Pengaruh Sudut Pengarah Aliran pada Turbin Air Crossflow tingkat Dua Terhadap Putaran dan Daya

dokumen-dokumen yang mirip
UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW DENGAN VARIASI DEBIT AIR DAN SUDUT SERANG NOSEL

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 2013: ISSN X. Pengaruh Variasi Sudut Input Sudu Mangkok Terhadap Kinerja Turbin Kinetik

PENGARUH VARIASI BENTUK SUDU TERHADAP KINERJA TURBIN AIR KINETIK (Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik Daerah Pedesaan)

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 3, Juli 2017 ( )

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

ANALISIS DAYA DAN EFISIENSI TURBIN AIR KINETIS AKIBAT PERUBAHAN PUTARAN RUNNER

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Rancang Bangun Model Turbin Crossflow sebagai Penggerak Mula Generator Listrik Memanfaatkan Potensi Pikohidro

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow

PROTOTYPE TURBIN PELTON SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MIKROHIDRO DI LAMPUNG

Turbin Screw Untuk Pembangkit Listrik Skala Mikrohidro Ramah Lingkungan

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN CROSSFLOW BERBASIS KONSTRUKSI SILINDER (DRUM) POROS VERTIKAL UNTUK POTENSI ARUS SUNGAI

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

ANALISA CFD DAN AKTUAL PERFORMA TURBINE BULB DENGAN HEAD 0,6 METER Gatot Eka Pramono 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PEMODELAN TURBIN CROSS-FLOW UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA SUMBER AIR DENGAN TINGGI JATUH DAN DEBIT KECIL

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

Pengaruh Sudut Pengarah Aliran dan Jumlah Sudu Radius Berengsel Luar Roda Tunggal terhadap Kinerja Turbin Kinetik

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KINERJA TURBIN CROSSFLOW

JURNAL ANALISA PENGARUH SUDUT PENGARAH ALIRAN DAN DEBIT ALIRAN TERHADAP KINERJA TURBIN KINETIK TIPE POROS VERTIKAL

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI JARAK VERTIKAL RUNNER TERHADAP SUDUT GUIDE VANE 60 0

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL

Pengaruh Vaporasi Bahan Bakar Pertamax Terhadap Performa Sepeda Motor Dibandingkan dengan Pemanasan Biasa

PENGARUH VARIASI KECEPATAN ALIRAN SUNGAI TERHADAP KINERJA TURBIN KINETIK BERSUDU MANGKOK DENGAN SUDUT INPUT 10 o

BAB II LANDASAN TEORI

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

Pengaruh Pitch Terhadap Perputaran Pada Turbin Screw 3 Lilitan

PENGARUH JUMLAH SUDU RODA JALAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN ALIRAN SILANG (CROSS FLOW)

PERENCANAAN TURBIN CROSS FLOW SUDU BAMBU SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PICO HIDRO KAPASITAS 200 WATT

Rancang Bangun Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Menggunakan Kincir Overshot Wheel

PERFORMANSI POMPA AIR DAB TYPE DB-125B YANG DIFUNGSIKAN SEBAGAI TURBIN AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Kaji Eksperimental Turbin Air Tipe Undershot Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Dipasang Secara Seri Pada Saluran Irigasi

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN TURBIN MIKROHIDRO TIPE CROSS-FLOW SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI DESA BUMI NABUNG TIMUR

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

KARAKTERISASI DAYA TURBIN PELTON MIKRO SUDU SETENGAH SILINDER DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG NOSEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

ANALISIS VARIASI JUMLAH SUDU BERENGSEL TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN CROSS FLOW ZERO HEAD

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. energi tanpa mengeluarkan biaya yang relatif banyak dibanding dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan tenaga air untuk berbagai kebutuhan daya (energi ) telah dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI DAN INSTALASI KELISTRIKAN PADA PEMBANGKIT MIKROHIDRO DENGAN KAPASITAS 750 WATT

Merancang dan Mengimplementasi Modul Praktikum Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Universitas Udayana

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Karakteristik KERS E3 (Kinetik Energi Recoveri Sistem Evolusi 3) Sebagai Pengisi Energi Listrik Kendaraan Listrik Universitas Jember

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik GIBRAN

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

KAJI EKSPERIMENT PERFORMA TURBIN PELTON TYPE FM 32

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI SEJARAH PERUBAHAN KECEPATAN SUDUT TURBIN SAVONIUS DENGAN PERBEDAAN SELA ANTAR BUCKET PADA VARIASI BILANGAN REYNOLD

