JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Oleh: HENDRA HANIFFAHRUDIN NIM : K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET. SURAKARTA Juni 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengikuti ekstrakurikuler sepakbola memiliki motivasi sangat tinggi yakni

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKALONGAN TAHUN 2013 SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI MI. MUTTABIUL HUDA PETIYIN WADENG SIDAYU GRESIK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

MOTIVASI ORANG TUA MEMASUKKAN PUTERANYA KE SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) AC PUMA PACITAN 2015 SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Guna

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

SKRIPSI. Oleh : SUTOMO NPM : P

JURNAL SURVEI TEKNIK DASAR BOLAVOLI PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI MTSN 1 BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SEKOLAH E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

ARTIKEL SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) padajurusanpendidikanjasmanikesehatandanrekreasi

Survey Of Interest Sports Volleyball Grade 4 To 6 Sdn Tengger Kidul 2 Sub Ceiling Kediri District Academic Year 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. travel kota bengkulu, dapat disajikan seperti pada Tabel 4 berikut ini:

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI

SKRIPSI. Oleh: Cahya Kusuma Padi NIM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, dirancang dan

Kata kunci : Motivasi Mahasiswa, Seminar Geografi

S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : ENDRA HARFIYANTO NPM :

Ismawandi B.P. Dosen Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas PGRI Adi Buana Surabaya - Abstrak

JURNAL SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL TRENGGALEK 2016

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOMPETISI DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

ZANUAR BUDIANTO K

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP HASIL TES KETEPATAN JUMP SERVE BOLAVOLI. (Studi Pada Tim Bolavoli Putra SMK PGRI 3 Kediri Tahun Ajaran )

BAB V PENUTUP. pengamatan pada indikator kerjasama sebagai berikut: dimana rata-rata sentuhan siklus I sebanyak 1,59 sentuhan, sehingga

PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Penjaskesrek

Terhadap Kemampuan Servis Atas Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2016/2017 (Karlina Dwijayanti)

TINGKAT MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SURVEI MOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMP N 21 PONTIANAK

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII - C SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot lengan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri OLEH :

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Transkripsi:

JURNAL SKRIPSI STUDI TINGKAT MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PADA SMK NEGERI 1 DAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: HENDRA HANIFFAHRUDIN NIM : K5612037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2016

STUDI TINGKAT MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PADA SMK NEGERI 1 DAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Hendra Haniffahrudin Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP Universitas Sebelas Maret Alamat Korespondensi : Tri Sakti, Rt 039,Rw 010, Desa Braja Sakti, Kec. Way Jepara, Kab. Lampung Timur, Lampung Email : hendrahanif29@gmail.com ABSTRAK Hendra Haniffahrudin. STUDI TINGKAT MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI PADA SMK NEGERI 1 DAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat motivasi intrinsik, ekstrinsik dan keseluruhan tingkat motivasi siswa yang melandasi keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif persentase dengan teknik survei. Teknik sampling menggunakan teknik total sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 60 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta. 30 siswa di SMK N 1 Surakarta, dan 30 siswa di SMK N 2 Surakarta. Pengumpulan data menggunakan angket. Uji prasyarat instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif persentase untuk memberikan gambaran penelitian tentang motivasi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli. Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat motivasi instrinsik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli lebih besar dari pada tingkat motivasi ekstrinsik. Rata-rata tingkat motivasi intrinsik sebesar 76.54% dalam kategori tinggi. Sedangkan rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik sebesar 62.06% dalam kategori rendah. Motivasi intrinsik siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang tergolong tinggi karena dipengaruhi oleh faktor: kebutuhan 74.32%, harapan 73.92%, dan minat 75.56%. Sedangkan motivasi ekstrinsik yang tergolong rendah karena dipengaruhi oleh faktor: dorongan keluarga 55.42%, lingkungan 67.85%, dan imbalan 61.25%. Dan keseluruhan tingkat motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli sebesar 69.11% dalam kategori tinggi. Kata Kunci: Motivasi Instrinsik, Motivasi Ekstrinsik, Ekstrakurikuler Bolavoli.

PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivitas yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Olahraga juga mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan yang dimaksud yaitu fungsi dan tujuan olahraga. Salah satu cabang olahraga yang digemari dikalangan masyarakat saat ini yaitu cabang olahraga bola voli, karena olahraga ini dapat dilakukan oleh semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan olahraga dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak disiplin dan akhirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, trampil, dan meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam proses pendidikan jasmani di sekolah peserta didik dituntut untuk memiliki sikap yang positif seperti disiplin, kerjasama, jujur, sportif, berperilaku baik, mentaati peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dengan kesegaran jasmani yang baik diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik pula pada peserta didik untuk dapat meningkatkan belajarnya. Dengan demikian, peserta didik akan mudah menerima setiap materi yang diberikan oleh guru. Di antara sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah hanya pendidikan jasmani yang berusaha mencapai tujuannya melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. Selain itu, dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan jasmani, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis, memahami konsep aktivitas jasmani dan lingkungan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif. Pendidikan jasmani dalam prosesnya di wujudkan dalam dua bentuk kegiatan belajar

mengajar yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan di sekolah yang pengalokasian waktunya telah ditentukan dalam struktur program. Sedangkan ekstrakurikuler yang kegiatannya dilakukan di luar jam belajar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang perlu dicapai peserta didik dalam masing-masing mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan berada di luar program yang tertulis di kurikulum (Depdiknas, 2005 : 291). Departemen pendidikan dan kebudayaan dalam kurikulum 1994, dijelaskan sebagai berikut: kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai/sikap, serta kemungkinan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurukulum, baik program inti ataupun program khusus. Sedangkan kegiatan ekstrakulrikuler khususnya olahraga adalah sebagai sarana guna tercapainya tujuan, baik penyaluran bakat, maupun untuk menjadi seseorang pemain yang baik. Dalam kegiatan ini banyak terkandung nilai-nilai dan memiliki aspek penting, seperti disiplin, keberanian, tolong menolong, kerjasama, pembinaan hidup sehat, keterampilan, dan percaya diri sendiri. Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang makin banyak digemari oleh masyarakat utamanya kalangan pelajar dan mahasiswa. Melalui kegiatan olahraga bolavoli ini banyak kalangan remaja memperoleh manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial. Permainan bolavoli saat ini mengalami perkembangan yang pesat terbukti dengan munculnya klub-klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bolavoli pelajar baik di tingkat sekolah menengah pertama, menengah atas, dan perguruan tinggi. Ditunjang lagi dengan sering diadakan turnamen-turnamen, dan acara-acara olahraga pelajar dari tingkat daerah hingga nasional. Permainan bolavoli di Indonesia sekarang ini mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Sekarang banyak sekali terlihat lapangan bolavoli di berbagai kota maupun di pelosok-pelosok tanah air. Itu pertanda bahwa masyarakat di tanah air mulai menyukai permainan bolavoli. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 Januari 1955 PBVSI (Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.dengan adanya PBVSI ini perkembangan bolavoli di Indonesia jauh lebih maju karena ada suatu organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan bolavoli dari pusat, daerah, sampai ke pelosok tanah air. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan salah satu kegiatan diluar jam pelajaran sekolah dan sebagai wahana untuk menampung, menyalurkan dan pembinaan

bakat, minat serta kegemaran siswa dalam olahraga. Satuan pendidikan yang dimaksud adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Agar pembinaan prestasi olahraga.dapat direncanakan dengan baik maka perlu diketahui lebih dahulu motivasi siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler olahraga Membahas masalah pembinaan olahraga tidak akan lepas dari unsur-unsur pendukung seperti sistem yang terdiri atas pengorganisasian, pengadaan alat, fasilitas sarana dan prasarana penunjang, pendanaan dan faktor-faktor lain yang mendukung perkembangan dibidang olahraga pada umumnya seperti kondisi sosial ekonomi siswa, juga aspek kejiwaan sebagai dasar pengetahuan psikologi. Aspek psikologi ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari para pelatih dan pembinaan olahraga. Aspek-aspek kejiwaan siswa seperti sikap, mental, kepribadian, motivasi, konsentrasi, kecemasan dan lain sebagainya, kadang-kadang kurang mendapatkan perhatian dari pada pembina dan pelatih olahraga. Padahal faktor psikologis ini memegang peranan penting, contohnya salah satu unsur motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan atau tingkah laku berbeda antara satu dengan yang lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan dan kebutuhan, baik tingkat perkembangan umur, minat, pekerjaan, atau kebutuhan- kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, untuk menjalankan suatu aktivitas khususnya olahraga perlu adanya motivasi, karena dengan adanya motivasi dari orang yang melakukan aktivitas tersebut akan menyebabkan kegiatan yang dilakukannya akan menjadi lebih bermanfaat dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai motivasi. Seorang anak (siswa) yang melakukan aktivitas olahraga dengan disertai motivasi dalam dirinya akan membuat siswa dalam melakukan aktivitas ini dengan sungguh-sungguh dan hasilnya akan lebih baik, sebab sebelum melakukan aktivitas olahraga, siswa tersebut memiliki tujuan yang ingin atau akan dicapainya. Dengan tujuan itulah siswa akan melakukan hal yang terbaik guna mencapai apa yang diinginkannya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, siswa ini dipengaruhi oleh faktor dalam dirinya atau diluar diri siswa. Tanpa mengesampingkan aspek-aspek lain, penelitian ini ditujukan pada motivasi dari siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler olahraga bolavoli di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta. Motivasi diambil sebagai permasalahan utama karena aspek ini memegang peranan penting dalam perilaku seseorang. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan faktor penentu yang sangat penting sebagai pendorong terwujudnya tingkah laku manusia, sedangkan Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang

