertumbuhan bakteri ini dapat dilihat pada kadar 50% pada lampiran gambar yang dibandingkan dengan kontrol negatif (DMSO) yaitu pengurangan pertumbuhan pada adar 50%. Kontrol positif pada penelitian ini digunakan Ciprofloxacin. Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan Quinolon yang memliki spektrum luas yaitu mampu membunuh bakteri (bakterisid) gram positif dan gram negatif. Ciprofloxacin ini bekerja yaitu menghambat DNA gyrase bakteri. Pemilihan Ciprofloxacin sebagai kontrol positif disebabkan Ciprofloxacin ini merupakan lini pertama untuk disentri oleh Shigella dysentriae sehingga untuk mengetahui apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) memiliki potensi yang sama dengan ciprofloxacin. Pemilihan DMSO sebagai kontrol negatif disebabkan DMSO memiliki kelarutan yang sempurna dengan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa daun sirsak (Annona muricata Linn.) mengandung beberapa senyawa antibakteri seperti flavonoid, Terpenoid dan polifenol. Hal tersebut sesui dengan literatur yang dijadikan acuan (Naufalin, (2010) dan Hakim (2009)).

33 Flavonoid diduga memiliki efek sebagai antibakteri. Flavonoid berfungsi sebagai bakteriostatik dan mekanisme kerjanya mendenaturasi protein sel bakteri dan dapat merusak membran sitoplasma. Senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma yang dapat menyebabkan bocornya metabolit penting dan menginaktifkan sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan nukleotida dan asam amino merembes keluar dan mencegah masuknya bahan-bahan aktif kedalam sel, keadaan ini dapat menyebabkan kematian bakteri (Prajitno, 2007). Mekanisme terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya porin yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa akan mengurangi permeabilitas dinding sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Cowan, 1999 dalam Kusworo, 2012). Polifenol merupakan senyawa fenol, turunan fenol bekerja sebagai antiseptik dan disinfektan dengan cara denaturasi dan koagulasi protein sel bakteri. Pada konsentrasi rendah terbentuk kompleks protein-fenol dengan ikatan lemah, diikuti penetrasi fenol kedalam sel dan menyebabkan denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein sel sehingga membran sel mengalami lisis. Turunan fenol juga dapat mengubah permeabilitas membran sel, dapat menimbulkan kebocoran sel sehingga bakteri mengalami kematian.