BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 57 TAHUN 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2008

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 27 SERI D

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1;" TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-B TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.Q Tahun 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : D

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA BANJARBARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

Transkripsi:

( BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 57 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008 Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukoharjo, maka agar pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sukoharjo lebih berdaya guna dan berhasil guna perlu ditetapkan Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sukoharjo; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sukoharjo; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan, Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundanganundangan; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sukoharjo (Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 155); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sukoharjo (Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 158); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SUKOHARJO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sukoharjo. 2. Bupati adalah Bupati Sukoharjo. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat KPPKB adalah Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sukoharjo. 5. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sukoharjo.

3 6. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi. 7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah tenaga-tenaga fungsional yang dibutuhkan oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk melaksanakan tugas fungsional tertentu sesuai bidang ketrampilan dan keahliannya. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 Susunan Organisasi KPPKB terdiri atas : a. Kepala Kantor; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dan Remaja; d. Seksi Keluarga Berencana; e. Seksi Keluarga Sejahtera; f. Kelompok Jabatan Fungsional. BAB III PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS Bagian Kesatu Kepala Kantor Pasal 3 (1) KPPKB dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana. ( 2 ) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPPKB mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; b. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; c. pengoordinasian, fasilitasi dan pembinaan kegiatan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; d. pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; dan e. pengelolaan tata usaha.

4 ( 3 ) Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Kepala Kantor mempunyai tugas : a. merumuskan kebijakan Bupati di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana berdasarkan wewenang yang diberikan dan b. merumuskan program kegiatan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; c. mengoordinasikan kegiatan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya guna kelancaran pelaksanaan tugas; e. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas; f. mengendalikan seluruh kegiatan bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana sesuai g. membina pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; h. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan; j. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pejabat yang berwenang; k. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan pengambilan kebijakan di bidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana; dan l. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. Bagian Kedua Sub Bagian Tata Usaha Pasal 4 ( 1 ) Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Kantor dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi, keuangan, kepegawaian dan umum. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas: a. menyusun program kegiatan tata usaha berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

5 d. melaksanakan koordinasi dengan seluruh Seksi di lingkungan KPPKB untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal; e. menyiapkan konsep kebijakan Kepala Kantor sesuai bidang tugas ketatausahaan; f. merumuskan program kegiatan berdasarkan hasil rangkuman rencana kegiatan di masing-masing Seksi dalam rangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja; g. melaksanakan pengelolaan, pengoordinasian dan menyiapkan bahan proses pencairan dana dan administrasi keuangan; h. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran sesuai dengan i. meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Langsung pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan; j. meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan, Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang, Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang, Surat Permintaan Pembayaran Langsung gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; k. melaksanakan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran dan menyiapkan Surat Perintah Membayar; l. melaksanakan akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang meliputi jurnal umum, buku besar dan buku besar pembantu; m. menyiapkan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan; n. melaksanakan koordinasi terhadap kegiatan lain yang berkaitan dengan keuangan yang dilaksanakan oleh Seksi-seksi di lingkungan KPPKB; o. melaksanakan koordinasi dalam rangka penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah KPPKB; p. melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi perkantoran sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; q. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan penilaian prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan; r. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan; s. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan t. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

6 Bagian Ketiga Seksi Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dan Remaja Pasal 5 (1) Seksi Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dan Remaja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Kantor dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kebijakan umum pemerintah daerah di bidang pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Seksi Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dan Remaja mempunyai tugas: a. menyusun program kegiatan Seksi Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak dan Remaja berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas; d. melaksanakan koordinasi dengan Sub Bagian Tata Usaha dan Seksiseksi di lingkungan KPPKB untuk mendapatkan masukan dan informasi serta mengevaluasi permasalahan guna mencapai hasil yang optimal; e. menyusun perencanaan, koordinasi pelaksanaan, dan pengelolaan di bidang pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja; f. melaksanakan advokasi komunikasi, informasi, dan edukasi meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi dan hak azasi manusia di bidang pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja; g. melaksanakan upaya peningkatan kualitas hidup perempuan, anak dan remaja di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum dan HAM, politik, sosial dan budaya; h. melaksanakan pengendalian program pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja terhadap ketidakadilan dan perlakuan tidak menyenangkan; i. mengembangkan bahan dan metodologi pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, serta melaksanakann fasilitasi dan mediasi program pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja; j. mengembangkan potensi dan peran serta pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja; k. melaksanakan koordinasi dalam pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja dari pelanggaran hak azasi manusia, Narkoba, penyalahgunaan obat, kehidupan bebas, memperkerjakan anak dan remaja (dibawah umur), kekerasan dalam rumah tangga;

