BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan ketelitian dari masing-masing individu dalam mengambil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan yang kompleks dan dinamis manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi, karena pada hakikatnya manusia dipandang sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan dan saling berhubungan. Komunikasi itu sendiri merupakan urat nadi bagi kelangsungan hidup manusia dalam berhubungan dengan oranglain. Secara hemat bisa dikatakan bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh pola komunikasi yang dilakukannya dengan manusia yang lain dengan tujuan agar manusia tersebut dapat mempertahankan eksistensi dalam kehidupannya. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Applboum (1974:63) dalam Silalahi (2011) yang menyatakan bahwa We spend an estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading, writing, speaking and listening. Ini berarti bahwa tiga perempat waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi-membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Di sisi lain, patut kita sadari bahwa manusia bukan hanya terletak pada kemampuan fisiknya saja, tetapi juga pada kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerja sama dengan oranglain. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, dimana organisasi adalah suatu wadah tempat berkumpulnya orangorang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan komunikasi, tiap personil dapat saling berhubungan satu sama lain. Dalam konteks ini, komunikasi merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai sarana setiap orang untuk dapat berinteraksi dengan yang lain sehingga terbentuk kesepahaman pemikiran tentang aktivitas 1

2 yang mereka lakukan. Komunikasi pula dipandang sebagai perekat untuk mengoordinasikan seluruh orang dalam organisasi dan pembentuk kerja sama dalam menjalankan sasaran organisasi tersebut. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berkaitan dengan pengertian pendidikan diatas, patut kita perhatikan bahwa untuk mewujudkan cita-cita nasional dalam bidang pendidikan, maka diperlukan suatu organisasi untuk memfasilitasinya. Salah satu organisasi dalam ruang lingkup pendidikan yang kita kenal adalah sekolah. Sekolah adalah tempat bertemunya orang-orang yang bekerjasama untuk melakukan proses pembelajaran secara terstruktur dan sistematis agar tujuannya dicapai dengan efektif dan efisien. Lebih luas lagi, pembelajaran tersebut dilakukan agar tujuan pendidikan tercapai secara komprehensif. Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional, maka sekolah sebagai institusi pendidikan butuh akan pembelajaran yang berkualitas. Kualitas pembelajaran salah satunya ditentukan oleh keahlian guru dalam mendidik dan mengerjakan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Tidak bisa disangkal bahwa guru sebagai ujung tombak dalam proses

3 pembelajaran, meskipun peserta didiklah yang menentukan hasilnya sendiri. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung terdapat suatu kondisi dimana keseluruhan sumberdaya manusia tidak bisa untuk tidak melakukan aktivitas dan menghasilkan sesuatu yang bernilai dari aktivitas itu, termasuk guru. Pada kondisi ini, guru dituntut untuk mampu menghasilkan temuan baru sebagai hasil pembelajaran, baik berupa metode mengajar yang relevan dengan kebutuhan siswa, pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), inovasi sistem pembelajaran di kelas, juga mampu menghasilkan tulisan baik untuk dirinya maupun sebagai bahan bacaan bagi peserta didik. Semua hal ini bisa dilakukan oleh guru yang produktif dan memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Guru yang produktif mampu memperlihatkan segenap potensi positif yang dimilikinya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Produktif di sini diartikan sebagai sesuatu hal yang bisa untuk digali dan dikembangkan. Sedangkan produktivitas itu sendiri merujuk pada keinginan seseorang untuk meningkatkan kualitas kehidupannya dalam berbagai aspek. Ada pepatah yang mengatakan bahwa tidak selamanya harapan selalu sejalan dengan kenyataan. Begitu juga dengan proses pembelajaran yang masih banyak diwarnai kerikil sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara efektif dan efisien. Kenyataan yang ada mengatakan bahwa guru masih kurang produktif, seperti yang dirangkum dalam sebuah artikel media massa yang ditulis oleh Rachmad (Radar Malang, 2009) dalam Sutikno (2009:7) yang mengemukakan bahwa Para guru di Kota malang masih banyak kelemahan, kurang tanggap strategi, tidak banyak cara, kurang disiplin, lemah sumber,kurang terampil, tidak punya selera, asal susun materi, muatan amat lemah, dan jaman dulu.

