Protein (per %) Jagung Dedak Bungkil kedele Tepung ikan

dokumen-dokumen yang mirip
VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

1. Trial and Error Method 2. Pearson's Square Method 3. Exact Method 4. Simultaneous Equation Method 5. Linear Programing Method

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

Dasar-Dasar Formulasi Ransum Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D. Laboratorium Teknologi Makanan Ternak Fakultas Peternakan UGM

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

Manajemen Pakan pada Itik

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PRAKTIKUM IV MENYUSUN PAKAN

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

,Vol. 32, No. 1 Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

FORMULASI PAKAN IKAN

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

6. FORMULASI PAKAN. memperoleh nutrisi yang diperlukan ikan baik didalam. ikan yang optimal. Didalam pemilihan bahan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

TINJAUAN PUSTAKA. rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

Transkripsi:

A. Uraian Materi Ransum merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam industri peternakan karena disamping menentukan produktifitas, ternak juga tingkat keuntungan finansial usah tersebut. Dalam menyusun ransum harus dipertimbangkan tingkat kebutuhan ternak akan nutrien sehingga mampu memenuhi total kebutuhan ternak tersebut yang sering disebut sebagai ransum serasi atau balance ration. Disamping itu perlu mempertimbangkan faktorfaktor yang menyangkut pengadaan bahan pakan, pemilihan bahan pakan, harga, teknik formulasi, teknik pembuatan dan teknik menyimpan. 8.1 Pemilihan Bahan Pakan Banyak sekali bahan pakan yang dapat digunakan dalam pembuatan pakan ayam. Di beberapa daerah sering terjadi bahwa bahan pakan sangat mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah, sementara di daerah lain bahan pakan yang sulit diperoleh dan harganya mahal. Hal ini bukan merupakan kendala karena keadaan ini dapat ditoleransi dengan mempertimbangkan batas penggunaannya dan perlakuan substitusi. Selain itu, bahan pakan yang harganya mahal belum tentu berarti mahal menurut kualitasnya (nilai nutrisi yang dikandungnya). Tabel 8.1 memperlihatkan hubungan antara harga bahan pakan dengan harga nutrisi yang dapat dipakai untuk bahan pertimbangan dalam memilihnya: Tabel 8.1. Hubungan antara harga bahan pakan dengan harga nutrisi Harga per unit nutrisi (Rp) Bahan pakan Harga/kg (Rp) Energi (per 1000 Kcal) Protein (per %) Jagung Dedak Bungkil kedele Tepung ikan 400 200 900 1300 119,76 86,43 349,34 506,82 44,44 18,00 19,95 20,97 Berdasarkan tabel tersebut diatas jelas bahwa tepung ikan yang harganya mahal (Rp1.300/kg) ternyata sebagai sumber protein harganya lebih murah daripada jagung. 8.2 Metode Menyusun Ransum Penyusunan ransum merupakan kegiatan pencampuran berbagai bahan pakan yang ada dengan perbandingan yang telah ditentukan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan 1

yang diperlukan oleh ayam untuk pertumbuhan dan produksi. Ada berbagai cara yang digunakan dalam penyusunan ransum, antara lain sebagai berikut: 1) Metode bujur sangkar (pearson square methode). 2) Metode Persamaan Aljabar/Persamaan x dan y (SimultaneusMethod) 3) Metode coba coba (trial and error methode). 4) Metode linier program komputer. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode bujur sangkar. Perhitungan dengan metode ini praktis dan pelaksanaannya juga mudah. Namun, cara ini hanya dapat digunakan untuk mencampur dua bahan pakan saja. Oleh karena itu, bila bahan yang tersedia cukup banyak, biasanya digunakan bersamaan dengan cara coba coba. Perhitungan penyusunan pakan dengan cara ini sangat sederhana karena hanya berdasarkan pada kebutuhan protein, Sedangkan kebutuhan zat zat makanan lainnya ditambahkan bila dianggap perlu saja. Sebelum menyusun ransum, perlu disiapkan hal-hal sebagai berikut. 1) Tabel kebutuhan zat-zat makanan. 2) Tabel komposisi zat-zat makanan bahan pakan. 3) Bahan pakan yang tersedia 4) Tabel harga pakan yang tersedia. Dengan ketersediaan data-data tersebut, penyusunan pakan dapat dilakukan dengan fleksibel. Artinya, setelah ditetapkan kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan sesuai tujuan pemeliharaan ayam maka antar bahan yang tersedia komposisinya dalam campuran pakan dapat saling ditukarkan untuk memperoleh harga yang paling murah dengan tidak merubah kandungan zat makanan yang telah ditetapkan. Sebagai pedoman, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Tetapkan kebutuhan zat makanan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Apakah untuk pembesaran anak ayam atau untuk yang sedang produksi. Data didapatkan dari tabel kebutuhan pakan. 2) Berdasarkan tabel komposisi bahan pakan, kelompokkan bahan pakan menjadi empat kelompok, yaitu: kelompok sumber energi. Kelompok sumber protein. Kelompok sumber vitamin. Kelompok sumber mineral. 2

