BAB I PENDAHULUAN. menggoncang Negara di Asia, khususnya di Indonesia. Dengan adanya krisis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi yang rumit tersebut hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB V PENUTUP. sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel FDR, NPF, APB, PDN, REO, IGA, PR, dan FACR secara

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1988 tentang perubahan Undang Undang nomer 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB V PENUTUP. diuraikan sebelumnya maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. FDR, NPF, APB, PDN, REO, PR dan FACR secara bersama-sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (Financial intermediaries), antara pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan financial intermediary. Bank dapat dijadikan sebagai tempat

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DEVISA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, serta bank

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB V PENUTUP. 1. IPR, APB,IRR, PDN, BOPO, CAR,PR, Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan rasio keuangan salah satunya adalah Return On Asset (ROA).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Bank juga merupakan suatu industri yang bergerak dibidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (finansial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitianyang dilakukan oleh Lutfiatun Nukhus pada tahun 2010, Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pada tahun 1997 tepatnya bulan Juli terjadi krisis ekonomi yang menggoncang Negara di Asia, khususnya di Indonesia. Dengan adanya krisis ekonomi tersebut menyebabkan sektor perbankan di Indonesia menjadi kacau terutama bagi bank konvensional yang mengandalkan tingkat suku bunga. Dalam kasus krisis ekonomi 1997, bank syariah menunjukan ketahanannya sebagai lembaga keuangan yang mampu bertahan dalam situasi krisis ekonomi tersebut, hal ini disebabkan bahwa bank syariah menggunakan sistem bagi hasil diakhir tahun. Hal ini membuat masyarakat mulai tertarik dalam menggunakan produkproduk dari perbankan syariah. Perkembangan jumlah bank syariah di Indonesia yang sebelumnya tahun 2009 hanya terdapat 6 bank syariah yang beroperasi. Sekarang menjadi 12 bank syariah dengan kantor pusat operasional, 1.275 kantor cabang pembantu, dan 198 kantor kas. 22 unit usaha syariah pada bank konvensional dengan 138 kantor cabang, dan 130. (Statistik Perbankan Syariah, Februari 2015:19). Atas adanya berbagai regulasi dan perubahan untuk perbankan syariah supaya dapat menjalankan operasionalnya yang baik, dan bank syariah pada umumnya ialah lembaga yang pendiriannya didasarkan pada laba. Menurut Muhamad (2014:134) menyatakan untuk mendirikan lembaga demikian ini perlu didukung dengan aspek permodalan yang kuat. Kekuatan aspek permodalan ini dimungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh masyarakat. 1

2 Sebagai lembaga intermediasi yang merupakan lemabaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank perlu mengelola modalnya dengan baik sehingga tercipta tingkat kesehatan bank yang baik. Permodalan pada suatu bank dapat diukur dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 yang menetapkan bahwa setiap bank wajib memenuhi minimum rasio CAR sebesar delapan persen. Tingkat kesehatan bank yang baik bila dilihat dari rasio kecukupan modal maka CAR sebuah bank setidaknya harus selalu mengalami peningkatan. Tetapi tidak selalu terjadi pada empat bank umum syariah devisa berikut ini ditunjukan pada tabel 1.1 dibawah ini. No. Nama Bank 1 Bank Muamalat Indonesia 2 Bank BNI Syariah 3 Bank Mandiri Syariah 4 Bank Mega Tabel 1.1 POSISI CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA PERIODE 2011 TRIWULAN I - 2015 TRIWULAN IV Capital Adequacy Ratio (persen) 2011 2012 Trend 2013 Trend 2014 Trend 2015 Trend Ratarata CAR Ratarata Trend 12.29 11.57-0.72 17.27 5.70 14.15-3.12 14.91 0.76 14.04 0.66 25.29 14.10-11.81 16.23 2.13 18.42 2.19 15.48-2.94 18.03-2.61 11.88 13.82 1.94 14.10 0.28 14.76 0.66 12.58-1.91 13.48 0.24 15.07 13.51-1.56 12.99-0.52 18.81 5.82 18.74-0.07 15.82 0.92 Syariah Rata-rata 16.29 13.25-3.04 15.15 1.90 16.54 1.39 15.50-1.04 15.34-0.20 Sumber : Laporan Keuangan Publikasi (data diolah) Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa secara umum rata-rata Bank Umum Syariah Devisa mulai tahun 2011 sampai 2015 Triwulan IV mengalami penurunan yang ditunjukan dengan rata-rata trend -0.20 persen. Jika dilihat khususnya ada satu Bank yang menunjukan rata-rata trend CAR negatif yaitu Bank BNI Syariah. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat masalah pada

