BAB I PENDAHULUAN. hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Analisa Kebijakan PP Nomor 33 Tahun 2012 Tentang PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PP NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN FATWA MUI NOMOR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

BAB I PENDAHULUAN. Proses menyusui merupakan hal yang terpenting bagi. perempuan. Dalam bidang kesehatan, dikenal adanya pendekatan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR PUSTAKA 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. 2. Sukmawati, Diana.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SALINAN TENTANG. kewajiban bagi. makaa

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara optimal dan baik. Makanan yang baik bagi bayi baru. eksklusif banyak terdapat kendala (Pudjiadi, 2000).

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. terdapat di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 237/MENKES/SK/IV/1997

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB IV METODE PENELITIAN

Bab 10. Penutup. Simpulan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

2016, No Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 37 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG SUSU FORMULA BAYI DAN PRODUK BAYI LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

- 1 - BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

RINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003 UJANG SUMARWAN IDQAN FAHMI.

UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG MENYUSUI. Better Work Indonesia. Betterworkindo. Better Work Indonesia funded by :

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

Rancangan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN SUSU FORMULA TERHADAP RESIKO OBESITAS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS DARUSALAM MEDAN KOTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini menyebabkan semakin ketatnya kompetisi antar perusahaan

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

SURAT IZIN PENELITIAN DARI PEMERINTAH KOTA BANDUNG BADAN KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

BAB I PENDAHULUAN. pada bayi dapat dicegah, namun praktek pemberian susu formula pada bayi muda. masih tinggi terutama pada kelompok ibu yang bekerja.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Iklan. Publikasi. Pelayanan Kesehatan.

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian...

pengenceran dengan air matang dan kemudian diberikan pada bayi sedangkan dalam bahasa Inggris juga terdapat hal yang serupa misalnya artificial

3. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, susu formula bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 bulan. 1 Susu formula bayi merupakan makanan khusus yang dapat digunakan oleh bayi untuk menggantikan ASI atau disebut Pengganti ASI (PASI). Susu formula atau susu botol merupakan susu sapi yang susunan nutrisinya diubah menyerupai ASI hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa susu formula bayi merupakan pengganti ASI dimana seharusnya ASI diberikan kepada bayi dari mulai lahir sampai berusia 6 bulan atau yang dikenal sebagai ASI eksklusif. Menurut Pasal 6 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. 1 ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI ibu kepada bayi dari mulai bayi tersebut lahir sampai dengan usia 6 bulan. Sedangkan susu formula bayi seharusnya diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Susu formula dapat diberikan kepada bayi dengan usia dibawah 6 bulan jika ada pertimbangan tertentu. Dalam Pasal 7 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif disebutkan bahwa, ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat: a. indikasi medis; b. ibu tidak ada; atau c. ibu terpisah dari bayi. 1 1

2 Atas dasar pertimbangan tersebut, Pasal 15 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif menjelaskan bahwa, dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, bayi dapat diberikan susu formula bayi. 1 Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, seharusnya bayi mendapatkan ASI Eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, bukan diberikan susu formula. Namun saat ini banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan menggantinya dengan susu formula bayi. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor pekerjaan, faktor pendidikan / pengetahuan, faktor pengiklanan susu formula, dan lain-lain. Faktor pengiklanan susu formula di media masa dan media cetak dapat menghambat program ASI Eksklusif di Indonesia. Hal ini dikarenakan promosipromosi susu formula tersebut mengakibatkan ibu cenderung memberikan susu formula dibandingkan dengan ASI Eksklusif. Padahal dari segi komposisi pun jauh lebih baik ASI Eksklusif dari pada susu formula. Dan buruknya lagi, iklaniklan susu formula dapat ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas dalam bentuk kalender, jam dinding, pengukur tinggi badan, poster dan lain-lain. Bahkan terkadang ada tenaga medis yang memberikan dan mempromosikan susu formula kepada ibu-ibu. Sedangkan promosi susu formula di fasilitas pelayanan kesehatan dan oleh tenaga kesehatan tidak diperbolehkan dan sudah diatur dalam peraturan. Telah dijelaskan dalam Pasal 17 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap tenaga kesehatan dilarang memberikan

