HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR CORRELATION BETWEEN STUDENTS SOCIAL INTERACTION WITH LEARNING ACHIEVEMENT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar. The Correlation Between Peer Group Interaction With Learning Achievement

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

RATIH DEWI PUSPITASARI K

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

PENGARUH MINAT DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SDN GESI 1 TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN BIMBINGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh: FEBRY HELVITA SARI TAMBAT USMAN NAZARUDDIN WAHAB

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

*Hp: /

HUBUNGAN DISIPLIN MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI MTs. NW SURALAGA LOMBOK TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA. Irfan Prima Aldi 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

Pengaruh Kondisi Ekonomi keluarga, Motivasi Belajar, dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Sri Rejeki

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRACT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

BAYU ADHY TAMA K

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

PENGARUH KINERJA GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMP NEGERI 1 RAO SELATAN KABUPATEN PASAMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP DISIPLIN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

PUBLIKASI ILMIAH BIMA PERMANA SUKMA A

KONTRIBUSI CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS XI TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 TANJUNG RAYA

UPAYA MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMK NEGERI 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Ika Ramayani *

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Oleh

JURNAL PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Diajukan Oleh: INDAH SUROSOWATI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

kata kunci: hasil belajar, kemandirian belajar, sikap belajar.

Dwi Setyani Damayanti Dewi Sukriyah. Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh:

Muhammad Iqbal 1, Zulkifli Naansah 2, Yusri Abdul Hamid 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

Transkripsi:

1 HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN PRESTASI BELAJAR CORRELATION BETWEEN STUDENTS SOCIAL INTERACTION WITH LEARNING ACHIEVEMENT Halen Dwistia (helendwistia@yahoo.com) 1 Syaifuddin Latif 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The aim of this research to know the correlation of social interaction through learning achievement at second grade of Mts Negeri 1 Kotabumi on academic year 2012/2013. The method used was descriptive correlation. The sample of research were 45 students. Data collecting technique in this research was sociometri. The result of data analysis used Product Moment Pearson with SPSS software 17.0 shows that the correlation is r=0,684, p < 0,05, therefore Ho is rejected and Ha is accepted. This result shows that there was any strong correlation of students social interaction through learning achievement. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi sosial dengan prestasi belajar peserta didik pada kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Sampel penelitian sebanyak 45 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan sosiometri. Hasil analisis data menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dengan bantuan softwares SPSS 17.0 diperoleh korelasi sebesar r=0,684, p < 0,05, dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukan ada hubungan positif yang kuat antara interaksi sosial dengan prestasi belajar peserta didik. Kata kunci : Hubungan, Interaksi sosial, Prestasi Belajar

2 PENDAHULUAN Hamalik (2011:3) mengemukakan, pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang. Kendatipun dua unsur tersebut sama pentingnya, namun ada kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan itu disebabkan oleh bakat saja atau pengaruh lingkungan saja. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pembimbing dan diperoleh bahwa ada peserta didik kelas VIII sulit berinteraksi dengan teman-temannya. Terdapat peserta didik yang memiliki sifat ingin menang sendiri, memiliki perasaan rendah diri, tidak mampu melaksanakan tugas, kurang bisa menghargai peserta didik yang lain, sering kali melakukan perkelahian dengan teman untuk menyelesaikan masalahnya, kurang aktif saat proses belajar-mengajar, dan hasil prestasi belajar yang rendah. Peserta didik yang demikian dapat dikatakan memiliki hubungan sosial yang buruk, sehingga tidak dapat berhubungan sosial yang baik dengan lingkungannya. Soekanto (2012:65) membagi bentuk-bentuk interaksi sosial menjadi proses asosiatif (bentuk hubungan antarindividu) dan proses disosiatif (bentuk dan arahnya ditentukan oleh sistem sosial masyarakat. Lingkungan sosial yang baik dan buruk dapat ditentukan dari kedua bentuk proses interaksi di atas. Lingkungan sosial yang baik, apabila peserta didik melakukan proses asosiatif, yaitu peserta didik dapat bekerja sama (cooperation), peserta didik melakukan proses akomodasi (proses saling menyesuaikan diri antar individu untuk mengatasi