4 Hal serupa juga diutarakan oleh Paka Wishnu (2012) berdasarkan hasil penelitiannya tentang Kontribusi Supervisi terhadap Produktivitas Kerja Guru di Sekolah Dasar Negeri Kwadungan 02 Kecamatan Kerjo pada tahun 2012 membuahkan hasil bahwa: Produktivitas kerja guru masih rendah dilihat dari masih kurangnya capaian kerja guru dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum maupun dilihat berdasarkan hasil belajar siswa, Kendala-kendala akademis yang dialami guru bersumber dari kendala-kendala konseptual dan teknis yang mana guru sangat mengharapkan bantuan dari Kepala Sekolah untuk memberikan solusi, seperti masalah strategi pengembangan proses pembelajaran yang efektif, strategi penggunaan media pembelajaran, serta masalah teknis lainnya, dan ketidakpercayaan diri guru yang masih rendah mengakibatkan rendahnya motivasi guru dalam mencari alternatif solusi secara mandiri. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan kejuruan yang mempunyai tujuan menyiapkan siswa untuk mampu bekerja dalam suatu bidang juga membekali siswa supaya memiliki keahlian sesuai kompetensinya. Agar tujuan sekolah menengah kejuruan tercapai maka diperlukan pendidik dan tenaga pendidik yang berkualitas, fasilitas yang lengkap dan sesuai, metode pembelajaran yang mendukung serta pengelolaan yang baik. namun, yang menduduki posisi strategis dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah guru sebagai pendidik, karena disinilah guru terlibat langsung secara aktif dengan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas maupun proses pendidikan di lingkungan sekolah. Guru yang mampu mewujudkan tujuan tersebut haruslah produktif dalam melakukan pekerjaannya, sehingga mampu mengantarkan siswa menuju pintu dunia kerja dengan baik dan mantap. Guru yang produktif adalah guru yang memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, ia mampu memperlihatkan segenap potensi yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. oleh karena itu di sini diperlukan perhatian kepala sekolah selaku pimpinan sekolah untuk terus meningkatkan

5 produktivitas kerja guru sehingga tujuan sekolah tercapai dengan efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari beberapa guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Hasil studi pendahuluan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa masih terdapat masalah terkait melemahnya produktivitas kerja guru yang secara umum diakibatkan oleh beberapa hal berikut, yaitu: 1. Kepala sekolah jarang melakukan pengontrolan pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian besar guru jarang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sering memberikan tugas kepada siswa tanpa kehadiran guru di kelas, yang pada akhirnya efektivitas dan efisiensi pembelajaran di kelas menjadi tidak tercapai dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran yang mana banyak siswa yang tidak mencapai target nilai minimal. 2. Adanya hubungan yang tidak baik dan kurang harmonis, dimana kepala sekolah jarang melakukan komunikasi yang intens dengan guru; 3. Disiplin kerja guru yang masih kurang baik ditunjukkan oleh tingkat kehadiran guru, sering terlambatnya guru datang ke sekolah dan masuk kelas yang menyebabkan kondisi di dalam kelas menjadi kurang terkendali ketika tidak ada guru atau guru terlambat masuk kelas. Selain itu, peneliti juga mendapatkan data terkait penurunan rata-rata perolehan nilai ujian nasional (UN) sekolah menengah kejuruan di Kota Bandung, dimana hal tersebut bisa jadi diakibatkan oleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Perolehan Rata-rata Nilai Ujian Nasional SMK di Kota Bandung

6 No Tahun Pelajaran Rata-rata nilai UN 1 2011/2012 8.21 2 2012/2013 6.33 3 2013/2014 6.02 Sumber : Data Dinas Pendidikan Kota Bandung Berdasarkan pada tabel di atas, dapat kita lihat bahwa perolehan nilai ratarata dari tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Ini mengindikasikan bahwa terdapat kerikil dalam proses kerja guru, Untuk menanggulangi masalah tersebut maka diperlukan suatu usaha dari kepala sekolah selaku pemimpin agar masalah yang muncul dapat diminimalisir. Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Dangkua (dalam Sutikno, 2009:109) didapatkan hasil bahwa Produktivitas kerja guru dapat meningkat antara 35%-40% melalui pengaruh atau dorongan kepala sekolah, dan 60%-65% ditentukan oleh kemampuan guru. sehingga tujuan bersama dapat dicapai dengan baik. Selanjutnya, Mulyasa (2006:103) menyatakan bahwa: Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas, maka untuk merealisasikan peran dan fungsinya sebagai kepala sekolah sekaligus manajer dan supervisor diperlukan keahlian berkomunikasi. Komunikasi itu sendiri merupakan alat manajemen dan fungsi administrasi dalam pencapaian tujuannya. Seperti yang diungkapkan oleh Thoha (2012:188), bahwa:

7 Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi. Komunikasi mengikat bersama bagian-bagian dari suatu organisasi atau mendorong orang-orang untuk bertindak. Agar terjadi kegiatan kelompok atau organisasi, maka harus ada komunikasi antara para anggota Dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja guru adalah komunikasi interpersonal, di mana komunikasi interpersonal ini dilakukan oleh kepala sekolah kepada guru dalam rangka mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh guru, serta membina hubungan yang lebih harmonis agar meningkatnya motivasi guru dalam bekerja sehingga berimbas positif terhadap produktivitas guru tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil pemikiran Suranto (2011:13) yang mengungkapkan bahwa: Pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluasluasnya. Komunikasi interpersonal yang berlangsung baik dan intens akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin tinggi tingkat produktivitas kerja guru, maka keberadaan sekolah akan semakin baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Effendy (2013:30) bahwa : Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh suatu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator denga komunikan. Pada dasarnya, tidak ada satupun institusi pendidikan atau sekolah yang dapat menjalankan peran dan fungsinya tanpa adanya komunikasi di dalamnya.