CROS FLOW AS TURBINE POWER PLANT MINIHIDRO (PLTM) VILLAGE TO SELF ENERGY

Jl. Banda Aceh-Medan Km. 280 Buketrata - Lhokseumawe Abstrak

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

SKRIPSI PENGUJIAN UNJUK KERJA KINCIR AIR SUDU LURUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA TORAK. Oleh : I WAYAN RAMA WIJAYA NIM :

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN ALAT SIMULASI TURBIN AIR CROSS FLOW DIO UTAMA PUTRA 2011 / PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

DRAFT PATENT LINTASAN RANTAI BERBENTUK SEGITIGA PYTHAGORAS PADA ALAT PEMBANGKIT ENERGI MEKANIK DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI POTENSIAL AIR

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Eksperimental Bentuk Sudu Turbin Pelton Setengah Silinder Pada Variasi Sudut Keluaran Air Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro

ANALISIS UNJUK KERJA TURBIN AIR KAPASITAS 81,1 MW UNIT 1 PADA BEBAN NORMAL DAN BEBAN PUNCAK DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM POWER PLANT

Publikasi Online MahsiswaTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

Transkripsi:

R.E.M.(RekayasaEnergiManufaktur) Jurnal Vol.3 No.1 2018 ISSN 2527-5674 (print), ISSN 2528-3723 (online) Journal Homepage: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/rem DOI: https://doi.org/10.21070/r.e.m.v3i1.1591 Pengaruh Sudut Pengarah Aliran pada Turbin Air Crossflow tingkat Dua Terhadap Putaran dan Daya Satria Candra Laksmana, A rasy Fahruddin, Ali Akbar Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia Article history: Received: 15/4/2018; Revised:20/5/2018; Accepted: 25/6/2018 ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman yang terus meningkat, kebutuhan akan energi meningkat juga, sehingga energi merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam pembangunan suatu Negara atau suatu Daerah. Turbin cross-flow, merupakan salah satu jenis turbin yang sering digunakan untuk PLTMH. Dalam penelitian ini perencanaan turbin air cross-flow yang diaplikasikan pada ketinggian dan jumlah air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, aliran air ini Akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Dengan variasi sudut aliran turbin yaitu 30, 35 dan 40 dengan variasi debit air yang sama 10, 5 L/s, 21 L/s dan 31, 5 L/s untuk mengetahui pengaruh terhadap putaran dan daya yang dihasilkan. Pada saat penelitian variasi jumlah sudu turbin 12 dan sudu kelengkungan turbin 30 dengan sudut aliran 40 dan dengan variasi debit air 31, 5 L/s sehingga diperoleh nilai putaran turbin tingkat 1 yang tertinggi yaitu putaran 478 rpm, sedangkan pada sudut aliran 30 dengan variasi debit air yang sama yaitu 31, 5 L/s sehingga memperoleh putaran turbin tingkat 1 yang sangat rendah yaitu 296 rpm. Kata kunci: mikrohidro, turbin air cross flow, sudut ABSTRACT The potential of hydro energy is very large both for large scale and for small scale. Until now, the need for energy continues to increase, so that energy is a very important element in the development of a country or a region. Cross-flow turbines are one type of turbine that is often used for PLTMH. In this study planning a cross-flow water turbine applied to the height and amount of water per second in the irrigation channel water flow, this water flow will rotate the turbine shaft to produce mechanical energy. With variations in the direction of the turbine flow direction, namely 30 o, 35 o, and 40 o, and the same variation of water discharge 10,5 L / s, 21 L / s and 31,5 L / s to determine the effect on the rotation and the power produced. In this study with 12 turbine blades, 30 o blade angle, 40 o flow direction angle, and 31.5 L / s water discharge obtained the highest first stage turbine rotation value is 478 rpm. Whereas at the flow direction angle of 30 o with the same water discharge which is 31.5 L / s so that the first stage of the turbine is obtained is 296 rpm. Keywords : microhydro, water cross-flow turbine, guide angle Satria Candra Laksmana, menyelesaikan studi Sarjana di Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. A rasy Fahruddin, menjadi pengajar di jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sejak tahun 2012. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Teknik Mesin Universitas Brawijaya dan Magister di Teknik Mesin Universitas Indonesia. *Coresponding author. E-mail address: arasy.fahruddin@umsida.ac.id Peer reviewed under reponsibility of Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2017 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, All right reserved, This is an open access article under the CC BY license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/) 35 PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi energi tenaga air yang sangat besar, potensi ini perlu terus dimanfaatkan. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus meningkat, kebutuhan akan energi semakin meningkat juga, sehingga energi merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam pengembangan suatu Negara atau suatu Daerah. Ilmuwan di seluruh dunia menyadari hal ini dan mencoba berbagai energi alternatif. Salah satu sumber energi saat ini yang banyak dilakukan penelitian