menyebabkan individu bertingkah laku karena ada dorongan atau rangsangan dari luar individu. Seseorang akan berlatih hanya apabila dia memiliki kemauan untuk berlatih. Adanya kemauan untuk berlatih itu menunjukan bahwa individu yang bersangkutan mempunyai motivasi untuk berlatih. Dengan begitu pada diri tiap- tiap manusia ada motivasi tertentu yang mendorong untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan Dengan latar belakang diatas penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul, Studi Tingkat Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolavoli Pada SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif persentase dengan teknik survei. Teknik sampling menggunakan teknik total sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 60 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta. 30 siswa di SMK N 1 Surakarta, dan 30 siswa di SMK N 2 Surakarta. Pengumpulan data menggunakan angket. Uji prasyarat instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif persentase untuk memberikan gambaran penelitian tentang motivasi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi intrinsik lebih besar dari pada motivasi ekstrinsik. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Abdul Alim (2010: 2) bahwa, pada umumnya motivasi intrinsik lebih kuat dan lebih baik dari pada motivasi ekstrinsik, oleh karena itu semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki oleh seseorang semakin besar kemungkinannya memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan. Motivasi harus datang dari diri sendiri, harus diniatkan dari diri sendiri dan menjaga komitmen dengan niat yang sudah dimiliki. Motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori dan diterapkan pada objek yang tepat. Dari hasil penelitian menunjukkan hasil perhitungan dengan persentase sebagai berikut: 1. Rata-rata tingkat motivasi intrinsik: a. Motivasi karena kebutuhan tingkat nilai rata-rata mencapai 74.32%. Sebanyak 9 siswa (15.00%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 48 siswa (81.67%)

tergolong tinggi,dan hanya 2 siswa (3.33%) yang tergolong rendah untuk mengikuti kegiatan ekstrkurikuler bolavoli karena kebutuhan dalam motivasi instrinsik ini. b. Motivasi karena harapan tingkat nilai rata-rata mencapai 73.92%. Sebanyak 45 siswa (75.00%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 7 siswa (11.67%) tergolong tinggi,,dan 8 siswa (13.33%) yang tergolong sangat rendah untuk mengikuti kegiatan ekstrkurikuler bolavoli karena harapan dalam motivasi instrinsik ini. c. Motivasi karena minat tingkat nilai rata-rata mencapai 75.56% Sebanyak 15 siswa (25.00%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 38 siswa (63.33%) tergolong tinggi,,dan 7 siswa (11.67%) yang tergolong rendah untuk mengikuti kegiatan ekstrkurikuler bolavoli karena minat dalam motivasi instrnsik ini. 2. Rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik: a. Motivasi karena dorongan keluarga tingkat nilai rata-rata mencapai 55.42% Sebanyak 7 siswa (11.67%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 42 siswa (70.00%) tergolong tinggi, sebanyak 10 siswa (16.71%) tergolong rendah, dan hanya 1 siswa (1.167%) yang tergolong sangat rendah untuk mengikuti kegiatan ekstrkurikuler bolavoli karena dorongan keluarga dalam motivasi ekstrinsik ini. b. Motivasi karena lingkungan tingkat nilai rata-rata mencapai 67.85%. Sebanyak 2 siswa (3.33%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, sebanyak 36 siswa (60.00%) tergolong tinggi, sebanyak 21 siswa (35.00%) memiliki motivasi yang rendah,dan hanya 1 siswa (1.67%) yang tergolong sangat rendah untuk mengikuti kegiatan ekstrkurikuler bolavoli karena lingkungan dalam motivasi ekstrinsik ini. c. Motivasi karena imbalan tingkat nilai rata-rata mencapai 61.25% Sebanyak 25 siswa (41.67%) memiliki motivasi yang tinggi, sebanyak 32 siswa (53.33%) memiliki motivasi yang tergolong rendah, sebanyak 3 siswa (5.00%) memiliki motivasi yang sangat

