BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dedy Irvandy, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dengan persiapan yang baik dan matang, hal tersebut dapat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

yang lebih baik dalam rangka mewujudkan SDM yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nina Indriani, 2013

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar yang aktif dan kondusif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, pemerintah Indonesia sebagai bagian dari negara berkembang di dunia mulai mempersiapkan diri untuk meningkatkan sumber daya manusianya, agar mereka dapat bersaing dengan sehat melawan kompetitor dari negara berkembang lainnya. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah meningkatkan SDM dibidang pendidikan. Dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 3 disebutkan,bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mengcerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa keada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Peran guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas sangatlah penting. Di kelas guru mempunyai hak sepenuhnya untuk mengelola kelas agar materi apa yang akan disampaikannya dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Sebagai seorang yang profesional, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, namun juga ia memiliki tanggung jawab untuk mengusahakan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan optimal. Dibeberapa sekolah terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) proses belajar mengajar masih berpusat pada guru, dimana pengetahuan yang didapat oleh siswa dalam bentuk informasi biasa atau sekedar ceramah. Dalam proses pembelajaran seperti ini, guru berperan sebagai pusat informasi sedangkan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Kegiatan siswa lebih banyak mendengar atau hanya menulis apa yang diinformasikan guru. Akibatnya siswa menjadi kurang aktif didalam kelas sehingga yang terjadi hanya komunikasi satu arah dan membuat siswa bosan serta mengantuk. Berdasarkan kutipan sebuah

2 koran radar online (12 September 2012) menyebutkan bahwa mengantuk di kelas itu bukan hanya di sebabkan oleh murid itu sendiri. Bisa jadi disebabkan oleh guru yang sangat membosankan. Misalnya dengan metode mengajar yang monoton sehingga membuat murid merasa bosan dan akhirnya mengantuk di kelas. Pembelajaran yang hanya satu arah saja dapat membuat siswa merasa bosan dan dapat menurunkan motivasi belajar serta inisiatif siswa untuk bertanya dan mengemukakan ide. Situasi ini bertantangan dengan prinsip kontruktivisme yang memandang bahwa sebenarnya siswalah yang harus membangun pengetahuannya sendiri. Untuk itu sangat diperlukan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba alternatif lain untuk mengembangkan pemahaman siswa dalam menyerap pelajaran yang ada di kelas. Salah satunya dengan pemanfaatan metode pembelajaran yang dapat menunjang keaktifan siswa untuk lebih memahami pelajaran yang sedang berlangsung. Menurut Bruner dalam Trianto (2009), menyatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik. Metode pembelajaran menempati peranan yang tidak kalah penting dari penunjang kegiatan belajar mengajar. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Salah satu strategi pembelajaran yang bertumpu pada pembelajaran aktif adalah inkuiri. Inkuiri dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan

3 manusia untuk mencari atau memahami informasi. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker dalam Joyce dan Weil dalam Trianto (2009), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam kreatif berfikir dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Penelitian yang berkaitan dengan inkuiri ini juga telah dilakukan oleh Ali Mahmudatussa dah. Hasil penelitian didapatkan bahwa pendekatan inkuiri konstektual berbasis informasi teknologi topik food additive dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis mahasiswa. Peningkatan nilai pretest ke postest dialami oleh semua sampel dengan nilai N-Gain yang berbeda-beda (Mahmudatussa dah, 2009). Salah satu metode pembelajaran Inquiry adalah free inquiry. Metode pembelajaran ini sebenarnya lebih mengacu ke pembelajaran yang bersifat kontruksivisme. Peran guru dalam pembelajaran menurut teori kontruktivisme adalah sebagai fasilitator atau moderator. Siklus dalam pembelajaran inkuiri adalah observasi (Observation), bertanya (Questioning), mengajukan dugaan (Hyphotesis), pengumpulan data (Data gathering), dan penyimpulan (conclussion). (Trianto, 2010: 114). Menurut Kuhlthau (2010), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa Inquiry is a way of learning new skills and knowledge for understanding and creating in the midst of rapid technological change. The underlying concept is considering a question or problem that prompts extensive investigation on the part of the student. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaram inquiry merupakan cara belajar keterampilan dan pengetahuan baru untuk memahami dan menciptakan sesuatu dengan perubahan teknologi yang cepat. Konsep yang mendasari pertanyaan dan masalah yang memerlukan penyelidikan bagi siswanya. Dikemukakan juga oleh Putri (2012), bahwa kedudukan siswa dalam model free inquiry ini diberikan kebebasan dalam menyelesaikan masalah, melakukan