3) Tetapkan komposisi campuran pakan, sebagai berikut. Bahan pakan sumber vitamin dan mineral biasanya yang diberikan berupa suplemen, yaitu premix buatan pabrik. Umumnya, bahan ini diberikan 2% dari campuran bahan pakan yang disusun. Sisa campuran bahan pakan, 98%, merupakan campuran bahan pakan sumber energi dan protein. Umumnya, bahan pakan sumber energi mengandung protein sekitar 10%, sedangkan sumber protein sekitar 45%. 4) Tetapkan jenis pakan yang akan disusun. Misalnya, pakan untuk periode produksi. 8.2.1 Metode bujur sangkar (pearson square methode). Metode ini sering digunakan dalam menentukan jumlah bahan pakan dari campuran dengan cara menghitung sederhana, atau dari campuran yang terdiri dari empat bahan. Misalkan kita akan membuat campuran bahan yang mengandung 16% protein dari bahan jagung dan konsentrat. Prosedur - Buat segi empat. - Tuliskan 16 di tengah, pada titik potong kedua diagonal. - Sudut kiri atas diisi dengan kandungan protein jagung. - Sudut kiri bawah diisi dengan kandungan protein konsentrat. - Sesuai dengan garis diagonal, isi sudut kanan atas dengan selisih kedua angka pada diagonal tersebut. - Dengan cara yang sama isilah (hitung) angka pada sudut kanan bawah. - Angka-angka pada sudut kanan ( atas dan bawah) dijumlahkan. Jumlah tersebut setara dengan 100% campuran. - Hitung jumlah setiap bahan (jagung dan konsentrat) berdasarkan imbangan angkaangka pada sudut-sudut sebelah kanan. Jagung 9 16 16 konsentrat 32 7 jagung yang dibutuhkan = 16/23 x 100% = 69,57% 3

konsentrat = 7/23 x 100% = 30,43% Contoh soal Susunlah ransum itik petelur periode grower sebanyak 100 kg dengan kandungan protein kasar 15%. Bahan pakan yang digunakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 37% dan dedak dengan kandungan protein kasar 12,2% Penyelesaian : - Buatlah segi empat - Tuliskan pada sudut kiri atas kandungan protein salah satu bahan pakan dan sudut kiri bawah kandungan protein bahan pakan lainnya, tetapi cukup ditulis angkanya saja. Konsentrat 37 Dedak 12,9 15 - Hitung selisih antara masing-masing angka yang terdapat pada sudut sebelah kiri dengan angka yang di tengah, kemudian tuliskan angka tersebut di sudut-sudut sebelah kanan. Perhatian : Pengurangan dilakukan dengan cara mengurangi angka yang lebih besar dengan yang lebih kecil. Hasil yang didapat merupakan bagian dari campuran dan tidak menunjukkan kandungan protein. Konsentrat37 2,1 bagiankonsentrat 15 Dedak12,9 22 bagiandedak 22,0 - Jumlahkan angka-angka yang tertera di sudut sebelah kanan. 4