3 ketegangan-ketegangan), dan peserta didik melakukan proses asimilasi (usaha mengurangi perbedaan untuk tujuan dan kepentingan bersama). Lingkungan sosial yang buruk, apabila peserta didik melakukan proses disosiatif, yaitu peserta didik melakukan persaingan, kontravensi dan pertentangan (pertikaian/konflik) terhadap orang lain. Winkel (dalam Sukardi, 2008:53) mengemukakan dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan lingkungan fisik, dan menerima lingkungan secara positif dan dinamis. Pengenalan lingkungan meliputi, lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan alam sekitar serta lingkungan yang lebih luas, diharapkan menunjang proses penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan. Masalah dalam penelitian ini adalah hubungan interaksi sosial rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan interaksi sosial peserta didik dengan prestasi belajar, arah hubungan kedua variabel, dan nilai koefisien korelasi di MTs Negeri 1 Kotabumi Tahun Pelajaran 2012/2013? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi sosial dengan prestasi belajar peserta didik pada kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi tahun pelajaran 2012/2013. Interaksi Sosial Soekanto (2012:54) mengemukakan bahwa, interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan akan menghasilkan pergaulan

4 hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu akan terjadi apabila perorangan atau kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, untuk suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya, maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan sosial yang dinamis. Thibaut dan Kelley (dalam Ali dan Asrori, 2006:87), yang merupakan pakar dalam teori interaksi, mendefinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu sama lain. Penulis menyimpulkan pengertian di atas bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan cara individu bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimanakah pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Interaksi sosial merupakan hubungan antara seseorang dengan kelompok, mereka saling menegur, berjabat tangan, berbicara agar terjalin suatu hubungan interaksi sosial yang baik. Interaksi sosial merupakan hubungan antara seseorang dengan kelompok, mereka saling menegur, berjabat tangan, berbicara agar terjalin suatu hubungan interaksi sosial yang baik. Bentuk-bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua proses, yaitu proses assosiatif (mengarah pada bentuk hubungan/gabungan yang terdiri dari kerja sama, akomodasi, dan asimilasi, dan proses disosiatif (bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat yang terdiri dari persaingan, kontravensi, dan pertentangan). Proses sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, peserta didik mengembangkan pemikiran tersendiri yang merupakan pengukuhan dasar emosional dam optimisme sosial dengan orang tua dan saudarasaudaranya. Peserta didik belajar membina hubungan dengan teman sekolahnya di lingkungan sekolah, kemudian peserta didik dihadapkan dengan berbagai situasi dan masalah kemasyarakatan di dalam lingkungan masyarakat. Peserta didik yang

5 memilih interaksi sosial yang baik dalam pergaulan akan membawa dampak positif untuk menjadi lebih baik (berteman dengan orang-orang yang pintar, akan memberi semangat untuk bersaing dalam mendapat prestasi terbaik). Prestasi Belajar Individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan, bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya selanjutnya. Slameto (2010:71) agar peserta didik dapat belajar, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang buruk kepribadian dan perilakunya pasti mempengaruhi dan menubah diri peserta didik tersebut, maka perlu diusahakan agar peserta didik memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua di rumah dan pendidik di sekolah harus bijaksana. Hamalik (2011:159) menyatakan gahwa, hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa, setelah siswa mendapat suatu pembelajaran atau contoh, maka ia akan meniru perilaku atas hasil pembelajaran yang didapatnya. Untuk mengetahui prestasi belajar yang didapat, dilakukan evaluasi belajar sebagai pengukuran, pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Penulis menyimpulkan pengertian di atas bahwa prestasi belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil dari interaksi sosial dengan lingkungannya. Faktor yang mendukung interaksi sosial tersebut dapat dipengaruhi dari lingkungan sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat). Hasil dari belajar disebut prestasi belajar, belajar yang baik/bersungguh-sungguh akan mendapatkan prestasi belajar yang baik, dan belajar yang penuh paksaan akan mendapat prestasi yang buruk. Prestasi belajar adalah bentuk penghargaan

