BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan derajat kesehatan bayi di Indonesia, ditentukan dengan beberapa indikator, antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan angka harapan hidup waktu kelahiran (Hidayat, 2008). Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan bayi. Setiap tahun komplikasi persalinan menyebabkan kematian 1,5 juta kematian bayi berusia satu minggu dan 1,4 juta bayi baru lahir meninggal di dunia (Syafrudin, 2009). Menurut WHO (2002) dalam Syafrudin (2009) Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi, masalah tersebut terutama pada masa neonatal yang mengakibatkan lebih dari 80% kematian bayi. Kejadian kematian bayi baru lahir sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan kesehatan, yang dipengaruhi antara lain karena banyaknya persalinan di rumah, status gizi ibu selama kehamilan kurang baik, rendahnya pengetahuan keluarga dalam perawatan bayi baru lahir. Untuk itu diperlukan perhatian khusus dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus terutama pada hari-hari pertama kehidupannya yang sangat rentan karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Penurunan Angka Kematian Neonatal memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan dengan melibatkan dukun bayi, keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. 1
Penurunan angka kematian neonatal dapat dicapai dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan sejak bayi dalam kandungan, saat lahir hingga masa neonatal (Kemenkes RI, 2010). Bayi baru lahir (neonatus) adalah masa sejak bayi lahir sampai usia 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran (Muslihatun, 2010). Setelah bayi lahir kondisinya tentu tidak sama dengan saat di dalam perut ibunya, yaitu suatu lingkungan tumbuh yang lain bayi setelah lahir dalam satu bulan adalah masa penting untuk bayi beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Adaptasi fisiologi bayi baru lahir adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Kondisi ini mungkin mengalami kesulitan fisik, sehingga perlu diberi perawatan khusus. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga bayi agar bayi tetap terjaga kesehatannya (Sumarah dkk, 2009). Dengan demikian upaya perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar akan membuat bayi sehat. Hasil dari penelitian sebelumnya, bahwa banyak hambatan yang dialami oleh para ibu disebabkan kurangnya pengetahuan, baik dalam merawat kesehatannya maupun dalam merawat bayinya sendiri (Hidayat, 2008).. Pengetahuan dan sikap seorang ibu dalam merawat bayi baru lahir dipengaruhi oleh banyak faktor seperti: pendidikan, pengalaman, informasi, budaya, lingkungan, usia dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002). Berdasarkan hasil penelitian Daulay (2010) Persepsi Ibu Suku Mandailing tentang perawatan bayi baru lahir di Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas, ditemukan bahwa persepsi ibu banyak yang memiliki persepsi cukup (81,7%). Persepsi ibu suku
mandailing dipengaruhi oleh pendidikan dan pekerjaan dianalisa dengan menggunakan analisa statistik univariat yang ditampilkan kedalam distribusi tabel dan persentase dan dilihat faktor mana yang paling dominan untuk uji yang dilakukan tidak ada dalam penelitian ini. Hasil wawancara terhadap 10 orang ibu yang berdomisili di Desa Sabungan Nihuta II yang dilakukan pada bulan November 2013, dari ke-10 orang ibu yang diwawancarai didapatkan data bahwa semua ibu melakukan persalinan di rumah dibantu tenaga Bidan Desa, dalam merawat bayi baru lahir masih menggunakan kebiasaan dari orangtuanya misalnya memberikan minyak tanah dibawah tempat tidur bayi tujuannya supaya mengusir iblis, menyimpan atau mengubur ari-ari bayi ditempat yang tidak ada semut, mereka percaya bahwa bayi akan rewel apabila ari-arinya digigit semut, 8 dari 10 ibu sudah memberikan makanan tambahan sebelum usia bayi mencapai umur 6 bulan, menurut Kemenkes RI, (2010) memberikan makanan tambahan dianjurkan setelah selesai tahap menyusui ASI esklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi. Mayoritas ibu di Desa Sabungan Nihuta II adalah petani, dari 10 ibu yang diwawancara 9 ibu berprofesi sebagai petani, mereka percaya membawa bayi baru lahir keladang adalah hal yang lumrah dan tidak akan menyebabkan bayi sakit, kondisi cuaca diladang dapat saja menimbulkan gangguan seperti iritasi dan gatal-gatal pada kulit bayi karena kulit bayi baru lahir masih sensitif. Kebiasaan dan kepercayaan ibu ibu di Desa tersebut bisa terjadi akibat kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh ibu.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa penting melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. 1.2. Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. 1.3.2. Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. 2) Mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. 3) Mengetahui gambaran sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan pelayanan Kesehatan, pendidikan Keperawatan, dan penelitian Keperawatan. 1.4.1. Bagi Pelayanan Kesehatan Sebagai bahan informasi tentang gambaran pengetahuan dan sikap ibu didesa tentang perawatan bayi baru lahir, apabila hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu masih kurang, sehingga dapat dilakukan penyuluhan bagi ibu-ibu yang memiliki pengetahuan yang masih kurang dalam perawatan bayi baru lahir. 1.4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan Sebagai bahan informasi yang bermamfaat untuk menambah studi kepustakaan tentang perawatan bayi baru lahir bagi bidang pendidikan, bagi mahasiswa Keperawatan dan bidang kesehatan lainnya. 1.4.3. Bagi Penelitian Keperawatan Sebagai bahan informasi dan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan perawatan bayi baru lahir.