7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3. Undang-Undang Nomor 8

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 47 HLM, LD Nomor 3 TAHUN 2013

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

-1- GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DAERAH

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI JEPARA JEPPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.724, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kearsipan. Penyelenggaraan. Pedoman.

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR.1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

G U B E R N U R J A M B I

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 667, 2014 ANRI. Retensi Arsip Polhukam. Pertahanan. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.243, 2013 ARSIP NASIONAL. Peraturan Daerah. Penyelenggaraan Kearsipan. Materi Muatan.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

Transkripsi:

1

2 4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tengtang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan; 8. Keputusa Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143); 9. Keputusan menteri Dalam negeri Nomor 160 Tahun 1980 tentang Pedoman Standarisasi Alat Perlengkapan Kearsipan; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 1991 tentang Jadwal Retensi Arsip; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2005 tentang Pedoman Tata Kearsipan di Daerah; 12. Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kota Kendari (Lembaran Daerah Kota Kendari Tahun 2008 Nomor 2); M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota kendari 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Kendari

3 3. Walikota adalah Walikota Kendari 4. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD Kota menurut azas otonomi dan tujuan pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaiman dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 5. Perangkat Daerah adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD Kota, Dinas Daerah, embaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. 6. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Kendari 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Kendari. 8. Sekretariat DPRD Kota adalah Sekretariat DPRD Kota Kendari. 9. Badan adalah sekumpulan orang dan /atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik atau organisasi lainnya, lembaga-lembaga bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 10. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenan dengan arsip. 11. Penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu system kearsipan nasional yang di dukung okleh sumber daya manusia, prasarana dan sarana, serta sumber daya lainnya. 12. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi dan komunikasi yangdi buat dan di terima oleh lembaga Negara, Pemerintahan Daerah, lembaga pendidikan, perusahan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 13. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan digunakan selama jangka waktu tertentu. 14. Arsip aktif adalah arsip frekuensi pengunaannya tinggi dan/ atau terus menerus. 15. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun. 16. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar kelangsungan oprasional pencipta arsip, tidak dapat diperbaharui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang. 17. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah diverivikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh arsip Nasional Republik Indonesia dan/ atau lembaga kearsipan. 18. Arsip terjaga adalah arsip Negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya. 19. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga.

4 20. Akses arsip adalah kertersediaan arsip sebagai hasil dari kewenangan hokum dan otorisasi legal serta keberadaan sarana bantu untuk mempermudah penemuan dan memanfaatan arsip. 21. Lembaga kearsipan adalah lembaga yang memiliki fungssi, tugas, dan tanggung jawab dibidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan kearsipan. 22. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai kemandirian dan otorisasi dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan tanggung jawab dibidang pengelolaan arsip dinamis, dalam hal ini pencipta arsip adalah badan, dinas, kantor, kecamatan dan kelurahan. 23. Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengolah semua arsip yang berkaitan dengan kegiatan penciptaan arsip dilingkungannya. 24. Unit kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan kearsipan. 25. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman peyusutan dan penyelamatan arsip. 26. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah keunit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada kantor arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Kendari. 27. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan, dan pemeliharaan serta penyusutan arsip. 28. Pengelolaan arsip statis adalah proses pengendalian arsip statis secara efisien, efektif, dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan, preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan public, dalam suatu system kearsipan nasional. 29. Akuisisi arsip statis adlah proses penambahan khasanah arsip statis pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan. 30. Daftar pencarian arsip yang selanjutnya disingkat DPA adalah daftar berisi arsip yang memiliki nilai guna kesejarahan baik yang telah diverivikasi secara langsung atau tidak langsung oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. 31. Organisasi kearsipan adalah unit kearsipan dan lembaga kearsipan yang melaksanakan kegiatan penyelenggaraan kearsipan. 32. Pemeliharaan arsip adalah kegiatan menjaga keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip baik fisik maupun informasi. 33. Penggunaan arsip adlah kegiatan pemanfataan dan penyediaan arsip bagi kepentingan penggunaan arsip yang berhak. 34. Pemberkasan adlah penempatan naskah kedalam suatu himpunan yang tersusun secara sistematis dan logis sesuai dengan konteks kegiatannya sehingga menjadi suatu berkas karena memiliki hubungan informasi, kesamaan jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit kerja.