adalah arus air. Turbin air lebih aplikatif untuk pembangkit listrik karena sumber energi air relatif lebih konstan dibandingkan energi angin. Pembangkit listrik tenaga air saat ini telah banyak dikembangkan di pedesaan pada aliran sungai kecil, namun masih menggunakan teknologi yang sederhana. Energi arus sungai kecil dapat dimanfaatkan untuk penerangan desa [1-3]. Banyaknya sumber mata air yang tersedia di daerah pegunungan, sehingga penulis terinspirasi untuk membuat sebuah pembangkit listrik di daerah tersebut. Turbin air adalah turbin yang menggunakan fluida kerja air. Sedangkan turbin itu sendiri adalah alat mekanik yang mengubah energi fluida menjadi putaran poros. Turbin terdiri dari poros dan sudu - sudu. Sudu tetap atau stationary blade berfungsi untuk mengarahkan aliran fluida. Sedangkan sudu putar atau rotary blade, mengubah arah dan kecepatan aliran fluida sehingga menghasilkan gaya yang memutar poros. Sudut aliran yang sesuai dapat meminimalkan losses [4] dan mempercepat putaran turbin [5-7]. Besar daya yang dapat dihasilkan turbin dari aliran air dapat dihitung dengan rumus berikut : P = ηγqh Dimana : η = efisiensi sistem γ = berat air persatuan volume (N/m 3 ) Q = debit air (m 3 / det) h = ketinggian permukaan (m) P = daya yang diberikan aliran air melalui kincir (watt) Turbin cross flow merupakan jenis turbin impuls yang juga dikenal juga dengan nama turbin Michell - Banki. Juga terkenal dengan nama turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin cross flow. Turbin cross flow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/ s hingga 10 m 3 / s dengan ketinggian jatuh air antara 1 m sampai 200 m. Gambar 1. Turbin Cross flow Turbin cross flow menggunakan nosel berbentuk persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Aliran air yang masuk ke turbin akan mengenai sudu putar sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air yang membentur sudu memberikan energinya sehingga terjadi penurunan energi pada air. Runner tubin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan pararel. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di laboratorium. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian pengaruh sudut pada turbin air cross flow. Gambar 2. Diagram alir penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Maret 2018 di aliran sungai desa Kutogirangkec. Ngoro, kab. Mojokerto. Adapun penelitian ini dilakukan di tempat tersebut karena di daerah tersebut termasuk tempat dataran tinggi dan memiliki sungai yang beraliran deras sehingga cocok untuk melakukan pengujian. Penelitian ini juga bertujuan untuk penyusunan skripsi agar mendapatkan gelar sarjana teknik pada program studi teknik mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Berikut ini adalah model gambar instalasi turbin air bertingkat dua yang dapat di lihat pada Gambar 3 dibawah ini. 36

