BAB III METODE PENELITIAN. Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (THT-KL), khususnya bagian rinologi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ilmu fisiologi pernapasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Semarang, pada bulan Juni 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB IV METODE PENELITIAN. Disiplin Ilmu yang terkait penelitian ini adalah ilmu kedokteran jiwa

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.

BAB III METODE PENELITIAN. Semarang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Klinik dan Ilmu Penyakit Dalam. disetujuinya proposal sampai April 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang anatomi dan ergonomi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Candiyasan dan SDN 1 Kertek di

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang. Waktu penelitian selama 15 bulan sejak usulan penelitian proposal,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Gigi serta Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1. Ruang lingkup tempat. Bandarharjo, Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

BAB I PENDAHULUAN. WHO menunjukkan jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga

3 BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian adalah Ilmu Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (THT-KL), khususnya bagian rinologi. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor PT. Jasamarga Semarang, baik saat pemberian intervensi maupun pemeriksaan derajat sumbatan hidung. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus September 2017. 3.3. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian RCT pre and post test controlled group. Subjek R O1 O3 O2 O4 Gambar 9. Bagan RCT 36

37 3.4. Populasi dan sampel 3.4.1. Populasi target Populasi target adalah petugas gerbang tol. 3.4.2. Populasi terjangkau Populasi terjangkau adalah petugas gerbang tol yang bekerja di PT. Jasamarga kota Semarang. 3.4.3. Sampel Sampel penelitian adalah petugas gerbang tol yang bekerja di PT. Jasamarga kota Semarang yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 3.4.3.1. Kriteria Inklusi 1) Petugas gerbang tol yang bekerja 8 jam per hari, minimal 5 hari dalam satu minggu 2) Bersedia menjadi subjek penelitian 3.4.3.2. Kriteria Eksklusi 1) Penderita rinitis atau rinosinusitis akut dan kronis 2) Penderita tumor hidung 3) Penderita deviasi septum berat 4) Sedang mengonsumsi obat NSAID, ACE inhibitor, kontrasepsi hormonal

38 5) Sedang dalam keadaan hamil 6) Pernah menjalani operasi hidung atau sinus paranasal 3.4.4. Cara sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling, dimana randomisasi dilakukan dengan randomisasi blok. 3.4.5. Besar subjek Besar subjek dalam penelitian ini dihitung berdasarkan jenis pertanyaan penelitian analitis numerik tidak berpasangan. 2 (Zα + Zβ)S n 1 = n 2 = 2 ( ) X 1 X 2 Keterangan : n1 = besar subjek untuk kelompok perlakuan dengan spuit n2 = besar subjek untuk kelompok perlakuan dengan nasal wash bottle Zα = derivat baku alfa Zβ = derivat baku beta S = simpangan baku gabungan

39 X1-X2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna Simpangan baku gabungan dihitung dengan rumus : (Sg) 2 = [S 1 2 (n 1 1) + S 2 2 (n 2 1)] n 1 + n 2 2 (Sg) 2 = [0,772 (31 1) + 0,6 2 (29 1)] 31 + 29 2 (Sg) 2 = 27,87 58 (Sg) 2 = 0,48 Sg = 0,69 Apabila nilai Zα ditetapkan sebesar 1,96 (α = 0,05), Zβ sebesar 0,84 (β = 0,2 dengan power penelitian 80%), simpangan baku gabungan yang diperoleh dari kepustakaan 16 sebesar 0,69 dan selisih minimal rerata yang dianggap bermakna sebesar 0,6 maka besar subjek dalam penelitian ini : (1,96 + 0,84)0,69 n 1 = n 2 = 2 ( ) 0,6 2 n 1 = n 2 = 2(3,22) 2 n 1 = n 2 = 20,73 21 Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah subjek total minimal dalam penelitian ini adalah 42 sampel, dimana jumlah subjek masing-masing kelompok dalam penelitian ini adalah 21 sampel. Dalam penelitian ini didapatkan 43 total