5 35. Retensi adalah jangka waktu penyimpanan yang wajib dilakukan terhadap suatu jenis arsip. BAB II PEMBINAAN KEARSIPAN Pasal 2 Pembinaan kearsipan dilingkungan Pemerintah Kota Kendari meliputi : a. Koordinasi penyelenggaraan kearsipan; b. Penyusunan pedoman kearsipan; c. Pembinaan bimbingan, supervise, dan konsultasi pelaksanaan kearsipan; d. Sosialisasi kearsipan; e. Pendidikan dan pelatihan kearsipan; dan f. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi Pasal 3 Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah bertanggung jawab melakukan pembinaan kearsipan terhadan pencipta arsip dilingkungan Pemerintah Kota Kendari. Pasal 4 Setiap unit kearsipan dalam lingkungan Pemerintah Kota Kendari bertanggung jawab melakukan pembinaan internal dalam pengelolaan arsip dilingkungan pencipta arsip. BAB III PENGELOLAAN ARSIP Bagian Kesatu Umum Pasal 5 (1) Pengelolaan arsip terdiri atas : a. Pengelolaan arsip dinamis; dan b. Pengelolaan arsip statis. (2) Pengelolaan arsip dinamis dilakukan terhadap arsip vital, arsip aktif dan arsip inaktif. (3) Pengelolaan arsip dinamis menjadi tanggung jawab pencipta arsuip. (4) Pengelolaan arsip statis menjadi tanggung jawab Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

6 Bagian Kedua Pengelolaan Arsip Dinamis Paragraph 1 Umum Pasal 6 Pengelolaan arsip dinamis wajib dilakukan oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Kota Kendari. Pengelolaan arsip dinamis meliputi kegiatan : a. Penciptaan arsip; b. Penggunaan arsip; c. Pemeliharaan arsip; dan d. Penyusutan arsip. Pasal 7 Paragraph 2 Penciptaan Arsip Pasal 8 (1) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a meliputi kegiatan : a. Pembuatan arsip; dan b. Penerimaan arsip (2) Pembuatan dan penerimaan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tata naskah dinas, klasifikasi arsip, serta system klasifikasi keamanan dan akses arsip. Pasal 9 (1) Pembuatan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) huruf a harus diregistrasi. (2) Arsip yang sudah diregistrasi diditribusikan kepada pihak yang berhak secara cepat dan tepat waktu, lengkap serta aman. (3) Pendistribusian arsip sebagaiman dimaksud pada ayat (2) diakui dengan tindakan pengendalian. Pasal 10 (1) Penerimaan arsip sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 ayat (1) huruf b dianggap sah setelah diterima oleh petugas atau pihak yang berhak menerimanya.

7 (2) Penerimaan arsip pada masing-masing SKPD harus melalui satu pintu yang unit kearsipan. (3) Penerimaan arsip diunit kearsipan harus diregistrasi oleh pihak yang menerima dengan mempergunakan kartu kendali. (4) Arsip yang diterima didistribusikan kepada unit pengolah diikuti dengan tindakan pengendalian. Pasal 11 (1) Kegiatan registrasi dalam pembuatan dan penerimaan qarsip harus didokumentasikan oleh unit pengolah dan unit kearsipan. (2) Unit pengolah dan unit kearsipan wajib memelihara dan menyimpan dokumentasi pembuatan dan penerimaan arsip. Paragraf 3 Penggunaaan Arsip Dinamis Pasal 12 (1) Penggunaan arsip dinamis sebagaimana dimakssud dalam pasal 7 huruf b diperuntukan bagi kepentingan Pemerintah dan masyarakat. (2) Ketersediaan dan autentisitas arsip dinamis menjadi tanggung jawab pencipta arsip. (3) Pimpinan unit pengolah bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengolahan penyajian arsip vital dan arsip aktif. (4) Pimpinan unit kearsipan bertanggung jawab terhadap ketersediaan, pengelolahan dan penyajian arsip inaktif untuk kepentingan penggunaan internal dan kepentingan publik. (5) Dalam rangka ketersediaan arsip untuk kepentingan akses, arsip dinamis dapat dilakukan alih media. Paragraf 4 Pemeliharaan arsip Pasal 13 (1) Pemeliharaan arsip dinamis sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf c dilakukan untuk menjaga keautentikan, keutuhan, keutuhan dan keselamatan arsip. (2) Pemeliharaan arsip dinamis meliputi memeliharaan arip vital, arsip vital, dan arsip inaktif baik yang termasuk dalam kategori arsip terjaga maupun arsip umum. (3) Pemeliharaan arsip dinamis dilakukan meliputi kegiatan : a. Pemeriksaan arsip aktif; b. Penataan arsip inaktif; c. Penyimpanan arsip; dan d. Alih media arsip.