4 percobaan, menganalisis data, serta membuat kesimpulan. Kebebasan dalam menentukan masalah memancing siswa untuk melakukan kegiatan berpikir untuk dapat menemukan masalah yang akan diujicobakan sehingga menimbulkan suatu ide yang bermacam-macam. Siswa juga akan menuangkan keberagaman ide yang unik saat melakukan analisis data dan membahas permasalahan yang dibuat. Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini adalah model free inquiry atau inkuiri bebas. Gulo (dalam Trianto, 2010:166) menyatakan bahwa strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Peneliti mencoba untuk menggabungkan metode pembelajaran Free Inquiry dengan memanfaatkan media audiovisual dalam hal ini berbentuk multimedia pembelajaran sebagainya. Ini dikarenakan adanya perbedaan daya tangkap yang diterima oleh masing-masing siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif, diharapkan dapat membuat siswa yang berkemampuan rendah dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah, agar dapat mengulang kembali pelajaran tersebut dirumah. Siswa sangat dituntut keras untuk mengikuti kegiatan belajar mengajarnya oleh diri sendiri dengan pemikiran sendiri dan guru disini hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator. Metode pembelajaran Free Inquiry merupakan metode pembelajaran yang harus mengharuskan siswa terlibat dalam proses belajar, sedangkan guru hanya berperan menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa tentang materi yang diberikan dan sebagian besar perencanaan disiapkan oleh guru. Dengan memanfaatkan kelebihan dari multimedia pembelajaran interaktif diharapkan bisa membantu keterbatasan yang dimiliki guru terutama dalam masalah waktu pengajaran, sehingga dengan adanya multimedia pembelajaran siswa dapat mempelajari kembali materi yang sudah diberikan oleh guru dengan meliha multimedia pembelajaran interaktif yang sudah dibuat baik sebelum memulai materi pelajaran, sedang berlangsung maupun sesudah materi

5 disampaikan. Dengan begitu bisa membantu siswa yang mengalami keterlambatan dalam menyerap ilmu yang disampaikan oleh guru didalam kelas. Berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini akan dibahas mengenai metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif kemudian diterapkan dalam mata pelajaran Animasi 2D menggunakan Macromedia Flash 8 untuk melihat tingkat pemahaman siswa dengan menilai dari hasil belajar yang siswa peroleh. Sehingga, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul Implementasi Metode pembelajaran Free Inquiry Berbantuan multimedia interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK). B. Perumusan Masalah Dari latar belakang maka dirumuskan permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini. 1. Bagaimana penerapan multimedia interaktif sebagai alat bantu pada metode pembelajaran Free Inquiry? 2. Apakah lebih baik peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang mendapatkan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan metode pembelajaran konvensional? 3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan dalam penelitian ini agar dalam pembahasannya tepat menuju sasaran. Selain itu juga untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka permasalahan yang akan dibatasi sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 5 Bandung.

6 2. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan hasil pemahaman belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry pada mata pelajaran Animasi 2D. 3. Kegiatan yang diteliti adalah adanya peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Animasi 2D. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu penerapan metode pembelajaran Free Inquiry. 2. Mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman siswa dengan kelompok siswa yang mendapatkan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif lebih baik dari kelompok siswa yang mendapatkan metode pembelajaran konvensional. 3. Mengetahui bagiaman respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritirs diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut : a. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa didalam kelas untuk mencari tahu hal-hal yang belum diketahui. b. Sebagai salah satu cara meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari mata pelajaran Animasi 2D melalui metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

7 a. Penulis sendiri memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran TKJ dengan menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif. b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru TKJ sebagai alternatif belajar mengajar. c. Memberikan pengalaman langsung pada siswa sebagai objek penelitian, sehingga siswa mendapatkan kemandirian serta rasa tanggung jawab dan keberanian kepada teman-temannya dalam menyampaikan pendapatnya. F. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran Free Inquiry yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu prosedur pembelajaran inquiry yang dalam prosesnya siswa berperan seperti ilmuan yang merumuskan sendiri permasalahannya dan peran guru hanya sebagai fasilitator 2. Multimedia Interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang membimbing siswa secara aktif untuk menggali kemampuannya sendiri kemudian menerapkan pengetahuan baru tersebut pada permasalahan sejenis yang lebih rumit. 3. Peningkatan pemahaman siswa yang dimaksud dalam penelitan ini adalah kemampuan menerangkan sesuatu yang dinyatakan dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, menginterpretasikan atau menarik kesimpulan misalnya tabel atau data, grafik dan sebagainya. 4. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berorientasi pada guru dan mengikuti kebiasaan yang dilakukan sekolah dalam memberikan pembelajaran kepada siswa. Dimana guru menjelaskan dan memberikan contoh, sementara siswa hanya memperhatikan dan mengikuti langkah yang dikerjakan guru.

8 G. Hipotesis Penelitian H 0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dengan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. H 1 = Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan metode pembelajaran Free Inquiry berbantuan multimedia interaktif dengan peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.