3 susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. 1 Dalam Pasal 17 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pun dijelaskan bahwa, setiap tenaga kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif. 1 Sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatannya dijelaskan dalam Pasal 18 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kepada ibu bayi dan/atau keluarganya, kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. 1 Dalam Pasal 18 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pun dijelaskan bahwa, penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif. 1 Jika tenaga kesehatan melanggar peraturan tersebut maka akan dikenakan Pasal 29 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, Pasal 21 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1), dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan izin. 1

4 Dan jika fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar, maka akan dikenakan Pasal 29 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan, pengurus organisasi profesi di bidang kesehatan serta produsen dan distributor susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4), Pasal 19, Pasal 21 ayat (1), Pasal 23 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 26 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a. teguran lisan; dan/atau b. teguran tertulis. 1 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan judul Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Terhadap Penggunaan Susu Formula Bayi (Studi Di Puskesmas Kota Semarang). Penelitian ini menjadi penting dikarenakan dapat mengetahui apakah masih terdapat iklan susu formula bayi di puskesmas Kota Semarang. Semoga dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat mengenai PP No. 33 Tahun 2012 sehingga tidak ada lagi pelanggaranpelanggaran iklan susu formula bayi dan dapat membantu pelaksanaan program ASI Eksklusif. 1.2 Masalah Penelitian Semarang? Apakah masih terdapat iklan susu formula bayi di puskesmas Kota

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masih terdapat iklan susu formula bayi di puskesmas Kota Semarang. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan kepala puskesmas atau orang yang ditunjuk oleh kepala puskesmas di Kota Semarang mengenai PP No. 33 Tahun 2012. b. Mengetahui tingkat pengetahuan dokter atau bidan selaku tenaga kesehatan di puskesmas Kota Semarang mengenai PP No. 33 Tahun 2012. c. Mengetahui tingkat kepatuhan dari kepala atau orang yang ditunjuk oleh kepala puskesmas di Kota Semarang mengenai pengiklanan susu formula bayi. d. Mengetahui tingkat kepatuhan dari dokter atau bidan selaku tenaga kesehatan di puskesmas Kota Semarang mengenai pengiklanan susu formula bayi. 1.4 Manfaat Penelitian a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengiklanan susu formula bayi di fasilitas pelayanan kesehatan menurut PP No. 33 Tahun 2012. b. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan mengenai pengiklanan susu formula bayi di fasilitas pelayanan kesehatan menurut PP No. 33 Tahun 2012. c. Memberikan masukan kepada kepala puskesmas dalam upaya meningkatkan kepatuhan terhadap PP No. 33 Tahun 2012. d. Memberikan referensi bagi peneliti lain untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.

6 1.5 Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan PP No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Terhadap Penggunaan Susu Formula Bayi Di Puskesmas belum pernah dilakukan di Kota Semarang. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka dijumpai beberapa laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang terkait sebagai berikut : Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti Judul Penelitian Desain Penelitian Hasil Penelitian Diana Hubungan Deskriptif 1. Ada hubungan yang Sukmawati frekuensi paparan analitik dengan bermakna antara (2012) iklan susu pendekatan cross frekuensi paparan iklan formula terhadap sectional susu formula dengan ibu dengan praktik pemberian ASI praktik pemberian eksklusif di wilayah RW ASI di RW 02 02 Kelurahan Waru Kelurahan Waru, Kecamatan Parung Kota Kecamatan Bogor Parung, Kabupaten Bogor 2. Tidak ada hubungan antara usia responden dengan praktik

7 pemberian ASI eksklusif di wilayah RW 02 Kelurahan Waru Kecamatan Parung Kota Bogor Dedet Praktek Pemasaran Cross sectional Sebanyak 87,5 % tenaga Handayani Susu Formula Di kesehatan mengetahui (2006) Rumah Bersalin peraturan pemasaran Di Kota Bogor susu formula. Lilik Penurunan Cross sectional Paparan iklan susu Hidayanti Pemberian ASI formula berdampak (2010) Eksklusif sebesar 4 % untuk Sebagai Salah menurunkan status Satu Dampak Paparan Iklan pemberian ASI secara eksklusif. Susu Formula Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena mengukur seberapa banyak puskesmas di Kota Semarang yang memiliki iklan susu formula bayi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut adalah: 1) Penelitian sebelumnya tidak membahas tentang PP No. 33 tahun 2012. 2) Penelitian sebelumnya tidak ada yang dilakukan di puskesmas