8 Komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja guru, sehingga sekolah yang dipimpin menjadi lebih produktif dan mampu menghasilkan inovasi bagi dunia pendidikan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Masalah yang ingin diteliti oleh peneliti adalah Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Dalam proses identifikasi masalah pada tahap ini, secara umum masalah yang dihadapi oleh guru masih pada tataran teknis, Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara kepada salah guru di salahsatu SMK Negeri Kota Bandung, didapatkan informasi bahwa sebagian guru masih mempunyai masalah dalam pelaksanaan pembelajaran seperti guru yang tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena kepala sekolah ataupun wakil kepala sekolah tidak pernah mengontrol atau mengevaluasi RPP yang dibuat oleh guru, sebagian guru (tidak disebutkan jumlahnya) mengajar tidak mengacu pada RPP secara baik, sehingga berimbas pada hasil evaluasi pembelajaran yang cenderung tidak mencapai kriteria minimal, lalu terciptanya hubungan yang tidak harmonis dengan kepala sekolah dalam berkomunikasi, salah satu hal yang sering terjadi adalah karena kepala sekolah yang bersangkutan terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang

9 melakukan komunikasi dengan guru dan pada akhirnya guru bekerja sesuai dengan apa yang dikehendakinya karena kurangnya kontrol dari kepala sekolah. Peran kepala sekolah dalam memecahkan masalah di atas sangat diperlukan, terutama dalam berkomunikasi secara interpersonal dengan guru untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran, mengomandoi tugas guru agar sesuai dengan standar yang berlaku, dan untuk menjalin hubungan kekerabatan dengan guru. Melalui komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap guru, diharapkan munculnya motivasi yang positif dari guru dalam bekerja sehingga produktivitas kerjanya meningkat secara signifikan. 1. Batasan Masalah Berangkat dari hasil identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas serta untuk menjaga agar permasalahan yang akan diteliti tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Secara Konseptual Dalam ranah konseptual, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti berkisar pada kajian Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah sebagai variabel bebas (X) terhadap Produktivitas Kerja Guru sebagai variabel terikat (Y). b. Secara Kontekstual Sementara secara kontekstual peneliti akan melakukan penelitian terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah ini dimaksudkan untuk merumuskan permasalahan penelitian ke dalam bagian-bagian yang lebih jelas dan terstruktur dengan tujuan tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap subjek atau masalah yang

10 diteliti. Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. Dari masalah pokok yang akan dibahas, peneliti menjabarkan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana komunikasi interpersonal berlangsung antara kepala sekolah dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung? b. Bagaimana produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung? dan c. Bagaimana Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Arikunto (2006:51) menyatakan bahwa tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memeroleh gambaran yang jelas mengenai Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya:

11 a. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal yang terjadi antara kepala sekolah dan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung; b. Untuk mengetahui produktivitas kerja guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung; dan c. Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya mengenai kontribusi komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap produktivitas kerja guru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang komunikasi khususnya komunikasi interpersonal kepala sekolah, hingga harapan lebih lanjut peneliti dapat mengaplikasikannya secara aktual di lapangan. b. Bagi Lembaga

12 Bagi pihak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung, penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan proses komunikasi interpersonal antara kepala sekolah dengan guru sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja guru yang lebih baik. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Judul Judul skripsi ini adalah :Kontribusi Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Produktivitas Kerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung. 2. MutiaraHalaman Pengesahan Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh tim pembimbing, yaitu: 1) Pembimbing I : Dr. Yati Siti Mulyati, M.Pd. NIP. 19520929 198403 2 001 2) Pembimbing II : Dr. Eka Prihatin, M.Pd. NIP. 19660712 200604 2 001 3) Dan diketahui oleh Bapak Dr. H. Endang Herawan, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 3. Pernyataan Tentang Keaslian Karya Ilmiah 4. Kata Pengantar 5. Ucapan Terimakasih 6. Abstrak 7. Daftar Isi 8. Daftar Tabel 9. Daftar Gambar 10. Daftar Lampiran

13 11. BAB I Pendahuluan Merupakan uraian dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi. 12. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Berisi tentang, Landasan Teori yang menjadi dasar penelitian, Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian. 13. BAB III Metode Penelitian Berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain dan Justifikasi Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data. 14. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Memuat hasil Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif dan Pembahasan/Analisis Temuan. 15. BAB V Kesimpulan dan Saran Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara penelitian kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat. 16. Daftar Pustaka 17. Lampiran-lampiran