rendah untuk mengikuti kegiatan ekstrkurikuler bolavoli karena imbalan dalam motivasi ekstrinsik ini. 1. Perbedaan Tingkat Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik a. Motivasi instrinsik rata-rata tingkat persentasenya mencapai 76.54%. Sebanyak 11 siswa (18.33%) memiliki motivasi intrinsik yang sangat tinggi, 48 siswa (80.00%) memiliki motivasi intrinsik yang tinggi, dan 1 siswa (1.67%) memiliki motivasi intrinsik yang rendah. Rata-rata motivasinya mencapai 76.54% tergolong tinggi. b. Motivasi ekstrinsik rata-rata tingkat persentasenya mencapai 62.06% Sebanyak 26 siswa (43.33%) memiliki motivasi intrinsik yang tinggi, 32 siswa (53.33%) memiliki motivasi intrinsik yang rendah, dan 2 siswa (3.33%) memiliki motivasi ekstrinsik yang sangat rendah. Ratarata motivasinya mencapai 62.06% tergolong rendah. 2. Keseluruhan tingkat motivasi siswa a. Secara keseluruhan tingkat motivasi siswa,persentasenya mencapai 69.11% Sebanyak 2 siswa (3.33%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, 52 siswa (86.67%) memiliki motivasi yang tinggi,dan 6 siswa (10.00%) memiliki motivasi rendah. Rata-rata motivasinya mencapai 69.11% tergolong tinggi. Secara umum motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta tergolong tinggi dengan persentase sebesar 69.11% SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat diambil simpulan bahwa motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan rata-rata tingkat motivasi intrinsik sebesar 76.54% a. Kebutuhan sebesar 74.32% b. Harapan sebesar 73.92% c. Minat sebesar 75.56% 2. Secara keseluruhan rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik sebesar 62.06% a. Dorongan keluarga sebesar 55.42% b. Lingkungan sebesar 67.85%

c. Imbalan sebesar 61.25% 3. Secara keseluruhan rata-rata tingkat motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli sebesar 69.11% B. Implikasi Dengan adanya hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan berupa stimulus bagi pihak-pihak yang terkait dengan bidang olahraga, khususnya ekstrakurikuler bolavoli, yaitu bagi guru atau pelatih yang akan meningkatkan motivasi siswa hendaknya memperhatikan apa yang melatar belakangi siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler bolavoli. Karena dengan mengetaui motivasi dari orang yang melakukan aktivitas tersebut, akan menyebabkan kegiatan yang dilakukannya menjadi lebih bermanfaat, dan hasilnya akan jauh lebih maksimal. A. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disampaikan saran kepada pemerintah daerah, guru dan sekolah sebagai berikut: 1. Kepada pemerintah daerah, hendaknya : a. Meninjau langsung kesekolahsekolah mengenai pelaksanaan ekstrakurikuler bolavoli agar selalu dievaluasi kekurangan-kekurangan yang ada. 2. Kepada Kepala Sekolah, hendaknya: a. Menambah pengadaan dan memperbaiki sarana dan prasarana olahraga bolavoli yang disesuaikan dengan jumlah siswa agar tercipta suatu proses yang optimal, efektif, dan lancar. b. Meninjau kembali bersama pembina maupun pelatih ekstrakurikuler bolavoli. 3. Kepada Guru, hendaknya: a. Selalu mengawasi siswa peserta ekstrakurikuler agar siswa bertambah motivasinya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Alim. 2010. Peran Motivasi Dalam Mengukir Prestasi. Online http://staf.uny.ac.id/system/files/penel itian/abdul%20alim,%20s.pd.%20ko r.%20m.or/peran%20motivasi% 20DALAM%20MENGUKIR%20PRE STASI.pdf Abdul Rahman. (2009). Psikologi suatu pengantar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Eni Suryatiningsih. (2005). Analisis Tingkat Spesialisasi Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Pada Pegawai Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah. Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ekonomi 2005. Hlm 40. Universitas Negeri Semarang. Hadi Putra, dkk. (2013). Motivasi Kelas X dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga. Journal of Physical, Education, Sport, Health and Recreations vol (1) 249-252. M. Yunus. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli, Jakarta : Depdikbud Sardiman A. M. ( 2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Suharno H. P. ( 1984). Dasar-dasar Permaian Bolavolley. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. D. P. Danarjati dkk. (2013). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setyobroto, Sudibyo (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta. PT Anem Kosong Anem Husdarta. (2014). Psikologi Olahraga. Bandung : Alfabeta, Sugiyono. (2015a). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta, Sugiyono. (2015b). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, Sugiyono. (2015c). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, Suharsimi Arikunto. (2010a). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2013b). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.