6 yang diberikan oleh para pendidik kepada siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi, karena dengan metode ini penulis ingin menggambarkan Hubungan Interaksi Sosial Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel Subagyo (2006:23) mengemukakan bahwa sampel merupakan wakil dari populasi, prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada di dalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja. Populasi peserta didik kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi berjumlah 226 peserta didik. Sampel penelitian diambil 20% dari 226 peserta didik, setelah pengambilan dokumentasi dari nilai raport, dibuat kategorisasi prestasi rendah, sedang, dan tinggi dengan demikian 45 peserta didik menjadi sampel dalam penelitian ini. Variabel penelitian Variabel bebas adalah Hubungan Interaksi Sosial Peserta Didik (X). Variabel terikat adalah Prestasi Belajar Peserta Didik (Y). Definisi Operasional Variabel 1. Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan kehidupan bersama yang akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan dengan orang lain akan terjadi apabila orang-orang atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya. 2. Prestasi Belajar Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator derajat perubahan tingkah laku siswa, setelah siswa

7 melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui prestasi belajar, dilakukan evaluasi belajar sebagai pengukuran, pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pokok Teknik pokok pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sosiometri. Teknik Penunjang Teknik Penunjang pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan mengambil hasil rata-rata prestasi nilai raport peserta didik. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi dilakukan dengan metode uji korelasi Product Moment Pearson, menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.17.0. dimana jika nilai p < 0.05, dapat disimpulkan bahwa data signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan pada pada tanggal 8 Januari 2013. Pemberian sosiometri untuk melihat interaksi peserta didik, melihat data peserta didik yang menjadi populer dan terisolir. Setelah melihat tingkat interaksi sosial peserta didik dari hasil sosiometri dan prestasi belajar peserta didik dari rata-rata prestasi nilai raport, penulis membuat pengkategorian untuk mengetahui peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi berada di kategori rendah, sedang, atau tinggi. Secara umum peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi Tahun Ajaran 2012/2013 sudah bisa berinteraksi dengan baik, karena peserta didik kelas VIII berada pada kategorisasi sedang, yaitu sebesar 53,33 %. Sedangkan hasil penelitian prestasi belajar peserta didik kelas VIII, menunjukan bahwa secara umum gambaran prestasi belajar peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang yaitu sebesar 48,89 %,

8 artinya secara umum cukup menunjukan keseriusannya dalam belajar dengan menunjukan prestasi belajarnya. Penelitian ini ditujukan kepada peserta didik kelas VIII yang memiliki prestasi belajar rendah, sedang dan tinggi. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data jumlah peserta didik dan data nilai peserta didik selama satu semester (nilai rata-rata raport yang akan menjadi acuan prestasi peserta didik) dari kantor TU (Tata Usaha) MTs. N 1 Kotabumi. Setelah hasil prestasi belajar peserta didik diketahui, kemudian hasil data direkapitulasi dengan tingkat prestasi belajar peserta didik, dan dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Data penelitian sebelumnya dianalisis, dengan uji linieritas, uji homogenitas dan uji normalitas. Berdasarkan hasil uji linieritas tabel diperoleh nilai F = 37,711 yang berarti > kriteria signifikan (0,05), dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan artinya, model regresi linier memenuhi kriteria linieritas. Hasil pengujian dengan Based on Mean diperoleh nilai signifikansi p = 0,054 > 0,05 dengan demikian data penelitian di atas homogen. Oleh karena itu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel interaksi sosial berdistribusi normal. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smimov test diperoleh hasil sebesar 0,551. Oleh karena itu, nilai p = 0,551 > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel interaksi sosial berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smimov test diperoleh hasil sebesar 0,233. Oleh karena itu, nilai p = 0,233 > 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel prestasi belajar berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, kedua variabel penelitian yaitu variabel interaksi sosial peserta didik dengan variabel prestasi belajar berdistribusi normal, dengan demikian teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametris.

