BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia bercita -cita ingin menjadi makhluk yang cerdas.

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SAINS PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH REKSONITEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai

PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BERUK 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Peningkatan kualitas SDM, jauh lebih mendesak untuk segera

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan sebagai pengubahan sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangatmenentukan bagi perkembangan dan perwujudan diriindividu, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pemberian keterampilan dari berbagai unsur kecerdasan di mulai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

I. PENDAHULUAN. usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun (Santoso, dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari pada manusia yang tidak berpendidikan. dan karsa. Hal itu tidak akan lepas selama manusia ini masih ingin untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK 03 SEPANJANG TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan pemberian. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang aktif dan sangat imajinatif serta

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia bercita -cita ingin menjadi makhluk yang cerdas. Kecerdasan manusia bisa diukur dengan test IQ serta dapat dilihat dari sikap dan cara manusia dalam menghadapi serta menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi dengan cara yang cepat dan tepat. Kecerdasan juga dapat dilihat berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuannya dalam melakukan tindakan dan kemampuan mengubah arah tindakan apabila dip erlukan. Seiring perkembangan dan kemajuan zaman dalam bidang informasi dan teknologi yang berkembang pesat, manusia berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai kemampuannnya untuk lebih cerdas, kreatif, kritis serta inovatif agar mampu mengimbangi serta mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman. Kecerdasan manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Manusia lahir ke dunia dibekali oleh Tuhan dengan berbagai potensi, salah satu potensi tersebut adalah kecerdasan. Kecerdasan yang dikembangkan secara optimal mampu memberikan manfaat dan pengaruh terhadap manusia serta makhluk lainnya. Hal tersebut sesuai dengan tugas utama manusia hidup sebagai khalifah di bumi. Kecerdasan menurut Gardner (dalam Musfiroh, 2008: 36) adalah potensi biopsikologi. Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau produk yang dibuat dalam satu atau beberapa budaya. 1

2 Menurut Surya (2010: 1) Kecerdasan telah ada dan mengakar dalam syaraf manusia, terutama otak yang merupakan pusat seluruh aktivitas manusia. Otak merupakan pusat suatu kecerdasan, banyak para peneliti menaruh perhatiannya pada konsep kecerdasan, diketahui bahwa dalam struktur otak terdapat bentuk kecerdasan antara lain : IQ, EQ dan SQ serta bentuk kecerdasan yang lain. Menurut Gardner (dalam Darsinah, 2011: 122), Peneliti dari Harvard University sekaligus pencetus teori multiple intelligence mengatakan bahwa manusia mempunyai 9 (sembilan) macam bentuk kecerdasan. Pada anak usia 4-5 tahun pertumbuhan otak anak akan mencapai 80% (Surya, 2006: 2). Perkembangan neuron dalam SSP (system syaraf pusat) akan meningkatkan daya pikir yang lebih kompleks serta penyerapan informasi semakin banyak dan cepat. Usia dini merupakan fase yang fundamental bagi kemampuan individu. Menurut psikologi perkembangan anak usia prasekolah atau anak usia Taman Kanak-kanak sangat menentukan tahap perkembangan selanjutnya. Perkembangan kec erdasan pada masa ini, mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Para peneliti (dalam Yulianti, 2010: 8) menemukan kemampuan belajar manusia 50% ditentukan da lam empat tahun pertama. Sesuai dengan hasil penelitian Bloom (dalam Sujiono, 2009: 17) bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupannya. Pengalaman-pengalaman yang dijalani anak akan membentuk pengalaman yang dibawa seumur hidupnya. Oleh karena itu pengembangan kecerdasan yang dimiliki anak usia dini sangat penting. Perkembangan otak/kecerdasan anak usia 4-5 tahun berkembang sangat pesat.

3 Sebagian orang tua dan guru tidak memahami kecerdasan yang dimiliki anak terutama anak pada usia dini. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orang tua dan guru, menyebabkan kecerdasan yang dimiliki anak tidak berkembang secara optimal. Selain itu, ada juga orang tua dan guru tidak tahu cara mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak. Pengembangan kecerdasan anak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan metode. Cara dan metode tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan dan karakteristik anak. Pengembangan kecerdasan yang dimiliki anak terutama kecerdasan logika matematika memiliki peranan penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan berpikir anak. Kemampuan berpikir adalah kecakapan atau kemampuan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, merumuskan, menganalisa, mengkritik untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat berdasarkan pertimbangan atau referensi.. Kemampuan berpikir menentukan tingkat kecerdasan seseorang dalam mengembangkan ilmu pe ngetahuan yang dimilikinya (Yulianti, 2010: 64). Anak memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi. Sifat rasa ingin tahu ini sesuai dengan kemampuan intelektual anak pada anak usia dini yang sedang berkembang dengan pesat. Kecerdasan logika matematika dikategorikan sebagai kecerdasan akademik, karena dukungannya yang tinggi dalam keberhasilan studi seseorang (Musfiroh, 2008: 48). Dalam mengoptimalkan perkembangan kecerdasan logika matematika, anak terbiasa dihadapkan pada permasalahan-permasalahan untuk diselesaikan, sehingga diharapkan di masa yang akan datang anak mampu mencari solusi yang tepat dari berbagai permasalahan hidup yang mereka hadapi.

