III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fase starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi <

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler strain cobb 398 sebanyak 100 ekor. Ayam tersebut dipelihara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratorium UIN Agriculture

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

III MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

MATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 minggu dimulai dari bulan

Transkripsi:

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang diamati dalam penelitian adalah broiler strain Cobb mulai fase starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi < 10%. Ayam akan dibagi secara acak ke dalam 20 unit kandang, terdiri dari 5 perlakuan jenis probiotik dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Masingmasing ulangan terdiri dari 5 ekor ayam. 3.1.2 Probiotik Probiotik diberikan melalui air minum pada ternak percobaan. Dosis pemberian probiotik yaitu 0,1-0,15% dari kebutuhan air minum,pada minggu pertama starter yang digunakan sebanyak 1 ml, minggu kedua 2 ml, minggu ketiga 4 ml, minggu keempat 6 ml, dan minggu kelima 8 ml. Starter probiotik mengandung 10 7 CFU/ml. Jenis starter probiotik yang digunakan yaitu Lactobacillus plantarum, Lactobacillus acidophilus, Cryptococcus humicolus, dan Trichosporon beigeli, diketahui L. plantarum dan L. acidophilus merupakan BAL yang menghasilkan asam laktat sebagai produk utamanya sehingga didalam pencernaan dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen. T. beigelii dan C. humicolus merupakan yeas, diketahui dinding sel yeast dapat menjadi probiotik dengan efisiensi untuk menstimulasi sistem imun dan memperbaiki mikroflora dalam saluran pencernaan. Maka dari itu, didapat kombinasi berbagai probiotik yang diberikan, yaitu: 1) L. plantarum + L. acidophilus ;2) L. plantarum + T. beigelii; 3) L. acidophilus + C. humicolus; 4) T. beigelii + C. humicolus.

20 Jumlah kebutuhan air minum broiler disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan Air Minum Ayam Jumlah. Umur Kebutuhan Air Minum...ml/ekor/hari. Minggu ke-1 50 Minggu ke-2 120 Minggu ke-3 190 Minggu ke-4 260 Minggu ke-5 345 Sumber: NRC (1994). 3.1.3 Ransum Ransum broiler yang diberikan adalah ransum basal berbentuk mash pada fase starter dan crumble pada fase finisher. Kandungan nutrien dan energi metabolisme bahan pakan disajikan pada Tabel 2, formulasi ransum disajikan pada Tabel 3. Kandungan nutrien dan energi metabolisme ransum penelitian disajikan pada Tabel 4. Tabel 2. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolisme Bahan Pakan Penelitian. Bahan Pakan PK LK SK Ca P Lis Sis Met EM %.Kkal/kg. Jagung 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 3370 Bungkil Kedelai 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,67 0,65 2240 Tepung Ikan* 58,00 9,00 1,00 7,70 3,90 6,50 0,94 1,80 2970 Dedak Padi 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,40 0,29 1630 Minyak Kelapa 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8600 Tepung Tulang 0,00 0,00 0,00 0,00 18,00 23,30 0,00 0,00 0 L-Lisin 95,80 0 0 0 0 78,50 0 0 3990 DL-Met. 58,00 0 0 0 0 0 0 99,0 5020 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2016).

Tabel 3. Formulasi Ransum Penelitan. Bahan Pakan Jumlah Jagung 50,00 Bungkil kedelai 31,90 Tepung ikan 5,00 Dedak padi 5,80 Minyak kelapa 4,50 Tepung tulang 2,50 Lisin 0,10 Metionin 0,20 Total 100,00 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Nonruminansia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2017). Tabel 4. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolisme Ransum Penelitian. Nutrien dan Energi Metabolisme Ransum Broiler Kadar air (%) 10,00 Protein (%) 21,82 Energi Metabolisme (Kkal EM/kg) 3076 Lisin (%) 1,00-1,10 Metionin (%) 0,38-0,50 Metionin + sistin (%) 0,72-0,90 Ca (%) 0,90-1,00 P tersedia 0,35-0,45 P total (perkiraan, %) (0,60-1,00) Sumber: NRC (1994); SNI (2008). *Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Nonruminansia Universitas Padjadjaran (2017) 21 3.1.4 Bahan Penelitian 1. Bahan yang digunakan selama pemeliharaan broiler: a) Ayam Percobaan b) Air c) Ransum d) Probiotik e) Susu skim f) Sekam padi