9 Analisa hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan positif yang kuat antara interaksi sosial peserta didik dengan prestasi belajar. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan korelasi menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dengan bantuan softwares SPSS 17.0 diperoleh korelasi r=0,684, p < 0,05. Koefisien korelasi ini menunjukan bahwa ada hubungan positif yang kuat secara signifikan antara interaksi sosial peserta didik dengan prestasi belajar di sekolah pada peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi 2012/2013, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa interaksi sosial peserta didik bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya pencapaian prestasi belajar yang diperoleh. Interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu sama lain. Hubungan antara seseorang dengan kelompok, mereka saling menegur, berjabat tangan, berbicara agar terjalin suatu hubungan interaksi sosial yang baik. Dari interaksi sosial peserta didik dengan orang-orang di sekitarnya akan terlihat pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Peserta didik yang dapat berinteraksi dengan orang lain, akan membantunya dalam penyesuaian diri, ia akan merasa nyaman berada di suatu lingkungan tertentu, sehingga ia berani untuk mengeksplorasi diri dan menjadi aktif. Ahmadi dan Supriyono (2008:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniah fisiologi, faktor psikologis, faktor non-intelektif, faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor dari luar diri/faktor eksternal individu yang terdiri dari faktor sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Faktorfaktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

10 Peserta didik yang bisa berinteraksi sosial dengan baik akan diterima oleh masyarakat di sekitarnya. Sedangkan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat akan ditolak atau dikucilkan. Peserta didik yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan bagi orang lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanantekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Hal tersebut akan mengganggu proses belajar peserta didik. Peserta didik akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Hal tersebut akan mengganggu proses belajar peserta didik dan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperolehnya. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Orang yang sering menutup diri mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, dalam melakukan suatu kegiatanpun akan mengalami kesulitan, karena ia kurang percaya diri akan kemampuannya. Peserta didik yang kurang memiliki rasa percaya diri akan kesulitan dalam beraktifitas dalam kegiatan belajar-mengajar, kurang aktif, sehingga akan berdampak pada prestasi belajar yang didapatnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Cucu (dalam Rohayati, 2011:369) mengemukakan bahwa dengan kurangnya percaya diri, maka rasa rendah diri akan menguasai seseorang dalam kehidupannya, dan ia akan tumbuh menjadi pribadi yang pesimis. Tanpa adanya rasa percaya diri yang tertanam dengan kuat di dalam jiwa anak (peserta didik), pesismisme dan rasa rendah diri akan dapat menguasainya dengan mudah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan Statistik berdasarkan analisa hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan interaksi sosial peserta didik dengan prestasi belajar. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan korelasi menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dengan bantuan softwares SPSS 17.0 diperoleh korelasi sebesar r=0,684, p < 0,05. Koefisien korelasi ini menunjukan bahwa ada hubungan positif yang kuat secara signifikan antara interaksi sosial peserta didik dengan prestasi

11 belajar di sekolah pada peserta didik kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi 2012/2013, dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Saran Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di MTs Negeri 1 Kotabumi, Lampung Utara adalah: 1. Kepada Peserta Didik Bagi peserta didik yang memiliki interaksi sosial rendah hendaknya berusaha untuk meningkatkan interaksi sosialnya, sehingga dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tidak mengalami suatu hambatan dalam membina hubungan dengan orang lain. Peserta didik yang menjadi subjek penelitian agar bisa lebih meningkatkan dan mempertahankan interaksi sosial yang telah terbentuk. 2. Kepada Guru Bimbingan dan Konseling Bagi guru BK hendaknya melakukan kegiatan konseling dalam meningkatkan interaksi sosial peserta didik. Tempat pelaksanaan konseling diusahakan diruang khusus konseling agar tidak terganggu oleh keadaan diluar kelompok. Oleh karena itu pihak sekolah sebaiknya memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk meningkatkan interaksi sosial peserta didik. 3. Kepada Para Peneliti Kepada para peneliti hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai masalah yang sama, dan dapat melakukan penelitian dengan melibatkan hal lain seperti rasa percaya diri yang berkaitan dengan interaksi sosial. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. dan W. Supriyono. 2008. Psikologi Belajar (Edisi Revisi II). Jakarta: PT Rineka Cipta. Ali, M. dan Asrori, Muhammad. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, O. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rohayati, I. 2011. Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa. Jakarta. http://jurnal.upi.edu/file/36- ICEU_ROHAYATI.pdf (di akses pada tanggal 29 Mei 2013).

12 Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PR Raja Grafindo Persada. Subagyo, P.J. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukardi, D.K. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.