3 tingkat permodalan untuk Bank Umum Syariah Devisa, sehingga hal ini yang menjadi bahan untuk melakukan penelitian untuk mencari tahu faktor-faktor apa saja yang menyebabkan CAR mengalami penurunan pada Bank Umum Syariah Devisa. Secara teori yang dapat mempengarui CAR sebuah bank ialah kinerja keuangan bank yang terdiri dari Likuditas, Kualitas Aktiva, Sensitivitas, Efisiensi, dan Profitabilitas. Kinerja likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (Frianto Pandia; 2012:113). kinerja likuiditas dapat diukur menggunakan rasio keuangan antara lain ialah dengan Finance Deposit Ratio (FDR). Pengaruh FDR terhadap CAR adalah positif, hal ini disebabkan apabila FDR meningkat artinya terjadi peningkatan pembiayaan dengan persentase lebih besar daripada persentase peningkatan total dana pihak ketiga sehingga terjadi kenaikan pendapatan bank lebih besar daripada kanaikan biaya, laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR juga meningkat. Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit (Veithzal Rivai, dkk; 2013:473). Kinerja Kualitas aktiva dapat diukur menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing) dan APB (Aktiva Produktif Bermasalah). NPF bertujuan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank (SEBI No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007). Pengaruh NPF terhadap CAR adalah negatif. Hal ini disebabkan apabila NPF meningkat artinya pembiayaan bermasalah mengalami peningkatan dengan

4 persentase yang lebih besar daripada persentase peningkatan dari total pembiayaan yang dimiliki bank. Akibatnya, terjadi potensi pembiayaan macet yang semakin tinggi sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan biaya yang harus dicadangkan lebih besar daripada peningkatan pendapatan bank, akibatnya laba bank menurun, modal bank menurun, dan CAR juga akan turun. APB adalah aktiva produktif yang tingkat tagihan atau kolektibilitasnya tergolong kurang lancar, diragukan dan macet (Veithzal Rivai, dkk; 2013 : 474). Pengaruh APB terhadap CAR adalah negatif. Hal ini disebabkan apabila APB mengalami peningkatan artinya telah terjadi peningkatan aktiva produktif bermasalah dengan persentase lebih besar daripada persentase peningkatan aktiva produktif bank. Akibatnya terjadi peninggkatan biaya pencadangan yang mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya bagi bank lebih besar daripada peningkatan pendapatan bagi bank, sehingga laba mengalami penurunan, modal turun dan CAR bank juga turun. Kinerja Efisiensi adalah kemampuan dalam mengelola sumber dana operasional yang dimilikinya. Kinerja efisiensi dapat diukur dengan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (REO). REO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Veithzal Rivai, dkk; 2013 : 482). Pengaruh REO terhadap CAR adalah negatif. Hal ini disebabkan apabila REO mengalami peningkatan artinya peningkatan biaya operasional dengan persentase lebih besar daripada persentase peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya laba bank turun dan modal bank turun, sehingga CAR bank juga turun.

