Anis Choiriyah, 2 Chintia Kartika. Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Kendedes Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang ditandai dengan

Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dalam Meningkatan Kuantitas Tidur Lansia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi jaringan tubuh. Salah satu teori penuaan menyebutkan bahwa sel sel

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada Yth. Calon Responden Penelitian. Di Tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 yang termuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. ini biasanya disebut lansia dan rata- rata berusia 50 tahun keatas. Di

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR LANSIA: TERAPI AKUPRESUR. Ambarsari, Siti Aisyah 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 1

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan dapat menyebabkan sulit tidur (Potter dan Perry, 2005).

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP STRES PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK RSUD.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN I LEMBAR PERMOHOHONAN MENJADI RESPONDEN

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

Transkripsi:

Pengaruh Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Terhadap Penurunan Keluhan Insomnia Pada Lansia di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Lawang Anis Choiriyah, 2 Chintia Kartika Mahasiswa S Keperawatan Stikes Kendedes Malang 2 Dosen Program Studi S Keperawatan Stikes Kendedes Malang cintiakartika@gmail.com ABSTRAK Penurunan kondisi fisik lansia berpengaruh terhadap kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan, dan menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lansia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Penelitian ini dilaksanakan di panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang pada bulan Juni 204.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan keluhan insomnia pada lansia Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 lansia di Panti Werdha Pangesti. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon signed Ranks Test dan deskripsi. Hasil penelitian terhadap lansia menunjukkan bahwa sebelum di berikan terapi rendam kaki 8 lansia yang mengalami insomnia berat, 7 lansia mengalami insomnia sedang, dan 5 lansia mengalami insomnia ringan. Sedangkan sesudah dilakukan terapi rendam kaki 0 lansia yang mengalami insomnia ringan, 3 lansia mengalami insomnia sedang, dan 7 lansia mengalami insomnia berat. Data dari kuesioner yang dianalisis menggunakan Wilcoxon signed Ranks Test menghasilkan nilai Z 3.838 a ke arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan terapi rendam kaki menggunakan air hangat akan menurunkan tingkat insomnia sebesar 3.838 a. Hubungan antara kedua variable tersebut signifikan karena p value (0,00) lebih kecil dari pada (alfa). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H dapat diterima yang artinya ada pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan keluhan insomnia pada lansia.berdasarkan penelitian ini disarankan kepada seluruh lansia untuk dapat melakukan tehnik terapi rendam kaki secara teratur sebelum tidur pada malam hari dalam upaya menurunkan keluhan insomnia pada lansia. Kata Kunci: terapi rendam kaki, insomnia, lansia PENDAHULUAN Tidur sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk penyembuhan dan perbaikan system tubuh. Jika masalah tidur tidak teratasi maka akan menimbulkan masalah yang lain, seperti penyakit yang serius, perubahan suhu, kecemasan, mudah tersinggung, gangguan penilaian, kehilangan berat badan, penurunan nafsu makan (Hariyanto,2008). Secara fisiologis jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh, dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan disorientasi, terutama jika deprivasi tidur terjadi untuk waktu yang lama (Stanley,2006). Gangguan tidur menyerang 50 % orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal

dirumah dan 60 % orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang (Stanley, 2006). Pada orang lanjut usia, yang melaporkan menggunakan waktu di tempat tidur yang lebih lama tetapi tidak tertidur, sering bangun pada malam hari, dan sulit memulai tidur kembali, berkurangnya waktu malam, semakin panjangnya waktu yang di perlukan untuk jatuh tidur ( sleep latency ), dan tidur sekejap ( naps ) yang singkat pada siang hari. Banyak lansia mengeluh bahwa mereka terbangun tanpa rasa segar dan mengalami kelelahan pada siang hari. Gangguan kognisi, gangguan kinerja motoric, dan perasaan malaise serta malas sering di temukan.kebanyakan lansia mengalami gangguan tidur di sebabkan oleh pensiunan dan perubahan pola sosial, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan penggunaan obat-obatan, penyakit yang baru saja di alami (Stanley, 2006). Untuk mengatasi masalah tidur berbagai usaha dapat di lakukan dengan rileks, baca buku, kegiatan pendek, mandi air hangat, minuman hangat, tempat tidur yang hangat, tempat tidur yang nyaman, istirahat pikiran, bernafas dalam-dalam. Efek panas pada air cenderung melebarkan pembuluh darah, terutama yang pada permukaan dan ini membawa lebih banyak darah ke bagian yang di panaskan selain itu menyebabkan relaksasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Panti Werdha Pangesti Lawang dari 0 lansia terdapat 8 lansia yang mengalami Insomnia. Dari fenomena di atas maka peneliti bermaksud melakukan terjun lebih lanjut tentang pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan keluhan insomnia pada lansia di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental semu (quasi experiment).populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia di panti werdha pangesti yang mengalami keluhan insomnia yang bejumlah 45 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah semua lansia di panti weerdha pangesti yang mengalami keluhan insomnia yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah wawancara (terlampir) dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas.dan didapatkan hasil instrument valid dan reliable.. Penelitian dilakukan di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang yang bertepatan pada bulan Juni204dengan melakukan pengisian kuisioner insomnia sebelum diberikan perlakuan tehnik merendam kaki menggunakan air hangat selama 2 minggu berturut-turut dan setelah itu diberikan lagi lembar kuisioner insomnia. Data yang didapat selanjutnya dilakukan analisis Wilcoxon Match Pair Test. HASIL PENELITIAN Data gambaran umum responden disajikan dalam bentuk narasi yaitu berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden, rata-rata berumur 60-74 tahun (60%). Berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (00%). Data gambaran khusus responden disajikan dalam bentuk narasi yaitu berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa dari 30 responden, yang mengalami Insomnia rata-rata sebelum dilakukan terapi insomnia sebanyak 8 lansia Insomnia berat sedangkan setelah dilakukan terapi rendam kaki didapatkan sebanyak 3 lansia insomnia sedang. 2

Tabel. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Sesudah-sebelum Z -3.838 a Asymp. Sig. *2-.000 tailed) Berdasarkan uji korelasi Wilcoxon signed Ranks Test antara variabel terapi rendam kaki menggunakan air hangat adalah sebesar 3,838 dengan arah negatif. Hal ini berarti bahwa perubahan terapi rendam aki menggunakn air hangat akan menurunkan tingkat insomnia sebesar 3,838. Hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan karena p value atau sig. sebesar 0,00 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan (alfa) yang kita pakai sebesar 0,05.Sehingga dapat disimpulkan terima H yang artinya ada pengaruh terapi rendam kaki mengguanakn air hangat terhadap penurunan keluhan insomniapada lansia. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden yang mengalami Insomnia sebelum di lakukan terapi rendam kaki sebanyak 8 lansia insomnia berat sedangkan sesudah di lakukan terapi rendam kaki responden yang mengalami insomnia sedang 3 lansia. Hal ini di sebabkan Efek terapeutik dengan menggunakan suhu hangat meningkatkan sensibilitas jaringan kolagen, meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis, untuk mengurangi spasme otot, mengurangi pembengkakan dan eksudat, meningkatkan peredaran darah, terjadinya vasodilatasi pada kulit disebabkan adanya bradikinin dari kelenjar hormon dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah ketika terkena perangsangan hangat (Maria Synder, 992. Berdasarkan Jumlah lansia yang berada di panti sebanyak 45 lansia yang terdiri dari 2 berjenis kelamin laki laki, dan 33 berjenis kelamin perempuan. Oleh hal ini di sebabkan jumlah lansia di panti lebih banyak perempuan yang di jadikan responden yang dapat memenuhi kriteria inklusi. Pada lanjut usia, yang melaporkan menggunakan waktu di tempat tidur yang lebih lama tetapi tidak teratur, sering bangun pada malam hari, dan sulit memulai tidur kembali, berkurangnya waktu malam, semakin panjangnya waktu yang di perlukan untuk jatuh tidur ( sleep latency ), dan tidur sekejap ( naps ) yang singkat pada siang hari. Banyak lansia mengeluh bahwa mereka terbangun tanpa rasa segar dan mengalami kelelahan pada siang hari. Gangguan kognisi, gangguan kinerja motoric, dan perasaan malaise serta malas sering di temukan. Kebanyakan lansia mengalami gangguan tidur di sebabkan oleh pensiunan dan perubahan pola sosial, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan penggunaan obat-obatan, penyakit yang baru saja di alami.(stanley, 2006). Berdasarkan uji korelasi Wilcoxon Signed Rank Test pada Tabel antara variabel Pengaruh terapi rendam kaki menggunakan air hangat terhadap penurunan keluhan insomnia pada lansia adalah sebesar 3,838 dengan arah negative. Hal ini berarti perubahan Hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan karena p value atau sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan (alfa) yang kita pakai sebesar 0,05.Sehingga dapat disimpulkan terima H yang artinya ada pengaruh terapi rendam kaki mengguanakan air hangat terhadap penurunan keluhan insomnia pada lansia. Faktor yang mempengaruhi insomnia adalah factor psikologis, sakit fisik, factor lingkungan, gaya hidup. Terapi rendam kaki bisa menyebabkan tehnik stimulasi tidur sehingga dapat mengurangi keluhan insomnia pada lansia. 3