40 subjek, dimana jumlah subjek untuk kelompok perlakuan adalah 21, sedangkan kelompok kontrol adalah 22. 3.5. Variabel 3.5.1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah irigasi hidung dengan nasal wash bottle (kontrol) dan spuit (perlakuan). 3.5.2. Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah derajat sumbatan hidung. 3.5.3. Variabel perancu Variabel perancu dalam penelitian ini adalah jumlah kendaraan yang melewati gerbang tol, hipertrofi konka, rinitis alergi, dan perokok. 3.6. Definisi operasional Tabel 2. Definisi Operasional No Variabel Skala 1 Irigasi hidung Nominal Irigasi hidung dengan spuit merupakan tindakan membilas hidung dengan cara memasukkan larutan NaCl 0,9% ke satu lubang hidung dan membiarkan larutan

41 tersebut keluar melalui lubang hidung yang lain. Irigasi hidung pada kelompok perlakuan dilakukan dengan spuit (larutan 10 cc) dan kontrol dilakukan dengan nasal wash bottle (larutan 250 cc). 2 Irigasi hidung dengan nasal wash bottle Nominal Irigasi hidung dengan nasal wash bottle merupakan tindakan membilas hidung dengan cara memasukkan 250 cc larutan NaCl 0,9% menggunakan nasal wash bottle ke satu lubang hidung dan membiarkan larutan tersebut keluar melalui lubang hidung yang lain. 3 Derajat sumbatan hidung Numerik Derajat sumbatan hidung adalah tingkat sumbatan pada hidung. Derajat sumbatan hidung dinilai dengan kuesioner NOSE scale dan peak nasal inspiratory flow (PNIF). Rentang derajat sumbatan hidung pada NOSE scale adalah 0-100. Rentang derajat sumbatan hidung pada PNIF adalah 30-370 L/menit. 4 Jumlah kendaraan yang melewati gerbang tol Numerik Jumlah kendaraan yang melewati gerbang tol adalah banyaknya kendaraan yang melewati gerbang tol pada periode shift petugas saat penelitian dilakukan.

42 Jumlah kendaraan didapatkan dari data PT. Jasamarga kota Semarang. 5 Konka hipertrofi Nominal Konka hipertrofi adalah pembesaran pada konka di rongga hidung yang dapat disebabkan oleh rinitis alergi, rinitis non alergi, atau septum deviasi. Hipertrofi konka dapat menimbulkan gejala sumbatan hidung. Hipertrofi konka dinilai dengan pemeriksaan fisik dan dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu : 31 Konka eutrofi, jika konka tidak mengalami pembesaran atau terdapat pembesaran kurang dari 25% jalan napas. Konka hipertrofi, jika konka mengalami pembesaran lebih dari 25% jalan napas. 6 Deviasi septum Nominal Deviasi septum adalah kelainan pada septum nasi, dimana septum nasi tidak di tengah melainkan menyimpang ke satu arah tertentu. Deviasi septum dinilai dengan pemeriksaan fisik dan dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu : 73 Negatif, jika tidak terdapat penyimpangan pada septum nasi atau terdapat penyimpangan yang belum mencapai pertengahan kavum nasi.

43 Positif, jika terdapat penyimpangan pada septum yang penyimpangan yang melebihi pertengahan kavum nasi. 7 Rinitis alergi Nominal Rinitis alergi adalah gangguan pada hidung akibat respon imun terhadap alergen yang ditandai dengan rinore, hidung tersumbat, bersin, dan hidung yang terasa gatal. Rinitis alergi dinilai dengan kuesioner skor gejala total rinitis alergi. 74 Derajat gejala pada rinitis alergi : Derajat 0 = tidak ada gejala Derajat 1 = ada gejala ringan (ada gejala tetapi tidak mengganggu aktivitas) Derajat 2 = ada gejala sedang (gejala terkadang mengganggu aktivitas) Derajat 3 = ada gejala berat (gejala mengganggu aktivitas dan tidur) Interpretasi : Rinitis alergi negatif, jika derajat yang didapat 0-1 Rinitis alergi positif, jika derajat yang didapat 2-12 8 Perokok Nominal Perokok adalah seseorang yang menghisap rokok setiap