8 Pasal 14 (1) Pemeliharaan arsip aktif menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah. (2) Pemeliharaan arsip aktif dilakukan melalui kegiatan pemberkasan dan penyimpanan arsip. Pasal 15 (1) Pemberkasan arsip aktif sebagaimana dimaksud dalam paal 13 ayat (3) huruf a dilakukan terhadap arsip yang dibuat dan diterima. (2) Pemberkasan arsip aktif sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan klasifikasi arsip. (3) Pemberkasan arsip aktif menghasilkan tertatanya fisik dan informasi arsip. Pasal 16 (1) Pemeliharaan arsif inaktif menjadi tanggung jawab kepada unit kearsipan. (2) Pemeliharaan arsip inaktif dilakukan melalui kegiatan penataan dan penyimpanan. Pasal 17 (1) Penataan arsip inaktif sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3) huruf b dilakukan berdasarkan asal usul dan asas aturan asli. (2) Penataan arsip inaktif pada unit kearsipan dilaksanan melalui kegiatan : a. Pengatur fisik arsip; b. Pengolahan informasi arsip; dan c. Penyusunan daftar arsip inaktif. (3) Penataan arsip inaktif dan pembuatan daftar arsip aktif menjadi tanggung jawab kepala unit kearsipan. Pasal 18 (1) Penyimpanan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3) huruf c, dilakukan terhadap arsip aktif yang ada di daftar dalam daftar arsip. (2) Penyimpanan arsip aktif menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah. (3) Penyimpanan arsip inaktif menjadi tanggung jawa kepala unit kearsipan. (4) Penyimpanan arsip aktif dan inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk menjamin keamanan fisik dan informasi arsip selama jangka waktu penyimpanan arsip berdasarkan JRA. Paragraf 5 Penyusutan arsip Pasal 19 Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf dilakukan oleh pencipta arsip berdasarkan JRA.

9 Pasal 20 Penyusutan arsip sebagaiman dimaksud pasal 19 meliputi kegiatan : a. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah keunit kearsipan. b. Menusnahan arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada Kantor Arsip dan perpustakaan Kota Kendari. Pasal 21 (1) Pemindahan arsip inaktif dilaksanakan dengan memperhatikan bentuk dan media arsip. (2) Pemindahan arsip inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan: a. Penyeleksian arsip inaktif; b. Pembuatan daftar arsip inaktif yang akan dipindahkan; dan c. Penataan arsip inaktif yang akan dipindahkan Pasal 22 Pemindahan arsip inaktif dilingkungan Pemerintahan Daerah Kota Kendari. Dilakukan sebagai berikut : a. Pemeriksaan arsip inaktif yang memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun dilakukan dari unit pengolah keunit kearsipan dilingkungan suatu kerja Pemerintah kota atau penyelenggara Pemerintah Daerah Kota Kendari; dan b. Pemindahan arsip inaktif yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (tahun) dilakukan dari unit kearsipan lingkungan setahun keja Pemerintah Kota Kendari atau penyelenggara pemerintah Daerah Kota Kendari ke Kantor Arsip atau Perpustakaan Daerah. Pasal 23 (1) Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah keunit kearsipan menjadi tanggung jawab pimpinan unit pengolah. (2) Pemindahan arsip inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah melewati retensi arsip aktif. (3) Pelaksanaan pemindahan arsip inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan penandatanganan berita acara dan dilampiri daftar arsip yang dipindahkan. (4) Berita acara dan daftar arsip inaktif yang dipindahkan sebaimana dimaksud pada ayat (3) ditandatangani oleh pimpinan unit pengolah dan unit kearsipan. Pasal 24 (1) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 huruf b menjadi tanggung jawab pimpinan pencipta arsip.

