SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BADAN USAHA MILIK NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government. Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas lebih jauh mengenai pengaruh Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Halaman I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin pesat dalam berbagai bidang atau sektor kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemerintahan yang baik (good governance) berarti kepemerintahan yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. Commite of sponsoring organization (COSO) Ricchiute (2006:300)

menyimpang dalam mengambil keputusan, manajemen membutuhkan informasi mengenai aspek atau keadaaan perusahaan. Informasi merupakan alat bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha menuntut pimpinan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Treadway Commission (COSO) mendefinisikan Enterprise Risk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era pasar terbuka saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB I PENDAHULUAN. menjaga aset perusahaan dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak. diinginkan, seperti penyalahgunaan aset ataupun pencurian aset.

PENGENDALIAN INTERN 1

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian pengendalian intern

Nova Paulina 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan tersebut, juga mempengaruhi aktivitas bisnis suatu badan usaha.

Tugas E-learning Administrasi Bisnis Makalah Pengendalian Internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah terdiri dari rencana organisasi dan keseluruhan metode atau cara serta

URGENSI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI INSTANSI PEMERINTAH. Oleh : Hanif. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Harapan membaiknya kondisi ekonomi nasional tampaknya sulit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Internal Audit Charter

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang demikian cepat di Tanah Air menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelaku bisnis lebih menyukai untuk menyimpan dana. yang berasal dari pinjaman seperti yang diutarakan Hildebrand bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Informasi akuntansi adalah bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organizations of the Treadway Commision (COSO) dalam Steven (1998:118),

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan karyawan tidak dapat diabaikan dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Elder dan Beasley yang diterjemahkan oleh Wibowo,

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

Transkripsi:

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL BADAN USAHA MILIK NEGARA I. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang disebut dengan Good Corporate Governance. Pemerintahan yang baik ini merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk membangun negara sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Untuk pencapaian tujuan tersebut setiap pemerintahan harus dapat mengelola sumber daya yang ada di negara, salah satunya yang terpenting adalah keuangan. Pengelolaan sumber daya tersebut tentunya bertujuan untuk pengamanan aset dan keuntungan perusahaan yang merupakan tujuan akhir perusahaan. Agar hal tersebut dapat terlaksana, manajemen perusahaan memerlukan bangunan internal control yang tangguh, sederhana, mudah dioperasikan, dan aman bagi kepentingan perusahaan. Walaupun masing-masing organisasi memiliki misi yang berbeda, akan tetapi, strategi bisnis yang mendasari tujuan dan sasaran dari semua organisasi umumnya berhubungan dengan kinerja yang diharapkan, dikaitkan dengan operasi yang efisien dan efektif; pengembangan dari kehandalan laporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang undangan yang berlaku. Internal control yang baik memungkinkan manajemen siap menghadapi perubahan situasi ekonomi yang dinamis, persaingan yang semakin ketat, pergeseran permintaan pelanggan dan prioritasnya serta restrukturisasi untuk kemajuan yang akan datang. Berkaca dari pengalaman Amerika Serikat dan belahan dunia lainnya, kasus Enron dan WorldCom 1 mendorong institusi pemerintah ataupun swasta untuk meninjau ulang kebijakan audit dan internal control yang selama ini dibuat. Kasus ini mendorong diterbitnya UU Sarbanes Oaxley atau Sarbanes Oaxley Act yang dalam Pasal 404 penggunaan internal control assessment yang oleh PCAOB diisyaratkan menggunakan framework yang disusun oleh COSO (Comitte of Sponsoring Treadway Organization Comission). Di Indonesia, bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) keharusan penyelenggaraan internal control berbasis framework COSO (internal control COSO) tersebut tertuang dalam Pasal 22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M- MBU/2002 tentang Penerapan Good Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa manajemen BUMN harus memelihara internal control bagi perusahaan. Sebagaimana diketahui, peranana BUMN dalam tata perekonomian Indonesia merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional yang diharapkan secara aktif berkecimpung dan bekerja sama berdasarkan demokrasi ekonomi untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk memperoleh hasil, 1 www.news.cnet.com Sie Infokum Ditama Binbangkum 1