4 Menurut Berk (dalam Musfiroh, 2008: 68) bahwa anak usia 4-5 tahun yang terbiasa dengan berpikir logis seperti memilah-milah, mengklasifikasikan dan menata dalam urutan lebih berhasil dalam tugas terse but daripada yang tidak pernah. Anak usia 4-5 tahun mampu memahami konsep bilangan, keingintahuannya semakin besar (melakukan eksperimen) berdasarkan konsep dan berpikir berdasarkan argumen rasional, banyak bertanya cerewet dan haus akan jawaban. Anak usia 4-5 tahun mampu mengklasifikasikan benda berdasarkan satu kategori, mampu menunaikan tugas menyerikan (menata secara seri dan urut). Menurut Depdiknas (dalam Yulianti, 2010: 65) pembelajaran sains untuk anak usia prasekolah membantu mengembangkan kecerdasan logika matematika anak, mampu mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati, eksplorasi dan memecahkan masalah sesuai dengan perkembangan berpikir anak, memilah-milah, mengelompokkan dan mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta tahun 2013/2014. Kecerdasan logika matematika anak kelompok A di TK Aisyiyah Reksoniten masih rendah terutama dalam kemampuan berpikir logis, hal ini terbukti saat melakukan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang bersifat ilmiah/sains (salah satunya kegiatan : percobaan magnit), guru bertanya benda apa yang bisa ditarik dan tidak bisa ditarik magnit, hanya ada 1 siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga dari 14 siswa kelompok A di TK Aisyiyah Reksoniten baru 1 anak (7,1%) yang berkembang kecerdasan logika matematika sedangkan 13 anak (92,8%) kecerdasan logika matematikanya belum berkembang.

5 Kondisi di atas disebabkan karena pengembangan kecerdasan logika matematika hanya pada kemampuan berhitung angka, sedangkan kemampuan anak dalam mengamati, membandingkan, mengklasifikasi serta mencoba kurang distimulasi. Selain itu materi pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa-siswanya yaitu materi yang hanya barkaitan dengan kegiata n calistung (membaca, menulis dan berhitung) demi mencapai target persiapan untuk naik ke Sekolah Dasar, sehingga anak merasa bosan dan kecerdasan logika matematika anak (dalam berpikir logis dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah /melakukan uji coba dan bereksperimen) kurang terstimulasi sehingga tidak mampu berkembang dengan optimal. Kondisi peserta didik kelompok A di TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta dalam kecerdasan logika matematika terutama dalam kemampuan mengelompokkan dan melakukan uji coba/eksperimen serta kemampuan berpikir logis anak masih rendah/belum berkembang optimal. Pembelajaran yang diterapkan di kelompok A bersifat monoton yaitu: pembelajaran berisi materi membaca, menulis dan berhitung yang dilakukan setiap hari. Hal ini dilakukan guru untuk memenuhi tuntutan masyarakat (orang tua) yang menginginkan putra-putrinya lulus dari TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta mampu membaca dan menulis agar bisa diterima di Sekolah Dasar favorit. Berdasarkan kondisi di atas untuk meningkatkan perkembangan kecerdasan logika matematika anak agar mampu berpikir logis, mampu mengelompokkan, mampu menyelidiki sesuatu secara ilmiah (melakukan uji coba dan bereksperimen) peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui

6 Pembelajaran Sains pada Kelompok A di TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. B. PEMBATASAN MASALAH Supaya permasalahan dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan pembatasan masalah 1. Kecerdasan logika matematika dibatasi pada 3 indikator : a. Percampuran warna. b. Terapung dan tenggelam (benda-benda dimasukkan dalam air). c. Percobaan dengan magnit. 2. Pembelajaran sains dibatasi pada: metode eksperimen C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah: Apakah Pene rapa n Pembelajaran Sains mampu Meningkatkan Kecerdasan Logika Matematika Anak pada Kelompok A di TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014? D. TUJUAN PENELITIAN 1. Umum Meningkatkan kecerdasan logika matematika anak di TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta.

7 2. Khusus Untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika anak melalui pembelajaran sains pada kelompok A di TK Aisyiyah Reksoniten Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. E. MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat di bidang ilmu pendidikan dan psikologi perkembangan terutama pendidikan anak usia dini baik secara langsung maupun tidak langsung. 1. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan baik lembaga formal maupun nonformal, terutama lembaga pendidikan anak usia dini yang menginginkan peserta didiknya mampu mengembangkan kecerdasan logika matematika sejak dini dengan optimal melalui metode yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak. 2. Secara Praktis a. Bagi Guru: sebagai referensi bahwa dalam meningkatkan kecerdasan logika matematika dapat dilakukan melalui pembelajaran sains. b. Bagi Siswa: anak-anak mampu belajar sains dengan suasana yang menyenangkan. c. Bagi Sekolah: menambah macam pembelajaran sains yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar.

8 d. Bagi peneliti: sebagai bahan pertimbangan, pembanding, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.