44 hari secara rutin minimal 1 batang dalam sehari. 3.7. Cara pengumpulan data 3.7.1. Bahan 1) Larutan salin isotonik fisiologis (NaCl 0,9%) 2) Alkohol 70% 3.7.2. Alat 1) Formulir persetujuan mengikuti penelitian 2) Formulir data dasar pasien 3) Lembar kuesioner NOSE scale 4) Peak nasal inspiratory meter (PNIF) 5) Lembar kuesioner rinitis alergi 6) Spuit 10 cc 7) Nasal wash bottle 8) Spekulum hidung 9) Lampu kepala 3.7.3. Jenis data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diambil oleh peneliti, mencakup derajat sumbatan

45 hidung, deviasi septum, hipertrofi konka, rinitis alergi, dan perokok. Data sekunder adalah data yang diambil dari media lain, mencakup jumlah kendaraan yang melewati gerbang tol. 3.7.4. Cara kerja 1) Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta mendapat penjelasan tentang penelitian dan bersedia mengikuti penelitian (informed consent) ditetapkan sebagai sampel. Kriteria inklusi dan eksklusi diketahui melalui pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik THT oleh dokter residen THT Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. 2) Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dengan spuit dan kelompok perlakuan dengan nasal wash bottle dengan jumlah yang sama pada masing-masing kelompok. 3) Dilakukan pemeriksaan derajat sumbatan hidung pada kedua kelompok dengan NOSE scale dan PNIF. Pengukuran derajat sumbatan hidung dengan PNIF dilakukan dengan cara sebagai berikut : 75 a) Subjek duduk dengan tegak dan posisi kepala menghadap lurus ke depan. b) Subjek diminta untuk ekspirasi maksimal, lalu PNIF ditempatkan dengan posisi masker menutupi hidung dan mulut. Jari tangan subjek tidak boleh menutupi angka pada PNIF. c) Subjek melakukan inspirasi maksimal dengan mulut tertutup.

46 d) Langkah a) sampai c) dilakukan sebanyak tiga kali. e) Hasil pengukuran diperoleh dengan satuan L/menit dan dicatat sesuai angka yang ditunjuk pada PNIF. f) Hasil pengukuran yang paling tinggi diambil sebagai nilai PNIF pada subjek. 4) Kelompok perlakuan dengan spuit akan dilakukan irigasi hidung menggunakan spuit selama 2 minggu dengan cara : a) Kepala diposisikan miring dengan sedikit menoleh ke arah hidung yang akan dimasuki larutan NaCl 0,9% dan mulut agak dibuka. b) Ujung spuit dimasukkan perlakan ke lubang hidung dalam posisi menghadap septum nasi. c) Pangkal spuit ditekan hingga 3 detik. d) Larutan dibiarkan keluar dari lubang hidung yang lain. e) Diulangi untuk sisi hidung yang berlawanan. f) Setelah digunakan, ujung spuit dicuci dengan alkohol 70% lalu dikeringkan. 5) Kelompok perlakuan dengan nasal wash bottle dilakukan irigasi hidung dengan nasal wash bottle dengan cara : a) Nasal wash bottle dipegang dengan satu tangan dan lubang udara ditutup dengan jari telunjuk. b) Kepala dicondongkan ke depan dan mulut dibuka dengan lebar. c) Lubang pada nasal wash bottle disejajarkan dengan salah satu lubang hidung sehingga ujung pipa menempel pada lubang hidung tersebut.