manfaat dan dampak positif yang optimal dari kinerja BUMN sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, penerapan prinsip-prinsip pengendalian internal berperan dalam menjaga Good Governance pada BUMN. II. Rumusan masalah Bagaimanakah pengaturan Sistem Pengendalian Internal pada Badan Usaha Milik Negara di Indonesia III. Pembahasan COSO mendefinisikan pengendalian internal as a process, effected by an entity board of directors, management and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories : effectiveness and efficiency of operations, reliability of financial reporting, and compliance with applicable lows and regulation. Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian internal didefenisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. 2 Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama proses pengendalian internal adalah : (1) Operation/performance objectives; (2) Information/financial reporting objectives; dan (3) Compliance objectives. Sedangkan sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. 3 Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen, yaitu : objek, atribut, hubungan internal dan lingkungan. Terkait dengan pengendalian internal, Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah semua kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai kepada manajemen bahwa organisasi akan mencapai tujuan dan sasarannya. 4 Yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 5 Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Ayat (3) UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dinyatakan bahwa Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. Selanjutnya dalam penjelasan ketentuan Pasal 26 UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dinyatakan bahwa persero (dalam hal ini BUMN) wajib menyelenggarakan pembukuan yang dipertanggungjawabkan dan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian internal terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. Selanjutnya menurut 2 www.id.wikipedia.org 3 www.id.wikipedia.org 4 www.oacr.ufl.edu 5 Ketentuan Pasal 1UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Sie Infokum Ditama Binbangkum 2

ketentuan Pasal 22 Ayat (1) Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002 tentang Good Corporate Governance menyatakan bahwa Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan asset BUMN. Dengan demikian, peraturan perundang-undangan mewajibkan agar manajemen membuat serta menjalankan suatu kerangka pengendalian internal yang baik. Dalam framework COSO, keberhasilan sistem pengendalian ditentukan oleh lima komponen, yaitu : 1. lingkungan pengendalian (control environment), meliputi integritas pegawai, nilai etika dan kompetensi dari pegawai yang ada, filosofi manajemen, cara manajemen menetapkan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan mengembangkan pegawai, serta melaksanakan arahan yang diberikan oleh dewan komisaris dan direksi; 2. pemahaman dan penilaian/pengukuran resiko (risk assessment), merupakan proses pengidentifikasian dan analisa resiko yang ada hubungannya dengan pencapaian tujuan, pembentukan dasar penetapan bagaimana resiko harus dikelola; 3. kegiatan kontrol dan pemisahan tugas (control activities), merupakan pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola resiko terhadap pencapaian tujuan perusahaan, yang mencakup pengesahan, kewenangan, verifikasi, pengkajian ulang kinerja usaha, pengamanan aktiva dan pemisahan tugas; 4. informasi dan komunikasi (informations and communications), informasi yang dapat diidentifikasi, direkam dan dikomunikasikan dalam bentuk rentang waktu dan memungkinkan semua pihak yang terkait untuk melaksanakan tanggung jawabnya; dan 5. kegiatan pemantauan dan perbaikan kontrol yang lemah (monitoring), yaitu sebuah proses penaksiran atau penilaian kualitas kinerja sistem dari waktu ke waktu, meliputi pemantauan kegiatan manajemen sehari-hari dan kegiatan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Pasal 22 Ayat (2) Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002 tentang Good Corporate Governance, komponen sistem pengendalian internal tersebut mencakup : 1. lingkungan pengendalian internal dalam perusahaan yang disiplin dan terstruktur yang terdiri : (a) integritas, nilai etika, dan kompetensi karyawan; (b) filosofi dan gaya kepemimpinan; (c) cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggung jawabnya; (d) pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia; dan (e) perhatian dan arahan yang dilakukan Direksi; 2. pengkajian dan pengelolaan resiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola resiko usaha relevan; 3. aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi BUMN antara lain mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsilisasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap aset perusahaan; Sie Infokum Ditama Binbangkum 3

4. sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional, financial dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku pada BUMN; 5. monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dan tembusannya disampaikan kepada Komite Audit. 6 Terlihat bahwa komponen sistem pengendalian internal yang terdapat dalam Keputusan Menteri BUMN tersebut tidak jauh berbeda dengan komponen sistem pengendalian internal dalam kerangka COSO. Penetapan SPI oleh Direksi menunjukkan bahwa manajemen selaku penggerak perusahaan bertanggung jawab dalam hal penerapan SPI tersebut, memastikan bahwa SPI telah mencakup seluruh sasaran dan tujuan entitas, menegakkan/mempertahankan SPI sehingga dapat terus mendukung pencapaian sasaran dan tujuan yang ditentukan, bahkan ketika tujuan dan sasaran tersebut berubah dari waktu ke waktu, memastikan bahwa sistem diterapkan secara konsisten, dan memastikan bahwa lingkungan organisasi mendukung SPI tersebut. Tanggung jawab manajemen tersebut hendaknya dilandasi atas dua konsep dasar SPI, yakni : 1. keyakinan memadai (reasonable assurance) berarti hanya terdapat kemungkinan yang sangat kecil bahwa kesalahan yang material tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh SPI organisasi; 2. keterbatasan melekat (inherent limitations) berarti pengendalian internal tidak pernah dapat dianggap sebagai sempurna. Dengan demikian, sistem pengendalian yang dibangun dalam suatu organisasi mempunyai lima fungsi, yaitu : 1. Preventive yaitu pengendalian untuk mencegah kesalahan-kesalahan baik itu berupa kekeliruan ataupun ketidakberesan yang sering terjadi dalam operasi suatu kegiatan; 2. Detective yaitu untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi; 3. Corrective yaitu untuk memperbaiki kelemahan, kesalahan, dan penyimpangan yang terdeteksi; 4. Direktive yaitu untuk mengarahkan agar pelaksanaan dilakukan dengan tepat dan benar; 5. Compensative yaitu untuk menetralisi kelemahan pada aspek kontrol yang lain. 6 Pasal 22 Ayat (2) Keputusan Menteri BUMN No.117 Tahun 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara Sie Infokum Ditama Binbangkum 4

Dalam kaitannya dengan pemeriksaan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang salah satunya dilakukan oleh BUMN 7, sebelum Presiden menyampaikan rancangan undangundang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR. 8 Laporan keuangan BUMN merupakan pendukung Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) karena nilai ekuitas BUMN merupakan bagian dari aset Pemerintah dalam LKPP. SPI yang efektif tentunya akan meningkatkan kualitas dan keandalan Laporan Keuangan BUMN maupun informasi keuangan lainnya yang diterbitkan BUMN. Hal ini akan berdampak pada peningkatan keandalan LKPP karena nilai ekuitas BUMN material terhadap nilai aset Pemerintah. Setiap pelaksanaan pemeriksaan, terutama pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja, pemeriksa diharuskan memperoleh pemahaman mengenai SPI entitas yang diperiksa. Keharusan memperoleh pemahaman mengenai SPI tersebut diatur dalam Generally Accepted Auditing Standards GAAS, yang dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) disebut sebagai Standar Pemeriksaan. 9 Tanggung jawab BPK adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan BPK. Pemahaman SPI tersebut sebagai bagian dari memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Pemahaman mengenai SPI tersebut juga memiliki arti penting dalam pemeriksaan berkenaan dengan kebijakan pemeriksaan dimasa datang, jenis pemeriksaan yang diperlukan, penentuan sifat, saat dan lingkup pemeriksaan, penetapan prosedur pemeriksaan dan rekomendasi yang diberikan. IV. Kesimpulan 1. Unsur SPI pada BUMN adalah sesuai dengan Keputusan Menteri Negara BUMN No.117 Tahun 2002 tentang Good Corpoorate Governance, yaitu : lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, infromasi dan komunikasi, serta pemantauan. 2. SPKN mengharuskan BPK melaksanakan pengujian atas efektifitas pengendalian internal dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. V. Daftar Pustaka 1. Peraturan : - Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara - Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan - Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 7 Pasal 6 UU No.15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan 8 Pasal 30 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 9 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) memberlakukan kesepuluh Standar Auditing ini dalam pelaksanaan pemeriksaan keuangan Sie Infokum Ditama Binbangkum 5

- Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan No.1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara - Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara 2. Website : - www.news.cnet.com - www.id.wikipedia.org - www.oacr.ufl.edu - www.ruslan.web.id Sie Infokum Ditama Binbangkum 6