BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK MENYUSUN KALIMAT SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN PUNCU 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, ada

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan secara mendasar (Taringan, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis (Depdiknas 2006). Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek berbahasa tersebut, menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena itu penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Menulis 1

2 mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Suparno dan Yunus, 2006:1.29). Menurut Nuruddin (2007:20-26) menulis memiliki banyak manfaat di antaranya (1) sarana untuk mengungkapkan diri, (2) sarana untuk pemahaman, (3) membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri, (4) meningkatkan kecerdasan dan penyerapan terhadap lingkungan, (5) keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah, dan (6) mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis. Paling tidak ada enam alasan pentingnya pelaksanaan pembelajaran menulis di sekolah dasar. Keenam alasan tersebut mencakup (1) menulis memberikan pengetahuan yang murni dan menyenangkan, (2) menulis dapat memberikan pengetahuan tentang konsep dunia sekitar kita, (3) menulis mendorong siswa untuk menghargai bahasa dan mengembangkan kosa kata yang tepat dan bervariasi, (4) menulis dapat membantu siswa mengidentifikasi orang-orang dan situasi tertentu, (5) menulis dapat membantu siswa mengekspresikan suasana hati dan membantu siswa memahami perasaan mereka sendiri, dan (6) menulis dapat membuka dan menumbuhkan kepekaan serta wawasan siswa terhadap lingkungan (Widijanto, 2007:70). Suparno dan Yunus (2006:1.29) menyatakan bahwa sebagian orang banyak yang tidak menyukai tulis-menulis karena mungkin merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan bagaimana harus menulis. Keadaan tersebut tentu saja

3 tidak lepas dari lingkungan dan pengalaman belajar menulis di sekolah. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar sangat penting dan butuh penanganan baik dari segi strategi yang digunakan guru, motivasi, metode, media, dan hal-hal yang mendukung lainnya. Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan di sekolah dasar (SD) siswa harus dapat memenuhi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kegiatan menulis. Salah satu kompetensi yang ingin dicapai dalam pelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar di kelas V semester 1 adalah siswa harus menguasai standar kompetensi yang mencakup (a) mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis, yang kemudian lebih difokuskan lagi pada kompetensi dasar, (b) menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan (KTSP, 2006). Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu siswa mampu menulis dengan pilihan kata yang tepat dan penggunaan ejaan yang benar. Kegiatan menulis merupakan aktivitas aktif produktif yang secara ekspresif berkaitan dengan pengungkapan ide, gagasan, dan perasaan kepada orang lain. Sebagai bentuk komunikasi dengan menggunakan media tulis, menulis menuntut kemampuan yang kompleks, yang meliputi sebuah pengetahuan dan keterampilan. Untuk menulis sebuah karangan atau cerita yang baik, memerlukan melibatkan beberapa aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh penulis. Secara teknis penulis dituntut memenuhi persyaratan, yakni penguasaan terhadap materi yang akan ditulis, memiliki topik, membatasinya, mengembangkan gagasan

4 menyajikannya dalam kalimat efektif dan paragraf yang tersusun secara logis serta kosa-kata yang tepat dan sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran menulis terdapat faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan belajar menulis yaitu faktor kondisi internal dan kondisi eksternal. Adapun faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan belajar menulis adalah kondisi internal yang timbul dalam diri siswa yang terdiri atas (a) kurangnya motivasi positif dan percaya diri dalam belajar, (b) tidak tersedia materi yang memadai untuk memancing aktivitas siswa, dan (c) tidak adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak. Sedangkan faktor eksternal yang terdiri atas (a) suasana yang tidak kondusif dalam kelas, (b) alat peraga yang kurang mendukung pembelajaran, (c) suasana belajar yang kurang menyenangkan, dan (d) penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang kurang tepat. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya kegiatan menulis kedua faktor tersebut harus benar-benar diperhatikan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas V SDN Bulukerto 03 kota Batu. Teridentifikasi siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KMM) yaitu 70 sebanyak 86%. Kondisi yang demikan disebabkan oleh siswa yang masih kebingungan dalam menentukan ide untuk mengawali tulisan, tidak adanya motivasi dalam diri siswa sehingga siswa merasa takut dan tidak percaya diri untuk menulis sebuah karangan, minimnya kosa-kata, penggunaan huruf dan tanda baca, sehingga kalimat siswa tidak utuh dan padu. Salah satu faktor penyebabnya adalah kondisi pembelajaran di kelas yang hanya berpusat pada guru dalam artian siswa mendengarkan guru ceramah panjang sehingga banyak siswa yang kurang memperhatikan dan ramai