22 g) Kertas Koran 2. Bahan yang digunakan untuk analisis sampel: a) Ginjal broiler b) Pelastik c) Air d) Klorofom e) Kertas alumunium foil 3. Alat yang digunakan selama pemeliharaan broiler: a) Kandang ayam sistem litter yang terdiri dari 20 unit. Unit kandang terbuat dari bilah banmbu. Unit kandang memiliki ukuran panjang lebar tinggi yaitu 70 cm 70 cm 70 cm. b) Lampu 65 watt, untuk penerangan sekaligus pemanas sebagai brooder. c) Wing tag, untuk memberi identitas pada ayam sesuai perlakuan dan ulangan. d) Round feeder, untuk tempat pakan. e) Round waterer, untuk tempat minum. f) Timbangan digital kapasitas 5 kg,untuk menimbangberat ayam dan pakan. g) Karung, untuk menyimpan pakan dan sekam jumlah banyak. h) Pelastik, untuk menampung pakan per unit percobaan per minggu. i) Higrotermometer, untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam kandang. j) Peralatan kebersihan meliputi sapu, gayung, ember, sikat, dan selang. 4. Alat yang digunakan dalm pembuatan probiotik a) Gelas ukur 50 ml, untuk mengukur volume air dan probiotik yang telah dilarutkan dengan susu skim. b) Mangkuk, untuk tempat mencampur probiotik.

23 c) Pipet dan blub pipet, untuk mengambil probiotik. d) Timbangan digital, untuk menimbang susu skim. 5. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel (Ginjal broiler) a) Pisau bedah, untuk memotong sampel. b) Pinset anatomi, untuk menjepit atau memegang sampel. c) Gunting bedah, untuk memisahkan sampel. d) Senter, untuk membantu penerangan saat mengambil sampel. e) Pelastik kecil, untuk menyimpan dan memisahkan setiap sampel. 6. Alat yang digunakan dalam pengukuran volume sampel a) Gelas ukur, untuk tempat mengukur volume sampel. b) Pinset, untuk memindahkan sampel. 7. Alat yang digunakan dalam uji kreatinin sampel a) Oven yang diatur dengan suhu 60 0 C, untuk mengeringkan sampel. b) Cawan dan penumbuknya, untuk menghaluskan sampel. c) Tabung reaksi, untuk tempat perendaman sampel. d) Kertas alumunium foil e) Kit biolabo, untuk uji kreatinin sampel. f) Spektrometer, untuk membaca kadar kreatinin. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Kerja 1. Tahap Persiapan a) Kandang dari peralatannya (tempat ransum dan tempat minum) dibersihkan menggunakan detergen dan air satu minggu sebelum DOC datang.

24 b) Kandang yang telah kering disanitasi dengan cara pengapuran sampai merata. c) Sekam dipasang sebagai liter pada lantai kandang. d) Kertas koran dipasang di setiap dinding unit kandang dan diatas sekam. e) Tempat pakan dan tempat minum disiapkan disetiap unit kandang. f) Sehari sebelum DOC datang semua peralatan kandang dan perlengkapannya seperti tempat ransum, tempat minum, kertas koran, sekam, dan brooder disemprot dengan desinfektan. g) Lampu pemanas (brooder) dinyalakan setelah penyemprotan selesai dan kering. h) Setiap unit kandangdiberi nomor sesuai perlakuan dan ulangan secara acak. i) DOC dipasang wing tag sesuai perlakuan dan ulangan secara acak serta ditimbang bobot badannya. 2. Tahap Pemeliharaan Ternak Percobaan a) Ternak percobaan sebanyak 100 ekor dibagi ke dalam 20 unit kandang, masing-masing terdiri dari 5 ekor broiler sebagai 1 unit percobaan. b) Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pada pagi hari pukul 06.30-07.30 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. c) Ransum diberikan sesuai dengan umur ayam, yaitu pada minggu pertama sebanyak 20 gram/ekor/hari, minggu kedua 42 gram/ekor/hari, minggu ketiga 70 gram/ekor/hari, minggu keempat 101 gram/ekor/hari dan minggu kelima 130 gram/ekor/hari (NRC, 1994) d) Air minum diberikan secara adlibitum dan tempat minum dicuci setiap hari.