7 l. melaksanakan koordinasi pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak dan remaja penyandang cacat, yang terkena bencana alam dan mengupayakan penyediaan sarana prasarana untuk mendukung implementasi perlindungan anak dan remaja, serta melaksanakan sistem informasi dan publikasi program pemberdayaan perempuan; m. melaksanakan upaya ketersediaan sumber daya manusia yang memahami masalah-masalah perempuan, anak dan remaja, pembinaan, penguatan pelembagaan program termasuk konseling perempuan, remaja, pengarusutamaan anak; n. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja; o. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan; p. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan q. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. Bagian Keempat Seksi Keluarga Berencana Pasal 6 (1) Seksi Keluarga Berencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Kantor dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang keluarga berencana. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Seksi Keluarga Berencana mempunyai tugas: a. menyusun program kegiatan Seksi Keluarga Berencana berdasarkan b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas; d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi di lingkungan KPPKB untuk mendapatkan masukan dan informasi serta mengevaluasi permasalahan guna mencapai hasil yang optimal; e. melaksanakan penyiapan bahan, pengurusan dan pengendalian pengelolaan pelaksanaan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi, serta peningkatan pelayanan keluarga berencana; f. melaksanakan perencanaan kebutuhan alat/obat kontrasepsi, dan penyediaan sarana prasarana pelayanan konstrasepsi, koordinasi pelayanan, pengayoman/perlindungan keluarga berencana bagi akseptor (peserta keluarga berencana) dan keluarga pra sejahtera; g. melaksanakan rapat koordinasi dan penelaahan terhadap hasil operasional pelaksanaan kegiatan sebagai umpan balik;

8 h. membuat konsep kebijakan pelaksanaan teknis operasional seksi keluarga berencana sesuai i. melaksanakan integrasi program lintas sektoral sebagai mitra kerja dan menyusun strategi petunjuk pelaksanaan teknis operasional lapangan; j. melaksanakan upaya-upaya terobosan peningkatan keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan keluarga sejahtera; k. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan; l. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan; m. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan n. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. Bagian Kelima Seksi Keluarga Sejahtera Pasal 7 (1) Seksi Keluarga Sejahtera dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Kantor dalam merumuskan kebijakan, mengoordinasikan, membina dan mengendalikan kebijakan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang keluarga sejahtera. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Seksi Keluarga Sejahtera mempunyai tugas : a. menyusun rencana kerja dan program Seksi Keluarga Sejahtera berdasarkan hasil kerja sebelumnya sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku; b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan ketentuan yang berlaku; c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan guna kelancaran pelaksanaan tugas; d. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi di lingkungan KPPKB untuk mendapatkan informasi, masukan serta bahan evaluasi permasalahan guna mencapai hasil yang optimal; e. menyusun konsep kebijakan dan strategi serta pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan di bidang keluarga sejahtera sebagai upaya peningkatan keluarga sejahtera sesuai dengan peraturan yang berlaku; f. menyusun juknis/juklak di bidang keluarga sejahtera sesuai dengan g. menyelenggarakan pendataan keluarga sebagai data basis penyusunan skala prioritas penggarapan keluarga sejahtera; h. melaksanakan upaya-upaya tercapainya peningkatan kualitas keluarga sejahtera, pengembangan dan pembinaan pemberdayaan keluarga serta peningkatan kualitas ketahanan institusi di lingkungan keluarga dan masyarakat;

9 i. melaksanakan koordinasi kegiatan peningkatan pendapatan keluarga, melalui kegiatan pelatihan/pembekalan usaha ekonomi produktif, pembinaan home industri, kewirausahaan, pengembangan modal serta kegiatan-kegiatan lain yang serupa sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan tingkat kesejahteraan keluarga; j. melaksanakan upaya untuk memfasilitasi pinjaman/pengembangan modal peningkatan pendapatan keluarga melalui kelompok-kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera; k. melaksanakan pengembangan kemitraan usaha, sumber permodalan serta jaringan permodalan bagi produksi program pengembangan ekonomi keluarga dan usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera; l. melaksanakan identifikasi, analisa dan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberdayaan keluarga dan ketahanan institusi, melakukan bimbingan dan pembinaan upaya peningkatan peran serta institusi masyarakat di bidang keluarga sejahtera; m. melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan di bidang kesejahteraan keluarga dan ketahanan institusi; n. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan; o. membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan; p. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas; dan q. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan. BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 8 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas pokok KPPKB. Pasal 9 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 terdiri dari sejumlah pejabat fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Pembinaan terhadap pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala KPPKB. Pasal 11 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukoharjo. Ditetapkan di Sukoharjo pada tanggal 10 Nopember 2008 BUPATI SUKOHARJO, Diundangkan di Sukoharjo Pada Tanggal 10 Nopember 2008 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO, ttd BAMBANG RIYANTO ttd Ign. INDRA SURYA BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 208