Gambar 3. Instalasi Turbin Air Bertingkat Dua Keterangan : 1) Saluran air ini terletak pada bagian tengah yang masuk ke dalam rangka turbin. Alat ini digunakan untuk mengalirkan air menuju ke runner tubin. 2) Sudut aliran dalam penelitian ini ada dua sudut aliran yang terletak pada turbin Tk 1 dan turbin Tk 2. Alat ini di gunakan untuk mengarahkan aliran air agar tepat menuju sudu turbin. 3) Dudukan turbin yang di gunakan ada dua, berada pada turbin Tk 1 dan turbin Tk 2. Alat ini di gunakan untuk penyangga komponen utama di antaranya : turbin, bearing unit, poros, pulley, dan dinamo. 4) Dinamo sepeda sebagai generator kecil untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan dari putaran turbin. Dalam penelitian ini menggunakan dua dinamo yang terdiri dari turbin Tk 1 dan turbin Tk 2. 5) Runner turbin dalam penelitian ini merupakan komponen utama dan dalam penelitian ini menggunakan dua runner turbin yaitu pada turbin Tk 1 dan turbin Tk 2 yang akan berputar setelah mendapatkan tekanan air (P), dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk memutar generator. 6) Pulley digunakan untuk sebagai alat transmisi gaya turbin ke generator, untuk mendapatkan putaran dan daya yang keluar. 7) Dalam penelitian ini menggunakan tali marlon sebagai penghubung pulley turbin dengan pulley dinamo. 8) Dalam penelitian ini menggunakan variasi bukaan tutup dengan potongan kayu agar aliran air yang masuk dapat menghasilkan debit air yang bervariasi. Prosedur Pengujian Dalam penelitian ini terdapat prosedur pengujian yang harus di jalani, adapun pengujian ini harus di tempuh dengan pembuatan alat Turbin Air Cross Flow Bertingkat Dua sebagai berikut: 1. Merangkai semua komponen Turbin Air Cross Flow Bertingkat Dua sesuai desain. 2. Pastikan rangkaian Turbin Air Cross Flow sudah terpasang semuanya. 3. Pengukuran aliran debit air per menit menggunakan stopwatch. 4. Pengukuran putaran turbin air dengan menggunakan tachometer kemudian mencatat hasil putaran rpm. 5. Pengukuran arus dan tegangan yang dihasilkan turbin pada generator dengan multitester digital. 6. Mengulangi pengujian beberapa kali dengan metode yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan penelitian ini bisa menghasilkan data yang diinginkan seperti, debit air, putaran (rpm), Voltase, dan Ampere. Pengambilan data ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan waktu berkisar 1 menit setiap pengambilan data. Setelah dari semua nilai data data yang di hitung pada kinerja pengaruh sudut aliran pada turbin bertingkat dua, maka data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data hasil eksperimen Berdasarkan dari tabel diatas yang sudah diperoleh, setelah itu dari data tersebut kita bisa tuangkan dalam beberapa grafik yang telah dibuat untuk memperjelas analisa. Variasi sudut aliran terhadap putaran turbin tingkat I Dari Gambar 4, menunjukkan bahwa variasi sudut memperoleh putaran tertinggi yaitu 478 rpm, sedangkan pada variasi sudut 30 dengan debit air yang sama 31,5 L/s menunjukkan bahwa putaran yang diperoleh sangat rendah yaitu 296 rpm. 37

memperoleh daya sebesar 0,0172 watt, sedangkan pada variasi sudut 30 dengan debit air yang sama 31,5 L/s menunjukkan bahwa daya yang diperoleh sangat kecil yaitu 0,0069 watt. Daya yang diperoleh berasal dari pengukuran dinamo, penggunaan dinamo yang lebih besar memungkinkan untuk menghasilkan daya yang lebih besar. Gambar 4. Kecepatan putar turbin tk. I dengan variasi sudut Karena dengan variasi sudut 40 menghasilkan putaran yang sangat tinggi ini dan menujukkan bahwa semakin lebar bukaan sudut akan menghasilkan putaran yang maksimal, sebab debit air yang masuk akan alirkan lurus menuju ke sudu turbin. Variasi sudut aliran terhadap putaran tubin tingkat II Gambar 5. Kecepatan putar turbin tk. II dengan variasi sudut Dari Gambar 5, menunjukkan bahwa variasi sudut memperoleh putaran tertinggi yaitu 447 rpm, pada variasi sudut 35 menghasilkan putaran yang kurang maksimal yaitu 375 rpm sedangkan pada variasi sudut 30 dengan debit air yang sama 31,5 L/s menunjukkan bahwa putaran yang diperoleh sangat rendah yaitu 287 rpm. Karena Variasi Sudut Pengarah 40 menghasilkan putaran yang sangat tinggi ini menujukkan bahwa semakin lebar, maka bukaan sudut akan menghasilkan putaran 447 rpm yang maksimal sebab debit air yang masuk akan mengalirkan lurus menuju ke sudu turbin, yang akan mempengaruhi putaran turbin ke dua hingga turbin ke dua mengalami putaran yang rendah. Variasi sudut aliran terhadap daya turbin tingkat I Dari Gambar 6, menunjukkan bahwa variasi sudut Gambar 6. Daya turbin tk. I dengan variasi sudut Dari Gambar 6, menunjukkan bahwa variasi sudut memperoleh daya sebesar 0,0172 watt, sedangkan pada variasi sudut 30 dengan debit air yang sama 31,5 L/s menunjukkan bahwa daya yang diperoleh sangat kecil yaitu 0,0069 watt. Daya yang diperoleh berasal dari pengukuran dinamo, penggunaan dinamo yang lebih besar memungkinkan untuk menghasilkan daya yang lebih besar. Hasil pengujian dari variasi sudut memperoleh daya lebih besar dikarenakan aliran debit air yang masuk langsung lurus ke turbin dan dapat menghasilkan putaran yang tinggi dan menghasilkan daya yang lebih besar. Variasi sudut aliran terhadap daya turbin tingkat II Gambar 7. Daya turbin tk. II dengan variasi sudut Dari gambar grafik variasi sudut aliran terhadap daya turbin Tingkat II, menunjukkan bahwa variasi sudut 40 dengan aliran debit air 31,5 L/s memperoleh daya sebesar 0,0172 watt, pada sudut 38