25 e) Pemberian probiotik dilakukan melalui air minum setiap sore hari. Setiap perlakuan terdiri dari 2 starter probiotik dengan perbandingan 1:1. Jumlah probiotik yang diberikan pada minggu ke-1, 2, 3, 4 dan 5 berturut-turut sebanyak 1 ml, 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml. Cara membuat probiotik yaitu 30 gram susu skim dilarutkan dalam 1 L air, larutan susu skim dibagi 5 (untuk 5 perlakuan) sehingga masing-masing memperoleh 200 ml, probiotik ditambahkan ke dalam larutan susu skim sesuai perlakuan menggunakan pipet dan dihomogenkan, kemudian dibagi 4 sesuai dengan ulangan dan setiap ulangan (5 ekor ayam) memperoleh campuran probiotik dalam 50 ml larutan susu skim. Setelah probiotik habis diminum ayam, tempat minum diisi kembali dengan air minum biasa. f) Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari (pagi, siang, dan sore). g) Keadaan ayam diperiksa setiap hari, bila ada ayam yang mati maka ayam tersebut dikuburkan untuk menghindari timbulnya penyakit bagi ayam lain. 3. Tahap Transportasi Ternak Percobaan Transportasi atau pengangkutan broiler dilakukan pada akhir pemeliharaan yaitu umur 5 Minggu. Transportasi berlangsung selama ± 6 jam pada siang hari. Broiler diangkut menggunakan mobil pick up dari kandang di Tanjungsari mulai pukul 11.00 WIB menuju Subang, dan diperkirakan kembali ke Tanjungsari pukul 17.00 WIB. 4. Tahap Pengambilan Sampel Sebanyak 20 sampel Ginjal diambil dari broiler yang telah disembelih menggunakan pisau. Penyembelihan dan pengambilan sampel dilakukan sore hari

26 setelah broiler melalui proses transportasi. Setiap sampel Ginjal dimasukkan ke dalam plastik kecil yang diberi label sesuai perlakuan dan ulangan. 3.2.2 Peubah yang Diamati dan Pengukuran 1. Volume Ginjal Broiler Volume ginjal diukur berdasarkan Hukum Archimmides: setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu. Volume zat cair yang dipindahkan oleh benda, nilainya sama dengan volume benda yang tercelup dalam zat cair. Pengukuran volume ginjal meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a) Sampel dimasukkan kedalam gelas ukur 50 ml berisi air 30 ml. b) Volume air yang naik (selisih) setelah dimasukkan sampel dicatat sebagai volume sampel. 2. Kadar Kreatinin Ginjal Broiler Kadar kreatinin ginjal diukur melalui 4 tahap yaitu pengeringan, penumbukan, perendaman dan manual prosedur. Pengeringan sampel menggunakan oven dengan suhu 60 0 C untuk menghilangkan kadar air, sehingga sampel dapat dihaluskan dengan mudah. Sampel halus direndam menggunakan klorofom bertujuan untuk mengeluarkan lemak. Cairan sampel hasil perendaman diukur kadar kreatininnya sesuai manual prosedur uji kreatinin dengan pembacaan menggunakan spektrometer. Pengujian kadar kreatinin ginjal broiler meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

27 a) Kertas alumunium foil dipotong dan dibentuk seperti mangkuk sesuai kapasitas untuk menampung sampel, serta di beri label sesuai perlakuan dan ulangan penelitian. b) Sampel diletakkan diatas kertas alumunium foil dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60 0 C selam 24-72 jam. c) Sampel kering ditumbuk mengunakan cawan porselen sampai halus. d) Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan direndam menggunakan kloroform. Tabung reaksi ditutup dengan kertas alumunium foil dan dikocok dengan hati-hati sampai larutan homogen (2 kali sehari). Perendaman dilakukan selama 2-3 hari. e) Sampel disaring, dan cairannya dimasukkan ke dalam kit biolabo kreatinin. f) Reagen spesimen didiamkan pada suhu pengukuran. Semua tes dilakukan pada suhu konstan 37 0 C untuk mengoptimalkan sensitivitas. Tabel 5. Manual Prosedur Pengujian Kadar Kreatinin. Pipet dalam cuvette yang Blank Standar Pengujian panjangnya 1 cm Reagen kerja (R1+R2) 1 ml 1 ml 1 ml Air demineralisasi 100 µl - - Standar - 100 µl - Spesimen - - 100 µl Reagen R2 0.5 ml 0.5 ml 0.5 ml Zat dicampurkan dengan baik, setelah 30 detik, dicatat absorbansi A1 pada panjang gelombang 490 nm (490-510) melawan reagen kosong/bersih atau air yg terdistilasi (sama dengan air demineralisasi). Tepat 2 menit setelah pembacaan pertama, dicatat absorbansi A2. g) Hasil dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