Konsentrat37 2,1 bagiankonsentrat Dedak12,9 15 22,0 bagiandedak... + 24,1 bagian Campuran konsentrat dan dedak - Apabila akan membuat 100 kg campuran diperlukan : 2,1 Konsentrat = ---------- x 100kg= 24,1 8,71kg - Pembuktian kebenaran : 22,0 Dedak = ---------- x 100 kg = 91,29kg 24,1... Total = 100,00 kg Dalam 8,71 kg konsentrat mengandung 8,71 x 37% protein = 3,22% protein. Dalam 91,29 kg dedak mengandung 91,29 x 12,9% protein = 11,78% protein. Jadi dalam 8,71 kg konsentrat dan 91,29 kg dedak terdapat 3,22% protein dan 11,78% atau dalam 100 kg campuran terdapat 15% protein. 8.2.2 Metode Persamaan Aljabar/Persamaan x dan y (Simultaneus Method) Simultaneus equation method/persamaan aljabar/persamaan x y merupakan pengembangan metode segi empat. Metode ini mengatasi kelemahan dari metode segi empat tersebut karena dapat membuat pakan dengan jumlah bahan makanan dan macam kebutuhan zat-zat makanan unggas dalam jumlah yang lebih banyak. Contoh : Susunlah pakan dengan 20% PK dan 2,8 Mkal/kg ME dengan komposisi bahan makanan sebagaimana terdapat pada Tabel8.2. Tabel 8.2.Komposisi bahan pakan penyusun pakan 5

Komposisi Bahan PK ME (kg) (Mkal/kg) Protein mix 45 2,59 x Jagung 8,5 3,37 y Bekatul 12,5 2,35 z Langkah pengerjaannya dengan persamaan aljabar : I. Persamaan jumlah bahan : x + y + z =100 (jumlah) II. Persamaan kebutuhan PK : 0,45x + 0,085y + 0,125 =20 (PK) III. Persamaan kebutuhan ME : 2,59x + 3,37y + 2,35z =280 (ME) Persamaan I.... x 0,45... 0,45x + 0,45y + 0,45z = 45(A) II.... 0,45x + 0,854y + 0,125z = 20(B) Persamaan Persamaan Z = 31,80 Persamaan IV... - A B = 0,365y + 0,325z = 25 (IV) III... 2,59x + 3,37y + 2,35z =280(C) I x 2,59... 2,59x + 2,59y + 2,59z =259(D) C D = 0,78y + ( - 0,24z ) = 21 = 0,78y 0,24z = 21 (V) IV... 0,365y + 0,325z = 25 (E) V x 0,365/0,78... 0,365y 0,125z= 0,265y + 0,325z =25 0,356y + 0,325 X 31,80 = 25 0,365y + 10,34 = 25 0,365y = 14,66 E F = 0,477z =15,17 _ 9,83(F) 6

y= 40,16 Persamaan I X + Y + Z = 100 X + 40,16 + 31,80 = 100 X = 28,04 Jadi pakan dengan 20 % PK dan 2,8 Mkal / kg terdiri atas campuran : Protein mix = 28,04 kg Jagung = 40,16 kg Bekatul = 31,80 kg Uji kebenaran : Protein : Protein mix : 45/100 x28,04kg = 12,6 kg Jagung : 8,5/100 x40,16 kg = 3,4 kg Bekatul : 12,5/100 x 31,80 kg = 4,0kg Total = 20,0 kg + ME : Protein mix : 2,59 x 28,04 kg = 72,63 Mkal Jagung : 3,37 x 40,16 kg = 134,34Mkal Bekatul : 2,35 x 31,80 kg = 74,73Mkal + Total = 282,70 Mkal Secara garis besar, prinsip dari metode persamaan simultan adalah membuat model persamaan baru kemudian menyamakan seluruh persamaan yang ada secara simultan. Persamaan ini hanya diselesaikan jika jumlah bilangan yang dicari sama dengan jumlah persamaan yang dibuat. Jadi, apabila akan mencari sepuluh bilangan, kita harus membuat sepuluh persamaan. Jika syarat ini tidak terpenuhi, tidak mungkin kita bisa menyelesaikan persamaan tersebut. Kelemahan metode ini adalah hasil perhitungan bisa saja menunjukkan 7