10 (2) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap arsip yang: a. Tidak memiliki nilai guna; b. Telah habis retensinya dan keterangan dimusnahkan berdasarkan JRA; c. Tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan d. Tidak berkaitan dengan penyelesaian proses suatu perkara. (3) Dalam hal arsip belum memenuhi semua ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), retensinya ditrentukan kembali oleh pimpinan pencipta arsip. Pasal 25 (1) Pemusnahan arsip dilakukan pemerintah Daerah Kota Kendari yang memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah atau penyelenggara pemerintahan daerah Kota Kendari setelah mendapat: a. Pertimbangan tertulis dari panitia penilai arsip; dan b. Persetujuan tertulis dari walikota. (2) Pelaksanaan pemusnahan arsip dilakukan pemerintahan daerah kota Kendari sebaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab unit kearsipan di satuan kerja perangkat kota Kendari atau penyelenggara pemerintahan daerah kota Kendari. Pasal 26 (1) Pemusnahan arsip dilingkungan daerah kota Kendari yang memiliki retensi sekurangkurangnya 10 (sepuluh) tahun ditetapkan oleh walikota setelah mendapat : a. Pertimbangan tertulis panitia arsip; dan b. Persetuyjuan tertulis dari Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. (2) Pelaksanaan pemusnahan arsip dilingkungan pemerintah daerah kota kendari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Pasal 27 (1) Penyerahan arsip statis oleh pencipta Arsip kepada Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Kendari sebagaimana dimaksud pada pasal 20 huruf c, dilakukan terhadap arsip yang: a. Memiliki nilai guna kesejarahan; b. Telah habis retensinya; dan / atau c. Berketerangan dipermanenkan sesuai dengan JRA Pencipta ARSIP. (2) Penyerahan arsip statis sebagaiman dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pimpinan Arsip. (3) Penyerahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pencipta arsip.

11 Pasal 28 (1) Arsip statis yang diserahkan oleh pencipta arsip kepada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah harus merupakan arsip yang autentik, terpercaya, utuh dan dapat digunakan. (2) Dalam hal arsip statis yang diserahkan tidak autentik maka pencipta arsip melakukan autentikasi. (3) Apabila pencipta arsip tidak melakukan autentikasi sebagaiman dimaksud pada ayat (2) Kantor Arsip dan Perpustakaan berhak untuk menolak penyerahan arsip statis. (4) Dalam hal arsip statis yang tidak diketahui penciptanya, autentikasi dilakukan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Pasal 29 (1) Prosedur penyerahan arsip statis dilaksanakan sebagai berikut : a. Penyelesaian dan pembuatan dafrat arsip usul serah oleh unit kearsipan; b. Penilaian oleh panitia penilai arisp usul serah; c. Pemberitahuan akan menyerahkan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada kepala kantor arsip dan Perpustakaan Daerah sesuati wilayah kewenangannya disertai dengan pernyataan adaroi pimpinan pencipta arsip bahwa yang diserahkan autentik, terpercaya, utuh, dan dapat digunakan; d. Verivikasi dan persetujuan dari Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah sesuai kewenangannya; e. Penetapan arsip yang akan diserahkan oleh pimpinan pencipta arsip; dan f. Pelaksanaan serah terima arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah dengan disertai berita acara dan daftar arsip yang akan diserahkan. (2) Penyerahan arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah lingkup pemerintahan kota kendari. Pasal 30 (1) Arsip pemerintahan daerah kota Kendari wajib diserahkan kepada kantor arsip dan Perpustakaan Daerah. (2) Penetapan arsip statis pemerintah daerah kota kendari sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1) huruf e, ditetapkan oleh Walikota Kendari. (3) Pelaksanan penyerahan arsip statis yang memiliki retensi dibawah 10 (sepuluh) tahun menjadi tanggung jawab unit kearsipan satuan kerja perangkat daerah Kota Kendari atau penyelenggara Pemerintahan daerah Kota Kendari. (4) Pelaksana penyerahan arsip statis yang memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh0 tahun menjadi tanggung jawab Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

12 Bagian Ketiga Pengelolaan Arsip Statis Paragraf 1 Umum Pasal 31 (1) Pengelolaan arsip statis wajib dilakukan oleh Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah. (2) Pengelolaan arsip statis meliputi kegiatan: a. Akuisisi arsip statis; b. Pengelolahan arsip statis; c. Perservasi arsip statis; dan d. Akses arsip statis. Paragraf 2 Akuisisi Arsip Statis Pasal 32 (1) Akuisisi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (2) huruf a dilakukan melalui verivikasi secara langsung maupun tidak langsung. (2) Verivikasi arsip statis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. (3) Apabila dalam melakukan verivikasi terdapat arsip yang tidak memenuhi criteria sebagai arsip statis, Kepala Kantor ARSIP DAN Perpustakaan Daerah berhak menolak arsip yang akan diserahkan. Paragraf 3 Pengolahan Arsip Statis Pasal 33 Pengolahan arsip statis sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (2) huruf b, dilaksanakan berdasarkan asas sal usul dan asas aturan asli serta standar deskripsi arsip statis. Pasal 34 (1) Pengolahan arsip statis dilaksanakan melalui kegiatan : a. Menata informasi arsip statis; b. Menata fisik arsip statis; dan c. Penyusunan sarana bantu temu balik arsip statis (2) Sarana bantu temu balik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi guide, daftar arsip statis dan inventaris arisp.