28 Hasil = (A2-A1) (A2-A1) Standar Standar Konsentrasi Keterangan: standar konsentrasi tertera pada botol reagen. 3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Penelitian ini adalah pemberian probiotik dengan biakan bakteri, yeast dan kombinasi antara keduanya pada broiler, sehingga diperoleh 5 perlakuan percobaan berikut: P0 = P1 = P2 = P3 = P4 = Tanpa pemberian probiotik Pemberian probiotik Lactobacillus plantarum+lactobacillus acidophilus Pemberian probiotik Lactobacillus plantarum +Trichosporon beigelii Pemberian probiotik Lactobacillus acidophilus +Cryptococcushumicolus Pemberian probiotik Cryptococcushumicolus +Trichosporon beigelii Banyaknya ulangan pada perlakuan adalah: db Galat = t (r 1) 15 = 5 (r 1) 15 r = 4 Model matematik menurut Gazpersz, (1991) sebagai berikut: Yij = μ + αi + εij Keterangan: Y ij = Respon hasil pengamatan karena perlakuan ke-i dan ulangan ke-j = Nilai tengah populasi (rataan umum) i = pengaruh perlakuan (dosisi) ke-i. ij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pengamatan ke-j i = Perlakuan ke-i (1,2,3,4,5) j = Ulangan ke-j (1,2,3,4) Asumsi yang digunakan pada analisis ini adalah: a) Nilai ε ij menyebar normal satu sama lain.

29 b) Nilai harapan dari ε ij = 0 c) Ragam dari ε ij = 2 jadi ε ij -NID ( 0, 2 ) Hipotesis: H 0 : P 0 = P 1 = P 2 = P 3 = P 4, tidak ada pengaruh perlakuan dalam mengantisipasi stress terhadap volume dan kadar kreatinin ginjal broiler. H 1 : P 3 P 0 P 1 P 2 P 4 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama dalam mengantisipasi stres transportasi terhadap volume dan kadar kreatinin ginjal broiler. Berdasarkan model matematika di atas diperoleh daftar sidik ragam seperti yang tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. Daftar Sidik Ragam. Sumber Keragaman DB JK KT F hit F tabel (0,05) Perlakuan (t-1) = 4 JKP KTP KTP/KTG Galat t(r-1) = 15 JKG KTG Total (tr-1) = 19 JKT Keterangan: DB : Derajat Bebas JK : Jumlah Kuadrat KT : Kuadrat Tengah t : Perlakuan r : Ulangan Kaidah keputusan: 1. Bila F hitung F table 0,05tidak berbeda nyata (non significant), terima H 0 dan tolak H 1 2. Bila F hitung > F table 0,05 artinya berbeda nyata (significant),tolak H 0 dan terima H 1. Apabila hasil analisis varian yang diperoleh berbeda nyata, maka untuk menguji perbedaan rata-rata perlakuan dilakukan Uji Wilayah Berganda Duncan, dengan rumus:

30 LSR = SSR Sy; S ӯ = KT galat r = S 2 r Keterangan: Sy : Galat Baku KTG : Kuadrat Tengah Galat r : Banyaknya Ulangan LSR : Least Significant Range SSR : Studentized Significant Range Kaidah keputusan: 1. Bila d LSR, maka tidak berbeda nyata atau terima H 0. 2. Bila d >LSR, maka berbeda nyata atau tolak H 0 dimana d adalah selisih antara dua rata-rata perlakuan. Tabel 7. Tata Letak Percobaan 1 (P 1 ) 2 (P 5 ) 3 (P 4 ) 4 (P 1 ) 5 (P 2 ) 6 (P 4 ) 7 (P 3 ) 8 (P 3 ) 9 (P 1 ) 10 (P 3 ) 11 (P 3 ) 12 (P 2 ) 13 (P 5 ) 14 (P 1 ) 15 (P 2 ) 16 (P 4 ) 17 (P 5 ) 18 (P 5 ) 19 (P 4 ) 20 (P 2 )