Menurut peneliti berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kuantitas tidur sesudah di berikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat pada kaki ini membuktikan teori merendam kaki ke dalam air hangat yang bertemperatur 37 39 C akan menimbulakn efek soparifik (efek ingin tidur ) dan mengatasi gangguan tidur (Amirta, 2007 ). KESIMPULAN. Dapat diketahui bahwa lansia yang mengalami insomnia dari 30 responden yang mengalami Insomnia sebelum di lakukan terapi rendam kaki sebanyak 8 lansia insomnia berat. Sedangkan sesudah di lakukan terapi rendam kaki responden yang mengalami insomnia sedang 3 lansia. 2. Terdapat adanya Pengaruh Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat Terhadap Penurunan Keluhan Insomnia pada Lansia di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang Kabupaten Malang di dukung dengan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test di atas didapatkan nilai sebesar 3,838 dengan arah negative.hal ini berarti pemberian terapi rendam kaki dapat mempengaruhi kualitas tidur pada lansia. SARAN. Bagi Responden Penelitian ini diharapkan pada lansia yang tinggal di Panti Werdha Pangesti Lawang dapat memenuhi kebutuhan gerontologi terutama mengenai pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada lansia. 2. Bagi Peneliti menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung kelapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan dalam meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama tentang ilmu keperawatan gerontik. 3. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan pustaka dan bahan ajar dalam proses belajarmengajar sehingga bisa berguna untuk menambah wawasan. 4. Bagi Instansi Kesehatan meningkatan pelayanan kesehatan kepada Masyarakat dalam meningkatkan kebutuhan dasar sehingga kebutuhan tidur dan istirahat bagi lansia dapat terpenuhi. 5. Bagi Masyarakat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan promosi kesehatan tentang dampak pentingnya Sosialisasi prosedur untuk menurunkan keluhan insomnia pada lansia. 6. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang akan melanjutkan penelitian mengenai Pemberian terapi rendam kaki pada lansia yang mengalami insomnia. DAFTAR PUSTAKA Amirta, Yolanda. (2007). Sehat murah dengan air.keluarga Dokter : Jakarta. Hariyanto, Joni. (2008). Makalah seminar sehari tehnik sirep untuk memenuhi kebutuhan tidur lansia.diakses tanggal November 2008. Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed. 2.Jakarta : EGC. 4

5