13 Paragraf 4 Preverensi Arsip Statis Pasal 35 (1) Perverensi arsip statis sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf c dilaksanakan dengan cara prefentif dan kuratif. (2) Preservasi arsip statis dengan cara preventif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan : a. Penyimpanan; b. Pengendalian hama terpadu; c. Reproduksi; dan d. Perencanaan menghadapi rencana. (3) Preservasi arsip statis dengan cara kuratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui perawatan arsip statis dengan memperhatikan keutuhan informasi yang dikandung dalam arsip statis. Paragraf 5 Akses Arsip Statis Pasal 36 Akses arsip statis sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (2) huruf d, dilaksanakan dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan public. Pasal 37 (1) Akses arsip statis untuk kepentingan pengguna arsip dijamin oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. (2) Untuk menjamin kepentingan akses arsip statis Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah menyediakan prasarana dan sarana. (3) Akses arsip statis dilakukan dengan mempertimbangkan : a. Prinsip keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip statis; dan b. Sifat keterbukaan dan ketertutupan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Akses arsip statis dapat dilakukan secara manual dan / atau elektronik.

14 BAB IV SUMBER DAYA KEARSIPAN Bagian kesatu Organisasi kearsipan Paragraf 1 Unit kearsipan Pasal 38 (1) Unit kearsipan pada pencipta arsip memiliki fungsi : a. Pengolahan arsip inaktif dari cara pengolah dilingkungannya; b. Pengolahan arsip dan penyajian arsip menjadi informasi; c. Pemunahan arsip dilingkungan lembaganya; d. Penyerahan arsip statis oleh pimpinan pencipta arsip kepada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah; dan e. Pembinaan dan pengevaluasian dalam rangka penyelenggaraan kearsipan lingkungannya. (2) Unit kearsipan pada pencipta arsip memiliki tugas : a. Melaksanakan pengolahan arsip inaktif dari unit pengolah dilingkungannya; b. Pengolah arsip dan menyajikan arsip menjadi informasi dalam rangka SKN dan SIKN; c. Melaksanakan permusnahan arsip dilingkungan lembaganya; d. Mempersiapkan penyerahan arsip statis oleh pimpinana pencipta arsip kepada Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah; dan e. Melaksanakan pembinaan evaluasi dalam rangka penyelenggara kearsipan dilingkungannya. (3) Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud opada ayat (1) dan ayat (2) unit kearsipan menyiapkan rancangan kebijakan kearsipan untuk ditetapkan oleh pencipta arsip. Bagaian Kedua Prasarana dan Saran Pasal 39 Unit kearsipan dipimpin oleh seorang pejabat structural yang memiliki kompetensi dibidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan / atau pendidikan dan pelaksaan kearsipan.

15 Bagian Ketiga Prasarana dan Sarana Pasal 40 (1) Pengelolaan arsip dilakukan dengan menggunakan prasarana dan sarana berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Kepala ANRI. (2) Prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Gedung; b. Ruangan; dan c. Peralatan. (3) Persyaratan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengatur lokasi, konstruksi, dan tata ruangan gedung, ruangan penyimpanan arsip serta spesifikasi peralatan pengelolaan arsip. Bagian Keempat Pendanaan Pasal 41 (1) Pendanaan dalam rangka penyelenggaraan kearsipan yang diselanggarakan oleh pemerintah daerah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Daerah. (2) Pendanaan penyelenggaraan kearsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendanaan untuk perumusan dan penetapan kebijakan, pembinaan kearsipan, pengelolaan arsip, [penelitian dan penggembangan sumber daya manusia, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kearsipan, penyediaan jaminan kesehatan, tambahan tunjangan sumber daya kearsipan, serta penyediaan prasarana dan sarana. (3) Penyusunan program penyelenggaraan kearsipan dalam rangka pengajuan pendanaan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) menjadi tanggung jawab Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah dan unit kearsipan pada pencipta arsip sesuai dengan tugasnya dan fungsinya.

16

17