angka negatif. Jika hal ini terjadi, berarti kita salah membuat model persamaan atau nilai yang dimasukkan ke dalam persamaan atau mengganti nilai yang ada dalam persamaan tersebut. Dengan kata lain, kita harus mencoba menghitungulang hasil perhitungan yang telah dihasilkan tersebut. 8.2.3 Metode coba coba (trial and error methode). Trial and Error Method / Metode Coba-Coba adalah salah satu metode penyusunan ransum yang dilakukan dengan cara memasukkan jumlah penggunaan bahan makanan secara bertahap. Dilakukan dengan coba-coba hingga kebutuhan nutrient dapat mendekati. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan Tabel 8.3 dan 8.4 seperti berikut ini. Tabel 8.3. Komposisi Nutrien Bahan Makanan Unggas Tabel 8.4. Ransum Broder Starter Dalam menyusun ransum secara coba-coba ini kita perlu mengetahui jumlah tingkat bahan makanan yang maksimal umum dipakai. Perkiraan tingkat penggunaan tiap bahan pakan dalam ransum seperti pada Tabel 8.5dan Tabel 8.6 serta contoh hasil formulasi ransumnya (Tabel 8.5 dan Tabel 8.6). 8

9

Tabel 8.5Batas pemakaian bahan pakan untuk ayam broiler dan petelur umur 0 18 minggu Ayam broiler starter/ ayam petelur Umur 0 4 minggu Ayam broiler finisher/ ayam petelur Umur 4 18 minggu Ayam pedaging/ ayam petelur (Umur 0 4 minggu) Ayam pedaging/ ayam petelur (Umur 4 18 minggu) Bahan Min Max Bahan Min Max Bahan Min Max Bahan Min Max Jagung kuning 20 60 Jagung kuning 20 70 Bungkil biji kapas Gandum 20 (40) Gandum 25 (50) Bungkil (+enzyme) (+enzyme) kacang Oats 10 Oats 10 Sunflower meal Barley 10 (30) Barley 15 (40) Tepung (+enzyme) (+enzyme) daging Beras (kasar) 10 Beras (kasar) 20 Tepung ikan (60%) Dedak 8 Dedak 20 Tepung gandum gandum darah Gandum 10 Gandum 20 Tepung shorts shorts bulu Gandum ayak 10 Gandum 20 Dadih susu ayak kering Dedak halus 15 Dedak halus 20 Minyak hewan Beras slip 15 Beras slip 20 Minyak babi Tepung roti 10 Tepung roti 15 Minyak unggas 5 Bungkil biji kapas 8 Bungkil kacang 8 Sunflower meal 8 Tepung daging 8 Tepung ikan (60%) 2 Tepung darah 1 Tepung bulu 5 Dadih susu kering 0 Minyak hewan 0 Minyak babi 1 5 Minyak unggas 10 10 10 8 10 2 2 10 1 5 1 5 1 8 10

Ayam broiler starter/ ayam petelur Umur 0 4 minggu Ayam broiler finisher/ ayam petelur Umur 4 18 minggu Molases 1 Molases 5 Minyak ikan Tepung alfafa 5 Tepung 10 Minyak kering alfafa kering Tumbuhan Bungkil 5 Bungkil 8 Minyak canola canola Kelapa Canola utuh 5 Canola utuh 10 Minyak sawit Bungkil 10 30 Bungkil 30 Restaurant kedelai (48%) kedelai grease Bungkil kedelai (44%) (48%) 10 25 Bungkil kedelai (44%) 25 Minyak unggas Kedelai utuh 15 Kedelai utuh 20 Minyak ikan Corn gluten 15 Corn gluten 20 Minyak meal meal Tumbuhan Corn gluten 15 Corn gluten 20 Minyak feed feed Kelapa Sumber: Amrullah (2003); Sudaryani dan Santosa (2000) Ayam pedaging/ ayam petelur (Umur 0 4 minggu) 1 5 Minyak ikan 1 5 Minyak Tumbuhan 0 Minyak Kelapa 2 Minyak sawit 1 5 Restaurant grease 1 5 Minyak unggas 1 5 Minyak ikan 1 5 Minyak Tumbuhan 0 Minyak Kelapa Ayam pedaging/ ayam petelur (Umur 4 18 minggu) 1 1-8 1 8 1 5 1 5 1 5 1 8 1 1-8 1 8 1 5 11