35 menghasilkan daya yang kurang maksimal yaitu 0,009 watt sedangkan pada variasi sudut 30 dengan debit air yang sama 31,5 L/s menunjukkan bahwa daya yang diperoleh sangat kecil yaitu 0,0069 watt. Hasil pengujian dari variasi sudut memperoleh daya lebih besar dikarenakan aliran debit air yang masuk langsung lurus ke turbin dan dapat menghasilkan putaran yang tinggi dan menghasilkan daya yang lebih besar. Variasi sudut aliran terhadap total daya turbin Gambar 7. Daya turbin total dengan variasi sudut Dari gambar grafik Variasi Sudut Pengarah Aliran Terhadap Total Daya Turbin (gambar 4.5), dari hasil pengujian variasi sudut aliran terhadap daya yang di hasilkan pada Turbin tk I dan Turbin tk II dijumlah sehingga menghasilkan total daya yakni variasi sudut 40 menghasilkan daya yang lebih besar yaitu 0,0316 watt pada debit air 31,5 L/s, pada sudut 35 menghasilkan daya 0,0186 watt, sedangkan pada variasi sudut 30 dengan debit air yang sama menghasilkan daya yang lebih kecil 0,0144 watt. Karena variasi sudut 40 menghasilkan daya yang lebih besar yaitu 0,0316 ini membuktikan bahwa daya yang dihasilkan sangat maksimal. KESIMPULAN Menurut dari hasil analisa pengambilan data dan pembahasan pada turbin cross flow dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengaruh variasi sudut aliran turbin tingkat 1 sudut 40 akan menghasilkan putaran paling tinggi sebesar 478 rpm, sedangkan pada sudut 30 menghasilkan putaran paling rendah 296 rpm. 2. Pada pengaruh variasi sudut aliran turbin tingkat 1 sudut 40 o akan menghasilkan daya paling tinggi yaitu 0,0172 watt, sedangkan pada sudut 30 o menghasilkan daya yang paling rendah yaitu 0,0069 watt. 3. Variasi debit air 31,5 L/s turbin tingkat 1 menghasilkan putaran paling tinggi sebesar 478 rpm, sedangkan debit air 10,5 L/s menghasilkan putaran paling rendah yaitu 262 rpm. 4. Pada variasi debit air 31,5 L/s turbin tingkat 1 akan menghasilkan daya paling tinggi yaitu 0,0172 watt, sedangkan pada variasi debit air 10,5 L/s akan menghasilkan daya paling rendah yaitu 0,0069 watt. REFERENSI [1] Mafruddin, D. Irawan, Pembuatan Turbin Mikrohidro Tipe Cross-Flow Sebagai Pembangkit Listrik di Desa Bumi Nabung Timur, Jurnal Turbo, vol. 3, no. 2, 2014. [2] Verdy A Koehuan, Agustinus Sampealo, Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang (Cross Flow) dan Aplikasinya di Desa Werel Kabupaten Ngada-NTT, Lontar Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 2, No.1, 2015. [3] Ali Khomsah, Efrita Arfah Zuliari, Analisa Teori: Performa Turbin Cross Flow Sudu Bambu 5 sebagai Penggerak Mula Generator Induksi 3 Fasa, Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, 2015. [4] A. Fahruddin and Mulyadi, Rancang Bangun Alat Uji Head Losses dengan Variasi Debit dan Jarak Elbow 90 Untuk Sistem Perpipaan yang Efisien, J. Turbo, vol. 7, no. 1, pp. 32 35, 2018. [5] A. Maidangkay, R. Soenoko, and S. Wahyudi, Pengaruh sudut aliran dan jumlah sudu radius berengsel luar roda tunggal terhadap kinerja tubin kinetik, Jurnal Rekayasa Mesin, Vol.5, No. 2, 2014. [6] Pramesti, Yasinta Sindy, Analisa pengaruh sudut sudu terhadap kinerja turbin kinetik poros horisontal dan vertical, Jurnal Mesin Nusantara, vol. 1, no. 1, p. 51-59, 2018. [7] Yudi Setiawan, Irfan Wahyudi, Erwin Nandes, Unjuk kerja turbin air tipe cross flow dengan variasi debit air dan sudut serang nosel, Jurnal Turbo, Vol. 2 No. 1, 2016. 39