5 sendiri, penggunaan strategi dan media yang kurang sesuai dengan pembelajaran mengarang, hal tersebut menyebabkan siswa di kelas cenderung tidak bersemangat dalam menerima pelajaran. Kondisi yang demikain disebabkan karena strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa indonesia khususnya pembelajaran menulis lebih bersifat tekstual, dalam arti guru bergantung pada buku teks, sehingga tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan gagasan yang dimilikinya. Berdasarkan permasalahan yang ada perlu dicarikan alternatif yang dapat membantu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis. Agar pembelajaran menulis lebih efektif, maka seorang guru dituntut untuk bisa menguasai kelas, membangun siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penggunaan strategi yang sesuai dengan materi pelajaran akan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengarang di antaranya adalah strategi poster session. Menurut Silberman (2002:180) strategi Poster Session merupakan cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka, strategi ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang di diskusikan. Dipilihnya strategi poster session karena dengan strategi ini siswa dapat menemukan ide untuk menulis dan mengingatkan kembali tentang pengalaman

6 yang pernah mereka alami. Siswa dapat menulis dengan utuh melalui poster yang dirancang khusus untuk proses pembelajaran menulis, selain itu juga siswa dapat bebas berkeliling melihat poster yang sudah ditempel di dinding kelas dengan kegiatan ini dapat mengurangi rasa takut yang ada pada diri siswa untuk menceritakan kisahnya kepada orang lain (teman) sehingga menjadikan pengalamannya lebih bermakna. Siswa juga bisa bertukar ide atau fikiran dengan teman sehingga siswa yang sulit menemukan ide dapat terpancing oleh ide dari temannya. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di atas, dan mengingat pentingnya pembelajaran mengarang, maka peneliti menetapkan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Mengarang Melalui Strategi Poster Session pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Bulukerto 03 Kota Batu. B. Fokus Masalah Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk mengatasi permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa SDN Bulukerto 3 kota Batu dalam mengarang yaitu teridentifikasi sebanyak 86% belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70, disebabkan penggunaan strategi yang kurang tepat. Untuk itu peneliti menerapkan strategi Poster Session pada pembelajaran mengarang siswa kelas V yang difokuskan pada peningkatan nilai siswa dalam mengarang.

7 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas. Terkait dengan banyaknya siswa SD kelas V Bulukerto yang kurang mampu dalam mengarang khususnya dalam menemukan ide karena minimnya kosa-kata, permasalah penelitian dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan strategi poster session untuk meningkatkan hasil belajar mengarang pada siswa kelas V SDN Bulukerto 03 kota Batu? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar mengarang melalui strategi poster session pada siswa kelas V SDN Bulukerto 03 Batu? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dirumuskan berikut ini. 1. Mendeskripsikan penerapan strategi poster session untuk meningkatkan hasil belajar mengarang pada siswa kelas V SDN Bulukerto 03 Kota Batu. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar mengarang melalui strategi poster session pada siswa kelas V SDN Bulukerto 03 Batu? E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi proses belajar mengajar disekolah dasar. Secara rinci manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

8 1. Bagi siswa a. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia tentang kegiatan mengarang. b. Memberikan pembelajaran yang menarik sehingga siswa lebih aktif dalam belajar mengarang. c. Memberikan pembelajaran yang praktis sehingga siswa lebih efesien dalam mengikuti pelajaran di kelas. 2. Bagi guru a. Sebagai alternatif untuk memperbaiki strategi pembelajaran mengarang. b. Mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran mengarang. 3. Bagi peneliti a. Memberi wawasan dan pengetahuan sehingga menumbuhkan daya fikir yang kreatif bagi peneliti selanjutnya. b. Dapat mengembangkan wawasan peneliti dalam menggunakan strategi poster session pada pembelajaran bahasa Indoneisa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengarang. F. Batasan Istilah Ada beberapa istilah yang mempunyai arti khusus yang digunakan dalam penelitian ini, istilah perlu ditegaskan supaya tidak menimbulkan salah pengertian. Istilah-istilah tersebut mencakup istilah berikut ini. 1. Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap di ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses yang dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad dan Haris, 2009:14). Hasil belajar

9 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yaitu dalam bentuk tes mengarang. Kemampuan kongnitif siswa dapat dilihat dari perubahan nilai pada setiap siklus. 2. Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alenia untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (Finoza, 2004:192). 3. Strategi poster session adalah strategi yang menginformasikan peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ideide di antara mereka dengan bantuan poster.