Tabel 8.6. Batas pemakaian bahan pakan untuk ayam petelur fase produksi Bahan Fase produksi (>19 minggu) Min Max Jagung kuning 20 60 Dedak padi 15 Gandum 20 Dedak gandum 10 Molases (tetes tebu) 5 Bungkil kedelai (48%) 10 25 Bungkil hijauan 1 5 Bungkil kacang tanah 1 10 Tepung ikan (60%) 1 2,5 Tepung darah 2 Tepung bulu 2 Minyak ikan 1 1 2 Minyak Kelapa 1 5 Sumber: Sudaryani dan Santosa (2000) Contoh: Jika kita akan menyusun ransum untuk ayam ras petelur periode pemeliharaan 8-12 minggu. Bahan-bahan yang akan dipakai dan perkiraannya pemakaiannya menggunakan metode coba-coba hasilnya seperti pada Tabel 8.7. adalah: Tabel 8.7 Formulasi ransum ayam petelur dengan metode coba-coba Kandungan Zat Makanan Bahan Pakan Komposisi Protein ME (Kkal/kg) Lemak Serat Kasar Tepung jagung 58 9 3.360 4,1 2,2 Tepung daun lamtoro 1,95 23,7 1.140 2,4 20,1 Dedak halus 15 10,1 2.900 4,9 15,3 Bungkil kedelai 15 44,4 2.850 4,0 6,2 Tepung ikan 5 61,8 2.910 7,8 0,6 Tepung Batu 1,5 - - - - 12

Bahan Pakan Kalsium phosphat (20%) Kandungan Zat Makanan Komposisi Protein ME (Kkal/kg) Lemak Serat Kasar 1,5 - - - - Garam dapur 0,25 - - - - Vitamin 0,5 - - - - Mineral 1,25 - - - - DL-Methionin 0,05 - - - - Protein Kasar 16,93 Energi metabolik (Kkal/kg) 2.979 Lemak 4,15 Serat Kasar 4,92 Kalsium 0,95 Kandungan Zat Makanan Ransum 8.2.4 Metode Linier Program Komputer. Cara penyusunan ransum yang lebih baik adalah dengan menggunakan persamaanpersamaan linier. Cara ini membutuhkan pengetahuan berhitung yang lebih rumit daripada cara coba-coba. Dengan adanya teknologi komputer maka perhitungan yang rumit dapat dilakukan dengan cepat. Penyusunan ransum pada saat ini, terutama pada pabrik pakan ternak komersil sudah menggunakan cara ini. Dengan menggunakan komputer, penyusunan ransum bukan hanya memperhatikan kecukupan gizi tetapi juga memberi alternatif dengan harga yang paling murah dari kombinasi bahan pakan yang mungkin didapat. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengetahuan mengenai ilmu gizi unggas mutlak diperlukan oleh orang yang menggunakan komputer tersebut. Komputer dan program/software-nya hanya sebagai alat bantu untuk mewujudkan keinginan pengguna. Program atau software penyusunan ransum ada yang dapat diunduh secara gratis dan ada yang harus dibeli. Program yang gratis, umumnya penggunaannya sangat terbatas. Salah satu contoh program linier adalah FEED MANIA. 13

Tabel 8.8 Contoh Formulasi ransum ayam broiler Bahan Pakan Awal Tumbuh Akhir Jagung 56,3 57,2 60,5 65,2 50,6 Gandum - - - - 27,0 Barley - - - - - Bungkil kedelai (48%) 35,6 31,5 30,7 25,8 17,0 Tepung daging(50%) - 1,0 - - - Tepung ikan - 2,0 - - - Minyak 3,5 4,6 4,5 4,7 1,0 Batu kapur giling 2,7 1,3 1,5 1,5 1,5 Kalsium phosphat (20%P) 2,5 1,0 1,5 1,5 1,5 Garam 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Premix 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Methionin 0,12 0,08 0,06 0,06 1,0 Kandungan zat makanan Protein Kasar 22 21,8 20,0 18,0 16,1 Lemak Kasar 5,9 7,0 7,0 7,3 3,4 Energi Metabolis (Kkal/kg) 3.060 3.145 3.146 3.200 3.050 Kalsium 1,00 0,98 0,95 0,94 0,96 Phosphor 0,42 0,42 0,42 0,41 0,41 Methionin 0,48 0,46 0,40 0,37 0,37 Lisin 1,25 1,27 1,10 0,96 0,78 14