5 Kinerja profitabilitas adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan membandingkan laba dengan aktiva atau modal dalam periode tertentu (Frianto Pandia; 2012:65). Kinerja profitabilitas dapat diukur dengan rasio ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equities). ROE adalah rasio rentabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) yang dimiliki bank, rasio ini menunjukan tingkat persentase yang dapat dihasilkan (Frianto Pandia; 2012:81). Pengaruh ROE terhadap CAR adalah positif. Hal ini disebabkan apabila ROE mengalami peningkatan artinya laba bersih setelah pajak mengalami peningkatan dengan persentase yang lebih besar daripada persentase peningkatan rata-rata modal yang disetor. Akibatnya modal meningkat dan CAR bank naik. ROA adalah rasio yang menunjukan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Frianto Pandia; 2012:81). Pengaruh ROA terhadap CAR adalah positif. Hal ini disebabkan apabila ROA mengalami peningkatan artinya laba sebelum pajak mengalami peningkatan dengan persentase yang lebih besar daripada persentase peningkatan rata-rata total asset. Akibatnya modal meningkat dan CAR juga meningkat. Penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar merupakan penialan terhadap kemampuan modal bank untuk mengcover akibat yang ditimbulkan oleh perubahan risiko pasar dan kecukupan manajemen risiko pasar (Veithzal Rivai, dkk; 2013 : 485). Kinerja sensitivitas dapat diukur dengan rasio PDN (Posisi Devisa Netto). Posisi Devisa Netto (PDN) adalah jumlah nilai absolut yang

6 dinyatakan dalam rupiah dari selisih bersih antara aktiva dan passiva dalam mata uang asing dan selisih bersih dari tagihan dan keawajiban komitmen dan contingency yang dicatat dalam rekening administratif yang didenominasikan dalam setiap mata uang (Frianto; 2012:163). Pengaruh PDN terhadap CAR adalah positif atau negatif. PDN berpengaruh positif apabila PDN meningkat artinya aktiva valas mengalami peningkatan dengan persentase lebih tinggi daripada persentase peningkatan pasiva valas. Dalam kondisi nilai tukar mengalami kenaikan, maka kenaikan pendapatan valas dengan persentase yang lebih tinggi daripada persentase biaya valas yang meningkat. sehingga laba meningkat, modal meningkat, CAR juga ikut meningkat. PDN berpengaruh negatif, apabila terjadi peningkatan total aktiva valas dengan persentase yang lebih rendah daripada persentase peningkatan total pasiva valas. Pada saat nilai tukar valas cenderung mengalami peningkatan, akibatnya peningkatan pendapatan valas lebih rendah daripada peningkatan biaya valas, sehingga yang terjadi laba bank menurun modal bank menurun, CAR juga ikut menurun. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam peneilitian ini antara lain: 1. Apakah FDR, NPF, APB, ROE, ROE, ROA, dan PDN secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 2. Apakah FDR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 3. Apakah NPF secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan

7 terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 4. Apakah APB secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 5. Apakah REO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 6. Apakah ROE secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 7. Apakah ROA secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 8. Apakah PDN secara parsial memiliki pengaruh positif atau negatif yang signifikan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 9. Rasio manakah diantara FDR, NPF, APB, REO, ROE, ROA, dan PDN yang memiliki pengaruh dominan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh FDR, NPF, APB, REO, ROE, ROA, dan PDN secara bersama-sama terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 2. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif FDR secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 3. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif NPF secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa.

8 4. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 5. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh negatif REO secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 6. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif ROE secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 7. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif ROA secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 8. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh positif atau negatif PDN secara parsial terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 9. Mengetahui rasio diantara FDR, NPF, APB, REO, ROE, ROA, dan PDN yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang disebutkan diatas maka manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini: 1. Bagi Bank Dapat digunkan sebagai tambahan informasi bagi manajemen bank khusunya Bank Umum Syariah Devisa dalam menganbil keputusan yang berkaitan dengan kinerja keuangan guna meningkatkan posisi permodalan. 2. Bagi Peneliti Dari peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap CAR pada Bank Umum Syariah Devisa.

9 3. Bagi STIE Perbanas Surabaya Dari kesimpulan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan perbendaharaan koleksi perpustakaan dan sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin mengangkat topik yang sama sebagai penelitian, sehingga penelitian yang dihasilkan akan lebih baik. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini dapat diuraikan dengan sistematika penulisan dengan maksud untuk memudahkan pemahaman dengan penjabaran sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan penelitian terdahulu, landasan teori, pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran umum penelitian,

10 analisis data, dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.