47 d) Lubang udara dilonggarkan sehingga larutan NaCl 0,9% memasuki lubang hidung. e) Larutan dibiarkan keluar dari lubang hidung yang lain. f) Ketika larutan pada botol berkurang, botol perlu dimiringkan agar larutan dapat mengalir dengan baik ke dalam hidung. g) Ketika larutan sudah habis, botol dijauhkan dari hidung dengan segera. h) Diulangi untuk sisi hidung yang berlawanan. i) Setelah digunakan, ujung pipa dicuci dengan alkohol 70% lalu dikeringkan 6) Irigasi hidung dilakukan di satu tempat dan didampingi oleh peneliti 7) Setelah dilakukan irigasi hidung selama 2 minggu, dilakukan pemeriksaan derajat sumbatan hidung dengan NOSE scale dan PNIF pada kedua kelompok. 8) Hasil data yang diperoleh dicatat dan dianalisa.

48 3.8. Alur penelitian Petugas gerbang tol Memenuhi kriteria Informed consent Memenuhi kriteria eksklusi Sampel penelitian Perlakuan (irigasi hidung dengan spuit) Kontrol (irigasi hidung dengan nasal wash bottle) Pemeriksaan derajat sumbatan hidung I Pemeriksaan derajat sumbatan hidung I Irigasi hidung dengan spuit selama 2 minggu Irigasi hidung dengan nasal wash bottle selama 2 minggu 2 minggu Pemeriksaan derajat sumbatan hidung II Pemeriksaan derajat sumbatan hidung II Pencatatan data Analisa data Gambar 10. Alur Penelitian

49 3.9. Analisis data Pemeriksaan kebenaran dan kelengkapan data dilakukan sebelum data dianalisis. Metode analisis yang digunakan adalah OTT. Data akan ditabulasi, diberi kode, dan dimasukkan ke dalam program software komputer. Analisis statistik yang dilakukan adalah analisa deskriptif dan uji hipotesis. Dalam analisa deskriptif, variabel yang berskala numerik dideskripsikan sebagai rerata dan simpangan baku. Dalam uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Saphiro Wilk. Uji ini dipilih karena jumlah sampel dalam penelitian ini kurang dari 50. Data pengukuran NOSE Scale untuk komparatif satu kelompok pada kelompok kontrol dan perlakuan berdistribusi tidak normal, sehingga uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Data pengukuran PNIF untuk komparatif satu kelompok pada kelompok kontrol dan perlakuan berdistribusi normal, sehingga uji yang digunakan adalah uji t berpasangan. Uji komparatif antara dua kelompok dengan pengukuran NOSE Scale dan PNIF menggunakan uji Mann Whitney sebab data berdistribusi tidak normal. Nilai p dianggap bermakna bila p < 0,05. 3.10. Aspek etika penelitian Penelitian dimulai setelah ethical clearance diterbitkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dengan no. 393/EC/FK-RSDK/VI/2017 dan mendapat surat izin penelitian dari PT. Jasamarga Kota Semarang dengan no. CK HM08.667. Penelitian ini dilakukan di kantor PT. Jasa Marga Semarang. Seluruh calon subjek penelitian akan diminta

50 persetujuannya dalam bentuk informed consent setelah mendapatkan penjelasan mengenai maksud, tujuan, manfaat, alur penelitian, dan efek samping yang kemungkinan dapat terjadi. Calon subjek berhak menolak untuk mengikuti atau keluar dari penelitian. Subjek penelitian tidak dikenakan biaya apapun. Kepentingan serta kerahasiaan subjek dijaga oleh peneliti. Subjek penelitian akan diberikan imbalan sesuai dengan kemampuan peneliti. 3.11. Jadwal penelitian Tabel 3. Jadwal Penelitian Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Studi literatur dan penyusunan proposal penelitian Seminar proposal penelitian Persiapan pra penelitian Penelitian Pencatatan data Pengolahan dan analisis data Penyusunan laporan hasil penelitian Ujian laporan hasil penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4